Anda di halaman 1dari 22

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL

Nama Klien :……………….. Diagnosa Medis :………………..


No. RM : Ruangan :………………..

Tgl No. Dx. Perencanaan


Dx Keperawatan
Tujuan Kreteria Evaluasi Intervensi
Isolasi sosial TUM:
Klien dapat
berinteraksi dengan
orang lain.

TUK:
1. Klien dapat 1. Setelah….x interaksi, klien menunjukkan 1.1. Bina hubungan saling percaya dengan:
membina tanda-tanda percaya terhadap perawat:  Beri salam setiap interaksi
hubungan saling  Wajah cerah, tersenyum  Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan
percaya.  Mau berkenalan interaksi berkenalan
 Ada kontak mata  Tanyakan nama dan nama panggilan kesukaan klien
 Bersedia menceritakan perasaannya  Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali
 Bersedia mengungkapkan masalahnya berinteraksi
 Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
 Buat kontrak yang jelas

2. Klien mampu 2. Setelah…..x interaksi, klien dapat 2.1. Tanyakan pada klien tentang:
menyebutkan menyebutkan minimal satu penyebab  Orang yang tinggal serumah/teman sekamar klien
penyebab menarik menarik diri dari:  Orang yang paling dekat dengan klien dirumah/di ruang
diri  Diri sendiri perawatan
 Orang lain  Orang yang tidak dekat dengan klien di rumah/di ruang
 Lingkungan perawatan
 Apa yang membuat klien tidak dekat
dengan orang tersebut
2.2. Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri atau tidak
mau bergaul dengan orang lain
2.3. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
perasaanya.
3. Klien mampu 3. Setelah …..x interaksi, klien dapat 3.1 Tanyakan pada klien tentang:
meyebutkan meyebutkan:  Manfaat hubungan sosial
keuntungan - Keuntungan berhubungan sosial (orang  Kerugian menarik diri
berhubungan lain) 3.2 Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan
dengan sosial  Banyak teman sosial dan kerugian menarik diri
(orang lain) dan  Tidak kesepian 3.3 Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
kerugian menarik  Saling menolong perasaanya
diri - Kerugian menarik diri, misalnya:
 Sendiri
 Kesepian
 Tidak bisa diskusi

4. Klien dapat 4. Setelah …..x interaksi, klien dapat 4.1 Observasi perilaku klien saat berhubungan sosial (orang
melaksanakan melaksanakan berhubungan sosial (orang lain)
hubungan sosial lain) secara bertahap: 4.2 Beri motivasi dan bantu klien untuk
secara bertahap.  Perawat berkenalan/berkomunikasi dengan;
 Perawat lain  Perawat lain
 Klien lain  Klien lain
 kelompok  Kelompok
4.3 Libatkan klien dalam terapi aktivitas kelompok sosialisasi
4.4 Diskusikan jadual harian yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan klien bersoasialisasi
4.5 Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai jadual
yang telah dibuat
4.6 Beri pujian terhadap kemampuan klien memperluas
pergaulannya melalui aktifitas yang dilaksanakan

5. Klien dapat 5. Setelah ….x interaksi, klien dapat 5.1 Diskusikan dengan klien tentang perasaannya setelah
menjelaskan menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial (orang lain) dengan:
perasaannya berhubungan sosial dengan:  Orang lain
setelah  Orang lain  Kelompok
berhubungan  Kelompok 5.2 Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
sosial (orang lain) perasaannya

6. Klien mendapat 6.1 Setelah …..x pertemuan keluarga dapat 6.1.1 Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai
dukungan menjelaskan tentang: dukungan untuk mengatasi perilaku menarik diri
keluarga dalam  Pengertian menarik diri 6.1.2 Diskusikan potensi keluarga untuk membatu klien
memperluas  Tanda dan gejala menarik diri mengatasi perilaku menarik diri
hubungan sosial  Penyebab menarik diri 6.1.3 Jelaskan pada keluarga tentang:
(orang lain)  Cara merawat klien dengan menarik diri  Pengertian menarik diri
 Tanda dan gejala menarik diri
 Penyebab menarik diri
 Cara merawat klien dengan menarik diri
6.2 Setelah…..x pertemuan keluarga dapat 6.2.1 Latih keluarga cara merawat klien menarik diri
mempraktikan cara merawat klien menarik 6.2.2 Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang
diri. dilatih
6.2.3 Beri motivasi keluarga agar membatu klien untuk
bersosialisasi
6.2.4 Beri pujian kepada keluarga atas keterlibatannya merawat
klien di rumah sakit

7. Kien dapat 7.1 Setelah ….x interaksi klien menyebutkan: 7.1 Diskusikan degan klien tentang manfaat dan kerugian tidak
memanfaatkan  Manfaat obat minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek
obat dengan baik  Kerugiian tidak minum obat samping penggunaan obat
 Nama, warna, dosis, efek terapi dan efek
samping obat
7.2 Setelah…..x interakasi, klien dapat 7.2.1 Pantau klien saat penggunaan obat
mendemonstrasikan penggunaan obat 7.2.2 Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar
dengan benar
7.3 Setelah…..x interaksi, klien menyebutkan 7.3.1 Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi
akibat berhenti minum obat tabpa dengan dokter.
konsultasi dokter 7.3.2 Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat
jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN PERUBAHAN PROSES PIKIR : WAHAM............

Nama Klien :……………….. Diagnosa Medis :………………..


No. RM : Ruangan :………………..

