Anda di halaman 1dari 6

15-3 Susunan Entalphi dan Entaphi Pembakaran

Telah kita sebut pada bab 2 yaitu molekul dari energi sistem yang berpengaruh terhadap
berbagai bentuk seperti energi sensible dan latent (diasosiasikan dengan perubahan fase),
energi kimia (diasosiasikan dengan struktur molekul), dan energi nuklir (diasosiasikan
dengan struktur atom), seperti yamg digambarkan pada gambar 15-13. Pada teks ini, kita
tidak bermaksud untuk membahas energi nuklir. Kita juga mengabaikan energi kimia sampai
sekarang sejak sistem dipertimbangkan pada bab sebelumnya disebutkan tidak ada perubahan
pada struktur kimianya, dan juga energi kimianya. Hasilnya, yamg kita perlukan adalah
berhadapan dengan energi sensible dan latent.
Selama reaksi kimia terjadi, beberapa ikatan kimia yang mengikat atom ke molekul
rusak, dan yang baru terbentuk. Energi kimia yang berkaitan dengan ikatan ini, pada
umumnya, berbeda dari reaktan dan produknya. Oleh karena itu, proses yang melibatkan
reaksi kimia melibatkan perubahan dalam energi kimia, yang mana harus dihitung untuk
sebuah energi yang seimbang (gambar 15-14). Mengasumsikan atom pada setiap reaktan
tetap utuh (tidak ada reaksi kimia) dan menghiraukan kemungkinan energi kinetik dan
potensialnya, perubahan energi pada sistem selama reaksi kimia karena perubahan keadaan
dan perubahan komposisi kimia. Yang mana,
ΔEsys = ΔEstate + ΔEchem (15-14)
Oleh karena itu, ketika produk terbentuk selama reaksi kimia keluar dari tabung reaksi pada
keaadan inlet dari reaktan, kita memiliki ΔEstate = 0 dan perubahan energi dari sistem pada
kasus ini karena yang berubah hanya komposisi kimianya saja.
Di termodinamika kita mempertimbangkan perubahan dalam sistem energi selama
proses berjalan, dan bukan kepada nilai energi pada keadaan partikular. Karena itu, kita dapat
memilih keadaan apa saja yang menjadi referensi dan memberikan nilai nol kepada energi
internal atau entalphi dari zat pada keadaan tersebut. Ketika proses yang terlibat tidak ada
perunahan pada komposisi kimia, referensi keadaannya yang terpilih tidak berdampak pada
hasil yang didapat. Ketika proses terlibat reaksi kimia, bagaimanapun, komposisi dari
sistemnya pada akhir prosess tidak lagi sama dengan awal proses. Pada kasus ini, hal tersebut
menjadi pentiing untuk memiliki referensi keadaan yang umum untuk semua zat. Referensi
keadaan yang terpilih adalah 25°C (77°C) dan 1 atm, atau yang dikenal sebagai referensi
keadaan standar. Nilai properti pada referensi keaadaan standar diindikasikan dengan
superscript (°) (seperti h° dan u°).
Ketika menganalisis sistem reaksi, kita harus menggunakan nilai properti relatif pada
referensi keadaan standar. Bagaimanapun, hal ini tidak diperlukan untuk mempersiapkan set
baru dari tabel properti guna mencapai tujuan ini. Kita bisa menggunakan tabel yang telah
ada dengan mengurangi nilai properti pada referensi keadaan standar dari nilai pada keadaan
yang spesifik. Entalphi gas ideal dari N₂ pada suhu 500 K relatif kearah referensi keadaan
standar, contohnya, h₅₀₀ₖ - h° = 14,581 – 8669 = 5912 kJ/kmol.
Dengan mempertimbangkan susunan dari CO₂ dari elemennya, karbon dan oksigen,
selama proses pembakaran aliran tetep (gambar 15-15). Karbon dan oksigen masuk ke tabung
pembakaran pada suhu 25°C dan 1 atm. Karbon pembakaran merupakan reaksi eksoterm
(reaksi dimana energi kimia terlepas dalam bentuk panas). Oleh karena itu, beberapa panas
berpindah dari tabung pembakar ke sekitar selama proses ini, dimana 393,520 kJ/mol CO₂
terbentuk. (Ketika salah satu berhadapan dengan reaksi kimia, lebih tepat untuk bekerja
dengan jumlah per mol unit dibandingkan per waktu unit, meskipun untuk proses aliran
tetap.)
Proses dideskripsikan diatas terlibat tidak ada interaksi kerja. Karena itu, dari
hubungan energi seimbang aliran tetap, perpidahan panas selama proses ini harus sama
dengan perbedaan antara entalphi produk dengan entalphi reaktan. Dimana,

