Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari


Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim.
dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya
besok. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana Dia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS.Luqman [31] : 34)
Ayat diatas juga dipertegas dengan hadist Rasulullah saw. dari Ibnu Umar. Rasulullah
Saw. bersabda, “Ada lima hal yang ghaib, yang tidak ada mengetahui kecuali Allah Swt.:
“Tidak ada yang mengetahui kandungan rahim (bayi) yang (lahir) kurang sempurna,
kecuali Allah Swt. Tidak ada yang mengetahui apa yang terjadi esok hari kecuali Allah Swt,
tidak ada yang mengetahui kapan akan turun hujan kecuali Allah Swt, tidak ada yang
mengetahui di bumi yang mana dia akan mati kecuali Allah Swt dan tidak ada yang
mengetahui kapan akan terjadi kiamat kecuali Allah Swt.” (H.R. Bukhari).
Hadits di atas menjelaskan makna ayat pada surat Luqman ayat 34, bahwa lima hal
tersebut merupakan hal yang ghaib yang tidak dapat diketahui oleh siapa pun kecuali Allah
Swt, salah satunya adalah apa yang terjadi di alam rahim. Hal inilah yang pula akan kami
bahas dalam makalah ini yaitu terkait cacat lahir atau Teratogen.
Hingga awal tahun 1940-an diduga bahwa cacat lahir hanya disebabkan oleh faktor
keturunan. Akan tetapi kemudian terbukti bahwa faktor lingkungan juga memegang peranan
sebagai faktor penyebab cacat lahir. Walaupun sebagian besar penyebab cacat lahir belum
diketahui dengan pasti, ternyata dari berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa 10% dapat
disebabkan oleh faktor lingkungan dan 15% disebabkan oleh faktor genetik. Dalam tulisan ini
akan diuraikan beberapa faktor lingkungan yang dapat menyebabkan cacat lahir, penyakit
infeksi, penyakit non infeksi yang menyerang ibu-ibu hamil, zat-zat kimia lingkungan, obat-
obatan, nutrisi, radiasi, dan faktor mekanis

PEMBA

1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Teratoma

Teratoma adalah tumor padat yang berasal dari sel-sel germinal atau sel-sel
tutopotensial. Sel-sel germinal primordial timbul pada yolk sac dekat allantois pada
minggu ke-3 gestasi. Mereka berpindah di sepanjang mesenterium dorsal dari hindgut,
dan tiba di genital ridge pada minggu ke-6 gestasi. Sel-sel germinal yang tidak
menyelesaikan perjalanannya dapat membentuk teratoma.1
Sacrococcygeal teratoma adalah tumor padat yang paling sering pada neonates.
Lesinya bervariasi dari ukuran, bentuk, lokasi dan penyebaran. 75 % timbul pada wanita.
Pada pemeriksaan terlihat sebagian lesi tertutup kulit dan berada posterior dari anus. Pada
beberapa pasien sebagian atau seluruh lesi bisa berada di rongga retrorectal dan atau di
retroperitoneum.
Gejala dan tanda:
 Adanya benjolan di daerah socrococcygeal
 Nyeri di daerah rectum
 Konstipasi

1
AD Corebima, Genetika Kelamin. (Surabaya : Airlangga University Press, 1997). Hlm. 135

2
2. Kembar Identik

Jenis bayi kembar yang pertama adalah Kembar identik. Disebut juga sebagai
kembar monozigotik, yaitu kembar yang berasal dari satu telur. Proses terjadinya kembar
identik yaitu pada masa pembuahan sebuah sel telur matang dibuahi oleh sebuah sperma
yang membentuk zigot, kemudian zigot ini membelah atas sebab yang belum diketahui.
Bayi-bayi kembar yang dihasilkan mempunyai jenis kelamin yang sama dan wajah yang
serupa. Begitu pula sususan gen mereka. Namun, perkembangan manusia tidak melulu
ditentukan oleh faktor genetik. Lingkungan pun memiliki pengaruh yang besar.
Contohnya, karena kembar identik ini berbagi plasenta, salah satu janin mungkin
mendapat akses yang lebih baik dan menerima asupan nutrisi lebih dulu, sehingga
perkembangan mereka pun berbeda.
Jika pembelahan zigot ini terjadi saat awal pembuahan (1-3 hari setelah pembuahan),
maka setiap embrio biasanya akan memiliki kantong ketuban yang berbeda dengan satu
plasenta. Bila pembelahan terjadi setelah 14 hari pembuahan maka kemungkinan si
kembar akan melekat pada bagian tubuh tertentu, kadang mereka pun berbagi organ yang
sama akibat pembelahan yang tidak sempurna. Kembar seperti ini disebut kembar siam.
Ciri-ciri kembar identik
1. Jenis kelamin sama
2. Golongan darah sama
3. Wajah mirip.

