TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kinerja
2.1.1 Definisi
tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu
organisasi. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat
yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujaun atau target-
target tertentu yang hendak dicapai. Tanpa ada tujuan atau target, kinerja
seseorang atau organisasi tidak mungkin dapat diketahui karena tidak ada tolak
Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau
prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna yang lebih luas,
bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk bagaimana proses pekerjaan berlangsung.
produktivitas seorang karyawan, relatif pada rekan kerjanya, pada beberapa hasil
dan perilaku yang terkait dengan tugas. Kinerja dipengaruhi oleh variabel yang
tujuan bersama, sehingga tujuan dari kinerja akan menghasilkan organisasi yang
yang hendak di capai dan sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan secara
efektif.
dan/atau kebijakan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam
Gary Dessler dalam pasolong (2013: 182) menyatakan bahwa penilaian kinerja
mendorong kinerja seseorang agar bisa berada diatas rata-rata. Dari beberapa
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja adalah menilai hasil
kerja organisasi publik sudah tercapai atau belum sehingga tujuan yang di capai
akan berhasil guna sesuai dengan rencana yang telah ditentukan oleh organisasi
publik tersebut.
2.1.3.Tujuan Pengukuran Kinerja
kelembagaan.
Tujuan adalah pernyataan secara umum (belum secara eksplisit) tentang apa yang
dinyatakan secara eksplisit dengan disertai batasan waktu yang jelas. Strategi
adalah cara atau teknik yang digunakan organisasi untuk mencapai tujuan dan
pada visi dan misi organisasi. Berdasarkan tujuan, sasaran dan strategi tersebut
Indikator kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara tidak langsung yaitu hal-
suatu area yang mengindikasikan kesuksesan kinerja unit kerja organisasi. Area
variabel kunci finansial dan nonfinansial pada kondisi waktu tertentu. Faktor
keberhasilan utama ini harus secara konsisten mengikuti perubahan yag terjadi
indikator yang dapat dianggap sebagai ukuran kinerja kunci baik yang bersifat
finansial maupun nonfinansial untuk melaksanakan operasi dan kinerja unit bisnis.
Indikator ini dapat digunakan ini dapat digunakan oleh manajer untuk mendeteksi
Jika sudah mempunyai indikator dan ukuran kinerja yang jelas, maka pengukuran
dan strategi adalah membandingkan hasil aktual dengan indikator dan ukuran
a. Kemampuan
tersebut dapat dilihat dari dua segi: (1) kemampuan intelektual, yaitu kemampuan
yang diperlukan untuk kegiatan mental, dan (2) kemampuan fisik, yaitu
kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut
b. Kemauan
mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi. Kemauan atau
motivasi kerja seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: (a) pengaruh
lingkungan fisik, yaitu setiap pegawai menghendaki lingkungan fisik yang baik
untuk bekerja, lampu yang terang, ventilasi udara yang nyaman, sejuk, bebas dari
gangguan suara berisik dan sebaiknya ada musik. (b) pengaruh lingkungan sosial
pegawai lain, pegawai lebih berbahagia apabila dapat menerima dan membantu
pegawai lain.
c. Energi
Energi menurut Jordan E. Ayan (2002:47), adalah pemercik api yang menyalakan
jiwa. Tanpa adanya energi psikis dan fisik yang mencukupi, perbuatan kreatif
pegawai terhambat.
d. Teknologi
Teknologi menurut Gibson dkk (1997:197), adalah tindakan fisik dan mental oleh
seseorang untuk mengubah bentuk atau isi dari objek atau ide. Jadi teknologi
dapat dikatakan sebagai “tindakan yang dikerjakan oleh individu atau suatu objek
dengan atau tanpa bantuan alat atau alat mekanikal, untuk membuat beberapa
Kompensasi adalah sesuatu yang diterima oleh pegawai sebagai balas jasa atas
setimpal dengan hasil kerjanya, maka pegawai dapat bekerja dengan tenang dan
tekun.
f. Kejelasan Tujuan
Kejelasan tujuan merupakan salah satu faktor penentu dalam pencapaian kinerja.
