Anda di halaman 1dari 35

Critical Book Review (CBR)

Ekonomi Koperasi Dan Ukm

Disusun oleh :

NAMA : DESI TAMBUNAN (7183510007)


KELAS : MANAJEMEN “ A ”

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya ucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat dan rahmat-NYA serta keluasan ilmu-NYA sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah Critical Book Review (CBR). Pada mata kuliah Koperasi
Ekonomi Dan Ukm dengan baik. Dalam makalah ini saya menelah tiga buah buku
dengan buku utama yaitu DINAMIKA KOPERASI karya Drs.PANII ANORAGA
dan Dra. NINIK WIDIYANTI dengan dua buku pembandingnya. Yang pertama
yaitu KOPERASI AZAZ-AZAZ TEORI DAN PRAKTEK karya
Drs.HENDROJOGI,Msc. Dan MANAJEMEN KOPERASI karya SONNY
SUMARSONO.

Dalam menulis makalah ini tidak terlepas dari petunjuk dan bimbingan
serta masukan dari semua pihak. Tidak lupa juga saya berterimakasih kepada
Bapak SULAIMAN LUBIS SE,MM selakuh dosen pengampu mata kuliah
Ekonomi Koperasi Dan Ukm yang telah membantu dan memberi pengarahan
kepada saya sehingga makalah ini dapat saya selesaikan dengan tepat waktu.

Tak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan penulisan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan dari pendengar maupun pembaca makalah ini.

Besar harapan saya bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun
yang membacanya, serta dapat menjadi sumber kontribusi penambahan
pengetahuan. Akhir kata saya ucapkan Terimakasih.

Medan, oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………… i

DAFTAR ISI…………………………………………………... ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………… 1

1.1 Latar Belakang………………………………………. 1


1.2 Tujuan……………………………………………… ... 1
1.3 Manfaat………………………………………………. 1

BAB II ISI BUKU……………………………………………… 2

2.1 Identitas Buku Utama Dan Buku Pembanding………. 2

2.2 Ringkasan Buku Utama Dan Buku Pembanding…….. 3

BAB III PEMBAHASAN………………………………………. 32

3.1 Perbedaan Buku………………………………………. 32

3.2 Keunggulan Buku Utama…………………................. 32

3.3 Keunggulan Buku Pembanding Pertama…………….. 32

3.4 Keungulan Buku Pembanding Kedua………………… 32

3.5 Kekurangan Buku Utama…………………..…………. 33

3.6 Kekurangan Buku Pembanding Pertama…………….. 33

3.7 Kekurangan Buku Pembanding Kedua………………. 33

BAB IV PENUTUP………………………………………………. 34

6.1 Kesimpulan…………………………………………………... 34

6.2 Saran…………………………………………………………. 34
BAB I – PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Prinsip koperasi adalah suatu sistem ide – ide abstrak yan merupakan petunjuk
untuk membangun koperasi yang efektif dan tahan lama. Di indonesia sendiri
telah dibuat UU no.25 tahun 1992 tentang perkoperasian. Prinsip koperasi
menurut UU no. 25 tahun 1992 adalah keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka,
pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha masing – masing
anggota.

Ekonomi koperasi adalah suatu organisasi bersama yang berasaskan


kekeluaragaan yang bertujuan untuk mencari profit atau keuntungan baik untuk
anggota itu sendiri dan juga untuk masyarakat umum yang ada disekitarnya.
Ekonomi koperasi merupakan suatu organisasi bisnis yang dioperasikan secara
bersama berdasarkan oleh prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berasaskan pada
kekelurargaan,bertujuan untuk mencaapai kepentingan ekonomi untuk
meningkatkan kesejahteraan bersama baik untuk diri sendiri maupun seluruh
anggota koperasi itu sendiri dan juga seluruh masyarakat sekitar yang
membutuhkannya.

1.2 Tujuan penulisan crirical book review (CBR)

1. Agar kita bisa belajar dan menganalisis baik buruknya isi buku
2. Agar kita bisa memilih mana buku yang menurut kita mudah dimengerti
bahasanya.

1.3 Manfaat penulisan critical boook review (CBR)


1. Mengetahui kelebihan dan kekurangan buku yang dikritik
2. Membantu pembaca mengetahui gambaran/penilaian isi buku tersebut
secara ringkas
3. Menambah wawasan kita dalam memahami Ekonomi Koperasi
4. Untuk memenuhi tugas mata kuliah
BAB II - ISI BUKU

2.1 Identitas Buku

A.Buku pertama/Buku
utama

Judul : DINAMIKA
KOPERASI
Penulis : Drs.Paniin Anoraga
Dan
Dra. Ninik Widiyanti
Tahun terbit : 1992
Penerbit : PT RINEKA CIPTA
Kota terbit : Jakarta
ISBN : 979-518-356-7

Tebal buku :336 halaman

B.Buku kedua/Buku pembanding


Judul : Koperasi Azaz-Azaz
Toeri
Dan Praktek
Penulis : Drs. Hendrojogi,
MSC
Tahun terbit : 1997
Pernerbit : PT. Raja Grafindo
Kota terbit : Jakarta
ISBN : 979-421-662-3
Hal. buku : 406 halaman

C. Buku Ketiga/Buku pembanding

Judul : Manajemen Koperasi


Penulis :Dr. Sonny
Sumarsono, MM
Tahun terbit 2003
Penerbit : Graha Ilmu
Kota terbit : Yogyakarta
ISBN : 979-3289-36-8
Edisi : Cetakan Pertama
Hal. buku : 213 halaman
2.2 Ringkasan Buku

2.1.1. Ringkasan buku Utama

BAB I : DASAR-DASAR KOPERASI

pengertian koperasi

Di Indonesia pengertian koperasi menurut Undang-Undang Koperasi


tahun 1967 No.12 tentang pokok-pokok perkoperasian adalah “Koperasi
indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan
orang- orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan
ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas Kekeluargaan”

Lambang koperasi

Arti lambang koperasi dalah sebagai berikut:


1 .Rantai
M menggambarkan persahabatan yang
kokoh

2. Gigi Roda
Menggambarkan usaha karya yang terus-
menerus dari golongan koperasi

3. Kapas dan Padi


Menggambarkan kemakmuran rakyat
yang diusahakan dan yang akan dicapai
golongan koperasi

4.Timbangan
Menggambarkan keadilan sosial sebagai
salah satu dasar dari koperasi

5.Bintang dan Perisai


Menggambarkan pancasila dan merupakan
landasan idiil dari koperasi

6.Pohon dan Beringin


Menggambarkan sifat masyarakat yang
berkepribadian dan koperasi yang kokoh
yang berakar.
Landasan koperasi

1. Landasan idiil koperasi indonesia


2. Landasan strukturial dan Gerak Koperasi Indonesia
3. Landasan Mental Koperasi Indonesia

Sendi-sendi Dasar Koperasi Indonesia

Sendi dasar koperasi adalah pedoman-pedoman utama yang menjiwai dan


mendasari setiap gerak langkah usaha yang bekerja koperasi sebagai organisasi
ekonomi dari orang-orang yang terbatas kemampuan ekonominya.
Peran sendi-sendi dasar:
1. Sendi dasar sebagai pedoman untuk mencapai tujuan koperasi
2. Sendi dasar merupakan ciri khas koperasi yang membedakan nya dengan
oerganisasi lainnya yang membedakan watak koperasi koperasi dari
badan-badan lainnya.

Azaz koperasi indonesia

Koperasi indonesia berazaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan.


Azaz ini sesua dengan kepribadian bangsa indonesia,yang juga menganut tata
kehidupan yang berazaskan kekeluargaan dan bekerja sama saling bantu
membantu. Maka dapat diketahui bahwa asas koperasi meliputi:
1. Asas kekeluargaan yang mencerminkan adanya kesadaran dari budi hati nurani
manusia untuk bekerja sama dalam koperasi oleh semua untuk semua, dibawah
pimpinan pengurus serta penilikan dari para anggota atas dasar keadilan dan
kebenaran serta keberanian berkorban bagi kepentingan manusia.

2. Asas Gotong Royong yang berarti bahwa pada koperasi terdapat keinsyafan
dan semangat bekerja sama, rasa bertanggung jawab bersama tanpa memikirkan
diri sendiri malainkan selalu untuk kesejahteraan bersama
Jenis jenis koperasi

1. Koperasi konsumsi
2. Koperasi kredit (koperasi simpan-pinjam)
3. Koperasi produksi
4. Koperasi jasa
5. Koperasi serba usaha

BAB II : PERBEDAAN KOPERASI DENGAN PERKUMPULAN LAIN

Perbedaan antara perkumpulan yang satu dengan yang lain terletak pada
sifat-sifat, macam dan wujud dari perkumpulan itu yang semuanya tertera dalam
anggaran dasarnya. Dalam garis besarnya perkumpulan dibagi menjadi dua
golongan , pertama-tama yang mememintangkan keuntungan dan kedua
mementingkan cita-cita.
Berikut beberapa uraian perkumpulan-perkumpulan diluar koperasi :

1. Gotong Royong
Gotong royong dilakukan bila terdapat suatu pekerjaan yang tidak mungkin
dikerjakan sendiri. Sifat gotong royong yang khas yaitu sementara dan statis.

2. Arisan
Arisan merupakan bentuk kerja sama yang bertujuan untuk mndapatkan
sejumlah uang bersama-sama serta kenal mengenal dalam bergaulan .
3. Kongsi
Kongsi adalah suatu perserikatan yang terdiri dari dua orang atau lebih untuk
mengadakan usaha bersama untuk mencari keuntungan.

4. Perserikatan Perdata
Perserikatan perdata merupakan suatu pertujuan dengan nama dua orang atau
lebih mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan dengan
maksut membagi keuntungan.

5. Firma
Firma adalah suatu persekutuan perdata yang bersifat khusus, ialah
menjalankan perusahaan dengan nama bersama.

6. Perseroan Komanditer
Perseroan komanditer adalah suatu persekutuan yang dibentuk untuk
menjalankan suatu perusahaan atas pembiayaan bersama.

7. Perseroan Terbatas
Perseroan terbatas merupakan organisasi berwatak kapitalis yang menjadikan
mencari keuntungan sebagai tujuannya.

8. BUMN (Badan Usaha Milik Negara)


BUMN merupakan usaha yang dikenal dengan publick enter prise yang
berisikan dua elemen esensial yakni unsur pemerintahan (public) dan unsur bisnis
(enterprise).

BAB III : PENDIRIAN DAN ORGANISASI KOPERASI

Dapat dikatakan bahwa ide untuk mendirikan koperasi bisa dating dari
pihak yang berkepentingan atau bisa dari pemerintah.
Syarat-syarat untuk bertindak sebagai pelopor dalam pembetukan sesuatu koperasi
sebagai berikut (Depdagkop, 1980) :

1. Mereka mempunyai minat yang besar, bercita-cita tinggi serta mempuyai jiwa
kemasyarakatan untuk bekarja bagi kepentingan orang banyak.
2. Mereka menyadari peran dan tugas koperasi mewujudkan demokrasi
ekonomi dan mempertinggi taraf hidup rakyat.
3. Mereka mempunyai keberanian, keuletan dan keyakinan tentang berhasilnya
koperasi untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.
4. Mereka mempunyai integritas yang tinggi.

Kesimpulannya adalah bahwa mendirikan koperasi hanya berdasarkan


semangat saja tidaklah mencukupi, apalagi jikakita ingin menginginkan suatu
koperasi yang benar-benar akan dijadikan oleh rakyat banyak sebagai wadah
persatuan guna memperbaiki hidupnya bersama-sama.

