ABSTRACT
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ABSTRAK
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Kata Kunci:
1. PENDAHULUAN
Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan di bidang teknologi serta
industri, kebutuhan akan air juga mengalami peningkatan. Namun peningkatan kebutuhan
air tersebut tidak mempertimbangkan aspek ketersediaan sumberdaya air yang saat ini
semakin kritis. Air sebagai sumberdaya yang dapat diperbaharui bukan berarti memiliki
keterbatasan dari aspek kualitas dan penyebaran dari sisi lokasi dan waktu. Oleh karena
keterbatasan sumberdaya air tersebut maka dalam pemanfaatannya sangat dibutuhkan
pengelolaan yang cermat agar tetap terjadi keseimbangan antara kebutuhan dan
ketersediaan sumberdaya air dari waktu ke waktu.
Pengelolaan sumberdaya air terpadu merupakan bagian dari pengelolaan Daerah
Aliran Sungai (DAS) terpadu yang bertujuan untuk meningkatkan kehidupan masyarakat
melalui keterlibatannya dalam pengelolaan sumberdaya alam secara berkesinambungan.
Persepsi masyarakat terhadap sumberdaya air menjadi fikus dalam sasaran pengelolaan
sumberdaya air. Perilaku masyarakat perkotaan dan industry perlu perhatian khusus, tidak
hanya mengenai penurapan yang tidak berwawasan lingkungan, tetapi juga pembuangan
limbah yang dilakukan tanpa diolah terlebih dahulu. Mayoritas konsumsi air untuk
pengadaan irigasi pertanian membutuhkan evaluasi efisiensi system irigasi serta pengenalan
sistem pertanian yang hemat air. Selain itu peran masyarakat juga sangat dibutuhkan dalam
control pengelolaan sumberdaya air mengingat masyarakat sebagai pihak terdekat dalam
pemanfaatan air (first responder) (Anshori, 2010). Selain partisipasi masyarakat yang selalu
berkesinambungan dalam pengelolaan DAS, juga diperlukan sinergi antar kelembagaan,
sinergi antar stakeholder yang berhubungan dalam pengelolaan sumberdaya air terpadu.
Untuk itu sangat diperlukan suatu manajemen stakeholder dalam pengelolaan Daerah Aliran
Sungai (DAS)
Dalam penerapan manajemen stakeholder, perlu difahami terlebih dahulu mengenai
pengertian pengelolaan sumberdaya air, yaitu merupakan upaya merencanakan,
melaksanakan, memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumberdaya air,
pendayagunaan sumberdaya air, dan pengendalian daya rusak air. Maksud konservasi
sumberdaya air adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat
dan fungsi sumberdaya air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang
memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik diwaktu sekarang maupun akan
datang. Pendayagunaan sumberdaya air adalah suatu upaya penatagunaan, penyediaan,
penggunaan, pengembangan dan penguasaan sumber daya air secara optimal agar berhasil
guna dan berdaya guna. Sedangkan pengendalian daya rusak air adalah upaya untuk
mencegah, menanggulangi, dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan yang disebabkan
oleh daya rusak air, yaitu daya air yang dapat merugikan kehidupan.
Visi dalam pengelolaan sumberdaya air adalah mewujudkan kemanfaatan
sumberdaya air bagi kesejahteraan seluruh rakyat. Sementara misi pengelolaan sumberdaya
air adalah konservasi sumberdaya air yang berkelanjutan, pendayagunaan sumberdaya air
yang adil untuk berbagai kebutuhan masyarakat yang memenuhi kualitas dan kuantitas,
pengendalian daya rusak air, pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat, swasta,
dan pemerintah dalam pengelolaan sumberdaya air, peningkatan keterbukaan ketersediaan
data dan informasi dalam pengelolaan sumberdaya air. Dalam pengelolaan sumberdaya air
digunakan asas-asa kelestarian, keseimbangan fungsi social ekonomi dan lingkungan,
kemanfaatan umum, keterpaduan dan keserasian, keadilan, kemandirian, transparansi dan
akuntabilitas (Sunaryo, dkk., 2004).