Tgl No. Dx. Perencanaan


Dx Keperawatan
Tujuan Kreteria Evaluasi Intervensi
Perubahan TUM:
proses pikir: Klien dapat
Waham…. mengontrol
wahamnya
1. Setelah…..x interaksi klien 1. Bina hubungan saling percaya dengan klien
TUK  Mau menerima kehadiran perawat  Beri salam
1. Klien dapat disampingnya  Perkenalkan diri, tanyakan nama serta nama panggilan
membina  Mengatakan mau menerima kehadiran yang disukai.
hubungan saling perawat  Jelaskan tujuan interaksi.
percaya dengan  Tidak menunjukkan menunjukkan tanda-  Yakinkan klien dalam keadaan aman dan perawat siap
perawat tanda curiga menolong dan siap mendampinginya
 Mengijinkan duduk disamping  Yakinkan bahwa kerahasian klien akan tetap terjaga
 Tunjukkan sikap terbuka dan jujur
 Perhatikan kebutuhan dasar dan beri bantuan untuk
memenuhinya

2. Klien dapat 2. Setelah….x interaksi klien dapat 2. Bantu klien untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya.
mengidentikasi menceritakan ide-ide dan perasaan yang  Diskusikan dengan klien pengalaman yang dialami selama
perasaan yang muncul secara berulang dalam pikirannya ini termasuk hubungan dengan orang yang berarti,
muncul secara lingkungan kerja, sekolah, dsb.
berulang dalam  Dengarkan pernyataan klien dengan empati tampa
pikiran mendukung atau menentang pernyataan wahamnya.
 Katakan perawat dapat memahami akan yang diceritakan
klien

3. klien dapat 3. Setelah….x interaksi klien: 3. Bantu klien untuk mengidentifikasi kebutuhan yang tidak
mengidentifikasi  Dapat menyebutkan kejadian-kejadian terpenuhi serta kejadian yang menjadi faktor pencetus
stressor/pencetus sesuai dengan urutan waktu serta wahamnya.
wahamnya harapan/kebutuhan dasar yang tidak  Diskusikan dengan klien tentang kejadian-kejadian
terpenuhi seperti: harga diri, rasa aman traumatik yang menimbulkan rasa takut, ansietas maupun
dsb perasaan tidak dihargai.
 Dapat menyebutkan hubungan antara  Diskusikan kebutuhan atau harapan yang belum terpenuhi.
kejadian traumatis/kebutuhan tidak  Diskusikan dengan klien cara-cara mengatasi kebutuhan
terpenuhi dengan wahamnya yang tidak terpenuhi dan kejadian yang traumatis
 Diskusikan dengan klien apakah ada halusinasi yang
meningkatkan pikiran atau perasaan yang terkait
wahamnya
 Diskusikan dengan klien antara kejadian-kejadian tersebut
dengan wahamnya

4. Klien dapat 4. Setelah …..x interaksi, lien dapat 4. Bantu klien mengidentifikasi keyakinannya yang salah
mengidentifikasi menyebutkan perbedaan pengalaman tentang situasi yang nyata (bila klien sudah siap)
wahamnya nyata dengan pengalaman wahamnya  Diskusikan dengan klien pengalaman wahamnya tampa
berargumentasi
 Katakan kepada klien akan keraguan perawat terhadap
pernyataan klien
 Diskusikan degan klien respon perasaan terhadap
wahamnya
 Diskusikan frekuensi, intensitas dan durasi terjadinya
waham.
 Bantu klien membedakan situasi nyata dengan situasi yang
dipersepsikan salah oleh klien

5. Klien dapat 5. Setelah.,..x interaksi, klien dapat 5.1 Diskusikan dengan klien pengalaman-pengalaman yang
mengidentifikasi menjelaskan gangguan fungsi hidup tidak menguntungkan sebagai akibat dari wahamnya
dari waham sehari-hari yang diakibatkan ide- seperti:
ide/pikirannya yang tidak sesuai dengan  Hambatan dalam berinteraksi dengan keluarga
kenyataannya seperti:  Hambatan dalan berinteraksi degan orang lain
 Hubungan dengan keluarga  Hambatan dalam melakukan, aktifititas sehari-
 Hubungan dengan orang lain hari.
 Aktifitas sehari-hari  Perubahan dalam prestasi kerja/sekolah
 Pekerjaan 5.2 Ajak klien melihat bahwa waham tersebut adalah masalah
 Sekolah yang membutuhkan bantuan dari orang lain
 Prestasi dsb 5.3 Diskusikan dengan klien tentang orang/tempat ia minta
bantuan apabila wahamnya timbul atau sulit dikendalikan

6. Klien dapat 6. Setelah….x interaksi klien dapat melakukan 6.1 Diskusikan hobi/aktifitas yang disukainya
melakukan teknik aktifitas yang konstruktif sesuai dengan 6.2 Anjurkan klien memilih dan melakukan aktifitas yang
distraksi sebagi minatnya yang dapat mengalihkan fokus membutuhkan perhatian dan ketrampilan fisik
cara klien dari wahamnya 6.3 Ikut sertakan klien dalam aktifitas fisik yang membutuhkan
menghentikan perhatian sebagai pengisi waktu luang
pikiran yang 6.4 Libatkan klien dalam TAK orientasi realita
terpusat pada 6.5 Bicarakan dengan klien topik-topik yang nyata
wahamnya 6.6 Anjurkan klein untuk bertanggungjawab secara personal
dalam mempertahankan atau meningkatkan kesehatan dan
pemulihannya.
6.7 Beri penghargaan bagi setiap upaya klien yang posistif

