Anda di halaman 1dari 88

KATA PENGANTAR

Disiplin merupakan suatu syarat mutlak yang harus ada dalam


menjalankan setiap bentuk kegiatan pada setiap organisasi. Sebagai
syarat yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, maka disiplin diperlukan
agar kegiatan pembinaan dan pengembangan ketarunaan dapat
berjalan lancar, tertib, teratur, aman dan selamat sehingga tercipta
suatu kerjasama yang harmonis antar individu/kelompok dalam
usaha organisasi untuk mencapai tujuan.

Disiplin yang diinginkan ada setiap individu/kelompok dalam


organisasi adalah merupakan suatu pencerminan atas kesadaran
dan tanggung jawab yang besar. Dan setiap individu/kelompok,
senantiasa sadar akan tanggung jawabnya untuk mentaati dan
mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam menjalankan
segala bentuk aktivitasnya.

Oleh karena itu disusun satu bentuk ketentuan yang


merupakan “Buku Pedoman Tata Tertib dan Disiplin Taruna Sekolah
Tinggi Transortasi Darat”. Dan setiap isi yang telah ditetapkan,
harus ditaati dan dipatuhi oleh setiap taruna dalam mempersiapkan
diri sebagai kader pimpinan dan insan-insan pembangunan yang
sejalan dengan lima citra manusia perhubungan. Dengan demikian
para taruna disiapkan dan diarahkan untuk menjadi tenaga-tenaga
profesional dan terampil dalam bidang keahliannya.

Ketentuan yang dituangkan ini merupakan suatu aturan dan


tatanan yang harus dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung
jawab, selama taruna mengikuti Pendidikan dan Pelatihan di Sekolah
Tinggi Transportasi Darat.

1
FOTO
2X3
(Berwarna
& latar
merah)

NAMA : ..............................
NIP : ..............................

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................... 1


FOTO PEMEGANG BUKU ....................................................... 2
DAFTAR ISI......................................................................... 3
PETUNJUK BAGI TARUNA ..................................................... 4
PANCASILA ......................................................................... 4
LIMA CITRA MANUSIA PERHUBUNGAN .................................. 5
HYMNE PERHUBUNGAN ....................................................... 5
JANJI TARUNA .................................................................... 6
IKRAR TARUNA/I SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT ... 6
MARS STTD ........................................................................ 6
HYMNE STTD ...................................................................... 6
BAB I PENDAHULUAN ........................................................ 7
BAB II HAK DAN KEWAJIBAN TARUNA/I ............................... 8
BAB III PENGHARGAAN, PELANGGARAN, DAN LARANGAN ...... 10
BAB IV TATA KRAMA .......................................................... 23
BAB V PENUTUP ................................................................ 24
KEGIATAN TARUNA DAN PEMBAGIAN WAKTU ....................... 25
KETENTUAN BERPAKAIAN .................................................... 29
KETENTUAN MAKAN ............................................................ 29
KETENTUAN APEL................................................................ 30
KETENTUAN KELUAR / MASUK KAMPUS ................................ 31
KETENTUAN PERIZINAN ...................................................... 32
TATA CARA BERKENDARA .................................................... 34
KETENTUAN BERTAMU ........................................................ 35
CATATAN PRESTASI/PELANGGARAN ..................................... 36

3
PETUNJUK BAGI TARUNA

1. Buku saku ini berisi peraturan tata tertib dan catatan


pelanggaran maupun catatan prestasi taruna/i Sekolah Tinggi
Transportasi Darat.
2. Buku ini harus dimiliki oleh setiap taruna/i dan isinya wajib
diketahui, dipahami dan ditaati oleh setiap taruna/i STTD.
3. Buku ini harus selalu dibawa setiap saat kecuali pada waktu
olahraga/kerja bakti, agar setiap saat dapat dibaca kembali
apabila taruna/i merasa ragu-ragu bersikap/bertindak.
4. Setiap kali taruna/i mendapat teguran dari pendidik (sesuai
Statuta) atas pelanggaran yang dilakukan, taruna/i harus
menyerahkan buku saku ini kepada pendidik (sesuai Statuta)
tersebut untuk diisi data pelanggaran pada halaman
pelanggaran.
5. Bagi taruna yang dengan sengaja atau tidak sengaja telah
merusak/merobek/menghilangkan sebagian atau seluruh dari
halaman buku ini akan dikenakan hukuman tindakan atau
pengurangan point.

PANCASILA

1. KETUHANAN YANG MAHA ESA


2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
3. PERSATUAN INDONESIA
4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN
DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN
5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

4
LIMA CITRA MANUSIA PERHUBUNGAN

1. TAQWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA


2. TANGGAP TERHADAP KEBUTUHAN MASYARAKAT AKAN
PELAYANAN JASA YANG TERTIB, TERATUR TEPAT WAKTU,
BERSIH DAN NYAMAN
3. TANGGUH MENGHADAPI TANTANGAN
4. TERAMPIL DAN BERPERILAKU GESIT, RAMAH, SOPAN SERTA
LUGAS
5. TANGGUNG JAWAB TERHADAP KESELAMATAN DAN KEAMANAN
JASA PERHUBUNGAN

HYMNE PERHUBUNGAN

TAKWA KEPADAMU... OH TUHAN YANG MAHA ESA...


SEJAK MANUSIA TERPENCAR,
DI PULAU GUNUNG DAN LEMBAH
RINDU JASA PERHUBUNGAN,
DI DARAT LAUT MAUPUN UDARA
ABDI NEGARA, PANCASILA
MELAYANI DENGAN LIMA CITRA

5
IKRAR TARUNA/I JANJI TARUNA
SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI

1. KAMI TARUNA TARUNI SEKOLAH 1. AKAN MENJUNJUNG TINGGI PANCASILA


TINGGI TRANSPORTASI DARAT, DAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945
AKAN SENANTIASA MENJAGA SIKAP 2. AKAN SENANTIASA BERLAKU JUJUR,
DAN PERILAKU TARUNA YANG BERDISIPLIN DAN BERSEMANGAT DEMI
DISIPLIN, BERLAKU SANTUN DAN MARTABAT PENDIDIKAN
MENGHINDARI SEGALA BENTUK 3. SANGGUP DENGAN PENUH KESADARAN
TINDAK KEKERASAN. UNTUK MENJALANKAN SEMUA
KETENTUAN YANG BERLAKU DIDALAM
2. KAMI TARUNA TARUNI SEKOLAH LINGKUNGAN SEKOLAH TINGGI
TINGGI TRANSPORTASI DARAT, TRANSPORTASI DARAT SEBAGAI SENDI
AKAN SENANTIASA MENJAGA DAN KEHIDUPAN PENDIDIKAN
MENJUNJUNG TINGGI CITRA 4. AKAN SENANTIASA MENJAGA
ALMAMATER STTD DALAM SIKAP SEMANGAT KEBERSAMAAN DAN
DAN PERBUATAN. PERSAUDARAAN DEMI TERCIPTANYA
KETERTIBAN DAN KETENTRAMAN
3. KAMI TARUNA TARUNI SEKOLAH KEHIDUPAN KAMPUS
TINGGI TRANSPORTASI DARAT, 5. MENJUNJUNG TINGGI KEHORMATAN
MENYATAKAN SIAP MENERIMA ALMAMATER SERTA BERPERILAKU
SANKSI YANG BERLAKU DI SEKOLAH SESUAI NORMA-NORMA SUSILA DAN
TINGGI TRANSPORTASI DARAT. SOPAN SANTUN YANG BERLAKU DI
MASYARAKAT

MARS STTD HYMNE STTD

PUTRA PUTRI INDONESIA DENGAN TEKAD JUANGKU


MARI BERSATU MENUNTUT ILMU AKU MENUNTUT ILMU
DI BAWAH PANJI PERHUBUNGAN DEMI MASA DEPANKU
STTD JAYA SELALU YANG KU DAMBAKAN

PUTRA PUTRI INDONESIA BINA CITRA SANDYA,


BERTAKWA PADA TUHAN YANG ESA ITU SEMBOYANKU
BERBAKTI UNTUK NUSA BANGSA JADILAH INSAN PERHUBUNGAN
TANPA JASA TERUS BERKARYA AMALKAN BAKTIMU

ALMAMATERKU TERCINTA ALMAMATER MENGAYOMI


SUBUR DI BUMI NUSANTARA MAJULAH TERUS
TETAP KUJAGA DAN KUBELA PINTAKU PADAMU TUHAN
STTD JAYA SELAMANYA LINDUNGILAH KAMI…..

6
BAB I
PENDAHULUAN

(1) Disiplin adalah ketaatan/kepatuhan secara sadar dan


bertanggung jawab terhadap ketentuan-ketentuan yang tertulis
maupun tidak tertulis.
(2) Tata tertib adalah aturan tingkah laku yang harus diikuti oleh
setiap Taruna sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
digariskan.
(3) Pedoman adalah arah yang diberikan sebagai pegangan dalam
menjalankan aktivitas.
(4) Taruna adalah peserta pendidikan dan latihan di lingkungan
Sekolah Tinggi Transportasi Darat.
(5) STTD adalah Sekolah Tinggi Transportasi Darat yang berada
dibawah naungan Departemen Perhubungan dengan lokasi di
Bekasi.

Maksud dari pedoman ini adalah agar para Taruna dapat memahami
dan melaksanakan arah yang diinginkan oleh STTD, terutama yang
menyangkut Pembinaan Tata Tertib dan Disiplin Taruna.
Dengan demikian maka ada ketentuan-ketentuan yang pasti, jelas
dan dapat dipertanggung jawabkan untuk segala kegiatan Taruna
baik di dalam maupun di luar Kampus.

Tujuan yang ingin dicapai adalah :


a. Meningkatkan ketertiban dan disiplin Taruna untuk
mentaati/memahami ketentuan-ketentuan yang berlaku dan
terwujud dalam sikap dan tingkah laku.
b. Membantu prasarana penyiapan Taruna untuk berperilaku
seimbang, selaras dan serasi dalam tugas dan tanggung jawab.
c. Menanamkan jiwa korsa perhubungan yang berorientasi pada
pengabdian.

