Makalah Dokumentasi Evaluasi Keperawatan
Makalah Dokumentasi Evaluasi Keperawatan
DOKUMENTASI KEPERAWATAN
“ DOKUMENTASI EVALUASI “
OLEH :
Puji syukur penulis curahkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena limpahan rahmat dan
karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Dokumentasi Evaluasi” dengan
lancar.
Dalam menyelesaikan makalah ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengajar
yang telah membimbing penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan juga masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
penulis harapkan. Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, dan
untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER.............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4
1.1. Latar
Belakang..............................................................................................4
1.2. Rumusan
Masalah.........................................................................................5
1.3. Tujuan
Penulisan...........................................................................................5
1.4. Metode
Penulisan..........................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................7
2.1. Pengertia
n Pendokumentasian Evaluasi........................................................7
2.2. Pentingnya pencatatan evaluasi keperawatan...............................................7
2.3. Tipe – tipe pernyataan evaluasi……………………………………..…........9
2.4. Jenis-jenis Pencatatan evaluasi……………………………………………..11
2.5. Charting By Exception (CBE)……………………………………………...13
2.6. Problem Intervention & Evaluation (PIE)………………………………….15
2.7. Catatan Perkembangan Pasien ( Susunan Pencatatan )…………………….17
3.1. Kesimpul
an.................................................................................................21
3.2. Saran.......
....................................................................................................21
3
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................22
4
BAB I
PENDAHULUAN
Pengakajian pasien dilakukan untuk mendapatkan data-dat penting yang diperlukan untuk
mengidentifikasi dan mendokumentasikan diagnosis keperawatan pasien yang berprioritas tinggi.
Kemudian dilakukan pembuatan dan pendokumentasian rencana perawatan. Rencana perawatan
merupakan kerangka kerja tertulis pemberian perawatan. Catatan perkembangan dan lembar alur
digunakan untuk mendokumentasikan pemberian perawatan. Evaluasi merupakan langkah akhir
dari proses keperawatan, dan berasal dari hasil yang ditetapkan dalam rencana perawatan.
Faktor social memberi penekanan baru dalam pencapaian hasil, yang meningkatkan
dilakukannya penelitian yang cermat terhadap dokumentasi evaluasi. Definisi dan evaluasi hasil
merupakan aktifitas pokok di berbagai tipe organisasi, termasuk lembaga pelayanan kesehatan.
Dahulu, hasil tidak mendapat penekanan yang kuat dalam pelayanan kesehatan, karena adanya
kesulitan yang berhubungan dengan pendefinisian dan pengukuran baik proses perawatan maupun
hasil. Organisasi pelayanan kesehatan sering bersembunyi dibalik rasionalisasi yang menyatakan
bahwa proses pemberian perawatan yang terlalu kompleks untuk diukur dan variable manusia yang
mempengaruhi hasil, seperti penyakit sebelumnya, tidak dapat dikendalikan.
Lingkungan pelayanan kesehatan yang terbaru memaksa kita untuk memeriksa lebih cermat
efektifitas pengobatan baik di tingkat individu maupun masyarakat. Semakin tinggi biaya perawatan
kesehatan, semakin meningkat pula perhatian yang diberikan pada evaluasi hasil perawatan pasien
yaitu sebagai cara untuk menetapkan kualitas perawatan kesehatan. Upaya-upaya untuk
5
menurunkan jumlah staf keperawatan juga telah meningkatkan penekanan pada penilaian
pencampuran ketenagaaan (perbandingan antara staf yang berlisensi dengan yang tidak) dan
pendidikan staf.
Alas an paling umum mengevaluasi dan mendokumentasikan pencapaian hasil adalah untuk
menentukan hasil perawatan yang spesifik dan pengobatan individu dan keluarga. Tujuan lainnya
adalah menguji dan memperbaiki efektifitas pelayanan yang diberikan oleh organisasi pelayanan
kesehatan kepada populasi pasien tertentu. Area ini diatur oleh manajemen pendayagunaan dan
program perbaikan /penjaminan mutu, yang mengijinkan suatu fasilitas untuk mengurangi lama
rawat sambil terus mempertahankan kualitas hasil. Perbandingan antara suatu hasil organisasi
dengan hasil-hasil organisasi lainnya memungkinkan didapatkannya pemahaman yang lebih baik
dan perbaikan system organisasi. Semakin cermat penelitian yang dilakukan terhadap hasil, semakin
nyata terlihat bahwa hasil-hasil tersebut dipengaruhi oleh berbagai variable kompleks.
