BAB
GAMBARAN UMUM 2
WILAYAH
Dalam bab ini, disampaikan gambaran umum lokasi wilayah studi, kondisi pengelolaan lingkungan
dan profil daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup di Kota Pasuruan.
2-1
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
7,83 8,27
8,08
11,11
2.1.2.3 Geologi
Kota Pasuruan terbentang di atas dataran alluvial yang terbentuk dari campuran bahan-
bahan endapan yang bersumber dari daerah tuf vulkanis intermediet. Jenis tanah di Kota
Pasuruan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
1. Tanah hidromorfik kelabu, dengan daerah penyebaran terbatas di sepanjang pantai,
meliputi kurang lebih 15% luas areal Kota Pasuruan. Tanah jenis ini terbentuk dari
2-2
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
bahan induk campuran endapan baru dari sungai dan laut. Dalam keadaan basah tanah
mengembang dan lengket, apabila kering tanah berkerut, terjadi celah, dan bersifat
keras, sehingga tanah sulit diolah. Keasaman tanah netral sampai mendekati basa
dengan kadar hara N, F, K, Ca dan Mg yang cukup tinggi. Tetapi karena kadar Na
dan CI juga tinggi sebenarnya tanah jenis ini tidak sesuai untuk lahan pertanian.
2. Tanah alluvial, menyebar di daerah tengah hingga ke selatan kota terbentuk dari bahan
endapan dari daerah sekitarnya terutama yang berasal dari daerah sebelah selatan
kota. Belum mempunyai perkembangan penampang, berwarna kelabu tua, bertekstur
liat berdebu sampai liat berat. Dalam keadaan basah tanah mengembang dan melekat,
apabila kering tanah akan berkerut dan keras. Secara alami tanahnya agak kedap udara
dan tata aerasinya kurang lancar, sehingga drainase pada umumnya terhambat.
Tingkat keasaman tanahnya termasuk netral dengan pH 6.5 – 7.5, kadar hara N
rendah, P2CO5 sedang dan K2O tinggi sekali.
2-3
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
dan melekat, apabila kering tanah akan berkerut dan keras. Secara alami tanahnya
agak kedap udara dan tata aerasinya kurang lancar, sehingga drainase pada umumnya
terhambat. Tingkat keasaman tanahnya termasuk netral dengan pH 6.5 – 7.5, kadar
hara N rendah, P2CO5 sedang dan K2O tinggi sekali. Tanah jenis ini sesuai untuk
budidaya tanaman dengan catatan perlu perhatian khusus pada sistem pembuangan
airnya.
2.1.2.6 Klimatologi
Iklim suatu daerah sangat besar peranannya terhadap kegiatan usaha khususnya curah
hujan yang sangat berpengaruh terhadap kegiatan manusia di bidang pertanian dan
perikanan. Intensitas dan besar kecilnya curah hujan sangat menentukan dan
mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap jenis dan pola
penggunaan lahan di suatu wilayah. Kota Pasuruan terdiri dari 2 musim, yakni musim
kemarau dan musim hujan. Berikut rincian jumlah hari hujan dan jumlah rata-rata curah
hujan di Kota Pasuruan pada tahun 2016 sampai dengan 2020.
Tabel 2.3 Jumlah Hari Hujan Menurut Bulan di Kota Pasuruan Tahun 2016-2020
Jumlah Hari Hujan
No Bulan
2016 2017 2018 2019 2020
1 Januari 10 19 22 22 16
2 Februari 16 14 16 17 14
3 Maret 16 9 10 20 -
4 April 17 2 - 7 -
5 Mei 17 17 - - -
6 Juni 8 8 - - -
7 Juli - - - - -
8 Agustus - - - - -
9 September - - - - -
10 Oktober 1 - - - -
11 November 5 9 6 - 6
12 Desember 10 9 11 3 20
Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka 2017-2021
Tabel 2.4 Jumlah Rata-Rata Curah Hujan (mm) Menurut Bulan di Kota Pasuruan
Tahun 2016-2020
Jumlah Rata-Rata Curah Hujan
No Bulan
2016 2017 2018 2019 2020
1 Januari 8 12 8 15 69
2 Februari 13 6 3 10 45
3 Maret 3 9 1 19 -
4 April 2 5 - 11 -
5 Mei 2 2 - - -
6 Juni 7 7 - - -
7 Juli - - - - -
2-4
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
Suhu udara di Kota Pasuruan tahun 2018, menurut penelitian dan tertera pada IKPLHD
2017-2018, berkisar 29oC – 31oC. Suhu tertinggi terjadi pada bulan Oktober dan
November. Sedangkan suhu terendah terjadi pada bulan Agustus. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
2.1.2.7 Kebencanaan
Jenis bencana yang terjadi di wilayah Kota Pasuruan antara lain adalah banjir, kebakaran,
dan rawan gelombang pasang. Jumlah kebencanaan sepanjang tahun 2017 mencapai 75
kasus. Adapu rincian 75 bencana tersebut yaitu 24 bencana banjir, 7 angin kencang, dan
22 bencana kebakaran di Kota Pasuruan. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan
tahun 2016 yang hanya mencapai 50 kejadian. Mayoritas adalah bencana banjir. Daerah
banjir musiman dengan genangan yang cukup lama berada di Kecamatan Gadingrejo,
Panggungrejo, Bugul Kidul dan sebagian kecil di Purworejo, hal tersebut dikarenakan
wilayah-wilayah tersebut merupakan wilayah DAS Welang-Rejoso.
Sementara itu, bencana kebakaran sering terjadi di daerah permukiman padat penduduk
dan perdagangan jasa. Adapun bencana rawan gelombang pasang dan abrasi pantai
berada di sepanjang pesisir mulai dari kecamatan pesisir Gadingrejo, Panggungrjeo, dan
Bugul Kidul.
Jenis-jenis bencana alam yang berpotensi tinggi mengancam wilayah Kota Pasuruan
antara lain sebagai berikut :
1. Banjir
Dilihat dari hidrologinya, Kota Pasuruan memiliki 6 sungai yaitu Sungai Welang
yang berada di Kecamatan Karangketug. Sungai Gembong yang berada di
Kecamatan Purworejo, Sungai Petung, Sungai Sodo, Sungai Kepel dan Sungai
Calung yang berada di Kecamatan Panggungrejo dan Kecamatan Bugulkidul. Total
panjang pantai kurang lebih 26,50 km. Sungai-sungai ini berfungsi sebagai drainase
2-5
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
alam yang bermuara di selat Madura, berpenampang relatif sempit dari beberapa
sempadan sempit dan beberapa sempadan sungai mempunyai tanggul sehingga
cukup berdampak bencana banjir. Tahun 2017, banjir terjadi di Kecamatan Bugul
Kidul dan Gadingrejo. Air datang dari Sungai Petung dan Welang yang meluap
dikarenakan intensitas hujan di wilayah itu, masih tinggi dan besar berpotensi terjadi
cukup lama.
