Anda di halaman 1dari 62

Antihistamin

By. Dedi Nofiandi, M.Farm, Apt


Pengertian histamin
 Histamin berasal dari kata histos dan amin
 Histos artinya jaringan
 Amin = senyawa amina
 Histamin = senyawa amina jaringan
 Pada awal abad 19 histamin telah dapat di isolasi dari jaringan
hati dan paru-paru
 Histamin juga ditemukan dalam berbagai jaringan misalnya
penggoresan pada kulit
Apakah semua senyawa amina yang terdapat
dalam jaringan disebut histamin?
 Sebenarnya histamin terbentuk di dalam jaringan karena
penguraian asam amino histidin oleh enzim histidin
dekarboksilase
 Histamin yang terbentuk tersebut disimpan di antara sel-sel
dalam jaringan
 Bila terjadi reaksi antara antigen dan antibodi dalam tubuh
maka histamin akan dilepas ke dalam darah
 Naiknya kadar histamin dalam darah menyebabkan efek
farmakologis yang disebut alergi.
Lanjutan…
 Jadi tidak semua amina dalam jaringan disebut histamin,
hanya senyawa amina yang dihasilkan dari penguraian histidin
dan yang dapat menimbulkan alergi saja yang disebut
histamin.
Lanjutan…
 Secara kimia histamin adalah senyawa 4-(2-amino-etil)-
imidazol atau beta-imidazoletilamin.

 Pada struktur histamin terdapat dua bagian penting yaitu :


imidazol dan etilenamin.
 Bagian Etilenamin inilah yang terikat pada reseptor sehingga
menimbulkan alergi.
Lanjutan…
 Sebaliknya, antihistamin berusaha mengikatkan diri pada
reseptor histamin sehingga dapat menghambat kerja histamin
 Oleh karena itu secara kimia struktur antihistamin harus
menyerupai struktur histamin terutama pada bagian
etilenaminnya dan gugus imidazolnya.
Penggolongan
 Berdasarkan kerangka dasar struktur kimianya, antihistamin
dibagi atas enam golongan yaitu :
1. Turunan etilendiamin
2. Analog aminoalkil eter
3. Analog rantai basa melingkar
4. Analog monoaminopropil
5. Sistem cincin lingkar tiga
6. Turunan imidazol
Lanjutan…
 Berdasarkan tata nama kimianya, antihistamin dibagi atas 14
golongan :
1. Turunan aminoalkil eter
(bromodiphenhydramine/bromazine, carbinoxamine,
diphenhidramine, doxylamine, phenyltoloxamine
2. Turunan aniline (antazoline, bamipine, thenalidine)
3. Turunan γ-carboline (mebhydroline)
Lanjutan…
4. Turunan etilamine (dimethindene, isothipendyl)
5. Turunan etilendiamine (chloropyrilene, halopyramine,
mepyramine, methapyrilene, thenyldiamine, thonzylamine,
tripelennamine
6. Turunan guanidine (cimetidin)
7. Turunan imidazol (clemizole)
Lanjutan…
8. Turunan phenothiazine (dimethothiazine, mequitazine,
methdilazine, promethazine, propiomazine, trimeprazine)
9. Turunan piperazine (buclizine, chlorcyclizine, cinarizine,
cyclizine, meclozine)
10. Turunan piperidine (cypheptadine, diphenylpyraline)
11. Turunan pirrolidine (clemastine, pyrrobutamine)
Lanjutan…
12. Turunan propilamine (brompheniramine,
chlorpheniramine, dexbrompheramine,
dexchlorpheramine, pheniramine, tolpropamine)
13. Turunan piridin (azatadin, phenindamine, triprolidine)
14. Turunan tropan (deptropine)
Reaksi warna
 Pada umumnya antihistamin memberikan tanggapan warna
bila direaksikan dengan berbagai pereaksi kimia :
1. Cyanogen bromide
2. Formaldehide-asam sulfat
3. Pereaksi forrest
4. Pereaksi FPN
5. Uji liebermann
Lanjutan…
6. Uji mandelin
7. Uji marquis
8. Pereaksi nessler
9. Natrium pikrat
10. Asam sulfat
1. Cyanogen Bromide
Pereaksi :
1. Hilangkan warna air brom dengan menambahkan kristal
KCN ke dalamnya, kemudian tambahkan lagi larutan brom
sampai larutan itu berwarna kuning pucat.
2. Buat larutan jenuh anilin dalam air, larutan ini dapat
disimpan selama satu minggu.
Cara kerja :
tambahkan setetes campuran di atas kepada cuplikan zat uji
di atas ubin putih.
Lanjutan…
Pengamatan :
Warna-warna merah, jingga atau kuning menunjukkan adanya
cincin piridin monosubstitusi,
 makin panjang rantai gugus substitusi makin lemah tanggapan
warna obat terhadap pereaksi tersebut.
 Bila cincin piridine tersubstitusi oleh gugus nitrogen yang
berdekatan dengan atom nitrogen pada cincin piridine maka
tanggapan akan lambat.
Lanjutan…
 Tanggapan yang lemah akan diperoleh bila ada gugus >C=O
yang berdekatan dengan atom nitrogen pada cincin piridine.
 Tanggapan tidak akan terjadi terhadap uji ini jika cincin
piridine terikat pada cincin lain atau jika cincin piridine
tersubstitusi pada lebih dari satu tempat atau jika atom
nitrogen pada cincin piridin itu sendiri tersubstitusi.
Lanjutan…
 Berikut ini adalah tanggapan warna yang diberikan oleh
antihistamin terhadap pereaksi cyanogen bromide :

Merah muda azatadine


Merah muda-jingga Carbinoxamine, dimethindene,
triprolidine
Jingga Brompheniramine,
chlorpheniramine, pheniramine
Kuning Halopyramine, mepyramine,
tripelenemine
2. Formaldehide-asam sulfat
Pereaksi :
Pada 4 ml asam sulfat + 6 ml larutan formaldehid, dengan
menggunakan pipet yang dicelupkan ujungnya di bawah
permukaan asam sulfat sambil diaduk dan didinginkan. Ketika
pereaksi ini masih panas ia tetap jernih selama kira2 satu jam.
Jika timbul kekeruhan, hilangkan dengan pemanasan dalam
tangas air 100 ⁰C selama 1 menit (reaksi ini tidak sama
dengan perekasi marquis).
Lanjutan…
Cara kerja :
campurkan cuplikan zat uji dengan pereaksi tesebut dan
panaskan pada 100 ⁰C selama 1 menit .
Pengamatan : pereaksi ini memberikan tanggapan warna
terhadap antihistamin golongan trisiklik (terutama turunan
fenotiazin)

Kuning Dimethothiazine
Ungu merah Mequitazine, Methdilazine,
trimeprazine
Ungu-Biru Promethazine, propiomazine
3. Pereaksi Forrest
Pereaksi :
Campurkan sama banyak volume larutan-larutan berikut :
larutan kalium bikromat 0,2%, larutan asam sulfat 30% v/v,
larutan asam perklorat 20% b/b dan larutan asam nitrat
50%
Cara kerja :
Larutan cuplikan zat uji dalam sedikit HCl 2M dan
tambahkan sama banyak volume pereaksi di atas.
Lanjutan…
Pengamatan :
Antihistamin turunan fenotiazine akan memberikan warna
merah, merah muda, jingga, biru atau violet dengan pereaksi
tsb.
Merah Dimethothiazine,
mequitazine, promethazine,
propiomazine
Merah-coklat Trimeprazine
Jingga-merah Methdilazine
4. Pereaksi FPN
Pereaksi :
Campurkan 5 ml larutan Ferri klorida dengan 45 ml larutan
asam perklorat 20% b/b dan 50 ml larutan asam nitrat 50 %
v/v.
Cara kerja :
larutan cuplikan zat uji dalam sedikit HCl 2 M dan
tambahkan sama banyak volume pereaksi di atas.
Lanjutan
Pengamatan :
Reaksi ini memberikan tanggapan warna-warna dengan
antihistamin turunan fenotiazin.