Q = H prod – H reac = -393,520 kJ/kmol (15-5)

Sejak kedua reaktan dan produk dalam keadaan yang sama, perubahan entalphi selama proses
ini hanya karena perubahan dalam komposisi kimia sistem. Perubahan entalphi ini berbeda
untuk reaktan yang berbeda, dan sangat diinginkan untuk mempunyai properti guna
merepresentasikan perubahan dalam energi kimia selama reaksi berlangsung. Properti ini
adalah entalphi reaktan hR, yang mana didefinisikan sebagai perbedaan antara entalphi
produk pada keadaan yang spesifik dan entalphi dari reaktan pada keadaan yang sama
untuk reaksi yang lengkap.
Untuk proses pembakaran, entalphi dari reaksi biasanya disebut sebagai entalphi
pembakaran hc, dimana menunjukkan jumlah panas yang terlepas selama proses
pembakaran aliran tetap ketika 1 kmol (atau 1 kg) dari bahan bakar terbakar seluruhnya pada
temperatur dan tekanan yang spesifik (gambar 15-16). Hal ini dijabarkan sebagai

HR = hc = H prod – H react (15-


16)

Dimana -393,520 kJ/kmol dari karbon pada referensi keadaan standar. Entalphi pembakaran
dari bahan bakar partikular berbeda pada temperatur dan tekanan berbeda.
Entalphi pembakaran merupakan properti yang sangat berguna untuk menganalisis
proses pembakaran dari bahan bakar. Bagaimanapun juga, banyak bahan bakar dan
campurannya yang tidak bisa didapat nilai hc untuk beragam kasus. Disamping itu, entalphi
dari pembakaran tidak banyak dipakai ketika pembakarannya tidak sempurna. Karena itu
pendekatan prakris dapat menjadi lebih mempunyai properti fundamental untuk menunjukkan
energi kimia dari sebuah elemen atau gabungan pada beberapa referensi keadaan. Properti
inilah yang disebut susunan entalphi hf, yang mana bisa dilihat sebagai entalphi dari zat
dalam keadaan spesifik karena komposisi kimianya.
Untuk mendapatkan titik mulai, kita memasukkan susunan entalphi dari elemen yang
stabil (seperti O₂, N₂, H₂, dan C) nilai nol pada referensi keadaan standar dari 25°C dan 1
atm. Dimana hf = 0 untuk seluruh elemen stabil. (Tidak ada perbedaan dalam memasukkan
energi internal dari cairan jenuh nilainya nol pada suhu 0.01°C.) Mungkin kita harus mencari
lebih jelas apa yang kita maksud dengan stabil. Bentuk stabil dari elemen mudahnya adalah
bentuk kimia stabil dari elemen pada suhu 25°C dan 1 atm. Nitrogen, contohnya, tercipta
pada bentuk diatomik (N₂) pada suhu 25°C dan 1 atm. Karena itu, bentuk stabil dari nitrogen
pada referensi keadaan standar adalah diatomik nitrogen N₂, bukan monoatomik nitrogen N.
Dan jika elemen tercipta lebih dari satu bentuk stabil pada suhu 25°C dan 1 atm, satu dari
bentuk harus dalam bentuk yang stabil. Untuk karbon, contohnya, bentuk stabil diasumsikan
sebagai grafit, bukan berlian.
Sekarang diingat lagi susunan dari gabungan CO₂ dari elemen penyusunnya C dan O
pada suhu 25°C dan 1 atm selama proses laju aliran tetap. Perubahan entalphi selama proses
ini ditentukan sebesar -393,520 kJ/kmol. Bagaimanapun, H react = 0 sejal kedua reaktan adalah
elemen pada referensi keadaan standar, dan produk terdiri dari 1 kmol CO₂ pada keadaan
yang sama. Karena itu, susunan entalphi dari CO₂ pada referensi keadaan standar adalah
-393,520 kJ/kmol (gambar 15-17). Dimana,