Bencana alam banjir di Kota Pasuruan sering terjadi di beberapa wilayah. Luas total
banjir di Kota Pasuruan tahun 2018 pada data IKPLHD Kota Pasuruan 2017-2018
sekitar ± 28 Ha, tahun 2017 sekitar ± 30 Ha dan tahun 2016 sekitar ± 35 Ha. Wilayah
yang sering terjadi banjir, yaitu Kelurahan Karangketug, Kelurahan Kebonagung,
Kelurahan Kepel, Kelurahan Mandaranrejo, Kelurahan Ngemplakrejo, dan
Kelurahan Blandongan.
2. Kebakaran
BPBD mencatat sepanjang 2017 terjadi 44 kali kebakaran. Rinciannya, 22 kali di
Kota Pasuruan dan 22 kali di luar Kota Pasuruan. Mayoritas didominasi karena
kelalaian masyarakat. Misalnya, seperti lupa mematikan putung rokok, elpiji dan
kesalahan dalam instalasi listrik sehingga menyebabkan korsleting dan berujung
pada kebakaran.
3. Gelombang Pasang dan Tsunami
Gelombang pasang atau badai adalah gelombang tinggi yang ditimbulkan karena
efek terjadinya siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia dan berpotensi kuat
menimbulkan bencana alam. Indonesia bukan daerah lintasan siklon tropis tetapi
keberadaan siklon tropis akan memberikan pengaruh kuat terjadinya 6ngina kencang,
gelombang tinggi disertai hujan deras. (Peraturan BNPB nomor 7 tahun 2012).
Berdasarkan dokumen kajian bencana Provinsi Jawa Timur tahun 2015, pesisir Kota
Pasuruan memiliki resiko gelombang pasang tinggi pada kecamatan pesisir
Gadingrejo, Panggungrejo dan Bugulkidul. Tingkat resiko tsunami di Kota Pasuruan
menurut IKPLHD Jawa Timur tahun 2016 masuk dalam resiko sedang tsunami. Oleh
karena tingkat resiko gelombang pasang yang tinggi dan resiko sedang tsunami
dibutuhkan kegiatan struktur/fisik untuk mitigasi terhadap bencana gelombang
pasang seperti penyediaan system peringatan dini, penggunaan bangunan peredam
gelombang, vegetasi pantai, dan pengelolaan ekosistem pesisir.
Tabel 2.6 Kawasan Rawan Bencana Banjir di Kota Pasuruan Januari, Februari
Tahun 2018
Lokasi Keterangan
Jenis Bencana
Kecamatan Kelurahan
Karangketug Luapan Sungai Welang
Gadingrejo Randusari Luapan Sungai Welang
Krapyakrejo Luapan Sungai Welang
Banjir
Bakalan Luapan Sungai Petung
Bugul Kidul
Blandongan Luapan Sungai Petung
Panggungrejo Kebonsari Luapan Sungai Petung
2-6
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
Lokasi Keterangan
Jenis Bencana
Kecamatan Kelurahan
Petamanan Luapan Sungai Petung
Kandang Sapi Luapan Sungai Petung
Wirogunan Luapan Sungai Gembong
Purutrejo Luapan Sungai Gembong
Purworejo
Kebonagung Luapan Sungai Gembong
Purworejo Luapan Sungai Gembong
Pohjantrek Purworejo
Putting Beliung
Gadingrejo Krapyakrejo
Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pasuruan, 2018
2-7
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
2-8
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
2-9
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
2-10
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
2-11
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
2-12
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
2-13
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
2-14
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
2-15
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
2-16
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
Gambar 2.11 Peta Risiko Bencana Gelombang Ekstrim dan Abrasi Kota Pasuruan
2-17
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
80.000
70.000
60.000
50.000
40.000
30.000
20.000
10.000
0
2016 2017 2018 2019 2020
Gadingrejo 44.263 44.604 44.918 48.262 49.442
Purworejo 56.398 57.051 57.678 61.868 62.007
Bugulkidul 31.557 32.185 32.819 31.828 31.687
Panggungrejo 63.993 63.856 63.663 69.050 64.870
Laju pertumbuhan penduduk di Kota Pasuruan dalam kurun waktu 2016-2019 terus
mengalami penurunan. Tingkat penurunan paling tinggi pada tahun 2019. Berikut data
laju pertumbuhan penduduk pada setiap kecamatan di Kota Pasuruan.
2-18
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
2-19
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
Tabel 2.10 Rasio Jenis Kelamin Penduduk Kota Pasuruan Tahun 2019
No Kecamatan Kelurahan Laki-laki Perempuan Sex Ratio
1 Krapyakrejo 3.384 3.380 100,12
2 Bukir 2.225 2.180 102,06
3 Sebani 2.034 1.896 107,28
4 Gentong 2.648 2.698 98,15
Gadingrejo
5 Gadingrejo 6.094 5.649 107,88
6 Petahunan 3.059 3.011 101,59
7 Randusari 1.535 1.494 102,74
8 Karangketug 3.494 3.481 100,37
9 Pohjentrek 4.877 4.803 101,54
10 Wirogunan 2.108 2.072 101,74
11 Tembokrejo 3.742 3.731 100,29
12 Purworejo Purutrejo 3.712 3.694 100,49
13 Kebonagung 5.499 5.565 98,81
14 Purworejo 6.010 6.063 99,13
15 Sekargadung 4.974 5.018 99,13
16 Bakalan 3.490 3.568 97,81
17 Krampyangan 1.488 1.526 97,51
18 Blandongan 2.571 2.604 98,73
Bugulkidul
19 Kepel 2.053 2.019 101,68
20 Bugulkidul 4.493 4.577 98,16
21 Tapaan 1.714 1.725 99,36
22 Petamanan 1.921 1.911 91,31
23 Pekuncen 1.214 1.281 95,21
24 Bugullor 4.297 4.389 101,45
25 Kandangsapi 810 902 89,86
26 Bangilan 953 970 87,40
27 Kebonsari 4.098 4.164 86,05
28 Panggungrejo Karanganyar 4.949 5.125 98,14
29 Trajeng 4.209 4.256 96,22
30 Mayangan 1.256 1.280 97,41
31 Mandaranreji 2.624 2.709 96,38
32 Panggungrejo 1.789 1.724 100,59
33 Ngemplakrejo 4.047 4.013 98,80
34 Tambaan 2.121 2.038 100,87
Sumber: Kecamatan Gadingrejo, Kecamatan Purworejo, Kecamatan Bugulkidul, Kecamatan Panggungrejo
Dalam Angka, 2020
2-20
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
dibandingkan kematian penduduk. Pada tahun 2019 terdapat 928 kelahiran dan 454
kematian di Kota Pasuruan.
