Anda di halaman 1dari 17

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH

ASUHAN KEBIDANAN KOMPLEMENTER

“PIJAT OKETANI TERHADAP PENGARUH PRODUKSI ASI PADA IBU


POSTPARTUM”

Disusun Oleh :
Nama : Imas Kurniasari
NPM : 205401446320
Kelas : C6

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2020/2021
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017 hanya 6,65%
bayi yang melakukan IMD ≥ 1 jam. Dan bayi mendapatkan ASI Ekslusif
sebanyak 355,73%. Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara,
terdapat 38,73% bayi memperoleh ASI pada hari pertama dan 10,73% bayi
mendapatkan ASI sampai usia 6 bulan (PSG, 2017).
Faktor ibu yang menjadi masalah dalam pemberian ASI adalah
produksi ASI. Masalah produksi ASI pada hari pertama setelah melahirkan
dapat disebabkan oleh berkurangnya rangsangan hormone oksitosin. Faktor
psikologi merupakan hal yang perlu diperhatikan. Setelah melahirkan ibu
mengalami perubahan fisik dan fisiologis yang mengakibatkan perubahan
psikisnya. Kondisi ini dapat mempengaruhi laktasi.
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan beberapa metode
dikembangkan salah satunya pijat oketani yang dilakukan pada masa nifas
yang membantu merangsang hormone oksitosin. Pijat oketani merupakan
salah satu metode breast care yang tidak menimbulkan rasa nyeri. Pijat
oketani dapat menstimulus kekuatan otot pectoralis untuk meningkatkan
produksi ASI dan membuat payudara menjadi lebih lembut dan elastic.
Keyakinan seorang ibu untuk dapat menyusui apa yang dialami tubuh
seseorang tergantung dari yang ada dalam pikiran bawah sadarnya.
Sugesti/afirmasi positif dapat dilakukan dengan cara relaksasi pikiran,
Dengan perasaan relaks dan Bahagia, air susu akan keluar dengan lancar.
Pijat Oketani merupakan salah satu metode Breat care yang tidak
menimbulkan rasa nyeri. Pijat Oketani dapat menstimulus kekuatan otot
pectoralis untuk meningkatkan produksi ASI dan membuat payudara menjadi
lebih lembut dan elastis. Sebanyak 8 sampel dari 10 sampel yang diteliti
menyatakan bahwa hasil pijat 80% efektif mengatasi masalah payudara
diantaranya untuk kelancaran ASI, mencegah bendungan ASI dan putting
yang tidak menonjol. Kabir & Tasnim, (2009).
Kenyataan di lapangan menunjukan produksi ASI yang sedikit pada
hari-hari pertama setelah melahirkan menjadi kendala dalam memberikan
ASI secara dini. Menurut Cox dalam Mardiyaningsih (2010) ibu yang dapat
menyusui pada hari-hari pertama disebebkan oleh kecemasan dan ketakutan
ibu akan kurangnya produksi ASI serta kurangnya pengetahuan ibu tentang
proses menyusui.
Oleh karena itu, perlu adanya upaya melancarkan produksi ASI untuk
ibu postpartum. Dalam upaya pengeluaran ASI ada dua hal yang
mempengaruhi yaitu produksi dan pengeluaran. Produksi ASI di pengaruhi
oleh hormon prolactin sedangkan pengeluaran dipengaruhi oleh hormon
oksitosin. Hormon oksitosin akan keluar melalui rangsangan keputing susu
melalui isapan mulut bayi atau melalui pijatan pada tulang belakang ibu bayi
(Masdinarsah, 2011).
Penelitian yang dilakukan oleh Ohno (2014) menjelaskan bahwa
peningkatan kadar protein disebabkan oleh peningkatan aktivitas enzim
protease yang distimulus oleh pemijatan pada jaringan dan kelenjar mammae.
Peningkatan aktivitas enzim protease dapat meningkatkan sintesa protein.
Pijat oketani juga dapat menyebabkan kelenjar mammae menjadi matur dan
lebih luas, sehingga kelenjar-kelenjar air susu semakin banyak dan ASI yang
diproduksi juga menjadi lebih bayak (Foda, Kawashima, Nakamura,
Kobayashi, & Oku, 2004).