Merah Dimethothiazine, methdilazine


Merah-jingga Mequitazine
Merah-coklat Trimeprazine
Jingga Promethazine
Jingga-merah muda Propiomazine (→ coklat → hilang)
5. Uji Liebermann
Pereaksi :
Tambahkan 5 gram kristal NaNO2 pada 50 ml H2SO4 sambil
didinginkan dan diaduk.
Cara Kerja :
tambahkan 2-3 tetes pereaksi di atas pada cuplikan zat uji di atas
ubin putih atau dalam tabung reaksi kemudian panaskan pada
tangas air 100 ⁰C
Catatan : beberapa senyawa memberikan tanggapan warna terhadap
asam sulfat saja, oleh karena itu pengujian harus dilakukan juga
menggunakan asam sulfat saja (tanpa NaNO2) untuk memastikan
warna yg timbul disebabkan semata-mata oleh pereaksi di atas.
Lanjutan…
Pengamatan
1. Warna jingga diberikan oleh senyawa-senyawa yang
mengandung cincin benzen monosubstitusi yang
tidak berikatan dengan gugus2 >C=O, >N-C(=O)-,
atau cincin yang mengandung gugus >C=N-O-.
2. Warna jingga-coklat, diberikan oleh beberapa senyawa
yang mengandung dua cincin benzen
monosubstitusi (atau senyawa disubstitusi dengan gugus
fluor sebagai substituen kedua) yang terikat pada satu
atom karbon atau atom2 karbon yang berdekatan.
Lanjutan…
3. Berbagai warna diberikan oleh senyawa-senyawa yang
mengandung gugus –OH, O-alkil, atau O-CH₂. O- yang
terikat pada cincin benzen atau pada cincin dalam struktur
lingkar banyak yang mengandung cincin benzen. Cincin
benzen itu tidak boleh mengandung gugus –NO₂ atau
halogen, atau mengandung substituen –O - orto terhadap
gugus oksi. Senyawa-senyawa yang mengandung sulfur
dalam cincin lingkar memberikan berbagai warna.
Senyawa-senyawa lain umumnya memberikan warna
kuning dengan pereaksi ini.
Lanjutan…
Merah Antazoline
Jingga Tripelenamine (→ Coklat), Cyclizine,
tripolidine
Jingga-merah Bamipine, chlorcyclizine, Diphenylpyraline,
Doxylamine, Meclozine, Pheniramine
Jingga-coklat Diphenhydramine
Hijau Mequitazine
Ungu Propiomazine
Coklat Clemastine
Coklat-hijau Methdilazine
6. Uji Mandelin
Pereaksi :
Larutkan 0,5 gram Amonium Vanadat dalam 1,5 ml air dan
encerkan sampai 100 ml dengan asam sulfat, saring larutan
ini melalui wool gelas.
Cara Kerja :
tambahkan setetes pereaksi di atas pada cuplikan zat uji di
atas ubin putih
Pengamatan
Merah Mequitazine
Kuning Deptropine, Diphenhydramine,
diphenylpyraline
Hijau Dimethindene, methdilazine (→
ungu), phenindamine,
Phenyltoloxamine,
Thenyldianmine
Biru Mebhydroline
Coklat Bamipine, tolpropamine
Coklat kuning Clemastine, Tripelenamine
Coklat Ungu Cyproheptadine
Lanjutan…
Ungu Pyrrobutamine, trimeprazine,
mepyramine, promethazine,
propiomazine
Ungu merah Antazoline, dimethothiazine, thonzylamine
Ungu hitam Methapyrilene
7. Uji Marquis
Pereaksi :
Campurkan 1 ml larutan formaldehide dengan 9 ml asam
sulfat.
Cara Kerja :
tambahkan setetes pereaksi ini pada cuplikan zat uji di atas
ubin putih.
Pengamatan
Merah Dimethothiazine , mequitazine,
tolpropamine
Jingga Isothipendyl
Kuning Bromodipenylhydramine, clemastine
(pinggir hujau), cyclizine, deptropine,
diphenhydramine, diphenylpyraline
Hijau kelabu Cyproheptadine, phenindamine
Biru kelabu Mebrohydroline
Lanjutan…
Ungu Dimethtindene (→ biru), doxylamine,
mepyramine, phenyltoloxamine,
promethazine, trimeprazine
Ungu-merah Methdilazine, propiomazine
Ungu-kelabu Pyrrobutamine, thenalidene
Ungu-hitam Methapyrilene, thenyldiamine
Coklat-merah Tripelenamine
8. Pereaksi Nessler
Pereaksi :
Pada larutan jenuh raksa II klorida tambahkan kristal KI
sampai endapan merah tambahkan sama banyak volumenya
larutan NaOH 40% yang dibuat baru.
Cara Kerja :