2-21
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
Luas (Ha)
Pola Ruang Grand
Bugulkidul Gadingrejo Panggungrejo Purworejo
Total
Kawasan Pelabuhan - - 45,74 - 45,74
Kawasan Pertahanan
& Keamanan - 0,93 7,42 - 8,35
Tempat Pembuangan
Akhir 6,23 - - - 6,23
Jalan 24,47 21,94 39,07 18,23 103,72
Sungai 15,75 3,02 5,53 7,33 31,64
Grand Total 1.614,83 816,82 875,19 571,82 3.878,67
Sumber: Perda RTRW Kota Pasuruan No 1 Tahun 2012
2-22
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
2-23
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
2-24
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
2-25
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
Tabel 2.19 Jumlah Pelanggan dan Air yang Disalurkan Di Kota Pasuruan Tahun 2019
Nilai
No Kecamatan Pelanggan Air Disalurkan (m3)
(Rupiah)
1 Gadingrejo 2.847 599.956 2.128.316.919
2 Purworejo 6.880 1.449.841 5.143.245.663
3 Bugulkidul 3.464 729.978 2.589.564.386
4 Panggungrejo 7.239 1.525.494 5.411.621.418
Total 20.430 4.305.269 15.272.748.386
Sumber: Kota Pasuruan Dalam Angka, 2020
Tabel 2.20 Jumlah Pelanggan dan Air yang Disalurkan Menurut Jenis Kelompok Tarif
di Kota Pasuruan Tahun 2019
Air Disalurkan Nilai
No Kelompok Tarif Pelanggan
(m3) (Rupiah)
1 Sosial 456 263.263 466.965.969
2 Rumah Tangga 20.293 3.894.782 12.276.484.878
3 Instansi Pemerintah 177 143.575 835.610.497
4 Niaga 628 213.719 2.074.906.756
5 Industri 46 27.833 464.341.916
6 Khusus 2 10.971 37.312.371
Total 21.611 4.554.143 16.155.622.387
Sumber: Kota Pasuruan Dalam Angka, 2020
Tabel 2.21 Daya Terpasang, Produksi, dan Distribusi Listrik PT. PLN
di Kota Pasuruan Tahun 2019
Daya Terpasang Produksi Listrik Listrik Terjual
No Kecamatan
(KVA) (MWh) (MWh)
1 Gadingrejo 25.191 46.067 42.314
2 Purworejo 37.105 67.857 62.328
3 Bugulkidul 13.040 23.847 21.904
4 Panggungrejo 57.868 105.829 97.206
Total 133.204 243.601 223.751
Sumber: Kota Pasuruan Dalam Angka, 2020
2-26
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
Lebar Lebar
Panjang Kedalaman Debit Maks Debit Min
No Nama Sungai Permukaan Dasar
(km) (m) (m3/dtk) (m3/dtk)
(m) (m)
1 Welang 1,00 35 30 4,5 130,5 40,5
2 Gembong 7,50 25 21 4 105 32,5
3 Petung 6,00 20 16 4 127,5 35
Sumber : IKPLHD Kota Pasuruan 2019
Hasil pemantauan kualitas air sungai dari ketiga sungai utama di Kota Pasuruan dapat
disimpulkan. Parameter Oksigen Terlarut/DO (Dissolved Oxygen) di ketiga sungai, 100%
telah memenuhi baku mutu kelas III dan 83% memenuhi baku mutu kelas II. Parameter
BOD (Biologycal Oxygen Demand) atau kebutuhan oksigen untuk mereduksi zat organik
secara biologi/alami, pemantauan november 2018 kelas II dan kelas III tidak memenuhi
baku mutu. Parameter COD (Chemical Oxygen Demand) atau kebutuhan oksigen untuk
mengurangi zat organik secara kimiawi, pada pemantauan april 2018 Sungai Gembong
memenuhi baku mutu kelas II, pemantauan november 2018 Sungai Gembong dan Petung
memenuhi baku mutu kelas II. Parameter TSS (Total Suspended Solids) atau kepadatan
yang terlarut, berdasarkan hasil pemantauan april 2018 Sungai Welang memenuhi baku
mutu kelas II, Sungai Gembong tidak memenuhi baku mutu kelas III.
2-27
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
Parameter TSS, daerah Panggungrejo hasilnya tidak melebihi baku mutu kualitas air
laut
Parameter DO, pada semua lokasi menunjukan hasil yang tidak melebihi baku mutu
kualitas air laut
Tabel 2.23 Luas dan Kerapatan Tutupan Mangrove di Kota Pasuruan Tahun 2019
Luas Lokasi Persentase Tutupan Kerapatan
No Kecamatan
(Ha) (%) (Pohon/Ha)
1 Panggungrejo 114 70 400
2 Bugul Kidul 447 85 510
3 Purworejo 0 0 0
4 Gadingrejo 64 75 450
Sumber : IKPLHD Jawa Timur Tahun 2019
2-28
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
Tabel 2.25 Luas Lahan Kritis Di Dalam dan Luar Kawasan Hutan
Tidak
1 Gadingrejo 0,00 0,00 0,00 14,00 0,00 0,00 0,00 0,00
terawat
2 Purworejo 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 -
3 Bugul Kidul 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 -
4 Panggungrejo 0,00 0,00 0,00 20,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Tergenang
Sumber : IKPLHD Kota Pasuruan 2019
2-29
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
Hasil dari pemantauan tersebut untuk SO2 (Sulfur Dioksida) gas hasil pembakaran dari
kegiatan rumah tangga, dari hasil pengamatan dari 6 titil lokasi sudah memenuhi kriteria
atau tidak melebihi baku mutu. CO (Karbon Monoksida) gas yang tidak berwarna dan
berbau dari emisi kendaraan bermotor, hasil pemantauan sudah memenuhi kriteria atau
tidak melebihi baku mutu. NO2 gas yang berasal dari mesin kendaraan dan mesin industri,
dari hasil pemantauan sudah memenuhi kriteria atau tidak melebihi baku mutu. O3 (Ozon)
gas yang dapat merugikan manusia karena berbahaya bagi kehidupan, menurut hasil
pemantauan sudah memenuhi kriteria atau tidak melebihi baku mutu. Pb (Timbal Hitam)
gas buang kendaraan bermotor yang membahayakan kesehatan manusia, hasil
pemantauan sudah memenuhi kriteria atau tidak melebihi baku mutu.
