OLEH
DESAK PUTU YUNI SUMARYANI
NIM. 2002621015
OLEH
DESAK PUTU YUNI SUMARYANI
NIM. 2002621015
OLEH :
Dr.dr. Putu Ayu Asri Damayanti, S.Ked.,M.Kes. Ns. I Gusti Ayu Pramitaresthi, S.Kep., M.Kep
NIK. 197807062003122002 NIP. 198902272019032008
HALAMAN PENGESAHAN
OLEH :
PADA HARI :
TANGGAL :
TIM PENGUJI :
MENGETAHUI :
Dr. dr I Ketut Suyasa, Sp. B., Sp.OT(K). Dr.dr. Putu Ayu Asri Damayanti, S.Ked., M.Kes
NIP. 19660709 199412 1 001 NIP. 19780706 200312 2 002
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir profesi yang
berjudul Hubungan Frekuensi Hemodialisa Dengan Tingkat Stress Pada
Pasien Gagal Ginjal Kronik. Penulisan laporan akhir ini diajukan untuk
memenuhi persyaratan memperoleh gelar Ners di Program Studi Sarjana
Keperawatan dan Profesi Ners Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis berikan kepada:
1. Dr. dr I Ketut Suyasa, Sp. B., Sp.OT(K) sebagai Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk menuntut ilmu di PSSKPN Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana
2. Dr. dr. Putu Ayu Asri Damayanti, M.Kes sebagai koordinator Program
Studi Sarjana dan Keperawatan Ners Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana yang memberikan pengarahan dalam proses pendidikan sekaligus
pembimbing utama yang telah memberikan bantuan, masukan, dan
dukungan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya
3. Ns. I Gusti Ayu Pramitaresthi, S.Kep., M.Kep sebagai pembimbing
pendamping yang telah memberikan bantuan, masukan, dan dukungan
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya
4. Orang Tua yang terkasih yang senantiasa memberikan dukungan penuh
moral dan materil dalam penyusunan laporan akhir profesi ners
5. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan akhir
profesi ners ini.
Penulis menerima berbagai saran dan masukan untuk perbaikan laporan akhir
proesi ners ini. semoga laporan akhir profesi ners ini dapat bermanfaat bagai
pengembangan ilmi pengetahuan.
Denpasar, April 2020
DAFTAR ISI
Desak Putu Yuni Sumaryani
2002621015
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
ABSTRAK (Bahasa Indonesia).........................................................................viii
ABSTRACT (Bahasa Inggris).............................................................................ix
DAFTAR ISI...........................................................................................................x
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xv
DAFTAR SINGKATAN....................................................................................xvi
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................................5
1.3.1 Tujuan Umum..........................................................................................5
1.3.2 Tujuan Khusus.........................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................................5
1.4.1 Teoritis.....................................................................................................6
1.4.2 Praktis......................................................................................................6
BAB 5 PENUTUP....................................................................................................
5.1 Simpulan..............................................................................................................
5.2 Saran....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Flow Diagram Pencarian dan Proses Seleksi Literatur..........................
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Bimbingan
Lampiran 2 Jurnal yang digunakan dalam Literature Review
Lampiran 3 Biodata Peneliti
DAFTAR SINGKATAN
Negara Indonesia, termasuk negara dengan insiden pasien GGK yang cukup
tinggi. Menurut survey yang dilakukan oleh Perhimpunan Nefrologi Indonesia
(Pernefri) setiap tahun terjadi peningkatan 5-10% pasien GGK stadium 5
(Pernefri, 2011). Pada tahun 2017 terdapat 30.831 kasus pasien menderita
GGK dan terjadi peningkatan pada tahun 2018 yaitu sebesar 66.433 kasus
(Indonesian Renal Registry, 2018). Pada tahun 2015 terdapat 1.319 kejadian
gagal ginjal di Rumah Sakit Umum (RSU) yang ada di Provinsi Bali dan pada
tahun 2018 terjadi peningkatan jumlah pasien baru yaitu sebesar 2.748 kasus
(Indonesian Renal Registry, 2018). Peningkatan ini terjadi karena perubahan
tren penyebab CKD dari penyakit infeksi menjadi penyakit degeneratif seperti
hipertensi dan diabetes melitus (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2017).
Menurut National Kidney Foundation (NKF) (2017) terdapat dua jenis terapi
pengganti ginjal utama yang tersedia untuk pasien GGK, yaitu dialisis dan
transplantasi ginjal. Dialisis terdiri dari hemodialisis dan peritoneal dialisis.