hf°CO₂ = -393,520 kJ/kmol

Tanda negatif didapat karena faktanya entalphi dari 1 kmol CO₂ pada suhu 25°C dan 1 atm
adalah 393,520 kJ/kmol kurang dari entalphi 1 kmol C dan 1 kmol O₂ pada keadaan yang
sama. Dengan kata lain, 393,520 kJ energi kimia terlepas (meninggalkan sistem sebagai
panas) ketika C dan O₂ tercampur membentuk 1kmol CO₂. Oleh karena itu, susunan entalphi
negatif pada gabungan mengindikasikan bahwa panas terlepas selama susunan gabungan dari
elemen stabilnya. Nilai positif menunjukkan panas diserap.
Kamu akan menyadari bahwa dua nilai hf diberikan kepada H₂O pada tabel A-26,
satu untuk air berbentuk cair dan lainnya berbentuk uap. Hal ini terjadi karena kedua fase dari
H₂O ditemukan pada suhu 25°C, dan efek tekanan dalam susunan entalphi kecil. (Perlu
dicatat bahwa dalam kondisi equilibrium, air terbentuk hanya sebagai cairan pada 25°C dan 1
atm.) Perbedaan antara dua susunan entalphi sama dengan hfg dari air pada suhu 25°C, dimana
2441,7 kJ/kg atau 44.000 kJ/kmol.
Syarat lain biasanya digunakan dalam kombinasi dengan pembakaran bahan bakar
adalah heating value dari bahan bakar tersebut, artinya adalah jumlah dari panas yang
terlepas ketika bahan bakar ternakar sempurna pada proses laju aliran tetap dan produk
kembali ada keadaan yang sama seperti reaktan. Dengan kata lain, heating value dari bahan
bakar sama dengan nilai absolut dari entalphi pembakaran bahan bakar. Yaitu,

Heating value = |hc| (kJ/kg bahan bakar)

Heating value tergantung kepada fase dari H₂O didalam produk. Heating value
disebut higher heating value (HHV) ketika H₂O pada produk dalam bentuk cari, dan disebut
lower heating value (LHV) ketika H₂O pada produk dalam bentuk uap (gambar 15-18). Dua
heating value berkaitan pada

HHV = LHV = (mhfg)H₂O (kJ/kg bahan bakar)

Dimana m merupakan massa dari H₂O dalam produk per unit massa dari bahan bakar dan hfg
adalah entalphi dari penguapan air pada temperatur spesifik. Heating value yang lebih tinggi
atau lebih rendah dari bahan bakar umum diberikan pada tabel A-27.
Heating value atau entalphi dari pembakaran bahan bakar dapat ditentukan dari
pengetahuan tentang susunan entalphi untuk gabungan yang terlibat. Hal ini diilustraikan
dengan contoh berikut.
Contoh 15-5 Evaluasi dari entalphi pembakaran

Tentukan entalphi pembakaran dari oktan (C₈H₁₈) pada 25°C dan 1 atm, memakai data
susunan entalphi dari tabel A-26. Asumsi air dalam produk dalam bentuk cair.
Solusi Entalphi pembakaran dari bahan bakar ditentukan dari data susunan entalphi.
Properti Susunan entalphi pada 25°C dan 1 atm adalah -393,520 kJ/kmol untuk CO₂,
-285,830 kJ/kmol untuk H₂O (l) -249,950 kJ/kmol untuk C₈H₁₈ (l) (Tabel A-26).
Analisis Pembakaran dari C₈H₁₈ diilustrasikan pada gambar 15-19. Persamaan stokiometri
untuk reaksi ini adalah

Kedua reaktan dan produk pada referensi keadaan standar pada 25°C dan 1 atm. Juga N₂ dan
O₂, merupakan elemen stabil dan meskipun susunan entalphi mereka nol. Kemudian entalphi
pembakaran dari C₈H₁₈ menjadi (persamaan 15-16)

Disubtitusikan,

Dimana secara praktis nilainya 47,890 kJ/kg pada tabel A-27. Sejak air dalam produk
diasumsikan berada pada fase cair, Nilai hc sama dengan nilai HHV dari C₈H₁₈ cair.
Diskusi Hal itu dapat dilihat dari hasil untuk oktan gas adalah -5,512,200 kJ/kmol atau
-48,255 kJ/kg.
Ketika komposisi eksak dari bahan bakar diketahui, entalphi pembakaran nya bisa
ditentukan dengan menggunakan data susunan entalphi seperti yang dijelaskan diatas.
Bagaimanapun, bahan bakar yang diperlihatkan dipertimbangkan variasinya dalam komposisi
bergantung pada asal, seperti batu bara, gas alam, dan bahan bakar oli, lebih praktis untuk
menentukan entalphi pembakarannya secara eksperimen dengan membakarnya secara
langsung di bom kalorimeter pada volume konstan atau pada laju aliran tetap.

