Anda di halaman 1dari 91

PEDOMAN

PELAKSANAAN KPBU DENGAN MEKANISME PEMBAYARAN


KETERSEDIAAN LAYANAN (AVAILABILITY PAYMENT)
BIDANG PUPR

DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
PEDOMAN
PELAKSANAAN KPBU DENGAN MEKANISME PEMBAYARAN
KETERSEDIAAN LAYANAN (AVAILABILITY PAYMENT)
BIDANG PUPR

DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DISCLAIMER
Pedoman ini dirancang untuk memberikan informasi tentang ruang lingkup Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran
Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR saja. Informasi yang diberikan tidak bermaksud untuk memberikan
saran profesional, legal atau lainnya. Dalam hal membutuhkan keahlian semacam itu, berkonsultasilah kepada profesional yang
sesuai. Pedoman ini bukanlah informasi lengkap tentang masalah tersebut diatas dan hanya berfungsi sebagai panduan umum
atau materi pendukung, bukan sebagai sumber utama informasi subjek.

Pedoman ini diterbitkan pada bulan Oktober 2017 dimaksudkan hanya untuk tujuan publikasi pada saat dicetak. Tim Penyusun
tidak bertanggungjawab terhadap perubahan informasi yang diterbitkan kemudian.
4
Daftar Isi
5| Daftar Isi
9| Glossary
11| Daftar Singkatan
12| Sambutan Direktur Jenderal Bina Konstruksi
13| Sambutan Direktur Bina Investasi Infrastruktur
14| Pengantar Tim Penyusun

15| I. Konsepsi Availability Payment


16| 1.1. Definisi Umum Availability Payment
17| 1.2. Definisi AP Menurut Perpres No 38 Tahun 2015
18| 1.3. Mekanisme Pengembalian Investasi Badan Usaha
19| 1.4. Konsepsi Pembayaran AP
20| 1.5. Indikator Kinerja AP
21| 1.5.1. Contoh Indikator Kinerja AP Sektor PUPR
22| 1.6. Struktur Pembayaran AP
23| 1.6.1. Flowchart Struktur Pembayaran AP
24| 1.6.2. Perhitungan Pembayaran AP
25| 1.6.3. Ilustrasi Proyeksi Pembayaran AP
26| 1.7. Keunggulan Skema AP
27| 1.8. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Skema AP

5 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
28| II. Prosedur Pelaksanaan KPBU Skema AP Di Lingkungan Kementrian PUPR
29| 2.1. Ketentuan Umum Kriteria Proyek KPBU AP
30| 2.1.1. Ketentuan Umum Pembayaran AP
31| 2.2. Alur Kerja Skema AP Dalam Timeline KPBU
32| 2.2.1. Tahapan Proyek KPBU
33| 2.3. Prosedur Perencanaan
34| 2.3.1. Prosedur Perencanaan KPBU AP Solicited
35| 2.3.2. Penjelasan Prosedur Perencanaan KPBU AP Solicited
36| 2.3.3. Rencana Penggunaan Skema AP
37| 2.3.4. Kajian Kemampuan Fiskal PJPK
39| 2.3.5. Prosedur Perencanaan KPBU AP Unsolicited
40| 2.3.6. Surat Konfirmasi Pendahuluan
41| 2.4. Prosedur Penyiapan
42| 2.4.1. Prosedur Penyiapan (flowchart)
43| 2.4.2. Penjelasan Prosedur Penyiapan
44| 2.4.3. Penerbitan Surat Konfirmasi Final
45| 2.5. Prosedur Transaksi
46| 2.6. Prosedur Pembayaran Berkala AP
47| 2.6.1. Prosedur Pembayaran Berkala AP (flowchart)
48| 2.6.2. Penjelasan Prosedur Pembayaran Berkala AP

6 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
49| III. Prosedur Pelaksanaan KPBU AP Bidang PUPR dengan Pembiayaan APBD
50| 3.1. Ketentuan Umum
51| 3.2. Kriteria Pembayaran AP
52| 3.3. Prosedur Perencanaan
53| 3.3.1. Prosedur Perencanaan KPBU AP Solicited
54| 3.3.2. Penjelasan Prosedur Perencanaan KPBU AP Solicited
55| 3.3.3. Rencana Penggunaan Skema AP
56| 3.3.4. Kajian Kemampuan Fiskal Daerah
58| 3.3.5. Prosedur Perencanaan KPBU AP Unsolicited
59| 3.4. Prosedur Penyiapan
60| 3.4.1. Prosedur Penyiapan (flowchart)
61| 3.4.2. Penjelasan Prosedur Penyiapan
62| 3.5. Prosedur Transaksi
63| 3.6. Prosedur Pembayaran Berkala AP
64| 3.6.1. Prosedur Pembayaran Berkala AP (flowchart)
65| 3.6.2. Penjelasan Prosedur Pembayaran Berkala AP

7 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
66| IV. Penerapan Skema AP Pada KPBU sektor PUPR
67| 4.1. Struktur AP Sektor Jalan
68| 4.2. Struktur AP Sektor Persampahan
69| 4.3. Struktur AP Sektor Pengolahan Limbah
70| 4.4. Struktur AP Sektor Perumahan
71| 4.5. Struktur AP Sektor Air Minum

72| V. Q & A dan Rekomendasi


73| 5.1. Q & A
77| 5.2. Rekomendasi

80| Lampiran
81| - Simulasi Perhitungan Skema AP untuk KPBU AP dengan Pembiayaan APBN
84| - Simulasi Perhitungan Skema AP untuk KPBU AP dengan Pembiayaan APBD
89| Referensi

8 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
Glossary
AP Availability Payment, merupakan pembayaran secara berkala oleh
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah kepada Badan Usaha Pelaksana
atas tersedianya layanan infrastruktur sesuai dengan kualitas dan/atau
kriteria sebagaimana ditentukan dalam perjanjian KPBU (Perpres No 38
Tahun 2015 Tentang KPBU Dalam Penyediaan Infrastruktur)
Capex Capital expenditure, adalah biaya yang digunakan untuk memperoleh
atau menambah aktiva tetap atau set fisik seperti properti, konstruksi,
atau peralatan.
DBFOM Design-Build-Finance-Operate-Maintenance, merupakan pendekatan
struktur kerjasama dalam KPBU yang mencakup fungsi perancangan,
membangun, pembiayaan, operasional dan pemelihataan yang
dilaksanakan oleh Badan Usaha
DSCR Debt Service Coverage Ratio, merupakan perbandingan antara
penjumlahan seluruh Pendapatan Asli Daerah setelah dikurangi Belanja
Wajib dengan penjumlahan angsuran pokok, bunga dan biaya pinjaman
lainnya yang jatuh tempo.
FBC Final Business Case, dikenal sebagai Feasibility Study atau studi
kelayakan.
FS Feasibility Study atau studi kelayakan yaitu suatu kajian akhir yang
dilakukan untuk menilai kelayakan sebuah proyek berdasarkan beberapa
parameter.
OBC Outline Business Case dikenal juga sebagai preliminary feasibility studi
atau Pra Studi Kelayakan.

9 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
Opex Operational expenditure atau biaya operasional, yaitu pengeluaran
operasional mencakup biaya pemeliharaan dan perbaikan, biaya
manajemen, utilitas, pajak, asuransi, bahan baku, dan sebagainya.
Pre-FS Preliminary Feasibility Studi atau Pra Studi Kelayakan, yaitu kajian awal
untuk menilai kelayakan sebuah proyek berdasarkan parameter tertentu.
Risiko Risiko yang terkait dengan permintaan atas produk atau jasa/layanan
Demand/risiko BUP. Penyediaan layanan yang berkualitas sangat penting artinya bagi
permintaan seluruh KPBU, risiko permintaan adalah salah satu risiko paling signifikan
yang dihadapi BUP.
Risiko Risiko yang terkait dengan tingkat pendapatan yang diperoleh dari
Pendapatan penyediaan layanan oleh BUP KPBU untuk pengembalian investasi dan
biaya operasional.
RoI Return on Investment, yaitu tingkat pengembalian keuntungan/kerugian
dari suatu investasi.
KPBU Solicited Tahapan perencanaan proyek KPBU yang dilaksanakan oleh Pemerintah.
KPBU Unsolicited Tahapan perencanaan proyek KPBU dengan prakarsa berasal dari usulan
Badan Usaha.
Simpul KPBU Unit kerja di kementerian/lembaga pada tingkat nasional atau unit
kerja pada tingkat daerah, yang dibentuk baru atau melekat pada
unit kerja atau bagian yang sudah ada, dengan tugas dan fungsi
perumusan kebijakan dan/atau sinkronisasi dan/atau koordinasi tahap
perencanaan dan tahap penyiapan dan/atau pengawasan dan
evaluasi tahap penyiapan dan tahap transaksi, termasuk manajemen
pelaksanaan KPBU.