1.3. Tujuan
1. Tujuan secara umum
6
1.4. Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini metode penulisan yang penulis terapkan adalah metode studi
keperpustakaan yaitu dengan membaca, mempelajari, dan memahami kepustakaan (buku dan
sumber lainnya) yang berhubungan dengan penyelesaian makalah ini.
7
BAB II
PEMBAHASAN
Tungpalan (1983) mengatakan bahwa “Dokumen adalah suatu catatan yang dapat
dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum“. Sedangkan pendokumentasian adalah
pekerjaan mencatat atau merekam peristiwa dan objek maupun aktifitas pemberian jasa
(pelayanan) yang dianggap berharga dan penting
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang
kesehatan klien dengan melibatkan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan
cara bersinambungan dengan melibatkan klien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan
evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang disesuaikan dengan
criteria hasil pada tahap perencanaan. (Setiadi,2012)
Evaluasi, fase pengkajian proses keperawatan, menilai keefektifan tindakan keperawatan dan
mengindikasi kemajuan klien terhadap pencapaian. Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan
seberapa efektifnya tindakan keperawatan itu untuk mencegah atau mengobati respon manusia
tehadap prosedur kesehatan.
1. Mengkomunikasikan status klien dan hasilnya berhubungan dengan semua arti umum untuk
semua perawat.
2. Memberikan semua informasi yang bermanfaat untuk memutuskan apakah mengawali,
melanjutkan, memodifikasi atau meghentikan tindakan keperawatan.
3. Memberikan bukti revisi untuk perencanaan perawatan yang berdasarkan pada cacatan
penilaian ulang atau reformulasi diagnosa keperawatan.
4. Standar dokumentasi untuk bagian III adalah terus mencatat pernyataan evaluasi perawatan
yang merefleksikan keefektifan asuhan keperawatan, respon klien untuk intervensi
perawatan, dan revisi rencan keperawatan.
8
Evaluasi adalah langkah akhir dari proses perawatan. Tugas selama tahap ini termasuk
pencatatan pernyataan evaluasi dan revisi rencana tindakan keperawatan dan intervensi jika perlu.
Lebih lanjut, pernyataan evaluasi memberikan informasi yang penting tentang pengaruh intervensi
yang direncanakan pada keadaan kesehatan klien.
Misalnya, kemampuan klien untuk mengatur perawatan dirinya sendiri atau mengikuti
intervensi yang diberikan pada awal proses evaluasi.
Penghentian dapat ditentukan dan mengikuti pelayanan medis yang direncanakan melalui
pernyataan evaluasi. Pernyataan – pernyataan ini memberikan tiga hasil yang mungkin :
1. Diagnosa keperawatan dan medis adalah benar, dan intervensinya dapat menyelesaikan
masalah secara efektif.
2. Diagnosa keperawatan dan medis adalah benar. Namun, waktu kegiatan kearah pencapain
hasil perlu ditambah.
Penilaian tindakan keperawatan memutuskan apakah:
a. Intervensi sesuai dan untuk lebih efektifnya diperlukan waktu lebih lama.
b. Intervensi sesuai, tetapi intesitas intervensi harus ditingkatkan atau dikurangi.
c. Intervensi memerlukan modifikasi.
d. Tipe intervensi yang berbeda diperlukan.
e. Hal – hal lain seperti status kesehatan klien mengubah dan mempengaruhi hasil, klien
belum puas dengan intervensi perencanaan perawatan.
3. Diagnosa keperawatan atau medis tidak benar dan mengakibatkan intervensi yang dipilih
tidak membantuklien terhadap pencapaian hasil yang diharapkan. Penilaian kembali dirasa
perlu untuk menentukan diagnosa dan memodifikasi intervensi.
Suatu pernyataan evaluasi terdiri dari dua komponen, (1) pencatatan data mengenai status klien
saat itu, (2) pernyataan kesimpulan mengindikasikan penilaian perawat sehubungan dengan
pengaruh intervensi terhadap status kesehatan klien. Didalam pernyataan evaluasi, langkah –
langkah proses keperawatan lainnya tampak tidak berhubungan. Jika pernyataan ini tidak dicatat,
9
maka hasil klinis yang diindentifikasikan dan ditujukan dalam pengkajian, diagnosa, perencanaan
serta implementasinya tidak akan diketahui.
Tipe pernyataan evaluasi formatif atau sumatif diketahui. Kedua peryataan tersebut dapat dibuat
pada point yang alamiah dalam pemberian asuhan keperawatan terhadap klien. Contohnya adalah
perawatan klien sehari – hari, masuk rumah sakit, transfer dan pulang.
Pernyataan formatif merefleksikan observasi perawat dan analisi terhadap klien terhadap respon
langsung pada intervensi keperawatan. Contohnya berjalan selama 15 menit di ruang masuk. Tidak
ada kelemahan atau sesak nafas yang diobservasi pada klien. Evaluasi formatif merefleksikan
observasi perawat dan kesan tehadap apa yang sedang terjadi pada klien pada saat itu.
Pernyataan sumatif merefleksikan rekapitulasi dan sinopsi observasi dan analisis mengenai status
kesehatan klien terhadap waktu. Pernyataan – pernyataan ini menguraikan kemajuan terhadap pencapaian
kondisi yang dijelaskan dalam hasil yang diharapkan. Perawat menggunakan data pengkajian yang
didokumentasikan. Tanpa informasi ini, evaluasi sumatif tidaklah mungkin, karena tidak ada standart lain
yang dapat dibandingkan dengan kemajuan klien. Untuk menulis pernyataan sumatif, perawat perlu
menunjuk pada catatan data seperlunya dan harus menguji/memeriksa pengaruh perawatan kumulatif
(lihat tabel di bawah ini)
10
tempat injeksi, menggunakan tehnik aseptik dan meghitung dosis insulin yang
benar.
C. Kombinasi sumatif dan formatif:
Transpor dari ruang emergency ke CCU dengan O2 pertable. Tetesan lidocain
IV pada 4mg/jam untuk mengkontrol PVCs. Mencurigai adanya atrial fibrilasi
setelah pemberian EKG. Morfin sulfate 3mg diberikan IVVx 2-mengurangi
sakit p MSO4,O2 per nasal cannula @6 LPM. HR 80-120 dengan occ. PVC
(kurang dari 6/menit). Resep 20-24, T 100.20F, BP180/92.
D. Tinjauan periodic sumatif
Tidak ada perubahan penting sejak peninjauan akhir. Bingung di malam hari,
memerlukan bantuan semua ADL (aktifitas sehari-hari). Keluarga tetap
mendukung dan sering mengunjungi. Masalah utama adalah inkontinensia uri
berhubungan dengan terjadinya infeksi kandung kemih ulang. Antibiotik dua
kali dalam 3bulan terakhir. Infeksi urinary sudah ada. Klien menolak cairan oral
bahkan dengan bantuan. Metamucil diberikan q.d (setiap hari) Hasil sulit,
terbentuk stool q (setiap) 3-4 hari. Tujuan: memfungsikan ADL dan
meningkatkan fungsi bowel dan bladder.
Pada waktu tertentu selama waktu asuhan keperawatan, perawat perlu menulis tipe khusus
dari evaluasi sumatif. Perawat perlu menujuk pada persyaratan agen kebijakan dan prosedur untuk
dokumentasi sumatif. Persyaratan-persyaratan ini bervariasi diantara agen-agen tersebut, acreditor
dan penijau. Secara internasional dua dari persyaratan-persyaratan ini, joint commision on
accreditation of health care agencies (JCAHO) dan medicare (perencanaan asuransi negara federal),
memerlukan ringkasan evaluasi untuk klien yang:
Pada waktu ini, pernyataan evaluatif yang dikomunikasikan secara tepat meyakinkan perawatan
yang terkoordinasi.
11
2.4. JENIS-JENIS PENCATATAN EVALUASI
12
masalah psikologis, atau masalah sosial. Masalah yang ada mungkin banyak sehingga
perlu diatur menurut prioritas masalah dengan memberi nomor, tanggal pencatatan, serta
menyebutkan masalahnya. Daftar memberikan keuntungan bagi perawat sebagai
perencana keperawatan.
c. Rencana. Rencana disesuaikan dengan tiap masalah yang ada. Dengan demikian
perawat dapat merencanakan sesuai kebutuhan pasen.
d. Catatan Perkembangan Pasen. Adalah semua catatan yang berhubungan dengan
keadaan pasen selama dalam perawatan. Pada umumnya catatan ini terdiri dari beberapa
macam bentuk, antara lain :
“Flowsheet” memungkinkan perawat unttik mencatat basil observasi atau pengukuran yang
dilakukan secara berulang yang tidak perlu ditulis secara naratif, termasuk data klinik klien
tentang tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu), berat badan, jumlah masukan
dan keluaran cairan dalam 24 jam dan pemberian obat. Flowsheet yang biasanya dipakai adalah
catatan klinik, catatan keseimbangan cairan dalam 24 jam, catatan pengobatan an catatan harian
tentang asuhan keperawatan.
Flowsheet merupakan cara tercepat dan paling efisien untuk mencatat informasi. Selain itu
tenaga kesehatan akan dengan mudah mengetahui keadaan klien hanya dengan melihat grafik
yang terdapat pada flowsheet. Oleh karena itu flowsheet lebih sering digunakan di unit Gawat
darurat, terutama data fisiologis.
Pada catatan ini terutama dipersiapkan ketika klien akan dipulangkan atau dipindahkan pada
tempat perawatan lainnya guna perawatan lanjutan. Klien dan keluarga harus mendapatkan
informasi dan sumber yang diperlukan sebelum dipulangkan. Penulisan dokumentasi
pemulangan meliputi masalah kesehatan yang masih aktif, pengobatan terakhir, penanganan
yang masih harus diteruskan, kebiasaan makan dan istirahat, kemampuan untuk asuhan mandiri,
jaringan dukungan, pola/gaya hidup dan agama. Pencatatan pemulangan klien ditujukan untuk
tenaga kesehatan yang akan meneruskan homecare, dan juga informasi pada klien.
13
Informasi untuk tenaga kesehatan mencakup:
a. Menggunakan bahasa yang singkat jelas dan mudah dipahami oleh klien.
c. Mengidentifikasi tindakan pencegahan yang perlu diikuti ketika melakukan asuhan mandiri.
d. Memeriksa tanda dan gejala komplikasi yang perlu dilaporkan kepada dokter.
e. Memberikan daftar nama dan nomor telepon tenaga kesehatan yang dapat dihubungi klien.
Charting by exception adalah sistem dokumentasi yang hanya mencatat secara naratif
dari hasil atau penemuan yang menyimpan dari keadaan normal atau standar. Keuntungan CBE
yaitu mengurangi penggunaan waktu untuk mencatat sehingga banyak waktu yang digunakan
untuk asuhan langsung pada klien.
14
1) Flowsheet yang berupa kesimpulan penemuan yang penting dan menjabarkan indikator
pengkajian dan penemuan termasuk instruksi dokter/perawat, grafik, catatan pendidikan dan
pencatatan pemulangan klien.
Contoh:
Standar terkait dengan keberhasilan; misalnya pola kebersihan meliputi: “Perawat harus
memastikan bahwa sprai klien telah diganti tiga hari sekali atau jika diperlukan”.
Kemudain diberi tanda (V) pada kotak standar rutin yang terdapat dalam catatan grafik.
Keuntungan
• Data normal atau respon yang diharapkan tidak mengganggu informasi lain
• Menghemat waktu karena catatan rutin dan observasi tidak perlu dituliskan
15
Kerugian
• Dokumentasi proses keperawatan tidak selalu berhubungan dengan adanya suatu kejadian
(1) Data dasar dicatat untuk setiap klien dan disimpan sebagai catatan yang permanen
(2) Daftar diagnosa keperawatan disusun dan ditulis pada waktu masuk rumah sakit dan
menyediakan daftar isi untuk semua diagnosa keperawatan
(3) Ringkasan pulang ditulis untuk setiap diagnosa keperawatan pada saat klien pulang
(4) SOAPIER digunakan sebagi catatan respon klien terhadap intervensi melalui tempat tingal
klien
PIE adalah suatu singkatan dan (Identifikasi Problem, Inteivenstion dan Evaluation). Sistem
pencatatan adalah suatu pendekatan orientasi-proses pada dokumentasi dengan penekanan pada
proses keperawatan dan diagnosa keperawatan.
Penggunaan
16
Format PIE tepat digunakan untuk sistem pemberian asuhan keperawatan Primer. Pada
keadaan klien yang akut, perawat primer dapat melaksanakan dan mencatat pengkajian waktu klien
masuk dan pengkajian sistem tubuh dan diberi tanda PIE setiap hari. Setelah itu Perawat Associate
(PA) akan melaksanakan tindakan sesuai yang telah direncanakan. Karena PIE didasakan pada
proses keperawatan, akan membantu menfasilitasi perbedaan antara pembelajaran dikelas dan
keadaan nyata pada tatanan praktik pendokumentasian yang sesungguhnya.
Karakteristk PIE
(1) Proses dokumentasi PIE dimulai pengkajian waktu klien masuk diiuti pelaksanaan pengkajian
sistem tuhuh setiap pergantian jaga (8 jam).
(2) Data masalah hanya dipergunakan untuk asuhan keperawatan klien jangka waktu yang lama
dengan masalah yang kronis
(4) Catatan perkembangan digunakan untuk pencatatan nomor intervensi keperawatan yang
spesifik berhubungan dengan masalah yang spesifik
(5) Intervensi langsung terhadap penyelesaian masalah ditandai dengan “I” (Intervensi) dan nomor
masalah klien yang relevan dicatat
(6) Keadaan klien sebagai pengaruh dan intervensi diidentifikasi dengan tanda “E” (evaluasi) dan
nomor masalah
(7) Setiap masalah yang diidentifikasi dievaluasi minimal setiap 8 jam (setiap pergantian jaga)
Keuntungan
17
• Memungkinkan pemberian asuhan keperawatan yang kontinyu karena secara jelas
mengidentifikasi masalah klien dan intervensi keperawatan
• Perkembangan klien mulai dari klien masuk sampai pulang dapat dengan mudah
digambarkan
Kerugian
• Pembatasan rencana tindakan yang tidak aplikatif untuk beberapa situasi keperawatan
09.30 IP # 2
Dst.
Ada beberapa bentuk format dokumentasi yang dapat digunakan perawat untuk
mengidentifikasi dan mengatasi masalah pasen antara lain, :
18
1. S O A P
Format SOAP umumnya digunakan untuk pengkajian awal pasen.
S : Subjective Pernyataan atau keluhan dari pasen
O : Objective Data yang diobservasi oleh perawat atau keluarga.
A : Analisys Kesimpulan dari objektif dan subjektif
P : Planning Rencana tindakan yang akan dilakuakan berdasarkan analisis
Contoh S O A P :
TGL. WAKTU MASALAH S.O.A.P
30/6/01 Jam 14.00 Integritas kulit S : pasien mengeluh rasa nyeri sekitar
luka ketika dipalpasi
penyembuhan
2. S O A P I E R
Format SOAPIER lebih tepat digunakan apabila rencana pasien ada yang akan dirubah dan
proses evaluasi mulai dilakukan.
CONTOH S O A P I E R
3. D . A . R.
Format dokumentasi D. A. R membantu perawat untuk mengatur pemikirannya dan
memberikan struktur yang dapat meningkatkan pemecahan masalah yang kreatif. Komunikasi
yang terstruktur akan mempermudah konsistensi penyelesaian masalah di antara tim kesehatan.
D : Data. Data objektif dan subjektif yang mendukung masalah
A : Action. Tindakan yang segera harus dilakukan untuk mengatasi
masalah
R : Respons. Respons pasen terhadap tindakan perawat sekaligus melihat
tindakan yang telah dilakukan berhasil/tidak
CONTOH D . A . R
20
TGL. MASALAH
WAKTU D.A.R
R : Pasen masih
kesakitan
D : Suhu 39,5 0C
Peningkatan Suhu
21
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Evaluasi status pasien merupakan bagian terpenting dalam proses keperawatan. Hasil yang
ditetapkan secara jelas akan mengarahkan bagaimana dan kapan evaluasi pencapaian hasil yang
diharapkan harus dilakukan, dan menjadi kerangka kerja untuk pendokumentasian.
Saat ini banyak digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja staf keperawatan dan
dasar perbandingan dengan lembaga pelayanan kesehatan lainnya. Lingkup pendokumentasian
penyuluhan pasien sudah disebarluaskan dengan mendokumentasikan pasien, keluarga atau
keduanya sudah memahami penyuluhan yang diberikan.
3.2. Saran
Setelah membaca makalah ini,diharapkan ada kritik dan saran yang dapat membangun
sehingga kami dapat menyempurnakan makalah kami.
22
DAFTAR PUSTAKA
Potter, A.P. & Perry,G.A.(1995). Fundamental of nursing. Mosby Company. St. Louis.
23