Anda di halaman 1dari 7

SOP

PENCEGAHAN INFEKSI LINGKUNGAN PADA BBL

KELOMPOK 5

DISUSUN OLEH :

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO


FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2021
Pengertian Suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko penularan
infeksi mikroorganisme antara pasien, tenaga kesehatan dan pengunjung.

Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan langkah-langkah oencegahan


infeksi

Kebijakan 1. Peraturan puskesmas maupun rumah sakit tentang pencegahan infeksi


2. Semua petugas yang bekerja berkewajiban melaksanakan tindakan sesuai
dengan prosedur yang telah dibuat
3. Petugas harus menerapkan standar kewaspadaan universal dalam
pertolongan persalinan pada kala I, II, III, dan IV
a. Cuci tangan
b. Memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung lainnya
c. Menggunakan teknik asepses atau aseptic
d. Memproses alat bekas pakai
e. Menangani peralatan tajam dengan aman
f. Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan (termasuk pengelolaan
sampah secara benar)

Prosedur a. Aspek pencegahan dan pengendalian infeksi pada kala I


1. Batasi vagina (sebelum dan sesudah) pemeriksaan dalam
2. Sarung tangan dan masker bekas pakai segera dilepaskan dan
dibuang ketempat sampah infeksius.
3. Tindakan obstetri hanya dilakukan atas indikasi
b. Aspek pencegahan dan pengendalian infeksi pada kala II dan III
1. Penolong menggunakan alat pelindung diri yang lengkap
(apron, sarung tangan steril, kacamata, masker, penutup
kepala, pelindung kaki)
2. Episiotomy hanya atas indikasi
3. Dalam pengkleman tali pusat : menerapkan prinsip steril
4. Periksa apakah plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap
5. Dalam penanganan bayi :
a. Setiap petugas harus menggunakan APD (masker,
apron, sarung tangan)
b. Jika diperlukan suction pada bayi pertahankan
kesterilan
c. Jaga agar tidak terjadi transmisi mikroorganisme dari
petugas dan lingkungan
6. Jika terjadi ruptur atau robekan pada jalan lahir :
a. Bersihkan daerah perineum dari cairan/darah
b. Buka sarungtangan kotor , buang ketempat sampah
infeksius
c. Pakai sarung tangan steril untuk melakukan jahitan
episiotomy
d. Hati-hati saat melakukan penjahitan agar terhindar
dari luka tusuk secara tak sengaja
e. Gunakan pemegang jarum dan pinset pada saat
menjahit

Jangan pernah meraba ujung atau memegang jarum jahit dengan tangan.
c. Aspek pencegahan dan pengendalian infeksi pada skala IV dalam
persiapan untuk menyusui :
1. Perhatikan hygiene ibu
2. Bersihkan area payudara dan arcola mamae dengan air
matang
3. Apabila kondisi bayi baik dilakukan rawat gabung
d. Cuci tangan
1. Segera setelah ibu tiba ditempat kerja
2. Sebelum melakukan kontak fisik secara langsung dengan ibu
dengan bayi baru lahir
3. Setelah kontak fisik langsung dengan ibu atau bayi baru lahir
4. Sebelum memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi
atau steril
5. Setelah melepas sarung tangan (terkontaminasi melalui
lubang atau robekan sarung tangan)
6. Setelah menyentuh bendah yang mungkin terkontaminasi oleh
darah atau cairan tubuh lainnya atau setelah menyentuh
selaput mukosa (misalnya hidung, mulut, mata, vagina)
meskipun saat itu sedang menggunakan sarung tangan.
7. Setelah kekamar mandi
8. Sebelum pulang kerja
e. Memakai sarung tangan
1. Gunakan sarung tangan steril atau desinfeksi tingkat tinggi
untuk prosedur apapun yang akan mengakibatkan kontak
dengan jaringan dibawah kukit seperti persalinan, penjahitan
vahina, atau pengambilan darah.
2. Gunakan sarung tangan bersih atau steril
f. Menggunakan teknik asepti
1. Penggunaan oerlengkapan pelindung pribadi
2. Antisepsis
3. Menjaga tingkat sterilitas atau disinfeksi tingkat tinggi
g. Memproses alat bekas pakai
1. Dekontaminasi
Segera setelah digunakan, masukkan benda-benda yang
terkontaminasi kedalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit
2. Pencucian dan pembilasan
a. Pakai sarung tangan karet yang tebal pada kedua
tangan
b. Ambil peralatan bekas pakai yang sudah
didekontaminasi (hati-hati bila memegang peralatan
yang tajam, seperti gunting dan jarum jahit)
c. Tidak merusak benda-benda yang terbuat dari plastik
atau karet, jangan dicuci secara bersamaan dengan
peralatan dari logam
d. Cuci setiap benda tajam secara terpisah dan hati-hati
e. Gunakan sikat dengan air dan sabun untuk
menghilangkan sisah darah dan kotoran
f. Buka engsel gunting dan klem
g. Sikat dengan seksama terutama dibagian sambungan
dan sudut peralatan
h. Pastikan tidak ada sisa darah dan kotoran yang
tertinggal di peralatan
i. Cuci setiap benda sedikitnya 3x (atau lebih jika perlu)
dengan air dan sabun
j. Bilas benda-benda tersebut dengan air bersih
k. Ulangi peosedur tersebut pada benda-benda lain

3. DTT dengan cara merebus


a. Gunakan panic dengan penutup yang rapat
b. Ganti air setiap kali mendisinfeksi peralatan
c. Rendam peralatan didalam air
d. Mulai panaskan air
e. Mulai hitung waktu saat air mulai mendidih
f. Jangan tambahkan benda apapun kedalam air
mendidih setelah penghitungan waktu dimulai
g. Rebus selama 20 menit
h. Catat lama waktu perubusan oeralatan di dalam buku
khusus
i. Biarkan oeralatan kering dengan cara diangin-
anginkan sebelum digunakan atau disimpan
j. Simpan perlatam dalam wadah desinfeksi tingkat
tinggi dan berpenutup
4. DTT kimiawi
a. Persiapkan larutan klorin 0,5%
b. Letakkan peralatan dalam keadaan kering
c. Pastikan peralatan terendam seluruhnya dalam larutan
kimia selama 20 mnt
d. Catat lama waktu direndam
e. Bilas peralatan dengan air matang dan angin-anginkan
sampai kering di wadah disingeksi tingkat tinggi yang
berpenutup
5. Penggunaan peralatan tajam secara aman
a. Letakkan benda-benda tajam diatas baki steril
b. Jangan menutup kembali, melengkungkan,
mematahkan atau melepaskan jarum yang akan
dibuang
c. Buang benda-benda tajam dalam wadah tahan bocor
dan segel dengan perekat jika sudah 2/3 penuh. Dan
harus dibakar didalam incinerator
h. Pengelolahan sampah
Setelah selesai melakukan suatu tindakan dan sebelum melepas
sarung tangan, letakkan sampah terkintaminasi kedalam tempat
sampah tahan air/kantung plastik sebelum dibuang. Hindarkan
kontaminasi bagian luar kantung dengan sampah yang
terkontaminasi
i. Mengatur kebersihan dan kerapihan
1. Pastikan selalu tersediannya 1 ember larutan pemutih ( klorin
0,5%) yang belum terpakai
2. Gunakan desinfektan yang sesuai untuk membersihkan
peralatan yang tidak bersentuhan dengan darah atau sekresi
tubuh
3. Jika menggunakan oksigen gunakan kanula nasal yang bersih,
steril atau DTT setiap akan digunakan
4. Segera bersihkam percikan darah. Tuangkan larutan klorin
0,5%pada percikan tersebut kemudian seka dengan kain
5. Bungkus atau tutupi linen bersih dan simpan dalam kereta
dorong atau lemari tertutup untuk mencegah kontaminasi dari
debu
6. Setiap selesai menggunakan tempat tidur meja dan troli
prosedur, segera seka permukaan dan bagian-bagian peralatan
tersebut dengan kain yang dibasahi klorin 0,5% dan deterjen
7. Setiap selesai menolong persalinan, seka celemek
menggunakan larutan klorin 0,5%
8. Bersihkan lantai dengan lap kering, jangan disapu, seka lantai,
dinding atau permukaan datar lain ( setiap hari atau setelah
digunakan) dengan larutan klorin 0,5 % dan deterjen
9. Ikuti pedoman umum kebersihan dan kerapian
10. Bersihkan dari atas kebawah sehingga kotoran yang jatuh
dapat dihilangkan
11. Selalu gunakan sarung tangan lateks atau sarung tangan
rumah tangga
12. Bersihkan sesering mungkin dinding, tirai kain, plastik atau
logam vertical untuk mencegah penumpukan debu
13. Jika dinding atau tirai terkena percikan darah, segera
bersihkan dengan larutan klorin 0,5%

Anda mungkin juga menyukai