10 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
Daftar Singkatan
AP Availability Payment
BUP KPBU Badan Usaha Pelaksana KPBU
DBII Direktorat Bina Investasi Infrastruktur
DIPA Dokumen Isian Pelaksanaan Anggaran
DJA Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan
DPA Dokumen Pelaksanaan Anggaran
DSCR Debt Service Coverage Ratio
FBC Final Business Case (Studi Kelayakan)
KUA-PPAS Kebijakan Umum Anggaran – Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
KPBU Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha
PDPPI Direktorat Pengelolaan Dukungan Pemerintah dan Pembiayaan
Infrastruktur, DJPPR Kementerian Keuangan
DJPPR Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian
Keuangan
MAP Maksimum Availability Payment
RFP Request For Proposal
PA Pengguna Anggaran
KPA Kuasa Pengguna Anggaran
OBC Outline Business Case (Pra Studi Kelayakan)
PJPK Penanggung Jawab Proyek Kerjasama
PPKD Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah
Renstra Rencana Strategis
RKA Rencana Kegiatan dan Anggaran
RKPD Rencana Kerja Pemerintah Daerah
SKF Surat Konfirmasi Final
SKP Surat Konfirmasi Pendahuluan
SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah
SPD Surat Penyediaan Dana
SP2D Surat Permintaan Pencairan Dana

11 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
Sambutan
Direktur Jenderal Bina Konstruksi
Pembiayaan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Dengan dana pemerintah yang terbatas, maka diperlukan alternatif pembiayaan investasi infrastruktur
yang dapat digunakan untuk memenuhi pendanaan infrastruktur, Pemerintah menawarkan solusi
alternatif dalam pola pembiayaan investasi infrastruktur, antara lain dengan Kerjasama Pemerintah dan
Badan Usaha (KPBU) dalam penyediaan Infrastruktur dengan mekanisme AP (Avaibility Payment) atau
Pembayaran Ketersediaan Layanan.
Solusi pembiayaan alternatif non APBN/D tersebut diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan
pembangunan infrastruktur nasional dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Saya menyambut gembira terbitnya Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran
Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR yang dapat dijadikan rujukan bagi investor
dan masyarakat yang ingin melakukan investasi infrastruktur bidang PUPR. Semoga pedoman ini dapat
direspons dengan baik oleh investor dan masyarakat sehingga makin banyak pihak yang berinvestasi di
bidang infrastruktur PUPR.

Jakarta, Oktober 2017


Direktur Jenderal Bina Konstruksi

DR. Ir. Danis H. Sumadilaga, M.Eng.

12 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
Sambutan
Direktur Bina Investasi Infrastruktur
Dalam rangka memenuhi kebutuhan infrastruktur yang sangat besar Pemerintah Republik
Indonesia sedang berupaya keras untuk mendorong pembangunan infrastruktur di berbagai
wilayah. Program pembangunan infrastruktur tentu membutuhkan dana dan biaya yang tidak
sedikit. Terbatasnya anggaran fiskal pemerintah, membuat Pemerintah harus menemukan pola-
pola pembiayaan alternatif dalam rangka mendukung program pembangunan infrastruktur
tersebut, salah satunya Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam penyediaan
Infrastruktur dengan mekanisme AP (Avaibility Payment) atau Pembayaran Ketersediaan
Layanan.

Sebagai respons dari kebutuhan alternatif pendanaan tersebut, Direktorat Bina Investasi
Infrastruktur berinisiatif untuk menerbitkan buku pedoman pola pembiayaan investasi
infrastruktur yang dapat digunakan investor dalam mendorong pembiayaan alternatif non
APBN/D di bidang infrastruktur di Indonesia serta mengoptimalisasikan aset-aset infrastruktur
PUPR.

Saya menyambut baik terbitnya Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran
Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR. Semoga buku pedoman ini dapat
menjadi rujukan bagi para investor dan masyarakat yang berminat mendukung Pemerintah
dalam pembiayaan investasi infrastruktur bidang PU

Jakarta, Oktober 2017


Direktur Bina Investasi Infrastruktur

Dr. Ir. H. Masrianto, MT

13 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
Pengantar
Tim Penyusun
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga Pedoman Pelaksanaan KPBU
Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR dapat terselesaikan pada TA 2017.
Buku pedoman ini merupakan perwujudan dari tugas yang diamanatkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
kepada Direktorat Jenderal Bina Konstruksi cq. Direktorat Bina Investasi Infrastruktur.
Direktorat Bina Investasi Infrastruktur mempunyai tantangan yang cukup berat terkait penyiapan perumusan kebijakan investasi
infrastruktur dan peran yang hendak diemban sebagai Simpul Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) di lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Salah satu wujud pelaksanaan peran tersebut adalah penyediaan acuan
teknis dalam Pelaksanaan KPBU Skema AP ini.
Buku pedoman ini menyajikan informasi tentang ruang lingkup dan konsepsi AP, prosedur perencanaan, penyiapan, transaksi dan
pembayaran KPBU skema AP bidang PUPR baik di Pusat maupun di Daerah. Penerapan skema AP untuk penyediaan infrastruktur
ini dinilai dapat meningkatkan efisensi dan optimalisasi dana APBN/APBD dalam mendanai program-program Pemerintah lainnya
tanpa harus mengurangi porsi belanja infrastruktur.
Penyusun menyadari buku pedoman ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu kami mohon maaf apabila terdapat kekurangan dan
kesalahan baik dari segi substansi maupun redaksional. Kritik dan saran yang membangun akan sangat berguna untuk perbaikan
selanjutnya.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua narasumber yang telah memberikan kontribusi pemikiran dan kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam menyusun buku ini. Semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.

Jakarta, Oktober 2017


Tim Penyusun

14 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
I. Konsepsi Availability Payment

15 Pedoman Pelaksanaan KPBU dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
1.1. Definisi Umum Availability Payment (AP)

Pembayaran langsung dari Pemerintah kepada BUP KPBU untuk


mendesain, membangun, mendanai, mengoperasikan dan
memelihara aset infrastruktur/layanan dalam kontrak kerjasama
jangka panjang dan tidak terikat pada pendapatan layanan

Biaya untuk penyediaan layanan, bukan merupakan penggantian


biaya yang dikeluarkan oleh BUP KPBU

AP tidak dapat dianggap sebagai hutang, tetapi sebagai kewajiban


mengikat yang membutuhkan komitmen alokasi pendanaan dalam
dokumen pelaksanaan anggaran

16 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
1.2. Definisi AP Menurut Perpres No 38 Tahun 2015

• Menurut Perpres 38/2015, Pembayaran Ketersediaan Layanan/availability payment adalah


Perpres pembayaran secara berkala oleh Menteri/ Kepala Lembaga/Kepala Daerah kepada Badan Usaha
38/2015 Pelaksana atas tersedianya layanan Infrastruktur yang sesuai dengan kualitas dan/atau kriteria
sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian KPBU

• Dalam konteks pembiayaan penyediaan infrastruktur


di Indonesia, skema AP dimaksudkan untuk
optimalisasi nilai guna, meningkatkan efektivitas dan
Konteks efisiensi pendanaan APBN/APBD, sehingga
keterbatasan kemampuan keuangan pemerintah
tidak menjadi faktor utama penunda penyediaan
infrastruktur yang berkualitas

• Sumber pendanaan proyek KPBU skema AP, dapat


Sumber
berasal dari pendanaan non APBN/APBD yaitu
pendanaan
antara lain pendanaan BUMN/BUMD.

17 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
1.3. Mekanisme Pengembalian Investasi Badan Usaha

18 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
1.4. Konsepsi Pembayaran AP

• Pembayaran AP merupakan pembayaran kewajiban maksimum untuk penyediaan layanan penuh


Pembayaran
sesuai dengan Perjanjian KPBU dan memperhitungkan pengurangan pembayaran untuk
maksimum
ketidaktersediaan layanan dan tingkat kinerja

• Pembayaran AP dilakukan setelah fasilitas infrastruktur tersedia dan beroperasi, beban fiskal flat
Anuitas
dan dilakukan secara anuitas berdasar ketersediaan layanan

19 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
1.5. Indikator Kinerja AP

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan struktur dan pembayaran AP


berbeda-beda tergantung pada tipe proyek. Penetapan indikator ketersediaan dan
standar kinerja layanan dan formula pembayaran harus didesain secara khusus
untuk setiap proyek

2. Penetapan indikator kinerja skema AP menentukan besarnya pembayaran berkala.


Ketersediaan dan kualitas layanan harus definisikan secara objektif, terukur dan
realistis.

3. Indikator Ketersediaan: tersedianya layanan publik oleh Badan Usaha Pelaksana


KPBU selama berlangsungnya masa pengoperasian fasilitas infrastruktur
berdasarkan perjanjian Kerjasama KPBU berupa: fasilitas teknis, fisik, sistem,
perangkat keras, dan lunak yang diperlukan untuk melakukan pelayanan kepada
masyarakat dan mendukung jaringan struktur agar kegiatan ekonomi dan sosial
masyarakat dapat berjalan dengan baik.

4. Indikator Kinerja Layanan: tingkat kualitas atau standar penyediaan layanan


yang disediakan oleh Badan Usaha Pelaksana sesuai dengan standar pelayanan
yang disepakati dalam perjanjian kerjasama KPBU.