7. Klien 7.1 Setelah….x interaksi, keluarga dapat 7.1.1 Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai
mendapat menjelaskan tentang: pendukung untuk mengatasi waham
dukungan  Pengertian waham 7.1.2 Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien
keluarga  Tanda dan gejala waham mengatasi waham
 Penyebab waham 7.1.3 Jelaskan pada keluarga tentang:
 Cara merawat klien waham Pengertian waham
Tanda dan gejala waham
Penyebab dan akibat waham
Cara merawat klien dengan waham
7.2 Setelah….x interaksi keluarga dapat 7.2.1 Latih keluarga cara merawat keluarga
mempraktikan cara merawat klien dengan 7.2.2 Tanyakan perasaan keluarga setelah cara yang dilatihkan
waham 7.2.3 Beri pujian pada keluarga atas keterlibatannya merawat
klien di rumah sakit
8. Klien dapat 8.1 Setelah ….interaksi, klien dapat: 8.1.1 Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian
memanfaatkan  Manfaat minum obat tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi
oabt dengan baik  Kerugian tidak munim obat. dan efek samping penggunaan obat
 Nama, warna, dosis, efek terapi dan efek
samping obat.
8.2 Setelah ……x interaksi, klien dapat 8.2.1 Pantau klien klien saat penggunaan obat
mendemonstrasikan penggunaan obat 8.2.2 Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar
dengan benar
8.3 Setelah…x interaksi klien dapat 8.3.1 Diskusikan akibat berhenti minum obat tampa konsultasi
menyebutkan akibat berhenti minum obat dengan dokter.
tampa konsultasi 8.3.2 Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat
jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Nama Klien :……………….. Diagnosa Medis :………………..


No. RM : Ruangan :………………..

Tgl No. Dx. Perencanaan


Dx Keperawatan Tujuan Kreteria Evaluasi Intervensi
Defisit TUM:
perawatan diri Klien dapat merawat
diri secara mandiri

TUK
1. Klien dapat 1. Setelah….x interaksi, klien menunjukkan 1.1. Bina hubungan saling percaya dengan:
membina tanda-tanda percaya terhadap perawat:  Beri salam setiap interaksi
hubungan saling  Wajah cerah, tersenyum  Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan
percaya dengan  Mau berkenalan interaksi berkenalan
perawat  Ada kontak mata  Tanyakan nama dan nama panggilan kesukaan klien
 Bersedia menceritakan perasaannya  Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali
 Bersedia mengungkapkan masalahnya berinteraksi
 Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
 Buat kontrak yang jelas
 Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati
 Penuhi kebutuhan dasar klien

2.Klien mengetahui 2. Dalam……x interakasi, klien menyebutkan: 2. Diskusikan dengan klien:


pentinya  Penyebab tidak merawat diri  Penyebab klien tidak merawat diri
perawatan diri  Manfaat menjaga erawatan diri  Manfaat menjaga perawatan diri untuk keadaan fisik,
 Tanda-tanda bersih dan rapi mental dan sosial
 Gangguan yang dialami jika perawatan  Tanda-tanda perawatan diri yang baik
diri tidak diperhatikan  Penyakit/ganguan kesehatan yang bisa dialami oleh klien
bila perawatan diri tidak adekuat

3. Klien 3.1 Setelah….x interaksi, klien menyebutkan 3.1.1 Diskusikan frekuensi menjaga perawatan diri selama ini
mengetahui cara- frekuensi menjaga perawatan diri  Mandi
cara melakukan  Frekuensi mandi  Gosok gigi
perawatan diri  Frekuensi gosok gigi  Keramas
 Frekuensi keramas  Ganti pakaian
 Frekuensi ganti pakaian  Berhias
 Frekuensi berhias  Gunting kuku
 Frekuensi gunting kuku
3.2 Setelah….x interaksi, klien menjelaskan 3.2.1 Diskusikan cara praktik perawatan diri yang baik & benar
cara menjaga perawatan diri:  Mandi
 Cara mandi  Gosok gigi
 Cara gosok gigi  Keramas
 Cara keramas  Ganti pakaian
 Cara berpakaian  Berhias
 Cara berhias  Gunting kuku
 Cara gunting kuku

4. KLien dapat 4. Setelah …..x interaksi, klien mempraktikan 4.1 Bantu klien saat perawatan diri:
melaksanakan perawatan diri dengan dibantu oleh  Mandi
perawatan diri perawat:  Gosok gigi
dengan bantuan  Mandi  Keramas
perawat  Gosok gigi  Ganti pakaian
 Keramas  Berhias
 Ganti pakaian  Gunting kuku
 Berhias 4.2 Beri pujian setelah klien selesai melaksanakan perawatan
 Gunting kuku diri

5. Klien dapat 5. Setelah.,..x interaksi, klien melaksanakan 5.1 Pantau klien dalam melaksanakan perawatan diri
melaksanakan praktik perawatan diri secara mandiri  Mandi
perawatan diri  Mandi 2 kali sehari  Gosok gigi
secara mandiri  Gosok gigi sehabis makan  Keramas
 Keramas 2 kali seminggu  Ganti pakaian
 Ganti pakaian 1 kali sehari  Berhias
 Berhias sehabis mandi  Gunting kuku
 Gunting kuku setelah mulai panjang 52. Beri pujian saat klien melaksanakan perawatan diri secara
mandiri

