Anda di halaman 1dari 1

3.

1 Baringan Silang
3.1.1 Pengertian Dasar
Menurut Adi et al., (2008), baringan silang dilakukan dengan dibaring dua
benda yang dikenal berturut turut dengan pedoman misalnya tanjung I dan
tanjung II. Kemudian akan diperoleh Baringan Pedoman I (Bp.I) dan Baringan
Pedoman II (Bp.II). Baringan baringan tadi diperbaiki dengan Sembir
(Variasi+Deviasi) sehingga akan didapatkan baringan baringan sejatinya (Bs).
Baringan baringan sejati itu dilukis dipeta, ditarik dari benda benda yang dibaring,
dengan arah yang berlawanan. Dimana kedua garis baringan sejati dipeta tadi
akan berpotongan, disitulah posisi kapal (S). Diposisi kapal ditulis jam, tanggal
saat melakukan baringan.
Menurut Sriantini, (2018), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan baringan silang. Yang pertama yaitu waktu antara baringan yang
satu dengan yang lain jangan terlalu lama. Kemudian, benda-benda yang
perubahan sudut baringannya lambat dibaring lebih dahulu. Yang ketiga, jika
disekeliling kapal terdapat banyak benda yang dapat dibaring, pilihlah benda-
benda yang garis baringnya berpotongan tegak lurus dan baringlah benda ketiga
untuk pemeriksa atau pengontrol. Jika pelaksanaan baringan silang baik, ketiga
garis baringan tersebut akan berpotongan pada satu titik atau merupakan
segitiga yang kecil.

Adi, D.B.S. dan Djaja, I.K. 2008. Buku Nautika Kapal Penangkap Ikan.
Departemen Pendidikan Nasional.

Sriantini, A. (2018). Buku Penentuan Posisi Sejati Kapal. Kementrian Riset


Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Jakarta : Kemenristekdikti.

Anda mungkin juga menyukai