3
3. Kembar fraternal

Kembar fraternal disebut juga kembar dizigotik, yaitu kembar yang berasal dari
dua telur. Anak-anak kembar fraternal biasanya tidak terlalu mirip atau seperti kakak adik
saja, tidak selalu memiliki jenis kelamin yang sama (dimana: 50 % dari kembar fraternal
adalah anak laki–anak perempuan; 25 % adalah anak lelaki–anak lelaki dan; 25 % lagi
anak perempuan-anak perempuan). Kembar fraternal terjadi karena dua sel telur matang
masing-masing dibuahi oleh sperma yang berbeda. Karena berasal dari dua telur dan
sperma yang berbeda maka masing-masing mempunyai kantong ketuban dan plasenta
sendiri. Jadi kembar fraternal terjadi dari 2 proses pembuahan dalam satu siklus ovulasi.
Dokter baru menyatakan kembar identik atau fraternal setelah proses kelahiran
dengan menilai dari plasentanya. Kembar dizigotik pun bisa ditimbulkan melalui proses
rekayasa atau dirancang secara sengaja. Caranya, dokter memberikan suplemen hormon
yang dapat mematangkan lebih dari satu sel telur dalam satu kali periode ovulasi. Nah
kalau dua sel telur itu terbuahi semua, jadilah bayi kembar (fraternal).
Ciri-ciri kembar non identik
1.       Jenis kelamin bisa berbeda
2.       Golongan darah bisa berbeda
3.       Wajah tidak begitu mirip.

4. Kembar Dempet (Siam)

4
Kembar siam adalah keadaan anak kembar di mana tubuh keduanya bersatu. Hal ini
terjadi apabila zigot dari bayi kembar identik gagal terpisah secara sempurna.
Kemunculan kasus kembar siam diperkirakan adalah satu dalam 200.000 kelahiran. Yang
bisa bertahan hidup berkisar antara 5% dan 25%, dan kebanyakan (75%) berjenis kelamin
perempuan.2
Istilah kembar siam berawal dari pasangan kembar siam terkenal Chang dan Eng
Bunker (1811-1874) yang lahir di Siam (sekarang Thailand). Kasus kembar siam tertua
yang tercatat adalah Mary dan Eliza Chulkhurst dari Inggris yang lahir di tahun 1100-an.
Faktor-faktor yang diduga memicu terjadinya kembar siam yaitu:
a. Penyakit ibu. Penyakit ini kemudian mengganggu sistem metabolisme ibu.
Sayangnya, sampai saat ini belum diketahui pasti bagaimana penyakit itu
memengaruhi terjadinya proses gangguan segmentasi, entah itu penyakit berat seperti
jantung atau penyakit ringan semacam flu.
b. Obat di luar pengawasan dokter. Penggunaan obat-obatan secara sembarangan,
terutama yang beredar di pasaran bebas, seperti obat pusing, flu, atau demam,
dikhawatirkan menimbulkan kelainan yang berpeluang besar memunculkan kasus
kembar siam pada ibu hamil kembar identik. Di awal pertumbuhannya, janin sangat
sensitif terhadap pengaruh apa pun, terutama obat-obatan yang jelas-jelas
mengandung banyak zat kimia. Karenanya, terutama di trimester pertama ibu hamil
sangat dianjurkan menghindari obat-obatan.
c. Zat kimia. Di mana pun zat kimia terdapat dan dalam bentuk apa pun sama-sama
punya kans untuk mengganggu proses segmentasi. Kendati demikian, belum bisa
dipastikan mengapa dan seberapa fatal pengaruhnya karena belum ada penelitian
mendalam tentang hal ini.
d. Polusi. Polusi udara, terutama dari kendaraan bermotor dengan kandungan
karbonmonoksida atau timbal jelas berbahaya bagi kesehatan, termasuk kesehatan ibu
dan janin. Namun hingga sekarang, data secara pasti bahwa polusi udara ikut ambil
bagian dalam memunculkan kasus kembar siam masih sebatas dugaan yang perlu
diteliti lebih jauh.

Jenis-jenis kembar siam :