6. Klien 6.1 Setelah….x interaksi, keluarga 6.1.1 Diskusikan dengan keluarga:


mendapatkan menjelaskan cara-cara membantu klien  Penyebab klien tidak melaksanakan perawatan diri
dukungan dalam memenuhi kebutuhan perawatan  Tindakan yang telah dilakukan selama di rumah sakit
keluarga untuk dirinya dalam menjaga perawatan diri dan kemajuan yang telah
meningkatkan dialami oleh klien
perawatan diri  Dukungan yang bisa diberikan keluarga untuk
meningkatkan kemampuan klien dalam perawatan diri
6.2 Setelah…..x interaksi keluarga 6.2.1 Diskusikan dengan keluarga tentang:
menyiapkan sarana perawatan diri klien:  Sarana yang diperlukan untuk menjaga perawata diri
sabun mandi, pasta gigi, sikat gigi, klien
sampoh, handuk, pakaian bersih, sandal  Anjurkan kepada keluarga menyiapkan sarana tersebut
dan alat berhias
6.3 Keluarga mempraktikan perawatan diri 6.3.1 Diskusikan dengan keluarga hal-hal yang pelu dilakukan
pada klien keluarga dalam perawatan diri
 Anjurkan keluarga untuk mempraktikan perawatan diri
(mandi, gosok gigi, keramas, ganti pakaian, berhias, dan
gunting kuku)
 Ingatkan klien waktu mandi, gosok gigi, keramas, ganti
pakaian, berhias, dan gunting kuku
 Bantu klien jika mengalami hambatan dalam perawatann
diri
 Berikan pujian atas keberhasilan klien
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI...........

Nama Klien :................. Diagnosa Medis : ..............


No. RM :................. Ruangan : ..............

Tgl No. Dx. Perencanaan


Dx Keperawatan
Tujuan Kreteria Hasil Intervensi
Gangguan TUM:
sensori Klien dapat
persepsi: mengontrol
halusinasi...... halusinasinya

TUK:
1. Klien dapat 1.1. Setelah …x interaksi klien 1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan
membina menunjukkan tanda-tanda percaya prinsip komunikasi terapeutik :
hubungan saling kepada perawat:  Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal.
percaya  Ekspresi wajah bersahabat.  Perkenalkan nama lengkap, nama panggilan dan tujuan
 Menunjukan rasa senang. berkenalan.
 Ada kontak mata.  Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang
 Mau berjabat tangan. disukai klien
 Mau menyebutkan nama.  Buat kontrak yang jelas.
 Mau menjawab salam.  Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali
 Mau duduk berdampingan dengan interaksi.
perawat.  Tunjukkan sikap empati dan menerima apa adanya.
 Mau mengutarakan masalah yang  Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan
dihadapi. dasar klien.
 Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi
klien.
 Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan
klien.

2. Klien dapat
mengenal 2.1. Setelah.....x interaksi klien dapat 2.1.1 Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap.
halusinasinya. menyebutkan:
2.1.2 Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya
 Isi
(dengar/lihat/penghidu/peraba/kecap), jika klien sedang
 Waktu
halusinasi:
 Frekuensi
Tanyakan apakah klien mengalami sesuatu (halusinasi
 Situasi dan kondisi yang menimbulkan dengar/lihat/penghidu/peraba/ kecap).
halusinasi. Jika klien menjawab ya, tanyakan apa yang sedang
dialaminya.
Katakan bahwa perawat percaya bahwa klien mengalami
hal tersebut, namun perawat sendiri tidak
mengalaminya (dengan nada bersahabat tanpa
menuduh atau menghakimi)
Katakan bahwa ada klien lain yang mengalami hal yang
sama.
Katakan bahwa perawatan akan membantu klien.

Jika klien tidak sedang berhalusinasi, klarifikasi tentang


adanya pengalaman halusinasi, diskusikan dengan klien:
Isi, waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi,
siang, sore, malam atau sering dan kadang-kadang)
Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak
menimbulkan halusinasi.

Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi


2.2 Setelah ....x interaksi klien halusinasi dan beri kesempatan untuk menungkapkan
menyatakan perasaan dan responnya perasaannya.
saat mengalami halusinasi: Diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk mengatasi
 Marah perasaan tersebut.
 Takut Diskusikan tentang dampak yang akan dilaminya bila klien
 Sediah menikmati halusinasinya.
 Senang
 Cemas
 Jengkel

