Anda di halaman 1dari 4

Filsafat Barat dalam sejarahnya dimulai dari Kota Miletus, di Lonia pada abad keenam Sebelum

Masehi. Kota Miletus adalah kota pesisir pantai yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan
Kota Turki banyak orang mempertanyakan mengapa Filsafat ini sendiri lahir diantara orang-
orang Yunani? Serta mengapa harus di Lonia? Begitu banyak berbagai spekulasi pendapat serta
penjelasan yang digaungkan, namun sempat diragukan kebenaran dari mana asal-usulnya
namun selalu ada jawaban yang pasti dalam sebuah pernyataan yang tidak harus diberikan
penjelasan melainkan mereka menonjolkan bahwasannya asal-usul Filsafat ini erat kaitannya
dengan pikiran orang Yunani yang dikenal jenius, piawai dalam membuat sajak nan indah serta
arsitektur yang sangat dikagumi semua khalayak umum.

Meskipun banyak spekulasi yang berpendapat bahwasannya kepintaran dan kecerdasan


intelektual orang Yunani banyak dipengaruhi oleh orang-orang Timur Tengah akan tetapi bekal
yang mereka dapatkan dari orang dan pihak lain telah mereka sempurnakan menjadi tahap
kasta yang paling tinggi. Hal contohnya yang begitu menguatkan bahwasannya kepintaran
orang Yunani adalah mutklak dari kebiasaan orang dulu mereka seperti, orang-orang jaman
dulunya sangat menyerat kepintaran melalui agama dengan mempersembahkan bentuk puisi
dengan memvisualisasikan bentuk dewa yang mulia, abadi untuk dipuja dan dihormati.

Hal begitupun disampaikan oleh Thales dan The Milesians yang mengemukakan bahwasannya
segala sesuatu karya serta penemuan tidak ada yang utuh dari jaman dahulu atau nenek
moyang mereka, diantaranya hanya menyampaikan melalui lisan namun tidak ada pembuktian
sehingga seolah-olah jika ada sesuatu yang korelasinya berkaitan dengan apa yang telah
disampaikan oleh mereka maka hal itu akan menjadi suatu pernyataan dari-nya. Hal prestasi ini
ini tidak dapat dipungkiri lagi bahwasannya Thales telah berhasil memprediksikan gerhana
matahari pada 585 SM, memberikan suatu gagasan yang nalar untuk menghitung ketinggian
dari piramida di Mesir, bahkan beliau menemukan siasat untuk tantara Lydia menyebrangi
Sungai Halys dengan berhasil sepenuhnya.
pencapaian Thales adalah suatu penegasan yang lantang untuk berasumsi bahwasannya
keanekaragaman dan kompleksitas dunia beserta isi nya dapat dijelaskan dengan prinsip yang
sederhana, poros utama yang dia utamakan dan dicari adalah “substansi dasar yang paling
utama” bahan pokok yang menjadi landasan dasar yang menyusun segala sesuatu. Namun
walaupun sempat disanggah oleh penerusnya, hal ini tetap menjadi suatu panutan dalam
melanjutkan proyeknya dengan menjelaskan “alam semesta itu rasional dan dapat dipahami,
alam semesta adalah satu kesatuan yang semuanya dapat dijelaskan dengan satu atau lebih
prinsip sederhana. Ada perbedaan antara realitas dan penampakan”

Kompleksitas dan kenaekaragaman alam yang sangat luar biasa tidak serta merta dapat
dijelaskan dalam bentuk air itulah gagasan dari Anaximander yang dikabarkan beliau pernah
menjadi kolega dari Thales. Beliau mengemukakan tentang Apeiron yang diartikan sebagai
sebagai sesuatu “tak terbatas” baginya segala sesuatu didalam semesta ini diluar dari kata-kata
atau tidak bisa dijelaskan oleh Bahasa, meskipun hal ini sedikit banyak nya menyinggung
dengan sang pencipta atau jauh dari Tuhan itu sendiri namun hal ini dipastikan abadi yaitu
Apeiron.

Meskipun prinsip nya yang ditelakan dilaur dari bahasa, prinsip ini tidak dapat dipahami dan
tidak dapat diterapkan untuk jelaskan dalam kata, kalimat bahkan bahasa itu sendiri. Hal ini
dalam konteks Archē memang tidak dibatasi bahkan sudah dapat dipastikan tidak terbatas
namun akan tetapi tidak seharunya hal ini tidak tentu tanpa mendapatkan “jati diri” hal inilah
yang disampaikan oleh Anaximenes rekan dari Anaximander, yang juga menegaskan bahwa
elemen yang paling baik utuk dipahami dan diimpelementasikan adalah udara sebagai sesuatu
sesuatu yang halus seperti kabut namun fisiknya tidak terlihat yang dipastikan tidak terbatas
bahkan dipandang dengan sesuatu yang ilahi.