B. Tujuan
Tujuan dibuatkan makalah ini yaitu untuk menganalisis dan
membandingkan 2 jurnal mengenai efektifitas Pijat Oketani terhadap
keberhasilan pemberian ASI Ekslusif.

C. TINJAUAN TEORI
Pijat oketani merupakan perawatan payudara yang unik yang pertama
kali dipopulerkan oleh Bidan Sotomi Oketani dari jepang dan sudah
dilaksanakan dibeberapa Negara antara lain Korea, Jepang, dan Bangladesh.
Sotomi menjelaskan bahwa menyusui dapat meningkatkan kedekatan
(Bonding) antara ibu dengan bayi sekaligus mendukung pertumbuhan fisik
dan mental anak secara alami. Pijat Oketani dapat membantu ibu menyusui
dalam mengatasi kesulitan saat menyusui dalam mengatasi kesulitan saat
menyusui bayi mereka. Pijat Oketani dapat memberikan rasa nyaman dan
menghilangkan rasa nyeri pada ibu postpartum. Tubuh ibu post partum
menjadi lebih rileks. Hal ini berbeda dengan pijatan konvesional. Pijat
Oketani akan membuat payudara menjadi lebih lembut, areola dan putting
menjadi lebih elastis sehingga memudahkan bayi untuk menyusu. Aliran susu
menjadi lebih lancar karena ada penekanan pada alveoli Kabir & Tasnim,
(2009).
Pijat Oketani merupakan manajemen keterampilan untuk mengatasi
masalah laktasi seperti produksi ASI yang tidak cukup, pembengkakan
payudara. Pijat Oketani akan menyebabkan payudara menjadi lunak, lentur
dan areola menjadi lebih elastis, ductus laktiferus dan putting susu juga
menjadi lebih elastis. Seluruh payudara menjadi lebih lentur dan
menghasilkan ASI berkualitas baik karena kandungan total solids, konsentrasi
lemak dan gross energi meningkat Ohno, et al (2001) juga menjelaskan
bahwa pijat oketani akan menyebabkan aktivitas lipoxygenase menurun. Pijat
Oketani akan memberikan rasa lega dan nyaman serta meningkatkan kualitas
ASI, mencegah putting lecet dan mastitis serta dapat
memperbaiki/mengurangi masalah laktasi yang disebabkan oleh putting yang
rata (flat nipple), putting yang masuk kedalam (inverted).

Sasarannya pijat oketani dilakukan pada menyusui atau memiliki


masalah pada saat menyusui seperti kurangnya ASI yang dihasilkan,
payudara tengang menyakitkan dan juga bayi yang menunjukan keengganan
untuk minum ASI. Pijat oketani sebaiknya dilakukan pada ibu yang berusia
20 sampai dengan 40 tahun, melahirkan melalui kelahiran vaginal, bedah
cesar atau persalinan diinduksi dengan masa kehamilan antara 37 dan 42
minggu, dan yang mempunyai bayi dengan berat lebih dari 2.500 gr saat lahir
tanpa cacat bawwan (Jeongsung, 2012).
D. JURNAL YANG DIANALISIS
Jurnal yang akan dianalisis berjudul “ Pengaruh Pijat Oketani
terhadap Produksi ASI pada Ibu Post Partum di Wilayah Kerja Puskesmas
Lhok Bengkuang Kecamatan Tapaktuan”.

E. PEMBAHASAN
1. Identitas Jurnal
Nama Atikel : Pengaruh Pijat Oketani terhadap Produksi ASI
pada Ibu Post Partum di wilayah Kerja Puskesmas
Lhok Bengkuang Kecamatan Tapaktuan
Nama Pengarang : Hilma Yasni, Yenni Sasmita, Fathimi
Jurnal : Pendidikan, Sains dan Humaniora
Volume :8
No :4
Tahun terbit : 2019
2. Tujuan Penelitian
Pengaruh Pijat Oketani terhadap Produksi ASI pada Ibu Post Partum di
wilayah Kerja Puskesmas Lhok Bengkuang Kecamatan Tapaktuan
3. Metode penelitian
a. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan
metode eksperimen semu (Quasi eksperiment) dengan desain
penelitian satu kelompok pre-post test. Teknik pengumpulan data
dilakukan melalui metode wawancara dan observasi, populasi dan
sampel dalam penelitian ini seluruh ibu menyusui yang berada dalam
wilayah kerja Puskesmas Lhok Bengkuang Kecamatan Tapaktuan.
b. Populasi
Ibu Post Partum
c. Sampel
Jumlah sampel 35 orang , Adapun Teknik pengambilan sampel
dengan mengambil jumlah populasi secara keseluruhan (total
sampling).

