Anda di halaman 1dari 73

RANCANG BANGUN SISTEM PELACAK KENDARAAN

BERMOTOR MENGGUNAKAN GPS DAN GSM BERBASIS

ARDUINO NANO

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains

(S.Si)

Oleh

Muhammad Fadhurrahman

1115097000037

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH


JAKARTA

2019 M/1440 H
RANCANG BANGUN SISTEM PELACAK KENDARAAN

BERMOTOR MENGGUNAKAN GPS DAN GSM BERBASIS

ARDUINO NANO

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains

(S.Si)

Oleh

Muhammad Fadhurrahman

1115097000037

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M/1440 H

ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

RANCANG BANGUN SISTEM PELACAK KENDARAAN


BERMOTOR MENGGUNAKAN GPS DAN GSM BERBASIS
ARDUINO NANO
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Sains dan Teknologi untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)

Oleh

Muhammad Fadhurrahman

NIM 11150970000037

Menyetujui

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Elvan Yuniarti, M.Si Dewi Lestari. M.Si


NIP. 19791227200801201 5 000 NIP.

Mengetahui ,

Dr. Tati Zera, M.Si

NIP. 19690608200501 2 002

iii
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Muhammad Fadhurrahman

NIM : 11150970000037

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudu l RANCANG

BANGUN SISTEM PELACAK KENDARAAN BERMOTOR

MENGGUNAKAN GPS

DAN GSM BERBASIS ARDUINO NANO adalah benar merupakan

karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam

penyusunannya. Adapun kutipan yang ada dalam penyusunan karya

ini telah saya cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Saya

bersedia melakukan proses yang semestinya sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku jika temyata skripsi ini sebagian atau

keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

Jakarta ,

NIM 11150970000037

iv
PENGESAHAN UJIAN

Skripsi berjudul "RANCANG BANGUN SISTEM PELACAK KENDARAAN


BERMOTOR MENGGUNAKAN GPS DAN GSM BERBASIS ARDUINO
NANO" telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hiaayatullah Jakarta pada tanggal bulan tahun.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana sains
(S.Si) pada Fakultas Sains dan Teknologi.
Jakarta, 26 November 20 19
Menyetujui
Penguji I Penguji II

Dr. Ir. Agus Budiono, M.T Nizar Septian, M.Si


NIP . 19620220199003 l 002 NUP. 9920 113248

Pembimbing I Pembimbing 11

Elvan Yuniarti, M.Si Dewi Lestari, M.Si


NIP. 19791227200801201 5 000 NIP.

Mengetahui

Ketua Program Studi Fisika

Dr. Tati Zera, M.Si


NIP. 1969060820050 l 2 002

v
ABSTRAK

Angka pencurian kendaraan di Kota Bekasi masih terbilang tinggi. Hanya


sekitar 22.7% kasus pencurian berhasil dituntaskan. Sulitnya melacak kendaraan
dikarenakan terlalu banyaknya kendaraan di Kota Bekasi. Penelitian ini bertujuan
untuk merancang dan membangun sistem pelacak kendaraan menggunakan GPS,
GSM, Relay, dan Arduino Nano. Pengujian dengan mengukur lamanya waktu
perangkat GPS dalam mengunci sinyal satelit dan mengukur lamanya waktu yang
dibutuhkan alat pelacak kendaraan dalam menerima serta mengirimkan pesan
singkat berupa informasi posisi kendaraan pengguna. Telah berhasilnya dirancang
sebuah alat pelacak kendaraan menggunakan GPS, GSM, dan Arduino Nano
dengan relay sebagai pendukung untuk membuat motor dalam keadaan mati dan
mengeluarkan suara sehingga dapat dengan mudah untuk mencari lokasi
kendaraan pengguna. Perangkat GPS dapat mengunci sinyal dengan tunda waktu
penguncian rata-rata sebesar 196 detik pada siang hari dan 72 detik pada malam
hari dengan ketepatan sebesar 95.33%. Pengiriman pesan singkat dari alat pelacak
menuju pengguna memiliki rata-rata nilai tunda waktu pengiriman sebesar 13.82
detik untuk beda operator dan 11.60 detik untuk sesama operator dengan nilai
ketepatan sebesar 70.73%.

Kata Kunci: Arduino Nano, Gelombang Radio, GPS, GSM, Ionosfir, Pelacak
Kendaraan, Titik Lokasi

vi
ABSTRACT

Vehicle theft rates in Bekasi City are high. Only about 22.7% cases have been
successfully solved. The main problem is hard to track vehicles because too many
vehicles in the city of Bekasi. The aims of this research is to design and build a
vehicle tracking system using GPS, GSM, Relay, and Arduino Nano. The test was
performed by measuring the time it takes for GPS device to locks the signal
satellite, receive and send a short message to vehicle’s owner. The result was
succeeded in designing and building vehicle tracking system using GPS, GSM,
and Arduino Nano with a relay as a support to make the vehicle stay in an off
condition and can trigger an alarm sound so it can easily to find the location of
the vehicle. GPS device has an average time delay of locking a signal for 196
seconds at daylight and 72 seconds at night with accuracy for amount 95.33%.
Tracker device has an average time delay for sending message to user at 13.82
seconds for different mobile’s operator and 11.60 seconds for the same mobile’s
operator with accuracy for amount 70.73%.

Keywords: Arduino Nano, GPS, GSM, Ionosphere, Radio Wave, Spot Location,
Vehicle Tracking System

vii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabakrakatuh.

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas

segala rahmat dan nikmat Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul Rancang Bangun Sistem Pelacak Kendaraan Bermotor Menggunakan

Gps Dan Gsm Berbasis Arduino Nano. Tak lupa penulis juga menyampaikan

Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah

Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam beserta keluarga dan para sahabat-

sahabtnya sampai kepada para umatnya hingga akhir zaman.

Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada

seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu

kepada:

1. Bapak Ir. Mohammad Yasin dan Ibu Drs. Siti Krisnawati sebagai kedua orang

tua penulis dan Rahmawati Ekaputri, S.Farm sebagai kakak kandung yang

senantiasa memberikan dukungan baik moral maupun fisik.

2. Ibu Elvan Yuniarti, M.Si dan Ibu Dewi Lestari, M.Si selaku Dosen

Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan pengajaran

dan bimbingan serta saran kepada penulis

3. Ibu Dr. Tati Zera, M.Si selaku ketua Program Studi Fisika dan Ibu Elvan

Yuniarti, M.Si selaku wakil ketua program Studi Fisika

4. Ibu Prof. Dr. Lily Surraya Eka Putri, M.Env.Stud., selaku Dekan Fakultas

Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

persetujuan pelaksanaan tugas akhir dan skripsi.

viii
5. Bengkel Mas Jo dan Bengkel Mas Adhi, atas ketersediaannya dalam

membantu memberikan saran dan melakukan pengujian.

6. Teman-teman seperjuangan fisika angkatan 2015, khususnya peminatan

instrumentasi atas dukungannya.

7. Teman-teman FODGP yang senantiasa menemani suka dan duka dari awal

perkuliahan.

8. Luthfiyah Khansa yang telah memberikan semangkat dan motivasi untuk

mengerjakan skripsi.

9. Semua pihak yang sudah membantu penulis dalam melakukan penyusunan

skripsi baik secara langsung maupun tidak langsung.

Jakarta, 26 November 2019


M.Fadhurrahman

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Error! Bookmark not defined.


LEMBAR PERNYATAAN Error! Bookmark not defined.
PENGESAHAN UJIAN Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK iii
ABSTRACT vii
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI x
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB I
PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Batasan Masalah 5
1.3. Rumusan Masalah 5
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 6
1.4.1. Tujuan Penelitian 6
1.4.2. Manfaat Penelitian 6
1.5. Sistematika Penulisan 6
BAB II
DASAR TEORI 8
2.1. Gelombang Elektromagnet 8
2.2. Antena dan Transmisi Sinyal 11
2.3. Deklinasi Magnetik 15
2.4. GPS ( Global Positioning System ) 17
2.5. GSM ( Global System for Mobile Communication ) 18
2.6. SMS ( Short Message Services ) 19
2.7. NMEA-0183 20
2.7.1. $GPGGA (Global Positioning System Fixed Data) 20
2.7.2. $GPGLL (Geographic Position Latitude Longitude) 21
2.7.3. $GPRMC (Recommended Minimum Specific GNSS Data) 22
2.8. SIM808 23
2.9. Arduino Nano 25

x
2.10. Fritzing 29
2.11. Relay 29
BAB 3
METODE PENELITIAN 30
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 30
3.2. Alat dan Bahan Penelitian 30
3.2.1. Perangkat Keras 31
3.2.2. Perangkat Lunak 32
3.3. Perancangan Sistem 33
3.3.1. Perancangan Perangkat Keras 33
3.3.2. Perancangan Perangkat Lunak 35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 39
4.1. Hasil Rancangan Perangkat Keras 39
4.2. Hasil Pengujian Alat 43
4.2.1. Hasil Pengujian Perangkat GPS 43
4.2.2. Hasil Pengiriman Pesan Singkat 45
4.2.3. Hasil Pengiriman Pesan Singkat Pada Jarak Tertentu 48
4.2.4. Hasil Tampilan Pesan Singkat 52
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 55
5.1. Kesimpulan 55
5.2. Saran 55
DAFTAR PUSTAKA 56