20 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
1.5.1. Contoh Indikator Kinerja AP Sektor PUPR

Contoh pengembangan indikator dan target kinerja untuk pengukuran ketersediaan dan tingkat kinerja layanan:

Sektor Indikator Ketersediaan Indikator Layanan


1. Ruas jalan tol a. Panjang dan kondisi jalan
b. Aksesibilitas, mobilitas, kecepatan tempuh
2. Gerbang tol a. Jumlah dan posisi gerbang tol
Jalan tol
b. Jumlah dan lokasi exit tol
3. Rest area Jumlah dan fasilitas dalam rest area
4. Fasilitas pendukung lain Faktor keselamatan, dsb
1. Instalasi pengolahan air Jumlah produksi air berkualitas
Air Bersih bersih
2. Jaringan distribusi % penduduk dilayani
1. Fasilitas pengangkutan % pengangkutan sampah
Persampahan 2. Fasilitas pengolahan % pengolahan sampah
3. Fasilitas pendukung lain % penanganan gas
1. Instalasi PAL % pengolahan limbah
Pengolahan Limbah
2. Prosedur pengolahan % kualitas pengolahan limbah
1. Unit perumahan 1. Jumlah dan kondisi unit perumahan
2. % penduduk dilayani
Perumahan 2. Sarana parkir Daya tampung parkir
3. Fasilitas umum dan sosial Jalan lingkungan, tempat ibadah, taman, dst
4. Proteksi kebakaran Jumlah dan kesiapan proyeksi kebakaran

21 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
1.6. Struktur Pembayaran AP
Pembayaran berkala dalam skema AP mencakup 3 (tiga) komponen, yaitu:

Output Aset Output Fungsi Output


• pembayaran untuk pengembalian
biaya konstruksi, cicilan pinjaman
• pembayaran untuk
beroperasinya fasilitas/layanan
Layanan
dan bunga secara efektif terkait dengan • pembayaran untuk operasional
operasional manajemen (SDM layanan dan pemeliharaan
pengelola, daya jasa, dan sesuai dengan standar yang
sebagainya) disepakati (dengan kemungkinan
penyesuaian/ pengurangan
pembayaran/penalti secara
terbatas)

22 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
1.6.1. Flowchart Struktur Pembayaran AP

23 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
1.6.2. Perhitungan Pembayaran AP

1. Formula alokasi Pembayaran AP

• Perhitungan alokasi pembayaran availability payment dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut:

𝑪𝒂𝒑𝒆𝒙 + 𝑶𝒑𝒆𝒙 + 𝑹𝑶𝑰


𝑨𝒗𝒂𝒊𝒍𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒚 𝑷𝒂𝒚𝒎𝒆𝒏𝒕 =
𝑱𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂 𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒆𝒎𝒃𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑨𝑷

AP : Jumlah besaran pembayaran AP pertahun


Jangka Waktu : Jangka waktu kerjasama operasional KPBU dalam tahun
Capex : Capital expenditure (mencakup debt service, belanja barang modal, beban penggantian)
Opex : Operating expenditure (mencakup biaya operasional dan pemeliharaan, biaya manajemen)
ROI : Return on Investment/tingkat pengembalian investasi

2. Formula Pembayaran Berkala AP :

MAP = AP - Penalti

MAP : Jumlah maksimum pembayaran berkala AP


AP : Jumlah besaran pembayaran AP pertahun
Penalti : Pengurangan pembayaran karena ketidaktersediaan layanan dan/atau kinerja layanan tidak memenuhi
standar. Besaran dan kriteria penalti diatur dalam penjanjian KPBU

24 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
1.6.3. Ilustrasi Proyeksi Pembayaran AP

25 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
1.7. Keunggulan Skema AP

•Tidak ada pembayaran dari Pemerintah kepada BUP KPBU sampai layanan penuh tersedia,
•Pembayaran tersebar di masa kontrak. Hal ini memungkinkan Pemerintah untuk membayar BUP
KPBU berdasarkan ketersediaan dan kinerja fasilitas sehingga beban anggaran tidak besar dan bisa
membangun lebih banyak proyek.

• Risiko (konstruksi, O&M, dan sebagainya) di BUP KPBU,


. • Resiko penyelesaian proyek ada pada BUP KPBU,
• Tidak ada risiko over budget dari sisi pemerintah.

•Meningkatkan kelayakan proyek menjadi bankable,


•Mendorong BUP KPBU lebih responsif terhadap ketersediaan dan kualitas layanan,
.
•KPBU AP mencakup skema DBFOM sehingga cukup dengan satu kontrak kerjasama,
•BUP KPBU dapat memperoleh financial close karena ada kepastian pembayaran anuitas.

26 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
1.8. Hal-Hal yang perlu diperhatikan dalam Pelaksanaan AP

Memerlukan pemeriksaaan/audit secara berkala oleh Pemerintah.

Memerlukan upaya monitoring/pemantauan kinerja yang efektif dan kontinu.

27 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
II.Prosedur Pelaksanaan KPBU Skema AP
Di Lingkungan Kementerian PUPR

28 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
2.1. Ketentuan Umum Kriteria Proyek KPBU AP

Penyediaan Pengembalian Kerjasama


infrastruktur publik, investasinya tidak penyediaan Pengadaan Badan
1. ekonomi dan sosial
2. diperoleh dari
3. infrastruktur 4. Usaha
Pengadaandilakukan
Badan
Usaha dilakukan
melalui tahapan
yang memiliki pembayaran mencakup
melalui tahapan
pemilihan yang adil,
manfaat besar bagi pengguna layanan perancangan,
masyarakat sebagai kepada Badan Usaha pembangunan, pemilihan
terbuka yang
dan
pengguna layanan pembiayaan, adil, terbuka
transparan, dan
serta
operasional dan transparan,
memperhatikan serta
pemeliharaan memperhatikan
prinsip persaingan
(Design-Built-Finance- prinsip persaingan
usaha yang sehat.
Operation- usaha yang sehat.
Maintenance atau
DBFOM), dan jangka
waktu kerjasama
relatif panjang

29 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
2.2.1. Ketentuan Umum Pembayaran AP

Pembayaran availability payment dilakukan apabila dalam Perjanjian KPBU paling kurang memuat ketentuan
mengenai:

Spesifikasi keluaran Formula perhitungan Sistem pemantauan


1. (output specification) dan
indikator kinerja
2. Pembayaran Ketersediaan
Layanan (agreed formula)
3. (monitoring system) yang
efektif terhadap indikator
(performance indicator) yang menjadi dasar kinerja (performance
yang obyektif dan terukur perhitungan kewajiban indicator).
atas Layanan PJPK kepada Badan Usaha
Pelaksana

30 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
2.2. Alur Kerja Skema AP dalam Timeline KPBU
Masa operasional
dan Pembayaran AP
Tahap Penyiapan

Tahap Transaksi
Tahap Perencanaan

31 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
2.2.1. Tahapan KPBU AP
Prosedur pelaksanaan KPBU dengan skema pembayaran AP dilakukan dalam tahapan kegiatan:

I. Tahap Perencanaan: II. Tahap Penyiapan:


Penyusunan OBC dan FBC,
III. Tahap Transaksi: IV. Tahap Pembayaran:
Penyusunan Studi
Pendahuluan, Rencana Rancangan Perjanjian Proses pengadaan BUP, Masa operasional
Penggunaan Skema AP dan KPBU dan Komitmen Penandatanganan
perjanjian KPBU,
kerjasama dan
Kajian Kemampuan Fiskal, Pembayaran AP, Surat
Konfirmasi Final, Dokumen Pemenuhan Pembiayaan pembayaran AP
Surat Konfirmasi Pendahuluan,
Daftar Rencana KPBU RFP

32 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
2.3. Prosedur Perencanaan KPBU AP

Prosedur:
Maksud :

Hasil :
Penyusunan rencana Hasil penyusunan 1. Perencanaan KPBU AP
oleh PJPK dimaksudkan rencana KPBU AP Solicited
untuk mendapatkan dituangkan dalam Studi 2. Perencanaan KPBU AP
kesimpulan tentative Pendahuluan (memuat Unsolicited
dan opsional, yang rencana penggunaan
masih membuka skema AP dan Kajian
kemungkinan untuk Kemampuan Fiskal),
menetapkan skema yang memuat: jenis,
pengembalian investasi wujud, dan kualitas
lain yang paling baik layanan yang diharapkan
untuk digunakan pada disediakan kepada
proyek KPBU Pengguna .
dibandingkan Skema
AP

33 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
34 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
2.3.2. Penjelasan Prosedur Perencanaan KPBU AP (Perpres Nomor 38/2015 pasal 21)

• Kesesuaian dengan RPJMN dan Renstra sektor infrastruktur


• Kesesuaian dengan RTRW
Dalam Identifikasi dan Penetapan
• Keterkaitan antar sektor infrastruktur dan antar wilayah
Proyek KPBU dilakukan kajian:
• Analisa biaya manfaat dan sosial
• Analisa nilai manfaat uang (Value for Money)

Menyusun Studi Pendahuluan yang • Rencana penggunaan skema AP (proyeksi pembayaran berkala
memuat (PMK Nomor 260/2016 pasal skema AP dan pengembangan indikator kinerja)
7 dan Lampiran): • Kajian Kemampuan Fiskal (persyaratan khusus)