d. Waktu Penelitian
Bulan Agustus – Oktober 2009 di wilayah kerja Puskesmas Lhok
Bengkuang Kecamatan Tapktuan Kabupaten Aceh Selatan.
e. Variabel Independen
Pengaruh Pemberian pijat oketani pada produksi ASI
f. Variabel Dependen
Produksi ASI pada ibu yang telah di Pijat Oketani
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian univariat berkaitan dengan
karakteristik responden menunjunjukan bahwa mayoritas responden
berusia 28 tahun (35,06%) dan hanya 2 orang berumur 29 tahun
(5,7%).
Berdasarkan paritas mayoritas responden dengan 2 orang anak
(37,1%) dan paritas terendah dengan jummlah anak 5 orang (11,4%)
Berdasarkan produksi ASI menunjukan bahwa Sebagian besar
ibu post partum sebelum dilakukan pijat oketani menunjukan hasil
bahwa seluruh ibu post partum dapat memproduksi ASI dengan lancer
(100%).
Bedasarkan hasil analisis brivariat diperoleh ρ value sebesar
0.001. ρ value tersebut menunjukan nilai <0.005 yang berarti memiliki
perbedaan nilai yang bermakna dimana ada pengaruh pijat oketani
terhadap kelancaran ASI ibu post partum di Wilayah Kerja Puskesmas
Lhok Bengkuang Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan.

LAMPIRAN Table (1). Distribusi Frekuensi Produksi ASI sebelum Terapi Pijat
Oketani (n=35)

KELANCARAN ASI JUMLAH IBU PRESENTASE (%)


LANCAR 0 0
CUKUP LANCAR 10 28,6
KURANG LANCAR 25 71,4
TOTAL 35 100
Table (2). Distribusi Frekuensi Produksi ASI setelah Terapi Pijat Oketani (n=35)

Kelancaran ASI Jumlah Ibu Presentase (%)


Lancar 35 100
Cukup Lancar 0 0
Kurang Lancar 0 0
Total 35 100
Table (3). HUbungan Terapi Pijat Oketani dan Produksi ASI (n-35)

Pijat Kelancaran Total


Oketani ASI
Lancar Cukup Kurang
% Jlh % Jlh % Jlh %
Sebelum 0 0 0 28,6 25 71,4 35 100
Sesudah 35 100 100 0 0 0 35 100
Hasil uji statistic Wicoxon diperoleh ρ = 0,001

F. KESIMPULAN
Pijat Oketani terhadap pengaruh produksi ASI pada ibu post
partum sebagai berikut : ibu-ibu post partum yang telah mendapatkan terapi
Pijat Oketani produksi ASInya meningkat dan lancar, perubahan pada putting
payudara, dan tidak adanya tanda/ bendungan ASI setelah Pijat Oketani.

DAFTAR PUSTAKA
hilma11syifa@gmail.com/yennisasmit@gmail.com/fathimi81@gmail.com
https://doi.org/10.30604/jika.v2i2.56
Arianti, E. (2019). Hubungan Faktor Predisposisi dan Pendukung dengan
pemberian Air Susu Ibu Selama 2 Tahun di Desa Simpang Balik BeneR
Meriah. Serambi Saintia : Jurnal Sains Dan Aplikasi.
https://doi.org/10.32672/jss.v7i1.989
Monika, F. B. (2015). Buku Pintar ASI dan Menyusui. Buku Pintar ASI Dan
Menyusuian Menyusui.
Pengaruh Pijat Oketani terhadap Produksi ASI pada Ibu Post
Partum

di Wilayah Kerja Puskesmas Lhok


Bengkuang Kecamatan
Tapaktuan

Hilma Yasni, Yenni Sasmita, Fathimi

1 Poltekkes Kemenkes Aceh Prodi Keperawatan Aceh Selatan



Alamat Korespondensi: Jl. Merdeka No. 253 Tapaktuan Aceh Selatan/
hilma11syifa@gmail.com/yennisasmit@gmail.com/fathimi81@gmail.com
/ 085277289289

