Anda di halaman 1dari 6

PRINSIP DAN LANDASAN

PENDIDIKAN INKLUSIF

ERJIANSYAH_A1I120048_B
PRINSIP PENDIDIKAN
INKLUSIF

Berpusat pada
Terbuka, adil, kebutuhan dan
tanpa diskriminasi keunikan setiap
individu peserta
Peka terhadap didik
setiap perbedaan
Inovatif dan
Relevan dan fleksibel
akomodatif
terhadap cara  Kerja sama dan
belajar saling
mengupayakan
bantuan
PRINSIP PENYELANGGARAN
PENDIDIKAN INKLUSIF

1. Pendidikan yang ramah. Lingkungan pembelajaran yang ramah berarti ramah terhadap
peserta didik dan pendidik, yaitu anak dan guru belajar bersama sebagai suatu komunitas
belajar, menempatkan anak sebagai pusat pembelajaran, mendorong partisipasi anak
dalam belajar, dan guru memiliki minat untuk memberikan layanan pendidikan yang
terbaik.
2. Mengakomodasi kebutuhan. sekolah penyelenggara harus dapat mengakomodasi
kebutuhan setiap peserta didik dengan cara sebagai berikut: (a) memerhatikan kondisi
peserta didik, yaitu kemampuan dan kebutuhan yang berbeda-beda serta gaya dan
tingkat belajar yang berbeda; (b) menggunakan kurikulum yang fleksibel; (c)
menggunakan metodologi pembelajaran bervariasi dan pengorganisasian kelas yang bisa
menyentuh pada semua anak dan menghargai perbedaan; (d) memanfaatkan lingkungan
sekitar sebagai sumber belajar; dan (e) melakukan kerja sama dengan berbagai pihak
yang terkait.
3. Mengembangkan potensi peserta didik seoptimal mungkin. Sekolah Inklusif berupaya
memberikan pelayanan pendidikan seoptimal mungkin, agar peserta didik yang memiliki
hambatan dapat mengatasi masalahnya dan dapat mengikuti proses pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuannya.
LANDASAN
YURIDIS
a. UUD 1945 (Amandemen) Ps 31 : (1) berbunyi setiap g. Peraturan pemerintah no 19 tahun 2005
warga negara berhak mendapat pendidikan. Ayat tentang standar Nasional pendidikan Pasal 2
(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan ayat (1) Lingkungan Standar Nasional Pendidikan
dasar dan pemerintah wajib membiayainya. meliputi standar isi, standar proses, standar
b. UU Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi kompetensi lulusan, standar pendidik dan
Manusia kependidikan, standar sarana prasarana, standar
c. UU Nomor 4 Tahun 1997 Tentang Penyandang Cacat pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar
d. UU no 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, penilaian pendidikan. Dalam PP No 19/2005
Ps 48 Pemerintah wajib menyelenggarakan tersebut juga dijelaskan bahwa satuan
pendidikan dasar minimal 9 tahun untuk semua pendidikan khusus terdiri atas SDLB, SMPLB,
anak. Ps 49 Negara Pemerintah, Keluarga, dan orang SMA LB.
tua wajib memberikan kesempatan yang seluas- h. Surat edaran Dirjen Dikdasmen Depdiknas No
luasnya kepada anak untuk memperoleh 380/C.C6/MNB/2003 tanggal 20 Januari 2003
pendidikan. perihal pendidikan inklusif.menyelenggarakanb
e. UU no 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan dan mengembangkan di setiap kabupaten /kota
Nasional. Pasal 5 ayat (1) – (4), pasal 11 ayat (1)-(2), sekurang-kurangnya 4 sekolah yang terdiri dari :
pasal 12 ayat (1b) & (1e), pasal 15 alinea terakhir, SD, SMP, SMA, dan SMK.
Pasal 32 ayat (1)-(2), Pasal 45 ayat (1) i. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
f. Khusus untuk DKI Jakarta, landasan yuridis yang Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2009
berlaku yaitu: Peraturan Gubernur Nomor 116 Tentang Pendidikan Inklusif bagi Peserta Didik
Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi
Inklusif. Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa
LANDASAN
EMPIRIS

1. Deklarasi Hak Asasi Manusia 1948 (Declaration of Human


Rights)
2. Konvensi Hak Anak 1989 (Convention of The Rights of
Children)
3. Konferensi Dunia Tentang Pendidikan untuk Semua 1990
(World Conference on Education for All)
4. Resolusi PBB nomor 48/96 Tahun 1993 Tentang Persamaan
Kesempatan Bagi Orang Berkelainan (the standard rules on the
equalization of opportunitites for person with dissabi-lities)
5. Pernyataan Salamanca Tentang Pendidikan Inklusi 1994
(Salamanca Statement on Inclusive Education)
6. Komitmen Dakar mengenai Pendidikan Untuk Semua 2000
(The Dakar Commitment on Education for All)
7. Deklarasi Bandung 2004 dengan komitmen “Indonesia Menuju
Pendidikan Inklusif”
8. Rekomendasi Bukittinggi 2005 mengenai pendidikan yang
inklusif dan ramah.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai