Gangguan Psikologi Pada Ibu Bersalin
Gangguan Psikologi Pada Ibu Bersalin
Persalinan merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para ibu hamil, sebuah
waktu yang menyenangkan namun di sisi lain merupakan hal yang paling mendebarkan.
Persalinan terasa akan menyenangkan karena si kecil yang selama sembilan bulan
bersembunyi di dalam perut anda akan muncul terlahir ke dunia. Di sisi lain persalinan juga
menjadi mendebarkan khususnya bagi calon ibu baru, dimana terbayang proses persalinan
yang menyakitkan, mengeluarkan energi yang begitu banyak, dan sebuah perjuangan yang
cukup melelahkan.
Gangguan yang terjadi pada seorang ibu menjelang persalinan, yang bersumber pada
rasa takut & sakit pada fisik yg teramat sangat. Pada ibu hamil banyak terjadi perubahan ,
baik fisik maupun psikologis. Begitu jaga pada ibu bersalin, perubahan psikologis pada ibu
bersalin wajar terjadi pada setiap orang namun ia perlu memerlukan bimbingan dari keluarga
dan penolong persalinan agar ia dapat menerima keadaan yang terjadi selama persalinan dan
dapat memahaminya sehingga ia dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi pada
dirinya.
Perubahan psikologis pada kala satu, beberapa keadaan dapat terjdi pada ibu dalam
persalinan, trauma bagi ibu yang pertama kali melahirkan, perubahan-perubahan yang di
maksud adalah:
Perubahan psikologi dan prilaku ibu, terutama yang terjadi pada fase laten, akif, dan
transisi pada kala satu persalinan dapat dijelaskan sebagai berikut:
Beberapa keadaan dapat terjadi pada ibu dalam persalinan, terutama pada ibu yang pertama
kali bersalin:
a. Perasaan tidak enak
Biasanya perasaan cemas pada ibu saat akan bersalin berkaitan dengan keaadan yang
mungkin terjadi saat persalinan, disertai rasa gugup.
b. Takut dan ragu-ragu akan persalinan yang di hadapi
Ibu merasa ragu apakah dapat melalui proses persalinan secara normal dan lancar.
c. Menganggap persalinan sebagai cobaan.
d. Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam menolongnya.
ibu berfikir apakah tenaga kesehatan akan bersabar apabila persalinan yang dijalani berjalan
lama, dan apakan tindakan yang akan dilalukan tenaga kesehatan jika tiba-tiba terjadi sesuatu
tang tidak di inginkan, misalnya tali pusat melilit bayi.
e. Apakah bayi normal apa tidak.
Biasanya ibu akan merasa cemas dn ingin segera mengetahui keadaan bayinya apakah terlahir
dengan sempurna atau tidak, setelah mengetahui bahwa bayinya sempurna ibu biasanya akan
merasa lebih lega.
f. Apakah ia sanggup merawat bayinya.
Sebagai ibu baru/ibu muda biasanya ada fikiran yang melintas apakah ia mampu merawat dan
bias menjadi seorang ibu yan baik untuk anaknta
KALA 1 – PERSALINAN :
Dimulai pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus yang teratur,
makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran
darah-lendir yang tidak lebih banyak daripada darah haid.
Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir
porsio serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada
saat akhir kala I.
Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih terlebih dahulu sebelum terjadi
pembukaan, sedangkan pada multipara serviks telah lunak akibat persalinan
sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses penipisan dan pembukaan.
Pada primigravida, ostium internum membuka terlebih dahulu daripada ostium
eksternum (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di tengah),
sedangkan pada multipara, ostium internum dan eksternum membuka bersamaan
(inspekulo ostium tampak berbentuk seperti garis lebar)
Periode Kala 1 pada primigravida lebih lama (+ 20 jam) dibandingkan multipara (+14
jam) karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida
memerlukan waktu lebih lama.
Kesiapan emosi
Support sistem
Lingkungan
Mekanisme koping
Kultur
a. Kebutuhan fisiologis
1. Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai
ukuran diameter 3 cm.