Oleh karena pegawai yang tidak mengetahui dengan jelas tujuan pekerjaan yang
hendak dicapai, maka tujuan yang tercapai tidak efisien dan atau kurang efektif.
g. Keamanan
orang menyatakan lebih penting keamanan pekerjaan daripada gaji atau kenaikan
pangkat. Oleh sebab itu, tidak cukup bagi seseorang dengan hanya terpenuhinya
memastikan bahwa kebutuhan mereka akan terus terpenuhi dimasa yang akan
terhadap kinerjanya.
2.1.6.Indikator Kinerja
BPKP dalam Mahsun (2006:71) adalah indikator masukan (input) adalah segala
sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan agar dapat berjalan untuk
menghasilkan keluaran. Indikator ini dapat berupa dana, sumber daya manusia,
(outputs) adalah sesuatu yang dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik
dan atau non fisik. Indikator hasil (outcomes) adalah segala sesuatu yang
langsung). Indikator manfaat (benefits) adalah sesuatu yang yang terkait dengan
pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negatif pada setiap tingkatan
BPKP dalam Mahsun (2006:71) menerangkan hal yang tidak jauh berbeda dengan
yaitu:
kebutuhan masyarakat.
publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat.
a. Tujuan
Tujuan menunjukkan ke arah mana kinerja harus dilakukan. Atas dasar arah
b. Standar
Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat dicapai.
Tanpa standar, tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan tercapai. Kinerja
c. Umpan Balik
kinerja, standar kinerja, dan pencapaian tujuan. Dengan umpan balik dilakukan
evaluasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya dapat dilakukan perbaikan kinerja.
Alat atau sarana merupakan faktor penunjang untuk pencapaian tujuan. Tanpa alat
atau sarana, tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak dapat
e. Kompetensi
f. Motif
Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu,
tanpa dorongan motif untuk mencapai tujuan, kinerja tidak akan berjalan.
g. Peluang
Tugas mendapatkan prioritas lebih tinggi, mendapat perhatian lebih banyak, dan
pengawasan pengelolaan limbah medis padat rumah sakit Abdul Moeloek dan
rumah sakit DKT yang dilaksanakan oleh BPPLH Kota Bandar Lampung.
Indikator ini digunakan oleh peneliti karena indikator ini lebih tepat jika dikaitkan
dengan fokus dan rumusan masalah penelitian, mulai dari Produktivitas, Kualitas
didapatkan hasil pengukuran kinerja organisasi yang lebih akurat. Berikut dapat
sebagai ratio antara input dengan output. Melalui indikator ini yang menjadi
pengelolaan limbah medis padat rumah sakit Abdul Moeloek dan rumah sakit
masyarakat sekitar. Dalam konteks ini pelayanan yang di berikan oleh Badan
limbah medis padat rumah sakit Abdul Moeloek dan rumah sakit DKT.
kegiatan birokrasi publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh
rakyat. Asumsinya adalah bahwa para pejabat politik tersebut karena dipilih
kalau kegiatan itu dianggap benar dan sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang
2.1.7.Peningkatan Kinerja
bagi perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Ada beberapa faktor yang
sistem kerja, teknik produksi, dan adanya peningkatan keterampilan tenaga kerja.
