Anda di halaman 1dari 3

KELOMPOK 3 NAMA : 1.

BEATRICIA AVE YOANNE (XI IIS1 / 09)

2. HENY SULISTIANA (XI IIS 1 / 15)

ANALISIS KEBAHASAAN YANG SALAH

nomor Kebahasaan Kutipan


1. Pemilihan kata -
2. Penggunaan ejaan
 (di sebagai awalan) Hal itu "di sebabkan" tampaknya
tidak mudah jika semua nilai itu
dibelajarkan sekaligus tanpa di
dukung oleh konteks dan strategi
yang sesuai untuk tiap mata
pelajaran.
Di sebabkan : disebabkan
Di dukung : didukung

 (di sebagai kata depan) Semakin banyak “keterkaitan”


yang dapat ditemukan peserta
didik dalam konteks yang luas, hal
itu akan semakin bermakna bagi
mereka
Keterkaitan : ke terkaitan

Selain itu, pembelajaran sastra


berbasis sastra remaja juga dapat
"diarahkan" pada upaya
pelaksanaan pendidikan dan
pengembangan karakter peserta
didik.
diarahkan : di arahkan

Artinya, suatu mata pelajaran,


 Pembentukan kata) misalnya Bahasa Indonesia,
diperbolehkan menekankan,
memfokuskan, atau
"memrioritaskan" nilai pendidikan
karakter tertentu dalam
pelaksanaan pembelajaran.
Dipihak lain, mata-mata pelajaran
yang lain, boleh memfokuskan diri
pada nilai yang sama,ada yang
sama, atau yang lain.
memrioritaskan : memprioritaskan

Dilihat dari sisi pembelajaran,


pembelajaran sastra harus secara
aktif "melibatkan" peserta didik
pada karya sastra secara langsung
melibatkan : memperlibatkan
Semua nilai yang dicantumkan
 (Penulisan kata hubung intrakalimat) memang baik", namun" ada nilai-
nilai tertentu yang lebih cocok
untuk suatu mata pelajaran
,namun : namun,
pengembangan bahan ajar sastra
remaja juga dilakukan dengan
pertimbangan ketepatan strategi
penyampaian", yaitu" strategi agar
peserta didik benar-benar masuk
kedalam karya sastra baik secara
emosional maupun intelektual
,yaitu : yaitu

 (Penggunaan Tanda koma pada kata "Namun" sebenarnya genre itu


hubung) lebih banyak ditujukan pada sastra
dewasa, sastra kanonik adiluhung
yang selama ini dikenal di
masyarakat luas.
Namun : namun,

"Maka" pembelajaran menjadi


lebih bermakna.
Maka : maka,

Di pihak lain, Lukens menekankan


 (Penulisan gabungan kata) pentingnya bacaan buku informasi
(biografi dan bacaan informasi)
sebagai bacaan sastra walau isinya
sesuatu yang nyata, faktual," non
fiksi."
Non fiksi : nonfiksi

Ketiga, penyajian bahan ajar


pembelajaran sastra remaja
ditekankan pada penyajian
bacaan, pemberian tugas, dan
latihan yang mendasarkan diri
pada prinsip pembelajaran
kontekstual dan "multiintelejen"
Multiintelejen : multi interlejen

 (Kata baku) Karya ini berisi fakta faktual, tetapi


ditulis dengan "stile" sastra dan
memang dimaksudkan sebagai
bacaan sastra.
Stile : style

Dengan begitu, selain terkait


dengan kehidupan "faktyal"
dimasyarakat, potensi pada diri
peserta didik juga dapat
dimaksimalkan.
Faktyal : factual

 (Penghematan kata) "Demikian juga halnya" dengan


komik
Demikian juga Halnya : demikian
juga

"Tampak bahwa" pada umumnya


guru lebih memilih nilai-nilai
religius, jujur, cinta tanah air,
peduli lingkungan, dan tanggung
jawab yang mesti mendapat
prioritas dalam pembelajaran
sastra remaja.
Tampak bahwa : tampak atau
bahwa

 (Pengurangan kata berpasangan) Selain itu, pembelajaran sastra


berbasis sastra remaja juga dapat
diarahkan pada upaya pelaksanaan
pendidikan dan pengembangan
karakter peserta didik.
Yang dikurangkan selain itu atau
juga

Proses pendidikan, pengenalan,


dan pemahaman terhadap sastra
akan dapat memperkaya manusia
sebagai pribadi dalam dialog terus
menerus dengan dunia manusia
dan kemanusiaan.
Yang dikurangkan akan atau dapat
Karakter tidak lain adalah tabiat
atau kebiasaan untuk melakukan
hal yang baik.
Yang dikurangkan tidak lain atau
adalah

3. Penulisan kalimat Semakin banyak keterkaitan yang


dapat ditemukan peserta didik
dalam konteks yang luas, hal itu
akan semakin bermakna bagi
mereka

Tidak sesuai karena tidak memiliki


unsur subjek,predikat,objek.
4. Penulisan paragraf -

Anda mungkin juga menyukai