2. Fase aktif : dibagi menjadi 3 fase kembali , yakni :
a. Fase akselerasi. Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm.
b. Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4
cm menjadi 9 cm.
c. Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat kembali dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9
cm menjadi lengkap.
Fase- fase tersebut di jumpai pada primigravida. Pada multigravida pun terjadi
demikian, akan tetapi fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi terjadi lebih pendek. (Ilmu
kebidanan Edisi 3,2005).
Berbeda dari proses fisiologis yang umum terjadi pada kala satu persainan, tetapi seperti
perubahan fisik, seperti kontraksi dan perubahan serviks, perubahan psikologis dan prilaku
ini cukup spesifik seiring kemajuan persalinan. Berbagai perubahan ini dapat digunakan
sebagai evaluasi kemajuan persalinan pada wanita dan bagaimana ia mengatasi tuntutan
terhadap dirinya yang mmuncul dari persalinan dan lingkungan tempat ia besalin.
Selain perubahan yang spesifik, kondisi psikologis keseluruhan seorang wanita yang
sedang menjalani pesalinan sangat bervariasi, tergantung persiapan dan bimbingan antisipasi
yang ia terima selama persiapan menghadapi persalinan, dukungan yang diterima wanita dari
pasangannya, orang dekat lain, keluarga, dan pemberi perawatan, lingkungan tempat wanita
tersebut berada dan apakah bayi yang dikankandung merupakan bayi yang diinginkan.
Banyak bayi yang tiddak direncanakan, tetapi sebagian besar bayi akhirnya diinginkan pada
akhirnya diinginkan menjelang akhir kehamilan. Apabila kehamilan bayi tidak diharapkan
bagaimanapun aspek psikologis ibu akan mempengaruhi perjalan persalinan.
takut mati
bounding attachmet/ keterikatan awal/ ikatan batin adalah suatu proses dimana
sebagai hasil dari interaksi terus menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling
mencintai, memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.
Tugas penting atau yang paling utama dari seorang wanita dalam proses kelahiran
bayinya, khusus pada periode permulaan (periode mulai melebarnya saluran vagina dan ujung
uterus) ialah sebagai berikut:
a. Sepenuhnya patuh mengikuti kekuatan-kekuatan naluriah dari dalam
b. Memberikan partisipasi sepenuhnya
c. Dengan kesabaran sanggup menderita segala kesakitan.
a. Proses kelahiran bayi bisa menyimpang dari pola normal dan spontan
b. Prosesnya kan sangat terganggu (merupakan kelahiran yang abnormal).
Situasi pada periode kedua berlangsung agak berbeda sekarang wanita harus berkerja
keras menahan kesakitan yang semakin hebat. Dan tekanan-tekanan dalam perut harus
disertai usaha merejan secara sungguh-sungguh.semua ini dibarengi dengan kontrak-
kontraksi dari dalam, diperkuat oleh kemamuan sendiri, dan dirangsang oleh dorongan serta
sugesti dari luar yaitu dari bidan, dokter dll maka segenap daya psikis dan fisik wanita benar-
benar dikonsentrasikan pada pengabdian diri untuk melanggenggkan generasi manusia
dengan jalan melahirkan bayinya.
1. Kegiatan konseling pada ibu melahirkan merupakan pemberian bantuan kepada ibu yang
akan melahirkan. Adapun langkah-langkah konseling kebidanan pada ibu melahirkan seperti:
a) Menjalin hubungan yang mengenakan (rapport) dengan klien.
b) Bidan menerima klien apa adanya dan memberikan dukungan yang positif.
c) Kehadiran
Merupakan bentuk tindakan aktif keterampilan yang meliputi mengatasi semua
kekacauan/kebingungan, memberikan perhatian total kepada klien. Bidan dalam memberikan
pendampingan klien yang bersalin difokuskan secar fisik dan psikologis.
d) Mendengarkan
Bidan selalu mendengarkan dan memperhatikan keluhan klien.
e) Sentuhan dalam pendampingan klien yang bersalin
Sentuhan bidan terhadap klien akan memberikan rasa nyaman dan dapat membantu relaksasi.
