Anda di halaman 1dari 3

Nama : Galang Aluntaka Dosen Pengampu : Junaidi Affan

Nim 020100147. Prodi : Manajemen

Mata Kuliah : Ekspor Impor. Jenis : UTS

1. internasional sudah terjalin sejak masa kuno, ribuan tahun sebelum


Masehi. Ditemukannya peninggalan barang0barang buatan Sumeria
di Mesir, ataupun buatan Babilonia di pesisir Laut Tengah menjadi
bukti adanya perdagangan antar kerajaan. Kemungkinan besar,
transaksi dilakukan dengan cara barter, meskipun ada juga yang
sudha menggunakan mata uang dari logam ataupun perak.
2. A. Exporter / Seller / Beneficiary / Shipper : Pihak yang menjual
barang kepada pembeli dan melakukan pengiriman barang dari
negara asal (origin). Catatan : dalam beberapa hal ‘Shipper’ tidak
selalu harus sama dengan ‘Exporter/Seller/Beneficiary’.

B. Importer / Buyer / Applicant / Consignee : Pihak yang membeli


barang dari penjual dan menerima barang di negara tujuan
(destination). Catatan : dalam beberapa hal ‘Consignee’ tidak selalu
harus sama dengan ‘Importer/Buyer/Applicant’.

C. HS Code atau Pos Tarif : Nomor klasifikasi barang yang dikeluarkan


oleh Bea Cukai (Customs) berdasarkan aturan internasional dan
berlaku secara internasional.

D. Sales Contract : Perjanjian dagang yang dibuat antara penjual


(eksportir) dan pembeli (importir).

E. Shipment : Proses pengapalan barang dari negara eksportir (origin)


ke negara importir (destination)

F. Freight : Ongkos angkut / transportasi barang yang harus dibayar


pada saat melakukan shipment. Jika menggunakan transportasi laut
biasa disebut dengan Ocean Freight, dan untuk transportasi udara
biasa disebut Air Freight.

G. Port Of Loading (POL) : Pelabuhan dimana dilakukan pemuatan


barang, terletak di negara asal barang.

H. Port Of Destination (POD): Pelabuhan dimana dilakukan


pembongkaran barang, terletak di negara tujuan pengiriman barang.

I. Estimated Time Departure (ETD): Perkiraan tanggal


keberangkatan kapal
J. Estimated Time Arrival : Perkiraan tanggal kedatangan kapal

K. Closing Time : Batas waktu untuk barang masuk ke kapal

3. Komentar saya terhadap Indonesia diserbu pangan impor


Petani di Indonesia serlalu dihadapkan pada tekanan-tekanan yang berasal dari
alam yang sulit dihindari seperti serangan hama, serangan organisme penyakit
tanaman dan perubahan iklim," tutur dia.

Hambatan berikutnya adalah, terus berkurangnya jumlah lahan pertanian akibat


adanya peralihan fungsi lahan dari yang semula untuk pertanian menjadi untuk
sektor bisnis lain dan hunian.

"Lahan pertanian berkurang 100.000 hektar per tahun karena ada konversi untuk
keperluan industri dan perumahan," tambah dia.

Terakhir, kurang berpihaknya kebijakan pemerintah terhadap langkah-langkah


pengembangan sektor pertanian terutama dalam hal penerapan teknologi baru di
sektor pertanian seperti rekayasa genetik bibit pangan, membuat Indonesia kian sulit
memenuhi kebutuhan pangan dalam negerinya.

Dampaknya

Impor memang pilihan terakhir jika produksi terganggu, tapi jangan sampai
terlambat. Sehingga petani tidak dapat untung dan pembeli terimbas harga
yang mahal

Anda mungkin juga menyukai