15-4 HUKUM ANALISIS SISTEM REAKSI PERTAMA


Keseimbangan energi (atau hukum pertama) hubungan lebih dijelaskan pada bab 4 dan 5
dapat diaplikasikan kedalam kedua sistem baik reaksi maupun nonreaksi. Bagaimanapun,
sistem reaksi kimia mencakup perubahan pada energi kimianya, dan juga lebih tepat untuk
menulis ulang hubungan keseimbangan energi jadi perubahan energi kimianya secara jelas
dapat diekspresikan. Kita melakukannya untuk laju aliran tetap dan sistem tertutup.
SISTEM LAJU ALIRAN TETAP
Sebelum menulis hubungan keseimbangan energinya, kita perlu menjelaskan entalphi dari
komponen dalam bentuk yang cocol untuk sitem reaksi. Yang mana, kita perlu menjelaskan
entalphi seperti apa hal ini relatif dalam referensi keadaan standar dan energi kimianya
langsung terlihat jelas. Ketika dijelaskan sewajarnya, hubungan entalphi harus dikurangi dari
susunan entalphi hf pada keadaan referensi standar. Dengan hal ini, kita dapat menyimpulkan
entalphi dari komponen dalam unit mol basis seperti (gambar 15-20)

Dimana persamaan dalam tanda kurung menunjukkan entalphi relatif sensible ke keadaan
referensi standar, dimana perbedaan antara h (entalphi sensible pada keadaan spesifik) dan h°
(entalphi sensible pada keadaan 25° dan 1 atm). Definisi ini memungkinkan kita untuk
menggunakan nilai entalphi dari tabel tanpa memperhatikan dari referensi keadaan yang
digunakan pada pembuatannya.
Ketika perubahan dalam energi kinetik dan potensial dihilangkan, hubungan laju
aliran tetap dapat disebutkan untuk reaksi kimia laju aliran tetap untuk lebih jelasnya
sebagai berikut

Dimana np dan nr , menggambarkan laju rata-rata molal dari produk p dan reaktan r .
Dalam analisis pembakaran, lebih tepat untuk bekerja dengan quantitas dalam bentuk
per mole dari bahan bakar. Seperti persamaan yang didapat dengan membagi setiap
hubungan persamaan diatas dengan laju aliran molal bahan bakar, menghasilkan

Dimana Nr dan Np merepresentasikan nomor mol dari reaktan r dan produk p, per mol bahan
bakar. Catat bahwa Nr = 1 untuk bahan bakar dan nilai Nr dan Np lainnya dapat diambil
langsung dari persamaan permbakaran seimbang. Mendapat perpindahan panas kedalam
sistem dan pekerjaan selesai dengan sistem menjadi kuantitas positif, keseimbangan energi
yang telah dibahas dapat dijabarkan sebagai

atau sebagai

dimana

Jika entalphi dari pembakaran h°c untuk reaksi partikular tersedia, persamaan energi laju
aliran tetap per mol nya sebagai berikut

Keseimbangan energi diatas terkadang tertulis tanpa ada daya sejak kebanyakan proses
pembakaran laju aliran tetap tidak melibatkan interaksi daya apapun.
Tabung pembakaran normalmya terlibat dalam keluarnya panas tetapi tidak dalam
masuknya panas. Kemudian keseimbangan energi untuk tipikal proses pembakaran laju aliran
tetap menjadi
SISTEM TERTUTUP
Pada umumnya sistem energi tertutup memiliki persamaan

Yang dapat dijelaskan untuk reaksi kimia sistem tertutup statis sebagai berikut

Dimana Uprod merepresentasikan energi internal dari produk dan Ureact sebagai internal energi

-
dari reaktan. Untuk menghindari penggunaan properti lain susunan energi internal uf kita
memanfaatkan definisi dari entalphi dan
menjabarkan persamaannya sebagai

dimana kita menampung perpindahan panas dari sistem dan daya yang bekerja oleh sistem
menjadi kuantitas yang positif. Simbol Pv diabaikan untuk benda padat dan cair, dan dapat
diganti dengan RuT untuk gas yang mana merupakan gas ideal. Juga jika berkenan, h – Pv
pada persamaan 15-15 dapat diganti dengan u.
Daya pada persamaan 15-15 menjelaskan seluruh bentuk dari daya, termasuk batas
daya. Hal ini terlihat pada bab 4 dimana ΔU + Wb = ΔH untuk sistem tertutup yang tidak
bereaksi yang mana merupakan quasi-equilibrium P = proses ekspansi atau kompresi secara
konstan. Hal ini berlaku juga kepada sistem reaksi kimia.
Terdapat banyak pertimbangan penting dalam analisis dari sistem reaksi. Contohnya,
kita harus mengetahui apakah bahan bakar padat, cair atau gas sejak susunan entalphi hf dari
bahan bakar tergantung kepada fase dari bahan bakar itu sendiri. Kita juga harus tahu bahwa
keadaan bahan bakar ketika masuk kedalam tabung pembakaran dalam hal menentukan nilai
entalphi. Untuk perhitungan entropi khususnya penting untuk mengetahui apakah bahan
bakar dan udara masuk kedalam tabung pembakaran dicampur dahulu atau terpisah. Ketika
produk pembakaran telah didinginkan ke temperatur rendah, kita harus mempertimbangkan
kemungkinan kondensasi dari beberapa uap air dalam produk berbentuk gas.

Anda mungkin juga menyukai