Misalnya: ketika kontraksi pasien merasakan kesakitan, bidan memberikan sentuhan pada
daerah pinggang klien. Sehingga pasien akan merasa nyaman.
f) Memberikan informasi tentang kemajuan persalinan
Merupakan upaya untuk memberikan rasa percaya diri pada klieb bahwa klien dapat
menyelesaikan persalinanya.
g) Memandu persalinan
Misalnya : bidan menganjurkan klien meneran pasa saat his berlangsung.
h) Mengadakan kontak fisik dengan klien
Misalnya: mengelap keringat, mengipasi , memeluk pasien, menggosok klien.
i) Memberikan pujian kepada klien atas usaha yang telah dilakukannya
Misalnya : bidan mengatakan: “bagus ibu, pintar sekali menerannya”.
j) Memberikan ucapan selamat kepada klien atas kelahiran anaknya dan mengatakan ikut
berbahagia.
2. Bila diperlukan alternatif pilihan yaitu melahirkan tanpa rasa sakit dengan metode relaksasi
Hypnobrithing.
Hypnobrithing adalah suatu hipnoterapi yang dilakukan dengan melakukan kontak langsung
dengan alam bawah sadar sehingga mencapai kondisi rileks yang mendalam dan stabil, kita
akan mampu menanamkan suatu program atau konsep baru yang secara otomatis akan
mempengaruhi kehidupan dan tindakan kita sehari-hari.
3. Menggunakan media air guna mengurangi rasa sakit, seperti metode Water Birth
Intervensinya: kaji penyebab kecemasan, orientasikan ibu terhadap lingkungan , pantau tanda
vital (tekanan darah dan nadi), ajarkan teknik relaksasi, pengaturan nafas untuk memfasilitasi
Intervensinya: kaji tingkat pengetahuan, beri informasi tentang proses persalinan dan
Intervensinya: berikan support emosi dan fisik, libatkan keluarga (suami) untuk selalu
Melakukan pendekatan treapeutik pada ibu hamil yang akan melahirkan pada kala I pada ibu
Mekanisme Koping
Mekanisme koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan
masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap situasi yang
mengancam. mekanisme koping adalah cara yang digunakan individu dalam menyelesaikan
masalah, mengatasi perubahan yang terjadi dan situasi yang mengancam baik secara kognitif
maupun perilaku.
Penggolongan mekanisme koping dibagi menjadi dua, yaitu :
a) Mekanisme koping adaptif Mekanisme koping adaptif yang mendukung fungsi integrasi,
pertumbuhan belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah berbicara dengan orang lain,
memecahkan masalah dengan orang lain , memecahkan masalah secara efektif , teknik
relaksasi , latihan seimbang dan aktivitas konstruktif.
b) Mekanisme koping mal adaptif Mekanisme koping mal adaptif menghambat fungsi
integrasi , memecah Sumber – sumber koping antara lain :
1) Kemampuan personal
2) Dukungan sosial
3) Aset Materi
4) Keyakinan Positif
Faktor yang mempengaruhi strategi koping Cara individu menangani situasi yang
mengandung tekanan ditentukan oleh sumber daya individu yang meliputi kesehatan
fisik/energi, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan sosial dan dukungan sosial
dan materi.
1. Kesehatan fisik Kesehatan fisik
merupakan hal yang penting, karena selama dalam usaha mengatasi stres individu
dituntut untuk dapat mengerahkan tenaga yang cukup besar. Usia juga merupakan unsur dari
fisik seseorang dimana dalam rentang usia tertentu, individu mempunyai tugas perkembangan
yang berbeda sehingga mempengaruhi cara berfikir dan kemampuan untuk beradaptasi
dengan situasi disekelilingnya. Struktur psikologis individu yang kompleks dan sumber
strategi koping yang berubah sesuai tingkat usianya akan menghasilkan reaksi yang berbeda
dalam menghadapi situasi yang menekan. Sehingga dapat dipastikan kalau koping individu
itu akan berbeda untuk setiap tingkat usia.
2. Keyakinan atau pandangan positif
Keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting, seperti keyakinan
akan nasib yang mengarahkan individu pada penilaian ketidakberdayaan yang akan
menurunkan kemampuan strategi koping.