7
BAB II
HAK, KEWAJIBAN DAN KODE ETIK TARUNA

1. Kedudukan Taruna pada Lingkungan Sekolah Tinggi


Transportasi Darat Kedudukan taruna di dalam
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan adalah
berkedudukan sebagai peserta didik.
2. Hak, Kewajiban, dan Kode Etik Taruna pada Lingkungan
Sekolah Tinggi Transportasi Darat
a. Hak Taruna pada Lingkungan Sekolah Tinggi Transportasi
Darat Setiap taruna mempunyai hak sebagai berikut:
1) Mendapatkan perlakuan yang sama untuk memperoleh
pengajaran, pelatihan, bimbingan dan pengasuhan;
2) Kesempatan yang seluas-luasnya unluk mengikuti program
pembinaan agar memperoleh pengetahuan, kemampuan,
dan keterampilan dalam pemantapan sikap dan
perilakunya;
3) Memperoleh dan menggunakan sarana dan prasarana
pendidikan menurut peraturan yang berlaku;
4) Mendapatkan pelayanan kesehatan yang disediakan oleh
Kampus;
5) Melaksanakan ibadah menurut agama masing-masing;
6) Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler;
7) Menjadi anggota resimen korps taruna;
8) Memperoleh akomodasi sesuai dengan ketentuan;
9) Memperoleh libur pendidikan dan izin meninggalkan
asrama sesuai dengan ketentuan.
b. Kewajiban Taruna Sekolah Tinggi Transportasi Darat Setiap
taruna pada Lingkungan Sekolah Tinggi Transportasi Darat
mempunyai kewajiban sebagai berikut:
1) Taat dan setia kepada Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 dan Negara Kesatuan Republik lndonesia;
2) Menjunjung kehormatan dan martabat Bangsa, Negara
dan Pemerintah Republik lndonesia;
3) Menerapkan Lima Citra Manusia Perhubungan dalam
kegiatan organisasi dan diri sendiri;
4) Menjunjung tinggi nama baik dan marlabat almamater;

8
5) Mentaati janji taruna;
6) Mematuhi dan mentaati semua ketentuan pendidikan di
kampus baik lisan maupun tertulis;
7) Mengikuti semua kegiatan yang diselenggarakan oleh
kampus;
8) Menghindari dan mencegah setiap perbuatan yang
melanggar peraturan perundangan yang berlaku;
9) Menghormati dan menghargai hak-hak orang lain;
10) Menghindari kegiatan politik praktis dalam bentuk apapun
selama menjadi taruna;
11) Memelihara sarana dan prasarana kampus sebaik-baiknya
dengan penuh rasa tanggung jawab;
12) Menanggung biaya pendidikan dan latihan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku pada Lingkungan Sekolah Tinggi
Transportasi Darat.
c. Kode Etik Taruna Sekolah Tinggi Transportasi Darat :
1) Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2) Terbuka untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih
baik;
3) Mandiri, kreatif, inovatif dan disiplin;
4) Mau menerima gagasan-gagasan baru;
5) Mengutamakan keselamatan dalam melaksanakan setiap
aktivitas;
6) Selalu berupaya meningkatkan kualitas diri dan tanggap
terhadap kemajuan IPTEK;
7) Bersikap santun, ramah dan terpuji;
8) Senantiasa berusaha menjadi teladan baik di dalam
kampus maupun di luar kampus;
9) Menggunakan Bahasa lndonesia dengan baik dan benar;
10) Memberi dan membalas penghormatan;
11) Berpenampilan rapi dan sopan;
12) Saling menghormati dan menghargai antar sesama Taruna
pada Lingkungan Sekolah Tinggi Transportasi Darat;
13) Senantiasa mematuhi peraturan yang berlaku baik dalam
asrama maupun di luar asrama;
14) Mampu menerapkan Lima Citra Manusia Perhubungan.

9
3. Organisasi Taruna pada Sekolah Tinggi Transportasi Darat
Dalam menjalani program pengasuhan, taruna dihimpun dalam
suatu organisasi ketarunaan untukmelatih dan mengembangkan
kepemimpinan taruna.
a. Organisasi Korps
1) Selama mengikuti Pendidikan dan Latihan Taruna
dihimpun dalam suatu organisasi berbentuk
Resimen/Batalyon Taruna yang disesuaikan dengan
keadaan/jumlah taruna pada masing-masing lingkungan di
Sekolah Tinggi Transportasi Darat;
2) Selain Resimen/Batalyon Taruna, dibentuk Dewan
Musyawarah Taruna (Demustar) yang merupakan
perwakilan Taruna dari tiap angkatan;
3) Komandan Resimen/Batalyon Taruna dan Ketua Dewan
Musyawarah Taruna (Demustar), ditetapkan dan diangkat
oleh Pimpinan Sekolah Tinggi Transportasi Darat;
4) Persyaratan secara umum untuk menjadi Komandan Korps
Resimen/Batalyon Taruna atau Ketua Demustar adalah
sebagai berikut:
a) Memiliki jiwa kepemimpinan;
b) Memiliki kemampuan untuk bertanggung lawab;
c) Memiliki kepribadian yang baik;
d) Memiliki prestasi akademik yang tinggi (lPK minimal
3.00/ menduduki peringkat 5 besar);
e) Diusulkan oleh mayoritas taruna;
f) Memiliki kemampuan berkomunikasiyangbaik;
g) Memiliki performa fisik yang prima, cakap dan
beruibawa;
h) Harus sudah mengikuti Pelatihan Kepemimpinan yang
diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Transportasi
Darat;
i) Lulus asesmen yang diselenggarakan oleh Sekolah
Tinggi Transportasi Darat.
5) Komandan Resimen/Batalyon Taruna Diklat Pembentukan
pada Sekolah Tinggi Transportasi Darat mempunyai tugas
sebagai berikut:

10
a) Berperan serta kepada pengasuh dalam pelaksanaan
semua Ketentuan Tata Tertib Taruna;
b) Mengkoordinir dan menyalurkan aspirasi taruna, baik
yang bersifat intrakurikuler, maupun Ekstrakurikuler
kepada Ketua/ Direktur/Kepala Lembaga Diklat
Transportasi melalui pengasuh taruna;
c) Membangun gairah dan semangat belajlar taruna
d) Membangun jiwa KorpsTaruna;
e) Berinisiatif dalam menunjang keberhasilan kegiatan
ketarunaan;
f) Menyusun rencana kegiatan selama masa jabatannya,
berkoordinasi dengan Pengasuh Taruna;
g) Melaprkan secara tertulis kepada
Ketua/Direktur/Kepala Lembaga Diklat Transportasi
melalui pengasuh taruna, pelaksanaan tata tertib dan
disiplin taruna setiap 3 (tiga) bulan sekali;
h) Melaksanakan tugas selama 1 (satu) periode dibantu
oleh Komandan Batalyon, Komandan Kompi,
Komandan Pleton dan seksi-seksi sesuai dengan
kebutuhan.
6) Ketua Dewan Musyawarah Taruna (Demustar) pada
Lingkungan Sekolah Tinggi Transportasi Darat mempunyai
tugas sebagai berikut:
a) Menetapkan Garis besar kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh Resimen/Batalyon Taruna;
b) Mengawasi pelaksanaan tugas dan kegiatan
Resimen/Batalyon Taruna;
c) Mengevaluasi dan merevisi kegiatan Resimen/Batalyon
Taruna;
d) Melaksanakan tugas selama 1 (satu) periode dibantu
oleh seorang Wakil Ketua, Sekretaris dan Bendahara.

b. Organisasi Kelas
1) Setiap kelas walib memiliki ketua kelas;
2) Ketua Kelas dipilih di antara taruna dengan masa jabatan
maksimal 1 (satu) minggu;

11
3) Tugas dan tanggung jawab ketua kelas adalah sebagai
berikut :
a) Mempersiapkan seluruh taruna dan kelas untuk
mengikuti kegiatan;
b) Menjaga ketertiban dan kebersihan kelas selama dan
setelah kegiatan pendidikan dan pelatihan
berlangsung;
c) Mengkoordinir tugas-tugas yang diberikan oleh tenaga
pendidik;
d) Bertindak sebagai penghubung antara taruna dengan
tenaga pendidik alau tenaga kependidikan;
e) Memberi laporan kepada tenaga pendidik tentang
kesiapan taruna untuk memulai dan mengakhiri
kegiatan pendidikan dan pelatihan.
4. Tugas Jaga pada lingkungan Sekolah Tinggi Transportasi Darat
Dalam Menjaga Keamanan Dan Ketertiban Lingkungan Kampus
A. Taruna Jaga (Piket) adalah taruna yang ditugaskan untuk
melakukan tugas jaga.
B. Taruna yang ditugaskan untuk melaksanakan tugas jaga,
bertugas:
1) Menyiapkan pelaksanaan upacara bendera;
2) Menyiapkan apel biasa (pagi/siang/malam) dan apel luar
biasa;
3) Menaikkan dan menurunkan bendera setiap pagi dan sore
hari;
4) lkut serta menjaga keamanan, ketertiban dan kebersihan
lingkungan asrama;
5) Memastikan lampu, air dan peralatan elektronik lainnya
dalam keadaan mati pada waktu tidak digunakan;
6) Bertindak sebagai penerima tamu di ruang tamu; .
Memberi bantuan dalam batas-batas yang memungkinkan
dalam hal terjadi peristiwa tertentu di lingkungan kampus;
7) Mengisi buku harian tugas jaga sesuai dengan yang
ditetapkan

12
BAB III
PENGHARGAAN, PELANGGARAN, DAN LARANGAN

A. Penghargaan
A. Sistem Penilaian
Bagi Taruna yang berprestasi, akan diberikan penghargaan
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Taruna yang berprestasi dalam pendidikan atau hal-hal
khusus memperoleh pujian dan penghargaan;
2. Pujian atau penghargaan dicatat dalam buku saku
taruna;
3. Penghargaan diwujudkan berupa tanda khusus atau
angka penghargaan;
4. Pulian atau penghargaan tersebut dapat dicabut kembali
apabila terdapat kekeliruan;
5. Untuk taruna yang berprestasi dibidang akademik
diberikan penghargaan setiap semester sesuai dengan
tingkatan prestasi;
6. Khusus kegiatan keorganisasian angka penghargaan
diberikan dalam satu periode kepengurusan;
7. Angka penghargaan tidak dapat digunakan sebagai
angka pengurangan dari angka kesalahan Taruna;
8. Angka penghargaan dapat dipakai sebagai bahan
pertimbangan yang berkaitan dengan keputusan yang
ditetapkan untuk taruna lersebut.
B. Angka Penghargaan
Angka penghargaan adalah sebagai berikut:
1. Bidang Akademik:

13
Tabel 11. 1

2. Bidang Olahragadan Seni:


Tabel 11. 2

3. Bidang Organisasi

4. Bidang Kerohanian
Tabel 11.3

14
5. Bidang Pengabdian Masyarakat

6. Bidang Ekonomi
Tabel 11. 5

Tabel ll.7 Tabel Nilai Kondite

*Reward diberikan kepada Taruna sesuai dengan kebilakan


Lembaga Diklat Transprtasi masing-masing

C. Pemberian Tanda Penghargaan


1. Untuk mendorong motivasi belajar dan berlatih bagi
taruna dengan cara berkompetisi dengan baik dan sehat,
kepada mereka yang berprestasi diberikan beberapa
macam pnghargaan. Prestasi yang dinilai adalah prestasi
yang bersifat umum meliputi tiga aspek penilaian yaitu
kepribadian, jasmani, dan akademis, serta prestasi
khusus karena jasanya dalam mengharumkan nama
Lingkungan Sekolah Tinggi Transportasi Darat atau
bangsa dan negara;
15
2. Tanda penghargaan berupa lencana prestasi yang wajib
disematkan pada pakaian seragam taruna guna
senantiasa mengingatkan pemegangnya untuk selalu
menjaga prestasi yang telah dicapainya.

PELANGGARAN

Pelanggaran Ringan : (Skor : 5)


Pelanggaran yang belum termasuk kedalam pelanggaran sedang
dan berat atau belum mencapai nilai batas kritis pelanggaran
semester.