1. Keanggotaan koperasi

Secara umum yang dapat menjadi anggota koperasi di Indonesia adalah


setiap warga Negara Indonesia, yang memenuhi ketentuan-ketentuan berikut :
a. Dewasa dna mampu melaksanakan tindakan hokum
b. Menyetujui landasan idiil, asas dan sendi dasar koperasi
c. Sanggup dan bersedia memenuhi kewajibannya dan melakukan haknya
sebagai anggota koperasi

2. Modal Koperasi

Modal dalam perkumpulan koperasi di dapat dari tiga sumber, yaitu :


a. Dari anggota-anggotanya sendiri, berupa simpanan (simpanan pokok,
simpanan wajib, simpanan sukarela berjangka).
b. Dari sisa hasil usaha koperasi, yaitu bagian yang dimasukkan cadangan.
c. Dana dari luar, misalnya pinjaman.
BAB IV : MANAJEMEN KOPERASI

1. Manajemen Koperasi

Manajemen merupakan istilah yang berasal dari bahasa dan “alam pikira”
bangsa Inggris dan Amerika. Istilah ini bagi kita sulit untul dipahami, oleh sebab
itu perbedaan dasar kebudayaan yang terlampau jau, lebih-lebih Amerika Serikat
dimana tidak pernah ada kerajaan-kerajaan dan tidak ada kebudayaan yang
berdasarkan pada agama.
Berpikir secara manajemen adalah berpikir secara mengendalikan,
mengarahkan dan memanfaatkan segala apa (factor-akor, sumber-sumber daya)
yang menurut perencanaan (planning) diperlukan untuk menyelesaikan atau
mencapai suatu prapta (objective) atau tujuan (goal) yang tertentu.
Manajemen koperasi berlandaskan kekeluargaaan dan kegotongroyongan
yang lebih terkenal dengan landasan pancasila. Landasan yang demekian
diwujudkan pada sifat manajemen koperasi yang bersifat demokrasi, yaitu :
a. Kekuasaan Tertinggi
b. Pengurus dan Badan Pemeriksa
c. Pembagian Sisa Hasil Usaha
d. Usaha Koperasi (Ibid)

2. Manajer Dalam Koperasi

Koperasi pada dasrnya memerlukan tenaga manajer untuk menjalankan


kegiatan usahanya. Manajer Manajer adalah pelaksanaan tugas pengurs sehari-hari
di bidang usaha koperasi dan bertanggung jawab kepada pengurus. Adapun
fungsi-fungsi manajer adalah :
a. Perencanaan (planning)
b. Penyelarasan (coordinating)
c. Pengorganisasian (organizing)
d. Penuntut.

BAB V : DINAMIKA KOPERASI

1. Permasalahan Yang Di Hadapi Koperasi

Koperasi di idonesia belum memiliki kemampuan untuk menjalankan


peranannya secara efektif. Hal ini disebabkan koperasi masih menghadapi
hambatan structural dalam penguasaaan factor produksi khususnya permodalan.
Kelangkaan modal pada koperasi menjadi faktor ganda yang membentuk
hubungan sebab akibat lemahnya perkoperasian di Indonesia selama ini.
Hubungan tadi menjadi lingkaran setan yang membelit dan semakin
memperlemah koperasi.
Masih terdapatnya pola paternalistik yang kuat merupakan faktor
sosiolohis yang juga menghambat pertumbuhan koperasi. Pola Paternalistik juga
tidak mendukung n prinsip satu orang satu suara yang merupakan basis utama dari
pada koperasi yang mencirikan demokrasi ekonomi.
Pada sisi lain banyak keluh kesah muncul. Bahwa anggota kurang sadar,
tidak berpartisipasi, menekankan kepentingan pribadi, tidak disiplin, dan nada lain
yang sifatnya negative. Alhasil, banyak pengurus atau manajer yang berpaling
pada sumber-sumber di luar para nggotanya untuk memenuhi keutuhan
permoodalan atau sarana lain bagi koperasinya.

2. Peranan Koperasi

Menurut pasal 3 UU No. 12 1967 tentang pokok-pokok perkoperasian,


disebutkan bahwa Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang
berwatak social, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hokum Koperasi
yang merupakan tata susuanan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan asas
kekeluargaan.
Peranan koperasi dalam meningkatkan produksi mewujudkan pendapatan
yang adil dan kemakmuran yang merata.
Kehadiran koperasi ditengah-tengah mereka merupakan “Malaikat
Penyelamat” kelangsungan hidupnya, karena koperasi merpakan wadah yang
cocok bagi mereka yang ekonominya, lemah, untuk secara bersama-sama, bahu
membahu meningkatkan usaha mereka, sehingga terjadi peningkatan taraf
hidupnya maupun kesejahteraan yang telah lama mereka cita-citakan.

3. Strategi Pembangunan Koperasi

Pembangunan nasional merupakan pengamalan Pancasila dan UUD 1945


yang pada hakikatnya adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur.
Sesuai dengan tujuan pembangunan nasional itu, dan PPJT I, koperasi terutama
telah berperan dan mendukung perkembangan seketor pertanian dan industry kecil
guna memenuhi kebutuhan para anggota koperasi dan masyarakat di sekitarnya.
Prestasi koperasi itu lebih telah ditunjukkan melalui keikutsertaan dan sumbangan
dalam mengurangi jumlah anggota masyarakat yang tergolong di bawah garis
kemiskinan.
2.1.2 Ringkasan Buku Pembanding Pertama

BAB I : LATAR BELAKANG SEJARAH DARI TIMBULNYA


GERAKAN KOPERASI

A. Koperasi Sebagai Suatu Sistem

Menurut R.L. Heilbroner, ada 3 cara bagi masyarakat untuk memecakan


permasalahan ekonomi yang mereka hadapi, yaitu: dengan cara mengorganisir
masyarakat menurut tradisi, menurut komando dan menurut pasar.
Sistem pasar dengan 3 komponen yang penting, yaitu tanah, tenga kerja
dan modal lahir dari penderitaan masyarakat khususnya para petani kecil dan
buruh. Demekian kekangan cara-cara otoriter secara bertahap telah dapat
disngkirkan. Dengan perkembangan zaman, kita melihat bahwa usaha manusia
untuk mempertahankan hidupnya tidak dapat lagin diselaikan dengan adat istiadat
atau dengan perintah, akan tetapi dengan tindakan-tindakan bebas dari orang-
orang yang mengejar keuntungan yang satu sama lain salaing terikat pada pasar.
Inspirasi koperasi beserta gerakannya yang mula-mula timbul itu adalah
merupakan suatu devenisive reflex terhadap adanya dominasi soial dan atu karena
adanya eksploatasi ekonomi oleh suatu golongan dalam masyarakat terhadap
golongan lain dalam masyarakat tersebut.