3. Keterampilan Memecahkan Masalah
Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi,
mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian
mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang ingin dicapai, dan pada
akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat. Pengalaman
menjadi faktor utama yang berkaitan dengan keterampilan pemecahan masalah. Pengalaman
berhubungan dengan lama bekerja, semakin lama bekerja semakin banyak pengalaman yang
diperoleh maka akan semakin banyak kasus yang ditangani sehingga semakin mahir dan
terampil dalam penyelesaian suatu pekerjaan.
4. Keterampilan Sosial
Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan bertingkah laku dengan
cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang berlaku dimasyarakat.
5. Dukungan Sosial
Dukungan ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi dan emosional pada
diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota keluarga lain, saudara, teman, dan
lingkungan masyarakat sekitarnya.
Materi Dukungan ini meliputi sumber daya berupa uang, barang-barang atau layanan
termasuk diantaranya pendidikan. Individu yang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan
lebih tinggi pula perkembangan kognitifnya, sehingga akan mempunyai penilaian yang lebih
realistis dan koping mereka akan lebih aktif dibandingkan mereka yang mempunyai
pendidikan rendah.
Macam – Macam Koping adalah sebagai berikut:
Koping psikologis Pada umumnya gejala yang ditimbulkan akibat stres psikologis tergantung
dari dua faktor :
a) Bagaimana persepsi atau penerimaan individu terhadap stressor, artinya seberapa berat
ancaman yang dirasakan oleh individu tersebut terhadap stressor yang diterimanya.
b) Keefektifan strategi koping yang digunakan oleh individu artinya dalam menghadapi
stressor, jika strategi yang digunakan efektif maka menghasilkan adaptasi yang baikdan
mejadi suatu pola baru dalam kehidupan tetapi jika sebaliknya dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan fisik maupun psikologis.
Koping psikososial adalah reaksi psikososial terhadap adanya stimulus stres yang
diterima atau dihadapi dala menghadapi stres dan kecemasan. Dimensi koping dapat
diidentifikasi menjadi dua , yaitu:
a) Koping yang berfokus pada masalah (problem focused coping) mencakup bertindak secara
langsung untuk mengatasi masalah atau mencari informasi yang relevan dengan solusi.
b) Koping yang berfokus pada emosi (emotion focused coping) merujuk pada berbagai upaya
untuk mengurangi berbagai reaksi emosional negatif terhadap stres, contohnya dengan
mengalihkan perhatian dari masalah, melakukan relaksasi, atau mencari rasa nyaman dari
orang lain
Jenis dan strategi koping
Koping jangka panjang Cara ini adalah konstruktif dan merupakan cara yang efektif dan
realistis dalam menangani masalah psikologis untuk kurun waktu yang lama, contohnya :
a) Berbicara dengan orang lain “curhat” (curah pendapat dari hati ke hati) dengan teman,
keluarga atau profesi tentang masalah yang sedang dihadapi.
b) Mencoba mencari informasi lebih banyak tentang masalah yang sedang dihadapi.
c) Menghubungkan situasi atau masalah yang sedang dihadapi dengan kekuatan supranatural.
d) Melakukan latihan fisik untuk mengurangi ketegangan atau masalah.
e) Membuat berbagai alternatif tindakan untuk mengurangi situasi.
f) Mengambil pelajaran dari peristiwa atau pengalaman masa lalu
Koping jangka pendek Cara ini digunakan untuk mengurangi stres / ketegangan
psikologis dan cukup efektif untuk waktu sementara, tetapi tidak efektif jika digunakan dalam
jangka panjang, contohnya adalah:
a) Menggunakan alkohol atau obat-obatan
b) Melamun atau fantasi
c) Mencoba melihat aspek humor dari situasi yang tidak menyanangkan
d) Tidak ragu dan merasa yakin bahwa semua akan kembali stabil
e) Banyak tidur
f) Banyak merokok
g) Menangis
h) Beralih pada aktifitas lain agar dapat melupakan masalah
http://gustiavarsavkhyar.blogspot.co.id/