Pelanggaran Sedang : (Skor : 20)


Pelanggaran yang cukup besar nilainya tetapi belum mencapai
kategori berat, atau sebagai akibat jumlah angka kesalahan
mendekati batas maksimum periodik bulanan/ semester.

Pelanggaran Berat : (Skor : 50)


Pelanggaran termasuk kategori berat.

Pelanggaran Khusus : (Skor : 100)


Pelanggaran khusus termasuk kedalam pelanggaran tidak bisa
ditoleransi dan berakibat pada dikeluarkan atau DropOut kepada
Taruna bersangkutan.

1. Ketentuan Pemberian Sanksi

a. Pelanggaran terhadap peraturan tata tertib taruna/i akan


dikenakan sanksi berupa angka kesalahan dan di catat dalam
buku saku taruna/i.
b. Selain angka kesalahan, kepada taruna/i yang melakukan
pelanggaran dapat dikenakan sanksi berupa tindakan disiplin,
hukuman disiplin, dan atau sanksi akademis.
c. Penjatuhan sanksi yang berupa tindakan fisik, harus bersifat
mendidik dan jelas tujuannya serta dilarang dalam bentuk
penganiayaan.
d. Pemberian hukuman hanya dapat dilakukan oleh pengasuh.
16
2. Angka Kesalahan

a. Angka kesalahan adalah angka tertentu sebagai akibat dari


pelanggaran yang dilakukan oleh taruna/i.
b. Angka kesalahan diberikan sesuai dengan jumlah kesalahan /
pelanggaran yang dibuat oleh taruna/i.

Tabel 3.9
Batas kritis angka kesalahan

Bulanan Semester
Semester Batas Batas Batas Batas
Kritis Max Kritis Max
I 15 25 50 95
II - VIII 20 50 50 95

c. Bagi taruna/i yang melewati batas kritis bulanan akan


dikenakan hukuman tambahan berupa kerja bakti atau tugas
khusus lainnya dimana 5 point dikenakan 1 jam kerja.
d. Taruna/i yang melewati batas maksimum bulanan dikenakan
tahanan kampus selama 1 minggu untuk setiap 5 angka
kesalahan kelebihan.
e. Bagi taruna/i yang melewati batas kritis semester dengan
point kesalahan 50 s/d 65 diberikan peringatan tertulis
pertama, dan dikenakan sanksi hukuman ringan berupa :
melakukan latihan kesamaptaan, melakukan kerja social,
membuat karya tulis atau meresume buku tertentu dalam
jangka waktu terbatas dengan tulisan tangan.
f. Bagi taruna/i yang melewati batas maksimum semester
dengan point kesalahan 66 s/d 80 diberi peringatan tertulis
kedua, dan dikenakan sanksi hukuman berupa : melakukan
latihan kesamaptaan, pencabutan hak pesiar dan izin
bermalam selama 3 minggu berturut-turut, pemanggilan orang
17
tua, tidak diizinkan mengikuti salah satu atau lebih kegiatan
akademis maupun ekstrakurikuler dalam waktu tertentu.
g. Bagi taruna/i yang melewati batas maksimum semester
dengan point kesalahan 81 s/d 95 diberikan peringatan tertulis
ketiga, dan dikenakan sanksi hukuman berupa : pembebasan
dari jabatan organisasi korps taruna/i, skorsing paling lama 1
tahun.
h. Bagi taruna/i yang mempunyai point angka kesalahan 100
atau lebih dalam satu semester dapat dikeluarkan dari
pendidikan.

18
D. Sanksi Pelanggaran
Sanksi Pelanggaran Ringan
Angka kesalahan untuk pelanggaran ringan adalah sebagai
berikut:
Tabel 11.6

19
20
21
22
23
24
25
Sanksi Pelanggaran Sedang
Angka kesalahan untuk pelanggaran sedang adalah sebagai berikut:

26
Sanksi Pelanggaran Berat
Angka kesalahan untuk pelanggaran berat adalah sebagai berikut:

27
28
Sanksi Pelanggaran Khusus
Pelanggaran Taruna yang dapat berakibat hingga diberhentikan dari
pendidikan. Jenis – lenis pelanggaran khusus adalah sebagai
berikut:

Catatan:
1. Pengasuh membeikan penilaian setelah rnempertimbangkan
tingkat pelanggaran yang dilakukan oleh taruna dengan tujuan
untuk memberikan efek lain,
2. Dalam hal pengasuh menghadapi keraguan dalam memberikan
penilaian, diajukan dalam forum pengasuh untuk dapat
diluruskan.
3. Dalam memberikan penilaian pengasuh bertanggung jawab
sepenuhnya.

Sanksi terhadap setiap jenis pelanggaran berat lainnya, sedang dan


ringan yang belum tersebut dalam table diatas, akan dikenakan
angka kesalahan yang besarnya akan ditentukan dengan keputusan
tersendiri oleh masing-masing Pengasuh di Sekolah Tinggi
Transportasi Darat.

Tanpa mengabaikan peraturan yang lainnya, Taruna dapat


dikeluarkan dari STTD apabila melanggar hal-hal sebagai berikut :
a. Meninggalkan pelajaran tanpa alasan yang sah melampaui 14
(empat belas) hari berturut-turut.

29
b. Keadaan jasmani dan rohani Taruna setelah masuk pendidikan
dan latihan tidak memungkinkan lagi untuk tetap mengikuti
pendidikan dan latihan, berdasarkan hasil pemeriksaaan tim
Medis STTD atau dokter lain yang ditunjuk.

3. Kondite
Tabel 3.10
Nilai Kondite Taruna/i

Angka Kondite
Kesalahan
0 Teladan
10 - 20 Baik Sekali
21 - 30 Baik
31 - 40 Cukup
41 - 60 Sedang
> 60 Memprihatinkan

4. Pemberhentian

Taruna/i dapat diberhentikan dari pendidikan melalui proses Sidang


Dewan Kehormatan Taruna/i apabila :
a. Melakukan pelanggaran berat dan memiliki angka kesalahan
sampai dengan 100.
b. Terkena sanksi akademik.
c. Mengajukan permohonan berhenti dan diizinkan oleh pejabat
yang berwenang (Dewan Pertimbangan).
d. Sakit dan dirawat di rumah sakit secara berturut-turut selama 40
hari maupun terputus-putus selama 80 hari yang jumlah harinya
sesuai ketentuan perhitungan hari efektif.

5. Dewan Kehormatan Taruna/i

a. Dewan Kehormatan Taruna/i adalah dewan yang dibentuk oleh


Ketua STTD dengan anggota terdiri dari unsur tenaga pendidik,
30
tenaga kependidikan, pengasuh dan perwakilan dewan
permusyawaratan taruna/i.
b. Tugas Dewan Kehormatan Taruna/i adalah memberikan
pertimbangan terhadap pemberhentian taruna/i dari pendidikan.
c. Keputusan Dewan Kehormatan Taruna/i adalah keputusan
kolektif.

3. Larangan – Larangan

1. Dilarang Merokok
2. Larangan tentang pakaian :
a. Dilarang menggunakan/menyimpan pakaian yang tidak
sesuai dengan ketentuan yang berlaku, kecuali pakaian
perlengkapan ibadah.
b. Dilarang meninggalkan ruang kuliah tanpa tutup kepala.
c. Dilarang merubah bentuk/potongan, warna pakaian diluar
ketentuan yang telah ditetapkan.
d. Selama mengikuti pendidikan dilarang menggunakan pakaian
bebas atau pakaian biasa diluar ketentuan yang telah
ditetapkan, baik didalam atau diluar kampus.
3. Larangan pada saat diruang makan :
a. Dilarang bersenda gurau
b. Dilarang bersiul dan bernyanyi
c. Dilarang membawa bacaan
d. Dilarang membawa makanan dari ruang makan.
4. Larangan pada saat di kamar tidur.
a. Dilarang menyimpan makanan dan minuman di kamar –
serambi.
b. Dilarang menerima tamu.
c. Dilarang menempel gambar dan mengotori dinding dengan
apapun.
d. Dilarang membuat kegaduhan/keributan.
e. Dilarang memasak air dan makanan.
f. Dilarang menyimpan tape dan recorder atau radio, dan
peralatan elektronik serta audio visual lain kecuali seIzin
Pengasuh.
5. Larangan membawa kendaraan.

31
Dilarang membawa segala jenis kendaraan bermotor baik roda
dua maupun roda empat dilingkungan Kampus Sekolah Tinggi
Transportasi Darat.
6. Selama mengikuti pendidikan, Taruna dilarang menikah.

Tahapan Sidang Dewan Kehormatan Taruna


Tabel l.ll

Catatan:
1. Tim Pengambil Keputuan terdiri dari 5 Orang dengan jumlah
minimal 3 orang
2. Koordinator tim penyidik adalah penyelenggara sidang
3. Pembela adalah Dosen Pembimbing Akademik, Ketua
Jurusan/ Prodi, Kanit Psikohgi
4. Anggota Sidang lain Dosen, Dokter, Saksi Ahli dsb.

32
BAB IV
STANDAR PERILAKU ATAU TATA KRAMA DAN HUBUNGAN
TARUNA DENGAN INDIVIDU LAIN

A. Standar perilaku atau Tata Krama


Standar perilaku atau tata krama pada pngasuhan taruna
merupakan serangkaian peraturan, petunjuk yang disusun sebagai
pedoman berperilaku pada pengasuhan taruna. Standar perilaku
atau tata krama yang mencakup paling sedikit seluruh aktivitas di
dalam kampus, yang meliputi:
1) Panggilan dan sebutan
1. Panggilan terhadap taruna laki-laki adalah Taruna;
2. Panggilan terhadap taruna perempuan adalah Taruni;
3. Panggilan dan sebutan Taruna terhadap tenaga pendidik
beserta manajemen adalah dengan menyebut pangkat,
jabatan, profesinya atau dengan sebutan bapak yang
disingkat 'pak" atau ibu dengan disingkat "bu';
4. Panggilan taruna terhadap masyarakat umum adalah dengan
menyebut bapak, ibu, kakak, adik, jabatan atau profesinya;
5. Panggilan antara Taruna terhadap kakak kelas dan adik kelas
adalah kakak dan adik'
2) Berdiri, Jalan, dan Duduk
Ketentuan taruna saat berdiri, jalan dan duduk adalah sebagai
berikut:
1. Apabila berdiri di tempat umum, taruna harus memilih
tempat berdiri yang pantas dan sesuai dengan pakaian dinas
yang dipakai dengan meniunjung tinggi Kode Kehormatan
Taruna;
2. Apabila berbicara dengan orang yang lebih tua sambil
berdiri, lakukan dengan bersikap sopan;
3. Pada saat berdiri dan berjalan dilarang memasukkan tangan
ke dalam saku dan meletakkan tangan di depan dada
(bersedekap);
4. Berjalan dengan langkah yang wajar, lengan dilenggangkan
secukupnya dan tidak boleh menoleh ke kanan atau kiri lebih
dari 45' serta telapak tangan menggenggam;