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Stakeholder
Stakeholder atau pemangku kepentingan merupakan orang-orang yang terlibat (baik
secara langsung maupun tidak langsung) dengan proyek dan orang-orang/lembaga yang
dipengaruhi oleh aktivitas proyek maupun hasil dari proyek.
Clarkson (dalam artikel tahun 1994) mendefinisikan Stakeholders sebagai suatu kelompok
atau individu yang menanggung suatu jenis risiko baik karena mereka telah melakukan
investasi (material ataupun manusia) di perusahaan tersebut (‘Stakeholders sukarela’),
ataupun karena mereka menghadapi risiko akibat kegiatan perusahaan tersebut
(‘Stakeholders non-sukarela’). Karena itu, Stakeholders adalah pihak yang akan dipengaruhi
secara langsung oleh keputusan dan strategi perusahaan atau organisasi. Clarkson membagi
Stakeholders menjadi dua: Stakeholders primer dan Stakeholders sekunder. Stakeholders
primer adalah pihak di mana tanpa partisipasinya yang berkelanjutan organisasi tidak dapat
bertahan. Contohnya adalah pemegang saham, investor, pekerja, pelanggan, dan pemasok.
Menurut Clarkson, suatu perusahaan atau organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu
sistem Stakeholders primer, yang merupakan rangkaian kompleks hubungan antara
kelompok-kelompok kepentingan yang mempunyai hak, tujuan, harapan, dan tanggung
jawab yang berbeda. Stakeholders sekunder didefinisikan sebagai pihak yang mempengaruhi
atau dipengaruhi oleh perusahaan, tapi mereka tidak terlibat dalam transaksi dengan
perusahaan dan tidak begitu penting untuk kelangsungan hidup perusahaan. Contohnya
adalah media dan berbagai kelompok kepentingan tertentu. Perusahaan tidak bergantung
pada kelompok ini untuk kelangsungan hidupnya, tapi mereka bisa mempengaruhi kinerja
perusahaan dengan mengganggu kelancaran bisnis perusahaan atau organisasi.
Stakeholder merupakan dari suatu masyarakat, kelompok, komunitas maupun individu
manusia yang akan memiliki hubungan atau kepentingan terhadap suatu organisasi dan
perusahaan. Suatu masyarakat, kelompok, komunitas maupun individu tersebut dapat
dikatakan sebagai stakeholder jika mereka memiliki karekteristik seperti yang memiliki
kekuasaan atau kepentingan terhadap organisasi maupun perusahaan. Definisi lain dari
stakeholder yakni orang yang akan memiliki minat ataupun kepentingan di dalam suatu
perusahaan/pekerjaan. Hal ini juga bisa menyangkut kepentingan finansial atau juga
kepentingan yang lainnya. Jika orang tersebut terkena pengaruh dari apa yang terjadi pada
perusahaan/pekerjaan, baik itu dampak negatif maupun positif orang tersebut dapat juga
dikatakan sebagai stakeholder. ada Beberapa contoh stakeholder contohnya seperti pegawai
ataupun karyawan, pelanggan, staff dan supplier. Adapun juga organisasi yang hanya
memiliki stakeholder atau tidak memiliki shareholder , contohnya: seperti Universitas.
Universitas pada umumnya tidak akan memiliki saham akan tetapi hanya akan memiliki
stakeholder yang banyak contohnya mahasiswa, dosen, satpam, staff, akademik dan lain
sebagainya.
3. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam studi ini, antara lain:
a. Pengumpulan studi pustaka (studi terdahulu) mengenai Pengelolaan Sumberdaya air
b. Analisis pengelolaan sumberdaya air eksisting
c. Analisis stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan sumberdaya air
REFERENSI
1. Anshori, 2010. Konsepsi Pengelolaan Sumberdaya Air Menyeluruh dan Terpadu. Dewan
Sumberdaya Air Nasional.
2. Sunaryo, M., Walujo, T., Harnanto, A. 2004. Pengelolaan Sumberdaya Air: Konsep dan
Penerapannya. Malang. Banyumedia
3. Subarkah, Imam. 1980. Hidrologi untuk Perencanaan Bangunan Air. Bandung. Idea
Dharma