ABSTRAK

Menyusui merupakan cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi


pertumbuhan dan perkembangan bayi. Produksi ASI dipengaruhi oleh faktor
hormonal (prolaktin dan oksitosin), asupan makanan, kondisi psikis ibu,
perawatan payudara, frekuensi bayi menyusui, konsumsi obat-
obatan/kontrasepsi hormonal. Metode pijat Oketani adalah metode
manajemen payudara unik yang dibuat oleh Ibu Sotomi Oketani, merupakan
salah satu metode breast care yang dapat meningkatkan produksi ASI dan
tidak menimbulkan rasa nyeri.Tujuan Penelitian adalah untuk
mengidentifikasi hubungan pijat Oketani terhadap produksi ASI pada ibu post
partum di wilayah kerja Puskesmas Lhok Bengkuang. Metode yang
digunakan adalah dengan observasi dan wawancara dengan pendekatan Case
Study. Sampel penelitian 35 orang yaitu pasien postpartum pada hari pertama
yang akan diberikan intervensi “Terapi Pijat Oketani di Wilayah Kerja
Puskesmas Lhok Bengkuang Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan”
yang melahirkan pada bulan Agustus sampai Oktober 2019. Pengumpulan
data dengan menggunakan kuisioner dan lembar observasi,. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Ibu-ibu post partum yang mendapatkan terapi pijat
Oketani produksi ASInya meningkat dan lancar, perubahan pada puting
payudara, dan tidak adanya tanda / bendungan ASI.Didapat nilai p (value)
lebih kecil dari 0,05 yang berarti ada perbedaan produksi ASI sebelum dan
setelah dilakukan terapi Pijat oketani.. Kata Kunci: ASI, Pijat Oketani, Post
Partum.

ABSTRACT

Breastfeeding is the best way to meet the nutritional needs of a baby's growth
and development. ASI production is influenced by hormonal factors
(prolactin and oxytocin), food intake, maternal psychological condition,
breast care, frequency of breastfeeding infants, consumption of
drugs/hormonal contraception. Oketani
massage method is a unique breast management method created by Mrs.
Sotomi Oketani, is one of the breast care methods that can increase milk
production and not cause pain. Research Purpose: To identify the relationship
between Oketani massage and breast milk production in post partum mothers
in the work area Lhok Bengkuang Health Center. Method: by observation and
interview with the Case Hilma Yasni, dkk
Study approach. The research sample of 35 people were postpartum patients
on the first day to be given the intervention "Oketani Massage Therapy in the
Work Area of the Lhok Bengkuang Health Center, Tapaktuan District, South
Aceh Regency" who gave birth in August to October 2019. Data collection
using questionnaires and observation sheets. Results Post partum mothers
who received Oketani massage therapy increased milk production and
smoothly, changes in breast nipples, and the absence of signs / dams of ASI.
The value of p (value) is less than 0.05 which means there are differences in
milk production before and after the therapy of massage of Oketani ..
Suggestion: to the Health Center of Lhok Bengkuang so that the treatment of
massage of Oketani is carried out by midwives on each patient giving birth so
as to improve the quality of ASI and increase the coverage of exclusive ASI
and conduct training on Oketani massage techniques for post partum mothers
so that they Mandiri in performing breast care. Keywords: ASI, Oketani
Massage, Post Partum.

PENDAHULUAN

Kesehatan ibu dan anak adalah upaya dibidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan
anak balita serta anak prasekolah (Riskesdas, 2018). Sekitar 50% kematian
ibu terjadi dalam 24 jam pertama postpartum sehingga pelayanan pasca
persalinan yang berkualias harus terselenggara pada masa itu untuk
memenuhi kebutuhan ibu dan bayi (Dewi, 2011). Analisis kecukupan gizi ibu
dan juga dapat dilakukan dengan melihat berdasarkan ukuran rumahtangga
dan taksiran kebutuhan gizi (Al Rahmad dkk, 2019).