Seperti telah dikutip di atas bahwa kinerja setiap orang dipengaruhi oleh tiga
kebugaran fisik dan kesehatan jiwa, pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja
dan motivasi dan etos kerja: bekerja sebagai tantangan dan memberi kepuasan, b.
tugas, Membangun motivasi kerja, disiplin kerja dan etos kerja, yaitu:
2.2.Pendapatan
2.2.1.Kinerja Keuangan
membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan
neraca dan laporan laba rugi. Neraca adalah laporan sistematis tentang aktiva,
hutang serta modal dari suatu perusahaan pada saat tertentu yang bertujuan untuk
biasanya pada waktu di mana buku- buku ditutup dan ditentukan sisanya pada
suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut
dengan balanced sheet. Sedangkan laporan rugi laba adalah suatu laporan
sistematis tentang penghasilan biaya, laba rugi yang diperoleh oleh suatu
(aspek non keuangan) yang digunakan yaitu BOR, ALOS, TOI, dan BTO.
Indikator finansial dan non–finansial ini belum diketahui seberapa jauh hubungan
hubungan dan pengaruh dua indikator yang berbeda antara finansial dan non–
finansial.
mewujudkan sasaran, tujuan misi dan visi organisasi yang tertuang dalam
adalah suatu alat yang digunakan untuk mengetahui kesehatan suatu perusahaan,
keuangan.
diukur dengan cara : (a) menentukan tujuan, sasaran, dan strategi organisasi, (b)
dapat dilakukan baik oleh pihak eksternal maupun pihak internal perusahaan.
keuangan merupakan prestasi yang dihasilkan atau yang dicapai oleh suatu
2.2.2.Laporan Keuangan
keuangan. Kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari laporan
perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu”. Menurut Sutrisno
(2007) laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang
meliputi dua laporan utama, yakni (1) Neraca dan (2) Laporan Laba-Rugi.
produk akhir dari proses kegiatan–kegiatan akuntansi dalam suatu usaha serta
dan menilai posisi keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu, karena berisi
semua informasi tentang keadaan keuangan serta hasil-hasil yang telah dicapai
perusahaan.
pada tanggal tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan jumlah harta
yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan yang
disebut pasiva.
b. Laporan laba rugi yaitu laporan yang menunjukkan hasil usaha dan biaya–
biaya selama periode akuntansi. Laporan rugi laba kadang- kadang disebut
perubahan modal dari jumlah awal periode menjadi jumlah modal pada akhir
periode.
Pada dasarnya laporan keuangan yang utama terdiri dari neraca dan laporan laba
penjelasan lebih lanjut. Dua jenis laporan keuangan yang sering dipakai adalah
a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki
b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang
d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan
a. Pemilik Perusahaan
menilai sukses atau tidaknya para manajer yang diberi kepercayaan untuk
b. Manajemen Perusahaan
mengetahui posisi keuangan perusahaan serta dapat menyusun suatu rencana dan
mengembalikan pinjaman.
d. Pemerintah
Pemerintah berkepentingan dengan Laporan Keuangan terutama untuk
menentukan besarnya pajak serta masalah tenaga kerja dan kebijaksanaan lain
e. Karyawan
f. Pelanggan
g. Masyarakat
Dalam menganalisis dan menilai posisi keuangan dan potensi atau kemajuan
mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca dan laporan laba
g. Analisis Perubahan Laba Kotor (Gross Profit Anlysis), adalah suatu analisis
periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan
harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita
2.3.Analisis Rasio
itu merupakan permulaan dari proses analisis yang diperlukan untuk menganalisis
laporan keuangan, dan setiap metode dan teknik analisis mempunyai tujuan yang
sama, yaitu untuk membuat agar data dapat lebih dimengerti sehingga dapat
pada analisis rasio saja, karena dalam prakteknya analisis ini lebih banyak
Penerapan analisis rasio dalam hubungannya dengan keputusan yang diambil serta
2.3.1Rasio Likuiditas
a. Current Ratio, yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang
seberapa jauh tuntutan atau tagihan dari para kreditur segera dapat berubah
menjadi tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo hutang atau
tagihan tersebut.
b. Cash Ratio, yaitu rasio yang dihitung dari penjumlahan kas dan efek yang
untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan menggunakan kas
yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat segera diuangkan.