Diantara kedua jenis dialisis tersebut, hemodialisis merupakan terapi yang
paling sering dilakukan (Anastasia et al, 2015). Pengobatan untuk gagal ginjal
kronik adalah dengan cuci darah atau transplantasi. Menurut data Indonesian
Renal Registry (2016) terdapat 52.835 pasien dengan gagal ginjal yang aktif
melakukan hemodialisis di Indonesia. Hemodialisis adalah salah satu metode
perawatan GGK stadium 5 yang digunakan untuk orang-orang dengan gagal
ginjal sebelum mereka mendapatkan transplantasi ginjal (Sariati et al, 2019).
Hemodialisis merupakan alat pengganti fungsi ginjal untuk mengeluarkan sisa
metabolisme dari peredaran darah melalui membran semipermeabel sebagai
pemisah antara darah dan cairan dialisis. (Sasmita, Bayhakk & Hasanah,
2015).
Perilaku lain yang sering terjadi pada pasien yang menjalani hemodialisa
adalah ketidakpatuhan terhadap modifikasi diet, pengobatan, uji diagnostik,
dan pembatasan asupan cairan (Baradero, Dayrit, & Siswadi, 2009). Hal ini
jelas menunjukkan, bahwa dampak stres lainnya pada pasien yang menjalani
hemodialisa adalah dapat memperburuk kesehatan pasien dan menurunkan
kualitas hidupnya. Sehubungan dengan data diatas, maka peneliti bermaksud
untuk melakukan kajian literature mengenai hubungan frekuensi hemodialisa
dengan stress pada pasien gagal ginjal kronik.
Stadium Tatalaksana
2.2 Hemodialisis
2.2.1 Pengertian Hemodialisis
Hemodialisis adalah suatu bentuk terapi pengganti ginjal dengan
menggunakan mesin dialyzer yang didesain sebagai membran
semipermeable yang dapat dilewati oleh molekul-molekul sampah
metabolik dan air karena adanya perbedaan konsentrasi antara darah dan
cairan dialisat (Handayani & Rahmayati, 2017). Hemodialisis juga
didefinisikan sebagai proses yang digunakan pasien dalam keadaan sakit
akut dan memerlukan terapi dialysis jangka pendek hingga terapi jangka
panjang atau permanen (Smeltzer, et al, 2010). Hemodialisis adalah
pengalihan darah pasien dari tubuhnya melalui dialiser yang terjadi secara
difusi dan ultrafiltrasi, kemudian darah kembali lagi ke tubuh pasien.
Hemodialisis memerlukan akses ke sirkulasi darah pasien, suatu mekanisme
untuk membawa darah pasien ke dan dari dializer (tempat terjadinya
pertukaran cairan, elektrolit, dan zat sisa tubuh), serta dialyzer (Baradero,
2009 dalam Hanum, Nurchayati, & Hasneli, 2015).
h. Sindrom hepatorenal
Setelah blood line dan akses vaskuler terpasang, proses hemodialisa dapat
dimulai. Saat dialisis darah akan dialirkan ke luar tubuh dan disaring di
dalam dialiser. Darah mulai mengalir dibantu pompa darah. Cairan normal
salin diletakkan sebelum pompa darah untuk mengantisipasi adanya
hipotensi intradialisis. Infus heparin diletakkan sebelum atau sesudah
pompa, tergantung pada peralatan yang digunakan (Hudak & Gallo, 1999).
Darah mengalir dari tubuh melalui akses arterial menuju ke dialiser
sehingga terjadi pertukaran darah dan zat sisa. Darah harus dapat keluar dan
masuk tubuh pasien dengan kecepatan 200−400 ml/menit (NIDDK, 2018).
b. Komplikasi Kronik
Komplikasi kronik yang terjadi pada pasien hemodialisis yaitu penyakit
jantung, malnutrisi, hipertensi/volume excess, anemia, renal
osteodystrophy, neurophaty, disfungsi reproduksi, komplikasi pada
akses, gangguan perdarahan, infeksi, amyloidosis dan acquired cystic
kidney disease (Bieber & Himmelfarb, 2013)
c. Masalah Psikologis
Pada pasien CKD akan terjadi perubahan kehidupan, ketergantungan
pada mesin hemodialisis juga membuat aktivitas pasien menjadi
terbatas serta penurunan kondisi kesehatan fisik dari waktu ke waktu.
Pasien akan terus menerus melakukan hemodialisis secara rutin untuk
menyambung hidupnya (Ipo, Aryani, & Suri, 2016). Akibatnya akan
menjadi stressor fisik yang berpengaruh pada berbagai dimensi
kehidupan pasien yang meliputi biologis, psikososial, sosiologis dan
spiritual. Perasaan tersebut dapat menimbulkan perasaan tertekan dan
tidak nyaman bahkan dapat berujung pada munculnya masalah
psikologis. Studi yang ada melaporkan pasien hemodialisis memiliki
risiko tinggi mengalami kecemasan, depresi dan stress (Prihananda et
al, 2014).
2) Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan
desain Systematic Review.
Pencarian literatur melalui beberapa database, dengan rentang waktu publikasi 2010-2020
dan menggunakan boolean operators ‘Frequency’ AND ‘Stress Level’ AND ‘Hemodialysis’
AND ‘Cronic Kidney Diseases’
Google Scholar ( n = 37) , ProQuest ( n = 165), PubMed (n = 211)
1 Hubungan Frekuensi Hemodialisis Dengan Tingkat Stres Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis
Fitri Rahayu, Rafika Ramlis, Topan Fernando (2018)
Metode
Tujuan Hasil Kesimpulan
Desain Populasi Prosedur
Tujuan penelitian Cross-sectional Sampel yang Teknik pengumpulan data yang - Hasil yang didapatkan bahwa - Hampir seluruh responden
untuk mengetahui diperoleh digunakan dalam penelitian ini adalah hampir seluruh responden yaitu 58 sering menjalani hemodialisis
apakah ada hubungan adalah 67 orang dengan menggunakan data primer orang (86,6 %) sering menjalani di instalasi Hemodialisa
frekuensi hemodialisis pasien yang melalui wawancara dan kuesioner stress hemodialisis di instalasi hemodialisa - Hampir sebagian responden
dengan tingkat stres menjalani HD (DASS-42) dan data sekunder diperoleh - Hasil yang diketahui bahwa hampir menglami tingkat stres sedang
pada pasien gagal dengan cara dari buku register pasien GGK yang sebagian responden yaitu 31 orang di instalasi Hemodialisa
ginjal kronik yang Accidental menjalani terapi hemodialisa tahun (46,3 %) responden mengalami stres - Ada hubungan signifikan antara
menjalani hemodialisis sampling 2016. Selanjutnya data yang diperoleh sedang prekuensi HD dengan tingkat
akan dianalisis menggunakan analisa - Hasil uji chi-square frekeunsu HD stress pada pasien CKD di
univariate, analisa bivariate dan uji dan tk stress didapatkan nilai p value instalasi Hemodialisa
korelasi spearman rank. = 0,041 ≤ 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa ada yaitu
terdapat hubungan yang signifikan
antara frekuensi hemodialisis
dengan dan tingkat stres pada pasien
gagal ginjal di instalasi hemodialisa
2 Hubungan Frekuensi Hemodialisis Dengan Tingkat Stres Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis Di Rumah Sakit Royal Prima Medan Tahun 2019
Novi Oktaviana, Juwita Verawati, Donna Putra, Helpin, Onangego (2019)
Metode
Tujuan Hasil Kesimpulan
Desain Populasi Prosedur
Penelitian ini bertujuan Cross-sectional Sampel yang Teknik pengumpulan data dalam - Diketahui bahwa frekuensi Berdasarkan frekuensi hemodialisis
untuk mengetahui diperoleh penelitian ini menggunakan data primer hemodialisis pasien GGK di peroleh mayoritas responden lebih sering
hubungan frekuensi adalah 70 yang diperoleh langsung dari pasien bahwa mayoritas 2x seminggu mengikuti hemodialisis 2 kali
hemodialisis dengan orang pasien ketika mengisi lembaran kuesioner stres sebanyak 48 responden (31,4%) seminggu dan berdasarkaan tingkat
tingkat stress pada yang (DASS-42) pada saat penelitian dilakukan - Diketahui bahwa tingkat stres pasien stres mayoritas responden
pasien gagal ginjal menjalani HD dan data sekunder diperoleh dari rekam GGK diperoleh bahwa mayoritas mengalami stres ringan.Ada
kronik yang menjalani medis. Selanjutnya data yang diperoleh mengalami tingkat stres ringan hubungan frekuensi hemodialisis
hemodialisis akan dianalisis menggunakan analisa sebanyak 27 orang (38,6%) dengan tingkat stres pada pasien
univariate, analisa bivariate dan uji - Hasil perhitungan uji chi-square gagal ginjal kronis yang menjalani
korelasi spearman rank. vriabel frekuensi HD dan tk stress hemodialisis
didapatkan nilai p value = 0,002≤
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan yang signifikan antara
frekuensi hemodialisis dengan