• Hasil Studi Pendahuluan


• Rencana Penggunaan Skema AP
Output Tahap Perencanaan: • Kajian Kemampuan Fiskal
• Surat Konfirmasi Pendahuluan
• Daftar Rencana KPBU

35 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
2.3.3. Rencana Penggunaan Skema AP

Rencana Penggunaan Skema AP atau proyeksi pembayaran AP yang mencakup:

Perhitungan nilai total investasi (meliputi capex, opex, RoI, bunga, pajak, inflasi, dan sebagainya)

Formula pembayaran AP dan indikator kinerja

Perhitungan pembayaran berkala selama masa kerja sama

Perhitungan alokasi pendanaan dalam anggaran

Perhitungan potensi pendapatan dari layanan (jika ada)

36 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
2.3.4. Kajian Kemampuan Fiskal (1)

Menyusun kajian/analisis profil pengelolaan keuangan mencakup:

1. Kualitas Pengelolaan Keuangan, yang mencakup :


• Kemampuan dalam membayar kewajiban di masa mendatang
• Akses kepada laporan keuangan (akuntabilitas dan transparansi) termasuk informasi tentang posisi keuangan dan
penggunaan sumber-sumber pendanaan
• Kinerja penganggaran, mencakup penyusunan anggaran tepat waktu, asumsi anggaran yang realistis, dan
konsistensi anggaran dan perencanaan
• Perencanaan keuangan dan modal jangka panjang, mencakup keandalan perencanaan jangka panjang pada
tingkat K/L dan unit kerja
• Pengelolaan pendapatan dan belanja, mencakup kemampuan K/L menyusun target pendapatan dan belanja
• Manajemen utang, kajian tentang kebijakan Pemerintah Daerah terkait pinjaman, proporsi utang, tingkat suku
bunga, dan profil jatuh tempo
• Pengelolaan likuiditas, mencakup kebijakan terkait pengelolaan arus kas dan adanya proyeksi arus kas
• Pengelolaan risiko eksternal, mencakup kemampuan Pemerintah Daerah mengidentifikasi, mengukur dan mitigasi
risiko-risiko eksternal terkait kondisi keuangan negara, bencana alam atau force majeure.

37 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
2.3.4. Kajian Kemampuan Fiskal (2)
2. Fleksibititas Anggaran

• mencakup bagaimana Pemerintah meningkatkan pendapatan atau mengurangi belanja apabila diperlukan dengan
tujuan menjaga kinerja keuangan

3. Kinerja Anggaran

• mengukur efisiensi kebijakan pengelolaan keuangan Pemerintah mencakup tingkat volatilitas arus kas dalam
membiayai kegiatan dan investasi, dan melunasi utang

4. Pengelolaan Likuiditas

• mengukur sumber likuiditas internal KL (kas, surat berharga, dsb) dan likuiditas eksternal (fasilitas pinjaman efektif,
dsb) yang cenderung mempengaruhi kemampuan melunasi kewajiban dalam perspektif ke depan

5. Beban Utang

• mencakup pengukuran tingkat, struktur dan pengelolaan utang yang cenderung berpengaruh terhadap kemampuan
keuangan dalam prespektif ke depan (forward looking), yaitu beban utang dan bunga terhadap sumber daya
keuangan yang ada

6. Kewajiban Kontijensi

• kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadinya atau
tidak terjadinya suatu peristiwa pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali suatu entitas.

38 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
39 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
2.3.6. Surat Konfirmasi Pendahuluan

- Diterbitkan sebelum dimulainya Tahap Penyiapan KPBU.


•Penerbitan Surat Konfirmasi - Penerbitan berdasarkan hasil Studi Pendahuluan dengan kesimpulan
Pendahuluan rencana PJPK menggunakan skema AP telah selaras dengan tujuan,
kriteria dan prinsip AP.
- Diterbitkan apabila Studi Pendahuluan telah memuat deskripsi
umum mengenai jenis dan wujud layanan.

- Tidak dimaksudkan sebagai persetujuan atau penetapan


penggunaan skema AP yang akan diputuskan PJPK dalam tahap
penyiapan KPBU.
•Sifat Surat Konfirmasi Pendahuluan
- Dengan diterbitkannya Surat Konfirmasi Pendahuluan, diasumsikan
PJPK telah siap untuk menyiapkan penggunaan skema AP pada
proyek KPBU.

40 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
2.4. Prosedur Penyiapan KPBU AP

Maksud Hasil

Penyiapan dilakukan 1. Dokumen Prastudi


untuk mendapatkan Kelayakan, yang terdiri
kesimpulan yang dari Kajian Awal dan
definitif mengenai dapat Kajian Akhir
atau tidaknya PJPK 2. Dokumen Rancangan
melanjutkan rencana Perjanjian KPBU dan
penggunaan skema Komitmen Pelaksanaan
Pembayaran AP pada Pembayaran AP.
Proyek KPBU
bersangkutan.

41 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
42 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
2.4.2. Penjelasan Prosedur Penyiapan KPBU AP

Penyusunan dokumen Pra Studi Penyusunan Rancangan


Output Tahap Penyiapan:
Kelayakan (PraFS), mencakup: Perjanjian KBPU

• Kajian awal dan kajian akhir • Spesifikasi keluaran (output • Dokumen Pra-FS atau OBC dan
• Rancangan Perjanjian KPBU & specification) dan indikator FS atau FBC
Komitmen Pelaksanaan kinerja (performance • Surat Konfirmasi Final
Pembayaran AP indicator) • Surat Komitmen PJPK
• Kajian mengenai penggunaan • Formula Pembayaran AP • Rancangan Perjanjian KPBU
skema AP yang memuat • Sistem pemantauan terhadap • Dokumen Request for Proposal
analisis mengenai indikator kinerja (RFP)
terpenuhinya tujuan, kriteria
dan prinsip mengenai
Pembayaran AP

43 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
2.4.3. Penerbitan Surat Konfirmasi Final

- Kajian Final yang disampaikan oleh PJPK telah memuat


kajian mengenai penggunaan skema AP.
- Rancangan Final Perjanjian KPBU yang disampaikan
• Surat Konfirmasi Final diterbitkan sebelum PJPK PJPK telah memuat dengan lengkap dan jelas mengenai
mengeluarkan Dokumen Permintaan Proposal (Request ketentuan pelaksanaan skema AP.
for Proposal) dalam rangka pengadaan Badan Usaha.
Surat Konfirmasi Final diterbitkan oleh PDPPI setelah - Rancangan Final Komitmen Pelaksanaan Pembayaran
terpenuhinya: Ketersediaan Layanan, dan rancangan tersebut telah
dimasukkan sebagai lampiran dalam rancangan final
Perjanjian KPBU.

- Tidak dimaksudkan sebagai persetujuan atas tindakan PJPK selanjutnya


dalam rangka pelaksanaan skema AP pada proyek KPBU.
• Sifat Surat Konfirmasi Final - Dengan penerbitan Surat Konfirmasi Final, diasumsikan bahwa PJPK
telah siap untuk melakukan langkah penyiapan proyek berupa
pengadaan Badan Usaha.
- PJPK mencantumkan Surat Konfirmasi Final dalam dokumen RFP.

44 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
45 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
2.6. Prosedur Pembayaran Berkala AP

Pendapatan PJPK
Alokasi Dana Layanan

PJPK mengalokasikan Dalam hal proyek KPBU


Menteri/ Kepala
anggaran Dana mendapatkan pemasukan dari
Lembaga selaku
Pembayaran AP setiap pembayaran oleh pengguna
PJPK bertindak
tahun selama Masa atas tarif Layanan maka PJPK
selaku PA (PMK
Pengoperasian tidak dapat memperhitungkan
260/2016 ps 12)
Infrastruktur yang jumlah pemasukan dari
pengembalian pembayaran pengguna Layanan
investasinya tidak tersebut untuk melaksanakan
bersumber dari Pembayaran AP kepada Badan
pembayaran tarif Usaha Pelaksana (PMK 260/2016 ps
Layanan Pelaksana (PMK 5c).
260/2016 ps 8).

46 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
47 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
2.6.2. Penjelasan Prosedur Pembayaran Berkala AP

1. Berdasar Komitmen,
PJPK selaku PA menunjuk
2. KPA menganggarkan
Dana Pembayaran AP
3. Pembayaran langsung
kepada BUP KPBU
KPA pada Unit Organisasi dalam DIPA terkait dilakukan dengan syarat:
untuk mengalokasikan dalam kelompok belanja - Fasilitas telah selesai
dana pembayaran AP modal dibangun dan layanan
pada DIPA Unit beroperasi
Organisasi terkait
- Sistem pemantauan
kinerja layanan
- Persetujuan PJPK
- Sesuai formula
perhitungan AP dalam
perjanjian.