2-30
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
Kajian risiko iklim dirancang untuk menganalisis dan membangun pemahaman mengenai
kerentanan terhadap perubahan iklim guna mendukung dan memberi informasi dalam
2-31
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
proses perencanaan dan pengambilan keputusan di suatu kota. Tujuan utama dari
pendekatan kajian risiko iklim adalah untuk menyediakan informasi mengenai proil, pola,
dan perubahan risiko dengan tujuan untuk mendeinisikan prioritas, memilih alternatif
strategi, atau memformulasikan respon strategi baru (IPCC, 2012). Kajian risiko iklim
distrukturkan sebagai suatu proses identifikasi dan deskripsi yang terdiri dari dua
komponen yaitu bahaya dan kerentanan. Proses ini dimulai dengan mengumpulkan dan
menganalisis data untuk membentuk framework dan konteks penilaian (assessment), dan
juga menilai kondisi kerentanan saat ini. Tahapan berikutnya adalah melihat kondisi di
masa depan; seperti skenario/prediksi di masa depan yang berhubungan dengan
bagaimana kondisi kerentanan dan risiko iklim mungkin dapat berubah dari waktu ke
waktu.
Besar kecilnya dampak atau Konsekuensi (K) yang ditimbulkan oleh kejadian bencana
(perubahan iklim) pada suatu sistem akan ditentukan oleh tingkat keterpaparan
(Exposure, E), Sensitivitas (Sensitivity, S) dan Kapasitas (C) dari sistem
tersebut. Kerentanan (Vulnerability) mengambarkan sejauh mana sistem tersebut dapat
mentolerir suatu perubahan atau penyimpangan (dalam kaitannya dengan perubahan
iklim). Apabila perubahan/penyimpangan sudah melewati batas toleransi dari
sistem maka sistem menjadi rentan karena penyimpangan atau perubahan iklim tersebut
menyebabkan dampak negatif. Oleh karena itu, Kerentanan (V) dapat direpresentasikan
oleh kondisi biofisik dan lingkungan, serta kondisi sosial-ekonomi, yang selanjutnya
dinyatakan dengan indek sensitifitas dan keterpaparan (Sensitivity and Exposure Index,
SEI). Misalnya orang miskin lebih rentan dari orang kaya, atau orang yang tinggal di
pinggir sungai lebih rentan terhadap bahaya banjir.
2-32
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
Gambar 2.16 Kerangka Pikir Perumusan Kategori Risiko Terhadap Penyimpangan Iklim
Nilai risiko dari dampak iklim tersebut selain dipengaruhi oleh indeks kerentanan, juga
dipengaruhi oleh peluang kemunculannya. Seperti telah disebutkan diatas, besarnya
dampak dipengaruhi tingkat toleransi sistem terhadap penyimpangan iklim yang terjadi.
Dalam hal risiko terhadap bencana banjir dan kekeringan, maka peubah iklim curah hujan
dapat dipergunakan sebagai pemicu kemunculan bencana. Dengan demikian, peluang
kemunculan curah hujan di atas batas tertentu (untuk bencana banjir) atau curah hujan di
bawah batas tertentu (dalam hal bencana kekeringan) bersama dengan indeks kerentanan
dapat dipergunakan sebagai kategori terhadap nilai risiko yang akan terjadi. Gambar
diatas menyajikan logika berpikir dalam mengkategorikan tingkat risiko terhadap
penyimpangan iklim.
2-33
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
ditentukan secara subyektif oleh penggua maupun menggunakan default yang sudah
ada di dalam sistem.
3. Penentuan Kelas Kerentanan: Kelas kerentanan sebagai fungsi dari IKA dan IKS yang
sudah dikonversi ke interval [-0.5,0.5]. Dalam hal ini ada 5 kelas yang didasarkan
pada level IKA dan IKS (Low, Medium, ataupun High), yaitu (seperti disajikan pada
Gambar 2.17):
4. Penentuan Kelas Risiko Iklim: Kelas risiko iklim ditentukan berdasar kelas
kerentanan dan peluang terjadinya penyimpangan iklim (curah hujan). Dalam hal ini
ada dua jenis kelas risiko iklim, yaitu untuk banjir dan kekeringan. Nilai peluang
hujan mencapai (melebihi batas tertentu untuk banjir atau kurang dari batas tertentu
untuk kekeringan) dibagi menjadi 5 kelas, sehingga akan diperoleh matrik 5x5 (5 dari
kelas kerentanan dan 5 dari kelas peluang). Selanjutnya 25 sel dalam matriks tersebut
dikelompokkan menjadi 9 kelas risiko iklim seperti diperlihatkan pada Gambar 2.18.
2-34
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
Setelah melihat tabel diatas maka dapat disimpulkan kembali angka kerentanan 3
menunjukkan bahwa tingkat kerentanan cukup rentan. Begitu pula dengan risiko banjir
dan kekeringan dengan nilai 3 dapat diartikan bahwa Kota Pasuruan berada pada risiko
banjir dan kekeringan yang cukup rentan. Secara lebih jelas dapat dilihat pada peta risiko
banjir, peta risiko kekeringan, peta kerentananan perubahan iklim pada gambar dibawah
ini.
2-35
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
2-36
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
2-37
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
2-38
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
Dimana,
Pij = Jumlah penduduk grid ke-i di kelurahan j (kapita)
Wtotal = bobot densitas penduduk berdasarkan kelas lahan dan jenis jalan
Pj = populasi penduduk kelurahan (kapita)
∑Wtotal = jumlah bobot densitas penduduk dari seluruh grid pada keluarahan j
Bobot tata guna lahan dan kelas jalan untuk distribusi penduduk dalam grid skala ragam
(Nengsih, 2014) dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.27 Bobot Tata Guna Lahan dan Kelas Jalan untuk Distribusi Penduduk
Jenis Jalan dan Kelas Jalan Bobot
Jalan Arteri 0,095
Jalan Lokal 0,180
Jalan Kolektor 0,009
Kelas Tata Guna Lahan Bobot
Rawa 0,007292
Kebun 0,023
Terminal/Stasiun 0,02415
Hutan Kota 0,05223
Tegalan/Ladang 0,06048
Kolam 0,09263
Tambak 0,1
Sawah 0,13817
Lahan Kosong 0,1429
Toko/Pertokoan 0,15074
Taman/Taman Kota 0,2117
Industri 0,28376
Sekolah/Lembaga Institusi 0,29303
Rumah 0,437
2-39
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
Neraca air lahan merupakan suatu estimasi ketersediaan air yang berada pada suatu lahan
tertentu dengan jenis tutupan tertentu. Ketersediaan air yang merupakan bagian dari
fenomena alam, sering sulit untuk diatur dan diprediksi dengan akurat. Hal ini karena
ketersediaan air mengandung unsur variabilitas ruang (spatial variability) dan variabilitas
waktu (temporal variability) yang sangat tinggi. mengingat daya dukung lingkungan
hidup tidak dapat dibatasi berdasarkan batas wilayah administratif, penerapan rencana
tata ruang harus memperhatikan aspek keterkaitan ekologis, efektivitas dan efisiensi
pemanfaatan ruang, serta dalam pengelolaannya memperhatikan kerja sama antar daerah.