c. Quick (Acid Test) Ratio, yaitu rasio yang dihitung dengan menggunakan aktiva
Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang paling tidak likuid dan unsur
tersebut seringkali merupakan kerugian jika terjadi likuiditas. Rasio ini untuk
a. Debt Ratio (Rasio Hutang) adalah rasio antara total hutang (total debt) dengan
total asset (total assets). Rasio hutang mengukur berapa persen asset
b. Total Debt to Equity Ratio (Rasio Total Hutang Terhadap Modal Sendiri)
maupun jangka panjang dengan jumlah modal sendiri perusahaan. Bila nilai
rasio lebih besar dari satu, maka kemampuan modal sendiri untuk menjamin
a. Total Assets Turnover, adalah rasio yang mengukur kemampuan dana yang
tertanam dalam keseluruhan aktiva, berputar dalam satu periode tertentu atau
perputarannya yang ditunjukkan dengan angka rasio yang lebih besar adalah
piutang yang besar dan rasio yang rendah. Sebaliknya, jika perusahaan
mempunyai kebijakan kredit dan prosedur penagihan yang baik, maka saldo
2.3.4Rasio Profitabilitas
tinggi rasio ini, semakin baik dan secara relative semakin rendah haga pokok
barang yang dijual dan mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau
b. Net Profit Margin, adalah rasio yang mengukur keuntungan neto per rupiah
penjualan.
d. Rate of Return on Net Worth (ROE), adalah rasio yang mengukur kemampuan
2.4.Rumah Sakit
Rumah sakit yang dalam bahasa Inggris disebut Hospital, berasal dari
bahasa latin yaitu Hospitium dikenal juga dengan nama ZH atau Zieken Huis yang
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan
dan/atau masyarakat.
Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang telah ditentukan dan
Dalam memberikan pelayanan yang baik dan bermutu, rumah sakit harus
mempunyai sejumlah biaya yang memadai dan biaya ini menjadi masalah dan
tantangan rumah sakit yang harus disikapi dengan cermat oleh pihak manajemen
(Jacobalis, 2000).
ketidaksiapan SDM, keterbatasan sarana dan prasarana, buruknya sistem yang ada
dan keterbatasan biaya sedangkan faktor luarnya adalah pengaruh pemilik, pasar
sakit lainnya adalah adanya kenaikan harga, laju inflasi yang meningkat yang
antaralain disebabkan oleh kenaikan gaji, kenaikan permintaaan, transisi
BOR menurut Huffman (1994) adalah “the ratio of patient service days to
Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah
(2005) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping
mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal
Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes,2005).
ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan
gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong
BTO menurut Huffman (1994) adalah “...the net effect of changed in occupancy
rate and length of stay”. BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi
pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam
satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata
NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 2 x 24 jam atau 48 jam
setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan
GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000
penderita keluar.
Dengan kemajuan ilmu dan teknologi pula, pendekatan peningkatan mutu pada
saat ini lebih dikaitkan dengan penilaian outcome dari pelayanan. Kinerja rumah
sakit merupakan suatu dimensi utama dari mutu pelayanan RS, untuk menilai
tahun 2005 tentang indikator kinerja rumah sakit, terdapat 6 (enam) indikator
yaitu BOR (Bed Occupancy Rate), ALOS (Average Length of Stay), TOI (Turn
Over Interval), BTO (Bed Turn Over), NDR (Net Death Rate), dan GDR (Gross
Death Rate). NDR dan GDR bertujuan untuk menggambarkan angka kematian,
Untuk mengetahui tingkat hunian pasien digunakan analisa Bed Occupancy Rate
menilai perkembangan serta kemajuan suatu rumah sakit tidak hanya dengan cara
menganalisis dari aspek non finansial saja, tetapi juga harus dilihat dari aspek
finansial.
