Anda di halaman 1dari 9

Majalah Keadilan, Volume 2, Nomor 1, Tahun 2021 58

E-ISSN (2654-9026)
P-ISSN (1693-9891)

PROFESIONAL HUKUM DENGAN MALPRAKTIK


YANG DILAKUKANNYA SEBAGAI BENTUK PELANGGARAN
DARI KODE ETIK PROFESI HUKUM

Uswatun Hasanah
Fakultas Hukum Universitas Prof. Dr.Hazairin, SH Bengkulu
E-mail : uswatun.hasanah.101076@gmail.com

ABSTRACK

Legal professionals consisting of a judge, the prosecutor , advocate , notary and police in
their profession sometimes doing malpractice whether intentional or tentional . Malpractice
is a violation of the code of conduct that they have. So that legal professionals can be a
qualified legal professionals is mandatory for them to follow the rules that bind them so that
they can become legal professionals who are responsible for themselves , society and God
Almighty. This research is a type of normative legal research, by examining laws and
regulations, books, journals. In this study, the problem raised is how is malpractice among
legal professionals as a form of violation of the code of ethics of the legal profession.

Keywords: Malpractice, Legal professionals.

ABSTRAK

Para profesional hukum yang terdiri dari hakim, jaksa, advokat, notaris dan polisi dalam
profesinya terkadang melakukan malpraktek baik disengaja maupun disengaja.
Malpraktek merupakan pelanggaran terhadap kode etik yang mereka miliki. Agar
profesional hukum dapat menjadi profesional hukum yang berkualitas maka wajib bagi
mereka untuk mengikuti aturan yang mengikat mereka sehingga mereka dapat menjadi
profesional hukum yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri, masyarakat dan Tuhan
Yang Maha Esa. Penelitian ini adalah jenis penelitian hukum normatif, dengan mengkaji
peraturan perundang-undangan, buku, jurnal. Dalam penelitian ini permasalahan yang
diangkat adalah bagaimanakah malpraktik di kalangan profesional hukum sebagai bentuk
pelanggaran dari kode etik profesi hukum.

Kata Kunci: Malpraktek, Profesi Hukum.


Majalah Keadilan, Volume 2, Nomor 1, Tahun 2021 59
E-ISSN (2654-9026)
P-ISSN (1693-9891)

PENDAHULUAN Kejaksaan Republik Indonesia,


Istilah malpraktik sering kita Advokat, yang diatur oleh Undang-
jumpai di dunia medis. Ada beberapa Undang Nomor 18 Tahun 2003
kasus yang melibatkan para medis tentang Advokat, Notaris, yang diatur
baik itu dokter, bidan ataupun oleh Undang-Undang Nomor 2 Tahun
perawat sebagai pelaku malpraktik. 2014 tentang Perubahan Atas
Malpraktik bisa dilakukan karena Undang-Undang Nomor 30 Tahun
kelalaian maupun akibat kesengajaan. 2004 tentang Jabatan Notaris, serta
Kata malpraktik berasal dari Bahasa Polisi, yang diatur oleh Undang-
Inggris yaitu malpractice yang bisa Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang
berarti suatu tindakan atau Kepolisian masing-masing memiliki
perbuatan yang buruk atau tidak kode etik profesi yang harus selalu
baik. mereka patuhi.
Seiring berkembangnya waktu Adakalanya para profesional
istilah malpraktik juga bisa dijumpai hukum tersebut dalam menjalankan
di kalangan profesional hukum di profesinya baik karena disengaja atau
Indonesia seperti Hakim, Jaksa, juga karena kelalaian ada yang
Advokat, Notaris juga Polisi. Menurut pernah melakukan malpraktik yang
Soerjono Soekanto1: “malpractice dilihat dari kodek etik yang mereka
dapat dibedakan ke dalam beberapa miliki merupakan pelanggaran
kategori menurut bidang tata hukum, terhadap kode etik tersebut. Kode
misalnya menurut hukum pidana, etik profesi merupakan pedoman bagi
perdata dan administrasi. para profesional hukum dalam
Sebagai profesional hukum, menjalankan profesinya agar selalu
Hakim, yang diatur oleh Undang- patuh dan taat pada aturan yang
Undang Nomor 48 Tahun 2009 berlaku.
tentang Kekuasaan Kehakiman, Jaksa,
yang diatur oleh Undang-Undang METODE
Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penitian ini adalah jenis
penelitian hukum normatif, dengan
1 Soerjono Soekanto, 1983, Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Penegakan Hukum,
Rajawali, Jakarta, hlm. 68.
Majalah Keadilan, Volume 2, Nomor 1, Tahun 2021 60
E-ISSN (2654-9026)
P-ISSN (1693-9891)