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ilustrasi Line of Sight 13


Gambar 2.2 Phase Shift Keying 14
Gambar 2.3 Ilustrasi Sinyal dan Derau 15
Gambar 2.4 Ilustrasi Deklinasi dan Inklinasi Magnet 16
Gambar 2.5 Proses pengiriman SMS 19
Gambar 2.6 Modul SIM808 23
Gambar 2.7 Skema rangkaian SIM808 25
Gambar 2.8 Pemetaan pin Arduino Nano V.3 26
Gambar 2.9 Tampilan antar muka aplikasi ArduinoIDE 27
Gambar 2.10 Tampilan antar muka aplikasi Fritzing 29
Gambar 2.11 Struktur relay sederhana 30
Gambar 3.12 Diagram alir perancangan perangkat keras 34
Gambar 3.13 Skema rangkaian Arduino, Relay, dan SIM808 34
Gambar 3.14 Diagram alir perancangan perangkat lunak 36
Gambar 4.15 Alat pelacak kendaraan menggunakan GPS dan GSM 40
Gambar 4.16 Kunci kontak yamaha mio tahun 2008 41
Gambar 4.17 Kunci kontak yang sudah dihubungkan pada relay 41
Gambar 4.18 (a) Sirkuit pemasangan pengeluar suara tambahan. (b) Sirkuit
pemasangan pengeluar suara tambahan dari akumulator meuju alat 42
Gambar 4.19 Posisi kendaraan berada di Masjid At-Taqwa Bintara Jaya 48
Gambar 4.20 Tampilan google maps untuk lokasi Masjid At-Taqwa Bintara Jaya
49
Gambar 4.21 Posisi kendaraan berada di Kopi Janji Jiwa Kalimalang 50
Gambar 4.22 Tampilan google maps untuk lokasi Kopi Janji Jiwa Kalimalang 50
Gambar 4.23 Poisi kendaraan berada di AEON JGC 51
Gambar 4.24 Tampilan google maps untuk lokasi AEON JGC 52
Gambar 4.25 Tampilan jalur dari koordinat yang diberikan alat pelacak
kendaraan 52
Gambar 4.26 Tampilan pesan singkat berupa tautan google maps 53
Gambar 4.27 Tampilan google maps 53

xii
DAFTAR TABEL

Table 2.1 Deskripsi format data GPGGA 20


Table 2.2 Deskripsi format data GPGLL 21
Table 2.3 Deskripsi format data GPRMC 22
Table 4.4 Hasil pengujian penguncian sinyal GPS 43
Table 4.5 Hasil perhitungan ketepatan tunda waktu penguncian sinyal GPS 43
Table 4.6 Hasil pengujian pengiriman pesan singkat menggunakan operator
Telkomsel 45
Table 4.7 Hasil pengujian pengiriman pesan singkat menggunakan operator XL46
Table 4.8 Hasil perhitungan ketepatan tunda waktu pengiriman pesan singkat oleh
alat pelacak kendaraan 46
Table 4.9 Hasil pengujian berlokasi di Masjid At-Taqwa Bintara Jaya 48
Table 4.10 Hasil pengujian berlokasi di Kopi Janji Jiwa Kalimalang 49
Table 4.11 Hasil pengujian berlokasi di AEON JGC 51

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Sketch Program Arduino Nano 58

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jumlah kendaraan yang ada di Indonesia terus meningkat dikarenakan

terus bertumbuhnya perekonomian negara yang menuntut masyarakat Indonesia

harus berpacu dengan waktu, sehingga tiap individu memiliki kendaraan pribadi

agar waktunya tidak habis dalam perjalanan [1]. Masalah yang timbul dari

peningkatan jumlah kendaraan ini salah satunya tentang keamanan pada sebuah

kendaraan [2]. Para pencuri kendaraan dengan mudah menghilang karena sulitnya

kepolisian untuk mencari pelaku pencurian dikarenakan terlalu banyak kendaraan

yang berada di Indonesia khususnya di kota Bekasi. Kepala Badan Pendapatan

Daerah (Bapenda) Kota Bekasi mencatat jumlah kendaraan menembus angka

1.459.993 unit pada Maret 2018 [3]. Sepanjang tahun 2018, Polres Metro Bekasi

Kota mencatat sebanyak 154 kasus tindak kejahatan berupa pencurian kendaraan

yang terjadi di wilayah Kota Bekasi. Kasus pencurian kendaraan pada tahun 2018

jumlahnya meningkat dibandingkan tahun 2017 yaitu tercatat sebesar 103 kasus

pencurian kendaraan [4]. Dari 154 kasus tersebut, 35 kasus atau 22,7% kasus

diantaranya berhasil diungkap sedangkan sisanya masih dalam penanganan pihak

kepolisian [5]. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah sistem pelacak pada kendaraan

agar memudahkan kita dalam mencari keberadaan kendaraan kita yang telah

hilang.

1
Kendaraan pribadi yang kita miliki saat ini merupakan milik Allah SWT

yang dititipkan kepada kita. Dalam firman-Nya pada surat Yunus : 66 mengatakan

bahwa :

‫أ‬
ِ ‫ت َو َمه فِي ٱۡلَ أر‬
‫ض َو َما يَتَّ ِب ُع ٱلَّ ِذيهَ يَ أذ ُعونَ ِمه‬ ٓ َ َ‫أ‬
ِ ‫َل إِ َّن ِ َّّلِلِ َمه فِي ٱل َّس َٰ َم َٰ َو‬

٦٦ َ‫ُدو ِن ٱ َّّلِلِ ُش َز َكآ َۚ َء إِن َيتَّ ِبعُونَ إِ ََّل ٱلظَّ َّه َوإِ أن هُمأ إِ ََّل َي أخ ُزصُون‬

Terjemahannya :

“Ingatlah, sesungguhnya kepunyaan Allah semua yang ada di langit dan di

bumi. Dan orang-orang yang menyeru sekutu-sekutu selain Allah, tidaklah

mengikuti (suatu keyakinan). Mereka tidak mengikuti kecuali prasangka-

prasangka belaka, dan mereka hanyalah menduga-duga”

Ayat ini mengingatkan kaum Muslimin bahwa semua yang ada di langit

dan di bumi serta seluruh benda penyusunannya berada di bawah kekuasaan Allah

termasuk pula kendaraan pribadi yang kita miliki. Maka dari itu sangatlah penting

untuk menjaga apa yang telah dititipkan oleh Allah SWT kepada kita. Dengan

demikian, dibutuhkan sebuah sistem keamanan yang baik untuk menjaga

kendaraan pribadi kita dari pencurian.

Dengan kemajuan teknologi saat ini, kemampuan melacak suatu posisi

sudah sangat mudah dengan menggunakan teknologi GPS ( Global Positioning

System ). Teknologi GPS akan memberikan informasi posisi lokasi keberadaan

suatu kendaraan. Sayangnya, kendaraan yang diproduksi di Indonesia masih

terdapat beberapa kendaraan yang belum terpasang teknologi GPS. Maka dengan

adanya permasalahan tersebut pada tugas akhir ini akan dibuat sebuah sistem

2
pelacak kendaraan menggunakan mikrokontroler. Mikrokontroler adalah otak

untuk mengatur kerja sebuah alat. Dalam mikrokontroler terdapat sebuah prosesor

yang dapat diprogram agar alat bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan.

Mikrokontroler yang telah diprogram digunakan sebagai pengolah informasi yang

telah diberikan oleh GPS [6] dan kemudian mengkomunikasikannya dengan

perangkat lain. Karena teknologi GPS ini hanya berfungsi sebagai penunjuk lokasi

dan tidak memiliki fitur komunikasi ke perangkat lain [7].

Informasi lokasi dari GPS yang telah diolah oleh mikroposesor nantinya

perlu diinformasikan kepada pemilik kendaraan. Pengiriman informasi dapat

berupa pesan singkat ataupun pesan elektronik. Dalam penelitian kali ini

informasi yang dikirim akan menggunakan pesan singkat. Pemilihan pesan

singkat karena teknologi ini sudah banyak digunakan masyarakat dan dapat

menjangkau banyak daerah. Berbeda dengan menggunakan pesan elektronik yang

membutuhkan koneksi internet yang dimana koneksi internet ini belum

mencangkup pelosok Indonesia.

Pada penelitian yang berjudul “Alat Pelacak Lokasi Berbasis GPS Via

Komunikasi Seluler” melakukan penelitian yang bertujuan membangun sistem

yang dapat digunakan untuk melacak posisi suatu kendaraan. Alat yang digunakan

pada penelitian tersebut adalah mikrokontroler ATMega8535 yang diprogram

menggunakan software CodeVisionAVR dengan bahasa C, GPS EG-T10 yang

dihubungkan secara serial dengan mikrokontroler ATMega8535, dan modem

yang dipakai di sisi server maupun sisi mobile adalah modem GSM. Hasil dari

penelitian tersebut adalah terdapat tundaan penerimaan SMS pada pihak pelacak

dan didapat tundaan penerimaan yang bervariasi. Timer sudah dapat berjalan

3
dengan baik dan berhasil menyediakan jeda sesuai perintah. Berdasarkan

pengujian, terdapat selisih antara posisi yang ditunjuk GPS dengan posisi

sebenarnya yaitu sebesar 14,85 meter. Serta selama proses pelacakan atau tracking

didapatkan sejumlah titik-titik posisi menurut jeda yang diminta yang membentuk

suatu rute perjalanan [8].

Penelitian terdahulu yang berjudul “Pengembangan Sistem Pelacakan

Kendaraan Menggunakan Modul GSM dan GPS Berbasis Mikrokontroler

ATmega328” memiliki tujuan mengembangkan suatu sistem pelacakan posisi

kendaraan dengan menggunakan modul GPS sebagai akuisisi data posisi, modul

GSM/GPRS sebagai komunikasi data, dan mikrokontroller ATmega328 sebagai

media lalu lintas data yang menjembatani kedua modul, yang kemudian akan

ditampilkan secara realtime pada sebuah antarmuka web. Alat yang digunakan

pada peneltitian tersebut adalah mikrokontroler, modul GPS/GSM/GPRS, dan

power supply. Hasil dari penelitian tersebut adalah sistem pelacakan kendaraan

menggunakan modul GSM dan GPS berbasis mikrokontroler ATmega328 yang

dibuat dapat digunakan untuk memantau kendaraan dan diimplementasikan ke

web dan Google Maps sebagai antarmuka pengguna. Module GPS menerima data

koordinat dalam format degree minute minute. Faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja modul, yaitu faktor cuaca, adanya penghalang pada antena, dan jenis

antena yang digunakan [9].

Berdasarkan permasalahan terhadap keamanan kendaraan tersebut, perlu

dibuatnya sebuah sistem keamanan yang berguna untuk mengamankan kendaraan.

Teknologi GPS yang dipadukan dengan mikrokontroler dan penambahan alarm

pada kendaraan yang dapat dijalankan menggunakan pesan singkat diharapkan

4
dapat membantu mengatasi permasalahan terhadap pencurian kendaraan di

Indonesia.

1.2. Batasan Masalah

Penelitian yang dilakukan ini memiliki batasan sebagai berikut, yaitu :

1. Alat ini menggunakan mikrokontroler Arduino Nano.

2. Alat ini hanya bekerja pada motor bermesin karburator.

3. Alat pelacak hanya menunjukkan titik lokasi kendaraan, tidak memberikan

informasi jalur yang dilalui kendaraan.

4. Informasi lokasi kendaraan yang dikirimkan melalui pesan singkat

menggunakan layanan SMS ( Short Message Service ).

5. Pengujian alat berupa simulasi yang dilakukan di luar ruangan.

6. Alat ini menggunakan SIM808 yang didalamnya terdapat modul GPS dan

GSM.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat rumusan masalah yang ada,

yaitu:

1. Bagaimana membuat sistem untuk mengetahui lokasi kendaraan pribadi

menggunakan teknologi GPS yang kemudian informasi titik lokasi

kendaraan tersebut akan dikirimkan menggunakan pesan singkat kepada

pemilik kendaraan?