2-40
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
2-41
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
Untuk memenuhi kebutuhan air secara minimal yang harus dipenuhi untuk setiap
masyarakat Kota Pasuruan. Asumsi kebutuhan air dengan mengacu pada
SNI.6728.1:2015 yaitu pada skala kota sedang yaitu 120 L/orang/hari, sedangkan asumsi
20% untuk kebutuhan air bersih domestik (sekolah, kantor, tempat ibadah, dll).
Kebutuhan perkapita untuk air bersih domestik dan non domestik tersebut kemudian
dikalikan dengan jumlah penduduk pada setiap Desa/Kelurahan di Kota Pasuruan. Untuk
kebutuhan air pertanian dan kebutuhan air untuk industri berdasarkan penggunaan lahan
pertanian dan industri yang ada di Kota Pasuruan. Asumsi untuk kebutuhan air pada
kegiatan pertanian dihitung dengan mengalikan luas lahan pertanian sawah terhadap 1,2
Liter/detik/Ha pada setiap musim panen sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal untuk
irigasi pada Permen PU 01/2014 untuk standar pelayanan minimal kebutuhan irigasi
sawah, sedangkan untuk kebutuhan air industri sebanyak sebanyak 0,7 Liter/detik/Ha.
Untuk analisa kebutuhan air, dibagi berdasarkan jenis penggunaannya antara lain
kebutuhan air domestik, kebutuhan air non domestik, kebutuhan air pertanian dan
kebutuhan air untuk industri. Adapun untuk perhitungan jumlah kebutuhan air untuk
kegiatan domestik dan non domestik, pertanian dan industri untuk jumlah kebutuhan air
dapat dilihat pada Tabel 2.30 dibawah ini.
2-42
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
2-43
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
Tabel 2.31 Perhitungan Ketersediaan Debit Air Permukaan (Run Off) dan Air Tanah Dangkal (Infiltrasi) Kecamatan Gadingrejo
Luasan Luasan R I
No Jenis Penggunaan Lahan Luasan (Ha) Nilai C* IK
(Km2) (m2) (L/detik) (L/detik)
1 Sempadan Pantai - - - 0,15 0,85 - -
2 Sempadan Rel 4,46 0,04 44.600 0,15 0,85 0,09 0,49
3 Sempadan Sungai 2,80 0,03 28.000 0,3 0,7 0,11 0,25
4 Ruang Terbuka Hijau 41,65 0,42 416.500 0,15 0,85 0,80 4,55
5 Hutau Bakau - - - 0,18 0,82 - -
6 Budidaya Perikanan Air Payau 6,90 0,07 69.000 0,35 0,65 0,31 0,58
7 Kawasan Pertanian Lahan Basah 244,40 2,44 2.444.000 0,2 0,8 6,28 25,12
8 Kawasan Pertanian Lahan Kering 7,57 0,08 75.700 0,2 0,8 0,19 0,78
9 Industri Sedang dan Pergudangan 105,75 1,06 1.057.500 0,35 0,65 4,76 8,83
10 Perdagangan dan Jasa 9,27 0,09 92.700 0,35 0,65 0,42 0,77
11 Perkantoran 2,47 0,02 24.700 0,3 0,7 0,10 0,22
12 Permukiman 178,63 1,79 1.786.300 0,4 0,6 9,18 13,77
13 Rencana Permukiman 175,27 1,75 1.752.700 0,3 0,7 6,76 15,76
14 Pariwisata Alam - - - 0,2 0,8 - -
15 Fasilitas Pendidikan - - - 0,18 0,82 - -
16 Fasilitas Umum 11,74 0,12 117.400 0,2 0,8 0,30 1,21
17 Prasarana Transportasi - - - 0,18 0,82 - -
18 Kawasan Pelabuhan - - - 0,18 0,82 - -
19 Kawasan Pertahanan dan Keamanan 0,93 0,01 9.300 0,18 0,82 0,02 0,10
20 Tempat Pembuangan Akhir - - - 0,2 0,8 - -
21 Jalan 21,94 0,22 219.400 0,18 0,82 0,51 2,31
22 Sungai 3,02 0,03 30.200 0,2 0,8 0,08 0,31
TOTAL 816,80 8,17 8.168.000 5,08 16,92 29,9 75,1
Sumber : Hasil Analisa, 2020
2-44
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
Tabel 2.32 Perhitungan Ketersediaan Debit Air Permukaan (Run Off) dan Air Tanah Dangkal (Infiltrasi) Kecamatan Purworejo
2-45
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
Tabel 2.33 Perhitungan Ketersediaan Debit Air Permukaan (Run Off) dan Air Tanah Dangkal (Infiltrasi) Kecamatan Bugulkidul
Luasan Luasan R I
No Jenis Penggunaan Lahan Luasan (Ha) Nilai C* IK
(Km2) (m2) (L/detik) (L/detik)
1 Sempadan Pantai 12,82 0,13 128.200 0,15 0,85 0,25 1,40
2 Sempadan Rel 3,99 0,04 39.900 0,15 0,85 0,08 0,44
3 Sempadan Sungai 17,91 0,18 179.100 0,3 0,7 0,69 1,61
4 Ruang Terbuka Hijau 40,89 0,41 408.900 0,15 0,85 0,79 4,47
5 Hutau Bakau 28,66 0,29 286.600 0,18 0,82 0,66 3,02
6 Budidaya Perikanan Air Payau 536,47 5,36 5.364.700 0,35 0,65 24,13 44,80
7 Kawasan Pertanian Lahan Basah 509,42 5,09 5.094.200 0,2 0,8 13,09 52,36
8 Kawasan Pertanian Lahan Kering 6,58 0,07 65.800 0,2 0,8 0,17 0,68
9 Industri Sedang dan Pergudangan 25,26 0,25 252.600 0,35 0,65 1,14 2,11
10 Perdagangan dan Jasa 11,89 0,12 118.900 0,35 0,65 0,53 0,99
11 Perkantoran 10,73 0,11 107.300 0,3 0,7 0,41 0,97
12 Permukiman 158,35 1,58 1.583.500 0,4 0,6 8,14 12,21
13 Rencana Permukiman 191,05 1,91 1.910.500 0,3 0,7 7,36 17,18
14 Pariwisata Alam 6,74 0,07 67.400 0,2 0,8 0,17 0,69
15 Fasilitas Pendidikan - - - 0,18 0,82 - -
16 Fasilitas Umum 5,72 0,06 57.200 0,2 0,8 0,15 0,59
17 Prasarana Transportasi 1,90 0,02 19.000 0,18 0,82 0,04 0,20
18 Kawasan Pelabuhan - - - 0,18 0,82 - -
19 Kawasan Pertahanan dan Keamanan - - - 0,18 0,82 - -
20 Tempat Pembuangan Akhir 6,23 0,06 62.300 0,2 0,8 0,16 0,64
21 Jalan 24,47 0,24 244.700 0,18 0,82 0,57 2,58
22 Sungai 15,75 0,16 157.500 0,2 0,8 0,40 1,62
TOTAL 1.614,83 16,15 16.148.300 5,08 16,92 58,9 148,6
Sumber : Hasil Analisa, 2020
2-46
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