B. Dampak Revolusi Indistri Dan Timbulnya Tokoh-Tokoh Pemikir


Koperasi
Revolusi industri yang terjadi di Inggris pada abad XVIII mempunyai
sumbangan besar bagi lahirnya kapitalisme. Tetapi revolusi industry itu sendiri
tidak akan terjadi tanpa didahului oleh suatu rangkaian penemuan dibidang
sebaagai akibat dari perkembangannya ilmu pengetahuan.
Revolusi yang pertama adalah Revolusi Agraria, dimulai kira-kira dimulai
pada tahun1700 dan baru selesai kira-kira pada tahun 1846. Dalam Revolusi
Agraria ini, di semua des di Inggris setiap tahun diadakan penukaran tanah serta
pembagian tanah, sehingga cocok tanam mengalami kemajuan pesat.
Ada beberapa pendapat yang diberikan oleh masyarakat terhadap akibat
dari Revolusi Industri. Ada yang memberikan tanggapan positif, tetapi ada pula
yang memberikan tanggapan negativ, terutama yang menyangkut dampaknya
terhadap kehidupan masyarakat golongsn bawah.
Revolusi Industri berjalan bukanlah tanpa pemogokan-pemogokan.
Pemogokan demi pemogokan telah melanda Inggris dalam era Revolusi Industri
itu, yang umumnya bersifat menentang pemotongan gaji buruh oleh perusahaan
atau menuntut perbaikan kembai skala gaji yang telah yang telah dipotong dalam
masa-masa yang sulit oleh perusahaan.
Pada tahun 1844 terjadilah pemogokan yang besar, dimana burh tenun di
kota Rochdale menuntut kepada para majikannya agar tingkat gaji kaum buruh
yang telah merekapotong itu dikembalikan ke tingkatan gaji yang telah disetujui
semula.

BAB II : PENGERTIAN DAN AZAZ-AZAZ KOPERASI

A. Pengerrtian Koperasi

Koperasi merupakan suatu wadah bagi golongan masyarakat yang


berpenghasilan rendah yang dalam rangka usaha untuk memeuhi kebutuhan
hidupnya berusaha meningkatkan tingkat hidup mereka. Bermacam-macam
devenisi telah diberikan kepada koperasi dan jika kita teliti lebih lanjut, maka
tampak bahwa devinisi itu berkembang, sejalan dengan perkembangan zaman.
Devenisi koperasi menurut Dr. Fay (1908) adalah suatu perserikatan
dengan tujuan berusaha bersama yang terdiri atas mereka yang lemah dan di
usahakan selalu dengan semangat tidak memikirkan diri sendiri sedemikian rupa,
sehingga masing-masing sanggup menjalankan kewajibannya sebagai anggota dan
dapat imbalan sebanding dengan pemanfaatan mereka terhadap organisasi.
Kalau kita pelajari defenisi tersebut lebih lanjut, maka Nampak bahwa
devenisi tersebut mengandung:
a. Unsur demokrasi
b. Unsur social
c. Unsur tidak semata-mata mencari keuntungan.

B. Azaz-Azaz Koperasi

Azaz koperasi berasal dari bahasa latin principium yang berarti basis atau
landasan dan inipun bisa mempunyai beberapa pengertian yaitu sebagai: Cita-cita
utama atau kekuatan atau peraturan dari organisasi. Dalam Bab IV UU No.
12/1967 yang membahas maslah azaz dan Sendi Dasar Koperasi, dimana
dikatakan bahwa azaz koperasi adalah kekeluargaan dan kegotong-royongan,
sedangkan dalam Sendi Dasar Koperasi di antaranya dimasukkan keanggotaan
yang sukarela, pembagian sisa hasil usaha diatur menurut jasa masing-masing
anggota, pembatasan bunga atas modal dan sebagainya.

Delapan buah azaz menurut Rochdale, yaitu:


1. Pengendalian secara demokrasi
2. Keanggotaan yang terbuka
3. Bunga terbatas atas modal
4. Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota proporsional dengan pembelinya
5. Pembayaran secara tunai atas transaksi perdagangan
6. Tidak boleh menjual barang-barang palsu dan harus murni
7. Mengadakan pendidikan kepada anggotanya tentang azaz-azaz koperasi dan
perdagangan yang saling membantu
8. Netral dalam aliran agama dan politik.

BAB III : JENIS, BENTUK DAN CARA PENJENJANGAN

A. Penjenisan Koperasi

Peraturan pemerintahan No. 60 Tahun 1959 tentang perkembangan


gerakan koperasi (pasal 2), mengatakan sebagai berikut:
1. pada dasrnya yang dimaksud dengan penjenisan koperasi ialah pembedaan
koperasi yang didasarkan pada golongan dan fungsi ekonomi.
2. Dalam peraturan ini dasar penjenisan koperasi ditekankan pada lapangan usaha
dan atau tempat tinggal para anggota Sesuatu koperasi.

Dalam pasal 2 PP 60/1959, terdapat 7 jenis koperasi, yaitu :


1. Koperasi Desa
2. Koperasi Pertanian
3. Koperasi Peternakan
4. Koperasi Perikanan
5. Koperasi Kerajinan/Industri
6. Koperasi Simpan Pinjam
7. Koperasi Konsumsi

B. Bentuk Koperasi

Dalam PP No. 60 Tahun 1959 (pasal 19 Bab IV) dikatakan bahwa yang
dimaksud dengan bentuk koperasi ialah tingkat-tingkat koperai yang di dasarkan
pada cara-cara pemusatan, penggabungan dan perindukannya.
Berdasarkan ketentuan tersebut, maka terdapat 4 bentuk koperasi, yaitu ;
1. Primer
2. Pusat
3. Gabungan
4. Induk

C. Penjenjangan

Bentuk-benetuk koperasi merupakan hasil penjenjangan dari koperasi. Ada


dua cara atau system yang dapat digunankan dalam penjenjangan koperasi, yaitu
system federasi dan system sentralisasi yang msing-masing mempunyai kelebihan
dan kekurangan.
Kelebihan system federasi :
1. Bahwa kekuasaan, pengawasan, kepentingan serta tanggung jawab tetap
ditangan koperasi primer.
2. Kerena federasi itu dibangun dari bawah
3. Hubungan antar anggota, relative lebih mudah diadakan dan dipertahankan
4. Pendanaan bagi usaha koperasi, dapat dilakukan dengan lebih mudah melalui
simpanan pokok dan simpanan wajib.

