PENDAHULUAN
Batuan (batu dan urugan) merupakan bahan baku utama dalam pekerjaan
konstruksi mulai dari konstruksi skala kecil hingga pekerjaan berskala besar.
Kebutuhan akan bahan atau material bangunan terutama batu dan urugan semakin
meningkat seiring dengan perkembangan pembangunan sarana dan prasarana atau
infrastruktur, sedangkan suplai material batu dan urugan sering mengalami
hambatan karena terkendala oleh sarana transportasi (jarak), jumlah armada dan
jumlah stok batuan dan urugan. Kondisi ini membuka peluang bagi pengusaha
tambang batuan di Jawa Timur untuk ikut berperan serta di dalam pembangunan
daerah.
Ditinjau dari aspek geologis, Provinsi Jawa Timur memiliki potensi sumber daya
energi dan bahan tambang yang beragam dan jumlah cadangan yang layak untuk
di kembangkan. Di wilayah utara di dominasi oleh kelompok migas dan bahan
galian industri ( seperti batu gamping, dolomit, fosfat), di bagian tengah di
dominasi oleh kelompok mineral industri (jenis-jenis lempung dan agregat atau
material bangunan (batu dan urugan)), dan di bagian selatan di dominasi oleh
kelompok mineral industri (batu gamping) dan mineral logam. Potensi energi dan
pertambangan yang besar ini perlu di kelola dengan sebaik mungkin sehingga
mampu mencukupi kebutuhan energi dan bahan–bahan tambang untuk wilayah
Provinsi Jawa Timur dan mendukung terpenuhnya pembangunan nasional.
1
2
1.1.1 Perizinan
1. IUP Eksplorasi diberikan oleh :
a. Menteri, untuk WIUP yang berada dalam lintas wilayah provinsi atau
wilayah laut lebih dari 12 mil dari garis pantai
b. Gubernur, untuk WIUP yang berada dalam lintas kabupaten/kota dalam 1
provinsi atau wilayah laut 4 - 12 mil dari garis pantai
c. Bupati/walikota, untuk WIUP yang berada dalam 1 wilayah
kabupaten/kota atau wilayah laut sampai dengan 4 mil dari garis pantai
2. IUP Eksplorasi diberikan berdasarkan permohonan dari badan usaha,
koperasi, dan perseorangan yang telah mendapatkan WIUP dan memenuhi
persyaratan
3. Menteri atau guberrnur menyampaikan penerbitan peta WIUP batuan yang
diajukan oleh badan usaha, koperasi, atau perseorangan kepada gubernur atau
bupati/walikota untuk mendapatkan rekomendasi dalam rangka penerbitan
IUP Eksplorasi. Gubernur atau bupati/walikota memberikan rekomendasi
paling lama 5 hari kerja sejak diterimanya tanda bukti penyampaian peta
WIUP mineral batuan
3
5. Bila badan usaha, koperasi, atau perseorangan dalam waktu 5 hari kerja tidak
menyampaikan permohonan IUP, dianggap mengundurkan diri dan uang
pencadangan wilayah menjadi milik Pemerintah atau pemerintah daerah dan
WIUP menjadi wilayah terbuka.
IUP Eksplorasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) huruf a wajib
memuat ketentuan sekurang- kurangnya:
1. Nama perusahaan;
2. Lokasi dan luas wilayah;
3. Rencana umum tata ruang;
4. Jaminan kesungguhan;
5. Modal investasi;
6. Perpanjangan waktu tahap kegiatan
7. Hak dan kewajiban pemegang IUP;
8. Jangka waktu berlakunya tahap kegiatan;
9. Jenis usaha yang diberikan;
10. Rencana pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah
pertambangan;
11. Perpajakan;
12. Penyelesaian perselisihan;
13. Iuran tetap dan iuran eksplorasi; dan
14. Amdal.
Tanah. Sesuai dengan persetujuan pada perjanjian hak pakai tanah yang telah
disepakati, yang memiliki tanah (Pihak pertama) akan mendapatkan sebesar 25%
dari total pendapatan bersih. Surat keterangan tanah dikeluarkan oleh Badan
Pertanahan Nasional.