48 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
III. Prosedur Pelaksanaan KPBU AP Bidang
PUPR dengan Pembiayaan APBD

49 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
3.1. Ketentuan Umum

1. Dasar regulasi pelaksanaan


KPBU skema AP oleh
Pemerintah Daerah adalah
2. Dana Pembayaran
Ketersediaan Layanan (AP)
adalah dana yang
3. Pembayaran Ketersediaan
Layanan merupakan
belanja daerah yang
Peraturan Menteri Dalam dialokasikan dalam APBD bertujuan untuk:
Negeri Nomor 96 Tahun dalam rangka pelaksanaan - memastikan ketersediaan
2016 Pembayaran Ketersediaan layanan yang berkualitas
Layanan (AP) untuk KPBU kepada masyarakat
pada setiap tahun secara kontinu, yang
anggaran dihasilkan dari
penyediaan infrastruktur
yang dilakukan melalui
KPBU
- mengoptimalkan nilai
guna dari APBD (Value
for Money) untuk
penyediaan layanan

50 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
3.2. Kriteria Pembayaran AP

1. Pembayaran AP kepada Badan Usaha


Pelaksana dilakukan dengan kriteria:
2. Pembayaran AP dilakukan dengan
• penyediaan infrastruktur yang memiliki memperhatikan kemampuan
manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat keuangan daerah, kesinambungan
• pengembalian investasi dalam rangka fiskal, pengelolaan risiko fiskal, dan
penyediaan infrastruktur tidak diperoleh ketepatan sasaran penggunaannya.
dari pembayaran oleh Badan Usaha atau • Pelaksanaan pembayaran AP wajib
pengguna layanan melalui tarif. disetujui oleh DPRD selama masa
• Kerjasama penyediaan infrastruktur perjanjian KPBU
mencakup DBFOM dengan jangka waktu
panjang.

51 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
3.3. Prosedur Perencanaan KPBU AP

Prosedur:
Maksud :

Hasil :

Penyusunan rencana Hasil penyusunan 1. Perencanaan KPBU
oleh PJPK dimaksudkan rencana KPBU AP AP Solicited
untuk mendapatkan dituangkan dalam Studi 2. Perencanaan KPBU
kesimpulan tentative Pendahuluan , yang AP Unsolicited
dan opsional, yang memuat: jenis, wujud,
masih membuka dan kualitas layanan
kemungkinan untuk yang diharapkan
menetapkan skema disediakan kepada
pengembalian investasi Pengguna .
lain yang paling baik
untuk digunakan pada
proyek KPBU
dibandingkan Skema
AP

52 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
53 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
3.3.2. Penjelasan Prosedur Perencanaan

Tim KPBU SKPD Menyusun Studi Pendahuluan yang


Output Tahap Perencanaan:
memuat:

• Rencana penggunaan skema AP (proyeksi • Studi Pendahuluan


pembayaran AP dan pengembangan indikator • Rencana Penggunaan Skema AP
kinerja) • Surat Komitmen PJPK
• Kajian Kemampuan Fiskal Daerah • Kajian Kemampuan Fiskal Daerah
• Pelaksanakan konsultasi pubik untuk • Surat Konfirmasi Pendahuluan
memperoleh pertimbangan manfaat dan
dampak KPBU terhadap kepentingan masyarakat • Daftar Rencana KPBU
• Studi Pendahuluan disampaikan kepada Kepala
Daerah/PJPK
• Daftar Rencana KPBU diteruskan kepada Menteri
PPN dan Menteri Dalam Negeri
• Hasil Studi Pendahuluan disampaikan kepada
Kementerian Keuangan cq. PDPPI untuk
mendapatkan Surat Konfirmasi Pendahuluan

54 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
3.3.3. Rencana Penggunaan Skema AP

Menyusun rencana penggunaan skema AP/proyeksi pembayaran AP yang mencakup:

Perhitungan nilai total investasi (meliputi capex, opex, RoI, bunga, pajak, inflasi, dan sebagainya)

Formula pembayaran AP dan indikator kinerja

Perhitungan pembayaran berkala selama masa kerja sama

Perhitungan alokasi pendanaan dalam anggaran

Perhitungan potensi pendapatan dari layanan (jika ada)

55 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
3.3.4. Kajian Kemampuan Fiskal Daerah (1)
Menyusun kajian/analisis profil pengelolaan keuangan mencakup:

1. Kualitas Pengelolaan Keuangan Pemerintah Daerah, yang mencakup :


• Kemampuan dalam membayar kewajiban di masa mendatang
• Akses kepada laporan keuangan (akuntabilitas dan transparansi) termasuk informasi tentang posisi keuangan dan
penggunaan sumber-sumber pendanaan
• Kinerja penganggaran daerah, mencakup penyusunan APBD tepat waktu, asumsi anggaran yang realistis, dan
konsistensi anggaran dan perencanaan
• Perencanaan keuangan dan modal jangka panjang, mencakup keandalan perencanaan jangka panjang pada
tingkat unit kerja dan Pemerintah Daerah
• Pengelolaan pendapatan dan belanja, mencakup kemampuan Pemerintah Daerah menyusun target pendapatan
dan belanja
• Posisi surplus/defisit, kajian tentang kebijakan pembiayaan daerah dan pengelolaan surplus/defisit anggaran.
• Manajemen utang, kajian tentang kebijakan Pemerintah Daerah terkait pinjaman, proporsi utang, tingkat suku
bunga, dan profil jatuh tempo
• Pengelolaan likuiditas, mencakup kebijakan terkait pengelolaan arus kas dan adanya proyeksi arus kas
• Pengelolaan keuangan entitas Pemerintah Daerah, mencakup kajian pengelolaan dan kinerja keuangan BUMD
• Pengelolaan risiko eksternal, mencakup kemampuan Pemerintah Daerah mengidentifikasi, mengukur dan mitigasi
risiko-risiko eksternal terkait kondisi keuangan negara, bencana alam atau force majeure.

56 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
3.3.4. Kajian Kemampuan Fiskal Daerah (2)
2. Fleksibititas Anggaran

• mencakup bagaimana Pemerintah Daerah meningkatkan pendapatan atau mengurangi belanja apabila diperlukan
dengan tujuan menjaga kinerja keuangan

3. Kinerja Anggaran

• mengukur efisiensi kebijakan pengelolaan keuangan Pemerintah Daerah mencakup tingkat volatilitas arus kas dalam
membiayai kegiatan dan investasi, dan melunasi utang

4. Pengelolaan Likuiditas

• mengukur sumber likuiditas internal Pemerintah Daerah (kas, surat berharga, dsb) dan likuiditas eksternal (fasilitas
pinjaman efektif, dsb) yang cenderung mempengaruhi kemampuan melunasi kewajiban dalam perspektif ke depan

5. Beban Utang

• mencakup pengukuran tingkat, struktur dan pengelolaan utang yang cenderung berpengaruh terhadap kemampuan
keuangan dalam prespektif ke depan (forward looking), yaitu beban utang dan bunga terhadap sumber daya
keuangan yang ada

6. Kewajiban Kontijensi

• kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadinya atau
tidak terjadinya suatu peristiwa pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali suatu entitas.

57 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
58 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
3.4. Prosedur Penyiapan KPBU AP

Maksud Hasil

Penyiapan dilakukan untuk


mendapatkan kesimpulan
definitif mengenai dapat 1. Dokumen Prastudi
atau tidaknya PJPK Kelayakan, yang terdiri
melanjutkan rencana dari Kajian Awal dan Kajian
penggunaan skema Akhir
Pembayaran AP pada Proyek 2. Dokumen ancangan
KPBU yang bersangkutan, Perjanjian KPBU dan
penetapan tata cara Komitmen Pelaksanaan
pengembalian investasi Pembayaran AP.
Badan Usaha Pelaksana, dan
rencana Dukungan
Pemerintah dan/atau
Jaminan Pemerintah.

59 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
60 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
3.4.2. Penjelasan Prosedur Penyiapan

3. Hasil PraFS dan FS Output Tahap Penyiapan:


disampaikan kepada • Dokumen PraFS dan FS
Mendagri (oleh Gubernur • Kajian Lingkungan
1. PJPK dapat mengajukan selaku PJPK), atau Hidup/Amdal
fasilitas Dukungan 2. PJPK menyiapkan disampaikan kepada
• Penetapan Lokasi
Pemerintah dan/atau penetapan lokasi KPBU dan Gubernur (oleh Bupati/
Jaminan Pemerintah dokumen kajian lingkungan Walikota selaku PJPK) untuk • Pengajuan Dukungan
kepada Kementerian hidup mendapat pertimbangan Pemerintah dan
Keuangan kesesuaian dengan RPJMD, Penjaminan
RKPD, KUA dan PPAS, dan • Proyeksi Lengkap
kelayakan kemampuan Perhitungan Pembayaran
keuangan daerah. Skema AP
• Surat Konfirmasi Final

61 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
62 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
3.6. Prosedur Pembayaran Berkala AP

Pengguna
Alokasi Dana Pencairan Dana
Anggaran

PJPK menganggarkan dana Pencairan belanja jasa


Pembayaran AP dalam APBD. PJPK menunjuk layanan atas
Dana Pembayaran AP dilakukan Satuan Kerja Pembayaran AP dapat
secara berkala pada setiap tahun Perangkat dilakukan secara
anggaran selama jangka waktu Daerah berkenaan bertahap atau sekaligus
yang diatur dalam Perjanjian selaku PA sesuai dengan
KPBU dan dianggarkan dalam (Permendagri kesepakatan dalam
APBD pada kelompok belanja 96/2016 ps 36). Perjanjian KPBU
langsung serta diuraikan pada (Permendagri 96/2016 ps
jenis, objek dan rincian objek 42).
belanja barang dan jasa pada
SKPD berkenaan (Permendagri
96/2016 ps 35).