Tabel 2.34 Perhitungan Ketersediaan Debit Air Permukaan (Run Off) dan Air Tanah Dangkal (Infiltrasi) Kecamatan Panggungrejo
Luasan Luasan R I
No Jenis Penggunaan Lahan Luasan (Ha) Nilai C* IK
(Km2) (m2) (L/detik) (L/detik)
1 Sempadan Pantai 15,82 0,16 158.200 0,15 0,85 0,30 1,73
2 Sempadan Rel 5,13 0,05 51.300 0,15 0,85 0,10 0,56
3 Sempadan Sungai 9,21 0,09 92.100 0,3 0,7 0,36 0,83
4 Ruang Terbuka Hijau 49,01 0,49 490.100 0,15 0,85 0,94 5,35
5 Hutau Bakau 10,90 0,11 109.000 0,18 0,82 0,25 1,15
6 Budidaya Perikanan Air Payau 40,08 0,40 400.800 0,35 0,65 1,80 3,35
7 Kawasan Pertanian Lahan Basah 15,81 0,16 158.100 0,2 0,8 0,41 1,63
8 Kawasan Pertanian Lahan Kering - - - 0,2 0,8 - -
9 Industri Sedang dan Pergudangan 61,38 0,61 613.800 0,35 0,65 2,76 5,13
10 Perdagangan dan Jasa 115,78 1,16 1.157.800 0,35 0,65 5,21 9,67
11 Perkantoran 33,19 0,33 331.900 0,3 0,7 1,28 2,99
12 Permukiman 260,11 2,60 2.601.100 0,4 0,6 13,37 20,05
13 Rencana Permukiman 136,17 1,36 1.361.700 0,3 0,7 5,25 12,25
14 Pariwisata Alam 3,30 0,03 33.000 0,2 0,8 0,08 0,34
15 Fasilitas Pendidikan 0,94 0,01 9.400 0,18 0,82 0,02 0,10
16 Fasilitas Umum 20,50 0,21 205.000 0,2 0,8 0,53 2,11
17 Prasarana Transportasi 0,10 0,00 1.000 0,18 0,82 0,00 0,01
18 Kawasan Pelabuhan 45,74 0,46 457.400 0,18 0,82 1,06 4,82
19 Kawasan Pertahanan dan Keamanan 7,42 0,07 74.200 0,18 0,82 0,17 0,78
20 Tempat Pembuangan Akhir - - - 0,2 0,8 - -
21 Jalan 39,07 0,39 390.700 0,18 0,82 0,90 4,12
22 Sungai 5,53 0,06 55.300 0,2 0,8 0,14 0,57
TOTAL 875,19 8,75 8.751.900 5,08 16,92 34,9 77,5
Sumber : Hasil Analisa, 2020
2-47
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
2-48
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
Untuk menunjukan besaran relatif, perlu juga dinyatakan dengan nilai supply/demand.
Supply menujukan jumlah ketersediaan air di wilayah tersebut yaitu berupa jumlah
ketersediaan air dari volume curah hujan rerata kawasan, sedangkan demand menunjukan
jumlah kebutuhan air berdasarkan faktor penentuan kebutuhan air di Kota Pasuruan.
Dalam perhitungan maka status daya dukung air di Kota Pasuruan berada pada kondisi
terlampaui, artinya ada yang tidak memenuhi daya dukung air (Tabel 2.36). Kriteria
status daya dukung lingkungan berbasis neraca air tidak cukup dinyatakan dengan
terlampaui dimana rasio daya dukung air Kota Pasuruan per kecamatan kurang dari 1.
Penggambaran dari model sebaran kebutuhan dan ketersediaan air serta status daya
dukung air berdasarkan sebaran kepadatan penduduk dapat dilihat pada Gambar 2.23.
Tahun 2020
800
678,60
700
600
Liter/Detik
500 383,67
400
300 204,22 207,49
200 104,95 112,45134,20
73,47
100
0
Kec. Gadingrejo Kec. Purworejo Kec. Bugulkidul Kec. Panggungrejo
Kecamatan
Gambar 2.23 Grafik Proyeksi Ketersediaan dan Kebutuhan Air Tahun 2020
2-49
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
2-50
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
2-51
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
berasal dari BPS Kota Pasuruan terbaru. Untuk perhitungan kebutuhan lahan diperoleh
dengan cara mengalikan jumlah penduduk dengan kebutuhan lahan untuk hidup layak
(KHLL). Luas lahan yang dibutuhkan untuk kehidupan hidup layak per penduduk
merupakan kebutuhan hidup layak per penduduk dibagi produktivitas beras lokal.
Hasil status daya dukung lahan per kecamatan yang ada di Kota Pasuruan, maka dapat
dilihat terdapat perbedaan daya dukung lahan terhadap penyediaan pangan pada setiap
desa/kelurahannya. Jika desa/kelurahan yang memiliki daya dukung lahan memenuhi
daya dukung (tidak terlampaui) maka memperlihatkan bahwa daerah desa/kelurahan
tersebut memiliki lahan yang produktif untuk beras dan jenis pangan lainnya. Secara
esensial pemenuhan pangan untuk masyarakat di daerah kecamatan tersebut dapat
tercukupi. Sedangkan jika terdapat kecamatan yang memiliki tidak memenuhi daya
dukung lahan (terlampaui) maka daerah tersebut dalam pemenuhan pangannya tidak
tercukupi dengan jumlah produktivitas lahan yang ada. Penentuan daya dukung lahan
dilakukan dengan membandingkan ketersediaan dan kebutuhan lahan seperti digambar
dalam diagram dibawah ini.
Ketersediaan lahan ditentukan berdasarkan data total produksi aktual setempat dari setiap
komoditas di suatu wilayah, dengan menjumlahkan produk dari semua komoditas yang
ada di wilayah tersebut. Untuk penjumlahan ini digunakan harga sebagai faktor konversi
karena setiap komoditas memiliki satuan yang beragam. Sementara itu, kebutuhan lahan
dihitung berdasarkan kebutuhan hidup layak.
2-52
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
Dalam perhitungan ini, faktor konversi yang digunakan untuk menyetarakan produk
non beras ddengan beras adalah harga.
Keterangan :
DL = Total kebutuhan lahan setara beras (ha)
N = Jumlah penduduk (orang)
KHLL = Luas lahan yang dibutuhkan untuk kebutuhan hidup layak
per penduduk
2-53
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
Jadi kebutuhan lahan untuk hidup layak di Kota Pasuruan adalah 6,52 Ha/orang.