2. Bagaimana pemilik kendaraan juga bisa membuat kendaraan tidak

berfungsi agar lebih mudah melakukan pelacakan terhadap kendaraan?

5
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu:

1. Merancang dan membangun prototype sistem pengaman kendaraan.

2. Menganalisis pengaruh siang dan malam pada prototype.

3. Menganalisis pengaruh jarak terhadap kinerja prototype.

1.4.2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu melacak keberadaan

kendaraan. Dan juga sebagai informasi untuk mengembangkan sistem keamanan

pada kendaraan dimasa yang akan datang.

1.5. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran ringkasan pada skripsi ini, peneliti

menyajikan dalam bentuk sistematika penulisan skripsi. Sistem yang digunakan

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN, berisi latar belakang, pembatasan masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan.

BAB II DASAR TEORI, berisi bab-bab yang mengandung dasar teori

yang disesuaikan dengan penelitian yang dilakukan, dasar teori ini nantinya akan

menjadi acuan saat penelitian berjalan.

6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN, menjelaskan mengenai waktu

dan tempat penelitian, alat dan bahan yang digunakan, tahapan penyusunan,

perancangan dan metode analisis.

BAB IV HASIL PENELITIAN, menyajikan hasil penelitian berupa hasil

rancangan hardware maupun software, hasil uji coba, hasil rancangan serta

pembahasan mengenai hasil rancangan tersebut.

BAB V PENUTUP, berisi tentang kesimpulan penelitian yang telah

dilakukan dan saran-saran yang diberikan oleh peneliti untuk peneliti selanjutnya.

7
BAB II

DASAR TEORI

2.1. Gelombang Elektromagnet

Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat

walau tidak ada medium. Energi elektromagnetik merambat dalam gelombang

dengan beberapa karakter yang bisa diukur, yaitu: panjang gelombang, frekuensi,

amplituda, kecepatan. Energi elektromagnetik dipancarkan, atau dilepaskan, oleh

semua masa di alam semesta pada level yang berbeda-beda atau bisa disebut

dengan radiasi gelombang elektromagnetik. Energi radiasi diserap dan

dipancarkan oleh molekul-molekul secara diskrit yang disebut dengan foton.

Semakin tinggi level energi dalam suatu sumber energi, semakin rendah panjang

gelombang dari energi yang dihasilkan, dan semakin tinggi frekuensinya [10].

Relasi ini dapat dituliskan secara matematis sebagagai berikut :

(1.1)

dengan,

(1.2)

maka,

(1.3)

8
E = Energi foton (J)

f = Frekuensi (Hz)

h = Konstanta Planck (

c = Kecepatan cahaya (

λ = Panjangan gelombang (m)

Susunan bentuk gelombang elektromagnetik berdasarkan Panjang

gelombang dan frekuensinya disebut dengan spektrum elektromagnetik. Gambar

2.1 merupakan spektrum-spektrum elektromagnetik.

Gambar 2.1 Spektrum elektromagnetik


Sumber gambar : Pustekkom Kemendikbud

Teori mengenai gelombang elektromagnetik pertama kali ditemukan oleh

James Clerk Maxwell (1831-1879), dengan mengkaji aturan dasar kelistrikan

dan kemagnetan, Maxwell mengemukakan suatu hipotesis sebagai berikut

“Karena perubahan medan magnetik dapat menimbulkan medan listrik maka

sebaliknya perubahan medan listrik akan dapat menimbulkan medan magnetik’’.

9
Terdapat banyak jenis spektrum gelombang elektromagnetik, salah satunya adalah

gelombang radio [11]

2.1.1. Gelombang Radio

Table 2.1 Frekuensi radio

Frekuensi Panjang Nama band Singkatan


gelombang

3 – 30 Hz 104 – 105 km Extremely low frequency ELF

30 – 300 Hz 103 – 104 km Super low frequency SLF

300 – 3000 Hz 100 – 103 km Ultra low frequency ULF

3 – 30 kHz 10 – 100 km Very low frequency VLF

30 – 300 kHz 1 – 10 km Low frequency LF

300 kHz – 3 MHz 100 m – 1 km Medium frequency MF

3 – 30 MHz 10 – 100 m High frequency HF

30 – 300 MHz 1 – 10 m Very high frequency VHF

300 MHz – 3 GHz 10 cm – 1 m Ultra high frequency UHF

3 – 30 GHz 1 – 10 cm Super high frequency SHF

30 – 300 GHz 1 mm – 1 cm Extremely high frequency EHF

300 GHz - 3000 GHz 0.1 mm - 1 mm Tremendously high frequency THF

10
Gelombang radio adalah radiasi gelombang elektromagnetik yang

merambat melalui atmosfer dan atau ruang hampa. Untuk menyampaikan

informasi melalui gelombang radio dibutuhkan dibutuhkan gelombang

elektromagnetik yang telah dimodulasi. Gelombang radio merambat pada

frekuensi 100 kHz sampai 100 GHz [12]. Jenis frekuensi radio dapat dilihat pada

tabel 2.1.

Gelombang radio memiliki sifat pantulan, pembiasan, difraksi, gain,

power loss, dan penyerapan. High Frequency merupakan gelombang radio pada

frekuensi 3 – 30 MHz untuk komunikasi jarak jauh. Propagasi gelombang High

Frequency tidak dapat menembus ionosfer tetapi dapat dipantulkan oleh ionosfer.

Sinyal radio High Frequency merambat melalui 3 medium, yaitu pada gelombang

permukaan bumi (ground wave), gelombang langsung (line of sight), dan

gelombang langit (skywave) [13].

2.2. Antena dan Transmisi Sinyal

Dalam sejarah komunikasi, perkembangan teknik informasi tanpa

menggunakan kabel ditetapkan dengan nama Antena. Dalam pengertian sederhana

kata latin ini berarti juga penyentuh atau peraba sehingga jika dihubungkan

dengan teknik komunikasi berarti bahwa antena mempunyai tugas menelusuri

jejak gelombang elektromagnetik, hal ini jika antena berfungsi sebagai penerima.

Antena dapat didefinisikan sebagai konduktor elektrik atau suatu sistem

konduktor elektrik yang digunakan baik untk meradiasikan energi

elektromagnetik atau untuk mengumpulkan energi elektromagnetik [14]. Untuk

11
transmisi suatu sinyal, energi listrik frekuensi radio dari pemancar diubah menjadi

energi elektromagnetik oleh antena dan diradiasikan ke lingkungan sekeliling.

Untuk penerimaan sinyal, energi elektromagnetik yang manjalari antena diubah

menjadi energi elektik frekuensi radio dan dimasukan ke penerima. Gelombang

elektromagnetik dalam perambatannya menuju antena penerima dapat melalui

berbagai macam lintasan. Jenis lintasan yang diambil tergantung dari frekuensi

sinyal, kondisi atmosfir dan waktu transmisi. Ada 3 jenis lintasan dasar yang

dapat dilalui, yakni melalui permukaan tanah (gelombang tanah), melalui pantulan

dari lapisan ionosfir di langit (gelombang langit), dan perambatan langsung dari

antena pemancar ke antenna penerima tanpa ada pemantulan (gelombang

langsung). Untuk perambatan langsung dari pemancar ke antena penerima sinyal

yang dipancarkan oleh antenna pemancar langsung diterima oleh antenna

penerima tanpa mengalami pantulan, disebut Line Of Sight LOS). Karena

perambatannya harus secara langsung, maka di lokasi- lokasi yang antenna

penerimanya terhalang, tidak akan menerima sinyal (blocked spot). Jarak

transmisi yang dapat dijangkau pada propagasi LOS relative pendek dan dibatasi

oleh tinggi antenna pemancar dan penerimanya, direpresentasikan melalui rumus

berikut:

( √ √ )

Dimana,

d : Jarak antenna pemancar dan penerima (m)

: Tinggi antenna pemancar (m)

: Tinggi antenna penerima (m)

12
Gambar 2.2 Ilustrasi Line of Sight

Komunikasi LOS paling banyak digunakan pada transmisi sinyal radio di

atas 30 MHz yakni pada daerah Very High Frequency, Ultra High Frequency, dan

microwave. Pemancar Frequency Modulation dan Televisi, menggunakan

propagasi ini. Untuk mengatasi jarak jangkau yang pendek, digunakan repeater,

yang terdiri dari receiver dengan sensitivitas tinggi, transmitter dengan daya

tinggi, dan antenna yang diletakkan di lokasi yang tinggi [14].

Transmisi adalah proses pemindahan informasi antara dua titik dr suatu

sistem atau jaringan. Untuk mengirimkan sinyal dapat dilakukan dengan dua

metode, yaitu melewati media fisik seperti kabel dan melewati media hampa

seperti udara. Keuntungan mengirimkan sinyal melalu media hampa yaitu

memiliki jarak pengiriman yang jauh. Untuk mengirimkan sinyal melalui media

hampa dibutuhkan tambahan sinyal pembawa sehingga sinyal asli yang berisi

informasi dapat sampai kepada penerima, teknik ini biasa disebut dengan

modulasi. Modulasi terdiri dari dua jenis, yaitu modulasi analog dan modulasi

digital. Modulasi analog merupakan teknik memodulasi atau merubah sinyal

analog yang berupa gelombang kontinyu. Modulasi digital mirip dengan modulasi

13
analog hanya saja bentuk sinyal yang dimodulasi atau dirubah sudah dalam

bentuk sinyal diskrit. Untuk modulasi digital, terdapat tiga jenis dasar modulasi

yaitu Amplitude Shift Keying, Frequency Shift Keying, dan Phase Shift Keying.

Pada Phase Shift Keying sinyal gelombang pembawa sinusoidal dengan amplitudo

dan frekuensi yang dapat digunakan untuk menyatakan sinyal biner “1” dan “0”,

tetapi untuk sinyal “0” fasa gelombang pembawa tersebut digeser 180°. Ilustrasi

Phase Shift Keying dapat dilihat pada Gambar 2.3.

S (t)

t
Gambar 2.3 Phase Shift Keying
Sinyal yang ditransmisikan dari satu titik ke titik lain dapat

diklasifikasikan mempunyai dua bagian, yaitu bagian yang memuat informasi dan

bagian yang tidak dikehendaki yang biasa disebut dengan derau (noise). Derau

memiliki sifat merusak sinyal informasi, sehingga sinyal informasi yang diterima

pada sisi penerima tidak sama dengan sinyal aslinya. Gambar 2.4 merupakan

ilustrasi bagaimana noise mempengaruhi sinyal asli yang berisikan informasi.