Tabel 1.1
Kesampaian Lokasi Menuju Konsesi PT. Lotus Chaeza Purnama
N JARAK
JALUR KETERANGAN
O TEMPUH
Jl. Arif Rahman Hakim 209 km / 4 Jam 8 Jalan Kota, Beraspal 30-
1
-Kabupaten Bondowoso menit 40 km/jam
Jalan kabupaten,
Kabupaten Bondowoso -
2 31 km / 56 menit beraspal, kecepatan 40
Lokasi Penambangan
km/jam
Sumber : Google Earth Pro Lokasi PT. Lotus Chaeza Purnama
Tabel 1.2
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Berdasarkan Harga Dasar Berlaku (HB)
2008 2009 2010 2011 2012
No Lapangan Usaha
( %) ( %) ( %) ( %) ( %)
1 Pertanian 44,81 44,62 44,28 43,58 42,89
2 Pertambangan & Penggalian 0,81 0,80 0,78 0,76 0,72
3 Industri Pengolahan 16,24 16,18 16,12 16,16 16,25
4 Listrik ,Gas & Air Bersih 0,61 0,60 0,59 0,57 0,55
5 Konstruksi 1,20 1,21 1,26 1,33 1,42
6 Perdagangan, Hotel, & Restaurant 24,64 24,83 25,24 25,91 26,58
7 Pengakutan &Komunikasi 1,50 1,49 1,47 1,46 1,45
8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 2,33 2,53 2,36 2,39 2,42
9 Jasa – jasa 7,86 7,92 7,90 7,85 7,71
Jumlah 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Tahun 2008 – 2012
Tabel 1.3
Realisasi Pendapatan Asli Daerah
Secara keseluruhan realisasi pendapatan daerah selama kurun waktu lima tahun
mengalami peningkatan sebesar 82,91% dari Rp. 586.839.725.157,00 pada tahun
2008 menjadi Rp. 1.073.390.149.430,73 pada tahun 2012 dengan rata-rata
pertumbuhan pendapatan sebesar 15,67%.
Secara kumulatif lima tahun, pendapatan daerah dari pendapatan lain-lain yang
sah sebesar Rp.751.752.489.630,00. Perolehan Dana Lain-lain Pendapatan Daerah
yang Sah pada tahun 2008 terealisasi sebesar Rp.28.308.642.005,00 dan pada
tahun 2012 terealisasi sebesar Rp.198.927.375.859,00 terjadi lonjakan sebesar
Rp.170.618.733.854,00 atau meningkat 602,71%, pertumbuhan rata-rata
mencapai 70,61%.
10
Tabel 1.4
Pendapatan dan Belanja APBD Kabupaten Bondowoso Tahun 2009 – 2012
Pajak sebesar Rp. 578.862.938.986,- lebih besar dari tahun 2010 yaitu sebesar
Rp. 475.699.007.927,- ( Naik
11
sebesar Rp. 312.144.289.000 naik sebesar 39.86 %, untuk dana alokasi khusus
pada tahun anggaran 2011 sebesar 40.780.000.000 mengalami atau
Tabel 1.5
Perkembangan Public Saving Kabupaten Bondowoso 2009 -2012
Komponen
No. Public 2009 (Rp.) 2010 (Rp.) 2011 (Rp.) 2012 (Rp.)
Saving
Pendapatan
40.121.861.29 49.663.941.01 66.816.392.27 77.846.177.6
1. Asli
3,10 9,39 5,09 56,73
Daerah
Dana Bagi
Hasil
Pajak/Bagi 36.176.734.40 48.826.160.28 56.765.668.82 64.341.603.9
2.
Hasil 7,00 6,00 8,00 15,00
Bukan
Pajak
5. Dana Bagi
Hasil
Pajak/Bagi
25.291.734.34 31.381.771.24 33.447.401.54 33.020.739.9
Hasil
6,00 1,00 1,00 51,00
Bukan
Pajak dari
Provinsi
12
Tabel 1.6
Perkembangan Realisasi Pembayaran Pinjaman Kabupaten Bondowoso
Total
818.542.099.884,39 996.956.040.994,09 1.073.390.149.430,73
APBD
hujan rata-rata 264 hari/tahun. Curah hujan rata-rata minimum terjadi pada bulan
Agustus-September, sedangkan rata-rata curah hujan maksimum terjadi pada
bulan Januari.
