Anda di halaman 1dari 39

RAHASIA

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Lampiran II Keputusan Dirajenad


DIREKTORAT AJUDAN JENDERAL
Nomor / 8 / II / 2019
Tanggal 28 Februari 2019

ADMINISTRASI PEMISAHAN PRAJURIT

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Pemisahan prajurit merupakan kegiatan akhir dalam pembinaan prajurit,


bertujuan memelihara keseimbangan komposisi prajurit, baik kualitas maupun
kuantitas sehingga TNI AD dapat melaksanakan fungsinya sebagai pertahanan.
Kegiatan pemisahan prajurit sangat erat kaitannya dengan bidang lain terutama
dengan bidang penyediaan dan penggunaan sehingga keberhasilan pelaksanaan
pemisahan prajurit merupakan cerminan keberhasilan pembinaan prajurit secara
keseluruhan.

b. Pemberhentian merupakan bagian dari kegiatan pemisahan yang terjadi


karena proses alamiah atau mencapai batas usia pensiun, pertimbangan kondisi
jasmani dan rohani, kebutuhan organisasi. Kegiatan pemberhentian prajurit sangat
erat kaitannya dengan bidang lain terutama dengan bidang penyediaan dan
penggunaan sehingga menjadi tolok ukur keberhasilan pembinaan prajurit secara
keseluruhan.

c. Mengingat pentingnya penyediaan prajurit maka kepada Perwira siswa


perlu dibekali pelajaran tentang Administrasi Penyediaan Prajurit.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Naskah sekolah ini disusun dengan maksud untuk dijadikan salah
satu bahan ajaran bagi Pendidikan Perwira TNI AD.

b. Tujuan. Naskah sekolah ini disusun dengan tujuan agar perwira siswa
memahami dan mampu mengaplikasikan Administrasi pemisahan prajurit sebagai
bekal dalam pelaksanaan tugas di satuan.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

a. Ruang Lingkup. Lingkup pembahasan naskah sekolah ini membahas


tentang rangkaian kegiatan Pemisahan prajurit yang meliputi, Prinsip-prinsip dasar
pemisahan, pengakhiran dinas keprajuritan, rawatan purna dinas dan pelaksanaan
pemberian rawatan purna dinas.
RAHASIA
b. Tata Urut. Naskah sekolah ini disusun dengan tata urut sebagai berikut:

1) Pendahuluan.
2) Ketentuan Umum.
2

3) Pengakhiran Dinas Keprajuritan.


4) Rawatan Purna Dinas.
5) Pelaksanaan Pemberian Rawatan Purna Dinas.
6) Penutup.

4. Pengertian.

a. Anak Yatim/Piatu. Anak yatim/piatu adalah setiap anak seorang


militer/purnawirawan yang sah atau disahkan menurut hukum yang telah
ditinggalkan oleh bapak/ibu karena gugur/tewas/meninggal dunia.

b. Anak Yatim-Piatu. Anak yatim-piatu adalah anak seorang militer/


purnawirawan yang sah atau disahkan menurut hukum yang ditinggal karena
gugur/tewas/meninggal dunia oleh kedua orang tuanya.

c. Masa Persiapan Pensiun (MPP). Masa persiapan pensiun (MPP) adalah


tenggang waktu yang diberikan kepada prajurit yang akan pensiun dengan
maksud memberikan kesempatan untuk menyelesaikan administrasi pensiun.

d. Pemisahan. Pemisahan adalah segala usaha pekerjaan dan kegiatan


secara terencana, terarah dan berlanjut untuk menjaga kualitas dan kuantitas
prajurit serta merupakan kegiatan pengakhiran dinas keprajuritan dan pemberian
rawatan purna dinas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

e. Pengakhiran Dinas Keprajuritan. Pengakhiran dinas keprajuritan adalah


pemberhentian seorang prajurit dari dinas keprajuritan untuk kepastian hukum
bahwa yang bersangkutan tidak lagi berstatus sebagai prajurit.

f. Pemberhentian Dengan Hormat. Pemberhentian dengan hormat adalah


pengakhiran dinas keprajuritan oleh pejabat yang berwenang terhadap seorang
prajurit berdasarkan ketentuan yang berlaku yang berakibat dengan pemberian
rawatan purna dinas.

g. Pemberhentian Dengan Tidak Hormat (Pemecatan). Pemberhentian


dengan tidak hormat (Pemecatan) adalah pengakhiran dinas keprajuritan oleh
pejabat yang berwenang terhadap seorang prajurit karena sebab-sebab tertentu
yang membawa akibat kepada yang bersangkutan tidak diberikan rawatan purna
dinas.

h. Pesangon. Pesangon adalah jaminan sosial pemerintah yang diberikan


sekaligus sebagai penghargaan kepada prajurit/prajurit siswa setelah
diberhentikan dengan hormat dari dinas keprajuritan dan belum memenuhi
persyaratan untuk menerima tunjangan.

i. Pensiun. Pensiun adalah jaminan sosial pemerintah sebagai penghargaan


yang diberikan kepada prajurit atas jasa-jasanya dalam pengabdiannya kepada
Negara dan Bangsa.
3

j. Prajurit Sukarela. Prajurit sukarela adalah warga negara yang atas


kemauan sendiri mengabdikan diri dalam dinas keprajuritan.

k. Prajurit Wajib. Prajurit wajib adalah warga negara yang mengabdikan diri
dalam dinas keprajuritan karena diwajibkan berdasarkan peraturan perundang-
undangan.

l. Purnawirawan. Purnawirawan adalah prajurit yang selesai menjalankan


tugas keprajuritan dan mendapat pemberhentian dengan hormat serta hak-haknya
sesuai ketentuan yang ada.

m. Tunjangan Bersifat Pensiun. Tunjangan bersifat pensiun adalah jaminan


sosial pemerintah yang diberikan sebagai penghargaan kepada prajurit sukarela
untuk selama hidupnya setelah diberhentikan dengan hormat dari dinas
keprajuritan dan belum memenuhi persyaratan untuk menerima pensiun, dengan
ketentuan apabila yang bersangkutan meninggal dunia isteri/suami berhak
menerima pensiun warakawuri/duda dan tunjangan anak yatim/piatu atau
tunjangan anak yatim-piatu.

n. Tunjangan Sebagai Pensiun. Tunjangan sebagai pensiun adalah jaminan


sosial pemerintah yang maksudnya sama dengan pensiun, yang diberikan
sebagai penghargaan kepada prajurit/prajurit siswa untuk selama hidupnya
setelah diberhentikan dengan hormat dari dinas keprajuritan yang didalam dan
atau karena dinas menyandang cacat sedang akibat tindakan langsung lawan
atau menyandang cacat berat/sedang akibat didalam dan atau karena dinas
bukan tindakan langsung lawan.

o. Tunjangan. Tunjangan adalah jaminan sosial pemerintah yang diberikan


sebagai penghargaan kepada prajurit setelah diberhentikan dengan hormat dari
dinas keprajuritan yang berlaku untuk selama jumlah masa dinas keprajuritan
yang telah dijalani dengan ketentuan apabila yang bersangkutan meninggal dunia
maka isteri/suami dan anaknya tidak dapat diberikan tunjangan.

p. Tunjangan Orang Tua. Tunjangan orang tua adalah jaminan sosial


pemerintah yang diberikan kepada ayah/ibu kandung prajurit/prajurit siswa yang
diberhentikan dengan hormat dari dinas keprajuritan karena gugur/tewas yang
tidak meninggalkan isteri/suami dan seorang anakpun.

q. Warakawuri. Warakawuri adalah isteri dari seorang purnawirawan yang


sampai saat suaminya gugur/tewas/meninggal dunia masih menjadi isteri sah dan
berhak pensiun Warakawuri.

5. Referensi.

a. Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/15/III/2009 tanggal 24 Maret 2009


tentang Petunjuk Teknis Pengakhiran Dinas Keprajuritan TNI.

b. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/7/II/2010 tanggal 23 Pebruari 2010


tentang Pedoman Pelaksanaan Administrasi Penyelenggaraan Penyandang Cacat
Prajurit TNI AD.
4

c. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/37/VIII/2013 tanggal 28 Agustus 2013


tentang Buku Pedoman Alih Status dan Alih Profesi Prajurit TNI AD.

d. Keputusan Kasad Nomor Kep/484/IX/2014 tanggal 19 September 2014


tentang Petunjuk Teknis Pengakhiran Dinas Keprajuritan TNI AD.

e. Keputusan Kasad Nomor Kep/764/IX/2016 tanggal 9 September 2016


tentang Petunjuk Administrasi Penyelenggaraan Administrasi Personel.

f. Keputusan Kasad Nomor Kep/497/VI/2017 tanggal 20 Juni 2017 tentang


Penyelenggaraan Administrasi Pemberhentian dan Pensiun Prajurit.

g. Keputusan Kasad Nomor Kep/970/XI/2016 tanggal 24 Nopember 2016


tentang Pemisahan Prajurit Angkatan Darat.

BAB II
KETENTUAN UMUM

6. Umum. Setiap saat terdapat prajurit yang akan mengakhiri dinas


keprajuritan karena usia/proses alami atau sebab-sebab lain, yang membawa akibat
adanya hak dan kewajiban bagi prajurit yang bersangkutan. Oleh karena itu kegiatan
pemisahan prajurit harus diselenggarakan secara terencana dan terpadu, dengan data
yang lengkap, benar, mutakhir diselesaikan secara cepat, tepat dan benar agar tercapai
tujuan yang diharapkan.

7. Tujuan. Menyelenggarakan kegiatan pengakhiran dinas keprajuritan yang tertib


lancar dan tepat waktu, sehingga dapat segera memberikan kepastian hukum.

8. Sasaran.

a. terselenggaranya kegiatan pemberian masa persiapan pension (MPP)


secara tertib, lancar da tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

b. terselenggaranya kegiatan pemberhentian dengan hormat (PDH) secara


tertib, lancar dan tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

c. terselenggaranya kegiatan pemberhentian dengan tidak hormat (PDTH)


secara tertib, lancar dan tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku; dan

d. terselenggaranya kegiatan pemberhentian prajurit siswa secara tertib,


lancar dan tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

9. Sifat. Sifat dalam penyelenggaraan kegiatan pengakhiran dinas keprajuritan


sebagai berikut:

a. Diberitahukan. Pengakhiran dinas keprajuritan harus diberitahukan


kepada prajurit yang bersangkutan sebelumnya;
5

b. Tertib Administrasi dan Tepat Waktu. Penyelesaian administrasi


pengakhiran dinas keprajuritan harus dilaksanakan secara tertib, cermat, lancar
dan tepat waktu;
c. Sesuai Ketentuan Usia. Pemberhentian dengan hormat dari dinas
keprajuritan bagi Perwira sampai usia paling tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun,
bagi Bintara dan tamtama sampai usia paling tinggi 53 (lima puluh tiga) tahun;
d. Sesuai Ketentuan Masa Dinas. Prajurit yang telah memiliki masa dinas
keprajuritan paling sedikit 20 (dua puluh) tahun, berdasarkan pertimbangan khusus
dapat dipensiun dini dan kepadanya diberikan hak pensiun; dan
e. Menggunakan Data yang Tepat. Data kelahiran yang sah yang
digunakan dalam proses pengakhiran dinas keprajuritan adalah data kelahiran
sesuai dengan akte kelahiran sah yang dicantumkan pada surat permohonan
menjadi prajurit.