Kelebihan system sentralisasi :


1. Dapat diorganisir dalam waktu yang relative singkat
2. Sangat bermanfaat dalam kasus di mana pengawasan yang ketat sangat
dibutuhkan
3. Menjamin pengurangan/penurunan biaya
4. Mempunyai daya tawar yang lebih baik, khusunya bagi koperasi pemasaran.
BAB IV : KERJA SAMA DI BIDANG USAHA ANTAR KOPERASI,
ANTAR KOPERASI DENGAN BUKAN KOPERASI DAN KERJA
SAMA ANTAR KOPERASI BUKAN BIDANG USAHA

A. Kerja Sama Di Bidang Usaha Antar Koperasi

Dengan melakukan kerja sama antar koperasi, mereka akan memperoleh


keuntungan-keuntungan seperti :
1. Peningkatan daya tawar (bargaining Power) mereka terhadap pihak ketiga
2. Menjamin pemasukan bahan baku, jika tujuan dari kerja sama tersebut adalah
untuk menjamin kontinuitas pemasukan bahan baku
3. Memperolah keuntungan yang disebabkan karena bisa beroperasi secara
besar-besaran (economic of sale)
4. Jika kerja sama tersebut dilakukan oleh organisasi sejenis pada
tingkkat/jenjang bawahan dengan jenjang atasnya, dan dimana dalam bidang
usahanya dapat mengadakan integrasi secara vertical, maka akan dapat
menurunkan biaya transaksi
5. Jikakerja sama tersebut dilakukan secara horizontal maka akan meningkatkan
kemampuan bersaing mereka terhadap pihak ketiga.

Kerja sama di bidang usaha antar koperasi dapat dilakukan dalam 2 cara,
yaitu :
1. Dengan membentuk organisasi baru yang berbadan hokum
2. Dalam bentuk proyek atau kemitraan usaha tanpa membentuk organisasi baru
yang berbentuk badan hokum.

B. Kerja Sama Dibidang Usaha Antar Koperasi Dengan Bukan Koperasi

Kerja sama antara koperasi dengan bukan koperasi dengan membentuk


wadah baru yang berbadab hukum, umumnya dilakukan oleh koperasi-koperasi
sekunder, khususnya tingkat induknya, seperti induk koperasi Pegawai Negeri,
dan beberapa induk koperasi lainnya, yang dengan mitra usaha nya masing-
masing mendirikan Bank.
Penelitian-penelitian sampai saat ini membuat kita percaya bahwa ada dua
faktor utama yang menentukan keberhasilan atau kegagalan dari hubungan kerja
sama ini, yaitu tujuan yang ditetapkan bagi kemitraan tersebut dan prilaku atau
sifat dan sikap dari pihak yang turut serta dalam kemitraan tersebut.

C. Kerja Sama Antar Koperasi Bukan Dibidang Usaha


Masing-masing jenis koperasi umumnya memiliki induk, dimana masing-
masing jenis koperasi tersebut dapat menggalang persatuan dan kerja sama
diantara sesama mereka, dibidang usaha dan bahwa keberadaan induk-induk
tersebut dapat mewakili kepentingan masing-masing jenis koperasi pada tingkat
nasional terdapat suatu organisasi koperasi bersifat non usaha yang didirikan oleh
gerakan koperasi dengan bertujuan mempersatukan seluruh gerakan koperasi di
Indonesia.
BAB V : MANAJEMEN KOPERASI

A. Pengertian Manajemen Dan Perangkat Organisasi

Sebagai suatu sistem ekonomi, maka koperasi harus beroperasi


berdasarkan pada kaidah-kaidah ekonomi dan motif ekonomi sedangkan unsur
sosial yang terkandung dalam prinsip koperasi itu bukanlah sesuatu yang bersifat
kedermawanan, tetapi lebih menekankan kepada hubungan antar anggota,
hubungan anggota dengan pengurus, tentang hak suara, cara pembagian dari sisa
hasil usaha.
Pengertian manajemen itu dapat menunjuk kepada orang/sekelompok
orang atau bisa kepada proses. Prof.Ewell Paul Roy, Ph.D. dari Agricultural
Economics and Agribusiness Louisiana State University mengatakan bahwa
manajemen dari koperasi itu melibatkan 4 unsur yaitu Anggota, Pengurus,
Manajer dan Karyawan.
Pada pengertian manajemen ini menunjuk kepada proses, maka
manajemen dapat diberi batasan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian,
pemimpin, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan
lain-lain sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.
Keempat fungsi tersebut merupakan kunci bagi keberhasilan suatu manajemen.
Terdapat 3 buah tingkatan manajemen, yaitu :
1. Manajer Puncak
2. Manajer Menengah
3. Manajer Lini Pertama
BAB VI : HUBUNGAN DAN PEMBAGIAN KERJA ANTARA MANAJER
DALAM PENGELOLAAN KOPERASI

A. Ciri Ganda Dari Koperasi Dan Permasalahannya

Sebagaimana kita ketahui UU No. 25/1992, pasal 30 butir 1a telah


mengatur tugas dari pengurus, yaitu mengelola koperasi dan usahanya. Dalam
pasal 32 dikatakan bahwa pengurus dapat mengangkat pengelola yang diberi
wewenang dan kuasa untuk mengelola usaha.
UU No. 25/1992 tentang perkoperasian menggunakan istilah pengelola
bagi manajer atau bagi orang yang oleh pengurus diberi wewenang dan kuasa
untuk mengelola usaha koperasi

B. Pola Pembagian Tugas Dan Tanggung Jawab Antara Pengurus Dan


Manajer

Peranan dari pengurus dan manajer dalam atau pembagian tugas dan
tanggung jawab antara pengurus dan manajer dalam suatu koperasi, akan
digunakan pendekatan Participative Management atau Manajemen peran serta,
yaitu suatu pendekatan manajemen yang melibatkan manajer bawahan dalam
proses pengambilan keputusan.
Dengan penggunaan metode pendekatan Participative Management dalam
pengelolaan koperasi dan usahanya, diharapkan koperasi :
1. Dapat meningkatkan mutu keputusan manajemen
2. Dapat meningkatkan produktivitas karyawan dan manajer
3. Dapat meningkatkan semangat dan kepuasan kerja karyawan dan manajer
4. Dalam manajemennya lebih responsive terhadap perubahan-perubahan
lingkungan.