Kilap dan Gunung Krincing di sebelah Barat, sedangkan di sebelah Utara terdapat
Gunung Alas Sereh, Gunung Biser dan Gunung Bendusa. Secara rinci luasan dan
ketinggian wilayah dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1.7
Luas Wilayah Menurut Klasifikasi Ketinggian Tempat
N Luas
Ketinggian Km2 %
o
1 0-100 meter 50,94 3,27
2 100-500 meter 766,23 49,11
3 500-1000 meter 308,10 19,75
4 >1000 meter 434,83 27,87
Jumlah 1.560,10 100,00
Sumber : Kabupaten Bondowoso Dalam Angka, 2013
Daerah terluas berada pada ketinggian 100-500 m dpl, dengan 49,11 % dari
keseluruhan luas, daerah tersempit berada pada ketinggian 0-100 m dpl. Seluruh
wilayah Kabupaten Bondowoso merupakan daratan, dimana 44,4% wilayahnya
merupakan pegunungan dan perbukitan, 30,7% merupakan dataran rendah, dan
24,9% merupakan dataran tinggi. Kondisi permukaan tanah bervariasi namun
sebagian besar memiliki derajat kemiringan cukup tinggi sebagaimana tabel
berikut ini:
Tabel 1.8
Luas Wilayah Menurut Klasifikasi Lereng
No Ketinggian Luas
Km2 %
1 Datar (0-2%) 190,83 12,23
2 Landai (2-15%) 568,17 36,42
3 Agak Curam (15-40%) 304,70 19,53
4 Sangat Curam (>40%) 496,40 31,82
Jumlah 1.560,10 100,00
Sumber : Kabupaten Bondowoso Dalam Angka, 2013
merupakan sumber air permukaan mengikuti pola aliran sungai sejajar teranyam,
berkelok putus, cagar alam bersifat tetap, selain sungai sampean di Kabupaten
Bondowoso juga terdapat sungai Deluweng yang mengalir dari kecamatan Pakem
dan Kecamatan Wringin dan sungai Kalipait yang terdapar di Kecamatan Sempol.
Terdapat banyak sungai yang membelah Kabupaten Bondowoso menjadi dua
bagian yaitu dataran dan pegunungan sebelah Timur dan dataran serta
pegunungan sebelah barat. Sungai Sampean ini berhulu di sebelah selatan yaitu di
wilayah Kecamatan Maesan dan bermuara di sebelah utara yaitu wilayah
Kabupaten Situbondo.
Gambar 1.4.1
Kondisi Geologi Kabupaten Bondowoso
adalah jenis tanah berwarna kelabu hitam berbentuk material halus berlempung.
Jenis tanah ini bersifat subur dan merupakan areal pertanaman padi, jagung,
kedelai, tebu, tembakau, dan jati.
Jenis tanah Litosol terdapat di Kecamatan Curahdami (1.800 Ha), Pakem (1.950
Ha) dan Klabang (1.150 Ha), Jenis tanah ini berbatu-batu dan berupa areal
pertanaman rumput ternak, palawija, dan tanaman keras. Sedangkan untuk jenis
tanah Latosol tersebar di 12 Kecamatan, total seluas 28.224 Ha yang sebagian
besar terdapat di Kecamatan Grujugan, Klabang, Cermee dan Sumber Wringin.
Jenis tanah ini berwarna merah hingga kuning, sehingga sering disebut tanah
merah, banyak mengandung zat besi dan aluminium dengan kandungan bahan
organik yang rendah sampai sedang dan pH berkisar antara 4,5-5,5. Areal
pertanaman yang ada berupa padi, palawija, sayuran, buah-buahan, dan kopi.
Tabel 1.9
Luas Wilayah (Km2) Kecamatan Menurut Jenis Tanah Kab. Bondowoso
Tabel 1.10
Jadwal Penelitian untuk kegiatan Studi Ekplorasi
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pemetaan geologi
Pemetaan topografi
Pengambilan sampel
Pemboran
Alat yang digunakan pada saat pemetaan topografi adalah kompas, theodolite
digital, dan GPS. Alat yang digunakan untuk perintisan jalan adalah
bulldozer. Alat yang digunakan untuk pemetaan geologi dan logging
geofisika adalah drilling machine, logging geofisika, radioaktif, water level
test, dan pump. Sedangkan alat untuk pengelolaan limbah dan lingkungan
adalah soil pH meter, dan water pH meter.
20
1.7 Pelaksanaan
Tenaga kerja yang bekerja untuk eksplorasi ini ada 5 orang untuk pemetaan
topografi dan 8 orang untuk pemetaan geologi dan pengelolaan limbah. Adapaun
yang bertanggung jawab atas semua kegiaitan eksplorasi adalah KTT Eksplorasi.
KTT Eksplorasi bertanggug jawab kepada Manajer Geologi dan Manajer
Lingkungan. Dibawah ini adalah nama tenaga kerja pada kegiatan eksplorasi :
Tabel 1.11
Pelaksana Kegiatan Eksplorasi
Status Kegiatan
No Nama Keahlian
Pekerjaan
Nama Pemetaan Topografi
1 Ahli Geologi Dan Manajer Geologi
Pemetaan Dan Geologi