Salah satu rumah sakit swasta di Bogor yang harus mempertahankan eksistensinya
yaitu rumah sakit Bogor Medical Center yang berdiri sembilan tahun lalu oleh
PENDAHULUAN
Dokter di suatu rumah sakit merupakan pemimpin bagi setiap pelayanan yang
diberikan rumah sakit sangat tergantung pada mutu pelayanan medis yang
kinerja.
Penilaian kinerja adalah proses menilai hasil karya sumberdaya manusia dalam
Proses penilaian kinerja dokter sebagai tenaga profesional utama di rumah sakit
harus dilakukan secara realistis, obyektif dan berbasis bukti serta spesifik sesuai
spesialisasi dan atau prosedur spesifik (The Joint Commission, 2011). Penilaian
kinerja dokter bertujuan untuk memahami kekurangan dari kinerja yang telah
terhadap mutu dan efisiensi rumah sakit, untuk keperluan pemberian insentif dan
Rumah Sehat Ibu dan Anak (RSIA) Budi Kemuliaan adalah rumah sakit khusus
tipe B yang terdiri dari 274 tempat tidur dan sudah beroperasional sejak hampir
waktu . Kasus kebidanan dan ginekologi juga merupakan kasus terbanyak yang
ditangani di RSIA Budi Kemuliaan sebesar 59% dari jumlah pasien rawat jalan
Kemuliaan mulai tahun 2010 mulai melakukan uji coba dan menerapkan sistem
penilaian kinerja sebagai sistem pemberian kompensasi atas hasil kinerja yang
penilaian kinerja yang efektif sebagai dasar melakukan penilaian kinerja bagi
Dokter pada umumnya dan Dokter Spesialis Obsgyn pada khususnya sebagai
kepada pasien. Bagaimana cara menilai kinerja Dokter Spesialis Obsgyn, yang
penilaian kinerja yang sesuai untuk RSIA Budi Kemuliaan merupakan rumusan
Dokter Spesialis Obsgyn yang sesuai untuk RSIA Budi Kemuliaan, dengan tujuan
khusus berupa :
model instrumen penilaian kinerja Dokter Spesialis Obsgyn yang sesuai untuk
Kemuliaan.
Obsgyn yang sesuai untuk RSIA Budi Kemuliaan melalui uji coba dan
evaluasi.
TINJAUAN PUSTAKA
Dokter disuatu rumah saki tmerupakan ujun gtombak pelayanan dan pemimpin
bagi setiap pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien, sehingga proses
penilaian kinerja dokter harus menjadi agenda bagi setiap rumah sakit sebagai
bagian dari proses pengendalian mutu pelayanan kesehatan pasien (White et al,
2010). Proses evaluasi kinerja dokter sebagai tenaga profesional utama di rumah
sakit harus dilakukan secara realistis, obyektif dan berbasis bukti serta spesifik
sesuai spesialisasi dan atau prosedur spesifik (The Joint Commission, 2011).
Penilaian kinerja dokter bertujuan untuk memahami kekurangan dari kinerja yang
telah dilakukan sehingga dapat membuka ruang bagi improvement atau perbaikan
dalam hal ini rumah sakit, sangatlah penting untukmemiliki instrumen penilaian
yang diberikan oleh dokter, dimana keterlibatan dokter menjadi kunci utama
ini terutama dikaitkan dengan pola pembayaran dari payer yang memaksa rumah
2006).
Pendekatan yang biasa dilakukan dalam menilai kompetensi dan kinerja dokter
adalah (1) pemberian surat ijin praktek dan kredentialing : validasi terhadap
penilaian kompetensi dilakukan secara rutin oleh pemerintah dan penilai medis
rekam medis, sarana dan prasarana dan kebijakan operasional; (3) penilaian
kuantitas dan kualitas terhadap perilaku kerja dan hasil/output pelayanan yang
diberikan Dokter, yang biasanya didesain secara spesifik oleh rumah sakit (Labiq,
2009).