33
5. Jika berjalan bersama orang lain, sesuaikan langkah dan
temponya serta dilarang berbicara berlebihan. Apabila
berjalan bersama taruna yang lebih tinggi tingkatannya,
pengasuh atau pegawai Kementerian Perhubungan Republik
lndonesia, tempatkanlah diri di sebelah kiri. Apabila berjalan
dengan wanita atau orang lain yang pantas dilindungi,
tempatkanlah diri di sebelah kanan atau posisi yang
melindungi mereka;
6. Apabila akan melewati sekumpulan orang, perhatikan sopan
santun dan adat istiadat atau kebiasaan setempat tanpa
mengurangi sikap ketarunaan;
7. Duduklah dengan badan yang tegak, sikap yang baik dan
sopan di tempat yang pantas.
3) Berbicara
1. Taruna wajib menggunakan Bahasa lndonesia dengan sopan
dan tidak diperbolehkan menggunakan bahasa daerah.
2. Pada waktu-waktu tertentu taruna wajib menggunakan
bahasa lnggris sebagai bahasa kedua, seperti pada saat
melaksanakan kegiatan berkomunikasi dengan tamu asing
dan English day.
3. Dilarang berbicara tentang masalah suku, agama, ras dan
antar golongan (SARA).
4) Berkenalan
1. Berkenalan dengan seseorang dilakukan dengan berjabat
tangan secara sungguh-sungguh dan menghadap ke arah
orang tersebut;
2. Sebutkan nama dengan ucapan yang jelas dan lengkap;
3. Berpisah dengan kenalan harus mengucapkan salam dengan:
selamat pagi, selamat siang atau selamat malam.
5) Bertamu, dan menerima tamu
1. Usahakanlah bertamu tidak lebih dari 4 (empat) orang,
kecuali mendapat undangan;
2. Taruna harus mengetuk pintu atau menekan bel terlebih
dahulu, memberi hormat, senyum, salam dan sapa kepada
tuan rumah;
3. Taruna dapat menerima tamu pada hari pesiar di tempat
yang telah ditentukan (ruang tamu yang disediakan);

34
4. Taruna dilarang menerima tamu pada saat jam kuliah, jam
waiib belajar, jam pengasuhan,kecuali hal yang mendesak
dengan seizin pengasuh;
5. Taruna wajib melapor pada pengasuh, mengisi buku tamu
dan menunggu di ruang tunggu;
6. Taruna dilarang membawa lamu memasuki ruang tidur
asrama;
7. Taruna harus mengantarkan tamu yang hendak pulang
sampai ke depan ruang jaga atau ke kendaraannya.
6) Mendampingi tamu
4. Sebelum tamu datang, harus diusahakan mendapat petunjuk
yang berhubungan dengan kegiatan yang dihdapi;
5. Taruna harus mengetahui acara atau kegiatan yang akan
dilakukan oleh tamu tersebut;
6. Berusaha mengetahui sebanyak mungkin identitas tamu,
antara lain: nama, pangkat, iabatan, riwayat jabatan,
keluarga, hobi dan sebagainya;
7. Apabila naik mobil, taruna mengambil tempat di sebelah
kanan tamu atau di samping pengemudi apabila tamu
didampingi pejabat lain;
8. Apabila tamu akan pulang, taruna menganlarkan sampai
tempat yang telah ditentukan.
7) Berpergian dengan rekan wanita atau pria
1. Apabila hendak bepergian dengan rekan wanita atau rekan
pria, taruna harus mendapat izin dari orang tua atau wali
dan rekan wanita alau rekan pria tersebut harus berpakaian
sopan;
2. Untuk menjaga sopan santun, sebaiknya rekan wanita tidak
menggandeng lengan taruna;
3. Untuk keselamatan pada saat naik tangga eskalator, Taruna
berada di samping belakang rekan wanita dan pada waktu
turun tangga berada satu anak tangga di samping depan
rekan wanitanya. Bila menggunakan lift maka rekan wanita
masuk keluar terlebih dahulu;
4. Apabila bepergian menggunakan kendaraan umum maka
rekan wanita naik terlebih dahulu dan turun belakangan dan
senantiasa memperhatikan keselamatan;

35
5. Apabila taruna bertemu dengan taruna lain yang membawa
rekan pria atau rekan wanita, maka taruna tersebut
memberikan salam terhadap rekan pria atau rekan wanita
dari taruna lain;
6. Berilah penghormatan terlebih dahulu apabila bertemu
dengan taruna lain sesama pangkat yang sedang bersama
rekan pria alau rekan wanita.
8) Berbelanja
1. Apabila Taruna berbelanja, hendaklah di tempat yang bersih
dan pantas sesuai petunjuk pngasuh serta dilarang
berbelanja di tempat yang berdesakan;
2. Di dalam toko, tutup kepala tetap dipakai;
3. Belilah barang-barang yang dianggap perlu.
9) Makan
1. Apabila akan melaksanakan kegiatan makan, badan dan
tangan dalam keadaan bersih dan berpakaian rapi;
2. Wajib makan di ruang makan taruna, dilaksanakan
bersama-sama secara terpimpin, dalam suasana hikmat,
kekeluargaan dan komunikatif;
3. Berangkat ke ruang makan dengan berbaris secara tertib;
4. Masuk ke ruang makan dengan tertib dengan melakukan
penghormatan;
5. Tutup kepala diletakkan di atas pangkuan atau tempat yang
ditentukan;
6. Sebelum mengambil tempat duduk dengan tertib,
melakukan penghormatan kepada taruna yang lebih tinggi
tingkatnya di meia tersebut;
7. Petugas piket menyiapkan seluruh taruna dan lapran kepada
taruna yang lebih tinggi tingkatnya tentang jumlah taruna
yang makan saat itu dan bahwa makan siap dilaksanakan;
8. Taruna lebih tinggi tingkatnya memimpin untuk berdoa;
9. Semua taruna mengucapkan ‘SELAMAT MAKAN';
10. Apabila taruna yang lebih rendah tingkatnya ingin
mendahului menambah makanan, maka ia wajib minta izin
terlebih dahulu kepada taruna yang lebih tinggi tingkatnya
di meja tersebut;

36
11. Ketertiban makan pada tiap meja adalah tanggung jawab
taruna yang paling tinggi tingkatnya di meja tersebut;
12. Sebelum dan sesudah makan selalu didahului dengan doa;
13. Dekatkan makanan yang akan diambil ke piring, bukan
sebaliknya;
14. Apabila menggunakan pisau dengan menggunakan tangan
kanan;
15. Jangan berbicara dan minum pada waktu mulut berisi
makanan;
16. Apabila ingin minum ketika sedang makan letakkan sendok
dan garpu dalam posisi terlentang;
17. Apabila sedang makan kedatangan orang yang kita hormati,
berhenti sejenak untuk memberikan salam;
18. Jangan membersihkan sisa makanan di rongga mulut
dihadapan orang lain tanpa menutup mulut dengan tangan
atau sapu tangan;
19. Kembalikan kursi ke tempat semula setelah makan. Setelah
selesai makan petugas piket menyiapkan dan laporan
kepada taruna yang lebih tinggi tingkatnya bahwa makan
sudah selesai dilaksanakan;
20. Semua taruna mengucapkan ‘TERIMA KASIH';
21. Selesai makan taruna berdiri, merapikan kursi dan
meninggalkan ruang makan dengan tertib;
10) Beristirahat di kantin
1. Taruna diperkenankan ke kantin sesuai dengan waktu dan
tempat yang telah ditentukan oleh masing - masing
Lembaga Diklat Transportasi;
2. Pakaian yang digunakan pada saat berada di kantin adalah
pakaian dinas yang berlaku pada hari itu;
3. Selama di kantin selalu menlaga sopan santun, tata tertib,
tidak gaduh, dan duduk pada tempat yang telah disediakan,

11) Kegiatan integrasi Taruna


1. lntegrasi Taruna Sekolah Tinggi Transportasi Darat di
lingkungan BPSDMP diselenggarakan dengan maksud untuk
mempererat persaudaraan antar sesama taruna, masyarakat
dan untuk melatih kemampuan taruna dalam

37
menyelenggarakan kegiatan sosial yang pelaksanaanya atas
petunjuk pengasuh;
2. Maksud lain dari integrasi taruna ini adalah dalam rangka
sosialisasi taruna dengan masyarakat sekaligus untuk
mengembangkan pergaulan dengan sesama generasi muda
melalui media seni atau hiburan;
3. lntegrasi taruna yang dilaksanakan pada malam hari,
pelaksanaannya dibatasi sampai pukul 22.00 WlB.
12) Mengundang
1. Undangan paling sedikit harus memuat informasi tentang
acara, waktu, tempat penyelenggaraan, pakaian yang
digunakan;
2. Perhatikan waktu pengiriman undangan supaya yang
diundang tidak merasa mendadak. Pengiriman undangan
selambat-lambatnya 7(tujuh) -14 (empatbelas) hari sebelum
pelaksanaan kegiatan.
13) Menghadiri undangan
1. Taruna hadir tepat pada waktunya;
2. Pakaian yang digunakan adalah pakaian dinas taruna yang
disesuaikan dengan ketentuan dalam undangan atau
macam dan sifat acara.
14) Menonton
1. Pada saat menonton bioskop atau pertunjukan seni dan
lain-lain, pilihlah tempat yang dipandang pantas untuk
taruna;
2. Pakaian yang digunakan adalah pakaian dinas.
15) Membuat janji
1. Taruna jangan mudah membuat janii. Bila membuat janii
perhatian tanggal, waktu dan tempat;
2. Usahakan datang di tempat yang telah disepakati sebelum
waktu yang telah ditentukan;
3. Jika mendadak tidak bisa menepati janii, secepat mungkin
memberitahukan dengan permohonan maaf.
16) Meminjam barang
Usahakan untuk tidak meminjam sesuatu dari orang lain,
apabila terpaksa meminjam agar bertanggungjawab penuh atas
barang yang dipinjam.

38
17) Berobat
1. Taruna yang sakit wajib berobat di klinik yang disediakan;
2. Waktu berobat diatur oleh masing-masing Lembaga Diklat
Transportasi;
3. Taruna mengisi buku berobat yang telah disediakan.
18) Melayat
1. Taruna sedapat mungkin meluangkan waktu untuk melayat
teman, kerabat atau keluarga yang meninggal khususnya
pada waktu sedang cuti dan pesiar;
2. Apabila pergi melayat sebaiknya dilakukan sebelum
dikebumikan dan diusahakan dapat ikut mengantar sampai
tempat tujuan;
3. Sebaiknya tidak menanyakan sebab-sebab kematiannya
pada sanak keluarga;
4. Taruna menggunakan pakaian dinas.
19) Kegiatan pemakaman, dan ziarah
1. Menyesuaikan dengan ketentuan adat istiadat setempat;
2. Tabur bunga dilakukan secara khidmat, menghadap penuh
ke pusara, mengambil sikap jongkok dan menabur bunga
mulai dari kepala ke arah kaki;
3. Memberikan pnghormatan sebelum dan sesudah meletakkan
karangan bunga.
20) Berkendaraan
a. Menunggu Kendaraan
1. Perhatikan sikap dan kesopanan pada wakfu menunggu
kendaraan, baik dalam pesiar maupun bepergian;
2. Menunggu kendaraan di tempat yang sudah disediakan
dan tidak bergerombolan;
3. Jangan berbuat sesuatu yang tidak pantas, sehingga dapat
menimbulkan perhatian umum;
4. Turun kendaraan dilakukan dengan tertib.

39
b. Naik Jenis Kendaraan
Naik jenis kendaraan agar memperhatikan ketentuan sebagai
berikut:
1. Bus atau kendaraan sejenis, usahakan memilih kendaraan
yang baik dan mengambil tempat duduk yang sesuai
dengan aturan yang berlaku, selama dalam perjalanan
dilarang membeli keperluan apapun lewat jendela, naik
atau turun kendaraan tetap mengenakan pakaian dinas;
2. Kereta api, mematuhi semua peraturan yang berlaku,
menempati tempat duduk sesuai dengan aturan, membeli
keperluan apapun sebaiknya di restorasi atau kantin
stasiun;
3. Becak, dilakukan hanya dalam keadaan terpaksa, tidak
boleh naik lebih dari dua orang, duduk yang sopan, jika
bersama rekan wanita, persilakan naik terlebih dahulu dan
tempatkan di sebelah kiri. Pada waklu turun, taruna
mendahului dan beri pertolongan pada rekan wanita.
Apabila dipandang perlu hindari tawar-menawar yang
berkepanjangan;
4. Pesawat terbang, tetap memperhatikan sikap, naik dan
turun pesawat tetap menggunakan pakaian dinas dan
aluran yang berlaku, perhatikan dan ikutilah pefuniuk yang
berlaku;
21) Mengunjungi orang sakit
1. Perhatikan ketentuan waktu berkunjung;
2. Batasi jumlah pengunjung atau bergiliran;
3. Batasi perbuatan dan pembicaraan yang dapat
mengganggu ketenangan.
22) Sikap dalam menyanyikan lagu kebangsaan, dan lagu wajib
1. Taruna wajib menunjukkan sikap hormat pada saat
menyanyikan dan mendengarkan secara langsung lagu
kebangsaan lndonesia Raya;
2. Taruna waiib menguasai lagu kebangsaan lndonesia Raya
dan lagu-lagu wajib nasional lainnya.
23) Tata cara penghormatan taruna pada Lingkungan Sekolah
Tinggi Transportasi Darat Tata cara penghormatan diatur
sebagai berikut:

40
1. Jarak minimal penghormatan adalah 10 langkah;
2. Dalam keadaan berlari atau jalan, penghormatan
dilakukan dalam keadaan berhenti dengan mengambil
sikap sempuma dan dilanjutkan dengan memberi hormat;
3. Dalam sikap duduk penghormatan dilakukan dengan
mengambil sikap duduk siap;
4. Orang perorang: wajib melakukan penghormatan baik
sesama pangkat, maupun kepada yang lebih tinggi
sebaliknya taruna yang lebih tinggi status akademiknya
wajib membalas;
5. Pada saat pasukan berpapasan, yang memimpin barisan
memberikan hormat kepada barisan yang berpapasan
baik tingkatnya selevel dan terlebih dengan taruna yang
lebih tinggi status akademiknya;
6. Penghormatan layaknya diberikan kepada pejabat
Lembaga Diklat Transportasi serta pejabat di lingkungan
Kementerian Perhubungan yang berada dalam kendaraan
apabila berpapasan;
7. Penghormatan walib dibalas dan tata cara pembalasan
penghormatan tidak harus dengan mengangkat tangan,
tetapi bisa dengan anggukan kepala, dan atau sapaan;
8. Taruna memberikan penghormatan kepada siswa diklat
yang sedang melaksanakan diklat atau berkunjung ke
kampus.
24) Larangan Bertunangan, Menikah, dan Perbuatan Asusila
1. Taruna dilarang bertunangan atau menikah selama
pendidikan;
2. Taruna dilarang berbuat asusila atau berhubungan badan
diluar nikah;
3. Taruna dilarang menyimpan atau menonton film, gambar,
atau barang/alat yang mengandung unsur pomografi.

41
25) Hubungan Taruna dengan lndividu Lain
a. Hubungan Antar Taruna
1. Taruna yang tingkatnya lebih tinggi harus:
a) Dapat dijadikan contoh bagi taruna yang tingkatnya
lebih rendah dalam ketaalan terhadap aturan, sopan
santun dan tingkah laku serta kerapihan dan
kebersihan dalam penampilan;
b) Selalu memberikan bimbingan dan bantuan kepada
taruna yang tingkatnya lebih rendah, untuk
mengatasi kesulitan yang dihadapi terutama di bidang
akademis;
c) Di dalam memberikan bimbingan dan bantuan kepada
taruna yang tingkatnya lebih rendah, harus didasari
dengan tujuan utama untuk kebaikan taruna yang
tingkatannya lebih rendah dan harus dilaksanakan
dengan cara yang baik, bijak, terpuii dan bersifat
mendidik, tidak dengan kontak fisik atau tindakan
kekerasan yang dapat merugikan/mencederai taruna
yang tingkatnya lebih rendah.
2. Taruna yang tingkatnya lebih rendah harus:
a) Menghargai perintah dan nasihat daritaruna yang
lebih tinggi tingkatnya;
b) Sopan santun dalam lutur kala dan tindak tanduk,
berpenampilan rapih serta meniaga kebersihan badan
maupun perlengkapan atau atribut;
c) Mencontoh dan meneladani serla mengembangkan
hal-hal psitif yang telah dicontohkan taruna yang
lebih tinggi tingkatnya.
d) Hubungan taruna sesama tingkat harus saling bekerja
sama dan menghormati;
e) Sesama taruna harus berusaha menegakkan dan
menghidupkan korps taruna yang sehat, kreatif dan
dinamis.
b. Hubungan Taruna dengan sesama Peserta Diklat
Transportasi Taruna harus selalu menjaga hubungan baik
dengan sesama peserta diklat termasuk dengan taruna
penjenjangan, di dalam maupun di luar kampus.

42
c. Hubungan Taruna dengan Para Pejabat dan Tenaga
Pendidik Taruna harus selalu menjaga hubungan baik
dengan para tenaga pendidik didalam maupun diluar
kampus.
d. Hubungan Taruna dengan Generasi Muda Taruna dalam
menjalin hubungan dengan generasi muda senantiasa
menjuniung tinggi budaya bangsa, pemegang teguh
Pancasila dan UUD 1945. Benfuk hubungan taruna
dengan generasi muda berupa kemitraan dalam
mengembangkan program pendidikan melalui keriasama
di bidang agama, olah raga, seni budaya, ilmu
pengetahuan teknologi yang bersifat konstuktif dengan
prinsip saling menghargai dan menghormati.
e. Hubungan Taruna dengan Masyarakat
1. Taruna harus senantiasa menyadari bahwa dirinya
adalah bagian dari masyarakat dan kesadaran ini perlu
dibina serta ditingkatkan setiap saat;
2. Taruna sebagai generasi muda dan calon insan
perhubungan di masa datang perlu salingmengenal
sesama generasi. Dalam menialankan hubungan
tersebut Taruna harus menlunjung tinggi peraturan tata
tertib taruna;
3. Taruna walib mengikuti perkembangan masyarakat
melalui media cetak dan elektronik yang sifatnya
konstruktif dan edukatif dengan fasilitas yang disediakan
oleh masing – masing Lembaga Diklat Transportasi;
4. Taruna dilarang mengeluarkan pemyataan resmi yang
berhubungan dengan kedinasan maupun perseorangan,
terutama yang tidak ada kaitannya dengan statusnya
sebagai taruna.

43
BAB V
POLA PENGASUHAN TARUNA TINGKAT AKHIR DI LUAR
ASRAMA

1. Penilaian
a) Kondite
Penilaian dilakukan pada saat didalam lingkungan kampus dan
luar Kampus sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
Lingkungan STTD
b) Samapta
Penilaian dilakukan rutin tiap semester
2. Peraturan Dinas Dalam
a) Kegiatan Apel
Di wajibkan melaksanakan kegiatan Apel Pagi bagi taruna
perkulaian pagi. Apel pagi dilaksanakan pukul 07.00 WIB. Apel
Siang bagi taruna perkuliahan sore, dilaksanakan sebelum
kegiatan akademik di lingkungan Kampus STTD. Apel siang
dilaksanakan pada pukul 13.00 WIB.
b) Ketua Kelas Harian dan Piket.
Ketua Kelas dan Piket bergantian tiap hari, dan pelaksanannya
pada jam dinas .
3. Tata Tertib di Lingkungan Kampus STTD
 Mentaati ketentuan tata tertib yang belaku di Lingkungan
STTD
 Memakai pakaian yang sesuai ketentuan yang berlaku di
STTD (Taruna/i wajib menggunakan pakaian dinas harian
(PDH) lengkap dan dilarang menggunakan jaket baik di hari
dinas (Senin - Jumat) ataupun Weekend (Sabtu - Minggu).
 Menjaga kebersihan dan kerapihan diri, pakaian, penampilan
sesuai ketentuan ketarunaan.
4. Tata Tertib di Luar Lingkungan Kampus STTD
 Berlaku sopan santun dan menjaga norma-norma susila yang
berlaku di masyarakat.
 Menjaga nama baik almamater STTD.
 Disarankan untuk tinggal/kos di sekitar lingkungan Kampus
STTD.

44
5. Tempat Tinggal
a) Untuk kos/ kamar maksimal 2 orang, kontrakan maksimal 3
orang dan rumah disesuaikan dengan jumlah kamar tersedia.
b) Menjaga kebersihan dan ketertiban lingkungan tempat tinggal.
c) Waktu kunjungan dilarang melebihi jam 22.00 WIB.
d) Taruni dilarang untuk bermalam di tempat tinggal Taruna dan
sebaliknya.
e) Dilarang mengadakan pesta dan keramaian lainnya di tempat
tinggal.
f) Dilarang membawa miras, narkoba, dan barang terlarang
lainnya di tempat tinggal.
g) Bagi tamu, saudara yang akan berkunjung dan menginap
diwajibkan melaporkan ke RT/RW setempat.
6. Handphone
Penggunaan didalam lingkungan kampus dilarang digunakan
pada saat di jam perkuliahan di kelas, tempat umum (kantin,
masjid dan perpustakaan dll), dan pada saat berjalan
dilingkungan kampus.
7. Kendaraan
a) Bagi taruna/i yang membawa kendaraan agar melaporkan
kepada pihak Puspeka dan pihak keamanan kampus untuk di
data.
b) Bagi yang membawa kendaraan diwajibkan parkir ditempat
khusus yang disediakan dan dilarang mengendarai didalam
lingkungan kampus.
8. Pelanggaran
Apabila terdapat taruna/i yang ditemukan melanggar ketentuan
di atas akan mendapat sanksi yang berlaku.

45
BAB VI
PENUTUP

Demikian “Buku Saku” Taruna STTD ini untuk dijadikan sebagai


pegangan bagi para taruna/i dilingkungan Sekolah Tinggi
Transortasi Darat.
Hal-hal yang belum diatur dalam buku ini, diatur dengan peraturan
tersendiri.
Agar seluruh taruna/i dilingkungan STTD dapat melaksanakan
sebaik-baiknya dengan penuh tanggung jawab

Bekasi, Januari 2020


KETUA
SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT

EDDY GUNAWAN, ATD, M.Eng.Sc


Pembina Utama Muda (IV/d)
NIP.

46
KEGIATAN TARUNA DAN PEMBAGIAN WAKTUNYA

(1) Jenis-jenis kegiatan Taruna setiap hari diatur oleh STTD.


(2) Pelaksanaan kegiatan Taruna baik intern maupun ekstern harus
dikonsultasikan kepada Pejabat penyelenggara yang
bersangkutan.
(3) Kegiatan-kegiatan dalam wadah organisasi maupun kelompok
Taruna setiap hari mulai dari pagi, sore, siang dan malam hari
di atur oleh STTD.

KEGIATAN TARUNA

1. Hari Senin, Selasa, Kamis:

Pukul Kegiatan
04.30 – 05.00 Bangun pagi dan sholat subuh
Olahraga Pagi (Strecthing/Pemanasan),
05.00 – 05.30
Pembersihan/penataan lingkungan kamar/asrama
05.30 – 06.00 Mandi dan persiapan makan pagi
Apel Penaikan Bendera Merah Putih oleh divisi jaga
06.00 – 06.30 Makan pagi
06.30 – 07.00 Apel pagi
07.00 – 12.30 Kegiatan perkuliahan
12.30 – 13.30 Ishoma
13.30 – 15.00 Kegiatan ekstrakurikuler
15.00 – 15.30 Sholat ashar dan Persiapan Olahraga Sore
15.30 – 17.30 Olahraga sore
17.30 – 18.30 Mandi dan Persiapan sholat Maghrib
Apel Penurunan Bendera Merah Putih oleh divisi jaga
18.30 – 19.00 Makan malam
19.00 – 19.30 Sholat isya
19.30 – 21.00 Wajib belajar
21.00 – 21.30 Apel malam
21.30 – 22.00 Persiapan Istirahat malam
47
22.00 – 04.30 Istirahat malam
Catatan:
1. Jadwal Pesiar Taruna/i STTD ditentukan oleh Pengasuh
Taruna/i dan dilaksanakan pada hari Rabu (Pkl.15.30 s.d.
21.00 WIB)
2. Hari Kamis setelah sholat isya dilaksanakan pengajian di
masjid.

2. Jum’at :

Pukul Kegiatan
04.30 – 05.00 Bangun pagi dan sholat subuh
Olahraga Pagi (Strecthing/Pemanasan),
05.00 – 05.30
Pembersihan/penataan lingkungan kamar/asrama
05.30 – 06.00 Mandi dan persiapan makan pagi
Apel Penaikan Bendera Merah Putih oleh divisi jaga
06.00 – 06.30 Makan pagi
06.30 – 07.00 Apel pagi
07.00 – 11.00 Kegiatan perkuliahan
11.00 – 13.30 Shalat Jum’at dan makan siang
13.30 – 15.00 Kegiatan ekstrakurikuler
15.00 – 15.30 Sholat ashar dan Persiapan Olahraga Sore
15.30 – 17.30 Olahraga sore
17.30 – 18.30 Mandi dan Persiapan sholat Maghrib
Apel Penurunan Bendera Merah Putih oleh divisi jaga
18.30 – 19.00 Makan malam
19.00 – 19.30 Sholat isya
19.30 – 21.00 Wajib belajar
21.00 – 21.30 Apel malam
21.30 – 22.00 Persiapan Istirahat malam
22.00 – 04.30 Istirahat malam

48
3. Hari Sabtu dan Minggu :

Kegiatan harian Taruna/i bagi Taruna/i STTD yang izin


bermalam

Hari Sabtu
Pukul Kegiatan
04.30 – 05.00 Bangun pagi dan sholat subuh
05.00 – 05.30 Olahraga Pagi (Strecthing/Pemanasan),
Pembersihan/penataan lingkungan kamar/asrama
05.30 – 06.00 Mandi dan persiapan makan pagi
Apel Penaikan Bendera Merah Putih oleh divisi jaga
06.00 – 06.30 Makan pagi
06.30 – 12.00 Kegiatan Ekstrakurikuler
12.00 – 13.00 Ishoma
13.00 Izin Bermalam
Hari Minggu
Pukul Kegiatan
20.00 – 21.30 Apel malam
21.30 – 22.00 Persiapan Istirahat malam
22.00 – 04.30 Istirahat malam

Kegiatan harian Taruna/i bagi Taruna/i STTD yang tidak izin


bermalam

Hari Sabtu
Pukul Kegiatan
04.30 – 05.00 Bangun pagi dan sholat subuh
05.00 – 05.30 Olahraga Pagi (Strecthing/Pemanasan),
Pembersihan/penataan lingkungan kamar/asrama
05.30 – 06.00 Mandi dan persiapan makan pagi
Apel Penaikan Bendera Merah Putih oleh divisi jaga
06.00 – 06.30 Makan pagi
06.30 – 12.00 Kegiatan Ekstrakurikuler
49
Hari Sabtu
12.00 – 13.00 Ishoma
13.00 – 17.30 Kegiatan Mandiri
17.30 – 18.30 Mandi dan Persiapan sholat Maghrib
Apel Penurunan Bendera Merah Putih oleh divisi jaga
18.30 – 19.00 Makan malam
19.00 – 19.30 Shalat Isya
19.30 –21.30 Kegiatan Mandiri
21.30 – 22.00 Persiapan Istirahat malam
22.00 – 04.30 Istirahat malam
Hari Minggu
Pukul Kegiatan
04.30 – 05.00 Bangun pagi dan sholat subuh
05.00 – 05.30 Olahraga Pagi (Strecthing/Pemanasan),
Pembersihan/penataan lingkungan kamar/asrama
05.30 – 06.00 Mandi dan persiapan makan pagi
Apel Penaikan Bendera Merah Putih oleh divisi jaga
06.00 – 06.30 Makan pagi
06.30 – 12.00 Kegiatan Mandiri
12.00 – 13.00 Ishoma
13.00 – 17.30 Kegiatan Mandiri
17.30 – 18.30 Mandi dan Persiapan sholat Maghrib
Apel Penurunan Bendera Merah Putih oleh divisi jaga
18.30 – 19.00 Makan malam
19.00 – 19.30 Shalat Isya
19.30 –20.00 Kegiatan Mandiri
20.00 – 21.30 Apel malam
21.30 – 22.00 Persiapan Istirahat malam
22.00 – 04.30 Istirahat malam

50
KETENTUAN BERPAKAIAN DAN BERPENAMPILAN

A. TATA CARA BERPAKAIAN


1. Pakaian Dinas
a. Taruna wajib menggunakan pakaian dinas Taruna sesuai
dengan Peraturan Kepala BPSDMP Nomor PK.06/BPSDMP-
2016 Tanggal 9 Agustus 2016 tentang Pakaian Dinas Taruna
dan Taruni;
b. Pakaian dinas seragam Taruna dan taruni terdiri dari 5 (lima)
jenis, sebagai berikut:
1) PDH (Pakaian Dinas Harian) adalah pakaian dinas
seragam yang walib dipakai taruna selama mengikuti
Diklat di dalam maupun melaksanakan kegiatan di luar
Sekolah Tinggi Transportasi Darat;
2) PDL (Pakaian Dinas Lapangan) adalah pakaian seragam
yang wajib dipakai oleh taruna pada waktu praktek
lapangan, kerja dan lain-lain;
3) PDP (Pakaian Dinas Pesiar) adalah pakaian dinas seragam
yang wajib dipakai taruna pada waktu pesiar;
4) PDU (Pakaian Dinas Upacara) adalah pakaian dinas
seragam yang walib dipakai taruna pada waktu mengikuti
upacara dalam rangka memperingati hari besar nasional
atau kegiatan khusus lainnya;
5) PDO (Pakaian Dinas Olahraga) adalah pakaian dinas
seragam yang wajib digunakan taruna pada waklu
olahraga atau kegiatan lain yang ditentukan berdasarkan
pada peraturan yang ditetapkan oleh Pimpinan Lembaga
Diklat Transportasi masing-masing.
c. Khusus taruni pnggunaan celana panjang pada kegiatan hari
biasa dan kegiatan agama, sedangkan penggunaan rok PDH
hanya pada saat pesiar, IB dan cuti;
d. Khusus taruni yang menggunakan jilbab diwajibkan
menggunakan jilbab dengan warna sesuai dengan ketentuan
yang berlaku;

51
e. Taruna waiib menggunakan Pakaian Dinas Pesiar lengkap
pada radius lebih dari 500 meter dari tempat tinggal di luar
kampus;
f. Taruna waiib menggunakan Pakaian Dinas Pesiar lengkap
pada saat menghadiri acara resmi, memasuki tempat
pelayanan publik (bank, kantor pos, dll), kantor pemerintah
maupun swasta dan kegiatan ibadah kecuali yang telah
ditentukan oleh agama tertentu.

2. Pakaian Sipil
Taruna dilarang menggunakan pakaian sipil di dalam kampus
selama kegiatan ketarunaan berlangsung.

Perlengkapan Dinas :
1. Taruna wajib menggunakan dan merawat perlengkapan
dinas;
2. Penggunaan perlengkapan dinas perorangan khusus jam
tangan, jaket dinas, buku saku diatur sebagai berikut:
a) Jam tangan, dipakai pada saat:
1) Kuliah kegiatan sehari-hari
2) Pesiar
3) Kegiatan dinas lainnya dan dikenakan pada tangan
kiri serta tidak digunakan pada saat olahraga.
b) Tas ; Tas pesiar dan tas harian dijinjing sebelah kiri
c) Jaket dinas, dipakai pada saat:
1) Hujan
2) Mengendarai sepeda motor
3) Sakit
4) Berada di daerah dingin
d) Buku saku dan buku peraturan taruna serta kartu anggota
taruna wajib dibawa saat menggunakan pakaian dinas.
3. Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan
kedisiplinan, hukuman disiplin, dan atau sanksi akademis.
B. Pemeliharaan Diri
1. Kebersihan dan Kerapian
(1) Setiap Taruna pada Lingkungan Sekolah Tinggi Transportasi
Darat wajib memelihara kebersihan dan kerapian perorangan;

52
(2) Pedoman ukuran panjang rambut:
b. Taruna pada Lingkungan Sekolah Tinggi Transportasi
Darat, yaitu :
A1 : Depan 0 cm, Tengah 0 cm, Belakang 0 cm (tahap
orientasi)
A1 : Depan 1 cm, Tengah 0 cm, Belakang 0 cm (tahap
pembentukan)
A2 : Depan 2 cm, Tengah 1 cm, Belakang 0 cm (tahap
pendewasaan)
A3 : Depan 3 cm, Tengah 2 cm, Belakang 1 cm (tahap
pematangan)
b. Taruni : kedua telinga terlihat, rambut dilarang melebihi
kerah baju bagian atas, rambut depan tidak menutup
mata.
3) Taruna dilarang memelihara kumis, jambang, jenggot,
membuat atau memelihara tato dan memanjangkan kuku;
4) Taruna dilarang menggunakan perhiasan;
5) Taruni dilarang menggunakan make up yang berlebihan
(dekoratif);
6) Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi tindakan
disiplin.
C. Berat Badan
1. Taruna wajib menjaga tubuh dan berat badan yang ideal
sesuai dengan berat badan yang ditetapkan untuk taruna
pada Lingkungan Sekolah Tinggi Transportasi Darat;
2. Taruna yang kelebihan berat badan akan diberikan
pembinaan khusus sampai dengan ideal, pelaksanaannya
dilakukan oleh pengasuh bekeria sama dengan bagian
pembenfukan jasmani dan ahli kesehatan.

53
KETENTUAN MAKAN
Semua Taruna diwajibkan makan di ruang makan Taruna, kecuali
ada ketentuan lain. Tata cara pelaksanaan makan seperti dijelaskan
berikut ini :

a. Pada setiap waktu akan makan para Taruna memasuki ruang


makan secara teratur dan langsung mengambil tempat duduk
yang telah ditentukan, dengan ketentuan bahwa pada setiap
meja terdiri dari gabungan Taruna Tingkat I, II , III dan IV atau
dari Taruna Tingkat yang paling Tinggi sampai terendah
statusnya di Kampus, tiap meja makan dipimpin oleh salah
seorang Taruna yang paling tinggi Tingkatannya (Taruna Senior).
Misalnya pada suatu meja makan (empat persegi panjang) posisi
tempat duduk Taruna adalah sebagai berikut :

0 0 0
0
X 0MEJA MAKAN
0 0 0

0 0 0
X : Pimpinan Meja (salah seorang Taruna Senior)
0 : Taruna Tingkat I, II, dan III (taruna tingkat yang terendah
s/d tertinggi duduk berbaur)
b. Sebelum makan di mulai piket Taruna memberikan aba-aba
berdoa untuk mulai dan selesai makan , selanjutnya kembali ke
serambi masing-masing.
c. Taruna yang tidak dapat makan secara bersama-sama menurut
ketentuan butir 1 diatas karena melakukan suatu tugas, akan
diatur makannya lebih lanjut oleh masing-masing UPT Diklat
Perhubungan.
d. Pelaksanaan makan diawasi oleh Piket Diklat Awal Perhubungan
yang bersangkutan (sesuai dengan ketentuan yang berlaku).
KETENTUAN APEL

54
1. Fungsi Apel
a. Apel adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk
mengetahui jumlah dan kesiapan Taruna masing-masing
kelas pada setiap waktu yang telah ditentukan / dijadwalkan,
sekaligus mendidik para Taruna untuk disiplin.
b. Apel dapat berfungsi sebagai media komunikasi antara
Taruna dengan Pembina, Pengendali/Pelatih serta berfungsi
sebagai media penyampaian informasi dan pengarahan
yang diperlukan Taruna.
c. Setiap pelaksanaan apel wajib diikuti oleh semua Taruna.

2. Jenis Pengertian Apel


a. Pembagian apel dapat dibedakan, yaitu :
1) Menurut waktu : apel pagi, apel siang dan apel
malam.
2) Menurut tempat : apel dilapangan dan apel diserambi /
asrama.
3) Menurut sifat : apel rutin, apel khusus, apel pesiar
dan apel berlibur, apel kegiatan, apel
senam ( pagi dan sore serta waktu
yang ditetapkan ).
b. Pengertian apel :
1) Apel rutin adalah apel yang dilaksanakan secara terus
menerus yang sifatnya rutin dalam setiap hari kerja / jam
dinas maupun diluar jam dinas, dan secara khusus
diberlakukan kepada Taruna yang ada dilingkungan
kampus, yang meliputi apel pagi, apel siang, dan apel
malam. Apel rutin ini merupakan bentuk pelaksanaan
kegiatan apel yang pada dasarnya dilakukan untuk
mengetahui kekuatan masing-masing kelas, baik sebelum
kegiatan dimulai maupun sesudah kegiatan dilaksanakan
( selesai ).
2) Apel khusus adalah suatu bentuk pelaksanaan apel yang
sifatnya khusus / insidentil dan dilakukan baik dilapangan
maupun di ruangan ( sesuai kebutuhan ).
3) Apel pesiar dan apel berlibur adalah suatu bentuk
pelaksanaan apel yang dilakukan untuk mengetahui

55
jumlah / kekuatan serta persiapan setiap Taruna secara
individu maupun kelompok / pleton sebelum dan sesudah
melaksanakan izin pesiar dan izin berlibur, termasuk
kesiapan masing-masing serambi / asrama pada saat
pelaksanaan izin berlibur.
4) Apel senam pagi dan kegiatan senam lainnya adalah
merupakan bentuk awal pelaksanaan kegiatan senam,
agar dapat diketahui jumlah / kekuatan Taruna yang
mengikuti senam pada saat itu. Apel kegiatan adalah
suatu bentuk pelaksanaan apel yang dilakukan sebelum
dan sesudah kegiatan dilaksanakan, seperti apel kegiatan
sore / olah raga, apel kegiatan kurve, dan lain-lain.

3. Tata Cara Pelaksanaan Apel


Tata cara pelaksanaan apel diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Ketua.

KETENTUAN KELUAR / MASUK KAMPUS

1. Keluar / masuk kampus bagi setiap Taruna melalui pintu


gerbang utama / pos penjagaan.
2. Untuk keperluan keluar dan masuk kampus, Taruna diwajibkan
berpakaian seragam dinas pesiar.
3. Taruna yang keluar kampus untuk keperluan apapun, harus
mematuhi aturan-aturan sebagai berikut :
a. Melapor ke Pos penjagaan
b. Mengisi buku laporan khusus di Pos Penjagaan
c. Setiap keluar, Taruna harus menunjukan Surat Izin atau
Buku Izin sesuai keperluannya dari Puspeka
d. Setiap keluar atau bepergian meninggalkan kampus, taruna
diwajibkan membawa buku saku yang disimpan dalam saku
baju sebelah kanan
e. Semua pujian dan pelanggaran dicatat dalam buku saku
Taruna oleh yang memberi pujian atau teguran
Apabila sedang melaksanakan tugas luar, seperti survey atau
kunjungan dan praktek lapangan, maka Taruna melalui Dan-

56
Kelas/Dan-Ton menyerahkan Surat Perintah dan Laporan
pelaksanaan tugas.

KETENTUAN PERIZINAN

Diberikan izin keluar kampus baik dalam kota, maupun luar kota
untuk keperluan pesiar dan keperluan lain-lainya dan pelaksanaanya
diatur oleh Ketua STTD.

IZIN PESIAR
1. Taruna mempunyai hak pesiar pada hari jumat dan jika
dipandang perlu Pengasuh / Pejabat Lembaga Diklat Transportasi
dapat memberi ijin pada hari lain;
2. Pesiar dilaksanakan minimal dua orang;
3. Taruna dilarang pesiar ke tempat perjudian, lokasi pelacuran,
klub malam, diskotik, dan tempat terlarang lainnya;
4. Pengajuan izin pesiar dilakukan paling lambat sehari sebelum
pelaksanaan pesiar secara kolektif melalui pengasuh;
5. Pakain yang digunakan adalah Pakaian Dinas Pesiar

IZIN BERMALAM DI LUAR


1. Izin bermalam/berlibur (IB) dapat diberikan kepada Taruna,
kecuali :
a. Sedang mengikuti pendidikan dasar dan matrikulasi.
b. Sedang menjalankan tugas akademik dan atau non
akademik.
c. Sedang dalam perawatan dokter.
d. Sedang menjalani hukuman disiplin.
e. Karena adanya ketentuan atau kebijakan lain dari Ketua
STTD/Ketua Program Studi.
2. Pelaksanaan izin bermalan / berlibur
a. Waktu bermalam dilaksanakan setiap hari Sabtu/Minggu,
hari libur nasional dan atau libur akademik.
b. Wilayah izin bermalam/berlibur disesuaikan dengan lama
waktu berlibur.

57
c. Pengajuan izin bermalam dilakukan paling lambat 2 (dua)
hari sebelum pelaksanaannya secara kolektif melalui Dan-
Ton Organik.
d. Taruna wajib melaksanakan apel khusus Bermalam/Berlibur.
e. Pakaian yang digunakan adalah Pakaian Dinas Pesiar.

IZIN KHUSUS
1. Untuk keperluan yang sangat penting, izin dapat diberikan
kepada Taruna dikarenakan :
a. Berkaitan dengan tugas akademik;
b. Orang tua atau saudara kandung (kakak; adik)
melangsungkan pernikahan;
c. Orang tua atau saudara kandung (kakak; adik) sakit keras
atau meninggal;
d. Keperluan lain yang dipandang perlu oleh Ketua STTD.
2. Pelaksanaan izin khusus
a. Taruna dapat diberikan izin khusus maksimal 3 hari kerja dan
atau disesuaikan dengan situasi dan kondisinya;
b. Pakaian yang digunakan adalah Pakaian Dinas Pesiar.
c. Izin khusus yang tidak bermalam diberikan oleh KaPuspeka.
d. Izin khusus yang lebih dari 1 (satu) hari hanya dikeluarkan
oleh Ketua STTD.

IZIN BEROBAT
1. Izin berobat hanya diberikan kepada Taruna/i, jika :
a. Perawatan kesehatan di STTD tidak tersedia.
b. Harus rawat inap di Rumah Sakit di luar kampus berdasarkan
rujukan dokter.
2. Pelaksanaan izin berobat
a. Waktu izin berobat diberikan secara insidentil (sewaktu-
waktu diperlukan).
b. Pengajuan izin berobat dilakukan setelah ada rekomendasi
dari Dokter/poliklinik di STTD atau dapat dilakukan tanpa
rekomendasi dari dokter/poliklinik apabila penderita dalam
keadaan gawat darurat (emergensi).
c. Pakaian yang digunakan adalah PDH dan pakaian bebas rapi
untuk penderita yang dalam keadaan darurat.

58
d. Izin berobat diberikan melalui Pengasuh.

IZIN CUTI
1. Izin cuti diberikan kepada taruna disesuaikan dengan ketentuan
akademik;
2. Taruna yang mengambil cuti dapat mengikuti kegiatan akademik
kembali dengan memenuhi persyaratan yang ditetapkan STTD

TATA CARA BERKENDARAAN

1. Menunggu kendaraan
a. Perhatikan sikap dan kesopanan pada waktu menunggu
kendaraan, baik dalam pesiar maupun bepergian
b. Menunggu kendaraan di tempat yang sudah disediakan dan
tidak bergerombolan
c. Jangan berbuat sesuatu yang tidak pantas, sehingga dapat
menimbulkan perhatian umum
d. Turun kendaraan tidak berebut dan dilakukan dengan tertib

2. Naik jenis kendaraan


a. Bus atau kendaraan sejenis, usahakan memilih kendaraan
yang baik dan mengambil tempat duduk yang sesuai dengan
aturan yang berlaku, selama dalam perjalanan dilarang
membeli keperluan apapun lewat jendela, naik atau turun
kendaraan tetap mengenakan pakaian dinas
b. Kereta api, mematuhi semua peraturan yang berlaku,
menempati tempat duduk sesuai dengan aturan, membeli
keperluan apapun sebaiknya di restorasi atau kantin stasiun
c. Pesawat terbang, tetap memperhatikan sikap, naik dan turun
pesawat tetap menggunakan pakaian dinas dan aturan yang
berlaku, perhatikan dan ikutilah petunjuk yang berlaku
d. Kapal laut dan sejenisnya, perhatikan tata cara naik dan
turun kapal, perhatikan petunjuk dan larangan yang ada di
dalam kapal, naik dan turun kapal tetap menggunakan
pakaian dinas

59
e. Ojek, sepeda, andong atau bendi dan sejenisnya dilakukan
dalam keadaan terpaksa, ikuti aturan yang berlaku.