Menyusui merupakan cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi


pertumbuhan dan perkembangan bayi (Monika, 2015). ASI berperan serta
dalam perkembangan kognitif, sensorik, motorik, dan memberikan
perlindungan terhadap infeksi dan penyakit kronis (Arianti, 2019). Produksi
ASI dipengaruhi oleh faktor hormonal (prolaktin dan oksitosin), asupan
makanan, kondisi psikis ibu, perawatan payudara, frekuensi bayi menyusu,
konsumsi obat-obatan/kontrasepsi hormonal (Machmudah, 2017).

ASI yang secara langsung diperintahkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah


ayat 233 yang artinya, “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya
selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.
Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan
cara makruf.

Pemberian ASI eksklusif dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain ASI
tidak segera keluar pada hari pertama paska melahirkan, ibu merasa ASI
keluar sedikit, kesulitan bayi dalam menghisap, keadaan putting susu ibu dan
pengaruh promosi susu pengganti ASI (Bahiyatun, 2009; Masyudi dkk,
2019).

Pada tahun 2017, secara nasional persentase bayi baru lahir yang mendapat
IMD sebesar 73,06%. Provinsi dengan persentase tertinggi bayi baru lahir
mendapat IMD adalah Aceh (97,31%) dan provinsi dengan persentase
terendah adalah Papua (15%). Secara nasional, cakupan bayi mendapat ASI
eksklusif sebesar 61,33%. Persentase tertinggi cakupan pemberian ASI
eksklusif terdapat pada Nusa Tenggara Barat (87,35%), sedangkan persentase
.
terendah terdapat pada Papua (15,32%)
Serambi Akademica

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora


Vol. 8, No. 4, Juli 2020 pISSN 2337–8085 eISSN 2657- 0998

METODE
Jenis penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode
eksperimen semu (Quasi eksperiment) dengan desain penelitian satu
kelompok pre-post test. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui metode
wawancara dan observasi, populasi dan sampel dalam penelitian ini seluruh
ibu menyusui yang berada dalam wilayah kerja Puskesmas Lhok Bengkuang
dengan jumlah 35 orang, adapun teknik pengambilan sampel dengan cara
mengambil jumlah populasi secara keseluruhan (total sampling).
Penelitian ini dilakukan di Wilayah kerja Puskesmas Lhok Bengkuang
Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan pada bulan Agustus sampai
dengan Oktober 2019. Data dianalisis melalui analisa univariat dan bivariat
dengan menggunakan uji statistik t - test atau pariet sample t-test dengan
tingkat kepercayaan 95% (a 0,05). Data disajikan dalam bentuk narasi dan
tabel.

HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil analisis univariat berkaitan dengan karakteristik responden
menunjukkan bahwa mayoritas responden berusia 28 tahun (35,06%) dan
hanya 2 orang berumur 29 tahun (5,7%).
Berdasarkan paritas mayoritas responden dengan 2 orang anak (37,1%)
dan paritas terendah dengan jumlah anak 5 orang (11,4%).

Berdasarkan produksi ASI menunjukkan bahwa sebagian besar ibu post


partum sebelum dilakukan pijat oketani produksi ASI kurang lancar (71,4%)
[Tabel 1]. Setelah dilakukan pijat oketani menunjukkan hasil bahwa seluruh
ibu post partum dapat memproduksi ASI dengan lancar (100%) [Tabel 2].
Berdasarkan hasil analisis bivariat diperoleh p value sebesar 0.001. P value
tersebut menunjukkan nilai <0.005 yang berarti memiliki perbedaan nilai
yang bermakna dimana ada pengaruh pijat oketani terhadap kelancaran ASI
ibu post partum di Wilayah Kerja Puskesmas Lhok Bengkuang Kecamatan
Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan [Tabel 3].