3. Klien dapat
mengontrol 3.1 Setelah....x interaksi klien menyebutkan Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan
halusinasinya. tindakan yang biasa dilakukan untuk jika terjadi halusinasi (tidur, marah, menyibukan diri dll)
mengedalikan halusinasinya. Diskusikan cara yang digunakan klien
3.2 Setelah.....x interaksi klien dapat Diskusikan cara baru untuk memutuskan/mengontrol timbulnya
menyebutkan cara baru mengontrol halusinasi:
halusinasi Katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata (”saya
tidak mau dengar/lihat/penghidu/perasa/kecap pada
saat halusinasi terjadi)
Menemui orang lain (perawat/teman/anggota keluarga)
untuk menceritakan tentang halusinasinya
Membuat dan melaksanakan jadual kegiatan sehari-hari
yang telah disusun.
Meminta keluarga/teman/perawat menyapa jika sedang
berhalusinasi.
3.3.1 Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih
3.3 Setelah.....x interaksi klien dapat memilih untuk mencobanya
dan memperagakan cara mengatasi
halusinasi
(dengar/lihat/penghidu/perba/kecap) 3.4.1 Beri kesempatan klien untuk melakukan cara yang dipilih
3.4 Setelah......x interaksi klien dapt dan dilatih
melaksanakan cara yang telah dipilih 3.4.2 Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih, jika
untuk mengendalikan halusinasinya berhasil beri pujian yang realistis
3.5.1 Anjurkan klien mengikuti terapi aktifitas kelompok,
3.5 Setelah.....x pertemuan klien mengikuti orientasi realita, stimulasi persepsi.
terapi aktifitas kelompok
4. Klien dapat
dukungan 4.1.1 Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan (waktu,
keluarga dalam 4.1 Setelah.....x pertemuan keluarga, tempat dan topik)
mengontrol keluarga menyatakan setujuh untuk
halusinasinya. mengikuti pertemuan dengan perawat 4.2.1 Diskusikan dengan keluarga (pada saat pertemuan
4.2 Setelah .....x interaksi, keluarga keluarga/kunjungan rumah)
menyebutkan pengertian, tanda dan  Pengertian halusinasi
gejala, proses terjadinya halusinasi dan  Tanda dan gejala halusinasi
tindakan untuk mengendalikan halusinasi.  Proses terjadinya halusinasi
 Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk
meutuskan halusinasi obat-obatan halusinasi
 Cara merawat anggota keluarga yang mengalami
halusinasi di rumah ( beri kegiatan, jangan biarkan
sendiri, makan bersama, bepergian bersama,
memantau obat-obatan dan cara pemberiannya untuk
mengatasi halusinasi
 Beri informasi waktu kontrol ke rumah sakit dan bagai
mana cara mecari bantuan jika halusinasi tidak dapat
5. Klien dapat diatasi di rumah.
memanfaatkan 5.1.1 Diskusikan dengan klien tentang manfaat obat dan
obat dengan baik 5.1 Setelah.....x interaksi, klien kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis,cara,
menyebutkan: efek terapi dan efek samping pengunaan obat.
- Manfaat obat
-Kerugian tidak minum obat
-Prinsip enam benar minum obat 5.2.1 Pantau klien saat penggunaan obat
5.2 Setelah.....x interaksi, klien 5.2.2 Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar
mendemontrasikan penggunaan obat
yang benar 5.3.1 Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi
5.3 Setelah....x interaksi, klien menyebutkan dengan dokter
akibat berhenti minum obat tanpa 5.3.2 Anjurkan klien untuk konsultasi kepdaa dokter/perawat
konsultasi dokter jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

Nama Klien :................. Diagnosa Medis : ..............


No. RM :................. Ruangan : ..............

Tgl No. Dx. Perencanaan


Dx Keperawatan
Tujuan Kreteria Hasil Intervensi
Harga diri TUM:
rendah Klien memiliki
konsep diri yang
positif

TUK:
1. Klien dapat Setelah ....x interaksi, klien menunjukan Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip
membina ekspresi wajah bersahabat, menunjukan komunikasi terapeutik:
hubungan saling rasa senang, ada kontak mata, mau  Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal.
percaya dengan berjabat tangan, mau menyebutkan nama,  Perkenalkan diri dengan sopan
perawat mau menjawab salam, klien mau duduk  Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang
berdampingan dengan perawat,mau disukai klien.
mengutarakan masalah yang dihadapi.  Jelaskan tujuan pertemuan
 Jujur dan menempati janji
 Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
 Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien.

2. Klien dapat 2. Setelah ....x interaksi klien menyebutkan: 2.1. Diskusikan dengan klien tentang:
mengidentifikasi  Aspek posistif yang dimiliki klien  Aspek positif yang dimiliki klien , keluarga dan lingkungan
aspek positif dan  Aspek positif keluarga  Kemampuan yang dimiliki klien
kemampuan yang  Aspek positif lingkungan 2.2. Bersama klien buat daftar tentang;
dimiliki.  Aspek positif klien, keluarga dan lingkungan
 Kemampuan yang dimiliki klien
2.3. Beri pujian yang realistik, hindarkan memberikan penilaian
negatif.

3. Klien dapat 3. Setelah....x interaksi klien menyebutkan 3.1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat
menilai kemampuan yang dapat dilaksanakan dilaksanakan
kemampuan yang 3.2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan
dimiliki untuk pelaksanaannya.
dilaksanakan

4. Klien dapat 4. Setelah....x interaksi klien membuat 4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan
merencanakan rencana kegiatan harian setiap hari sesuai dengan kemampuan klien:
kegiatan sesuai  Kegiatan mandiri
dengan  Kegiatan dengan bantuan
kemampuan yang 4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan kondisi klien
dimiliki. 4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat
dilakukan.

5. Klien dapat 5. Setelah....x interaksi klien melakukan Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang telah
melakukan kegiatan sesuai dengan jadual yang dibuat. dilaksanakan
kegiatan sesuai Pantau kegiatan yang diilaksanakan klien
dengan rencana Beri pujian atas usaha yang dilakukan klien
yang dibuat. Diskusikan kemungkinan pelaksnaan kegiatan setelah pulang

6. Klien dapat 6. Setelah....x interaksi klien memanfaatkan 6.1. Beri pendidikan kesehatan pada kleuarga tentang cara
menfaatkan sistem sistem pendukung yang ada dalam merawat klien dengan harga diri rendah.
pendukung yang keluarga. 6.2. Bantu klien memberikan dukungan selama klien dirawat.
ada. 6.3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN

Nama Klien :................. Diagnosa Medis : ..............


No. RM :................. Ruangan : ..............