Data yang dipakai untuk menilai kinerja dokter bisa didapatkan dari berbagai
kinerja rumah sakit, dan data adminstratif. Gold standard sumber data adalah dari
rekam medis tapi dengan syarat rekam medis yang ada harus memiliki data yang
akurat dan lengkap. Solusi bagi akurasi dan kelengkapan data yang ada didalam
rekam medis adalah dengan penggunaan elektronic health care record (EHR). Saat
praktik dokter sehingga mampu memberikan data yang akurat dan lengkap.
Selama belum ada EHR yang akurat dan lengkap, maka sumber data untuk
kepentingan penilaian kinerja dokter yang paling cost effective saat ini bisa
pay for performance sebaiknya menggunakan data yang valid dan reliabel serta
terhindar dari faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol oleh Dokter seperti
kepatuhan pasien terhadap nasihat medis (Terry, 2005 dalam Rayburn, 2008).
JCAHO’s pada tahun 2007 menetapkan standar bagi penilaian kompetensi dokter
kompetensi dasar yang dikenal sebagai 6 (enam) kerangka kerja kompetensi dasar
Nomor 2
a. Patient care: seorang dokter harus mempertimbangkan pelayanan yang penuh
kasih sayang, tepat dan efektif dalam memberikan pelayanan yang berorientasi
pasienpulangdengangagaljantung
Efektif:berhubungandenganoutcomepelayanan, contohangkakematian
tentang biomedik, klinik dan ilmu sosial lainnya yang diperlukan untuk upaya
kepada pasien dan masyarakat. Melakukan penilaian elemen ini pada dokter
penilaian elemen ini juga sangat sulit dan harus memiliki kesesuaian dengan
masing-masing spesialisasikedokteran.
surveyterhadapstaflainnyadirumahsakit.
adanyakejadianpelanggarankodeetikkedokteran.
tim, kemampuan
Dalam Standars BoosterPak yang dikeluarkan The Joint Commission (TJC, 2011)
kompetensidoktertersebutdiatas,diantaranya:
dilakukan. Pemicu adalah hasil kerja yang tidak diharapkan seperti adanya
stay, readmission untuk penyakit atau masalah yang sama, jumlah penggunaan
alat penunjang diagnostic dan terapi yang tidak diperlukan, tidak mengikuti
panduan praktik klinik, clinical pathway dan juga standar prosedur operasional
Kriteria penilaian kinerja harus didasarkan pada spesialisasi dan atau prosedur
Kriteria“zero”:
oTidakadareturnstotheOR
oTidakadakomplikasi
oTidakadakomplainpasien
oTidakadainfeksi
(perbaikan kualitas) dan juga program patient safety dalam bidang obstetri dan
Getting Organizaed
Identifying Priorities
Measuring Performance
oEstablish Standards
oGather and Analyze Data
penegakan diagnosa, atau suatu outcome dari pelayanan yang dinilai penting. The
Berikut beberapa contoh IKKI yang dapat dipakai untuk merumuskan instrumen
penilaian kinerja Dokter Spesialis Obsgyn : (TJC, 2011; Sutoto,_; WHO, 2007)
oALOS
oJumlahdantipetindakanmedisyangdilakukan
oRe-operasi
oReadmissionuntukpenyakityangsamadalam 7 hari
oMorbidity
oGinekologi :
oObstetri :
klampsi≤30%dansepsis
≤ 0,2%.
Rata-rata pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama <
72 jam : ≤ 3%
Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing/lain pada tubuh pasien setelah
operasi : 100%
untuk menilai kinerja rumah sakit. Indikator kinerja rumah sakit dapat dijadikan
dasar pemilihan IKKI bagi SDM rumah sakit terutama dokter bila rumah sakit
tersebut menganut metode penilaian kinerja MBO. Setiap rumah sakit dapat
kepada standar-standar yang telah ditetapkan diatas serta disesuaikan dengan visi