63 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
64 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
3.6.2. Penjelasan Prosedur Pembayaran Berkala AP

PA mengajukan Surat
SKPD memastikan rencana Penyediaan Dana kepada
PA melakukan pembayaran
KPBU tercakup dalam PPKD sebagai dasar
setelah mendapat
RPJMD, RKPD, KUA-PPAS penerbitan SP2D
persetujuan PJPK
pembayaran AP kepada BUP
KPBU

SKPD mengalokasikan dana


pembayaran AP dalam RKA- Besaran
pembayaran/kewajiban Pencairan SP2D oleh BUP
SKPD, dan
disesuaikan dengan KPBU
menganggarkannya dalam
DPA-SKPD dalam kelompok perjanjian KPBU.
belanja langsung, dilakukan Pembayaran dilakukan
sebelum fasilitas KPBU berkala sesuai pencapaian
beroperasi output dan target kinerja

BUP mengajukan
Kepala Daerah selaku PJPK permohonan pembayaran
menunjuk PA untuk AP setelah kontruksi selesai
melaksanakan pembayaran dan fasilitas/layanan siap
beroperasi

65 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
IV. Penerapan Skema AP Pada KPBU sektor PUPR

66 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
4.1. Struktur AP untuk KPBU Sektor Jalan

• Lingkup KPBU: merancang, membangun,


membiayai dan memelihara, atau hanya
melakukan pemeliharaan jalan (DBFOM atau
DBFM)
• Sumber pembiayaan: APBN
• Kriteria ketersediaan: ruas jalan
• Indikator kinerja: kondisi jalan tol, kecepatan
tempuh rata-rata, aksesibilitas, mobilitas, faktor
keselamatan
• Formula pembayaran:

𝑪𝒂𝒑𝒆𝒙 + 𝑶𝒑𝒆𝒙 + 𝑹𝑶𝑰


𝑨𝒗𝒂𝒊𝒍𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒚 𝑷𝒂𝒚𝒎𝒆𝒏𝒕 =
𝑱𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂 𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒆𝒎𝒃𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑨𝑷

MAP = AP - Penalti

• Faktor pengurang pembayaran (penalti)


diformulasikan berdasar indikator kinerja
layanan

67 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
4.2. Struktur AP untuk KPBU Sektor Persampahan

• Lingkup kerjasama: pengangkutan sampah atau


pengelolaan akhir (DBFOM)
• Sumber pembiayaan: APBD
• Kriteria ketersediaan: beroperasinya fasilitas
pengangkutan atau pengolahan sampah
• Indikator Kinerja: %pengangkutan sampah, kualitas
pengolahan sampah, %penanganan gas
• Formula pembayaran:

𝑪𝒂𝒑𝒆𝒙 + 𝑶𝒑𝒆𝒙 + 𝑹𝑶𝑰


𝑨𝒗𝒂𝒊𝒍𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒚 𝑷𝒂𝒚𝒎𝒆𝒏𝒕 =
𝑱𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂 𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒆𝒎𝒃𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑨𝑷

MAP = AP - Penalti

• Faktor pengurang pembayaran (penalti)


diformulasikan berdasar indikator kinerja layanan

68 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
4.3. Struktur AP untuk KPBU Sektor Pengolahan Limbah

• Lingkup kerjasama: mendesain, membangun, membiayai, • Formula pembayaran:


pengoperasian dan pemeliharaan Instalasi Pengolahan 𝑪𝒂𝒑𝒆𝒙 + 𝑶𝒑𝒆𝒙 + 𝑹𝑶𝑰
𝑨𝒗𝒂𝒊𝒍𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒚 𝑷𝒂𝒚𝒎𝒆𝒏𝒕 =
Air Limbah 𝑱𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂 𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒆𝒎𝒃𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑨𝑷
• Sumber pembiayaan: APBD MAP = AP - Penalti
• Kriteria ketersediaan: beroperasinya IPAL
• Indikator kinerja: Kualitas pengolahan limbah , • Faktor pengurang pembayaran (penalti) diformulasikan
%penduduk dilayani berdasar indikator kinerja layanan

69 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
4.4. Struktur AP untuk KPBU Sektor Perumahan

• Lingkup kerjasama: mendesain,


membangun, membiayai, pengoperasian
dan pemeliharaan
• Sumber pembiayaan: APBD
• Kriteria ketersediaan: Tersedianya fasilitas
perumahan dengan sarana pendukung.
• Indikator Kinerja: #unit perumahan,
%penduduk dilayani, proteksi kebakaran,
jalan lingkungan, fasum/fasos
• Formula pembayaran:

𝑪𝒂𝒑𝒆𝒙 + 𝑶𝒑𝒆𝒙 + 𝑹𝑶𝑰


𝑨𝒗𝒂𝒊𝒍𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒚 𝑷𝒂𝒚𝒎𝒆𝒏𝒕 =
𝑱𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂 𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒆𝒎𝒃𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑨𝑷

• Faktor pengurang pembayaran (penalti) diformulasikan berdasar


MAP = AP - Penalti indikator kinerja layanan

70 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
4.5. Struktur AP untuk KPBU Sektor Air Minum

• Lingkup kerjasama: investasi pada salah satu atau


kombinasi dari membangun, mengoperasikan dan
memelihara unit air baku dan unit produksi,
membangun unit distribusi, dan/atau mengadakan,
mengoperasikan dan memelihara sistem teknologi
operasi dan pemeliharaan
• Sumber pembiayaan: APBD
• Kriteria ketersediaan: Tersedianya fasilitas
pengolahan air minum/air bersih.
• Indikator Kinerja: #produksi air bersih berkualitas,
%penduduk dilayani
• Formula pembayaran:

𝑪𝒂𝒑𝒆𝒙 + 𝑶𝒑𝒆𝒙 + 𝑹𝑶𝑰


𝑨𝒗𝒂𝒊𝒍𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒚 𝑷𝒂𝒚𝒎𝒆𝒏𝒕 =
𝑱𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂 𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒆𝒎𝒃𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑨𝑷
MAP = AP - Penalti
• Faktor pengurang pembayaran (penalti)
diformulasikan berdasar indikator kinerja layanan

71 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
V. Q & A dan Rekomendasi

72 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
5.1. Q & A

PERMASALAHAN STRATEGI MITIGASI


Pemilihan mekanisme pembayaran AP dengan sumber • Komitmen PJPK dalam mengalokasikan pendanaan
pendanaan APBN/APBD tergantung pada kapasitas Pembayaran Ketersediaan Layanan akan meningkatkan
keuangan Pemerintah (Kementerian/ kelayakan proyek KPBU berkenaan, menjadi bankable.
Dengan kata lain, jika credit rating dinilai kurang bagus, maka
Lembaga/Pemerintah Daerah). Dalam proyek KPBU yang
BUP KPBU akan kesulitan mendapatkan investor dan
mengandalkan arus kas pembayaran AP, credit mungkin proyek KPBU tersebut tidak bisa mencapai financial
rating/kondisi pengelolaan keuangan PJPK untuk close;
memenuhi komitmen menjadi faktor kritis dalam
• Memastikan bahwa komitmen pengalokasian pendanaan
menentukan dan memperoleh pembiayaan bagi Mitra
untuk Pembayaran Ketersediaan Layanan tertampung
KPBU. dalam perencanaan fiskal jangka panjang.

• Mengajukan Jaminan Pemerintah

• Melakukan kajian kemampuan keuangan PJPK

73 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
Q&A

PERMASALAHAN STRATEGI MITIGASI


Keterbatasan anggaran untuk melakukan proyeksi • Melakukan kajian kemampuan keuangan PJPK secara menyeluruh
kebutuhan pembayaran AP. untuk menghitung ruang fiskal yang tersedia dan mengelola alokasi
belanja mengikat (mandatory spending)
• Melakukan re-prioritisasi program-program pembangunan
infrastruktur dan menempatkan rencana KPBU sebagai prioritas.
• Melakukan realokasi pendanaan untuk program/kegiatan yang lebih
prioritas.
• Mengkaji perpanjangan jangka waktu kerjasama sehingga besaran
pembayaran setiap tahun lebih terjangkau

• Membatasi jumlah proyek KPBU dengan skema AP yang akan


dilaksanakan

74 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
Q&A
PERMASALAHAN STRATEGI MITIGASI
Pembayaran AP akan menjadi utang Pembayaran AP tidak dapat dipandang sebagai utang, melainkan suatu
baru atau menambah utang. kewajiban mengikat yang membutuhkan komitmen alokasi pendanaan
dalam dokumen pelaksanaan anggaran Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah terkait berdasarkan kesepakatan dalam kontrak sepanjang masa
kontrak penyediaan layanan berlaku. Komitmen pengalokasian pendanaan
ini penting untuk menyakinkan investor/BU KPBU terhadap pengembalian
investasi.
Menentukan formula perhitungan • Penetapan formula perhitungan pembayaran AP ditentukan oleh
pembayaran AP karakteristik proyek KPBU. Tidak ada formula perhitungan yang cocok untuk
semua proyek KPBU. Secara umum faktor-faktor yang menentukan
perhitungan pembayaran AP adalah: ketersediaan layanan dan tingkat
kualitas layanan;
• Diperlukan pendefinisian yang jelas dan terukur terhadap ‘ketersediaan
layanan’ dan ‘tingkat kualitas/kinerja’ agar formulasi perhitungan dapat
ditetapkan secara adil;
• Sistem pemantauan yang efektif dan penetapan indikator kinerja yang jelas
75 terkait kriteria ketersediaan dan tingkat layanan mutlak harus ada.
Pemantauan yang efektif terhadap kinerja layanan menentukan
perhitungan faktor pengurang pembayaran, yang pada akhirnya
menentukan jumlah pembayaran AP.
75 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
Q&A

PERMASALAHAN STRATEGI MITIGASI


Apakah Skema AP bisa diterapkan untuk proyek Bisa. Pengembalian investasi pada skema AP dapat diperoleh dari
KPBU yang sumber pembiayaannya tidak userpay yang dipungut oleh Pemerintah/PJPK. Proyek Palapa Ring
bersumber dari APBN/APBD? menggunakan skema AP, pembayaran bersumber dari dana USO.
Demikian juga untuk proyek air minum, dan proyek-proyek lain
yang mempunyai sumber pendapatan.
Apa saja persyaratan umum dan persyaratan Persyaratan umum (berdasar regulasi):
khusus untuk skema AP? • Infrastruktur ekonomi dan sosial dengan manfaat utama untuk
publik, yang pengembalian investasinya tidak diperoleh dari
pembayaran pengguna layanan
Persyaratan khusus:
• Kerjasama berjangka panjang, mencakup kontrak DBFOM
• Kajian Kemampuan fiskal
Proyek-proyek sektor apa saja yang Struktur KPBU Skema AP di Indonesia disiapkan dapat diterapkan
dimungkinkan menggunakan skema untuk sektor jalan, pengolahan limbah, persampahan, air minum,
pembayaran AP? perumahan, keretapi, pelabuhan, bandara, kelistrikan.

76 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
5.2. Rekomendasi untuk Perencana Proyek KPBU AP

Menyusun kajian kemampuan fiskal PJPK dan rencana penggunaan skema AP yang
dilengkapi dengan indikator kinerja layanan, untuk meningkatkan kepercayaan dan
ketertarikan investor terhadap KPBU AP yang disusun.

Pembahasan lebih lanjut terkait:


- Besaran/prosentase ambang batas alokasi pendanaan pembayaran AP dalam
DIPA
- Besaran nilai proyek KPBU yang diperbolehkan menggunakan skema AP
dengan sumber pendanaan dari APBN
- Jangka waktu kerjasama KPBU, untuk menjaga kesinambungan kesehatan
fiskal dan mengurangi beban fiskal dalam jangka panjang.

77 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
Rekomendasi dan Usulan Kepada Kementerian Keuangan

Skema Pembayaran AP mensyaratkan komitmen alokasi pendanaan khusus untuk jangka


waktu panjang. Perlu dipertimbangkan adanya persetujuan Menkeu c.q. DJA dalam Surat
Komitmen Pelaksanaan Skema Pembayaran Ketersediaan Layanan sebagai afirmasi bagi
PJPK serta meningkatkan prediktabilitas alokasi pendanaan pada bagian anggaran
Kementerian PUPR

Untuk meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan, diperlukan pengaturan khusus


mengenai tatacara pembayaran ketersediaan layanan, sebagai dasar prosedur formal yang
mencakup prosedur penganggaran, pelaksanaan anggaran, akuntansi dan pelaporan

78 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
Rekomendasi Untuk KPBU-AP dengan Pembiayaan APBD

Untuk meningkatkan kepercayaan investor, perlu dipertimbangkan bagi Kepala Daerah (PJPK) dengan
menerbitkan Surat Komitmen Pelaksanaan Pembayaran Ketersediaan Layanan untuk melakukan
pengalokasian Dana Pembayaran Ketersediaan Layanan secara berkala dalam APBD selama
berlakunya kewajiban pembayaran AP sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian KPBU.

Dalam Simpul KPBU sebaiknya terdapat untuk SKPD Pengelola Keuangan dan Aset Daerah untuk
memperkuat penyusunan rencana penggunaan skema AP dan penyusunan kajian kemampuan fiskal.

Setiap tahun Kementerian Keuangan menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan mengenai Batas
Maksimal Kumulatif Defisit APBD yang juga mengatur tentang Kapasitas Fiskal Pemerintah Daerah.
Kapasitas Fiskal Daerah dikelompokkan dalam 4 kategori (sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah).
Pengkategorian ini relevan dikaitkan dengan kemampuan pendanaan KPBU skema AP pada
Pemerintah Daerah, sehingga bisa menjadi patokan/ambang batas untuk pembiayaan skema AP
dengan sumber pendanaan APBD. Perlu pembahasan lebih lanjut diantara Kementerian Dalam
Negeri, Kementerian Keuangan dan Bappenas.

79 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
Lampiran

80 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
Lampiran: Simulasi Perhitungan Pembayaran AP untuk KPBU Dengan
Pembiayaan APBN

81 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
Simulasi Perhitungan Skema AP/proyeksi (pembiayaan APBN)
(dalam jutaan)
Pembayaran
Uraian Tahun dasar 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2017 2018 - 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031

Biaya investasi* 1.700.000 masa konstruksi 85.000 85.000 85.000 85.000 85.000 85.000 85.000 85.000 85.000
biaya OM* 50.000 tidak ada 50.000 50.000 50.000 51.500 53.045 54.636 56.275 57.964 59.703
masa kerjasama 20 tahun pembayaran
inflasi 3% 1,03
Perhitungan: (AP+OM) 1.750.000 135.000 135.000 135.000 136.500 138.045 139.636 141.275 142.964 144.703
Penalti karena kinerja - - - 0 0 0 5% 10% 5%
MAP = AP - Penalti 135.000 135.000 135.000 135.000 136.500 138.045 139.636 138.462 137.167 141.717
Selisih

Pendanaan DIPA
Belanja Modal (BM) 3.491.202 3.630.850 3.776.084 3.927.127 4.084.213 4.247.581 4.417.484 4.594.184 4.777.951 4.969.069
pembiayaan PHLN - 500.000 500.000 500.000 500.000 - -
program prioritas 3.491.202 3.130.850 3.256.084 3.386.327 3.521.781 3.662.652 3.809.158 3.961.524 4.119.985 4.284.785
asumsi inflasi 4%** 1,04
Ruang fiskal (RF) - 20.000,00 40.800,00 62.432,00 584.929,28 608.326,45 632.659,51 657.965,89 684.284,53
pembayaran AP thd RF (135.000) (115.000) (94.200) (74.068) 446.884 468.690 494.198 520.799 542.567

Perkiraan pendapatan 1.504.000,00 85.000 85.000 87.000 87.000 90.000 90.000 87.000 85.000 87.000
Perkiraan Pendapatan - AP (246.000,00) (50.000) (50.000) (48.000) (49.500) (48.045) (49.636) (51.462) (52.167) (54.717)

Kinerja diatas standar Kinerja standar minimal Kinerja dibawah standar

82
*Asumsi perhitungan Biaya Investasi telah mencakup capex, debt service, pajak, ROI
Asumsi biaya OM telah memperhitungkan operasional, biaya perbaikan, penggantian dan penyusutan
MAP : Maksimum Pembayaran AP yaitu jumlah pembayaran setelah memperhitungkan capaian kinerja layanan
** sesuai asumsi inflasi APBN
data-data keuangan dalam simulasi perhitungan AP ini bukan data riil yang sebenarnya.
82 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
Simulasi Perhitungan Skema AP/proyeksi (pembiayaan APBN)
Pembayaran
Total
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pembayaran
2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041 2042

85.000 85.000 85.000 85.000 85.000 85.000 85.000 85.000 85.000 85.000 85.000 1.700.000
- - - 62.091 63.953 65.872 67.848 69.884 71.980 74.140 76.364 1.035.255
2.735.255

85.000 85.000 85.000 147.091 148.953 150.872 152.848 154.884 156.980 159.140 161.364
100% 100% 100% 0 0 0 0 0 0 0 0
85.000 85.000 85.000 147.091 148.953 150.872 152.848 154.884 156.980 159.140 161.364 2.706.659
28.595

5.167.832 5.374.545 5.589.527 5.813.108 6.045.632 6.287.458 6.538.956 6.800.514 7.072.535 7.355.436 7.649.653

4.456.176 4.634.423 4.819.800 5.012.592 5.213.096 5.421.619 5.638.484 5.864.023 6.098.584 6.342.528 6.596.229

711.655,91 740.122,14 769.727,03 800.516,11 832.536,75 865.838,22 900.471,75 936.490,62 973.950,25 1.012.908,26 1.053.424,59
626.656 655.122 684.727 653.425 683.583 714.966 747.624 781.607 816.970 853.769 892.061

1.000 1.000 1.000 85.000 87.000 90.000 90.000 90.000 92.000 92.000 92.000 1.504.000
(84.000) (84.000) (84.000) (62.091) (61.953) (60.872) (62.848) (64.884) (64.980) (67.140) (69.364) (1.219.659)

kinerja 0 kinerja sesuai standar kinerja diatas standar


83

83 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
Lampiran: Simulasi Perhitungan Pembayaran AP Untuk KPBU Dengan
Pembiayaan APBD

84 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
85 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
Simulasi Perhitungan Skema AP/proyeksi (pembiayaan APBD)
(dal am jutaan)
Pembayaran
Urai an Tahun dasar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2017 2018 - 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032

Biaya investasi* 1.500.000 ti dak


masa ada
konstruksi 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000
bi aya OM* 50.000 pembayaran 50.000 50.000 50.000 51.500 53.045 54.636 56.275 57.964 59.703 61.494
asumsi i nfl asi 3%/thn 1,03

Perhi tungan: (AP + OM) 1.550.000 110.000 110.000 110.000 111.500 113.045 114.636 116.275 117.964 119.703 121.494
Penalti karena kinerja - - - - - - - - - -
MAP = AP - Penalti 110.000 110.000 110.000 110.000 111.500 113.045 114.636 116.275 117.964 119.703 121.494
Sel i si h

Pembiayaan APBD
Pendapatan APBD 4.171.755 5.006.106 5.156.289 5.310.978 5.470.307 5.634.416 5.803.449 5.977.552 6.156.879 6.341.585 6.531.833
Pendapatan hi bah 6.000 10.000 10.000 10.000
DAK 402.397 482.876 497.363 512.284 527.652 543.482 559.786 576.580 593.877 611.693 630.044
Dana Otsus 6.000
Dana Penyesuai an -
Dana Darurat -
Bel anja Pegawai 2.039.479 2.549.349 2.625.829 2.704.604 2.785.742 2.869.314 2.955.394 3.044.056 3.135.377 3.229.439 3.326.322
Bal anja Bunga 300 300 300 300
Bel anja mengi kat l ai nnya 928.118 1.113.742 1.147.154 1.181.568 1.217.016 1.253.526 1.291.132 1.329.866 1.369.762 1.410.855 1.453.180
asumsi i nfl asi 4%** 1,04

Ruang fi skal (RF) 789.461 849.839 875.643 902.222 939.897 968.094 997.137 1.027.051 1.057.863 1.089.599 1.122.287
Pembayaran AP thd RF 679.461 739.839 765.643 792.222 828.397 855.049 882.501 910.776 939.899 969.896 1.000.793
% Pembayaran AP thd RF 13,93% 16,98% 16,98% 16,99% 17,18% 17,18% 17,18% 17,18% 17,18% 17,18% 17,18%

Perki raan Pendapatan 1.296.000 50.000 50.000 50.000 52.000 53.000 55.000 55.000 57.000 60.000 60.000
Perki raan Pendapatan - AP (254.000) (60.000) (60.000) (60.000) (59.500) (60.045) (59.636) (61.275) (60.964) (59.703) (61.494)

ki nerja di atas standar ki nerja sesuai standar

*di asumsi kan Bi aya Investasi mencakup capex-opex-debt servi ce-pajak-ROI dan tel ah di anal i si s dengan berbagai i ndi kator keuangan
Asumsi bi aya OM tel ah memperhi tungkan operasi onal , bi aya perbai kan, pengganti an dan penyusutan
MAP : Maksi mum Pembayaran AP yai tu juml ah pembayaran setel ah memperhi tungkan capai an ki nerja l ayanan
** sesuai asumsi i nfl asi APBN
data-data keuangan dal am si mul asi perhi tungan AP i ni bukan data yang sebenarnya.

86 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
Simulasi Perhitungan Skema AP/proyeksi (pembiayaan APBD)
Pembayaran Total
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Pembayaran
2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041 2042 2043 2044 2045 2046 2047

60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 1.500.000
63.339 65.239 67.196 69.212 71.288 73.427 75.629 77.898 80.235 82.642 85.122 87.675 90.306 93.015 95.805 1.722.644

123.339 125.239 127.196 129.212 131.288 133.427 135.629 137.898 140.235 142.642 145.122 147.675 150.306 153.015 155.805 3.222.644
5% 10% 25% 25% 25% 50% 50% 50% 50% 50% - - - - -
120.172 118.715 110.397 111.909 113.466 96.713 97.815 98.949 100.118 101.321 145.122 147.675 150.306 153.015 155.805 3.121.847
100.797

6.727.788 6.929.621 7.137.510 7.351.635 7.572.184 7.799.350 8.033.331 8.274.330 8.522.560 8.778.237 9.041.584 9.312.832 9.592.217 9.879.983 10.176.383

648.946 668.414 688.466 709.120 730.394 752.306 774.875 798.121 822.065 846.727 872.128 898.292 925.241 952.998 981.588

3.426.112 3.528.895 3.634.762 3.743.805 3.856.119 3.971.802 4.090.956 4.213.685 4.340.096 4.470.298 4.604.407 4.742.540 4.884.816 5.031.360 5.182.301

1.496.776 1.541.679 1.587.929 1.635.567 1.684.634 1.735.173 1.787.228 1.840.845 1.896.071 1.952.953 2.011.541 2.071.887 2.134.044 2.198.065 2.264.007

1.155.955 1.190.634 1.226.353 1.263.143 1.301.038 1.340.069 1.380.271 1.421.679 1.464.329 1.508.259 1.553.507 1.600.112 1.648.116 1.697.559 1.748.486
1.035.784 1.071.919 1.115.956 1.151.235 1.187.572 1.243.356 1.282.456 1.322.730 1.364.212 1.406.938 1.408.386 1.452.437 1.497.810 1.544.544 1.592.681
17,18% 17,18% 17,18% 17,18% 17,18% 17,18% 17,18% 17,18% 17,18% 17,18% 17,18% 17,18% 17,18% 17,18% 17,18%

57.000 56.000 55.000 52.000 50.000 48.000 47.000 45.000 42.000 40.000 50.000 50.000 52.000 55.000 55.000 1.296.000
(63.172) (62.715) (55.397) (59.909) (63.466) (48.713) (50.815) (53.949) (58.118) (61.321) (95.122) (97.675) (98.306) (98.015) (100.805)
(1.825.847)
ki nerja di bawah standar ki nerja jauh di bawah standar ki nerja standar mi ni mal

87 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
88 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
Referensi
Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan
Infrastruktur.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 96 Tahun 2016 Tentang Pembayaran Ketersediaan Layanan Dalam Rangka KPBU
Dalam Penyediaan Infrastruktur Di Daerah.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 260/2016 tentang Tatacara Pembayaran Ketersediaan Layanan Pada Proyek KPBU
Dalam Rangka Penyediaan Infrastruktur.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 1/PRT/M/2004 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Tatacara Pengadaan Badan
Usaha Untuk Pengusahaan Jalan Tol.
Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Tatacara Pelaksanaan KPBU Dalam Penyediaan
Infrastruktur.
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia, Panduan Penyiapan Prastudi Kelayakan Proyek Proyek KPS (versi draft). 2016
Bappenas, Toolkit Kerangka Acuan Prastudi Kelayakan KPBU. 2017
KPPIP Support Facility, Presentasi KPPIP Support Facility. Basic Concept of Availability Payment and Case Study in Japan.
2016
Silviu Dochia dan Michael Parker. Introduction to PPP With Availability Payments. Jeffrey A Parker Associates Inc.
Svetlana Maslova, Center for PPP Studies GSOM SpbU. UNECE PPP Best Practice Guide for Road Sector. International PPP
Forum: “Implementing the United Nations 2030 Agenda for Sustainable Development through effective, people-first
Public-Private Partnerships”. 2016
Wendell C Lawther and Lawrence Martin, Availability Payments and Key Performance Indicators: Challenges for Effective
Implementation of Performance Management Systems in Transportation Public-Private Partnerships. Public Works
Management & Policy. 2014. http://pwm.sagepub.com/content/early/2014/04/09/1087724X145284
Xinyuan Zhu and Qingbin Cui. Availability Payment Design in Public Private Partnership. 2014.
___________, Availability Payments. https://ppp-certification.com/ppp-certification-guide/410-availability-payments.

89 Pedoman Pelaksanaan KPBU Dengan Mekanisme Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Bidang PUPR
Tim Penyusun :
Putut Marhayudi
Merty Kristina Bastari
Dendy Rahadian
Denik Haryani
Aji Hafidz Laksana
Erna Verawati Hutagalung
Gigih Adikusuma
Sintha Dailila
Firman Bima Ariateja

Kelompok Kerja Pendukung :


Stefanus Kristanto
Teguh Murdjijanto
DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Gedung Utama Lt. 13 Jl. Pattimura No. 20


Kebayoran Baru Jakarta 12110

Anda mungkin juga menyukai