14
Information

Signal

Noise

Signal & Noise

Gambar 2.4 Ilustrasi Sinyal dan Derau


Untuk mengukur derau, dapat digunakan metode pengukuran SNR

(Signal-to-Noise Ratio). Dengan SNR dapat dilakukan evaluasi dan antisipasi

pengaruh derau dari luar. SNR biasanya diukur pada ujung penerimaan dari

sistem telekomunikasi sebelum proses deteksi sinyal. Secara matematis, SNR

dinyatakan dalam satuan desibel (dB) dengan menggunakan rumusan [14]:

(1.4)

(1.5)

2.3. Deklinasi Magnetik

Bumi memiliki inti yang terbuat dari cairan logam yang membuatnya

dapat bekerja menghasilkan medan magnet yang besar. Besarnya medan magnet

bumi bervarasi antara 25 hingga 65 mikrotesla. Magnet bumi memiliki dua kutub,

yaitu kutub selatan dan kutub utara. Kedua kutub magnet ini memiliki kemiringan

15
sekitar 10 derajat terhadap aksis bumi. Medan magnet yang dihasilkan bumi tentu

saja dapat melindungi bumi dari radiasi kosmik yang dapat mengionisasi partikel

yang berada di atmosfer dan membuatnya terlepas dari medan gravitasi. Selain

untuk melindungi bumi dari radiasi, magnet bumi digunakan oleh makhluk yang

ada didalamnya sebagai penunjuk arah dengan menggunakan kompas. Jarum

kompas akan selalu mengikuti kutub magnet bumi yang berada di utara dan

selatan. Namun, kompas tidak akan tepat menunjuk arah utara atau selatan.

Dikarenakan kutub magnet bumi tidak tepat berada di kutub-kutub (poros) bumi

sehingga jarum kompas akan mengalami penyimpangan. Penyimpangan ini yang

disebut dengan deklinasi [15]. Gambar 2.5 merupakan ilustrasi dari deklinasi

magentik.

Gambar 2.5 Ilustrasi Deklinasi


Sumber gambar : Breitkopf et al. (2002). Basis of: Przysposobienie obronne. ISBN
83-02-08325-9, page 433.

Deklinasi magnetik selalu berubah setiap tahunnya. Badan Meteorologi

Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memiliki mesin penghitung deklinasi magnet

yang diperbaharui setiap 5 (lima) tahun. Pengukuran deklinasi magnetik berguna

16
untuk menentukan arah yang sebenarnya. Hal ini sangat berguna dalam bidang

penerbangan dan kelautan. BMKG juga menyebutkan manfaat perhitungan nilai

deklinasi magnetik sebagai informasi guna eksplorasi pertambangan dan

perminyakan.

2.4. GPS ( Global Positioning System )

GPS ( Global Positioning System ) adalah sebuah sistem untuk

menentukan letak suatu posisi yang berbasis satelit yang mengorbit pada

permukaan bumi. Sinyal yang dikirmkan satelit menuju perangkat penerima

sinyal berupa sinyal analog yang nantinya diterjemahkan menjadi sinyal digital.

Menurut data yang diperolah dari NOAA ( National Coordination Office for

Space-Based Positioning, Navigation, and Timing ) saat ini jumlah satelit yang

masih aktif saat ini berjumlah 24 satelit. Pada awalnya teknologi GPS hanya

digunakan oleh militer Amerika, kemudian pada tahun 1980 teknologi GPS dapat

digunakan oleh warga sipil hingga saat ini [16].

Sistem GPS terdiri dari tiga bagian, yaitu satelit di angkasa, stasiun

pengendali di bumi, dan penerima sinyal satelit yang digunakan oleh pengguna.

Gambar 2.6 merupakan ilustrasi bagaimana sinyal GPS sampai kepada penerima.

Untuk menentukan suatu posisi, penerima sinyal membutuhkan minimal 3 sinyal

atau lebih dari satelit yang berbeda. Diawali dengan sebuah satelit

mentransmisikan sinyal yang berisi informasi parameter orbital dan juga waktu

akurat saat sinyal dikirm. Kemudian, perangkat penerima sinyal menangkap

sinyal transmisi dari satelit yang kemudian perangkat penerima mengurangi waktu

saat sinyal diterima dengan waktu saat sinyal di transmisikan sehingga didapat

17
secara tepat seberapa jauh perangkat penerima sinyal dengan satelit. Dengan

mengunci setiap sinyal yang ditransmisikan oleh minimal 3 satelit yang berbeda,

perangkat penerima dapat menghitung posisi tetap sebuah titik yaitu posisi lintang

dan bujur bumi [17].

Gambar 2.6 Skema sistem GPS

2.5. GSM ( Global System for Mobile Communication )

GSM adalah sebuah protokol standar untuk telepon seluler. Protokol GSM

diciptakan pada tahun 1980 di Negara Eropa. Pada tahun 2010, GSM Association

menyatakan bahwa ada lebih dari 4 milliar pengguna dan meningkat menjadi 6

milliar pada tahun 2015. Telpon seluler GSM menggunakan Subscriber Identity

Module atau biasa disingkat dengan SIM sebagai identitas pengguna. SIM ini

berbentuk sebuah kartu kecil yang dimana didalamnya terdapat lempengan kecil

yang menyimpan data pribadi, nomor telepon pengguna, informasi akun, dan

kontak. Rentang frekuensi yang digunakan oleh telepon seluler GSM bervariasi

tiap Negara. Untuk Negara Eropa, jaringan GSM beroprasi pada kisaran frekuensi

900 MHz. Amerika Serikat beroprasi pada frekuensi di kisaran 850 MHz dan

18
1.900 MHz [18]. Sedangkan untuk Negara Indonesia sendiri rentang frekuensi

yang digunakan berkisar 900 MHz dan 1800 MHz [19].

Dalam penelitian kali ini, penggunaan GSM yaitu untuk pengiriman lokasi

dari perangkat GPS kepada pengguna. Mengingat teknologi GSM sudah banyak

digunakan di berbagai Negara di dunia.

2.6. SMS ( Short Message Services )

Short Message Service (SMS) adalah salah satu fasilitas dari teknologi

GSM yang memiliki kemampuan untuk mengirim dan menerima pesan dalam

bentuk tulisan dari dan kepada perangkat genggam. Untuk panjang pesang dalam

SMS maksimal 160 karakter jika menggunakan alphabet Latin dan 70 karakter

jika menggunakan alphabet non-Latin seperti huruf Arab atau Tiongkok.

Gambar 2.7 Proses pengiriman SMS


Gambar 2.7 merupakan ilustrasi proses pengiriman pesan singkat.

Teknologi SMS akan selalu diusahakan untuk dikirimkan ke tujuan jika suatu saat

nomor tujuan tidak aktif atau di luar jangkauan, maka pesan akan disimpan di

19
SMS Center (SMSC) Server yang selanjutnya akan dikirimkan jika nomor tujuan

telah aktif kembali. Setiap penyedia layanan atau service provider memiliki satu

atau lebih SMSC. SMS Broker adalah badan usaha yang melakukan negosiasi

dengan content provider atau penyedia jaringan. Broker bertindak sebagai

perantara yang menyediakan akses dari penyedia jaringan menuju penyedia

layanan [20].

2.7. NMEA-0183

NMEA-0183 adalah standar internasional kalimat laporan perangkat

navigasi yang berisi data posisi, kecepatan dan waktu yang dikeluarkan oleh

National Marine Electronics Association. Kalimat NMEA-0183 saat ini sudah

berada pada versi 4.11 yang diluncurkan pada November 2018. Kalimat NMEA-

0183 memiliki beberapa jenis. Berikut merupakan jenis-jenis format kalimat

NMEA-0183 yang sering digunakan [21].

2.7.1. $GPGGA (Global Positioning System Fixed Data)

Merupakan format NMEA-0183 yang menyediakan data lokasi secara

tepat dan akurat dalam tiga dimensi. Berikut merupakan contoh dan penjelasan

format kalimat GPGGA.

$GPGGA,123519,4807.038,N,01131.000,E,1,08,0.9,545.4,M,,,*47

Table 2.2 Deskripsi format data GPGGA

$GPGGA Jenis kalimat NMEA

123519 Waktu dalam UTC

4807.038, N Latitude Decimal Degree Minutes Second + arah

20
mata angin

01131.000,E Longitude Decimal Degree Minutes Second + arah

mata angin

1 Kualitas ketepatan data

08 Jumlah satelit yang digunakan

0.9 Nilai Horizontal dilution of precision

545.4, M Altitude

2.7.2. $GPGLL (Geographic Position Latitude Longitude)

Format NMEA-0183 yang hanya menampilkan posisi berupa Bujur dan

Lintang. Berikut merupakan contoh format kalimat GPGLL.

$GPGLL,4916.45,N,12311.12,W,225444,A,*1D

Table 2.3 Deskripsi format data GPGLL

$GPGLL Jenis kalimat NMEA

4916.46,N Lattitude Decimal Degree Minutes + arah mata

angin

12311.12,W Longitude Decimal Degree Minutes + arah mata

angin

225444 Waktu dalam UTC

A Sifat data.

A = Aktif

V = Tidak Aktif

21
2.7.3. $GPRMC (Recommended Minimum Specific GNSS Data)

Format NMEA-0183 yang banyak digunakan pada perangkat genggam

kita karena memiliki data yang berisi poisisi, kecepatan dan waktu. Berikut

merupakan contoh format kalimat GPRMC.

$GPRMC,123519,A,4807.038,N,01131.000,E,022.4,084.4,230394,003.1,W*6A

Table 2.4 Deskripsi format data GPRMC

$GPRMC Jenis kalimat NMEA

123519 Waktu dalam UTC

A Sifat data.

A = Aktif

V = Tidak Aktif

4807.038,N Latitude Decimal Degree Minutes + arah mata

angin

01131.000,E Longitude Decimal Degree Minutes + arah mata

angin

022.4 Kecepatan dalam Knot.

1 Knot = 1.852 Km/Jam

084.4 Sudut Lintasan

230394 Tanggal, Bulan dan Tahun

22
003.1,W Deklinasi Magnetik

2.8. SIM808

Gambar 2.8 Modul SIM808


Sumber gambar : forum.arduino.cc

Modul SIM808 adalah modul GSM dan modul GPS yang digabungkan

menjadi satu. Modul SIM808 mendukung jaringan Quad-Band dan

menggabungkan teknologi GPS untuk navigasi satelit. Frekuensi GSM yang

digunakan pada SIM808 sebesar 850MHz, 900MHz, 1800MHz, dan 1900MHz.

Frekuensi pada modul SIM808 dapat digunakan di Indonesia yang memiliki

rentang frekuensi GSM sebesar 900MHz dan 1800MHz. Modul GPS pada

SIM808 memiliki sensitifitas penerimaan yang tinggi karena memiliki 66 kanal

penerima data dan mendukung teknologi A-GPS (Assisted Global Positioning

System). A-GPS merupakan penyempurnaan teknologi GPS dengan menggunakan

bantuan operator telekomunikasi yang digunakan untuk mempercepat pembacaan

23
lokasi sehingga modul SIM808 dapat digunakan didalam ruangan ketika modul

GPS tidak dapat menerima data sinyal dari satelit. Modul SIM808 bekerja pada

tegangan 3.3Volt – 4.4Volt dan memiliki fitur Power Saving yang dimana modul

SIM808 bekerja pada arus 1mA sehingga dapat menghemat konsumsi daya [22].

Untuk menggunakan SIM808 digunakan perintah yang disebut “ATcommand”.

Disebut ATcommand karena semua perintahnya diawali dengan prefix AT.

Berikut beberapa contoh ATcommand di dalam Mikrokontroler:

A. ATcommand Setting

1. AT+IPR=9600 (untuk mengatur baudrata/kecepatan transfer data)

2. AT&W (penyimpanan pengaturan)

3. AT+CPOWD (untuk mematikan power pada SIM808)

B. ATcommand untuk GPS

1. AT+CGPSPWR=1 (untuk mengaktifkan GPS)

2. AT+CGPSSTATUS? (mengetahui status GPS)

3. AT+CGPSINF=0 (mengambil data GPS dengan format: <mode>,

<altitude>, <longitude>, <UTC time>, <TTFF>, <num>, <speed>,

<course>)

4. AT+CGPSOUT=32 (membaca output GPS dengan format NMEA)

C. ATcommand untuk SMS

1. AT+CMGS=<number><CR><Message><CTRL-Z> [23].

Untuk skema rangkaian SIM808 dapat dilihat pada Gambar 2.9.

24
Gambar 2.9 Skema rangkaian SIM808
Sumber gambar : SIMcom. (2019). SIM808 Hardware Design V1.00.

2.9. Arduino Nano

Arduino adalah perangkat elektronik yang didalamnya terdapat komponen

utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan

Atmel. Arduino memiliki sarana komunikasi USB, sehingga dapat mempermudah

pengguna untuk memprogram arduino dengan menggunakan laptop yang ada

pada zaman sekarang. Arduino menggunakan bahasa program C. Tetapi bahasa

ini sudah dipermudah dalam perangkat lunak arduino sehingga pemula dapat

dengan mudah mempelajarinya. Untuk melakukan pemrograman sebuah arduino,

sudah tersedia perangkat lunak arduino yang dilengkapi dengan kumpulan library

sehingga dapat mempermudah untuk melakukan pemrograman. Saat ini sudah

banyak diproduksi modul siap pakai yang bisa langsung dipasangkan kedalam

arduino.

Saat ini sudah banyak jenis dari arduino, salah satunya adalah Arduino Nano.

Arduino nano diciptakan dengan basis mikrokontroler ATmega328 untuk Arduino

Nano versi ke 3. Arduino Nano menggunakan port USB Mini-B agar dapat

25
terhubung dengan komputer. Arduino Nano memiliki spesifikasi sebagai berikut

[24]:

1. Mikrokontroler Atmel ATmega328

2. Beroprasi pada tegangan 5V

3. Tegangan yang disarankan 7-12V

4. Batas tegangan 6-12V

5. Pin Digital I/O 22 (6 diantaranya PWM)

6. Pin Analog 8

7. Arus DC per pin I/O 40mA

8. Flash memori 32KB

9. SRAM 2KB

10. EEPROM 1KB

11. Clock Speed 16 MHz

Berikut adalah gambar pemetaan pin pada Arduino Nano :

Gambar 2.10 Pemetaan pin Arduino Nano V.3


Sumber : theengineeringprojects.com

26
Untuk memprogram processor yang ada pada Arduino Nano, diperlukan

sebuah software bernama Arduino IDE. IDE merupakan singkatan dari Integrated

Developtment Environment, atau secara Bahasa mudahnya lingkungan terintegrasi

yang digunakan untuk pengembangan. Arduino IDE merupakan aplikasi

pemrograman untuk perangkat Arduino agar Arduino dapat melakukan fungsi-

fungsi yang dapat kita inginkan. Arduino menggunakan Bahasa pemrograman

sendiri yang menyerupai Bahasa C. Aplikasi ArduinoIDE juga memiliki

kumpulan contoh program yang berada pada library sehingga pemula dapat

dengan mudah untuk melakukan pemrogramanan [25]. Berikut merupakan

tampilan dari aplikasi Arduino IDE beserta fungsi-fungsinya :

Gambar 2.11 Tampilan antar muka aplikasi ArduinoIDE

Verify

27
berfungsi untuk melakukan checking kode yang

kamu buat apakah sudah sesuai dengan kaidah

pemrograman yang ada atau belum

Upload

Berfungsi untuk melakukan kompilasi program

atau kode yang kamu buat menjadi bahasa yang

dapat dipahami oleh Arduino.

New

berfungsi untuk membuat Sketch baru

Open

Berfungsi untuk membuka sketch yang pernah

kamu buat dan membuka kembali untuk dilakukan

editing atau sekedar upload ulang ke Arduino.

Save

Berfungsi untuk menyimpan Sketch yang telah

kamu buat.

Serial Monitor

Berfungsi untuk membuka serial monitor. Serial

monitor disini merupakan jendela yang menampilkan

28
data apa saja yang dikirimkan atau dipertukarkan

antara arduino dengan sketch pada port serialnya.

Serial Monitor ini sangat berguna sekali ketika kamu

ingin membuat program atau

melakukan debugging tanpa menggunakan LCD

pada Arduino. Serial monitor ini dapat digunakan

untuk menampilkan nilai proses, nilai pembacaan,

bahkan pesan error.

2.10. Fritzing

Fritzing merupakan aplikasi berbasis open-source bekerja dengan

menggunakan sistem operasi GNU/Linux maupun Windows. Fritzing digunakan

untuk mendesain perangkat elektronik agar mempermudah pembuatan suatu alat.

Dengan antar muka yang didesain interaktif, Fritzing cocok dijadikan aplikasi

pembelajaran untuk pemula [26].

Gambar 2.12 Tampilan antar muka aplikasi Fritzing


2.11. Relay

29
Relay merupakan saklar perangkat elektronik yang dapat dikontrol secara

secara elektrik. Berbeda dengan saklar lampu pada umumnya yang masih manual.

Relay menggunakan arus listrik untuk mengalirkan sebuah listrik menuju

kumparan sehingga menimbulkan medan magnet yang akan menarik dan melepas

sebuah plat/kontak dan membuat saklar menjadi mode „ON‟ atau „OFF‟ [27].

Gambar 2.13 Struktur relay sederhana


Sumber: teknikelektronika.com

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari Juli 2019 sampai dengan September 2019,

yang bertempat di Pusat Laboratorium Terpadu Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3.2. Alat dan Bahan Penelitian

30
Dalam perancangan alat pelacak kendaraan digunakan beberapa alat dan

bahan untuk membangun perangkat keras dan perangkat lunak. Berikut

merupakan penjabaran fungsi alat dan bahan yang digunakan berdasarkan jenis

perangkatnya:

3.2.1. Perangkat Keras

Dalam analisis kebutuhan perangkat keras merupakan suatu hal yang

penting sebelum melakukan perakitan sistem suatu alat, karena setiap perangkat

keras maupun lunak sangat mempengaruhi kinerja sebuah alat. Berikut

merupakan penjelasan perangkat keras yang akan digunakan:

1. Arduino Nano

Berfungsi sebagai otak dalam sistem alat elektronik. Arduino

nantinya berfungsi untuk menjalankan perintah-perintah seperti

membaca data hasil sensor kemudian mengirimkannya.

2. SIM808

Berfungsi sebagai sensor GPS dan juga sebagai media untuk

mengirim pesan singkat SMS melalui teknologi GSM.

3. Akumulator 12V

Sebagai sumber daya pengoprasian Arduino dan SIM808.

4. Relay

Berfungsi sebagai pemutus dan penyambung aliran listrik pada sistem

sebuah kendaraan bermotor.

5. PCB (Project Circuit Board)

31
Sebagai tempat untuk menyusun rangkaian komponen elektronik.

6. Kabel Jumper

Kabel jumper digunakan untuk menyambungkan aliran listrik pada

tiap komponen elektronik.

7. Laptop

Perangkat yang digunakan untuk pengujian dan pembuatan alat.

Dengan spesifikasi menggunakan prosesor Intel I3 Generasi 6 dan

memiliki memori penyimpanan sementara sebesar 4 GB.

8. Handphone

Berfungsi sebagai penerima pesan singkat SMS yang dikirimkan dari

alat pelacak.

9. Sepeda Motor Yamaha Mio

Sepeda motor merupaka objek utama penelitian ini, pemilihan

penggunaan sepeda motor Yamaha Mio karena memiliki sistem

kelistrikan yang tidak terlalu rumit. Sepeda motor juga digunakan

sebagai objek uji coba kelayakan sistem alat pelacak.

3.2.2. Perangkat Lunak

Analisis kebutuhan merupakan awal untuk menentukan tiap elemen yang

akan digunakan untuk merancang suatu sistem pembuatan perangkat lunak.

Berikut merupakan analisis perangkat lunak yang digunakan untuk membangun

sistem:

1. ArduinoIDE

32
ArduinoIDE merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk

memasukkan perintah yang akan dimasukkan kedalam otak yang

berada pada perangkat Arduino.

2. Windows 10

Windows 10 adalah sebuah sistem operasi yang digunakan untuk

menjalankan perangkat lunak ArduinoIDE.

3. Fritzing

Aplikasi perangkat lunak yang digunakan untuk mendesain

perangkat elektronik.

3.3. Perancangan Sistem

3.3.1. Perancangan Perangkat Keras

Perancangan perangkat keras merupakan perancangan sistem dari

komponen perangkat keras yang saling berintegrasi. Pada perancangan sistem ini,

digunakan sumber tegangan dari akumulator untuk mengoprasikan perangkat

Arduino dan SIM808. GSM pada perangkat SIM808 digunakan sebagai sensor

yang menerima perintah dari perangkat genggam yang dikirimkan melalui fitur

SMS. Perangkat relay nantinya akan berfungsi sebagai keluaran dari perangkat

sensor yang relaynya sendiri akan dipasangkan pada kendaraan bermotor

33
Gambar 3.14 Diagram alir perancangan perangkat keras
Berikut merupakan skema rangkaian perancangan Arduino, Relay dan

SIM808 menggunakan aplikasi Fritzing:

Gambar 3.15 Skema rangkaian Arduino, Relay, dan SIM808


Pada perangkat SIM808, peneliti menggunakan SIM Card dari salah satu

jasa penyedia layanan perangkat seluler yaitu Telkomsel. Pemasangan antenna

GSM dan GPS terletak pada slot yang sudah disediakan oleh SIM808.