10. Peranan. Pengakhiran dinas keprajuritan berperan dalam pemeliharaan


kekuatan prajuritn dan erat kaitannya dengan kegiatan pembinaan personel lainnya
terutama bidang penyediaan dan penggunaan serta memberikan kepastian hukum bagi
prajurit yang akan mengakhiri dinas keprajuritan.

11. Prinsip-prinsip.

a. Pengakhiran dinas keprajuritan harus diberitahukan kepada prajurit yang


bersangkutan sebelumnya.
b. Penyelesaian administrasi pengakhiran dinas keprajuritan harus
dilaksanakan secara tertib, cermat, lancar dan tepat waktu.
c. Pengakhiran dinas keprajuritan bagi perwira sampai usia paling tinggi 58
tahun dan bagi bintara dan tamtama sampai usia paling tinggi 53 tahun.
d. Prajurit yang telah memiliki masa dinas keprajuritan paling sedikit 20 tahun,
berdasarkan pertimbangan khusus dapat dipensiun dini dan kepadanya diberikan
hak pensiun.
e. Data kelahiran sah digunakan dalam proses pemberhentian adalah data
kelahiran sesuai dengan akte kelahiran sah yang dicantumkan pada surat
permohonan menjadi prajurit.

BAB III
PENGAKHIRAN DINAS KEPRAJURITAN

12. Umum. Pemberhentian seorang prajurit merupakan pengakhiran dari dinas


keprajuritan oleh pejabat yang berwenang berdasarkan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku yang berakibat pemberian rawatan purna dinas. Setiap saat terdapat prajurit
yang mengakhiri dinas keprajuritan karena usia/ proses alami atau sebab-sebab lain
yang membawa akibat adanya hak dan kewajiban bagi prajurit yang bersangkutan. Oleh
karena itu kegiatan pemisahan prajurit harus dilaksanakan secara terencana dan terpadu,
6

dengan data yang lengkap, benar dan mutakhir dan dapat terselesaikan dengan cepat,
tepat serta benar agar tercapai tujuan yang diharapkan.
13. Pemberhentian Dengan Hormat. Pemberhentian dengan hormat dari dinas
keprajuritan dilakukan oleh pejabat yang berwenang, dengan tujuan untuk memberikan
kepastian hukum bahwa yang bersangkutan telah tidak lagi berstatus sebagai prajurit
serta memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk melanjutkan pengabdian di
luar lingkungan TNI.

14. Sebab-sebab Pemberhentian Dengan Hormat (PDH).

a. Prajurit Karier (PK) diberhentikan dengan hormat dari dinas


keprajuritan karena:

1) atas permintaan sendiri dan disetujui;

2) telah berakhirnya masa ikatan dinas;

3) menjalani masa pensiun;

4) tidak memenuhi persyaratan jasmani dan/atau rohani;

5) beralih status menjadi pegawai negeri sipil;

6) menduduki jabatan yang menurut peraturan perundang-undangan


tidak dapat diduduki oleh seorang prajurit;

7) gugur, tewas, atau meninggal dunia;

8) tidak ada kepastian atas dirinya, setelah satu tahun sejak


dinyatakan hilang dalam tugas;

a) berdasarkan pertimbangan khusus untuk kepentingan dinas;

b) dinas memerlukan pengurangan jumlah prajurit karena


kelebihan tenaga yang disebabkan terjadinya penghapusan sebagian
maupun seluruhnya dari bagian atau kesatuannya karena perubahan
susunan organisasi TNI AD;

9) tidak menduduki jabatan struktural maupun fung-sional paling


singkat satu tahun berturut-turut karena tidak memenuhi persyaratan
administratif dan kemampuan untuk menduduki suatu jabatan, kecuali
sedang mengikuti pendidikan; dan

10) berdasarkan kepentingan TNI AD yang berkaitan dengan postur,


struktur, dan tugas pokok TNI.

b. Prajurit Sukarela Dinas Pendek (PSDP) diberhentikan dengan hormat dari


dinas keprajuritan karena:

1) atas permintaan sendiri dan disetujui;


7

2) telah berakhirnya masa ikatan dinas;

3) tidak memenuhi persyaratan jasmani dan/atau rohani;

4) gugur, tewas, atau meninggal dunia;

5) tidak ada kepastian atas dirinya, setelah satu tahun sejak dinyatakan
hilang dalam tugas;

6) menduduki jabatan yang menurut peraturan perundang-undangan


tidak dapat diduduki oleh seorang prajurit;

7) berdasarkan pertimbangan khusus untuk kepentingan dinas;

8) dinas memerlukan pengurangan jumlah prajurit karena kelebihan


tenaga yang disebabkan terjadinya penghapusan sebagian maupun
seluruhnya dari bagian atau kesatuannya karena perubahan susunan
organisasi TNI;

9) tidak menduduki jabatan struktural maupun fungsional paling


singkat satu tahun berturut-turut karena tidak memenuhi persyaratan
administratif dan kemampuan untuk menduduki suatu jabatan, kecuali
sedang mengikuti pendidikan; dan

10) berdasarkan kepentingan TNI yang berkaitan dengan postur,


struktur, dan tugas pokok TNI.

c. Prajurit siswa diberhentikan dengan hormat dari pendidikan pertama karena:

1) tidak memenuhi persyaratan jasmani dan/atau rohani;

2) gugur, tewas, atau meninggal dunia;

3) tidak ada kepastian atas dirinya, setelah satu tahun sejak


dinyatakan hilang dalam tugas;

4) alasan akademis; dan

5) permohonan berhenti dari pendidikan pertama dan disetujui.

d. Saat berlakunya Pemberhentian Dengan Hormat.

1) Terhitung mulai akhir bulan, bila dilihat dari:

a) Tanggal lahir bagi perwira yang mencapai usia 58 tahun,


dan bintara/tamtama yang mencapai usia 53 tahun.
8

b) Saat berakhir masa dinas keprajuritannya, bagi prajurit yang


selesai menjalani Ikatan Dinas Pendek/Ikatan Dinas Pertama (IDP),
dan Ikatan Dinas Lanjutan (IDL).

c) Saat penetapan oleh pejabat yang berwenang bagi prajurit


yang:

(1) mengajukan permohonan mengakhiri ikatan dinas


keprajuritan; dan

(2) diakhiri ikatan dinas keprajuritannya.

d) Saat selesainya proses rehabilitasi bagi prajurit penderita


cacat yang berhak mendapat pensiun atau tunjangan bersifat
pensiun.

e) Saat penetapan oleh pejabat yang berwenang bagi prajurit


siswa:

(1) tidak memenuhi persyaratan jasmani dan/atau


rohani, kecuali yang memenuhi persyaratan untuk
mendapatkan pensiun (setelah memperoleh Kep penggolongan
cacat dari Panglima TNI);

(2) termasuk kategori pemberhentian dengan hormat


karena pertimbangan khusus untuk kepentingan dinas atau
menyangkut keamanan dan keselamatan negara dan bangsa;

(3) dikeluarkan dari pendidikan pertama karena alasan


akademis; dan

(4) disetujui permohonan untuk berhenti.

f) Terhitung mulai tanggal setelah satu tahun dinyatakan hilang


dalam tugas.

g) Terhitung mulai tanggal dinyatakan gugur, tewas, atau


meninggal dunia.

h) Terhitung mulai tanggal dinyatakan kehilangan kewarga-


negaraannya bukan karena tindak pidana.

i) Terhitung mulai akhir bulan Januari bila tercantum data tahun


kelahiran saja, kelahiran yang bersangkutan ditetapkan tanggal 1
Januari tahun yang sama.

j) Terhitung mulai diangkat menjadi pegawai negeri sipil (alih


status).

e. Gugur, Tewas, atau Meninggal Dunia.


9

1) Seorang prajurit dinyatakan gugur/tewas/meninggal dunia bila


memenuhi kriteria sebagai berikut:

a) Gugur. Seorang prajurit dinyatakan gugur bila mati dalam


melaksanakan tugas atau tugas pertempuran sebagai akibat tindakan
langsung lawan.

b) Tewas. Seorang prajurit dinyatakan tewas bila mati dalam


melaksanakan tugas berdasarkan perintah dinas bukan akibat
tindakan langsung lawan.

c) Meninggal dunia. Seorang prajurit dinyatakan meninggal


dunia bila mati tidak dalam rangka melaksanakan tugas dan bukan
karena bunuh diri.

2) Penetapan pemberhentian dengan hormat bagi prajurit TNI AD yang


gugur atau tewas, ditetapkan oleh Panglima TNI sesuai dengan usulan dari
Kasad berdasarkan keterangan kematian dari dokter tentara.

15. Ketentuan Prajurit Yang Hilang dalam Tugas. Prajurit yang dinyatakan hilang
dalam tugas adalah bila tidak kembalinya atau tidak bergabungnya kembali seorang
prajurit ke kesatuannya semula pada waktu yang telah ditentukan, dengan penjelasan
sebagai berikut:

a. prajurit yang dinyatakan hilang dalam tugas apabila setelah tujuh hari tidak
kembali ke kesatuannya yang ditetapkan serendah-rendahnya oleh Komandan
Batalyon atau setingkat; dan

b. prajurit tersebut wajib terus dicari dan setelah selama-lamanya satu tahun
belum/tidak ada kepastian atas dirinya.

c. diberhentikan dengan hormat dari dinas keprajuritan karena hilang dalam


tugas TMT setelah satu tahun dinyatakan hilang dalam tugas; dan

d. apabila sudah ada kepastian atas dirinya diadakan penyelesaian, antara


lain:

1) diadakan rehabilitasi oleh pejabat yang berwenang;

2) diberhentikan dengan hormat, apabila karena gugur, tewas, atau


meninggal dunia, terhitung mulai tanggal ada kepastian atas dirinya;

3) diajukan ke pengadilan militer, apabila karena desersi; dan

4) diberhentikan dengan tidak hormat dari dinas keprajuritan TNI,


apabila karena nyata-nyata merugikan disiplin keprajuritan.

16. Wewenang.
10

a. Wewenang pemberhentian dengan hormat dari dinas keprajuritan ditentukan


sebagai berikut:

1) Keputusan Pemberhentian Definitif.

a) Kolonel dan Pati oleh Presiden.

b) Letda s.d. letkol oleh Panglima TNI.

c) Bintara/Tamtama oleh Dirajenad a.n. Kasad.

2) Keputusan Pemberhentian Sementara.

a) Kolonel dan Pati oleh Panglima TNI.

b). Mayor dan letkol oleh Kasad.

c). Pama dan bintara/tamtama yang mencapai usia pensiun


maksimum oleh PDW a.n. Kasad.

d) Pama yang bertugas di luar struktur TNI AD dan Pama yang


karena sesuatu hal mengakhiri/diakhiri dinas keprajuritannya oleh
Kasad.

e) Bintara/Tamtama yang bertugas di luar struktur TNI AD dan


mencapai usia pensiun maksimum oleh Dandenma Mabesad a.n.
Kasad.

b. Wewenang pemberhentian dengan hormat sebagai prajurit siswa ditentukan


sebagai berikut:

1) Keputusan Pemberhentian Definitif.

a) Prajurit siswa golongan perwira oleh Panglima TNI.

b) Prajurit siswa golongan bintara dan tamtama oleh Dirajenad


atas nama Kasad.

2) Keputusan Pemberhentian Sementara.

a) Prajurit siswa golongan perwira oleh Dankodiklat TNI atau


Gubernur Akmil.
b) Prajurit siswa golongan bintara dan tamtama oleh Pangdam
atau Dankodiklat TNI AD.

c. Kewajiban. Prajurit dan prajurit siswa yang diberhentikan dengan hormat


dari dinas keprajuritan berkewajiban:
11

1) memelihara dan tidak menyalahgunakan perlengkapan perorangan


yang diperolehnya;

2) melaporkan setiap perubahan alamat kepada pejabat satuan


kewilayahan setempat dalam batas waktu selambat-lambatnya 14 hari dan
ketentuan tersebut berlaku selama dua tahun sejak diberhentikan dengan
hormat dari dinas keprajuritan; dan

3) memegang segala rahasia tentara sekeras-kerasnya untuk selama


hidupnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d. Pencabutan/pembatalan keputusan tentang pemberian pensiun/ tunjangan


bersifat pensiun/tunjangan/pesangon termasuk pemberian rawatan purnadinas
lainnya bagi prajurit sukarela dapat dilakukan apabila:

1) terbukti kemudian sebelum diberhentikan dengan hormat dari


dinas keprajuritan, telah melakukan tindakan/perbuatan yang menyebabkan
dirinya dapat diberhentikan dengan tidak hormat dari dinas keprajuritan;

2) bekerja pada jawatan/instansi pemerintah negara asing tanpa izin


Pemerintah RI dalam hal ini Panglima TNI; dan

3) kehilangan kewarganegaraan RI.

e. Ketentuan Lain. Bagi prajurit yang masih terikat dengan Ikatan Dinas
Pertama (IDP) dan Ikatan Dinas Pendek, dan mengajukan pemberhentian dengan
hormat dari dinas keprajuritan atas permintaan sendiri dan disetujui oleh pejabat
yang berwenang, maka yang bersangkutan:

1) harus mengembalikan semua biaya yang telah dikeluarkan negara


untuk keperluan pendidikan pertama;

2) harus mengembalikan semua biaya pendidikan/kursus yang telah


dikeluarkan negara selama menjalani masa dinasnya; dan

3) sanggup tidak menerima rawatan purnadinas berupa tun-jangan atau


pesangon.

17. Pemberhentian Dengan Tidak Hormat. Pemberhentian Dengan Tidak Hormat


(PDTH). Pemberhentian dengan tidak hormat merupakan pengakhiran dinas keprajuritan
bagi seorang prajurit atas keputusan pejabat yang berwenang karena sebab-sebab
tertentu yang membawa akibat kepada yang bersangkutan tidak memperoleh rawatan
purnadinas, kecuali nilai tunai asuransi dari ASABRI dan pengembalian tabungan dari BP
TWP. Pemberhentian dengan tidak hormat merupakan salah satu bentuk penegakan
hukum disiplin dan tata tertib dalam rangka pembinaan satuan, dengan maksud agar
membawa dampak positif terhadap prajurit lainnya. Pemberhentian dengan tidak hormat
membawa dampak dalam kehidupan yang bersangkutan dan keluarganya, oleh karena itu
harus dipertimbangkan secara objektif dan berdasarkan bukti-bukti yang lengkap dan
menyakinkan.
12

18. Sebab-sebab Pemberhentian Dengan Tidak Hormat.

a. Dijatuhi pidana tambahan dipecat dari dinas keprajuritan berdasarkan


putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

b. Mempunyai tabiat dan/atau perbuatan yang nyata-nyata dapat merugikan


disiplin keprajuritan atau TNI yang terdiri atas:

1) menganut ideologi, pandangan, atau ajaran yang bertentangan


dengan Pancasila;

2) melakukan tindakan yang membahayakan keamanan dan


keselamatan bangsa dan negara;

3) dijatuhi pidana lebih dari dua kali berdasarkan putusan


pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, tetapi tidak
disertai dengan pidana tambahan berupa pemberhentian dengan tidak
hormat dan menurut pertimbangan pejabat yang berwenang, yang
bersangkutan tidak patut lagi dipertahankan untuk tetap berada dalam dinas
keprajuritan;

4) melakukan percobaan bunuh diri atau bunuh diri dengan


maksud menghindari penyidikan, tuntutan hukum, atau menghindari tugas
yang dibebankan kepadanya;

5) meninggal dunia dalam melakukan kejahatan atau sebagai


akibat dari kejahatan yang dapat disamakan atau sama.

6) melakukan ketidakhadiran tanpa izin (desersi) di satuannya lebih


lama dari tiga bulan dan tidak diketemukan lagi.

7) dijatuhi hukuman disiplin lebih dari tiga kali pada pangkat yang
sama dan menurut pertimbangan pejabat yang berwenang, yang
bersangkutan tidak patut dipertahankan untuk tetap berada dalam dinas
keprajuritan;

8) perbuatan lain yang tidak patut dilakukan oleh seorang prajurit dan
bertentangan dengan perintah kedinasan atau peraturan kedinasan atau
perbuatan yang tidak sesuai dengan norma kehidupan prajurit yang
menurut pertimbangan pejabat yang berwenang tidak dapat dipertahankan
untuk tetap berada dalam dinas keprajuritan, antara lain:

a) hidup bersama dengan wanita/pria tanpa dasar perkawinan


yang sah dan sesudah ditegur atau diperingatkan oleh atasan atau
pejabat agama tetapi tetap mempertahankan status hidup bersama
tanpa dasar perkawinan yang sah;

b) melakukan pelanggaran susila dengan jenis kelamin yang


sama (homo seksual dan lesbian); dan
13

c) melakukan pelanggaran susila yang melibatkan bersama


prajurit, istri/suami/anak prajurit atau melibat-kan pegawai negeri sipil,
istri/suami/anak pegawai negeri sipil di lingkungan TNI.

c. Pemberhentian dengan tidak hormat sebagaimana yang dimaksud


dilaksanakan setelah mempertimbangkan pendapat Dewan Kehormatan Perwira
(DKP) bagi perwira, dan saran staf secara berjenjang bagi bintara/tamtama.

d. Saat berlakunya Pemberhentian Dengan Tidak Hormat.

1) Terhitung mulai tanggal saat ditetapkan putusan pengadilan yang


sudah berkekuatan hukum tetap (BHT).

2) Terhitung mulai akhir bulan saat ditetapkan oleh pejabat yang


berwenang.

3) Terhitung mulai tanggal meninggal dunia dalam melakukan/ akibat


kejahatan dan saat bunuh diri karena menghindari penyidikan, tuntutan
hukum, atau menghindari tugas yang dibebankan kepadanya.

19. Pelaksanaan Pemberhentian Dengan Tidak Hormat.

a. Pemberhentian dengan tidak hormat dipertimbangkan secara obyektif


berdasarkan bukti-bukti yang lengkap dan meyakinkan (Khusus untuk perwira,
perlu diperhatikan pertimbangan dan pendapat DKP).

b. Pelaksanaan Pemberhentian tidak dengan hormat diupayakan agar


memberikan dampak positif kepada prajurit lainnya serta upaya penegakan
hukum. Penyelesaian administrasi diusahakan secepat mungkin sedangkan
terhadap putusan Mahkamah Tentara yang sudah mempunyai kekuatan hukum
yang tetap dapat diterbitkan Surat Keputusan Sementara mendahului Surat
Keputusan Definitif.

c. Prajurit wajib yang diberhentikan tidak dengan hormat dari dinas


keprajuritan, diberitahu kepada instansi atau badan swasta tempat yang
bersangkutan bekerja sebelum diangkat menjadi prajurit wajib.

d. Penyelesaian administrasi dilakukan secepat mungkin agar yang


bersangkutan dapat menentukan kehidupan selanjutnya.

e. Wewenang pemberhentian dengan tidak hormat dari dinas keprajuritan


ditentukan sebagai berikut:

1) Keputusan Pemberhentian Definitif:

a) Kolonel dan Pati oleh Presiden.


14

b) Letda s.d. letkol oleh Panglima TNI.

c) Bintara/Tamtama oleh Kasad.

2). Keputusan Pemberhentian Sementara. Bagi prajurit yang telah


dikeluarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap dengan pidana tambahan pemecatan, dapat dikeluarkan keputusan
pemberhentian sementara, dengan wewenang sebagai berikut:

a) Kolonel dan Pati oleh Panglima TNI.

b) Letda s.d. letkol oleh Kasad.

c) Bintara/Tamtama oleh PDW a.n. Kasad.

d) Bintara/Tamtama yang bertugas di luar struktur TNI AD


Dandenma Mabesad a.n. Kasad.

e) Bintara/Tamtama yang bertugas di luar struktur TNI AD


Dandenma Mabesad a.n. Kasad.