Tgl No. Dx. Perencanaan


Dx Keperawatan
Tujuan Kreteria Hasil Intervensi

Perilaku TUM:
kekerasan Klien dapat
mengontrol perilaku
kekerasan

TUK:
1. Klien dapat 1. Setelah ....x interaksi, klien menunjukan Bina hubungan saling percayadengan menggunakan prinsip
membina tanda – tanda percaya kepada perawat: komunikasi terapeutik:
hubungan saling  Wajah cerah, tersenyum  Beri salam setiap interaksi
percaya dengan  Mau berkenalan  Perkenalkan nama, nama panggilan perawat, dan tujuan
perawat  Ada kontak mata perawat berinteraksi.
 Bersedia menceritakan perasaan  Tanyakan dan panggilan nama kesukaan klien
 Tunjukan sikap empati, jujur dan menempati janji setiap
kali
 Tanyakan perasan klien dan masalah yang dihadapi klien
 Buat kontrak interaksi yang jelas.
 Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan perasaan
klien.

2. Klien dapat 2. Setelah ....x interaksi klien menceritakan 2.1 Bantu klien mengungkapkan perasaan marahnya.
mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang  Motivasi klien untuk menceritakan penyebab rasa kesal
penyebab perilaku dilakukannnya: atau jengkelnya.
kekerasan yang  Menceritakan penyebab perasaab  Dengarkan tanpa menyela atau memberi penilaian setiap
dilakukannya jengkel/kesal baik dari diri sendiri
maupun lingkungannya. ungkapan perasaan klien.

3. Klien dapat 3. Setelah ....x interaksi, klien menceritakan 3.1 Bantu klien mengungkapkan tanda – tanda
mengidentifikasi tanda – tanda saat terjadi perilaku perilaku kekerasan yang dialaminya :
tanda – tanda kekerasan  Motivasi klien menceritakan kondisi fisik saat perilaku
perilaku  Tanda fisik; mata merah, tangan kekrasan terjadi.
kekerasan. mengepal,ekspresi tegang.  Motivasi klien menceritakan kondisi emosinya saat perilaku
 Tanda emosional; perasan marah, kekerasan.
jengkel,bicara kasar.  Motivasi klien menceritakan kondisi hubungan dengan orang
 Tanda sosial; bermusuhan yang dialami lain.
sat terjadi perilaku kekerasan.

4. Klien dapat 4. Setelah....x interaksi menjelaskan: 4.1 Diskusikan dengan klien perilaku kekerasan yang
mengidentifikasi Jenis – jenis ekspresi kemarahan yang dilakukannya selama ini
jenis perilaku selama ini telah  Motivasi klien menceritakan jenis – jenis tindak kekerasan
kekerasan yang Perasan saat melakukan kekerasan yang selama ini pernah dilakukannya.
pernah dilakukan Efektifitas cara yang dipakai dalam  Motivasi klien menceritakan perasaan klien setelah tindak
menyelesaikan masalah. kekerasan tersebut terjadi.
 Diskusikan apakah dengan tindak kekerasan yang
dilakukannya masalah yang dihadapi teratasi.

5. Klien dapat 5. Setelah ....x interaksi, klien menjelaskan 5.1 Diskusikanj dengan klien akibat negatif cara yang dialkukan
mengidentifikasi akibat tindak kekerasan yang pada :
akibat perilaku diilakukannya:  Diri sendiri
kekerasan  Diri sendiri; luka, dijauhi teman  Orang lain
 Orang lain; luka, tersinggung  Lingkungan
 Lingkungan; barang atau benda rusak.

6. Klien dapat 6. Setelah ....x interaksi, klien: 6.1 Diskusikan dengan klien :
mengidentifikasi  Menjelaskan cara – cara sehat  Apakah klien mampu mempelajari cara baru
cara konstruktif mengungkapkan marah mengungkapkan marah yang sehat
dalam  Jelaskan berbagai alternatif pilihan untuk mengungkapklan
mengungkapkan marah selain perilaku kekerasan yang diketahui klien
kemarahan.  Jelaskan cara – cara sehat mengungkapkan marah: secara
fisik dengan nafas dalam, pukul bantal dan kasur, olah
raga; secara verbal dengan mengungkapkan bahwa dirinya
sedang kesal; secara sosial dengan latihan asertif dengan
orang lain. Secara spiritual dengan sembahyang, air,
meditasi.
7. Klien dapat 7. Setelah ....x interaksi klien memperagakan 7.1. Diskusikan cara yang mungkin dipilih dan anjurkan klien
mendemontrasika cara mengontrol perilaku kekerasan : memilih cara yang mungkin untuk mengungkapkan perasaan
n cara mengontrol  Fisik; tarik nafas dala, memukul bantal. marah.
perilaku  Verbal; mengungkapkan persaan kesal 7.2. Latih klien memperagakan cara yang dipilih.
kekerasan.  Spiritual ; zikir, meditasi  Peragakan cara yang dipilih
 Jelaskan manfaat cara tersebut
 Beri penguatan pada klien , perbaiki cara yang masih
belum sempurna.
7.3. Anjurkan klien menggunakan cara yang sudah dilatih saat
marah.