tingkat stres pada pasien GGK
3 Hubungan Frekuensi Hemodialisis Dengan Tingkat Stres Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis Di Rsud 45 Kuningan Tahun 2019
Abdal Rohim, Seli Sandia Fransiska (2019)
Metode
Tujuan Hasil Kesimpulan
Desain Populasi Prosedur
Penelitian ini bertujuan Cross-sectional pasien gagal Teknik pengumpulan data yang digunakan - Terdapat kunjungan hemodialisis Sebagian besar memiliki frekuensi
untuk mengetahui ginjal kronik dalam penelitian ini berupa kuesioner, dengan frekuensi dua kali seminggu kunjungan hemodialisis 2 kali
hubungan antara yang catatan rekam medis dan lembar checklist. sebanyak 97 (94,8%). dalam seminggu. Tingkat stres pada
frekuensi hemodialisis menjalani Untuk mengukur variabel frekuensi - Dapat dijelaskan bahwa dari 92 pasien gagal ginjal kronik yang
dengan tingkat stres hemodialisis hemodialisis peneliti menggunakan responden dengan frekuensi menjalani hemodialisis sebagian
pada pasien gagal sebanyak 123 catatan rekam medis dan lembar observasi hemodialisis 2 kali dalam seminggu besar memiliki tingkat stres rendah
ginjal kronik yang pasien. sedangkan untuk mengukur tingkat stress mengalami tingkat stres ringan dan terdapat hubungan yang
menjalani hemodialisis peneliti menggunakan kuesioner tingkat sebanyak 71 (77,2%) signifikan antara frekuensi
stress diukur dengan menggunakan DASS - Hasil uji statistik rank spearman hemodialisis dengan tingkat stres
42 (Depression Anxiety Stress Scale). didapatkan nilai p= 0,002 <0,05 pada pasien gagal ginjal kronik
Selanjutnya data yang diperoleh akan artinya terdapat hubungan yang yang menjalani hemodialisis
dianalisis menggunakan analisa signifikan antara frekuensi
univariate, analisa bivariate dan uji hemodialisis dengan tingkat stres
korelasi spearman rank. pada pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisis.
4 Analisis Hubungan Frekuensi Hemodialisis Dengan Tingkat Stres Pada Pasien Hemodialisa Di Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau Di Masa Pandemi Covid-19
Tengku Syahrizal, Dendy Kharisna, Veny Dayu Putri (2020)
Metode
Tujuan Hasil Kesimpulan
Desain Populasi Prosedur
Sejumlah responden laki- laki 29 orang (61,7%),
Penelitian ini bertujuan Cross-sectional Sampel yang Proses pengumpulan data dengan grup - Sejumlah 29 orang (61,7%) berjenis berada di atas 45 tahun 33 orang (70,2%), lama melakukan HD > 6
bulan 29 orang (61,7%), melakukan HD dengan frekuensi 2
untuk mengetahui digunakan whatsapp. Instrumen penelitian berupa kelamin laki-laki dan 18 orang kali seminggu 27 orang (57,4%), dan melakukan 1 kali HD
dengan durasi >4 jam 25 orang (53,2%)
hubungan frekuensi dalam kuesioner yang terdiri atas dua bagian. (38,3%) berjenis kelamin Ada hubungan antara frekuensi
hemodialisis dengan penelitian Bagian pertama berisikan data demografi perempuan hemodialisis dengan tingkat stres
tingkat stress pada adalah 47 responden, sedangkan bagian kedua - Usia pasien yang >45tahun 33 orang pada pasien GGK di RSUD Arifin
pasien gagal ginjal orang khusus memuat tentang penilaian tingkat (70,2%), 35-45 tahun 13 orang Achmad sehingga semakin lama
kronik yang menjalani stres responden. Kuesioner yang (27,7%) dan 25-34 tahun 1 orang frekuensi pasien menjalani HD
hemodialisis digunakan adalah Depression Anxiety (2,1%) semakin tinggi tingkat stress pasien
Stress Scale 42 (DASS 42). Selanjutnya - Pasien yang melakukan HD < 6
data yang diperoleh akan dianalisis bulan 18 orang (38,3%) dan > 6
menggunakan analisa univariate, analisa bulan terdapat 29 (61,7%)
bivariate dan uji korelasi spearman rank. - Sejumlah 10 orang (21,3%)
melakukan HD 1x seminggu, 27
orang (57,4) 2x seminggu dan 10
orang (21,3%) sebanyak 3x
seminggu.