BAB VII : ASPEK PERMODALAN KOPERASI


A. Arti Modal Bagi Koperasi

Koperasi itu bukanlah kumpulan dari modal (pemodal), seperti halnya


pada Perseroan Terbatas, dimana besar kecilnya modal yang ditanam oleh peserta
atau pemilik modal tersebut menentukan besar kecilnya hak suara seseorang
anggota dalam kebijaksanaan dan dalam pengelolaan usaha perusahaan.
Berapa jumlah modal yang diperlukan oleh suatu koperasi sudah harus
bisa ditentukan dalam proses pengorganisasian atau pada waktu pendiriaanya
dengan rinciannya berapa untuk modal tetap atau yang disebut juga sebagai modal
jangka panjang dan berapa untuk modal kerja yang disebut sebagai modal jangka
pendek.
Modal jangka panjang diperlukan untuk penyediaan fasilitas fisik bagi
koperasi, seperti untuk pembelian tanah, gedung, mesin-mesin dan kendaraan-
kendaraan yang diperlakukan oleh koperasi.
Modal jangka pendek diperlukan oleh koperasi untuk membiayai kegiatan
operasional koperasi, seperti gaji, pembelian bahan baku, pembayaran pajak dan
asuransi, biaya penelitian dan sebagainya.

B. Sumber-Sumber Permodalan

Dalam UU N. 12/1967 tentang pokok-pokok perkoperasian pasal 32 ayat


(1) ditentukan bahwa modal koperasi itu terdiri dari dan dipupuk dari simpanan-
simpana, pinjaman-pinjaman, penyisihan-penyisihan dari hasil usahanya termasuk
cadangan serta sumber-sumber lain. Kemudian dalam ayat (2) dikatakan bahwa
simpanan anggota di dalam koperasi terdiri dari, simpanan pokok, simpanan
wajib, simpanan sukarela. Masing-masing jenis simpanan tersebut mempunyai
tanggung jawab yang berbeda-beda terhadap kerugian yang mungkin terjadi atau
bilamana koperasi itu kemudian dibubarkan.

BAB VIII : PERBEDAAN KOPERASI DENGAN ORGANISASI LAINNYA


A. Bentuk Badan Usaha

Di Indonesia kita mengenal berbagai bentuk badan hukum perusahaan


yaitu : Perusahaan Perseorangan, Persekutuan dengan Firma, Persekutuan
Komanditer, Perseroan Terbatas, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik
Daerah dan Koperasi.
Bentuk-bentuk kegiatan usaha tersebut diaatas, selanjutnya dapat kita
kelompokkan dalam 3 sektor, yaitu :
1. Usaha Swasta
2. Usaha Pemerintah]
3. Koperasi

B. Perbedaan Koperasi Dengan Usaha Swasta Dan Usaha Milik Negara

Jelas sekali, bahwa diantara bentuk badan usaha tersebut terdapat


perbedaan dalam banyak ospek. Dibawah ini perbedaan antara badan-badan usaha
tersebut yang mencakup 8 dimensi, yaitu :
1. Siapa pengguna jasanya
2. Siapa pemilik usahanya
3. Siapa-siapa yang mempunyai hak suara
4. Bagaimana voting itu dilakukan
5. Siapa yang menentukan kebijaksanaan perusahaan
6. Apa balas jasa atas modal itu terbatas
7. Siapa yang akan menerima hasil dari usaha tersebut
8. Siapa yang bertanggung jawab terhadap kerugian.

BAB IX : HUBUNGAN PEMERINTAH-GERAKAN KOPERASI

A. Tahapan Dini Pertumbuhan Gerakan Koperasi Dilihat Dari Segi Hukum


UU atau peraturan-peraturan khusus tentang perkoperasian serta
bagaimana isi dari undang-undang atau peraturan khusus yang dibuat oleh suatu
pemerintah, pada hakikatnya mencerminkan sikap pemerintahan terhadap
kehidupan Gerakan Koperasi di Negara yang bersangkutan. Pandangan hidup atau
sikap dari gerakan koperasi itu sendiri terhadap peranan pemerintah terhadap
gerakan koperasi, yang tentunya tidak bisa telepas dari pandangan hidup dari para
pendiri atau para perintis-perintis dari gerakan koperasi pada abad ke-19, seperti :
1. Robert Owen. Iya tidak mau mencari bantuan yang bersifat philantropis bagi
koloninya, dan tidak ada tempat baginya untuk meminta bantuan dari
pemerintah.
2. Herman Schulze Delitzsch. Ia sama sekali tidak menyukai bantuan yang
diberikan oleh pemerintah. Pendiriaan nya adalah menolong diri sendiri.