8. Klien dapat 8. Setelah ....x interaksi, keluarga : 8.1. Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai
dukungan  Menjelaskan cara merawat klien dengan pendukung klien untuk mengatasi perilaku kekerasan
keluarga untuk perilaku kekerasan. 8.2. Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi
mengontrol  Mengungkapkan rasa puas dalam pk
perilaku merawat klien 8.3. Jelasakan pengertian, penyebab, akibat, dan cara merawat
kekerasan klien dengan perilaku kekerasan yang dapat dilaksanakan
keluarga.
8.4. Peragakan cara merawat klien.
8.5. Beri kesempatan keluarga untuk memperagakan ulang
8.6. Beri pujian kepada keluarga setelah peragaan.
8.7. Jelaskan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang telah
dilakukan

9. Klien 9.1 Setelah ....x interaksi klien menjelaskan : 9.1.1 Jelaskan manfaat menggunakan obat secara teratur dan
menggunakan  Manfaat minum obat kerugian jika tidak menggunakan obat
obat sesuai  Kerugian tidak minum obat 9.1.2 Jelaskan kepada klien tentang jenis obat,dosis, waktu ,
program yang  Nama obat cara , efek.
telah ditetapkan.  Bentuk dan warna obat
 Dosis yang diberikan 9.2.1 Anjurkan klien ;
 Waktu pemakaian Minta dan menggunakan obat tepat waktu
 Cara pemakaian Lapor ke perawat jika mengalami efek yang tidak biasa
 Efek yang dirasakan Beri pujian terhadap kedisiplinan klien menggunakan obat.
9.2 Setelah ....x pertemuan klien
menggunakan obat sesuai program
Membangun kapasitas untuk menghasilkan bukti, sintesis dan implementasi untuk
meningkatkan perawatan ibu dan bayi di Asia Tenggara: metode dan desain Proyek
SEA-ORCHID menggunakan pendekatan kerangka kerja logis

Abstrak
Latar belakang: Tingkat kematian ibu dan bayi tetap tinggi di negara berkembang meskipun ada intervensi
yang efektif. Upaya untuk memperkuat pendekatan berbasis bukti untuk meningkatkan kese hatan di rangkaian
ini sebagian terhalang oleh akses terbatas ke bukti terbaik yang tersedia, pelatihan terbatas dalam praktik
berbasis bukti dan keprihatinan tentang relevansi bukti yang ada. Asia Tenggara - Mengoptimalkan Kesehatan
Reproduksi dan Anak dalam Berkembang Negara (SEA-ORCHID) adalah proyek lima tahun yang bertujuan
untuk menentukan apakah suatu intervensi beragam aspek dirancang untuk memperkuat kapasitas untuk
sintesis penelitian, perawatan berbasis buk ti dan implementasi pengetahuan meningkatkan praktik klinis dan
mengarah pada hasil kesehatan yang lebih baik untuk ibu dan bayi. Makalah ini menjelaskan tentang
pengembangan dan desain rencana intervensi SEA-ORCHID menggunakan pendekatan kerangka kerja logis.
Metode: SEA-ORCHID menggunakan desain sebelum dan sesudah untuk mengevaluasi dampak dari intervensi
yang dirancang secara beragam di sembilan lokasi di Thailand, Malaysia, Filipina, dan Indonesia, didukung
oleh tiga pusat di Australia. Kami menggunakan a pendekatan kerangka kerja logis untuk mempersiapkan
secara sistematis dan merangkum rencana proyek dengan cara yang jelas dan logis. Itu pengembangan dan
desain proyek SEA-ORCHID didasarkan pada tig a komponen kerangka kerja logis(analisis masalah, rencana
proyek dan strategi evaluasi).
Hasil: Kerangka logis SEA-ORCHID mendefinisikan tujuan dan tujuan proyek (U ntuk meningkatkan
kesehatan ibu dan bayi di Asia Tenggara dan Untuk meningkatkan praktik klinis dalam kesehatan reproduksi di
Asia Tenggara), dan menguraikan a serangkaian tujuan dan kegiatan proyek yang dirancang untuk mencapai
ini. Kerangka logis juga menetapkan hasil dan langkah-langkah proses yang sesuai untuk setiap tingkat
rencana proyek, dan pekerjaan proyek yang dipandu di masing-masing negara dan rumah sakit yang
berpartisipasi. Kesimpulan: Pengembangan kerangka kerja logis dalam proyek SEA-ORCHID memungkinkan
pendekatan logis dan masuk akal desain proyek yang memastikan kegiatan proyek akan mencapai hasil yang
diinginkan dan rencana evaluasi akan menilai baik proses maupun hasil proyek. Kera ngka logis juga
berharga selama proyek untuk memfasilitasi komunikasi, menilai kemajuan dan membangun pemahaman
bersama tentang kegiatan proyek, maksud dan tujuan.