KETENTUAN BERTAMU

(1) Taruna diperkenankan menerima tamu hanya di tempat dan


waktu yang telah ditentukan.
(2) Taruna yang akan menerima tamu di luar waktu yang telah
ditentukan harus mendapat izin khusus dari Pejabat
penyelenggara yang bersangkutan.

60
CATATAN PRESTASI/PELANGGARAN
NO HARI/TANGGAL POIN PRESTASI (+) DAN URAIAN
PELANGGARAN (-) *

*Beri nilai (+) untuk poin prestasi dan (-) untuk poin pelanggaran

Pendidik sesuai dengan STATUTA adalah dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur atau pelatih, pengasuh,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.
61
CATATAN PRESTASI/PELANGGARAN
NO HARI/TANGGAL POIN PRESTASI (+) DAN URAIAN
PELANGGARAN (-) *

*Beri nilai (+) untuk poin prestasi dan (-) untuk poin pelanggaran

Pendidik sesuai dengan STATUTA adalah dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur atau pelatih, pengasuh,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.
62
CATATAN PRESTASI/PELANGGARAN
NO HARI/TANGGAL POIN PRESTASI (+) DAN URAIAN
PELANGGARAN (-) *

*Beri nilai (+) untuk poin prestasi dan (-) untuk poin pelanggaran

Pendidik sesuai dengan STATUTA adalah dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur atau pelatih, pengasuh,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.
63
CATATAN PRESTASI/PELANGGARAN
NO HARI/TANGGAL POIN PRESTASI (+) DAN URAIAN
PELANGGARAN (-) *

*Beri nilai (+) untuk poin prestasi dan (-) untuk poin pelanggaran

Pendidik sesuai dengan STATUTA adalah dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur atau pelatih, pengasuh,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.
64
CATATAN PRESTASI/PELANGGARAN
NO HARI/TANGGAL POIN PRESTASI (+) DAN URAIAN
PELANGGARAN (-) *

*Beri nilai (+) untuk poin prestasi dan (-) untuk poin pelanggaran

Pendidik sesuai dengan STATUTA adalah dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur atau pelatih, pengasuh,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.
65
CATATAN PRESTASI/PELANGGARAN
NO HARI/TANGGAL POIN PRESTASI (+) DAN URAIAN
PELANGGARAN (-) *

*Beri nilai (+) untuk poin prestasi dan (-) untuk poin pelanggaran

Pendidik sesuai dengan STATUTA adalah dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur atau pelatih, pengasuh,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.
66
CATATAN PRESTASI/PELANGGARAN
NO HARI/TANGGAL POIN PRESTASI (+) DAN URAIAN
PELANGGARAN (-) *

*Beri nilai (+) untuk poin prestasi dan (-) untuk poin pelanggaran

Pendidik sesuai dengan STATUTA adalah dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur atau pelatih, pengasuh,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.
67
CATATAN PRESTASI/PELANGGARAN
NO HARI/TANGGAL POIN PRESTASI (+) DAN URAIAN
PELANGGARAN (-) *

*Beri nilai (+) untuk poin prestasi dan (-) untuk poin pelanggaran

Pendidik sesuai dengan STATUTA adalah dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur atau pelatih, pengasuh,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.
68
CATATAN PRESTASI/PELANGGARAN
NO HARI/TANGGAL POIN PRESTASI (+) DAN URAIAN
PELANGGARAN (-) *

*Beri nilai (+) untuk poin prestasi dan (-) untuk poin pelanggaran

Pendidik sesuai dengan STATUTA adalah dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur atau pelatih, pengasuh,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.
69
CATATAN PRESTASI/PELANGGARAN
NO HARI/TANGGAL POIN PRESTASI (+) DAN URAIAN
PELANGGARAN (-) *

*Beri nilai (+) untuk poin prestasi dan (-) untuk poin pelanggaran

Pendidik sesuai dengan STATUTA adalah dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur atau pelatih, pengasuh,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.
70
CATATAN PRESTASI/PELANGGARAN
NO HARI/TANGGAL POIN PRESTASI (+) DAN URAIAN
PELANGGARAN (-) *

*Beri nilai (+) untuk poin prestasi dan (-) untuk poin pelanggaran

Pendidik sesuai dengan STATUTA adalah dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur atau pelatih, pengasuh,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.

71
CATATAN PRESTASI/PELANGGARAN
NO HARI/TANGGAL POIN PRESTASI (+) DAN URAIAN
PELANGGARAN (-) *

*Beri nilai (+) untuk poin prestasi dan (-) untuk poin pelanggaran

Pendidik sesuai dengan STATUTA adalah dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur atau pelatih, pengasuh,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.

72
CATATAN PRESTASI/PELANGGARAN
NO HARI/TANGGAL POIN PRESTASI (+) DAN URAIAN
PELANGGARAN (-) *

*Beri nilai (+) untuk poin prestasi dan (-) untuk poin pelanggaran

Pendidik sesuai dengan STATUTA adalah dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur atau pelatih, pengasuh,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.

73
CATATAN PRESTASI/PELANGGARAN
NO HARI/TANGGAL POIN PRESTASI (+) DAN URAIAN
PELANGGARAN (-) *

*Beri nilai (+) untuk poin prestasi dan (-) untuk poin pelanggaran

Pendidik sesuai dengan STATUTA adalah dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur atau pelatih, pengasuh,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.

74
CATATAN PRESTASI/PELANGGARAN
NO HARI/TANGGAL POIN PRESTASI (+) DAN URAIAN
PELANGGARAN (-) *

*Beri nilai (+) untuk poin prestasi dan (-) untuk poin pelanggaran

Pendidik sesuai dengan STATUTA adalah dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur atau pelatih, pengasuh,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.

75
CATATAN PRESTASI/PELANGGARAN
NO HARI/TANGGAL POIN PRESTASI (+) DAN URAIAN
PELANGGARAN (-) *

*Beri nilai (+) untuk poin prestasi dan (-) untuk poin pelanggaran

Pendidik sesuai dengan STATUTA adalah dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur atau pelatih, pengasuh,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.

76
CATATAN PRESTASI/PELANGGARAN
NO HARI/TANGGAL POIN PRESTASI (+) DAN URAIAN
PELANGGARAN (-) *

*Beri nilai (+) untuk poin prestasi dan (-) untuk poin pelanggaran

Pendidik sesuai dengan STATUTA adalah dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur atau pelatih, pengasuh,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.

77
CATATAN PRESTASI/PELANGGARAN
NO HARI/TANGGAL POIN PRESTASI (+) DAN URAIAN
PELANGGARAN (-) *

*Beri nilai (+) untuk poin prestasi dan (-) untuk poin pelanggaran

Pendidik sesuai dengan STATUTA adalah dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur atau pelatih, pengasuh,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.

78
CATATAN PRESTASI/PELANGGARAN
NO HARI/TANGGAL POIN PRESTASI (+) DAN URAIAN
PELANGGARAN (-) *

*Beri nilai (+) untuk poin prestasi dan (-) untuk poin pelanggaran

Pendidik sesuai dengan STATUTA adalah dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur atau pelatih, pengasuh,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.

79
CATATAN PRESTASI/PELANGGARAN
NO HARI/TANGGAL POIN PRESTASI (+) DAN URAIAN
PELANGGARAN (-) *

*Beri nilai (+) untuk poin prestasi dan (-) untuk poin pelanggaran

Pendidik sesuai dengan STATUTA adalah dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur atau pelatih, pengasuh,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.

80
CATATAN PRESTASI/PELANGGARAN
NO HARI/TANGGAL POIN PRESTASI (+) DAN URAIAN
PELANGGARAN (-) *

*Beri nilai (+) untuk poin prestasi dan (-) untuk poin pelanggaran

Pendidik sesuai dengan STATUTA adalah dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur atau pelatih, pengasuh,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.
81
CATATAN PRESTASI/PELANGGARAN
NO HARI/TANGGAL POIN PRESTASI (+) DAN URAIAN
PELANGGARAN (-) *

*Beri nilai (+) untuk poin prestasi dan (-) untuk poin pelanggaran

Pendidik sesuai dengan STATUTA adalah dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur atau pelatih, pengasuh,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.
82
CATATAN PRESTASI/PELANGGARAN
NO HARI/TANGGAL POIN PRESTASI (+) DAN URAIAN
PELANGGARAN (-) *

*Beri nilai (+) untuk poin prestasi dan (-) untuk poin pelanggaran

Pendidik sesuai dengan STATUTA adalah dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur atau pelatih, pengasuh,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.
83
CATATAN PRESTASI/PELANGGARAN
NO HARI/TANGGAL POIN PRESTASI (+) DAN URAIAN
PELANGGARAN (-) *

*Beri nilai (+) untuk poin prestasi dan (-) untuk poin pelanggaran

Pendidik sesuai dengan STATUTA adalah dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur atau pelatih, pengasuh,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.
84
CATATAN :

85
CATATAN :

86
CATATAN :

Referensi :
1. PERATURAN KEPALA BPSDMP NOMOR : Pk.11 / BPSDMP-14 Tahun 2014
TENTANG POLA PENGASUHAN TARUNA
2. SURAT KEPUTUSAN KETUA STTD TENTANG TATA CARA PEMBINAAN
PRODI
3. PERATURAN KETUA STTD NOMOR : 127 / V / HK.107 / STTD-2014
TENTANG PENILAIAN HASIL PENDIDIKAN TARUNA DI LINGKUNGAN
STTD
4. SURAT KEPUTUSAN KETUA STTD NOMOR: SK.88 / um-001 / STTD-2002
TENTANG PUDD

87
PERHATIAN :

1. Buku saku ini adalah milik Sekolah Tinggi Transportasi Darat


2. Bagi yang menemukan buku ini harap dikembalikan ke Sekolah
Tinggi Transportasi Darat

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT


(STTD)
Jl. Raya Setu No.89 Cibuntu, Cibitung Bekasi Indonesia
Telp. : 021-8254640 Fax : 021-82608995
E-mail : sttd_diklat@yahoo.com
sttd.diklat@gmail.com
Puspekasttd@yahoo.com
Website : www.sttd.ac.id
Forum Komunikasi Alumnni : www.groups.yahoo.com/group/ikaall

88

Anda mungkin juga menyukai