B. Sikap Pemerintah Terhadap Gerakan Koperasi

Meskipun dalam perkembangannya, Pemerintah di Negara-negara yang


bersangkutan telah membuat undang-undang tentang perkoperasian, namun
tidaklah berarti bahwa terdapat keseragaman dalam sikap pemrintah terhadap
Gerkan Koperasi di masing-masing Negara.
Sikap pemrintah terhadap Gerakan Koperasi dapat dikelompokkan dalam 4
macam :
1. Sikaa pemerintah yang netral
2. Sikap yang menghambat atau menghalang-halangi
3. Sikap pemerintah yang membantu dan mendorong pertumbuhan dan
perkembangan gerakan koperasi
4. Sikap pemerintah yang ingin menjadikan koperasi sebagai alat untuk
melaksanakan kebijaksanaan nasionalnya.
2.1.3 Ringkasan Buku Pembanding Kedua

BAB I : PENDAHULUAN

1. Pengertian Koperasi

Pengertian koperasi dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :


1. pengertian secara umum : koperasi adalah suatu perkumpulan yang
beranggotakan orang-orang atau badan –badan hokum koperasi yang
memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota, dengan bekerja
secara kekeluargaan majalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan
anggotanya.
2. Berdasarkan UU No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian yaitu :
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan
usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hokum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.

2. Tujuan Koperasi

Tujuan utama pendirian suatu koperasi adalah untuk meningkatkan


kesejahteraan ekonomi para anggotanya.
Asas koperasi adalah dalam bahasa inggris nya disebut Cooperative
Principles ini berasal dari bahasa latin Principium yang berarti basis atau landasan
dan inipun bisa mempunyai beberapa pengertian yaitu cita-cita utama atau
kekuatan/peraturan dari organisasi.
3. Fungsi Koperasi
Fungsi koperasi berdasarkan pasal 4 UU No. 25 Tahun 1992, yaitu :
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;
b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat;
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya;
d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi.

BAB II : PERANGKAT ORGANISASI KOPERASI

1. Struktur Ekstern Organisasi Koperasi

Bagan Struktur Organisasi Koperasi ini tidak bersifat baku dan masih
dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan/kecukupan/cirri khas organisasinya.
Perangkat organisasinya pasti harus tercantum sebagaimana UU Nomor 25 Tahun
1992 pasal 21, adalah Rapat Anggota, Pengurus dan Pengawas, yang selanjutnya
dapat dilengkapi adanaya pengelola (manager dan karyawan).
BAB III : MANAJEMEN KOPERASI
1. Pentingnya Manajemen Dalam Koperasi

Manajemen merupakan salah satu bagian penting dari organisasi koperasi.


Berhasil tidaknya suatu koperasi sangat tergantung pada mutu dan kerja dalam
bidang manajemennya.
Peranan manajemen adalah membuat koperasi berhasil dalam mencapi
tujuannya, baik tujuan para anggotanya. Dalam hal pertama, manajemen
merupakan unsur pembuat keputusan yang telah digariskan oleh rapat anggota.
Dalam hal kedua, pemerintah menetapkan bahwa koperasi bertujuan untuk
menambah kesejahteraan anggota dalam mencapai masyarakt adil dan makmur
beradasarkan Pancasila.

2. Fungsi Manajemen Koperasi

Fungsi manajemen merupakan hal yang tidak dapat ditinggalkan dalam


memimpin koperasi. Agar dapatmengetahui tugas manajemen dengan lebih jelas,
secara umum fungsi manajemen koperasi dibedankam dalam 5 fungsi, yaitu :
1. Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses perumusan program beserta anggotanya,
yang harus dilakukan oleh sebuah koperasi sebgai tindak lanjut dari pelaksana
strategi yang hendak dilaksanakan.

2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah pembagian tugas dan wewenang dalam koperasi
diantara para pelaku yang bertangung jawab atas pelaksana rencana-rencana
koperasi itu.

3. Pengarahan
Pengarahan adalah pengarahan agar para karyawan lebih
mengkonsentrasikan diri dalam bertugas.

4. Kepemimpinan
Menurut Ralp M. Stogdill Kepemimipinan adalah suatu proses
mempengaruhi aktivtas kelompok yang ditujukan pada pencapaian tujuan tertentu.

5. Pengendalian
Menurut Robert J. Mockler Pengendalian adalah upaya yang sistematis
untuk menetapkan standart prestasi dengan sasaran-sasara perencanaa, merancang
sistem umpan balik.

BAB IV : STRATEGI, KEBIJAKAN DAN TITIK USAH KOPERASI

1. Prasyarat
Harry S. Freedman (1999) mengemukakan bahwa manajemen usaha-usaha
kecil itu biasanya “terlalu banyak yang hendak/harus dikerjakan tetapi terlalu
sedikit waktu yang tersedia”. Diakui bahwa memang terdapat batasan-batasan
dana, waktu dan personalia dalam badan-badan usaha yang relative kecil termasuk
koperasi.

2. Perencanaan
Dalam proses usaha ini perlu ditentukan tujuan proses sedemikian rupa
hingga serasi denga tujuan koperasi pada umumnya. Apabila tidak demekian
halnya masing-masing bagian nanti akan mencapai tujuannya sendiri-sendiri.

3. Pengorganisasian
Dalam pengorganisasian proses usaha ini digariskan secara jelas, fungsi,
hubungan fungsi, dan struktur organisasi usaha.

4. Pengarahan
Pengarahan meliputi usaha-usaha memberikan perintah-perintah yang
dikomunikasikan sedemikian rupa agar yang diminta untuk melaksanakan
tindakan itu setelah dimotivasi.

5. Koordinasi
Koordinasi merupakan usaha menediakan kompleksa hubungan antar
bagian atau individi didalam suatu organisasi.

6. Pengawasan
Pengawasan adala usaha yang direncanakan, dan ini meliputi bagian
penentuan-penentuan tandar-standar yang menjadi bahan pembandingan.

BAB V : KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM DALAM


PEMBANGUNAN KOPERASI

Keikutsertaan pemerintah dalam pembinaan koperasi itu dapat


berlangsung secara efekitf, tentu perlu dilakukan koordinasi antara satu bidang
dengan bidang lainnya. Tujuannya adalah agar terdapat keselarasan dalam
menentukan pola pembinaan koperasi secara nasional. Koperasi diharapkan dapat
benar-benar meningkatkan kemampuannya, baik dalam kesejahteraan anggota dan
masyarakat disekitarnya, maupun dalam turut serta membangun system
perekonomian nasional.
Pemerintah diharapkan dapat menciptakan iklim usaha yang mendorong
perkembangan koperasi secara sehat. Sebagai organisasi ekonomi, perkembangan
koperasi tidak mungkin dapat dilepaskan dari kondisi persaingan yang
dihadapinya dengan pelaku-pelaku ekonomi yang lain.