2
W Yatim. Reproduksi dan Embriologi. (Bandung: Tarsito Penerbit buku, 1982). Hlm. 59

5
a. Thoracopagus: kedua tubuh bersatu di bagian dada (thorax). Jantung selalu terlibat
dalam kasus ini. Ketika jantung hanya satu, harapan hidup baik dengan atau tanpa
operasi adalah rendah. (35-40% dari seluruh kasus)
b. Omphalopagus: kedua tubuh bersatu di bagian bawah dada. Umumnya masing-
masing tubuh memiliki jantung masing-masing, tetapi biasanya kembar siam jenis ini
hanya memiliki satu hati, sistem pencernaan, diafragma dan organ-organ lain. (34%
dari seluruh kasus)
c. Xiphopagous: kedua tubuh bersatu di bagian xiphoid cartilage.
d. Pygopagus (iliopagus): bersatu di bagian belakang. (19% dari seluruh kasus)
e. Cephalopagus: bersatu di kepala dengan tubuh yang terpisah. Kembar siam jenis ini
umumnya tidak bisa bertahan hidup karena kelainan serius di otak. Dikenal juga
dengan istilah janiceps (untuk dewa Janus yang bermuka dua) atau syncephalus.
f. Cephalothoracopagus: Tubuh bersatu di kepala dan thorax. Jenis kembar siam ini
umumnya tidak bisa bertahan hidup. (juga dikenal dengan epholothoracopagus atau
craniothoracopagus)
g. Craniopagus: tulang tengkorak bersatu dengan tubuh yang terpisah. (2%)
h. Craniopagus parasiticus - bagian kepala yang kedua yang tidak memiliki tubuh.
i. Dicephalus: dua kepala, satu tubuh dengan dua kaki dan dua atau tiga atau empat
lengan (dibrachius, tribrachius atau tetrabrachius) Abigail dan Brittany Hensel, adalah
contoh kembar siam dari Amerika Serikat jenis dicephalus tribrachius.
j. Ischiopagus: kembar siam anterior yang bersatu di bagian bawah tubuh. (6% dari
seluruh kasus)
k. Ischio-omphalopagus: Kembar siam yang bersatu dengan tulang belakang membentuk
huruf-Y. Mereka memiliki empat lengan dan biasanya dua atau tiga kaki. Jenis ini
biasanya memiliki satu sistem reproduksi dan sistem pembuangan.
l. Parapagus: Kembar siam yang bersatu pada bagian bawah tubuh dengan jantung yang
seringkali dibagi. (5% dari seluruh kasus)
m. Diprosopus: Satu kepala dengan dua wajah pada arah berlawanan.3

5. TERATOLOGI DAN FAKTOR YANG MENYEBABKANNYA

3
Ibid, hlm. 70

6
Teratologi adalah ilmu pengetahuan tentang atau sebab-sebab terjadinya kelainan
bentuk (malformasi) pada mudigah yang sedang berkembang. Terotologi atau teratologia
berasal dari kata Yunani. Teratos = monster = bayi yang lahir cacat hebat dan logos =
ilmu, biasanya pada bayi yang lahir abnormal disebut baby monster. Kelainan bentuk
dapat berupa kelainan struktur, perilaku, faal dari  metabolik yang terdapat pada waktu
lahir dan biasa di istilahkan dengan malformasi kongenital, anomali kongenital atau cacat
lahir.4
Kelainan bentuk / malformasi yang sering ditemukan seperti sireno melus (anggota
seperti ikan duyung, anggota belakang tidak ada, anggota depan pendek), phocomelia
(anggota seperti anjing laut, tangan dan kaki seperti sirip untuk mendayung), polydactyly
(berjari banyak), syndactyly (jari buntung, tidak berjari kaki dan tangan), ada ekor, 
dwarfisme (kerdil), crehorisme (cebol) dan gigantisme (raksasa).
a. Gangguan pertumbuhan mengakibatkan mudigah yang tidak mempunyai ginjal, tidak
punya anggota, tidak ada pigmen (albino).
b. Pertumbuhan terhenti di tengah jalan mengakibatkan : cacat sumbing, uterus duplex,
dwarfisme, hernia.
c. Kelebihan pertumbuhan mengakibatkan : gigantisme, polydactyly, dan kembar.
d. Differensiasi salah arah mengakibatkan : tumor, achondroplasia, mongolisme
teratoma dan lain-lain. Makin tinggi kadar teratogen semakin parah tingkat
teratogenitasnya. Bahan yang dapat menimbulkan teratogenesis secara eksperimental
ialah cortison, insulin, progesteron, thalidomide, azathiopurine, salicylate.

BAB III
PENUTUP
4
AD Corebima, Op.cit, hlm 140

7
Kembar atau anak kembar adalah dua atau lebih individu yang membagi uterus yang
sama dan biasanya, tapi tidak selalu, dilahirkan dalam hari yang sama. . Pada manusia, ibu
dengan kandungan yang membawa bayi kembar dengan demikian akan mengalami persalinan
berganda dan biasanya masa mengandung yang lebih singkat (34 sampai 36 minggu)
daripada kehamilan bayi tunggal. Karena kelahiran prematur biasanya memiliki konsekuensi
kesehatan kepada bayi, kelahiran kembar seringkali ditangani secara khusus yang agak
berbeda daripada kelahiran biasa.
Proses terbentuknya: Awalnya ada beberapa telur yang dilepaskan dari satu ovulasi.
Indung telur tersebut dibuahi oleh sperma. Kemudian telur yang berhasil dibuahi tersebut
membelah menjadi dua bagian. Kadang – kadang juga hingga 3, 4, bahkan 5 bahagian.
Perkara ini yang dapat menyebabkan terjadinya bayi kembar. Proses pembuahan tersebut
dapat terjadi dengan sendiri tanpa ubat kesuburan.

DAFTAR PUSTAKA

8
Corebima, AD. 1997. Genetika Kelamin. Surabaya : Ai;angga University Press

Yatim, W. 1982. Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Tarsito Penerbit buku

Anda mungkin juga menyukai