Kebutuhan lahan diperoleh dengan cara mengalikan jumlah penduduk (N) dengan
kebutuhan lahan untuk hidup layak (KHL). Perhitungan kebutuhan lahan (DL) pada tahun
saat ini dengan jumlah penduduk tahun 2020 sebesar 216.203 jiwa, dengan menggunakan
persamaan :
DL = 216.203 jiwa x 6,52 jiwa/Ha
= 1.410.517,68 Ha
Sehingga untuk kebutuhan lahan (DL) untuk Kota Pasuruan pada tahun 2020 adalah
1.410.517,68 Ha.
2-54
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
Status
Jumlah Ketersedia
N Kebutuhan Daya
Tahun Penduduk an Lahan Selisih Rasio
o Lahan (Ha) Dukung
(jiwa) (Ha)
Lahan
1 2020 216.203 1.410.517,68 137.350,57 -1.273.167,11 Terlampaui 0,10
Sumber: Hasil analisa, 2020
Model persebaran kebutuhan dan ketersediaan lahan pangan serta status daya dukung
lahan pangan berdasarkan distribusi penduduk grid dapat dilihat pada Gambar 2.26.
Pada dasarnya daya dukung lahan ini telah memberikan gambaran tentang rencana
program atau kegiatan yang dapat dilakukan dalam pembangunan lahan untuk komoditas
pangan. Kondisi degradasi lahan berupa penurunan daya dukung lahan dan pencemaran
lahan perkebunan, menjadi ancaman serius yang harus dihindari. Kota Pasuruan sebagai
wilayah perkotaan yang memiliki keterbatasan lahan untuk komoditas pangan dalam
kondisi defisit haruslah melakukan strategi dalam peningkatan daya dukung lahan yang
ada, dengan melakukan :
Konsep pertanian berkelanjutan
Penggunaan lahan yang tepat, salah satu bagian dari konservasi tanah dan air pada
setiap bidang tanah sehingga penggunaan lahan yang ada tidak rusak dan dapat
menjamin produktifitas lahan yang tinggi.
Meminimalisir input dari luar daerah (pupuk, bibit, dan pestisida)
Mengurangi pengolahan tanah yang terlalu intesif
2-55
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
2-56
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
Berdasarkan batasan konsep tersebut, daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
diukur dengan pendekatan jasa ekosistem. Semakin tinggi nilai jasa ekosistem, maka
semakin tinggi pula kemampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Untuk
memperoleh nilai jasa ekosistem digunakan dua penaksiran yaitu landscape based proxy
dan landcover/landused based proxy, yang selanjutnya digunakan dasar untuk melakukan
pemetaan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
Jasa ekosistem adalah keuntungan yang diperoleh manusia dari ekosistem (MA, 2005).
Jasa ekosistem dikategorikan menjadi empat, yaitu meliputi jasa penyediaan
(provisioning), jasa pengaturan (regulating), jasa budaya (cultural), dan jasa pendukung
(supporting) (MA, 2005).
a. Jasa Penyediaan : bahan makanan, air bersih, serat, bahan bakar dan
bahan dasar lainnya, materi genetik, bahan obat dan biokimia,
spesies hias.
b. Jasa Pengaturan : pengaturan kualitas udara, pengaturan iklim, pencegahan
gangguan, pengaturan air, pengolahan limbah, perlindungan
tanah, penyerbukan, pengaturan biologis, pembentukan tanah
c. Jasa Budaya : estetika, rekreasi, warisan dan identitas budaya, spiritual dan
keagamaan, pendidikan
d. Jasa Pendukung : habitat berkembang biak, perlindungan plasma nutfah
2-57
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
Dalam kajian KLHS RDTR BWP Pasuruan ini, maka dengan bersumber dari dokumen
Daya Dukung dan Daya Tampung Jasa Ekosistem Provinsi Jawa Timur Tahun 2017 yang
disusun oleh Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Pulau Jawa, Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Adapun metode yang digunakan dalam analisa daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk Kota Pasuruan ini dengan mengacu
pada indeks daya dukung daya tampung berbasis jasa ekosistem Provinsi Jawa Timur
dengan kedetailan skala peta 1:50.000 yang disesuaikan dan dianalisa berdasarkan peta
tutupan lahan Kota Pasuruan skala 1:50.000 yang berasal dari interpretasi citra pleiades
Tahun 2017 dengan survey Tahun 2018.
Penilaian DDDT-LH Jasa Ekosistem Kota Pasuruan mengambil 6 jenis jasa ekosistem
yaitu Jasa Ekosistem Penyedia Air, Jasa Ekosistem Penyedia Pangan, Jasa Ekosistem
Pengaturan Tata Aliran Air Dan Banjir, Jasa Ekosistem Pengaturan Pemeliharaan
Kualitas Udara, Jasa Ekosistem Pengaturan Pemurnian Air dan Jasa Ekosistem Budidaya
Tempat Tinggal dan Ruang Hidup. Dasar pertimbangan dalam penentuan jasa ekosistem
yang dibahas dalam KLHS ini yaitu bahwa 6 jasa ekosistem ini merupakan fungsi
lingkungan hidup paling prioritas yang mampu memberikan layanan terhadap manusia
untuk tinggal didalamnya, yang dipengaruhi oleh kondisi tutupan lahan yang ada di Kota
Pasuruan. Hal ini dengan melihat aspek kualitas dan kuantitas air, penyediaan lahan untuk
ruang hidup dan tempat tinggal serta kualitas udara. Secara lebih lengkap uraian dari
masing-masing kondisi dan fungsi jasa ekosistem di Kota Pasuruan dapat dijelaskan
dibawah ini.
2-58
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
Karakteristik tanah di dataran aluvial dan kaki gunung api didominasi pasir rongga antar
pori-pori tanah, di tanah bertekstur pasir relatif besar sehingga dapat menampung air
tanah. Jarak pori antar tanah yang besar juga memudahkan air hujan masuk dan mengalir.
Perbedaan karakteristik tanah dan batuan antar ekoregion menyebabkan variasi
kemampuan dalam mennyerap dan mengalirkan air. Luas dan persentase Jasa Ekosistem
Penyediaan Air Bersih tiap kecamatan di Kota Pasuruan dapat dilihat pada grafik dan peta
Jasa Ekosistem Penyediaan Air Bersih dapat dilihat pada Gambar 2.27 - Gambar 2.28.
100% 3%
2%
18% 25%
80% 34% 21%
12% 2%
11% 8% Sangat Tinggi
60% 18% 14%
23% Tinggi
6%
40% Sedang
25% 63%
46% 51% Rendah
20%
8% Sangat Rendah
0% 10%
Kec. Bugul Kec. Kec. Kec.