PEMBAHASAN
Produksi ASI pada pasien postpartum pada hari pertama ada namun masih
sedikit, pasien mengalami masalah pada proses laktasi. Ditandai dengan
produksi ASI yang masih sedikit, areola dan puting mengeras dan payudara
yang bengkak dan bayi menangis kuat. Pasien tidak dapat memberikan ASI
pada bayi. Dewi (2011) menjelaskan bahwa pada hari pertama pasca-
persalinan payudara sering terasa bengkak, payudara bengkak dapat
disebabkan karena menyusui yang tidak kontinu sehingga ASI terkumpul
.
pada daerah duktus Payudara sering terasa penuh, tegang dan nyeri. Kondisi
ini terjadi akibat adanya bendungan pada pembuluh darah di payudara sebagai
tanda ASI mulai banyak diproduksi. Untuk menghindari dan mengatasi
payudara yang bengkak, berilah ASI pada bayi setelah lahir dengan posisi
yang benar dan lakukan perawatan payudara pasca-persalinan seperti
pemijatan (Priyono, Yunisa, 2010)
Pada hari kedua didapatkan produksi ASI menetes, areola dan puting lebih
elastis serta konsistensi payudara menjadi lebih lunak. Hal ini sesuai dengan
teori Oketani (2009)

Hilma Yasni, dkk


bahwa produksi ASI yang belum lancar pada hari kedua sehingga bayi di
anggap perlu diberikan minuman lain. Padahal komponen penting untuk
kelangsungan hidup bayi adalah dengan pemberian ASI sedini mungkin
(Kabir & Tasnim, 2010).
Pada hari ketiga produksi ASI menjadi lancar, areola dan puting lebih elastis
serta konsistensi payudara menjadi lebih lunak, bayi menjadi tenang. Dewi
(2011) menjelaskan ASI mulai ada kira-kira pada hari ketiga dan keempat.
Bila ibu menyusui sesudah bayi lahir dan bayi sering menyusui, maka proses
adanya ASI akan meningkat.
Pada hari keempat produksi ASI menjadi lancar, keadaan areola dan putting
lebih elastis serta konsistensi payudara menjadi lunak, bayi menjadi lebih
tenang dan Ny.M dapat menyusui bayinya. Empat hari pasca-persalinan
produksi ASI terus meningkat, semakin sering bayi menyusui maka semakin
banyak ASI yang diproduksi. Hal ini karena isapan bayi akan memberikan
rangsangan untuk segera mengeluarkan hormon oksitosin untuk memerah
ASI (Dewi, 2011).
ASI merupakan makanan alamiah yang ideal untuk bayi terutama pada bulan-
bulan pertama kehidupan bayi. ASI mengandung semua zat gizi (nutrient)
yang dibutuhkan untuk membangun dan menyediakan energi bagi
pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal (Hendarto &
Pringgadini, 2013).
Secara fisiologi ASI, ketika payudara mulai digunakan untuk menyusui, di
bawah areola terdapat bagian saluran yang melebar disebut sinus laktiferus
yang berfungsi sebagai tempat penampung susu. Agar bayi mendapatkan ASI,
areola inilah yang perlu dimasukkan ke dalam mulut bayi bukan hanya puting
agar isapan dan gerakan lidah bayi dapat memerah ASI yang terdapat di sinus
laktiferus sehingga produksi ASI menjadi lancar dan kebutuhan bayi
terpenuhi (Yuliana & Titik, 2009).
Penelitian yang dilakukan oleh Abdullah (2013) menjelaskan bahwa bayi
yang menyusui Air Susu Ibu (ASI) sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangannya, hal ini dapat dikarenakan ASI memiliki keutamaan,
kelebihan dan manfaat yang tidak dapat disamakan dengan makanan dan
minuman lainnya, ASI dapat meningkatkan kedekatan (bonding) antara ibu
dan bayi.
Khamzah (2012) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
produksi ASI dapat dilihat dari makanan ibu, fekuensi pemberian susu, berat
lahir bayi, umur kehamilan saat melahirkan dan perawatan payudara. Salah
satu perawatan payudara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi
19.
ASI adalah dengan pijat oketani. Pijat oketani merupakan perawatan
payudara yang dapat membantu ibu menyusui dalam mengatasi masalah
kesulitan saat menyusui bayinya. Pijat oketani dapat memberikan rasa
[4]
nyaman dan menghilangkan rasa nyeri pada ibu postpartum yang menyusui .
Pijat oketani merupakan salah satu metode breast care yang tidak menimbulkan
rasa nyeri. Pijat oketani dapat menstimulus kekuatan otot pectoralis untuk
meningkatkan produksi ASI dan membuat payudara menjadi lebih lembut dan
13 .
elastis sehingga memudahkan bayi untuk menghisap ASI. Beberapa
penelitian terkait tentang terapi pijat oketani yang ditemukan peneliti sejauh ini
sangat efektif diterapkan pada ibu postpartum sebagaimana dalam penelitian
yang dilakukan oleh Machmudah (2014) menjelaskan bahwa pijat oketani dapat
meningkatkan komposisi protein dan karbohidrat dalam ASI.
Serambi Akademica