Komunikasi antara SIM808 dengan Arduino Nano menggunakan komunikasi

serial [28]. Pemasangan jalur komuniasi serial antara SIM808 dengan Arduino

dengan mengubungkan pin TX perangkat SIM808 menuju pin D2 pada Arduino

34
Nano dan menghubungkan pin RX perangkat SIM808 menuju pin D3 pada

Arduino Nano. Perangkat relay dapat dikendalikan menggunakan sinyal elektrik.

Pengendali perangkat relay pada alat pelacak ini menggunakan Arduino Nano.

Untuk mengirimkan sinyal elektrik dari Arduino Nano menuju perangkat relay

yaitu dengan menghubungkan pin D7 pada Arduino Nano menuju pin IN1 dan

menghubungkan pin D8 pada Arduino Nano menuju pin IN2 pada perangkat

relay. Perangkat relay bekerja pada tegangan 5V, sehingga dapat dengan mudah

dihubungkan pada Arduino Nano yang memiliki pin output 5V [29]. Untuk energi

listrik Arduino Nano dan SIM808, keduanya dipararelkan kemudian disatukan

menuju DC Jack Female yang kemudian dipasangkan pada akumulator.

3.3.2. Perancangan Perangkat Lunak

Perancangan lunak merupakan perancangan sistem yang berkaitan dengan

program-program yang akan dimasukkan kedalam mikrokontroler. Berikut

merupakan alur program yang nantinya akan dibangun.

35
Gambar 3.16 Diagram alir perancangan perangkat lunak
Dalam perancangan perangkat lunak, mikrokontroler dirancang untuk

menunggu interupsi berupa pesan singkat. Saat pesan singkat sudah masuk,

mikrokontroler kemudian akan membaca pesan tersebut. Ada tiga kriteria pesan

yang dapat teruskan menjadi perintah oleh mikrokontroler. Jika pesan sudah

sesuai maka mikrokontroler akan memulai mengambil data yang dibutuhkan dan

mengirimkannya menuju nomor yang telah dimasukkan ke dalam program. Untuk

menghidupkan GPS & GSM, digunakan perintah sebagai berikut:

36
sim808.print("AT+CMGF=1\r");

delay(100);

sim808.print("AT+CNMI=2,2,0,0,0\r");

delay(100);

sendData("AT+CGNSPWR=1",1000,DEBUG);

delay(50);

sendData("AT+CGNSSEQ=RMC",1000,DEBUG);

delay(150);

AT+CMGF=1 merupakan perintah untuk mengaktifkan mode GSM pada

perangkat SIM808. AT+CMNI=2,2,0,0 merupakan perintah agar pesan singkat

yang diterima dapat ditampilkan pada komunikasi serial. GPS memiliki format

data berbentuk NMEA-0183. Dimana memiliki informasi berupa tipe data

NMEA, waktu, bujur, lintang, dan sebagainya. Untuk mengambil informasi yang

dibutuhkan, perlu adanya pemisahan data-data tersebut [30] AT+CGNSPWR=1

merupakan perintah untuk mengaktifkan perangkat GNSS/GPS pada SIM808.

GNSS memiliki format NMEA-0183 dengan tipe RMC. AT+CGNSSEQ

merupakan perintah pemilah data yang sudah tersedia pada perangkat SIM808

sehingga dapat dengan mudah untuk mengambil informasi yang dibutuhkan.

Setelah mengaktifkan fitur GSM pada SIM808. Maka, fitur pengiriman

pesan pada SIM808 dapat digunakan. Berikut merupkan program yang digunakan

untuk pengiriman pesan singkat:

37
sim808.println("AT+CMGS=\"+6281380271370\"");

delay(100);

sim808.println(message);

delay(100);

sim808.println((char)26); // ASCII code of CTRL+Z

delay(100);

AT+CMGS adalah perintah untuk mengirimkan pesan singkat diikuti

dengan nomor tujuan dan pesannya. Penggunaan CTRL+Z merupakan perintah

untuk mengirimkan data pada komunikasi serial. Karena perintah

ATCOMMAND sebelum CTRL+Z masih berupa data yang belum dikirim [31].

38
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sistem pelacak kendaraan menggunakan GPS dan GSM ini bertujuan

untuk mengetahui posisi kendaraan pengguna yang dapat diatur menggunakan

pesan singkat dari perangkat genggam pengguna. Alat ini dapat memberikan

informasi letak kendaraan pengguna menggunakan kordinat bujur dan lintang

yang dikirim menggunakan pesan singkat dengan format tautan menuju alamat

google maps [34].

Pada bab hasil dan pembahasan akan dijelaskan mengenai implementasi

perangkat keras serta hasil pengujian alat yang berisikan format pesan yang

dikirimkan oleh perangkat SIM808, lamanya waktu penguncian sinyal satelit

GPS, dan lamanya waktu pengiriman pesan perangkat SIM808.

4.1. Hasil Rancangan Perangkat Keras

Implementasi perangkat keras pada penelitian ini meliputi hasil

perancangan perangkat Arduino, Relay, dan SIM808 yang kemudian dipasangkan

pada kendaraan bermotor. Berikut tampilan hasil rancangan perangkat keras alat

pelacak kendaraan menggunakan GPS dan GSM:

39
Gambar 4.17 Alat pelacak kendaraan menggunakan GPS dan GSM
Tahap selanjutnya yaitu pemasangan alat pelacak kendaraan pada

kendaraan bermotor. Penenliti menggunakan sepeda motor Yamaha Mio yang

diproduksi pada tahun 2008. Yamaha Mio menggunakan mesin berjenis

karburator dan memiliki akumulator sebesar 12 Volt [33]. Akumulator pada

sepeda motor ini sebagai pusat listrik yang nantinya akan didistribusikan menuju

bagian-bagian motor yang membutuhkan asupan listrik seperti lampu, sein,

klakson, pengapian motor, dan lain sebagainya. Kelistrikan motor dapat dipahami

dengan membedakan warna-warna kabel. Pada penelitian kali ini, peneliti

memasang alat pelacak kendaraan yang dihubungkan dengan kunci kontak sepeda

motor sehingga motor dapat dimatikan atau dihidupkan dan mengubungkan alat

pelacak dengan sirine pada kendaraan untuk menghasilkan peringatan berupa

suara [34].

Kunci kontak pada Yamaha Mio tahun 2008 memiliki kabel berwarna

coklat dan merah. Merah sebagai listrik positif dari akumulator dan warna coklat

sebagai output dari arus aki yang melewati kunci kontak.

40
Gambar 4.18 Kunci kontak yamaha mio tahun 2008
Setelah mengetahui warna kabel, peneliti kemudian memutus kabel warna

coklat pada kunci kontak motor kemudian memasangkannya pada perangkat relay

yang berada pada alat pelacak kendaraan.

`
Gambar 4.19 Kunci kontak yang sudah dihubungkan pada relay

41
Untuk pemasangan alarm, peneliti menggunakan pengeluaran suara

tambahan yang dimana langsung dihubungkan menuju relay pada alat yang

memiliki sumber tegangan yang berasal dari akumulator.

(a)

(b)
Gambar 4.20 (a) Sirkuit pemasangan pengeluar suara tambahan. (b) Sirkuit
pemasangan pengeluar suara tambahan dari akumulator meuju alat

42
4.2. Hasil Pengujian Alat

Pada tahap pengujian, terdapat dua hal yang diujikan yaitu, pengujian

fungsi GPS, dan pengujian pengiriman pesan singkat oleh perangkat SIM808.

4.2.1. Hasil Pengujian Perangkat GPS

Pengujian perangkat GPS dilakukan pada ruangan terbuka lalu diukur

waktu yang dibutuhkan perangkat GPS untuk mengunci satelit. Setiap

pengambilan data diberikan jeda waktu selama 15 menit. Pengujian penguncian

sinyal oleh perangkat GPS dilakukan pada siang hari dan pada malam hari.

Berikut merupakan hasil pengujian waktu yang dibutuhkan perangkat GPS [35]:

Table 4.5 Hasil pengujian penguncian sinyal GPS

Ulangan Waktu Penguncian Sinyal Siang Hari (s) Waktu Penguncian Sinyal Malam Hari (s)
1 208 64
2 188 56
3 193 75
4 198 79
5 196 86
Σ 983 360
Rata-Rata 196.6 72

Table 4.6 Hasil perhitungan ketepatan tunda waktu penguncian sinyal GPS

Data Ke- (n) Siang Hari (s) Malam Hari (s) Selisih (x) ̅ ̅
1 208 64 144 19.40 376.36
2 188 56 132 7.40 54.76
3 193 75 118 -6.60 43.56
4 198 79 119 -5.60 31.36
5 196 86 110 -14.60 213.16
Σ 983 360 623 0.00 719.20
Rata-Rata 196.6 72 124.6

̅
Standar Deviasi = √ √ √

43
Ralat Mutlak =
√ √

Ralat Nisbi = ̅

Nilai Ketelitian Alat =

Berdasarkan data hasil perhitungan pada Tabel 4.5 terdapat selisih nilai

waktu terbesar yaitu sebesar 144 detik sedangkan selisih terkecil sebesar 110 detik

dan nilai selisih rata-rata penguncian sinyal GPS sebesar 124 detik. Dengan

diketahuinya selisih rata-rata maka dapat diketahui standar deviasinya yaitu

sebesar 13.04 dengan nilai error pada tiap sampel sebesar 5.83 maka dapat

diketahui nilai ketelitian alat sebesar 95.33% [36].

Berdasarkan data hasil pengamatan pada Tabel 4.4 terdapat nilai rata-rata

selisih penguncian sinyal terbesar pada siang dan malam hari sebesar 124.60

detik. Perbedaan selisih yang besar ini disebabkan karena adanya faktor-faktor

yang mengakibatkan terjadinya penundaan penerimaan sinyal GPS dari satelit

pengirim sinyal. Faktor-faktor yang mempengaruhi penundaan tersebut yang

pertama adalah karena sinyal yang dikirimkan dari satelit melewati lapisan

ionosfer. Pada lapisan ionosfer, terjadi pengionisasian molekul-molekul gas yang

menghasilkan elektron bebas. Elektron bebas ini akan mempengaruhi kecepatan

sinyal GPS karena sinyal GPS merupakan sinyal elektromagnetik. Sehingga dapat

dikatakan pengujian penguncian sinyal GPS pada siang hari akan lebih lambat

daripada pengujian pada malam hari [37].

44
4.2.2. Hasil Pengiriman Pesan Singkat

Pengujian alat pelacak kendaraan dalam pengiriman pesan singkat

dilakukan di luar ruangan. Pengujian dilakukan dengan mengirimkan pesan dari

perangkat genggam menuju alat pelacak kemudian dilakukan pengukuran

terhadap waktu yang dibutuhkan alat pelacak kendaraan dalam mengirim pesan

singkat menuju pengguna yang ditandai dengan masuknya pesan pada perangkat

genggam pengguna. Pengujian pertama dilakukan dengan menggunakan penyedia

jasa layanan yang sama dengan perangkat SIM808 yaitu Telkomsel dan pengujian

kedua menggunakan penyedia layanan yang berbeda dengan perangkat SIM808

yaitu XL [38]. Berikut merupakan hasil pengujian waktu yang dibutuhkan alat

pelacak dalam mengirim pesan singkat menuju perangkat genggam:

Table 4.7 Hasil pengujian pengiriman pesan singkat menggunakan operator


Telkomsel

Telkomsel

Ulangan Waktu (s) Latittude Longitude


1 11.08 -6.240400 106.95040
2 11.70 -6.240135 106.95059
3 12.80 -6.240140 106.95051
4 12.38 -6.240162 106.95046
5 9.54 -6.240120 106.95040
6 11.16 -6.240144 106.95050
7 11.03 -6.240402 106.95010
8 12.19 -6.240115 106.95100
9 12.72 -6.240090 106.95120
10 11.42 -6.240055 106.95048
Σ 116.02
Rata-Rata 11.60

45
Table 4.8 Hasil pengujian pengiriman pesan singkat menggunakan operator XL

XL
Ulangan Waktu (s) Latittude Longitude
1 17.60 -6.240238 106.95080
2 12.50 -6.240233 106.95060
3 13.00 -6.240205 106.95070
4 13.10 -6.240168 106.95070
5 14.40 -6.240178 106.95050
6 13.30 -6.240460 106.95900
7 14.20 -6.240400 106.95120
8 13.70 -6.240440 106.95040
9 13.10 -6.240800 106.95050
10 13.30 -6.240120 106.04100
Σ 138.20
Rata-Rata 13.82

Table 4.9 Hasil perhitungan ketepatan tunda waktu pengiriman pesan singkat oleh
alat pelacak kendaraan

Data Ke- (n) Waktu XL (s) Waktu Telkomsel (s) Selisih (X) ̅ ̅
1 17.60 11.08 6.52 4.30 18.49
2 12.50 11.70 0.80 -1.42 2.02
3 13.00 12.80 0.20 -2.02 4.08
4 13.10 12.38 0.72 -1.50 2.25
5 14.40 9.54 4.86 2.64 6.97
6 13.30 11.16 2.14 -0.08 0.01
7 14.20 11.03 3.17 0.95 0.90
8 13.70 12.19 1.51 -0.71 0.50
9 13.10 12.72 0.38 -1.84 3.39
10 13.30 11.42 1.88 -0.34 0.12
Σ 138.20 116.02 22.18 -0.02 38.72
Rata-Rata 13.82 11.60 2.22

46
̅
Standar Deviasi = √ √ √

Ralat Mutlak =
√ √

Ralat Nisbi = ̅

Nilai Ketelitian Alat =

Berdasarkan data hasil perhitungan pada Tabel 4.8 terdapat selisih nilai

waktu terbesar yaitu sebesar 6.52 detik sedangkan selisih terkecil sebesar 0.20

detik dan nilai selisih rata-rata pengiriman sebesar 2.22 detik. Dengan diketahui

selisih rata-rata maka dapat diketahui standar deviasinya yaitu sebesar 2.07

dengan nilai error pada sampel sebesar 0.65. Maka dapat diketahui nilai ketelitian

alat sebesar 70.73%.

Berdasarkan data hasil pengujian pada Tabel 4.6 dan Tabel 4.7 dapat

terlihat rata-rata waktu pengiriman pesan singkat yang tertunda masing-masing

sebesar 11.60 detik dan 13.82 detik [39]. Hal ini disebabkan ketika pesan sudah

diterima oleh alat pelacak, maka selanjutnya alat pelacak akan menjalankan

program pemisahan informasi yang diberikan oleh perangkat GPS. Pada setiap

perintah pada pemrograman Arduino juga terdapat jeda antara perintah satu

dengan perintah lainnya. Jeda ini dimaksudkan agar tidak terjadinya penumpukan

perintah sehingga terjadi kesalahan program. Setelah melakukan pemisahan

informasi, alat pelacak mengambil informasi yang dibutuhkan oleh pengguna

yang kemudian dikirimkan melalui pesan singkat menuju perangkat genggam.

47
Error pada alat pelacak juga terjadi dikarenakan adanya gangguan yang dilakukan

oleh operator penyedia layanan yang mengirimkan pesan singkat sehingga

pengiriman pesan singkat yang dilakukan oleh pengguna terjadi penundaan.

4.2.3. Hasil Pengiriman Pesan Singkat Pada Jarak Tertentu

Pada pengujian untuk jarak tertentu, peneliti melakukan pengujian dengan

menempatkan posisi kendaraan pada jarak tertentu kemudian dilakukan

pengukuran terhadap tunda waktu untuk pengiriman pesan singkat yang dilakukan

oleh alat pelacak kendaraan.

Table 4.10 Hasil pengujian berlokasi di Masjid At-Taqwa Bintara Jaya

Ulangan Waktu (s) Latittude Longitude


1 10.60 -6.240018 106.95229
2 10.40 -6.240040 106.9523
3 09.90 -6.240035 106.9523
Σ 30.90
Rata-Rata 10.30

Gambar 4.21 Posisi kendaraan berada di Masjid At-Taqwa Bintara Jaya

48
Pengujian yang berlokasi di Masjid At-Taqwa Bintara Jaya, tunda waktu

rata-rata sebesar 10.30 detik dengan jarak kurang lebih 500 meter. Berikut

merupakan tampilan pada aplikasi google maps.

Gambar 4.22 Tampilan google maps untuk lokasi Masjid At-Taqwa Bintara Jaya

Table 4.11 Hasil pengujian berlokasi di Kopi Janji Jiwa Kalimalang

Ulangan Waktu (s) Latittude Longitude


1 09.90 -6.249212 106.96589
2 10.40 -6.249082 106.9659
3 10.20 -6.249013 106.9659
Σ 30.50
Rata-Rata 10.16

49
Gambar 4.23 Posisi kendaraan berada di Kopi Janji Jiwa Kalimalang
Pengujian yang berlokasi di Kopi Janji Jiwa Kalimalang, rata-rata tunda

waktu pengiriman pesan oleh alat pelacak sebesar 10.16 detik dengan jarak

kurang lebih 3 kilometer. Berikut merupakan tampilan pada aplikasi google maps.

Gambar 4.24 Tampilan google maps untuk lokasi Kopi Janji Jiwa Kalimalang
Untuk pengujian terkahir, peneliti melakukan pengujian dengan jarak yang

berbeda jauh dari sebelumnya, yaitu dengan jarak kurang lebih 13 kilometer.

50
Table 4.12 Hasil pengujian berlokasi di AEON JGC

Ulangan Waktu (s) Latittude Longitude


1 11.20 -6.173504 106.9549
2 09.40 -6.173587 106.9549
3 10.70 -6.173080 106.9549
Σ 31.30
Rata-Rata 10.43

Gambar 4.25 Poisi kendaraan berada di AEON JGC


Hasil rata-rata tunda waktu yang dilakukan oleh alat pelacak kendaraan

sebesar 10.43 detik. Berikut merupakan tampilan posisi yang diberikan pada

aplikasi google maps.

51
Gambar 4.26 Tampilan google maps untuk lokasi AEON JGC
Setelah pengujian dilakukan, peneliti dapat membuat jalur yang dilalui

menggunakan aplikasi google maps dengan memasukan titik-titik kordinat yang

diberikan oleh alat pelacak.

Gambar 4.27 Tampilan jalur dari koordinat yang diberikan alat pelacak
kendaraan

4.2.4. Hasil Tampilan Pesan Singkat

Setelah alat pelacak melakukan pengolahan data GPS, selanjutnya alat

pelacak akan mengirimkan singkat berupa tautan yang berisikan alamat menuju

google maps [40]. Berikut merupakan tampilan pesan singkat yang dikirmkan

oleh alat pelacak.

52
Gambar 4.28 Tampilan pesan singkat berupa tautan google maps
Ketika perangkat GPS belum mengunci sinyal maka tautan dalam pesan

singkat tidak memuat informasi kordinat posisi. Berikut merupakan tampilan pada

google maps ketika pesan singkat sudah terdapat informasi kordinat posisi.

Gambar 4.29 Tampilan google maps

53
Pada Gambar 4.27 kordinat yang diberikan pada alat pelacak kendaraan ditandai

dengan pin berwarna merah. Dan lokasi sebenarnya ditunjukkan dengan pin berwarna

biru. Perbandingan lokasi yang diberikan alat dengan lokasi sebenarnya berkisar pada

radius ±15 meter. Informasi kordinat lain dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan Tabel 4.7.

54
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Telah berhasil dirancang dan dibangun sebuah sistem pelacak kendaraan

menggunakan SIM808 dan Arduino Nano yang bekerja dengan cara

mengirimkan lokasi dari alat pelacak menuju perangkat genggam

pengguna melalui fitur SMS. Pengguna alat pelacak juga dapat mematikan

kendaraannya menggunakan pesan singkat dan membunyikan alarm pada

kendaraan dengan perintah yang sudah diprogram.

2. Alat pelacak kendaraan bekerja dengan baik pada malam hari karena

memiliki rata-rata tunda waktu penguncian sinyal GPS yang lebih cepat

dari pada siang hari yaitu sebesar 72 detik dengan nilai ketelitian alat

sebesar 95.33%.

3. Jarak kendaraan yang telah dipasangkan alat pelacak dengan pengguna

tidak mempengaruhi tunda waktu pengiriman, dengan nilai rata-rata tunda

waktu pengiriman sebesar 10.30 detik.

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan sehubungan dengan pelaksanaan

penelitian ini adalah membuat perangkat GPS dan GSM aktif secara otomatis

ketika pertama kali dihidupkan dengan cara memisah modul GPS dan GSM

kedalam papan sirkuit yang berbeda serta pembuatan Graphical User Interface

agar bisa dibuatnya program untuk navigasi.

55
DAFTAR PUSTAKA

[1] Herwangi, Y., Syabri, I., & Kustiwan, I. (2015). Peran dan Pola
Penggunaan Sepeda Motor Pada Masyarakat Berpendapatan Rendah di
Kawasan Perkotaan Yogyakarta. Jurnal Perencanaan Wilayah Dan
Kota, 26(3), 168.
[2] Handayani, R. (2017). Analisis Dampak Kependudukan terhadap
Tingkat Kriminalitas di Provinsi Banten. Jurnal Administrasi Publik,
8(2), 149–169.
[3] IPDS BPS Kota Bekasi. (2018). Kota Bekasi Dalam Angka. Badan
Pusat Statistik Kota Bekasi. 311.
[4] IPDS BPS Kota Bekasi. (2018). Kota Bekasi Dalam Angka. Badan
Pusat Statistik Kota Bekasi. 199.
[5] Azzam Muhammad. 2019.
https://wartakota.tribunnews.com/2019/01/01/terjadi-154-kasus-
curanmor-dilaporkan-sepanjang-tahun-2018-di-kota-bekasi, 23 Juli 2019.
[6] Ada, Lady. (2014). Adafruit Ultimate GPS. Adafruit Industries, 15–17.
[7] Haltli, B., Ewing, P., & Williams, H. (2005). Global navigation
satellite system (GNSS) and area navigation (RNAV) benefiting
general aviation. AIAA/IEEE Digital Avionics Systems Conference -
Proceedings, 2, 1–39.
[8] Wijaya, S. P., & Christiyono, Y. (2010). Alat Pelacak Lokasi Berbasis
GPS Via Komunikasi Seluler. 12(2), 82–86.
[9] Bernando, V. (2016). Pengembangan Sistem Pelacakan Kendaraan
Menggunakan Modul GSM Dan GPS Berbasis ATmega328. Jusrnal
Sistem dan Teknologi Informasi. 3(1).
[10] Muqoyyanah. (2014). Gelombang Elektromagnetik 2. Lecture Notes.
Universitas Dian Nuswantoro. 26 November 2019.
[11] Bagi, E. (2005). Gelombang elektromagnetik. 1(2), 1–2.
[12] Marzuki, M. I., & Irawan, B. (2017). Analisa Propagasi Gelombang
Continuous Wave Pada Radio Amatir di Frequency 21 MHz. Jurnal
Telekomunikasi Dan Komputer, 7(2), 213.
[13] Marzuki, M. I., & Irawan, B. (2017). Analisa Propagasi Gelombang
Continuous Wave Pada Radio Amatir di Frequency 21 MHz. Jurnal
Telekomunikasi Dan Komputer, 7(2), 213.
[14] Budi, P., Haritman, E. (2010). Modul Dasar Telekomunikasi. Jurnal
Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI. 1(1), 8–28.
[15] Jiyo. (2012). Fenomena Cuaca Antariksa. Pusat Sains Antariksa
LAPAN. 1(1). 5
[16] Bakara, J. (2011). Perkembangan Sistem Satelit Navigasi Global dan
Aplikasinya. Berita Dirgantara, 12(2), 39–40.
[17] Prasetyaningsih, D. (2012). Partisipasi Indonesia Dalam Pembahasan
Sistem Satelit Navigasi Global ( Global Navigation Satellite System )
Dalam Sidang Uncopuos. Berita Dirgantara, 13(4), 123–124.
[18] Maududy, I., & Ahyadi, Z. (2018). Perkembangan Teknologi Jaringan
Gsm Dalam Komunikasi Seluler, 10(2), 73–81.

56
[19] Besson, J. (1997). Global system for mobile communication (GSM).
Techniques, Sciences, Methodes, 1, 37–38.
[20] Brown, J., Shipman, B., & Vetter, R. (2007). SMS: The short message
service. Computer, 40(12), 106–109.
[21] Identifiers, S., & Betke, K. (2001). NMEA0183. (January 2000), 1–28.
[22] SIMcom. (2019). SIM808_Hardware Design_V1.00. 1–67.
[23] SIMCOM. (2015). SIM800 Series AT Command Manual. SIM Tech,
1, 1-378.
[24] Nano, A. (n.d.). Arduino Nano. 1-10
[25] Kosolapov, S. (n.d.). (2017). Arduino IDE. Internet, 1.
[26] Interaction Design Lab Potsdam. (2016). Fritzing: Open-source
software for documenting prototypes , learning interactive electronics
and PCB production. Culture.
[27] Sedayu, A., Yuniarti, E., & Sanjaya, E. (2018). Rancang Bangun
Home Automation Berbasis Raspberry Pi 3 Model B Dengan Interface
Aplikasi Media Sosial Telegram sebagai Sistem Kendali. I(2).
[28] Maulana, Eka. (2015). Teknik Antarmuka Komputer. Lecture Note.
Universitas Brawijaya. 23 Juli 2019
[29] Rittenberry, R. (2005). Hands-on technology. Occupational Health &
Safety (Waco, Tex.), 74(2), 24.
[30] Suryanto, A. (2012). Aplikasi Teknologi Global Positioning System (
Gps ) Dan Telepon Selular ( Gsm ) Untuk. Jurnal Sains Dan
Teknologi, 10, 1–11.
[31] Circuitos Digitales de México. (2018). SIM808 GPRS/GSM+GPS
Shield v1.0.
[32] Ma‟arif, S. (2016). SISTEM PELACAK MOBIL BERBASIS
MIKROKONTROLER DENGAN PELAPORAN MELALUI SMS.
Universitas Islam Indonesia.
[33] Yamaha Motor. (2004). AL115S Parts Catalogue. 1(1).
[34] Yuventius. (2016). Media Pembelajaran Sistem Kelistrikan Sepeda
Motor Yamaha Mio Untuk SMK Muhammadiyah Cengkringan.
Universitas Negri Yogyakarta.
[35] Wijaya, S. P., & Christiyono, Y. (2010). Alat Pelacak Lokasi Berbasis
GPS Via Komunikasi Seluler. 12(2), 82–86.
[36] Lestari, D., & Yaddarabullah, Y. (2019). Perancangan Alat Pembacaan
Meter Air PDAM Menggunakan Arduino Uno. Al-Fiziya: Journal of
Materials Science, Geophysics, Instrumentation and Theoretical
Physics, 1(2), 36–41.
[37] Ekawati, S. (2010). Pengaruh geometri satelit dan ionosfer dalam
kesalahan penentuan posisi gps. Berita Dirgantara, 11(Juni), 59–65.
[38] Budiawan, T., Santoso, I., & Zahra, A. A. (n.d.). Mobile tracking gps
(global positioning system) melalui media sms short message service).
[39] Wijaya, S. P., & Christiyono, Y. (2010). Alat Pelacak Lokasi Berbasis
GPS Via Komunikasi Seluler. 12(2), 82–86.
[40] Jurnal Sistem Dan Teknologi Informasi. (2016). Pengembangan
Sistem Pelacakan Kendaraan Menggunakan Modul GSM dan GPS
Berbasis Mikrokontroler ATMega328. 3(1). 1-6

57
Lampiran 1 Sketch Program Arduino Nano

char c = sim808.read();
response +=c;
#include <DFRobot_sim808.h> }
#include <SoftwareSerial.h> }
SoftwareSerial sim808(2, 3); if (debug) {
char phone_no[] = "+6281380271370"; Serial.print(response);
String data[5]; }
#define DEBUG true return response;
String state,timegps,latitude,longitude; }
String incomingData; void setup()
String message = ""; {
int relay_pin = 7; Serial.begin(9600);
int relay_pin2 =8; sim808.begin(9600);
void sendTabData(String command , const pinMode(relay_pin, OUTPUT);
int timeout , boolean debug){ digitalWrite(relay_pin, HIGH);
sim808.println(command); pinMode(relay_pin2, OUTPUT);
long int time = millis(); digitalWrite(relay_pin2, HIGH);
int i = 0; sim808.print("AT+CMGF=1\r");
while((time+timeout) > millis()){ delay(100);
while(sim808.available()){ // set gsm module
char c = sim808.read(); sim808.print("AT+CNMI=2,2,0,0,0\r");
if (c != ',') { delay(100);
data[i] +=c; sendData("AT+CGNSPWR=1",1000,DEBUG
delay(100); );
} else { delay(50);
i++; sendData("AT+CGNSSEQ=RMC",1000,DEB
} UG);
if (i == 5) { delay(150);
delay(100); }
goto exitL; void loop()
} {
} receive_message();
}exitL: if(incomingData.indexOf("Maling_123")>=0)
if (debug) { {
state = data[1]; digitalWrite(relay_pin, LOW);
timegps = data[2]; sendTabData("AT+CGNSINF",1000,DEBUG
latitude = data[3]; );
longitude =data[4]; if (state !=0) {
} Serial.println("Latitude :"+latitude);
} Serial.println("Longitude :"+longitude);
String sendData (String command , const int sim808.print("AT+CMGS=\"");
timeout ,boolean debug){ sim808.print(phone_no);
String response = ""; sim808.println("\"");
sim808.println(command); delay(300);
long int time = millis(); sim808.print("http://maps.google.com/maps?
int i = 0; q=loc:");
while ( (time+timeout ) > millis()){ sim808.print(latitude);
while (sim808.available()){ sim808.print(",");

58
sim808.print (longitude); message = "Motor Bisa Nyala";
delay(200); send_message(message);
sim808.println((char)26); // End AT }
command with a ^Z, ASCII code 26 if(incomingData.indexOf("Alarm_123")>=0)
delay(200); {
sim808.println(); digitalWrite(relay_pin2, LOW);
delay(20000); message = "Alarm Nyala";
sim808.flush(); send_message(message);
} else { }
Serial.println("GPS Initializing "); if(incomingData.indexOf("Alarm2_123")>=0)
} {
} digitalWrite(relay_pin2, HIGH);
if(incomingData.indexOf("Lacak_123")>=0) message = "Alarm Mati";
{ send_message(message);
sendTabData("AT+CGNSINF",1000,DEBUG }
); }
if (state !=0) { void receive_message()
Serial.println("Latitude :"+latitude); {
Serial.println("Longitude :"+longitude); if (sim808.available() > 0)
sim808.print("AT+CMGS=\""); {
sim808.print(phone_no); incomingData = sim808.readString();
sim808.println("\""); Serial.print(incomingData);
delay(300); delay(10);
sim808.print("http://maps.google.com/maps? }
q=loc:"); }
sim808.print(latitude); void send_message(String message)
sim808.print(","); {
sim808.print (longitude); sim808.println("AT+CMGF=1"); //Set the
delay(200); GSM Module in Text Mode
sim808.println((char)26); // End AT delay(100);
command with a ^Z, ASCII code 26 sim808.println("AT+CMGS=\"+62813802713
delay(200); 70\""); // Replace it with your mobile number
sim808.println(); delay(100);
delay(20000); sim808.println(message); // The SMS text
sim808.flush(); you want to send
} else { delay(100);
Serial.println("GPS Initializing "); sim808.println((char)26); // ASCII code of
} CTRL+Z
} delay(100);
if(incomingData.indexOf("Aman_123")>=0) sim808.println();
{ delay(1000);
digitalWrite(relay_pin, HIGH); }

Anda mungkin juga menyukai