Tambahkan pereaksi di atas pada cuplikan zat uji dan panaskan
campuran tersebut sampai 100 ⁰C dalam tangas air, amati
setiap menit selama 10 menit.
Pengamatan :
 Warna jingga-coklat dihasilkan segera oleh senyawa-senyawa
turunan amida alifatik dan tioamida. Adanya cincin aromatik
memperlambat reaksi dan makin dekat gugus amida dengan
cincin makin banyak reaksi dihambat
 Warna hitam dihasilkan oleh senyawa yang mengandung gugus
orto- atau para-hidroksi, senyawa yang mengandung gugus –NH-
NH- atau –NH-NH₂ pada rantai samping alifatik. Beberapa
senyawa harus dipanaskan sampai 100 ⁰C untuk menghasilkan
warna hitam.
antihistamin yang bereaksi dengan pereaksi ini adalah cimetidin
(warna hitam).
9. Natrium Pikrat
Pereaksi :
pada larutan jenuh asam pikrat tambahkan natrium karbonat
secukupnya sampai larut.
Cara kerja :
campuran cuplikan zat uji dengan sedikit mangan dioksida
dan panaskan sampai berwarna merah sementara ditutup
dengan kertas saring yang dibasahi dengan pereaksi di atas.
Lanjutan…
 Pengamatan :
warna kuning pada kertas saring berubah mulai dari warna
jingga sampai jingga coklat dan kemudian berubah menjadi
merah jingga atau merah bila ada senyawa sianida dalam
cuplikan zat uji
hasil positif diberikan oleh senyawa yang mengandung gugus
sianida misalnya cimetidin.
10. Asam Sulfat
Caranya :
teteskan asam sulfat langsung pada cuplikan zat uji di atas
ubin putih atau dalam tabung reaksi
Pengamatan :
berbagai warna diperoleh dengan berbagai jenis senyawa.
Senyawa steroid memberikan warna jingga atau kuning,
beberapa diantaranya berfluoresensi di bawah sinar UV (350
nm) baik segera maupun setelah diencerkan.
Lanjutan…
Merah Mequitazine
Merah muda Doxylamine
Jingga Diphenhidramin, Methapyrilene
Kuning Clesmastine (pinggir hijau)
Ungu Cyproheptadine
Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
 KLT adalah salah satu cara yang sering digunakan untuk
pemisahan dan identifikasi obat.
 Cara ini dapat dipakai pada obat2 dalam bentuk murni, obat2
yang disari dari sediaan farmasi dan cuplikan biologis.
 Cara ini disukai sebagai metoda analisis karena sederhana,
andal, biaya murah dan selektif dalam penentuan obat dengan
menggunakan cara penentuan letak noda.
Lanjutan…
 Prinsip KLT : fase gerak bergerak adanya aksi kapiler
melintasi lapisan tipis pada fasa diam (Adsorben) yang terbagi
halus dan merata yang terikat pada satu lempengan.
 Bila campuran obat ditotolkan pada lempengan itu dan
dikembangkan dengan fasa gerak maka obat-obat tersebut
akan bergerak melintasi lempengan itu dengan kecepatan
yang berbeda tergantung pada kelarutan, pKa dan
kemampuan obat-obat itu berikatan hidrogen dengan fasa
diam. Dengan demikian obat2 tersebut akan terpisah satu
sama lain.
Sistem KLT untuk identifikasi
antihistamin
 Pada dasarnya sistem KLT yang digunakan untuk identifikasi
obat dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :
1. Sistem KLT untuk senyawa yang mengandung basa
nitrogen.
2. Sistem KLT untuk senyawa yang bersifat basa dan netral.
3. Sistem KLT untuk golongan obat2 khusus.
Lanjutan…
 Antihistamin termasuk senyawa yang mengandung basa
nitrogen maka sistem KLT yang digunakan Sistem KLT untuk
senyawa yang mengandung basa nitrogen.
 Ada 3 sistem KLT untuk sistem ini yaitu sistem TA, sistem TB
dan sistem TC
Sistem TA
 Fasa Diam :
lempeng silica gel G, tebal 250 µm, dicelupkan atau
disemprotkan dengan larutan KOH 0,1 M dalam metanol
kemudian dikeringkan.
 Fasa gerak :
Metanol + Amonia pekat (100 : 1,5)
Sistem TB
 Fasa Diam :
sama dengan sistem TA

 Fase gerak :
sikloheksana + Toluena + dietilamina (75 + 15 + 10)
Sistem TC
 Fasa diam :
sama dengan sistem TA

 Fasa gerak :
kloroform + Metanol (90 : 10)
Penampak noda
 Selain dengan lampu UV, perekasi2 berikut dapat digunakan
sebagai penampak noda yaitu :
1. larutan semprot Ninhydrin
2. Pereaksi FPN
3. Pereaksi drogendorff
4. Larutan iodoplatinat berasam
5. Pereaksi mandelin
6. Pereaksi marquis
7. Larutan kalium permanganat berasam
1. Larutan semprot Ninhydrin
 Pereaksi :
tambahkan 0,5 gram ninhydrin ke dalam 10 ml HCl dan
encerkan sampai 100 ml dengan aseton. Pereaksi harus dibuat
baru dan dapat disimpan hanya selama satu hari.
 Caranya :
semprot lempeng KLT dengan pereaksi di atas kemudian
panaskan ke dalam oven pada suhu 100 ⁰C selama 5 menit.
Noda berwarna ungu atau merah muda akan diberikan oleh
senyawa2 amine primer dan kuning (amine sekunder)
2. Pereaksi FPN
 Pereaksi :
campurkan 5 ml larutan FeCl3, 45 ml larutan asam perklorat
20% b/b dan 50 ml larutan HNO3 50% v/v
 Caranya :
Semprotkan pereaksi di atas kepada lempeng KLT, pereaksi
ini dapat digunakan untuk menyemprot lempeng KLT yang
telah disemprot sebelumnya dengan larutan semprot
ninhydrin.
3. Pereaksi Drogendorf
 Pereaksi :
A. campurkan 2 g bismut subnitrat, 25 ml asam asetat dan
100 ml air.
B. larutkan 40 g KI dalam 100 ml air
Campurkan 10 ml larutan A dan 10 ml larutan B, 20 ml asam
asetat dan 100 ml air sebelum digunakan, campuran ini dapat
disimpan selama 2 hari.
Lanjutan…
 Caranya :
semprotkan campuran pereaksi di atas pada lempeng KLT.
Pereaksi ini dapat juga disemprotkan pada lempeng KLT yang
telah disemprot sebelumnya dengan larutan semprot
ninhydrin dan pereaksi FPN
Noda2 berwarna kuning, jingga, jingga-merah atau jingga-
coklat diberikan senyawa2 amine tersier.
4. Larutan iodoplatinat berasam
 Pereaksi :
tambahkan 5 ml HCl pada 100 ml larutan iodoplatinat.
Larutan iodoplatinat dibuat dengan melarutkan 0,25 gram
platina klorida dan 5 gram KI dalam air sampai volumenya
100 ml.
 Caranya :
semprotkan pereaksi di atas pada lempeng KLT. Pereaksi ini
juga dapat disemprotkan pada lempeng KLT yang telah
disemprotkan sebelumnya dengan ninhydrin, FPN dan
drogendorff
Lanjutan…
 Noda berwarana ungu, ungu-biru, ungu-kelabu, atau ungu-
coklat pada latar belakang merah muda diberikan oleh
senyawa2 amine tersier dan senyawa2 amonium kuarterner.
 Sedangkan senyawa2 amine primer dan sekunder
memberikan warna yang lebih suram dengan pereaksi ini.
5. Pereaksi mandelin
 Pereaksi :
larutan 0,5 g ammonium vanadat dalam 1,5 ml air dan
encerkan sampai 100 ml dengan asam sulfat, saring larutan
tersebut dengan wool gelas
 Caranya :
tuangkan pereaksi di atas pada lempeng KLT.
Berbagai warna diberikan oleh berbagai jenis obat dengan
pereaksi warna ini (lihat reaksi warna)
6. Pereaksi Marquis
 Pereaksi :
campurkan 1 ml larutan formaldehid dengan 9 ml asam
sulfat, pereaksi ini harus dibuat baru dan dapat disimpan
hanya selama satu hari.
 Caranya :
tuangkan pereaksi diatas pada lempeng KLT. Berbagai warna
diberikan oleh pereaksi ini (lihat reaksi warna)
7. Larutan Kalium permanganat
berasam
 Pereaksi :
larutan 1 gram KMnO4 dalam 100 ml H2SO4 0,25 M
 Caranya :
semprotkan Pereaksi di atas pada lempeng KLT. Noda
berwarna coklat-kuning dengan latar belakang ungu
diberikan oleh obat2 yang mempunyai ikatan alifatik tak
jenuh.
Harga Rf
 Harga Rf adalah perbandingan antara jarak yang ditempuh
oleh senyawa dengan jarak yang ditempuh oleh pelarut dari
titik awal penotolan cuplikan zat uji.
 Oleh karena itu harga Rf berkisar antara 0 sampai 1.
 Untuk menghindari penulisan angka desimal maka harga Rf
tersebut biasanya dikalikan dengan 100 (disebut juga harga
hRf)
Lanjutan…
 Harga Rf dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, karena itu
pada identifikasi obat senyawa murni (pembanding) harus
digunakan bersama-sama dengan sampel zat uji pada lempeng
KLT yang sama.
Daftar harga Rf x 100 untuk Antihistamin
No. Nama obat TA TB TC
1. Antazoline 31 07 07
2. Bamipine 49 40 43
3. Bromodiphenhydramine 54 44 43
4. Brompheniramine 45 33 16
5. Buclizine 75 61 83
6. Carbinoxamine 48 25 19
7. Chlorcyclizine 57 42 46
8. Chlorpheniramine 45 33 18
9. Cimetidine 54 00 09
10. Cinnarizine 76 51 78
11. Clemastine 46 48 25
12. Clemizol 78 31 69
13 Cyclizine 57 49 41
14 Cypheptadine 51 45 44
15 Deptropine 13 24 04
No. Nama Obat TA TB TC
16. Dimethindene 42 36 13
17. Dimethothiazine 56 13 48
18. Diphenhydramine 55 45 33
19. Diphenylpyraline 46 37 28
20. Doxylamine 48 41 10
21. Halopyramine 52 41 28
22. Isothipendyl 52 41 30
23. Mebhydrolin 57 28 45
24. Meclozine 76 58 29
25. Mepyramine 51 39 25
26. Mequitazine 10 06 06
27. Methapyrilene 52 43 26
28. Methdilazine 29 32 15
29. Phenindamine 63 45 57
30. Pheniramine 45 35 13
No. Nama Obat TA TB TC
31. Phenyloloxamine 53 39 48
32. Promethazine 50 37 35
33. Propiomazine 55 34 42
34. Pyrrobutamine 54 55 37
35. Thenalidine 50 38 44
36. Thenyldiamine 53 42 25
37. Thonzylamine 55 38 28
38. Tolpropamine 51 52 32
39. Trimeprazine 58 55 39
40. Tripelenamine 55 38 27
41. Triprolidine 51 39 20
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai