Anda di halaman 1dari 10

PENGAUDITAN SIKLUS PERSEDIAAN

DAN PENGGUDANGAN
PENGAUDITAN II (E2)

Dosen Pengampu:
Dr. I Ketut Budiartha, S.E., M.Si., Ak., CPA

Disusun Oleh:
Kelompok 6
Sella Lolita (1907531134)
I Dewa Gede Dalem Praja Dhita (1907531135)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
1. Fungsi Fungsi Bisnis Dalam Siklus dan Dokumen serta Catatan yang Bersangkutan
Dalam kaitannya dengan bisnis, Siklus persediaan dan penggudangan dapat dipandang
sebagai dua system terpisah tetapi berkaitan erat, yang satu menyangkut aliran fisik barang
dan lainnya adalah aliran biaya bersangkutan. Ada enam fungsi yang membentuk siklus
persediaan dan penggudangan yaitu:
1.1 Pembuatan Order Pembelian
Siklus pembelian dan penggudangan dimulai dengan adanya permintaan bahan baku
untuk produksi. Pengendalian yang memadai perlu diciptakan apakah pembelian untuk
bahan baku ataukah untuk barang jadi. Permintaan pembelian adalah formulir yang
digunakan untuk meminta agar bagian pembelian memesan persediaan.
1.2 Penerimaan Bahan Baku
Penerimaan bahan baku meliputi inspeksi atas barang yang diterima untuk memeriksa
kebenaran jumlah maupun kualitasnya. Bagian penerimaan membuat laporan penerimaan
barang yang akan menjadi salah satu dokumen yang diperlukan sebelum pembayaran bias
dilakukan. Setelah diperiksa, bahan baku dikirim ke gudang dan copy dari laporan
penerimaan barang, biasanya dikirim juga ke bagian pembelian, gudang dan utang usaha.
1.3 Penggudangan Bahan Baku
Segera setelah diterima, bahan baku biasanya disimpan dalam gudang. Apabila
bagian lain memerlukan bahan baku untuk produksi, pegawai dari bagian produksi
mengirimkan permintaan bahan baku yang telah mendapat otoritas dari kepala bagian
produksi, perintah kerja, atau dokumen serupa yang menyebutkan jenis dan jumlah
material yang diperlukan.
1.4 Pengolahan Barang
Perusahaan menentukan barang yang akan diproduksi berdasarkan pesanan tertentu
dari konsumen, ramalan penjualan, tingkat pesediaan yang ditetapkan dimuka, atau atas
dasar lain. Suatu sistem akuntansi biaya yang memadai merupakan bagian penting untuk
fungsi pengolahan barang pada semua perusahaan manufaktur.
1.5 Penyimpanan Barang Jadi
Setelah barang jadi selesai, barang-barang tersebut disimpan di gudang menunggu
pengiriman ke konsumen. Perusahaan yang memiliki pengendalian internal yang baik,
persedian barang jadi berada dalam pengawasan fisik di lokasi terpisah, di area hanya bisa
dimasuki oleh petugas tertentu.
1.6 Pengiriman Barang Jadi
Pengiriman barang ke konsumen dalam petukaran dengan kas atau asset lainnya,
seperti misalnya piutang usaha, menciptakan pertukaran asset yang diperlukan untuk
memenuhi kriteria pengakuan pendapatan.

2. Bagian Bagian Dalam Pengauditan Persediaan


Tujuan utama pengauditan siklus persediaan dan penggudangan adalah untuk memberikan
asurans bahwa laporan keuangan menyajikan bahan baku, barang dalam proses, dan
persediaan barang jadi secara wajar. Audit atas siklus persediaan dan penggudangan dapat
dibagi menjadi lima aktivitas sebagai berikut:
2.1 Pembelian dan Pencatatan Bahan Baku, Tenaga Kerja Langsung, dan Overhead
Bagian ini mencakup tiga fungsi utama yaitu pembuatan order pembelian,
penerimaan bahan baku, dan penyimpanan bahan baku. Auditor harus memperoleh
pemahaman tentang pengendalian internal ketiga fungsi ini dan kemudian melakukan
pengujian pengendalian serta pengujian subtantif golongan transaksi pada siklus
pembelian dan pembayaran, serta siklus penggajian dan personalia.
2.2 Transfer Aset dan Biaya Internal
Klien mencatat aktivitas ini dalam catatan akuntansi biaya yang independent terhadap
siklus lain dan diuji sebagai bagian dari audit atas siklus persediaan dan penggudangan.
2.3 Pengiriman Barang dan Pencatatan Pendapatan dan Biaya
Auditor memperoleh pemahaman dan menguji pengendalian internal atas
pencatatan pengiriman sebagai bagian dari pengauditan atas siklus tersebut, termasuk
prosedur-prosedur untuk memeriksa ketelitian pengkreditan atas catatan persediaan
dalam master file persediaan perpetual.
2.4 Observasi Perhitungan Fisik Persediaan
Auditor harus mengobservasi penghitungan fisik persediaan yang dilakukan klien
untuk memastikan bahwa persediaan terbukukan sungguh-sungguh ada pada tanggal
neraca dan telah dihitung dengan benar oleh klien.
2.5 Penetapan Harga dan Kompilasi Persediaan
Biaya perolehan yang digunakan untuk menilai persediaan harus duji untuk
menentukan apakah klien telah menerapkan metoda persediaan yang sesuai dengan
standar akuntansi dan sesuai dengan standar akuntansi dan konsisten dengan tahun
sebelumnya.
3. Pengauditan Akuntansi Biaya
Pada pengujian akuntansi biaya, auditor biasanya menekankan pada empat aspek
akuntansi biaya yaitu:
3.1 Pengendalian Fisik Atas Persediaan
Pengujian atas pengendalian fisik bahan baku, barang dalam proses, dan barang
jadi yang dilakukan oleh auditor biasanya dibatasi pada observasi dan meminta
keterangan. Apabila auditor berkesimpulan bahwa pengendalian fisik sangat tidak
memadai, maka auditor harus memperluas observasi atas pengujian penghitungan
fisik persediaan untuk memastikan bahwa perhitungan yang telah dilakukan.
3.2 Dokumentasi dan Catatan Untuk Perpindahan Persediaan
Pada saat mengaudit perpindahan persediaan, auditor harus memahami
pengendalian internal klien dalam pencatatan perpindahan. Setelah pengendalian
internal dipahami, auditor akan mudah melakukan pengujian pengendalian atau
pengujian substantif golongan transaksi, dengan memeriksa dokumentasi barang dan
catatan untuk menguji tujuan keterjadian ketelitian perpindahan barang dari gudang
bahan baku ke pabrik.
3.3 Master File Persediaan Perpetual
Keandalan master file persediaan perpetual mempengaruhi saat dan luasnya
pemeriksaan fisik persediaan yang akan dilakukan auditor. Auditor menguji master
file persediaan perpetual dengan memeriksa dokumentasi yang mendukung
penambahan dan pengurangan jumlah persedian dalam master file.
3.4 Catatan Harga Pokok Per Unit
Data biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead yang akurat sangat
penting untuk penetapan wajar persedian bahan baku, barang dalam proses, dan
barang jadi. Untuk menyelenggarakan data biaya akurat, Klien harus
mengintegrasikan catatan akuntansi biaya dengan catatan produksi dan akuntansi
lainnya.

4. Prosedur Analitis
Prosedur analitis sangat penting dalam pengauditan persediaan dan penggudangan.
Selain melakukan prosedur analitis yang memeriksa hubungan saldo akun persediaan
dengan akun-akun laporan keuangan lainnya, auditor sering menggunakan informasi non
keuangan untuk menilai kewajaran saldo persedian yang bersangkutan.
Tabel 1. Prosedur Analitis Untuk Siklus Persediaan dan Penggudangan
Prosedur Analitis Kemungkinan Kesalahan Penyajian
Membandingkan persentase Lebih saji atau kurang saji persediaan dan harga pokok
laba kotor dengan tahun lalu. penjualan.
Membandingkan kecepatan Keusangan persediaan yang mempengaruhi
perputaran persediaan dengan persediaan dan harga pokok penjualan. Lebih saji atau
tahun lalu. kurang saji
persediaan.
Membandingkan harga pokok Lebih saji atau kurang saji harga pokok per unit yang
per unit dengan tahun lalu. mempengaruhi persediaan dan harga pokok penjualan.
Membandingkan biaya Kesalahan penyajian harga pokok per unit persediaan,
produksi tahun ini dengan tahun terutama biaya tenaga kerja langsung dan overhead
lalu. pabrik, yang mempengaruhi persediaan dan harga
pokok penjualan.

5. Observasi Fisik Persediaan


Karena persediaan sangat berbeda antara perusahaan yang satu dengan yang
perusahaan lainnya, maka pemahaman tentang bisnis usaha klien menjadi lebih penting
baik untuk observasi fisik persediaan maupun untuk penetapan harga serta kompilasi
daripada untuk area-area audit yang lain. Contoh pertimbangan kunci yang harus
dilakukan auditor meliputi metoda penilaian persediaan yang harus dipilih oleh
manajeman, potensi terjadinya keusangan persediaan, risiko bahwa persediaan barang
konsinyasi bercampur baur dengan persediaan milik perusahaan sendiri.
Auditor seringkali baru mengenal persediaan yang terdapat pada perusahaan klien,
setelah melakukan inspeksi langsung dengan meninjau ke fasilitas-fasilitas persediaan
klien, seperti misalnya tepat penerimaan bahan baku yang dibeli, penyimpanan di gudang,
area produksi perencanaan, dan pencatatan pembukuan. Peninjau sebaiknya dipandu oleh
mandor yang dapat menjawab pertanyaan tentang produksi, terutama tentang setiap
perubahan dalam pengendalian internal dan proses lainnya sejak tahun lalu.
Dengan memahami pengaruh bisnis klien terhadap persediaan, auditor menilai risiko
bisnis klien untuk menentukan apakah risiko tersebut meningkatkan kemungkinan
terjadinya kesalahan penyajian internal material dalam persediaan. Setelah menilai risiko
bisnis klien, auditor menentukan materialitas pelaksanaan dan menilai risiko inheren untuk
persediaan, yang pada umumnya tinggi pada bidang-bidang usaha seperti manufaktur dan
perusahaan dagang. Auditor sering menilai tinggi risiko inheren untuk perusahaan-
perusahaan dengan persediaan yang signifikan, tergantung pada situasi yang dihadapi.
Pada waktu menilai risiko pengendalian, auditor terutama memusatkan perhatian pada
pengendalian internal atas catatan perpetual, pengawasan fisik, penghitungan
pengendalian, kompilasi persediaan serta penetapan harganya. Sifat dan luasnya ini
bervariasi antara berbagai perusahaan.

6. Persyaratan Observasi Persediaan


Jika persediaan berjumlah material dalam laporan keuangan, auditor harus
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang eksistensi dan kondisi persediaan
dengan:
(a) Menghadiri perhitungan fisik persediaan, kecuali jika tidak praktis untuk:
(i) Mengevaluasi instruksi dan prosedur manajemen untuk mencatat dan
mengendalikan hasil penghitungan persediaan fisik;
(ii) Mengobservasi pelaksanaan prosedur penghitungan yang dibuat oleh
manajemen;
(iii) Menginspeksi persediaan; dan
(iv) Menguji penghitungan fisik (test count)
(b) Melaksanakan prosedur audit atas catatan persediaan final untuk menentukan apakah
catatan tersebut mencerminkan hasil penghitungan fisik aktual.
Hal penting dalam standar audit di atas adalah pemisahan antara “siapa yang
bertanggungjawab untuk melakukan penghitungan fisik” dan “siapa yang melakukan
observasi atas penghitungan fisik tersebut”. Klien bertanggungjawab untuk menetapkan
prosedur penghitungan fisik yang akurat dan melaksanakan serta mencatat hasil
penghitungan tersebut. Auditor bertanggungjawab untuk mengevaluasi dan
mengobservasi prosedur klien, termasuk melakukan pengujian penghitungan persediaan,
dan menarik kesimpulan tentang kecukupan penghitungan fisik persediaan.
6.1 Mengevaluasi Instruksi dan Prosedur Yang Dibuat Manajemen
Hal-hal yang relevan bagi auditor dalam mengevaluasi instruksi dan prosedur
adalah: (a) Penerapan aktivitas pengendalian yang tepat dalam penghitungan fisik; (b)
Identifikasi yang tepat atas persediaan yang ada; (c) Prosedur yang digunakan untuk
mengestimasi kuantitas fisik; (d) Pengendalian terhadap pergerakan persediaan di
antara area; dan (e) Pengiriman dan penerimaan persediaan sebelum dan sesudah
tanggal penghitungan fisik. Instruksi dan prosedur harus secara jelas menetapkan
siapa yang bertugas melakukan penghitungan, pengawasan oleh personel perusahaan
yang bertanggungjawab, verifikasi independen internal atas penghitungan oleh
personel lain, dan rekonsiliasi independen antara hasil penghitungan fisik dengan
masterfile persediaan perpetual.
6.2 Mengobservasi Pelaksanaan Prosedur Penghitungan
Hal terpenting dalam mengobservasi persediaan adalah menentukan apakah
penghitungan fisik dilakukan sesuai instruksi yang telah ditetapkan klien. Untuk
mencapai hal tersebut, auditor wajib hadir pada saat penghitungan fisik berlangsung.
Apabila personil klien tidak mengikuti instruksi, auditor harus memberitahu pengawas
(supervisor) untuk memecahkan masalah atau memodifikasi prosedur observasi fisik.
6.3 Keputusan Auditor
Keputusan auditor dalam observasi fisik persediaan serupa dengan keputusan
yang dilakukan auditor dalam bidang audit yang lain. Keputusan itu meliputi:
pemilihan prosedur audit, keputusan saat prosedur akan dilakukan, ukuran sampel,
dan pemilihan unsur-unsur.

7. Audit Penetapan Harga Dan Kompilasi


7.1 Pengendalian Penetapan Harga dan Kompilasi
Pengendalian internal sekitar penetapan harga pokok per unit yang terintegrasi
dengan catatan produksi dan akuntansi lainnya memberikan asurans bahwa klien
menggunakan biaya perolehan yang benar untuk persediaan akhir. Catatan biaya
standar yang menunjukkan selisih biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan
overhead pabrik bermanfaat untuk menilai kewajaran catatan produksi apabila
manajemen memiliki prosedur yang diterapkan agar standar termutahirkan apabila
terjadi perubahan dalam proses dan biaya produksi. Manajemen harus memiliki
seseorang independen dari departemen yang bertanggungjawab dalam penentuan
review biaya untuk menentukan kewajarannya.
Untuk mencegah dicantumkannya nilai persediaan yang sudah usang, klien harus
memiliki review formal dan pelaporan tentang barang usang, lambat perputarannya,
rusak, dan barang dinilai terlalu tinggi. Review harus dilakukan oleh pegawai yang
memiliki pengetahuan untuk mereview master file persediaan perpetual untuk menilai
kecepatan perputaran dan mendiskusikannya dengan personel engineering dan
produksi. Klien perlu memiliki pengendalian internal untuk kompilasi persediaan
untuk memastikan bahwa hasil penghitungan fisik diikhtisarkan dengan tepat.
7.2 Prosedur Penetapan Harga dan Kompilasi
Prosedur penetapan harga dan kompilasi bertujuan untuk pisah batas yang
dilakukan sebagai bagian dari penjualan dan pembelian. Auditor dapat menerapkan
tujuan dengan menggunakan informasi yang diperolah dari klien sebagai kerangka
acuan, termasuk deskripsi masing-masing persediaan, kuantitas, harga pokok per unit,
dan nilai persediaannya. Total dari daftar tersebut harus sama dengan saldo di buku
besar. Adapun tujuan audit dan pengujian terkait atas penetapan harga dan kompilasi
persediaan, yaitu kecocokan, keberadaan, kelengkapan, dan sebagainya. Salah satu
tujuan audit saldo ini misalnya kecocokan, dimana persediaan yang tercantum dalam
daftar persediaan cocok dengan hasil penghitungan fisik, perkaliannya benar,
penjumlahannya cocok, dan saldo nya sesuai dengan buku besar, maka akan dilakukan
prosedur observasi persediaan seperti melakukan pengujian kompilasi, menjumlahkan
daftar persediaan untuk manufaktur, menelusuri totalnya ke buku besar, hingga
dihasilkan komentar untuk membatasi pengujian kebenaran perkalian dan
penambahan, kecuali pengendalian internal lemah.
7.3 Penilaian Persediaan
Auditor harus memperhatikan tiga hal dalam melakukan pengujian penilaian
persediaan. Pertama, metodenya harus sesuai dengan SAK. Kedua, penerapan metode
harus konsisten dari tahun ke tahun. Ketiga, biaya perolehan dengan nilai pasar harus
dipertimbangkan. Dalam verifikasi penentuan harga persediaan bergantung pada
barang yang dibeli atau diproduksi.

8. Pengintegrasian Pengujian
8.1 Pengujian Siklus Pembelian dan Pembayaran
Auditor melakukan verifikasi pembelian persediaan dan juga mengumpulkan
bukti atas ketelitian pembelian bahan baku dan seluruh biaya overhead pabrik, kecuali
biaya tenaga kerja. Untuk audit yang kliennya menggunakan persediaan perpetual,
auditor melakukan pengujian ini sebagai bagian dari prosedur pengujian pengendalian
dan pengujian substantif golongan transaksi yang dilakukan dalam siklus pembelian
dan pembayaran.
8.2 Pengujian Siklus Penggajian dan Personalia
Auditor melakukan verifikasi pada biaya tenaga kerja langsung pada kondisinya
sama juga diterapkan seperti dalam pembelian. Kebanyakan pencatatan akuntansi
biaya untuk biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung dapat diuji sebagai bagian
dari audit siklus penggajian dan personalia.
8.3 Pengujian Siklus Penjualan dan Pengumpulan Piutang
Kebanyakan pengujian audit dalam penggudangan barang jadi, dan pengiriman
serta pencatatan penjualan, akan terjadi bila siklus penjualan dan penagihan diuji. Saat
klien menggunakan catatan akuntansi biaya, auditor dapat menguji standar harga
pokok penjualan bersamaan dengan pelaksanaan pengujian penjualan.
8.4 Pengujian Akuntansi Biaya
Pengujian atas catatan akuntansi biaya dilakukan untuk memverifikasi
pengendalian yang memengaruhi persediaan yang tidak diperiksa auditor sebagai
bagian dari pengujian atas ketiga siklus sebelumnya. Auditor menguji pengendalian
fisik, pemindahan biaya bahan baku ke barang dalam proses, pemindahan biaya
produksi barang yang sudah selesai ke barang jadi, master file persediaan perpetual,
dan catatan biaya per unit.
8.5 Persediaan Fisik, Penetapan Harga dan Kompilasi
Penghitungan fisik persediaan, penetapan harga, dan kompilasi adalah penting
dalam audit persediaan karena salah saji salah satu aktivitas dapat menghasilkan salah
saji pada persediaan dan harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan adalah nilai
sisa dari persediaan awal ditambah pembelian bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik dikurangi persediaan akhir. Pada pengujian
persediaan fisik, auditor sangat menitikberatkan pada master file persediaan perpetual
jika master file sudah diuji sebagai bagian dari satu atau lebih siklus yang telah
dianggap andal atau bisa dipercaya. Auditor harus memperoleh pemahaman atas
pengendalian klien sehubungan dengan pengungkapan persediaan yang melakukan
pengujian pengendalian tersebut dan pengujian substantif lain untuk memperoleh
bukti memadai bagi keempat tujuan penyajian dan pengungkapan.
DAFTAR PUSTAKA

Haryono Jusup, Al. 2012. Auditing Pengauditan Berbasis ISA, Edisi ke-2. Yogyakarta: STIE
YKPN.

Anda mungkin juga menyukai