Dewa-dewa Yunani dikatakan tidak memenuhi standar rasional baik secara moral maupun
metafisik yang dikatakan oleh Xenophanes yang keberadaannya sangat diperhitungkan karena
kritik keras terhadap kepercayaan agama tradisional, dia bukanlah atheis namun beliau
menuturkan bahwa “Tuhan itu satu, terbesar diantara dewa dan manusia, sama sekali tidak
seperti makhluk fana dalam tubuh atau pikiran.” Ada penegasan antara kebenaran dan
kepercayaan, kebenaran adalah sesuatu yang kita ketahui faktanya secara actual namun
kepercayaan adalah sesuatu yang sudah dianggap mutlak tidak harus dianggap seperti ilmu
pengetahuan.

Berkharismatik serta memilki kekayaan intelektual yang murni dan banyak pengikutnya itulah
sang Pythagoras, orang yang dilarang makan kacang dan erat kaitannya dengan kaum
vegetarian yang digadang-gadang memiliki gaya hidup yang berbeda pada umumnya. Mereka
menyadari bahwa jiwa manusia itu sesuatu yang abadi karena setelah kehidupan didunia
mereka percaya akan kekekalan abadi, seperti yang diketahui kau mini sangat erat kaitannya
dengan angka atau matematika karena dalam konteks ini mereka sangat meyakin bahwa
seluruh isi alam semesta merupaka satu dan kesatuan yang dapat dipahami dan dijelaskan
menggunakan bahasa.

The Eleatics; parmadenis and zeno. Kaum yang bisa dikatakan sangat menolak akan suatu
perubahan bahkan bisa dikatakan mereka sangat menolak akan realitas perubahan bahkan hal
masuk akal yang nalar bisa dikemukakan oleh kata dan bahasa bisa mendapatkan penolakan.
Bahkan beberapa karya yang terkenal disebutkan mendapat inspirasi dan mendapatkan wahyu
dari seorang dewi yang dijelaskan masih ada, konteks isi dalah karya tersebut sang Dewi
memberikan ilham dan wahyu berupa jalan untuk menununtun kedalam kebenaran bahkan
jalan yang tidak begitu jelas yang mungkin kesannya dari “jalan” yang telah disebutkan
sebelumnya. Bahkan kesimpulan dari pendapat ini sangat sulit diterima karena yang ada yang
bisa ada, tidak mungkin ada yang tidak ada tidak mungkin memahami segela jenis perubahan.

Dalam hal ini komponen utama adalah dari yang ada menjadi ada adalah sesuatu yang nalar,
berbanding dari yang tidak ada menjadi ada. Namun hal ini juga menjadi perbadingan
bahwasannya segala sesuatu perubahan perlu melibatkan komponen utama bukan ilusi belaka.
Sehingga hal ini membutuhkan realitas yang sejatinya diperoleh dari spiritual yang dapat
dibantu serta diketahui oleh pikiran kita sendiri, intisarinya sesuatu yang bisa dipahami oleh
akal sehat dan nalar dijelaskan dalam bahasa adalah sesuatu realitas sejati. Seperti pemahaman
agama Hindu bahwa perbedaan antara realitas dan penampilan yang dikemas suatu yang
“realitas” didumia sudah dapat dipastikan dapat berubah, bisa dikatakan pendapat ini sangat
jauh dari pemikiran orang barat.

Jika pribadi seseorang bisa menerimakan bisa menerima perubahan dan perbedaan maka dia
bisa menerima perkembangan dan realitas yang ada hal tersebut bisa menjadi pemacu. Jika kita
mempunyai titik untuk dituju maka kita akan bergerak bahwa ojek fisik memiliki bagian yang
mengarah terhadap realitas. Seperti yang telah dikatakan oleh Plato segala sesuatu yang pada
akhirnya ditujuan nyata tidak akan berubah, melainkan suatu objek yang realitas nyata
pendapat inilah yang sangat berpengaruh terhadap teologi barat karena ditujukan bahwa tuhan
benar-benar nyata sudah pasti tidak bisa diubah.

Segala sesuatu yang ada tidak dapat diciptakan atau bahkan dihancurkan, jika kita memandang
suatu objek yang berubah itu dikarenakan bukan objeknya yang berubah namun akan tetapi
ada beberapa bagian yang membuatnya berubah. Akan tetapi unsur-unsur tersebut tidak
membuatnya berubah namun menjadi suatu objek kesatuan dari hasil “campuran” namun hal
pokok yang menjadi dasar realitas adalah pikiran.

Pikiran dan realitas adalah salah satu hal yang bagian kecil yang saling berkesinambungan, sama
halnya seperti pribadi manusia terdiri berdasarkan atom dan kehampaan maka dari itu berpikir
dan memiliki akal sehat dan penjelasan yang nalar dapat mengemukakan prioritas pemikiran
rasional. Maka tujuan kesenangan dan kecerian adalah salah satu tolak ukur yang bisa menjadi
kontribusi besar dalam kehidupan ini membuatnya berkualitas dan bisa dijelaskan dengan
logika nalar bahkan bisa diceritakan disampaikan dengan bahasa dan kata-kata yang dapat
dipahami.

Anda mungkin juga menyukai