mengkaji peraturan perundang- keadilan yang hidup dalam


undangan, buku, jurnal. masyarakat.
2) Hakim dan Hakim
PEMBAHASAN Konstitusi harus memiliki
Menurut John M.Echols dan integritas dan kepribadian
Hasan Shadily dalam Liliana yang tidak tercela, jujur,
Tedjosaputo2 : “Penggunaan istilah adil, profesional, dan
malpraktik ini sekarang sudah meluas berpengalaman di bidang
di pelbagai disiplin ilmu. Malpraktik hukum.
atau malpractice dalam kamus 3) Hakim dan Hakim
diartikan sebagai tindakan salah.” Konstitusi wajib menaati
Sebagai contoh telah terjadi Kode Etik dan Pedoman
malpraktik yaitu dalam kasus-kasus Perilaku Hakim.
penyuapan atau pemberian gratifikasi Untuk pengawasan
oleh terdakwa kepada hakim dan internalnya Hakim diawasi oleh
jaksa dengan maksud agar terdakwa Mahkamah Agung sebagai kekuasaan
bisa diringankan dari tuntutan dan kehakiman tertinggi di Indonesia
hukumannya atau kalau bisa sebagaimana yang diatur dalam Pasal
dibebaskan. Seorang Hakim harus 39 Undang-Undang Nomor 48 Tahun
mematuhi kode etik profesinya yang 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman :
lebih dikenal dengan Kode Etik dan 1) Pengawasan tertinggi
Pedoman Perilaku Hakim. terhadap penyelenggaraan
Berdasarkan Pasal 5 Undang- peradilan pada semua
Undang Nomor 48 Tahun 2009: badan peradilan yang
1) Hakim dan Hakim berada di bawah Mahkamah
Konstitusi wajib menggali, Agung dalam
mengikuti, dan memahami menyelenggarakan
nilai-nilai hukum dan rasa kekuasaan kehakiman
dilakukan oleh Mahkamah
Agung.
2 Liliana Tedjosaputro, 2003, Etika
Profesi dan Profesi Hukum, Aneka
Ilmu, Semarang, hlm. 82
Majalah Keadilan, Volume 2, Nomor 1, Tahun 2021 61
E-ISSN (2654-9026)
P-ISSN (1693-9891)