20. Pemberhentian Prajurit Siswa. Prajurit siswa dapat diberhentikan dengan


hormat oleh pejabat yang berwenang, karena sebab-sebab sebagai berikut :

a. Sebab-sebab pemberhentian dengan hormat prajurit siswa:


1) tidak lagi memenuhi persyaratan jasmani atau rohani, karena cacat
sedang akibat tindakan langsung lawan;
2) gugur, tewas atau meninggal dunia, termasuk meninggal karena
bunuh diri untuk kepentingan dinas, karena tidak sadarkan diri karena
kepentingan pribadi yang disebabkan kesulitan hidup yang tidak dapat
diatasi lagi;
3) tidak ada kepastian atas dirinya setelah satu tahun sejak dinyatakan
hilang dalam tugas;
4) kehilangan kewarganegaraan RI bukan karena tindak pidana;
5) pertimbangan khusus untuk kepentingan dinas atau yang
menyangkut keamanan negara yang telah diputuskan dalam kategori
pemberhentian dengan hormat;
6) dikeluarkan dalam pendidikan pertama karena alasan akademik;dan
7) mengajukan permohonan berhenti dan disetujui serta sanggup
mengembalikan biaya negara yang telah dikeluarkan menurut ketentuan
yang berlaku.

b. Sebab-sebab pemberhentian dengan tidak hormat prajurit siswa:


15

1) menganut ideologi, pandangan atau ajaran yang bertentangan


dengan Pancasila;
2) melakukan tindakan yang membahayakan keamanan dan
keselamatan negara dan bangsa;
3) dijatuhi hukuman tambahan diberhentikan tidak dengan hormat dari
dinas keprajuritan berdasarkan keputusan pengadilan yang telah diperoleh
kekuatan hukum tetap;
4) dikenai hukuman pidana yang lebih berat dari hukuman penjara tiga
bulan, dan menurut pertimbangan pejabat yang berwenang ia tidak dapat
lagi dipertahankan untuk tetap berada dalam dinas keprajuritan;
5) diketahui kemudian bahwa untuk dapat diterima menjadi prajurit,
yang bersangkutan telah dengan sengaja memberikan keterangan palsu,
tidak benar, atau tidak lengkap;
6) mempunyai tabiat yang nyata-nyata merugikan atau dapat merugikan
disiplin keprajuritan atau TNI;
7) bunuh diri dengan maksud menghindari tugas yang dibebankan
kepadanya;dan
8) meninggal dunia dalam melakukan tindak kejahatan atau sebagai
akibat dari tindakan kejahatan yang dilakukannya.

c. Wewenang pemberhentian dengan tidak hormat sebagai prajurit


siswa ditentukan sebagai berikut:

1) Keputusan Pemberhentian Definitif.

a) Prajurit siswa golongan perwira oleh Panglima TNI.

b). Prajurit siswa golongan bintara dan tamtama oleh Kasad.

2) Keputusan Pemberhentian Sementara.

a) Prajurit siswa golongan perwira oleh Dankodiklat TNI atau


Gubernur Akmil.

b) Prajurit siswa golongan bintara dan tamtama oleh


Pangdam atau Dankodiklat TNI AD.

d. Kewajiban. Prajurit dan prajurit siswa yang diberhentikan dengan


tidak hormat dari dinas keprajuritan berkewajiban:

1) memelihara dan tidak menyalahgunakan perlengkapan per-orangan


yang diperolehnya; dan

2) memegang segala rahasia tentara sekeras-kerasnya untuk selama


hidupnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
16

e Ketentuan lain. Prajurit yang diberhentikan dengan tidak hormat, tidak


mendapatkan rawatan purnadinas kecuali:

1) santunan nilai tunai asuransi dari ASABRI;

2) tabungan wajib perumahan;

3) iuran dana pensiun; dan

4) pengembalian ke daerah asal penerimaan bagi prajurit siswa.

21. Ketentuan Masa Persiapan Pensiun.

a. Saat berlakunya terhitung mulai awal bulan pada saat ditetapkan diberikan
kesempatan MPP;

b. Penerbitan keputusan pemberian MPP diberikan bersamaan dengan


pemberhentian dengan hormat dalam suatu bentuk keputusan tentang pemberian
MPP dan pemberhentian dengan hormat dari dinas keprajuritan;

c. Dalam keadaan bahaya sesuai Peraturan Perundang-undangan MPP dapat


dicabut berdasarkan kebutuhan; dan

d. Pemberian MPP dan pengakhiran dinas keprajuritan dilaksanakan dengan


pertimbangan lebih mengutamakan kepentingan dinas daripada kepentingan
perorangan.

22. Prajurit yang Berhak memperoleh Masa Persiapan Pensiun.

a. MPP selama-lamanya satu tahun. Prajurit yang telah mencapai masa


dinas keprajuritan (MDK) 20 tahun atau lebih, dengan hak pensiun.

b. MPP selama-lamanya enam bulan.

1) Prajurit yang telah mencapai masa dinas keprajuritan (MDK)


sekurang-kurangnya 15 tahun hingga kurang dari 20 tahun.

2) Prajurit yang telah mencapai batas usia tunjangan bersifat pensiun


yang ditentukan (paling rendah 45 tahun bagi perwira dan 38 tahun untuk
bintara/tamtama) dan telah mencapai masa dinas keprajuritan antara 10
tahun hingga kurang dari 15 tahun dengan hak tunjangan bersifat pensiun.
17

c. MPP selama-lamanya tiga bulan. Prajurit yang belum mencapai


batas usia tunjangan bersifat pensiun tetapi telah mencapai MDK sekurang-
kurangnya 5 tahun hingga kurang dari 15 tahun, dengan hak tunjangan.

23. Prajurit yang Tidak Berhak memperoleh Masa Persiapan Pensiun

a. Prajurit yang mengakhiri dinas keprajuritan dalam rangka melaksanakan


Alih Status menjadi PNS dan Alih Profesi menjadi karyawan BUMN atau BUMD;

b. Prajurit Sukarela Dinas Pendek (PSDP) yang menjalani dinas keprajuritan


selama 10 (sepuluh) tahun; dan

c. Prajurit yang diberhentikan dengan tidak hormat dari dinas keprajuritan.

24. Pemberitahuan MPP.

a. Pemberitahuan MPP dan atau pemberhentian dengan hormat bertujuan


untuk memberitahukan kepada prajurit bahwa yang bersangkutan akan segera
memasuki masa persiapan pensiun dan atau akan segera berakhir masa dinas
keprajuritannya, sehingga yang bersangkutan harus menyiapkan bahan
administrasi yang berkaitan dengan masalah rawatan purna dinas.

1) Waktu. Pemberitahuan MPP dan atau pemberhentian dengan hormat


paling lambat enam bulan sebelum menjalani MPP dan atau pemberhentian
dengan hormat.

2) Wewenang. Wewenang pemberitahuan MPP dan atau


pemberhentian dengan hormat adalah sebagai berikut :
a) Pati oleh Kasad;
b) Pamen dan Pama oleh PDW;dan
c) Bintara dan Tamtama oleh Da/Ka Satuan.

3) Hak-hak selama MPP. Prajurit yang menjalani MPP diberikan


rawatan kedinasan dengan ketentuan sebagai berikut :
a) yang bersangkutan tetap berstatus prajurit aktif;
b) diberikan penghasilan (Gaji pokok dan tunjangan-tunjangan)
yang berlaku bagi prajurit yang masih aktif kecuali tunjangan jabatan;
c) masa persiapan pensiun (MPP) diperhitungkan penuh sebagai
masa dinas keprajuritan (MDP);
d) yang bersangkutan dapat bekerja diluar lingkungan TNI;dan
18

e) dalam keadaan bahaya, MPP dapat dicabut berdasarkan


kebutuhan.

4) Wewenang. Wewenang pemberian MPP ditentukan sebagai berikut :


a) Pati dan Kolonel oleh Panglima TNI;
b) Letkol dan Mayor oleh Kasad;
c) Pama yang mencapai usia pensiun maksimum, bintara dan
tamtama oleh PDW A.n Kasad;
d) Pama yang bertugas di luar struktur TNI AD oleh Kasad;
e) Pama yang karena sesuatu hal mengakhiri/diakhiri ikatan
dinas keprajuritannya oleh Kasad;dan
f) Bintara dan tamtama yang bertugas di luar struktur TNI AD
dan karena sesuatu hal mengakhir/diakhiri ikatan dinas
keprajuritannya oleh Dirajenad A.n Kasad.

25. Organisasi Pelaksana. Organisasi pelaksana kegiatan administrasi


pengakhiran dinas keprajuritan di lingkungan TNl AD diatur sebagai berikut :

a. Struktur Organisasi.

MABESAD

SPERSAD
Tk. Pusat

KOTAMA/BALAKPUS
DITAJENAD

SPERS/AJEN/
SET/SDIRBINLEM

SUBDITBINMINDIASAHPRARA

Tk. Kotama/Balakpus

SATMINKAL

Tk. Satminkal
Keterangan
: Garis komando
: Garis hubungan kerja
19

b. Susunan Organisasi.

1) Tingkat pusat.

a) Kasad.

b) Aspers Kasad.

2) Tingkat Kotama/Balakpus.

a) Dirajenad.

b) Kasubditbinmindiasahpra.

c) Pang/Dan/Gub/Ir/Dir/Ka

d) Aspers/Kaajen/Ses/Dirbinlem.

3) Tingkat Satminkal. Dan/Ka Satminkal.

26. Tugas dan Tanggung Jawab.

a. Tingkat Pusat.

1) Kasad:

a) menetapkan petunjuk pelaksanaan program dan anggaran TNI


AD bidang personel;

b) menentukan kebijakan penyelenggaraan administrasi


pemberhentian dan pensiun prajurit;

c) menerbitkan Kep sementara tentang pemberian masa


persiapan pensiun (MPP) dan/atau pemberhentian dengan hormat
dari dinas keprajuritan bagi mayor dan letkol, Pama yang
mengakhiri/diakhiri ikatan dinasnya dan Pama yang bertugas di luar
struktur Angkatan Darat;

d) mengusulkan Kep MPP dan/atau pemberhentian dengan


hormat dari dinas keprajuritan pangkat kolonel dan Pati kepada
Panglima TNI u.p. Aspers;

e) mengusulkan Kep definitif pemberhentian dengan hormat dari


dinas keprajuritan pangkat letda sampai dengan letkol kepada
Panglima TNI u.p. Aspers;
20

f) mengusulkan pemberhentian dengan hormat dari dinas


keprajuritan bagi perwira yang meninggal dunia kepada Panglima
TNI u.p. Aspers;

g) menerbitkan surat perintah pelaksanaan MPP dan/atau


pemberhentian dengan hormat bagi kolonel dan Pati;

h) menerbitkan keputusan definitif tentang pemberhentian


dengan tidak hormat dari dinas keprajuritan bagi bintara dan
tamtama;

i) mengusulkan pemberhentian dengan hormat kepada


Panglima TNI u.p. Aspers untuk prajurit berpangkat perwira;

j) menerbitkan keputusan sementara pemberhentian dengan


tidak hormat untuk perwira berpangkat letda s.d. letkol berdasarkan
keputusan yang sudah berkekuatan hukum tetap; dan

k) melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap


penyelenggaraan administrasi pemberhentian dan pensiun prajurit.

2) Aspers Kasad:

a) membantu Kasad dalam menentukan kebijakan


penyelenggaraan administrasi pemberhentian dan pensiun prajurit;
b) membantu Kasad dalam melaksanakan pengawasan dan
pengen-dalian terhadap penyelenggaraan administrasi
pemberhentian dan pensiun prajurit; dan

c) dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada


Kasad.

b. Tingkat Kotama/Balakpus.

1) Dirajenad:

a) membantu Kasad dalam penyelenggaraan administrasi


pemberhentian dan pensiun prajurit;

b) merencanakan, menyusun, dan melaksanakan program dan


anggaran yang berkaitan dengan kegiatan penyelenggaraan
administrasi pemberhentian dan pensiun prajurit;

c) melaksanakan asistensi terhadap penyelenggaraan


administrasi pemberhentian dan pensiun prajurit kepada satuan
Lapangan Kekuasaan Teknis (LKT) Ajudan Jenderal;
21

d) menyelenggarakan administrasi pemberhentian prajurit;

e) atas nama Kasad menerbitkan Kep definitif tentang


pemberhentian dengan hormat dari dinas keprajuritan bagi Ba/Ta;

f) atas nama Kasad menerbitkan Kep definitif tentang


pemberhentian dengan hormat dari dinas keprajuritan karena
meninggal dunia, atas nama Kasad menerbitkan Kep tentang
pemberhentian dengan hormat dari dinas keprajuritan bagi Ba/Ta
yang mengakhiri/diakhiri ikatan dinasnya;

g) atas nama Kasad menerbitkan keputusan pemberian hak


rawatan purnadinas bagi Pati;

h) atas nama Kasad menerbitkan keputusan pensiun Pati;

i) atas nama Kasad menerbitkan peninjauan keputusan pensiun;

j) melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap


pelaksanaan penyelengaraan administrasi pemberhentian dan
pensiun prajurit;

k) melaksanakan evaluasi dan melaporkan setiap


perkembangan serta permasalahan yang berkaitan dengan
penyelenggaraan admini-strasi pemberhentian dan pensiun prajurit
kepada Kasad;

l) memberikan saran tentang penyelenggaraan administrasi


pemberhentian dan pensiun prajurit kepada Kasad; dan

m) dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada


Kasad.

2) Kasubditbinmindiasahpra Ditajenad:

a) membantu Dirajenad dalam penyelenggaraan administrasi


pemberhentian dan pensiun prajurit;

b) membantu Dirajenad dalam menyiapkan peranti lunak tentang


penyelenggaraan administrasi pemberhentian dan pensiun prajurit;

c) merencanakan dan melaksanakan program kegiatan yang


berkaitan dengan penyelenggaraan administrasi pemberhentian dan
pensiun prajurit;

d) mengadakan evaluasi dan melaporkan kepada Dirajenad


terhadap penyelenggaraan administrasi pemberhentian dan pensiun
prajurit;
22

e) memberikan saran tentang penyelenggaraan administrasi


pember-hentian dan pensiun prajurit kepada Dirajenad; dan

f) dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada


Dirajenad.

3) Pang/Dan/Gub/Ir/Dir/Ka Kotama/Balakpus:

a) merencanakan, menyusun, dan melaksanakan program


kerja dan anggaran yang berkaitan dengan kegiatan
penyelenggaraan administrasi pemberhentian dan pensiun prajurit;

b) melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap


pelaksanaan penyelenggaraan administrasi pemberhentian dan
pensiun prajurit;

c) atas nama Kasad menerbitkan keputusan sementara tentang


pemberian MPP dan/atau pemberhentian dengan hormat dari dinas
keprajuritan pangkat kapten ke bawah;

d) atas nama Kasad menerbitkan keputusan sementara tentang


pemberian MPP dan/atau pemberhentian dengan hormat dari dinas
keprajuritan pangkat kolonel ke bawah yang meninggal dunia;

e) mengusulkan keputusan definitif pemberhentian dengan


hormat dari dinas keprajuritan kepada Kasad u.p. Dirajenad bagi
bintara dan tamtama;

f) mengusulkan Kep pemberhentian dengan hormat dari dinas


keprajuritan kepada Kasad u.p. Dirajenad bagi Ba/Ta yang
mengakhiri/ diakhiri ikatan dinas keprajuritannya;

g) mengusulkan MPP dan/atau pemberhentian dengan hormat


dari dinas keprajuritan pangkat mayor, letkol, dan kolonel kepada
Kasad u.p. Aspers;

h) mengusulkan pemberhentian dengan hormat dari dinas


keprajuritan bagi letda sampai dengan kolonel yang meninggal
dunia kepada Kasad u.p. Aspers;

i) berdasarkan keputusan/surat perintah MPP dan/atau


pemberhentian dengan hormat dari dinas keprajuritan dengan
hormat dari dinas keprajuritan menerbitkan surat perintah
pelaksanaan MPP dan/atau pemberhentian dengan hormat kepada
yang bersangkutan;

j) berdasarkan keputusan pemberhentian dengan hormat dari


dinas keprajuritan, selaku PDW atas nama Kasad menerbitkan
23

keputusan pemberian hak rawatan purnadinas bagi kolonel ke


bawah;

k) Pangdam/Gubernur Akmil atas nama Kasad menerbitkan


keputusan sementara pemberhentian sebagai prajurit siswa
golongan perwira/ bintara/tamtama;

l) Pangdam/Gubernur Akmil mengusulkan keputusan definitif


pemberhentian sebagai prajurit siswa (golongan perwira kepada
Panglima TNI u.p. Aspers dengan tembusan Aspers Kasad, dan
golongan bintara/ tamtama kepada Kasad u.p. Aspers dengan
tembusan Aspers Panglima TNI);

m) Pangdam/Gubernur Akmil berdasarkan keputusan Kasad


tentang pemberhentian sebagai prajurit siswa mengusulkan biaya
pengembalian ke daerah asal penerimaan yang bersangkutan
kepada Kasad u.p. Aspers;

n) mengajukan usul pensiun/tunjangan sebagai pensiun


tunjangan bersifat pensiun dan tunjangan yang merupakan
kewenangan tingkat pusat kepada Kasad u.p. Dirajenad, dan
menerbitkan keputusan pensiun prajurit berdasarkan Undang
Undang Nomor 6 Tahun 1966 dan tunjangan prajurit yang meninggal
dunia dalam dinas aktif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 36
Tahun 1968;

o) melaksanakan pendistribusian salinan keputusan


pensiun/tunjangan kepada Ketua Badan Pemeriksaan Keuangan,
Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan, Dirut PT ASABRI
(Persero)/Dirut PT Taspen (Persero), Kepala Badan Pengelola
Tabungan Wajib Perumahan (BPTWP), Kesatuan asal, Kepala
Kantor Cabang PT ASABRI (Persero), dan yang bersangkutan;

p) mengirimkan keputusan pensiun/tunjangan sebagai pensiun,


tunjangan bersifat pensiun, dan tunjangan kepada Dirajenad untuk
verifikasi;

q) menerbitkan keputusan pensiun prajurit dan warakawuri/duda/


tunjangan anak yatim/piatu dan anak yatim-piatu berdasarkan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1966 dan Peraturan Pemerintah
Nomor 36 Tahun 1968;

r) melaksanakan pendistribusian salinan keputusan


pensiun/tunjangan warakawuri/duda kepada Ketua Badan Pemeriksa
Keuangan, Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan, Dirut PT
ASABRI (Persero), Dirajenad (Tembusan keputusan untuk verifikasi,
Kepala Kantor Cabang PT ASABRI (Persero), dan yang
bersangkutan;

s) melaksanakan evaluasi dan melaporkan penyelenggaraan


24

administrasi pemberhentian dan pensiun prajurit kepada Kasad; dan

t) dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada


Kasad.

4) Aspers/Kaajen/Ses/Dirbinlem Kotama/Balakpus:

a) membantu Pang/Dan/Gub/Ir/Dir/Ka Kotama/Balakpus dalam


penyelenggaraan administrasi pemberhentian dan pensiun prajurit;

b) merencanakan, menyusun, dan melaksanakan program kerja


yang berkaitan dengan penyelenggaraan administrasi pemberhentian
dan pensiun prajurit;

c) melaksanakan evaluasi dan melaporkan penyelenggaraan


administrasi pemberhentian dan pensiun prajurit kepada Pang/Dan/
Gub/Ir/Dir/Ka Kotama/Balakpus; dan

d) dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada


Pang/ Dan/Gub/Ir/Dir/Ka Kotama/Balakpus.

c. Tingkat Satminkal. Dan/Ka Satminkal:

1) merencanakan, menyusun, dan melaksanakan penyelenggaraan


kegiatan administrasi pemberhentian dan pensiun prajurit di satuannya;

2) melaksanakan evaluasi dan melaporkan kegiatan administrasi


pemberhentian dan pensiun prajurit kepada Pang/Dan/Gub/Ir/Dir/Ka
Kotama/Balakpus;

3) mengusulkan MPP dan/atau pemberhentian dengan hormat dari


dinas keprajuritan kepada Pang/Dan/Gub/Ir/Dir/Ka Kotama/Balakpus;

4) berdasarkan keputusan/surat perintah MPP dan/atau


pemberhentian dengan hormat dari dinas keprajuritan menerbitkan surat
perintah pelaksanaan MPP dan/atau pemberhentian dengan hormat kepada
yang bersangkutan;

5) berdasarkan keputusan pemberhentian dengan hormat dari dinas


keprajuritan mengusulkan hak perawatan kepada Pang/Dan/Gub/Ir/Dir/Ka
Kotama/Balakpus disertai kelengkapan bahan administrasi;

6) mengusulkan pemberhentian prajurit siswa golongan perwira/bintara/


tamtama disertai kelengkapan administrasi kepada Dankodiklat/Pangdam/
Gubernur Akmil (untuk satuan pendidikan);

7) mengajukan usul pensiun prajurit kepada Kaajen


Kotama/Balakpus dengan melampirkan Data Calon Penerima Pensiun
(DCPP)/Data Calon Penerima Pensiun Warakawuri (DCPPW)/Data Calon
25

Penerima Pensiun Duda (DCPPD)/Data Calon Penerima Tunjangan


(DCPT);

8) mengajukan usul pemberhentian dengan tidak hormat kepada Pang/


Dan/Gub/Ir/Dir/Ka Kotama/Balakpus;

9) berdasarkan keputusan pemberhentian dengan tidak hormat (PDTH)


yang sudah berkekuatan hukum, menerbitkan sprin pelaksanaan PDTH;

10) berdasarkan keputusan pemberhentian dengan tidak hormat yang


sudah berkekuatan hukum, mengusulkan hak santunan nilai tunai dan iuran
dana pensiun kepada PT ASABRI, dan Baltab kepada BPTWP;

11) memberikan saran tentang penyelenggaraan administrasi


pemberhentian dan pensiun prajurit kepada Pang/Dan/Gub/Ir/Dir/Ka
Kotama/Balakpus; dan

12) dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Pang/


Dan/Gub/Ir/Dir/Ka Kotama/Balakpus.

27. Syarat Personel. Kegiatan penyelenggaraan administrasi pemberhentian dan


pensiun prajurit memerlukan personel dengan persyaratan sebagai berikut:

a. pejabat struktural yang membidangi administrasi pemberhentian dan


pensiun prajurit harus menguasai materi mengenai tata cara pengurusan
pemberhentian dan pensiun prajurit;

b. mempunyai pengalaman yang memadai baik dari segi lamanya bertugas


maupun area penugasan dalam bidang administrasi pemberhentian dan pensiun
prajurit;

c. mempunyai pengetahuan yang cukup dan mendalam di bidang administrasi


pemberhentian dan pensiun prajurit;

d. mempunyai kemampuan menganalisis permasalahan yang berkaitan


dengan administrasi pemberhentian dan pensiun prajurit; dan

e. mempunyai kematangan berpikir dan mampu menentukan tujuan dan


sasaran tugas pokok yang akan dicapai.

BAB IV
RAWATAN PURNA DINAS

28. Umum. Rawatan purna dinas merupakan penghargaan yang diberikan


kepada prajurit yang diberhentikan dengan hormat untuk menjamin kelangsungan
hidupnya setelah mengakhiri masa pengabdiannya sebagai prajurit meliputi
pensiun/tunjangan sebagai pensiun, tunjangan bersifat pensiun, tunjangan dan pesangon
atau rawatan purna dinas lainnya.
26

29. Macam-macam Rawatan Purna Dinas.


a. Pensiun.
b. Tunjangan bersifat pensiun.
c. Tunjangan sebagai pensiun.
d. Tunjangan.
e. Pesangon.
f. Tunjangan/pensiun warakawuri/janda/duda.
g. Tunjangan anak yatim/piatu dan yatim-piatu.
h. Tunjangan orang tua.

30. Ketentuan Rawatan Purna Dinas.

a. Diberhentikan dengan hormat.


1) Prajurit Karier (PK) menerima :
a) Pensiun/tunjangan bersifat pensiun/pesangon;dan
b) Rawatan purna dinas lainnya, menurut ketentuan yang
berlaku.
2) Prajurit Wajib (PW)/prajurit siswa menerima :
a) Tunjangan/pesangon;dan
b) Rawatan purna dinas lainnya, menurut ketentuan yang
berlaku.

b. Diberhentikan dengan tidak hormat.


1) Nilai tunai ASABRI bagi prajurit dan TWP.
2) Pengembalian ke daerah asal penerimaan atau pengerahan yang
bersangkutan bagi prajurit siswa.

c. Batas usia, masa kerja dan hak rawatan purna dinas.


1) Pensiun, usia Pa minimal 48 tahun dan maksimal 58 tahun, Ba/Ta
minimal 42 tahun dan maksimal 53 tahun masa kerja 20 tahun.
2) Tunjangan bersifat pensiun Pa minimal 45 tahun s.d 47 tahun, Ba/Ta
38 tahun s.d 41 tahun masa kerja 15 tahun s.d 19 tahun.
3) Tunjangan Pa usia kurang 45 tahun, Ba/Ta usia kurang 38 tahun
masa kerja 5 tahun s.d 14 tahun.
4) Pesangon diberikan kepada prajurit yang mempunyai masa kerja
kurang dari 5 tahun.

31. Dihapuskannya Hak Rawatan Purna Dinas.


a. Karena menghianati negara.
b. Dihukum penjara dan diberikan hukuman tambahan.
27

c. Meninggal dunia.
d. Menikah lagi bagi warakawuri/janda/duda.
e. Telah bekerja/menikah, usia lebih 21 tahun ( tidak sekolah) dan 25 tahun
(masih sekolah) bagi tunjangan anak yatim/piatu dan yatim-piatu.

32. Pensiun. Diberikan kepada prajurit/prajurit siswa selama hidupnya apabila


yang bersangkutan meninggal dunia, isteri/suami dan anaknya berhak menerima pensiun
warakawuri/duda dan tunjangan anak yatim/piatu atau tunjangan anak yatim-piatu.
Pensiun/ Tunjangan sebagai pensiun dapat diberikan apabila telah memenuhi syarat
sebagai berikut :

a. Pensiun diberikan kepada mantan prajurit AD yang diberhentikan dengan


hormat dari dinas keprajuritan yang memenuhi syarat sebagai berikut:

1) prajurit yang belum mencapai batas usia pensiun yang ditentukan,


tetapi telah menjalani dinas keprajuritan paling singkat 20 tahun; dan

2) telah mencapai batas usia pensiun yang ditentukan dan telah


menjalani dinas keprajuritan antara 15 tahun sampai dengan kurang dari
20 tahun.

b. Prajurit yang dalam dan/atau oleh karena dinas:

1) menyandang cacat berat akibat tindakan langsung lawan,


diberhentikan dengan hormat dari dinas keprajuritan dan menerima pensiun
sebesar 100% dari gaji pokok terakhir (GPT) ditambah tunjangan cacat dan
tunjangan lainnya;

2) menyandang cacat sedang akibat tindakan langsung lawan atau


cacat berat bukan akibat tindakan langsung lawan, diberhentikan dengan
hormat dari dinas keprajuritan dan menerima pensiun sebesar 100% dari
GPT ditambah dengan tunjangan cacat dan tunjangan lainnya; dan

3) menyandang cacat sedang bukan akibat tindakan langsung


lawan, diberhentikan dengan hormat dari dinas keprajuritan dan menerima
pensiun sebesar 75% dari GPT ditambah dengan tunjangan cacat dan
tunjangan lainnya.

c. Prajurit siswa yang dalam dan/atau oleh karena dinas:

1) menyandang cacat berat akibat tindakan langsung lawan,


diberhentikan dengan hormat dari pendidikan pertama (Dikma) dan
menerima pensiun sebesar 100% dari gaji pokok permulaan prajurit untuk
suatu pangkat yang akan ditetapkan bagi prajurit siswa yang lulus
pendidikan pertama, ditambah tunjangan cacat dan tunjangan lainnya;

2) menyandang cacat sedang akibat tindakan langsung lawan,


diberhentikan dengan hormat dari Dikma dan menerima pensiun sebesar
28

100% dari gaji pokok permulaan prajurit untuk suatu pangkat yang akan
ditetapkan bagi prajurit siswa yang lulus pendidikan pertama, ditambah
dengan tunjangan cacat dan tunjangan lainnya;

3) menyandang cacat berat bukan akibat tindakan langsung


lawan, diberhentikan dengan hormat dari Dikma dan menerima pensiun
sebesar 75% dari gaji pokok permulaan prajurit untuk suatu pangkat yang
akan ditetapkan bagi prajurit siswa yang lulus pendidikan pertama, ditambah
dengan tunjangan cacat dan tunjangan lainnya;

4) menyandang cacat sedang bukan akibat tindakan langsung lawan,


diberhentikan dengan hormat dari Dikma dan menerima pensiun sebesar
50% dari gaji pokok permulaan prajurit untuk suatu pangkat yang akan
ditetapkan bagi prajurit siswa yang lulus pendidikan pertama, ditambah
dengan tunjangan cacat dan tunjangan lainnya; dan

5) prajurit siswa yang cacat di dalam dan atau oleh karena dinas
berdasarkan keputusan pejabat yang berwe-nang yang telah diberhentikan
dengan hormat dari pendidikan pertama untuk selama hidupnya dan apabila
yang bersang-kutan meninggal dunia, istri/suami dan anak-anaknya berhak
menerima pensiun warakawuri/duda dan tunjangan anak yatim/piatu atau
yatim-piatu.

d. Prosedur Penyelenggaraan Pengurusan Pensiun Prajurit Angkatan Darat.

1) Tingkat Satminkal. Pejabat personel menyelenggarakan kegiatan


sebagai berikut:

a) menyiapkan persyaratan administrasi pensiun dan formulir


Data Calon Penerima Pensiun (DCPP);

b) bertanggung jawab atas kebenaran dan keabsahan isi Data


Calon Penerima Pensiun (DCPP) dan persyaratan administrasi
lainnya.

c) mengajukan usul pensiun ke PDW; dan

d) bertanggung jawab kepada Dan/Ka Satminkal.

2) Tingkat Kotama/Balakpus. Kaajen/Aspers/Ses/Sdirbinlem menye-


lenggarakan kegiatan sebagai berikut:

a) menyiapkan data prajurit yang akan pensiun;

b) memproses usul pensiun dari Satminkal serta mengusulkan


yang bukan kewenangannya (Pati) ke Kasad u.p.Dirajenad;

c) menerbitkan keputusan pensiun sesuai kewenangannya; dan

d) bertanggung jawab kepada Pang/Dan/Gub/Ir/Dir/Ka Kotama/


Balakpus.
29

3) Tingkat Pusat. Dirajenad (sesuai delegasi wewenang) dibantu


Kasubditbinmindiasahpra menyelenggarakan kegiatan sebagai berikut:

a) menginventarisasi prajurit yang akan dipensiunkan;

b) memproses usul pensiun dari Kotama/Balakpus (khusus


Pati);

c) melaksanakan verifikasi terhadap keputusan pensiun yang


telah diterbitkan oleh Kotama/Balakpus;

d) menerbitkan keputusan pensiun/peninjauan apabila terjadi


kesalahan; dan

e) bertanggung jawab kepada Kasad.

33. Tunjangan Sebagai Pensiun. Diberikan kepada prajurit siswa yang diberhentikan
dengan hormat dan memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Besarnya pensiun pokok dihitung dengan ketentuan 2,5% X MDK X GPT


setingi-tingginya 75% X GPT (Gaji Pokok Terakhir);

b. Perhitungan MDK sebagai berikut : MDK sebagai PK/PW dihitung penuh;

c. Masa dinas keprajuritan untuk memperhitungkan pensiun adalah jumlah


tahun dari MDK sebagai PK, ditambah dengan MDK sebagai prajurit siswa
sebelum diangkat sebagai PK dan masa kerja PNS sebelum diangkat menjadi
Prajurit;dan

d. Prajurit siswa yang menyandang cacad didalam atau oleh karena dinas :

1) Cacad sedang akibat tindakan langsung lawan :

a) Prajurit karier menerima pensiun sebanyak sebesar 100% X


GPT ditambah tunjangan-tunjangan menurut ketentuan yang berlaku
dan santunan cacat;

b) Prajurit wajib menerima tunjangan sebagai pensiun sebesar


100% X GPT PW dalam pangkat yang sama, ditambah tunjangan-
tunjangan menurut ketentuan yang berlaku dan santunan cacat;dan

c) Prajurit siswa menerima tunjangan sebagai pensiun :

(1) Bagi yang menyandang cacat sedang akibat tindakan


langsung lawan sebesar 100% X GP permulaan PK untuk
pangkat yang akan ditetapkan baginya setelah lulus
pendidikan, ditambah dengan tunjangan-tunjangan menurut
ketentuan yang berlaku dan santunan cacat;dan
30

(2) Bagi yang menyandang cacat sedang bukan akibat


tindakan langsung lawan sebesar 75% X GP permulaan PK
untuk pangkat yang akan ditetapkan baginya setelah lulus
pendidikan ditambah dengan tunjangan-tunjangan menurut
ketentuan yang berlaku dan santunan cacat.

2) Cacat sedang bukan akibat tindakan langsung lawan :

a) Prajurit karier menerima pensiun sebanyak sebesar 75% X


GPT ditambah tunjangan-tunjangan menurut ketentuan yang berlaku
dan santunan cacat;

b) Prajurit wajib menerima tunjangan sebagai pensiun sebesar


75% X GPT PW dalam pangkat yang sama, yang berlaku dan
santunan cacat;dan

c) Prajurit siswa menerima tunjangan sebagai pensiun


sebesar 50% X GPT permulaan PK untuk pangkat yang akan
ditetapkan baginya setelah lulus pendidikan, ditambah tunjangan-
tunjangan menurut ketentuan yang berlaku dan santunan cacat.

3) Pensiun dimulai bulan berikutnya setelah diberhentikan dengan


hormat dari dinas keprajuritan.

34. Tunjangan Bersifat Pensiun. Tunjangan bersifat pensiun diberikan kepada


prajurit selama hidupnya dan apabila yang bersangkutan meninggal dunia, istri/suami dan
anaknya berhak menerima pensiun warakawuri/duda dan tunjangan anak yatim/piatu
atau tunjangan yatim-piatu. Tunjangan bersifat pensiun dapat diberikan apabila telah
memenuhi persyaratan :

a. Prajurit karier yang telah menjalani dinas keprajuritan sekurang-kurangnya


15 tahun hingga kurang dari 20 tahun tanpa persyaratan usia;

b. Prajurit karier yang telah mencapai usia sekurang-kurangnya 45 tahun bagi


perwira dan 38 tahun bagi Bintara/Tamtama dan telah menjalani dinas keprajuritan
sekurang-kurangnya 10 tahun hingga kurang dari 15 tahun;

c. Prajurit karier dan Prajurit wajib menyandang cacat berat atau cacat sedang
tidak dalam atau tidak karena dinas berdasarkan keputusan Panglima TNI;

d. Penerimaan Tunjangan Bersifat Pensiun diberikan setelah diberhentikan


dengan hormat dari dinas keprajuritan;

e. Tunjangan bersifat pensiun diberikan kepada prajurit yang berhenti dengan


hormat dan memenuhi syarat;

f. Besarnya tunjangan bersifat pensiun pokok dihitung dengan ketentuan 2,5%


X MDK X GPT;
31

g. Prajurit karier dan prajurit wajib menyandang cacat tidak dalam dan atau
tidak karena dinas;dan

1) Cacat berat : PK yang telah menjalani dinas keprajuritan sekurang-


kurangnya 4 tahun, menerima tunjangan bersifat pensiun sebesar 2,5% X
GPT sekurang-kurangnya 40 % + tunjangan-tunjangan menurut ketentuan
yang berlaku X MDK;dan

2) Cacat sedang : PK yang telah menjalani dinas keprajuritan sekurang-


kurangnya 10 tahun hingga kurang dari 20 tahun, menerima tunjangan
bersifat pensiun sebesar 2,5% X MDK X GPT sekurang-kurangnya 30% X
GPT + tunjangan-tunjangan menurut ketentuan yang berlaku.

h. Tunjangan bersifat pensiun diberikan mulai bulan berikutnya, setelah


diberhentikan dengan hormat dari dinas keprajuritan.

35. Tunjangan. Tunjangan diberikan kepada prajurit untuk selama jumlah masa
dinas keprajuritan yang telah dijalaninya dan apabila prajurit yang bersangkutan
meninggal dunia, isteri/suami dan anaknya tidak dapat diberi tunjangan.

a. Persyaratan;

1) belum mencapai batas usia tunjangan bersifat pensiun, tetapi


telah menjalani dinas keprajuritan antara 5 tahun hingga kurang dari 15
tahun;

2) prajurit yang tidak dalam dan/atau tidak oleh karena dinas,


menyandang cacat berat dan telah menjalani dinas keprajuritan kurang dari
4 tahun, diberhentikan dengan hormat dari dinas keprajuritan dan menerima
tunjangan sebesar paling sedikit 20% dari GPT untuk selama jumlah tahun
masa dinas keprajuritan yang dimilikinya ditambah dengan tunjangan cacat
dan tunjangan lainnya; dan

3) prajurit yang tidak dalam dan/atau tidak oleh karena dinas,


menyandang cacat sedang dan telah menjalani dinas keprajuritan kurang
dari 10 tahun, diberhentikan dengan hormat dari dinas keprajuritan dan
menerima tunjangan sebesar paling sedikit 10% dari GPT untuk selama
jumlah tahun masa dinas keprajuritan yang dimilikinya ditambah dengan
tunjangan cacat dan tunjangan lainnya.

b. Penerimaan tunjangan.

1) Tunjangan diberikan kepada Prajurit yang diberhentikan dengan


hormat dari dinas keprajuritan dan memenuhi syarat.

2) Besar tunjangan pokok dihitung dengan ketentuan 2,5% X MDK X


GPT.
32

3) Prajurit karier dan prajurit wajib penyandang cacat tidak dalam dan
atau tidak oleh karena dinas.

4) Tunjangan diberikan mulai bulan berikutnya setelah diberhentikan


dari dinas keprajuritan.

36. Pesangon. Pesangon diberikan sekaligus kepada prajurit yang diberhentikan


dengan hormat dari Dinas Keprajuritan dan prajurit siswa yang diberhentikan dengan
hormat, jika memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Persyaratan:

1) Prajurit karier yang telah menjalani dinas keprajuritan kurang dari 5


tahun;

2) Prajurit wajib yang memenuhi persyaratan untuk diberhentikan


dengan hormat dari dinas keprajuritan dan menyandang cacat
berat/sedang tidak dalam dan oleh karena dinas;

3) Prajurit siswa yang memenuhi persyaratan untuk diberhentikan


dengan hormat dan menyandang cacat berat/sedang tidak dalam dan tidak
oleh karena dinas;dan

4) Prajurit karier dan prajurit wajib yang memenuhi persyaratan


pemberhentian dengan hormat dari dinas keprajuritan dan menyandang
cacat berat/sedang tidak didalam atau tidak oleh karena dinas.

b. Penerimaan pesangon.

1) Prajurit karier yang menerima pesangon sebesar jumlah tahun MDK


X GPT.

2) Prajurit wajib yang menerima pesangon sebesar jumlah MDK X


Tunjangan dinas wajib terakhir.

3) Prajurit siswa menerima pesangon sebesar jumlah tahun masa


pendidikan pertama X permulaan PK untuk pangkat yang akan ditetapkan
baginya setelah lulus pendidikan pertama.

4) Prajurit siswa yang menyandang cacat tidak dalam atau tidak oleh
karena dinas menerima pesangon sebesar jumlah masa tahun pendidikan
pertama X gaji pokok permulaan PK untuk pangkat yang ditetapkan baginya
setelah lulus pendidikan pertama.

BAB V
PELAKSANAAN PEMBERIAN RAWATAN PURNA DINAS

37. Umum.
33

a. Pensiun warakawuri/duda purnawirawan prajurit AD merupakan jaminan


sosial pemerintah kepada warakawuri/duda prajurit yang telah meninggal dunia,
maka kegiatan pengurusan pension warakawuri/duda purnawirawan prajurit AD
harus diselenggarakan secara sederhana sehingga dapat memberikan pelayanan
secara cepat, tepat dan benar.

b. Pengurusan pensiun warakawuri/duda purnawirawan prajurit AD merupakan


kegiatan paling akhir bagi isteri/suami dari prajurit atau mantan prajurit yang
meninggal dunia biasa, meninggal dunia dinas, gugur/tewas dan ditetapkan
sebagai pahlawan untuk mendapatkan hak-haknya.

38. Pensiun Warakawuri/Duda. Diberikan kepada istri/suami prajurit sukarela


yang memenuhi salah satu ketentuan persyaratan untuk menerima pensiun
warakawuri/duda.

a. Persyaratan.

1) lstri/suami prajurit sukarela yang diberhentikan dengan hormat dari


dinas keprajuritan karena :

a) Gugur/tewas;
b) Meninggal dunia;dan
c) Hilang dalam tugas.

2) Istri/suami prajurit sukarela penyandang cacat berat akibat tindakan


langsung lawan yang meninggal dunia.

b. Perhitungan pensiun warakawuri/duda.

1) Perhitungan pensiun warakawuri/duda :

a) Gugur/tewas/meninggal dunia dan ditetapkan sebagai


pahlawan, istri/suami menerima pensiun warakawuri/duda berupa
pensiun pokok sebesar 60% x GPT, ditambah tunjangan anak
yatim/piatu yang banyaknya anak tidak terbatas;

b) Gugur/tewas, istri/suami menerima pensiun warakawuri/duda


berupa pensiun pokok sebesar 50% x GPT, ditambah tunjangan anak
yatim/piatu menjadi setinggi-tingginya 80% x GPT;

c) Hilang dalam tugas, istri/suami menerima pensiun warakawuri/


duda berupa pensiun pokok sebesar 50% x GPT, ditambah tunjangan
anak yatim/piatu menjadi setinggi-tingginya 80% x GPT;

d) Meninggal dunia, istri/suami menerima pensiun


warakawuri/duda berupa pensiun pokok sebesar 35% x GPT,
ditambah tunjangan anak yatim/piatu menjadi setinggi-tingginya
60% x GPT;dan
34

e) Prajurit sukarela penyandang cacat berat akibat tindakan


langsung lawan yang diberhentikan dengan hormat karena meninggal
dunia, istri/suami menerima pensiun warakawuri/duda berupa
pensiun pokok sebesar 35% x GPT, ditambah tunjangan anak
yatim/piatu menjadi setinggi-tingginya 60% x GPT.

2) Sebelum pemberian rawatan purnadinas berupa pensiun


warakawuri/duda dilaksanakan, kepada yang bersangkutan diberi
penghasilan penuh almarhum suami/istri dengan ketentuan :

a) Selama 6 bulan, jika suami/istri meninggal dunia dan tidak


memiliki tanda jasa kenegaraan berupa bintang;

b) Selama 12 bulan, jika suami/istri :

(1) Meninggal dunia dan memiliki tanda jasa kenegaraan


berupa bintang;dan

(2) Gugur/tewas.

c) Selama 18 bulan, jika armarhum ditetapkan sebagai pahlawan


berdasarkan Keputusan presiden RI.

3) Pensiun warakawuri/duda diberikan pada bulan berikutnya setelah


penerimaan penghasilan penuh berakhir.

c. Rawatan purnadinas berupa pensiun warakawuri/duda diberikan pada bulan


berikutnya setelah penerimaan penghasilan penuh berakhir, dan apabila suami/istri
mantan prajurit sukarela meninggal dunia, maka anak-anaknya yang memenuhi
ketentuan diberikan tunjangan anak yatim piatu.

d. Rawatan purnadinas lainnya. Penerima pensiun warakawuri selain


menerima rawatan purnadinas seperti tersebut di atas juga diberikan rawatan
purnadinas lainnya sesuai ketentuan yang berlaku, berupa :

1) Pelayanan kesehatan;dan
2) Bantuan hukum.

39. Tunjangan Warakawuri/Duda. Diberikan kepada istri/suami prajurit siswa yang


memenuhi salah satu ketentuan persyaratan untuk menerima tunjangan warakawuri/duda.

a. Persyaratan.

1) Istri/suami prajurit siswa yang diberhentikan dengan hormat dari


dinas keprajuritan karena :

a) Gugur/tewas;
35

b) Meninggal dunia;dan
c) Hilang dalam tugas.

2) lstri/suami prajurit siswa penyandang cacat berat akibat tindakan


langsung lawan yang meninggal dunia.

b. Perhitungan tunjangan warakawuri/duda.

1) Perhitungan tunjangan warakawuri/duda:

a) Gugur/tewas/meninggal dunia dan di tetapkan sebagai


pahlawan, istri/suami menerima tunjangan warakawuri/duda berupa
pensiun pokok sebesar 60% x gaji permulaan prajurit sukarela untuk
pangkat yang ditetapkan baginya setelah lulus pendidikan, ditambah
tunjangan anak yatim/piatu yang banyaknya anak tidak terbatas;

b) Gugur/tewas, istri/suami menerima tunjangan warakawuri/duda


berupa pensiun pokok sebesar 50% x gaji permulaan prajurit sukarela
untuk pangkat yang ditetapkan baginya setelah lulus pendidikan,
ditambah tunjangan anak yatim/piatu menjadi setinggi-tingginya
80% x GPT;

c) Hilang dalarn tugas, istri/suami menerima tunjangan


warakawuri/duda berupa pensiun pokok sebesar 50% x gaji
permulaan prajurit sukarela untuk pangkat yang ditetapkan baginya
setelah lulus pendidikan, ditambah tunjangan anak yatim/piatu
menjadi setinggi-tingginya 80% x GPT;dan

d) Prajurit siswa penyandang cacat berat akibat tindakan


langsung lawan yang diberhentikan dengan hormat karena meninggal
dunia, istri/suami menerima pensiun warakawuri/duda berupa
pensiun pokok sebesar 35% x GPT, ditambah tunjangan anak
yatim/piatu menjadi setinggi-tingginya 60% x GPT.

2) Sebelum pemberian tunjangan warakawuri/duda dilaksanakan,


kepada yang bersangkutan diberi penghasilan penuh almarhum suami/istri,
dengan ketentuan :

a) Selama 6 bulan, jika suami/istri meninggal dunia dan tidak


memiliki tanda jasa kenegaraan berupa bintang;

b) Selama 12 bulan, jika suami/istri :

(1) Meninggal dunia dan memiliki tanda kenegaraan berupa


bintang;dan

(2) Gugur/tewas.
36

c) Selama 18 bulan, jika almarhum ditetapkan sebagai pahlawan


berdasarkan Keputusan Presiden Rl.

3) Tunjangan warakawuri/duda diberikan pada bulan berikutnya setelah


penerimaan penghasilan penuh berakhir.

40. Tunjangan Anak Yatim Piatu. Tunjangan anak yatim piatu diberikan kepada
anak sah dari prajurit sukarela/prajurit siswa yang diberhentikan dengan hormat dari
dinas keprajuritan karena gugur/tewas/meninqgal dunia dan tidak meninggalkan
istri/suami.

a. Persyaratan:

1) Anak kandung atau anak yang disahkan secara hukum;

2) Anak kandung yang dilahirkan selambat-lambatnya 300 hari, sejak


prajurit yang bersangkutan meninggal dunia;dan

3) Belum kawin, belurn bekerja pada instansi pemerintah atau belum


mencapai usia 21 tahun atau setinggi-tingginya 25 tahun bagi yang masih
sekolah.

b. Rawatan purnadinas berupa tunjangan anak yatim piatu, dilaksanakan


setelah anak mantan Prajurit Sukarela diberikan penghasilan penuh.

c. Perhitungan tunjangan anak yatim-piatu.

1) Tunjangan anak yatim-piatu prajurit sukarela/prajurit siswa yang


gugur/tewas/meninggal dunia dan ditetapkan sebagai pahlawan sebagai
berikut :

a) Satu anak 33,75% x GPT;


b) Dua anak 45% x GPT;
c) Tiga anak 67,50% x GPT;
d) Empat anak 90% x GPT;dan
e) Lima anak 112% x GPT dan seterusnya, banyak anak tidak
terbatas.

2) Tunjangan anak yatim-piatu prajurit sukarela/prajurit siswa yang


gugur/tewas sebagai berikut :

a) Satu anak 30% x GPT;


b) Dua anak 45% x GPT;
c) Tiga anak 60% x GPT;dan
d) Empat anak 64% x GPT.
37

3) Tunjangan anak yatim-piatu prajurit sukarela/prajurit siswa yang


meninggal dunia sebagai berikut :

a) Satu anak 22,5% x GPT;


b) Dua anak 30% x GPT;
c) Tiga anak 45% x GPT;dan
d) Empat anak 48% x GPT (maksimum).

d. Tunjangan anak yatim/piatu prajurit sukarela/prajurit siswa yang meninggal


dunia sebagai berikut :

1) Tunjangan anak yatim/piatu prajurit sukarela/prajurit siswa yang


gugur/tewas/meninggal dunia dan ditetapkan sebagai pahlawan sebagai
berikut :

a) Satu anak 30% x GPT;


b) Dua anak 45% x GPT;
c) Tiga anak 67,5% x GPT;
d) Empat anak 90% x GPT;dan
e) Lima anak dan seterusnya kelipatannya adalah 12,5%, banyak
anak tidak terbatas.

2) Tunjangan anak yatim/piatu prajurit sukarela/prajurit siswa yang


gugur/tewas sebagai berikut :

a) Satu anak 10% x GPT;


b) Dua anak 20% x GPT;dan
c) Tiga anak atau lebih 30% x GPT.

3) Tunjangan anak yatim/piatu prajurit sukarela/prajurit siswa yang


meninggal dunia sebagai berikut :

a) Satu anak 10% x GPT;


b) Dua anak 20% x GPT;dan
c) Tiga anak atau lebih 25% x GPT.

e. Rawatan purnadinas lainnya. Penerima tunjangan anak yatim piatu selain


menerima rawatan purna dinas seperti tersebut di atas juga diberikan rawatan
purnadinas lainnya sesuai ketentuan yang berlaku, berupa :
38

1) Pelayanan kesehatan;dan
2) Bantuan hukum.

41. Tunjangan Orang Tua. Diberikan selama hidupnya kepada ayah/ibu kandung
prajurit/prajurit siswa yang diberhentikan dengan hormat dari dinas keprajuritan karena
gugur/tewas, yang tidak meninggalkan istri/suami dan seorang anakpun.

a. Persyaratan. Prajurit/prajurit siswa yang diberhentikan dengan hormat dari


dinas keprajuritan, karena gugur/tewas atau setelah 1 tahun dinyatakan hilang
dalam tugas dan tidak mempunyai istri atau anak.

b. Perhitungan tunjangan orang tua. Besarnya tunjangan orang tua sebesar


25% x GPT (bagi prajurit) dan sebesar 25% x gaji pokok permulaan prajurit
sukarela untuk pangkat yang akan ditetapkan baginya setelah lulus pendidikan
pertama.

c. Diberikan mulai bulan berikutnya sejak prajurit/prajurit siswa yang


bersangkutan gugur/tewas atau hilang dalam tugas.

d. Rawatan purnadinas berupa tunjangan orang tua diberikan kepada


ayah/ibu kandung mulai bulan berikutnya sejak prajurit siswa yang bersangkutan
gugur/tewas atau hilang dalam tugas dan diberikan untuk selama hidup ayah/ibu
kandungnya dan apabila kedua orang tuanya meninggal dunia, maka tunjangan
orang tua diberhentikan.
RAHASIA
39

BAB VI
PENUTUP

42. Penutup. Demikian naskah sekolah ini disusun sebagai bahan ajaran untuk
pedoman bagi Gadik dan Peserta didik dalam proses belajar mengajar pelajaran
Administrasi Pemisahan Prajurit pada Pendidikan Perwira TNI AD.

Direktur Ajudan Jenderal Angkatan Darat,

F.F. Fransis Wewengkang, S.E., M.M.


Brigadir Jenderal TNI

RAHASIA

Anda mungkin juga menyukai