Kidul Gadingrejo Panggungrejo Purworejo
2-59
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
2-60
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
Perbedaan karakteristik jenis tanah dan ketersediaan air mempengaruhi kesesuaian lahan
untuk pengembangan pertanian lahan basah. Dataran aluvial dan kaki gunung api
memiliki kesuburan tanah yang tinggi karena kaya unsur hara. Berdasarkan luasannya
dalam penyedia pangan per kecamatan di Kota Pasuruan, maka grafik dan peta Jasa
Ekosistem Penyediaan Pangan Kota Pasuruan dapat dilihat pada Gambar 2.29 dan
Gambar 2.30.
100% 3%
2%
18% 25%
80% 34% 21%
12% 2%
11% 8% Sangat Tinggi
60% 18% 14%
23% Tinggi
6%
40% Sedang
25% 63%
51% Rendah
20% 46%
8% Sangat Rendah
10%
0%
Kec. Bugul Kec. Kec. Kec.
Kidul Gadingrejo Panggungrejo Purworejo
2-61
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
2-62
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
Tabel 2.42 Luas dan Persentase Jasa Ekosistem Pengatur Tata Aliran Air dan Banjir
Jenis DDDTLH Kategori Luas (Ha) %
Sangat Rendah 2.113,93 54,2%
Jasa Ekosistem Rendah 813,46 20,9%
Pengatur Tata Sedang 27,13 0,7%
Aliran Air dan Tinggi 943,81 24,2%
Banjir Sangat Tinggi 2,92 0,1%
Jumlah 3.901,24 100,00%
Sumber : Hasil Analisa, 2020
Data aluvial yang sudah menjadi permukiman mempunyai potensi sangat rendah.
Sebagian besar permukaan tanah sudah diperkeras sehingga air hujan langsung menuju
ke sungai atau menggenang. Kondisi ini memicu peningkatan potensi banjir karena
kenaikan aliran sungai terjadi dalam waktu yang singkat. Jumlah vegetasi sebagai
penahan air hujan relatif minim karena telah berganti menjadi bangunan dan permukiman.
Karakteristik jenis tanah dan batuan akan mempengaruhi potensi untuk mengatur tata air
dan banjir. Berdasarkan luasannya dalam pengaturan tata air dan banjir di Kota Pasuruan
ini bervariasi untuk setiap kelurahannya. Grafik dan peta Jasa Ekosistem Pengaturan Tata
Aliran Air dan Banjir Kota Pasuruan dapat dilihat pada Gambar 2.31 dan Gambar 2.32.
100%
80%
Sangat Tinggi
60%
Tinggi
40% Sedang
20% Rendah
Sangat Rendah
0%
Kec. Bugul Kec. Kec. Kec.
Kidul Gadingrejo Panggungrejo Purworejo
Gambar 2.31 Grafik Jasa Ekosistem Pengatur Tata Aliran Air dan Banjir
Berdasarkan Kecamatan
2-63
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
Gambar 2.32 Peta Jasa Ekosistem Pengatur Tata Aliran Air dan Banjir
2-64
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
Tabel 2.43 Luas dan Persentase Jasa Ekosistem Pengatur Pemurnian Air
Jenis DDDTLH Kategori Luas (Ha) %
Sangat Rendah 2.163,33 55,5%
Rendah 755,65 19,4%
Jasa Ekosistem
Sedang 12,73 0,3%
Pengatur
Tinggi 22,81 0,6%
Pemurnian Air
Sangat Tinggi 946,73 24,3%
Jumlah 3.901,24 100,00%
Sumber : Hasil Analisa, 2020
Setiap ekoregion mempunyai karakteristik tanah dan batuan yang berbeda sehingga
potensi pengaturannya bervariasi. Tanah dan batuan akan membantu proses alami
membersihkan air secara fisik. Sebagian ekoregion yang memiliki lahan pengaturan
pemurnian air rendah adalah berpenggunaan lahan permukaan. Secara lengkap luas dan
persentase jasa ekosistem pengaturan pemurnian air per kecamatan di Kota Pasuruan
dapat dilhat pada grafik dan peta dari persentase jasa ekosistem pengaturan pemurnian air
pada Gambar 2.33 dan Gambar 2.34.
100% 3%
2%
18% 25%
80% 34% 21%
12% 2%
11% 8% Sangat Tinggi
60% 18% 14%
23% Tinggi
6%
40% Sedang
25% 63%
51% Rendah
20% 46%
8% Sangat Rendah
10%
0%
Kec. Bugul Kec. Kec. Kec.
Kidul Gadingrejo Panggungrejo Purworejo
Gambar 2.33 Grafik Jasa Ekosistem Pengatur Pemurnian Air Berdasarkan Kecamatan
2-65
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
2-66
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
Tabel 2.44 Luas dan Persentase Jasa Ekosistem Pengatur Pemeliharaan Kualitas Udara
Jenis DDDTLH Kategori Luas (Ha) %
Sangat Rendah 2.570,93 65,9%
Jasa Ekosistem Rendah 283,03 7,3%
Pengatur Sedang 80,66 2,1%
Pemeliharaan Tinggi 966,62 24,8%
Kualitas Udara Sangat Tinggi 0 0%
Jumlah 3.901,24 100,00%
Sumber : Hasil Analisa, 2020
100% 3%
2%
18% 25%
80% 34% 21%
12% 2%
11% 8% Sangat Tinggi
60% 18% 14%
23% Tinggi
6%
40% Sedang
25% 63%
51% Rendah
20% 46%
8% Sangat Rendah
10%
0%
Kec. Bugul Kec. Kec. Kec.
Kidul Gadingrejo Panggungrejo Purworejo
2-67
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
2-68
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
Tabel 2.45 Luas dan Persentase Jasa Ekosistem Budaya Tempat Tinggal dan Ruang Hidup
Semakin tinggi jasa ekosistem untuk tempat tinggal dan ruang hidup maka semakin besar
kemungkinan manusia untuk bisa menempati ruang sebagai tempat tinggalnya. Rincian
luas jasa ekosistem budaya tempat tinggal dan ruang hidup di Kota Pasuruan per
kecamatan dapat dilihat pada grafik dan peta jasa ekosistem budaya tempat tinggal dan
ruang hidup pada Gambar 2.37 dan Gambar 2.38.
100% 3%
2%
18% 25%
80% 34% 21%
12% 2%
11% 8% Sangat Tinggi
60% 18% 14%
23% Tinggi
6%
40% Sedang
25% 63%
51% Rendah
20% 46%
8% Sangat Rendah
10%
0%
Kec. Bugul Kec. Kec. Kec.
Kidul Gadingrejo Panggungrejo Purworejo
Gambar 2.37 Grafik Jasa Ekosistem Budaya Tempat Tinggal dan Ruang Hidup
Berdasarkan Kecamatan
2-69
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
Gambar 2.38 Peta Jasa Ekosistem Budaya Tempat Tinggal dan Ruang Hidup
2-70
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RDTR KOTA PASURUAN TAHUN 2020
2-71