2) Selain pengawasan pengawasan eksternal oleh


sebagaimana dimaksud Komisi Yudisial.
pada ayat (1), Mahkamah 2) Komisi Yudisial mempunyai
Agung melakukan tugas melakukan
pengawasan tertinggi pengawasan terhadap
terhadap pelaksanaan tugas perilaku hakim berdasarkan
administrasi dan keuangan. Kode Etik dan Pedoman
3) Pengawasan internal atas Perilaku Hakim.
tingkah laku Hakim Demikian juga dengan Jaksa
dilakukan oleh Mahkamah yang juga harus selalu mematuhi
agung. kode etik profesinya yang sering
4) Pengawasan dan dikenal dengan Tri Krama Adhyaksa.
kewenangan sebagiamana Menurut Liliana Tedjosaputro3 “Tri
dimaksud pada ayat (1) , Krama Adhyaksa adalah landasan
ayat (2), ayat (3) tidak jiwa dari setiap warga Adhyaksa
boleh mengurangi dalam meraih cita-cita luhurnya,
kekuasaan Hakim dalam terpatri dalam trapsila yang disebut
memeriksa dan Tri Krama Adyahksa yang meliputi
memutuskan perkara. tiga krama, yaitu: Satya, Adhy,
Sementara untuk pengawasan Wicaksana”. Satya mengandung arti
eksternalnya Hakim dalam setia terhadap profesinya dengan
menjalankan profesinya diawasi oleh berperilaku yang baik dan jujur, Adhy
sebuah Komisi Yudisial sebagaimana mengandung arti seorang Jaksa
diatur dalam Pasal 40 Undang- dalam menjalankan profesinya harus
Undang Nomor 48 Tahun 2009 lebih bertanggung jawab baik
tentang Kekuasaan Kehakiman : terhadap dirinya sendiri, juga
1) Dalam rangka menjaga dan terhadap bangsa dan negara.
menegakkan kehormatan, Sementara Wicaksana mengandung
keluhuran martabat, serta
perilaku hakim dilakukan 3 Liliana Tedjosaputro, 2003, Etika
Profesi dan Profesi Hukum, Aneka
Ilmu,
Semarang, halaman 104.
Majalah Keadilan, Volume 2, Nomor 1, Tahun 2021 62
E-ISSN (2654-9026)
P-ISSN (1693-9891)

arti bahwa seorang Jaksa harus selalu tidak. Memberikan nasihat hukum
bijaksana dalam menjalankan yang keliru kepada kliennya juga
profesinya. Menjalankan profesinya merupakan sebuah malpraktik yang
sesuai dengan tugas dan dilakukan oleh seorang Advokat hal
kewenangannya dengan bijaksana. tersebut bisa berakibat fatal bagi
Dalam Pasal 1 ayat (1) Advokat dan kliennya sendiri.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun Menurut Ignatius Ridwan
2004 tentang Kejaksaan Republik Widyadharma4 : “Maka di dalam
Indonesia bahwa “ Jaksa adalah persoalan Malpractice tersebut
pejabat fungsional yang diberi cukup jelas bahwa keterkaitan antara
wewenang oleh Undang-Undang Ethic’s Law dan responsibility
untuk bertindak sebagai Penuntut (etika, hukum dan tanggung jawab),
Umum dan pelaksana sangat erat sekali. Karena tidak
putusanpengadilan yang telah dipenuhinya salah satu unsur
memperoleh kekuatan hukum tetap tersebut pasti akan membawa
serta wewenang lain berdasarkan dampak terjadinya misconduct yang
Undang-Undang”. banyak kemungkinan melanggar
Jika pernah terjadi kasus aturan hukum dan mengakibatkan
penyuapan atau pemberian gratifikasi tejadinya suatu beban tanggung
oleh seorang terdakwa kepada jawab, baik pidana atau dan maupun
seorang Jaksa, maka hal tersebut jelas perdata, bahkan dapat juga terjadinya
merupakan sebuah malpraktik yang tanggung jawab dalam bidang
dilakukan oleh Jaksa sebagai administratip”.
profesional hukum dan itu Demikianlah dimana etika
merupakan pelanggaran dari Tri sangat berperan membentuk Advokat
Krama Adhyaksa yang merupakan dan para profesional hukum yang lain
kode etik profesi Jaksa. untuk menjadi profesional hukum
Sebagai salah satu bagian dari yang bertanggung jawab dalam
profesional hukum, Advokat juga
4Ignatius Ridwan Widyadharma,
kadang kala tidak luput dari 1996, Etika Profesi Hukum, Badan
Penerbit
malpraktik baik itu disengaja maupun Universitas Diponegoro, Semarang,
halaman 73
Majalah Keadilan, Volume 2, Nomor 1, Tahun 2021 63
E-ISSN (2654-9026)
P-ISSN (1693-9891)

menjalankan profesinya. Menurut c. Tidak memberi keterangan


A.Sonny Keraf “Etika adalah sebuah yang dapat menyesatkan
refleksi kritis dan rasional mengenai klien mengenai perkara
nilai dan norma moral yang yang sedang diurusnya
menentukan dan terwujud dalam d. Tidak membebani biaya
sikap dan pola perilaku hidup yang tidak perlu dan/atau
manusia baik secara pribadi maupun tidak mengingat
sebagai kelompok”. kemampuan klien
Dalam menjalankan profesinya e. Mengurus perkara secara
Advokat harus berpegang teguh pada Cuma-Cuma bagi yang tidak
kode etik profesinya. Harus selalu mampu
memperhatikan kepentingan klien. f. Tidak merugikan klien
Dimana menurut Liliana karena kepentingannya
Tedjosaputro5 hubungan dengan sendiri
kliennya berintikan tentang tanggung g. Mengutamakan
jawab Advokat terhadap kepentingan penyelesaian damai bagi
kliennya. Memperjuangkan perkara-perkara perdata.
kepentingan klien merupakan Jika Advokat tidak
tekadnya dengan tetap berpegang mengindahkan hal-hal tersebut maka
teguh pada prinsip-prinsip : bisa dinyatakan bahwa Advokat
a. Tidak dibenarkan menjamin tersebut melakukan malpraktik.
bahwa perkaranya akan Rahasia jabatan juga wajib dipegang
dimenangkan kepada klien oleh seorang Advokat, dimana
b. Tidak membatasi Advokat harus menyimpan rahasia
kebebasan klien untuk kliennya hingga berakhirnya
berpindah pada advokat hubungan antara keduanya.
lain Pofesional hukum yang lain
yaitu Notaris yang diatur oleh
Undang-Undang Nomor 2 Tahun
5 Liliana Tedjosaputro, 2003, Etika
Profesi dan Profesi Hukum, Aneka 2014 tentang Perubahan Atas
Ilmu,
Semarang, halaman 98. Undang-Undang Nomor 30 Tahun
Majalah Keadilan, Volume 2, Nomor 1, Tahun 2021 64
E-ISSN (2654-9026)
P-ISSN (1693-9891)

2004 tentang Jabatan Notaris. Polisi juga merupakan bagian


Munculnya Notaris karena kebutuhan dari profesional hukum di Indonesia.
dari masyarakat sendiri yang Kasus-kasus salah tangkap, salah
memerlukan alat bukti dalam tembak merupakan contoh
hubungan hukumnya dengan malpraktik yang dilakukan oleh
masyarakat yang lain, seperti Polisi. Untuk kasus-kasus tersebut
masyarakat membutuhkan akte sering kali dilakukan karena kelalaian
sebagai bukti atas pendirian sebuah mereka yang semestinya harus lebih
Perseroan Terbatas. Pemalsuan akte berhati-hati dalam menjalankan
pendirian Perseroan Terbatas profesinya karena bisa berakibat fatal
merupakan salah satu contoh dan bisa membahayakan jiwa dan
malpraktik yang dilakukan oleh raga masyarakat lainnya.
seorang Notaris. Dalam menjalankan profesinya
Seorang Notaris juga harus seorang Polisi harus berpegang teguh
bertanggung jawab kepada kliennya, pada kode etik profesinya. Undang-
tidak boleh membocorkan rahasia Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang
kliennya hingga hubungan mereka Kepolisian mengatur bagaimana
berakhir,kecuali untuk kepentingan seorang Polisi dalam menjalankan
penyidikan atau penyelesaian kasus profesinya tidak menyimpang dari
hukum di pengadilan. Jika Notaris aturan yang ada.Disersi atau
membocorkan rahasia kliennya melarikan diri dari tugas adalah salah
dengan seenaknya maka Notaris bisa satu contoh malpraktik yang
dikatakan telah melakukan dilakukan oleh seorang Polisi.
malpraktik yang merupakan Menurut Ignatius Ridwan
pelanggaran dari kode etik Widyadharma6 : ”setiap pemberian
profesinya. Rahasia jabatan harus kepercayaan kepada seorang yang
dipegang teguh. Jika terjadi profesional, maka ia wajib tanggung
pelanggaran terhadap kode etiknya
maka seorang Notaris akan diberikan 6 Ignatius Ridwan Widyadharma,
1996, Etika Profesi Hukum, Badan
sanksi oleh Majelis Kehormatan Kode Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang,
Etik Notaris. halaman 77.
Majalah Keadilan, Volume 2, Nomor 1, Tahun 2021 65
E-ISSN (2654-9026)
P-ISSN (1693-9891)

jawab atas beban kepercayaan yang pelanggaran dari kode etik yang
diberikan padanya baik berdasarkan mereka miliki. Agar para profesional
hukum maupun berdasarkan moral hukum tersebut dapat menjadi para
maupun etika. Di sini akhirnya dapat profesional hukum yang berkualitas
dijumpai bahwa menjalankan profesi sangatlah wajib bagi mereka untuk
khususnya profesi hukum sekalipun mengikuti aturan yang mengikat
telah memiliki keterampilan Ilmu mereka sehingga mereka bisa
Hukum, jika tidak dilandasi tanggung menjadi para profesional hukum yang
jawab dan betul-betul menghayati bertanggung jawab bagi dirinya
nilai-nilai dan ukuran etis, maka si sendiri, masyarakat dan Tuhan Yang
profesional hukum itu dalam Maha Esa.
menjalankan profesinya akan
cenderung berbuat malpraktik”. DAFTAR PUSTAKA
Menjadi para profesional yang
berkualitas, selalu berpedoman dan Buku-buku
patuh pada kode etik profesinya agar A Sonny Keraf, 1991, Etika Bisnis,
Kanisius, Yogyakarta.
tidak menyimpang dari aturan hukum
yang berlaku adalah wajib kiranya Ignatius Ridwan Widyadharma,
1996, Etika Profesi Hukum,
bagi Hakim, Jaksa, Advokat, Notaris,
Badan Penerbit Universitas
Polisi sehingga akan terhindar dari Diponegoro, Semarang.
perbuatan-perbuatan buruk atau
Liliana Tedjosaputro, 2003, Etika
perbuatan tidak terpuji yang sering Profesi dan Profesi Hukum,
Aneka Ilmu, Semarang.
disebut dengan malpraktik.
Soerjono Soekanto, 1983, Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi
KESIMPULAN
Penegakan Hukum, Rajawali,
Demikianlah Para profesional Jakarta.
hukum yang terdiri dari Hakim, Jaksa,
Peraturan Perundang-undangan
Advokat, Notaris dan Polisi dalam
Undang-Undang Nomor 2 Tahun
menjalankan profesinya kadang kala
2014 tentang Perubahan Atas
melakukan malpraktik baik disengaja Undang-Undang Nomor 30
Tahun 2004 tentang Jabatan
maupun tidak. Malpraktik merupakan
Notaris.
Majalah Keadilan, Volume 2, Nomor 1, Tahun 2021 66
E-ISSN (2654-9026)
P-ISSN (1693-9891)

Undang-Undang Nomor 48 Tahun


2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman.

Undang-Undang Nomor 16 Tahun


2004 tentang Kejaksaan
Republik Indonesia.

Undang-Undang Nomor 18 Tahun


2003 tentang Advokat.

Undang-Undang Nomor 2 Tahun


2002 tentang Kepolisian.

Anda mungkin juga menyukai