1. Kebijakan pembangunan koperasi


Kebijakan pemerintah dalam pembangunan koperasi dalam pelita IV
secara terinci adalah sebagai beriku :
a. Pembangunan sebagai wadah kegiatan ekonomi rakyat diarahkana gar makin
memiliki kemampuan menjadi badan usaha yang efesien, tangguh dan berakar
dalam masyarakat
b. Pelaksanaan fungsi dan peranan koperasi ditingkatkan melalui upaya
peningkatan semangat kebersamaan dan manajemen yang lebih professional.
c. Peningkatan koperasi didukung melalui pemberian kesempatan berusaha yang
seluas-luasnya disegala sektor kegiatan ekonomi, baik didalam negeri maupun
diluar negeri dan penciptaan iklim usaha yang mendukung dengan kemudahan
memperoleh permodalan.
d. Kerjasama antar koperasi dan antara koperasi dengan usaha Negara dan usaha
swasta sebagai mitra usaha dikembangkan secara lebih nyata untuk
mewujudkan kehidupan perekonomian berdasarkan demokrasi ekonomi yang
dijiwai semangat dan asas-asas.

BAB VI : STUDI KASUS KOPERASI DI INDONESIA

1. Prinsip Koperasi Dan Efesiensi Ekonomi

Koperasi sebagai lembaga bisnis dalam ekonomi pasar memerlukan basis


ekonomi yang kuat untuk bekerja dan dan mengembangkan diri. Koperasi harus
mampu memanfatkan sumber daya yang langkah sebaik mungkin seperti halnya
lembaga-lembaga bisnis lainnya serta mampu mengelola kegiatannya sesuai
dengan metode manajemen modern, meskipun tujuan perusahaan koperasi
berbeda dengan tujuan perusahaan komersial.

2. Tingkat Ekonomisasi

Ekonomisasi dalam koperasi terjadi pada 3 tingkat :


a. Ekonomisasi pada tingkat anggota
b. Ekonomisasi pada tingkat koperasi primer
c. Ekonomisasi pada koperasi tingkat pusat.
BAB III - PEBAHASAN

3.1 Perbedaan Buku

1. Buku utama (Dinamika Koperasi) hampir keseluruhan Bab buku


membahas tentang-tentang atau jenis-jenis koperasi, sedangkan
2. Buka pembanding kedua (Koperasi Azaz-Azaz dan praktek) membahasa
hanya judul besarnya saja yang menyangkut tentang koperasi dari
Perundang-Undangan indonesia.
3. Buku pembanding kedua (Manajemen Koperasi) membahas penggabungan
isi dari buku utama dan buku pembanding kedua yaitu, membahas tentang
jenis-jenis koperasi beserta perundang-undangan Koperasi Indonesia.

3.2 Keunggulan/kelebihan buku utama

1. Penyampaian pengertian-pengertian koperasi dan jenisnya lumayan jelas


2. Secara keseluruhan setiap bab membahas tentang koperasi seperi jenis,
bentuk, sendi-sendi dan sebagainya.

3.3 keunggulan/kelebihan buku pembanding pertama

1. Cover dan bentuk buku ini cukup menarik, sehingga para membaca akan
suka untuk mebeli.
2. Ada pembahasan Praktek koperasi.
3. Manjelaskan tentang koperasi menurut Perundang-undangan Indonesia.

3.4 Keunguulan/kelebihan buku pembanding kedua


1. Warna dari cover buku sangat menarik untuk menarik perhatian pembaca
2. Tataan penulisan lumayan rapi.

3.5 Kekurangan/kelemahan buku utama

1. Pendahuluannya terlalu banyak sehingga pembaca sudah bosan hanay


dengan melihat pendahuluannya saja.
2. Terlalu banyak penguraian dari setiap pembahasan yang membuat buku
menjadi sangat tebal
3. Banyak menyangkutkan kejadian-kejadian di masa lalu
4. Penulisan kurang rapi
5. Terlalu banyak paragraf

3.6 kekurangan/kelemahan buku pembanding pertama

1. kurang jelas dalam memaparkan setiap pengertian


2. Keadaan Buku sangat kaku sehingga menyusahkan setiap pembacanya
3. Kata pengantar sebanyak 5 lembar/halaman, terlalu berlebihan.

3.7 kekurangan/kelemahan buku pembanding kedua


1. Terlalu banyak kesalahan dalam menulis kata (typo)
2. Banyak kalimat penting yang tersembunyi (tidak ditandai atau di bold)
BAB V - PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Koperasi yaitu suatu perkumpulan yang memiliki kemampuan dalam


bidang ekonomi yang berjuang untuk memperjuangkan kesejahteraan anggotanya
pada khususnya dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Masing-masing
anggota koperasi berkewajiban untuk mengembangkan serta mengawasi jalannya
koperasi.

Koperasi sebagai bentuk usaha merupakan organisasi ekonomi rakyatyang


bersifat sosial. Koperasi berfungsi sebagai alat ekonomi yang
dapatmensejahterakan rakyat. Koperasi pun memiliki peranan yang besar
dalampembangunan nasional. Sebagai usaha bersama yang berasaskan
kekeluargaan, koperasi haruslah dikelola dengan prinsip-prinsip manajemensecara
tepat.

6.2 Saran

Pada pembahasan ini menjelaskan pengertian koperasi dari berbagai


pandangan para ahli dan dari undang-undang koperasi itu sendiri, termasuk juga
prinsip-prinsip dan asas koperasi. Dengan demikian diharapkan mahasiswa
khususnya dan masyarakat pada umumnya menjadi paham tentang bagaimana
melakukan kegiatan usaha dengan berkoperasi, dan dapat membandingkan dengan
kegiatan usaha yang bukan koperasi.
Demikianlah makalah ini penulis buat, semoga apa yang disajikan
memberikan ilmu dan informasi. Selanjutnya kesempurnaan makalah ini penulis
mohon saran dan kritik guna memperbaiki kesalahan dikemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai