Anda di halaman 1dari 2

Masalah Penerapan Pembelajaran Daring Selama dan Pasca Pandemi COVID-19 terhadap Pendidikan

Kedokteran Gigi

Perubahan metode pembelajaran dari tatap muka menjadi kuliah daring membutuhkan kesiapan
baik dari dosen dan mahasiswa untuk menjalankannya. Berbagai masalah yang dapat terjadi akibat
penerapan pembelajaran daring selama pandemi COVID-19 dan pasca pandemi COVID-19
terhadap Pendidikan Kedokteran Gigi yaitu

a) Dosen perlu upaya lebih untuk mempersiapkan atau membuatmateri pembelajaran secara
Daring. Hal ini dapat diatasidengan cara mengikuti kegiatan tutorial/pelatihan secaradaring
yang diselenggarakan oleh Direktorat PengembanganAkademik dan Sumber Daya Pembelajaran
UI atau Institusilainnya. Harapannya hal tersebut bisa membantu para dosenuntuk beralih ke
pembelajaran secara daring dan menjadi lebihsiap dalam mempersiapkan Massive Open Online
Course (MOOC)dan menggunakan teknologi dan informasi sebagai salah satuciri pendidikan di era
revolusi 4.0

b) Bertambahnya kebutuhan dana untuk pulsa internetbagi mahasiswa. Fakultas-fakultas di


lingkungan UImengantisipasinya dengan cara penggalangan dana dari dosen dan alumni. Hal ini
untuk membantu mahasiswa yang tidak mampu, agar biaya pulsa internet tidak menjadi kendala
selama pembelajaran daring pada masa pandemi COVID-19

c) Capaian kompetensi mahasiswa yang tidak optimal terutamadalam hal keterampilan dan
praktik klinik. Oleh karena itu,diperlukan terobosan baru seperti penguatan kegiatankognitif
berupa telaah jurnal, diskusi kasus dan untuk kegiatanpsikomotor sedapat mungkin menggunakan
substitusiketerampilan menggunakan simulasi video dan dipresentasikansecara daring dengan
menggunakan beberapa form assesmen keterampilan klinik seperti mini-Clinical Evaluation
Exercise (mini-CEX) yaitu salah satu metode penilaian yang dirancanguntuk mengukur performa
peserta didik dalam pendidikantahap klinik dan atau Direct Observation of Procedural
Skills(DOPS).

d) Dana yang diperlukan untuk penyelenggaraan praktikum, skillslab, praktik lapangan dan praktik
klinik serta penelitian untuktugas akhir yang dilakukan pasca pandemi COVID-19 cukupbesar,
karena masih memerlukan kewaspadaan level tinggiterhadap infeksi silang COVID-19. Praktik
klinik di masa pascapandemi COVID-19 harus dilaksanakan dengan alat pelindungdiri level 3 untuk
tindakan yang menimbulkan terjadinya aerosol.

e)jadwalan ulang rotasi praktik klinik, pemenuhanrequirements klinik, ketersediaan pasien dan
kesiapan wahanaPendidikan pasca pandemi COVID-19 memerlukan persiapandan pengaturan
ulang yang harus segera diantisipasi olehinstitusi Pendidikan bersama RSKGM dan rumah sakit
jejaring

Metode pembelajaran pendidikan dokter secara umum adalah perkuliahan, praktikum, tutorial,
keterampilan medik, kegiatan lapangan, kuliah kerja nyata, penelitian, pengabdian masyarakat,
skripsi, kegiatan ekstra kurikuler, putaran klinik, dan bimbingan klinik. Sebagian kegiatan
dilaksanakan di kampus fakultas kedokteran dan sebagian lagi di rumah sakit pendidikan.
Keseluruhan kegiatan harus memenuhi standar yang terdiri atas: standar kompetensi lulusan,
standar isi, standar proses, standar rumah sakit pendidikan, standar wahana pendidikan kedokteran,
standar dosen, standar tenaga kependidikan, standar penerimaan calon mahasiswa, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan,standar penilaian, dan standar penelitian.
Dampak Covid-19 Apa dampak bencana Covid-19 terhadap pendidikan kedokteran? Jawabannya
adalah pencapaian standar kompetensi. Standar kompetensi lulusan pada pendidikan akademik dan
profesi merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran pendidikan
akademik dan profesi. Pembatasan aktivitas fisik hanya memungkinkan pembelajaran jarak jauh
terkait aspek kognitif secara online. Aspek psikomotor dan afektif sulit dilaksanakan sehingga
kegiatan praktikum, tugas lapangan, kegiatan di rumah sakit, dan penelitian sulit berjalan. Kegiatan
ini tidak dapat tergantikan dengan model pembelajaran jarak jauh secara online. Aspek psikomotor
pada jenjang akademik merupakan aspek penting yang paling terdampak bencana ini karena
memerlukan kehadiran fisik, misalnya praktikum anatomi, histologi, faal, biokimia, keterampilan
medik, dan lain-lain. Pada jenjang profesi, putaran klinik rumah sakit di bagian penyakit dalam,
bedah, pediatri, obgin, dan lainnya menjadi sulit atau tidak dapat terlaksana. Kegiatan e-learning dan
e-exam di rumah hanya menjangkau aspek kognitif.

Dampak Covid-19

Apa dampak bencana Covid-19 terhadap pendidikan kedokteran? Jawabannya adalah


pencapaian standar kompetensi. Standar kompetensi lulusan pada pendidikan akademik dan
profesi merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran
pendidikan akademik dan profesi. Pembatasan aktivitas fisik hanya memungkinkan
pembelajaran jarak jauh terkait aspek kognitif secara online. Aspek psikomotor dan afektif sulit
dilaksanakan sehingga kegiatan praktikum, tugas lapangan, kegiatan di rumah sakit, dan
penelitian sulit berjalan. Kegiatan ini tidak dapat tergantikan dengan model pembelajaran jarak
jauh secara online. Aspek psikomotor pada jenjang akademik merupakan aspek penting yang
paling terdampak bencana ini karena memerlukan kehadiran fisik, misalnya praktikum anatomi,
histologi, faal, biokimia, keterampilan medik, dan lain-lain. Pada jenjang profesi, putaran klinik
rumah sakit di bagian penyakit dalam, bedah, pediatri, obgin, dan lainnya menjadi sulit atau tidak
dapat terlaksana. Kegiatan e-learning dan e-exam di rumah hanya menjangkau aspek kognitif.

Pendidikan akademik pada pendidikan dokter, magister, dan doktor sebagian besar dapat
berlangsung secara online. Namun pada pendidikan profesi seperti ko-ass, dan PPDS nyaris
tidak berjalan karena hampir seluruh proses belajarnya memerlukan pasien di rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai