Bab 2
Bab 2
Bab 2
id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Tahapan Perkembangan Kognitif pada Anak Usia 4-5 Tahun
a. Tahapan Perkembangan Kognitif Anak Usia 4-5 Tahun
Perkembangan kognitif adalah semua proses psikologis yang
berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan
lingkungannya, kognisi adalah istilah umum yang mencakup segenap
makna, penilaian, dan penalaran (Desmita, 2007). Anak harus melalui
beberapa tahapan dalam perkembangan kognitifnya. Menurut Piaget,
perilaku anak dapat dikategorikan ke dalam empat tahap perkembangan
kognitif, yaitu: sensorimotor (lahir-2 tahun), pra operasional (2-7 tahun),
operasional konkret ( 7-11 tahun), dan operasional formal (11-12 tahun).
Anak TK pada Kelompok A yang berusia empat sampai lima tahun berada
pada tahap perkembangan kognitif pra operasional.
Menurut Piaget (Suyanto, 2005), pada tahap pra operasional ini
anak mengenali beberapa simbol dan tanda termasuk bahasa dan gambar.
Penguasaan bahasa anak pada tahap ini sudah sistematis dan anak mampu
melakukan permainan simbolis, imitasi, serta mampu mengantisipasi apa
yang akan terjadi pada waktu mendatang. Ciri khas dari tahap ini
kurangnya kemampuan mengadakan konservasi pada anak, cara
berpikirnya memusat, serta mengabaikan dimensi lainnya. Di samping itu
cara berpikir pra operasional tidak dapat dibalik (irreversible) dan terarah
statis. Karakteristik lain dari pemikiran pra operasional menurut Desmita
(2007) adalah pemusatan perhatian pada satu dimensi dan
mengesampingkan semua dimensi yang lain. Karakteristik ini diistilahkan
Piaget dengan centralization (pemusatan). Pemusatan terlihat jelas pada
anak yang kekurangan konservasi (conservation), yaitu kemampuan untuk
memahami sifat-sifat atau aspek-aspek tertentu dari suatu objek atau
5
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
11
12
13
baik daripada angka yang terbuat dan ditulis menggunakan tinta. Karena
sandpaper lebih membangkitkan selera anak untuk meniru angka tersebut.
Ini merupakan langkah awal untuk mengembangkan kemampuan
mengenal lambang bilangan.
14
15
16
C. Kerangka Berpikir
Pada kondisi awal menunjukkan bahwa kemampuan mengenal
lambang bilangan pada anak kelompok A TK Qur’an Platinum Al Abidin
Gedongan, Colomadu, Karanganyar terbilang rendah. Hal ini disebabkan
karena TK Qur’an Platinum Al Abidin merupakan sekolah yang lebih
memfokuskan pada hafalan surat – surat pendek dan hadits sehingga
menjadi pemicu kurangnya minat dan fokus anak dalam menerima
pembelajaran konvensional. Selain itu kurangnya ketersediaan media dan
keterbatasan tenaga guru juga menjadi salah satu penghambat dalam
menguasai kelas untuk jalannya pembelajaran yang menyenangkan. Oleh
karena itu, peneliti ingin menggunakan media sandpaper numbers dalam
pembelajaran pengenalan lambang bilangan, yang sebelumnya belum
pernah digunakan. Tujuannya adalah agar anak antusias dengan media
yang baru ini sehingga dapat meningkatkan kemampuan anak dalam
pembelajaran pengenalan lambang bilangan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
Kurangnya
pemanfaatan media Pengenalan lambang
Kondisi bilangan anak belum
yang digunakan dan
awal optimal
kurangnya minat
anak
1. Perencanaan
SIKLUS 2. Pelaksanaan
I 3. Observasi
Guru 4. Refleksi
menggunakan
SIKLUS
Tindakan sandpaper
II 1. Perencanaan
numbers
dalam 2. Pelaksanaan
pembelajaran Siklus ke 3. Observasi
n 4. Refleksi
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori, penelitian yang relevan dan kerangka
berpikir yang telah diuraikan di atas dapat diduga bahwa “penggunaan
media sandpaper numbers dapat meningkatkan kemampuan mengenal
lambang bilangan pada anak kelompok A TK Qur’an Platinum Al Abidin
tahun ajaran 2016/2017”.