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Vol. 8, No. 4, Juli 2020 pISSN 2337–8085
eISSN 2657- 0998
Penelitian yang dilakukan oleh Ohno (2014) menjelaskan bahwa peningkatan
kadar protein disebabkan oleh peningkatan aktivitas enzim protease yang
distimulus oleh pemijatan pada jaringan dan kelenjar mammae. Peningkatan
aktivitas enzim protease dapat meningkatkan sintesa protein. Pijat oketani
juga dapat menyebabkan kelenjar mammae menjadi matur dan lebih luas,
sehingga kelenjar-kelenjar air susu semakin banyak dan ASI yang diproduksi
juga menjadi lebih banyak (Foda, Kawashima, Nakamura, Kobayashi, & Oku,
2004)

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Yuliati (2017) menjelaskan bahwa pijat
oketani akan menyebabkan kelenjar mamae menjadi lebih matur dan lebar
sehingga produksi ASI dapat meningkat. Dapat disimpulkan bahwa pijat
oketani selain dapat meningkatkan jumlah produksi ASI juga dapat
meningkatkan kualitas ASI, yaitu kadar protein dan karbohidrat ASI.

Penelitian di atas didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Cho (2012)
dalam jurnalnya yang berjudul “Effects of Oketani Breast Massage on Breast
pain, the Breast milk pH of Mothers, and the Sucking Speed of Neonates”
dimana terjadi perbedaan setelah dilakukan pijat oketani yaitu seluruh
partisipan mengalami peningkatan produksi ASI, perubahan pada puting
payudara, dan tidak adanya tanda gejala bendungan ASI (Priyono, Yunisa,
2010).

Pijat oketani akan memberikan rasa lega dan nyaman serta meningkatkan
kualitas ASI, mencegah puting lecet dan mastitis serta dapat
memperbaiki/mengurangi masalah laktasi yang disebabkan oleh puting yang
rata (flat nipple), puting yang masuk kedalam (inverted).

Pada saat peneliti memberikan terapi pijat oketani kepada pasien, pasien dapat
merasakan efek positif dari pijat oketani. Pijat oketani membuat produksi ASI
meningkat, areola dan puting elastis dan konsistensi payudara menjadi lebih
lunak. Berdasarkan teori diatas, dapat disimpulkan bahwa terapi pijat oketani
dapat meningkatkan produksi ASI. Dikarenakan dengan terapi pjat oketani
dapat menstimulus kekuatan otot pectoralis, membuat payudara menjadi lebih
lembut dan elastis sehingga memudahkan bayi untuk menghisap ASI.
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti dapat mengambil kesimpulan


bahwa hasil yang diperoleh dalam penelitian pengaruh pijat oketani terhadap
produksi ASI pada ibu post partum sebagai berikut:Ibu-ibu post partum yang
telah mendapatkan terapi pijat Oketani produksi ASInya meningkat dan
lancar, perubahan pada puting payudara, dan tidak adanya tanda /bendungan
ASI setelah diberikan pijat Oketani. Didapat nilai p (value) lebih kecil dari
0,05 yang berarti ada perbedaan produksi ASI sebelum dan setelah dilakukan
terapi Pijat oketani. Adapun saran peneliti agar terapi pijat oketani dilakukan
oleh bidan pada setiap pasien yang melahirkan disamping perawatan payudara
lainnya sehingga dapat meningkatkan kualitas ASI dan meningkatkan
cakupan ASI eklusif di wilayah Puskesmas Lhok Bengkuang. Puskesmas agar
dapat melakukan pelatihan tentang tehnik pijat Oketani pada ibu-ibu post
partum agar mereka mandiri dalam melakukan

Anda mungkin juga menyukai