Latar Belakang
Perawatan kesehatan dan kehamilan yang buruk menyebabkan lebih dari setengah juta kematian
ibu dan hampir delapan juta perinatal kematian setiap tahun. Untuk setiap wanita yang meninggal,
sekitar 20 lebih banyak menderita cedera, infeksi, dan cacat [1]. Itu beban kematian dan cedera jatuh
secara tidak proporsional pada tingkat rendah dan negara-negara berpenghasilan menengah, seperti
yang ditunjukkan oleh risiko kematian ibu seumur hidup di Asia Tenggara satu dari 130 dibandingkan
dengan satu dari 7.300 di daerah maju[2]. Yang penting, banyak dari beban ini dapat dicegah jika
intervensi yang telah ditunjukkan oleh penelitian yang efektif dan layak dilaksanakan di PT skala [3].
Implementasi hasil penelitian menjadi praktik telah diidentifikasi oleh WHO sebagai yang
paling signifikan tantangan untuk perawatan kesehatan [4]. Ikhtisar pendekatan untuk Menjembatani
kesenjangan antara penelitian dan praktik telah menyoroti kurangnya penelitian utama tentang
intervensi apa yang efektif dalam meningkatkan penggunaan penelitian di bidang kesehatan peduli
dalam pengaturan berpenghasilan rendah [5]. Sebagian ini mencerminkan prioritas rendah yang
diberikan untuk penelitian layanan kesehatan dalam hal ini pengaturan [6]. Ini adalah kekhawatiran
mengingat bahwa peningkatan generasi dan penggunaan penelitian dalam perawatan kesehatan sangat
penting langkah-langkah dalam meningkatkan sistem kesehatan dan mencapai yang lebih baik
kesehatan, khususnya di lingkungan berpenghasilan rendah [7-9].
Memastikan akses ke valid secara ilmiah dan terkini informasi adalah prasyarat untuk
menggunakan penelitian dalam membimbing perawatan kesehatan, atau 'praktik berbasis bukti'.
Meskipun demikianbanyaknya informasi kesehatan yang tersedia dalam bentuk cetak dan media
elektronik (dan beberapa inisiatif internasional untuk mempromosikan akses), petugas layanan
kesehatan di rangkaian berpenghasilan rendah masih dirugikan dalam hal mengakses informasi yang
dapat dipercaya tentang perawatan yang efektif [10,11]. Hambatan organisasi, keuangan dan teknis
untuk mengakses penelitian (termasuk kurangnya komputer dan internet akses, literasi ilmiah terbatas,
kurangnya ketersediaan penelitian, format publikasi penelitian yang tidak sesuai, dll) dan kekhawatiran
tentang relevansi dengan pengaturan local diperparah oleh kurangnya keterampilan di kalangan praktisi
dan pemangku kepentingan lain untuk menilai dan menafsirkan penelitian temuan [12].
Asia Tenggara - Mengoptimalkan Reproduksi dan Kesehatan Anak di Negara Berkembang (SEA-
ORCHID) Proyek ini bertujuan untuk mengatasi beberapa masalah ini. Proyek lima tahun ini (2004-08)
didanai melalui Skema Hibah Penelitian Kolaboratif Internasional, kemitraan antara Wellcome Trust
yang berbasis di Inggris dan Dewan Penelitian Kesehatan dan Medis Nasional Australia. Skema ini
dirancang untuk mendorong kolaborasi penelitian antara negara-negara di Asia Tenggara dan Australia
dengan mendanai penelitian ke dalam masalah kesehatan utama yang mempengaruhi negara-negara
berkembang dan mengembangkan penelitian kapasitas
Tujuan SEA-ORCHID adalah untuk mengevaluasi apakah intervensi yang dirancang untuk
memperkuat kapasitas untuk menghasilkan penelitian, sintesis, dan penggunaan, ditingkatkan praktik
perinatal dan mengarah pada hasil kesehatan yang lebih baik untuk ibu dan bayi.
Protokol penelitian SEA-ORCHID melaporkan keseluruhan desain penelitian dan rencana
proyek telah dipublikasikan sebelumnya [13]. Protokol menguraikan kelompok inti yang ditargetkan
oleh intervensi dan kegiatan intervensi utama. Perencanaan dan perancangan intervensi dilakukan
dalam dua tahap: pengembangan logis seluruh proyek kerangka kerja sebelum fase intervensi; dan
operasionalisasi berbasis riset aksi spesifik lokasi kerangka kerja yang dilakukan selama fase
intervensi. Di makalah ini, kami menjelaskan metode dan hasil tahap pertama.
Metode
Proyek SEA-ORCHID adalah studi pragmatis itu menggunakan desain sebelum dan sesudah yang tidak
terkontrol untuk mengevaluasi dampak dari intervensi pendidikan yang disesuaikan dengan berbagai
segi, diimplementasikan dalam kerangka kerja penelitian tindakan (Gambar 1). Intervensi itu terdiri
dari suatu luas berbagai komponen dan strategi, berdasarkan pada prinsip-prinsip pendidikan yang baik,
dirancang untuk memenuhi kebutuhan, prioritas dan sumber daya dari masing-masing rumah sakit yang
berpartisipasi. Proyek ini disetujui oleh komite etika yang relevan untuk setiap rumah sakit yang
berpartisipasi dan oleh komite etika dari lembaga administrasi di Australia (Universitas Sydney).
Pendekatan Kerangka Logis Dalam proyek kompleks yang memiliki tujuan luas, logis pendekatan
kerangka kerja dapat membantu meringkas dan menggambarkan beberapa helai proyek dengan jelas
dan sistematis, dan mengklarifikasi tujuan inti, tujuan luas, kegiatan dan hasil yang diharapkan [14].
Ada tiga utama
komponen kerangka kerja logis: rasional proyek (analisis masalah utama dan penyebabnya); rencana
proyek (sasaran, sasaran, kegiatan, keluaran) dan evaluasi dan strategi pengukuran. Alat kerangka kerja
logis membantu mengembangkan dan menunjukkan logika proyek menjadi dua ukuran. Dimensi
vertikal pertama adalah apakah kegiatan proyek cenderung mencapai tujuan dan apakah tujuan-tujuan
ini kemungkinan akan mencapai tujuan yang lebih luas. Dimensi horizontal kedua adalah apakah
rencana evaluasi akan mengukur proyek kemajuan (proses tindakan) dan apakah kemajuan proyek pada
gilirannya akan mengatasi masalah yang diidentifikasi (ukuran hasil

Anda mungkin juga menyukai