Anda di halaman 1dari 1

Imunofluoresens

Penyakit vesikobulosa yang disebabkan oleh autoimun merupakan penyakit yang


jarang ditemukan di masyarakat, yang penegakkan diagnosisnya masih sulit dilakukan. Saat
ini, terus dilakukan pengembangan dalam metode diagnosis penyakit vesikobulosa,
penegakkan diagnosis yang cepat dan akurat sangat diperlukan untuk menentukan
tatalaksana dan prognosis pasien. Beberapa metode penegakkan diagnosis yang ada saat ini
adalah berdasarkan klinis, histopatologi, atau menggunakan imunofluorosensi. Pemeriksaan
imunofluorosensi dilakukan apabila terdapat keterlibatan sistem imun dalam mekanisme
terjadinya penyakit vesikobulosa tersebut.
Immunofluorosensi (IF) merupakan sebuah metode histokimia untuk mendeteksi
antibodi yang menempel pada antigen di jaringan atau cairan tubuh. Antibodi akan diwarnai
dengan fluorokrom, sehingga saat berikatan dengan antigen jaringan dan membentuk
kompleks imun, antibodi tersebut akan berpendar dibawah mikroskop UV. Fluorescein
isothiocyanate/ FITC (hijau apel) dan tetramethylrhodamine isothiocyanate/ TRITC (merah)
merupakan contoh fluorokrom yang sering dipakai. Spesimen yang digunakan dalam
pemeriksaan immunofluorescence berasal dari biopsi kulit (penyakit bulosa, LE, vaskulitis,
serta liken planus) dan serum (SLE). Beberapa media transpor (selama perjalanan menuju
laboratorium) untuk sampel yang dapat digunakan adalah phosphate-buffered saline (PBS),
Michel’s medium (medium yang mengandung ammonium sulfat, N-ethylmaleimide, buffer
potassium sitrat, magnesium sulfat, dan air destilasi), cairan garam fisiologis juga dapat
digunakan untuk transpor yang kurang dari 24 jam. Terdapat dua tipe immunofluorescence,
yaitu tipe langsung/ direct immunofluorescence dan tidak langsung/ indirect
immunofluorescence.

Anda mungkin juga menyukai