- Durasi melakukan HD 1-2 jam
sejumlah 6 orang (12,8%), 3-4 jam
16 orang (34,0%) dan > 4 jam 25
orang (53,2%)
- Sejumlah 5 orang (10,6%)
mengalami stress ringan, 10 (21,3%)
stress ringan, 5 (10,6%) stress berat
dan 27 (57,5%) stress sangat berat
- Nilai signifikansi (nilai p = 0,00)
<(α = 0,05)
5 Do the Hemodialysis Frequency Affects Stress
Cicero Italo L Bezerra, Bruno C Silvia, Rosiline M Elias (2018)
Metode
Tujuan Hasil Kesimpulan
Desain Populasi Prosedur
Mengetahui hubungan Cross-sectional sampel yang Proses pengumpulan data menggunakan - Hasilnya menunjukkan 16 responden, Ada hubungan antara frekuensi
frekuensi hemodialisis digunakan instrumen penelitian berupa kuesioner atau 45,8% responden menerima HD hemodialisis dengan tingkat stres
dengan tingkat stress dalam yang terdiri atas dua bagian. Bagian sebanyak 3 kali dalam seminggu (4-5 pada pasien GGK di Unit
pada pasien gagal penelitian pertama berisikan data demografi jam per sesi) Hemodialisis sehingga semakin
ginjal kronik yang adalah 67 responden, sedangkan bagian kedua - Responden yang memiliki tingkat lama frekuensi pasien menjalani
menjalani hemodialisis orang yang khusus memuat tentang penilaian tingkat stress yang tinggi berjumlah 15 HD semakin tinggi tingkat stress
sedang stres responden. Kuesioner yang responden atau 42,7%. pasien
menjalani digunakan adalah Depression Anxiety - Nilai signifikansi (nilai p = 0,00) <(α
program HD. Stress Scale 42 (DASS 42). = 0,05), yang terbukti ada hubungan
antara frekuensi hemodialisis dengan
tingkat stres pada pasien CKD
6 Hubungan Menjalani Hemodialisa Dengan Tingkat Stress Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di RSUD Bendan Kota Pekalongan
Dini Naila Fitrin, Imawati (2018)
Metode
Tujuan Hasil Kesimpulan
Desain Populasi Prosedur
Mengetahui hubungan Cross-sectional sampel yang Proses pengumpulan data menggunakan - Hasilnya menunjukkan 27 pasien Ada hubungan antara lama
frekuensi hemodialisis digunakan instrumen penelitian berupa kuesioner (51,9%) lama menjalani HD >24bulan menjalanin hemodialisis dengan
dengan tingkat stress dalam yang terdiri atas dua bagian. Bagian - Responden yang memiliki tingkat tingkat stres sehingga semakin
penelitian pertama berisikan data demografi stress yang sedang berjumlah 14 tinggi lama menjalani hemodialisa
adalah 52 responden, sedangkan bagian kedua responden atau 26,9%. semakin tinggi tingkat stress pasien
pasien khusus memuat tentang penilaian tingkat - Nilai signifikansi (nilai p = 0,00) <(α
stres responden. Kuesioner yang = 0,05), yang terbukti ada hubungan
digunakan adalah Perceived Stress Scale antara lama hemodialisis dengan
(PSS). Selanjutnya tehnik analisa data tingkat stres pada pasien CKD
yang digunakan yaitu analisis univariat keluarga.
dan bivariat
8 Changes The Level Stress During A Single Hemodialysis Session in Patients with Cronic Kidney Diseases
B Sangeetha Lakshmi, N Harini Devi, M.M Suchitra, P.V.LN. Srinivasa Rao, V Siva Kumar (2018)
Metode
Tujuan Hasil Kesimpulan
Desain Populasi Prosedur
Mengetahui hubungan Cross-sectional sampel yang Proses pengumpulan data menggunakan - Hasilnya menunjukkan 12 responden Ada hubungan antara frekuensi
frekuensi hemodialisis digunakan instrumen penelitian berupa kuesioner menerima HD sebanyak 4-3 kali hemodialisis dengan tingkat stres
dengan tingkat stress dalam yang terdiri atas dua bagian. Bagian dalam seminggu pada pasien GGK di Unit
pada pasien gagal penelitian pertama berisikan data demografi - Responden yang memiliki tingkat Hemodialisis sehingga semakin
ginjal kronik yang adalah 25 responden, sedangkan bagian kedua stress yang tinggi berjumlah 10 lama frekuensi pasien menjalani
menjalani hemodialisis pasien ESRD khusus memuat tentang penilaian tingkat - Nilai signifikansi (nilai p = 0,00) <(α HD semakin tinggi tingkat stress
stres responden, kuesioner yang = 0,05), yang terbukti ada hubungan pasien
digunakan adalah Depression Anxiety antara frekuensi hemodialisis dengan
Stress Scale 42 (DASS 42). tingkat stres pada pasien CKD.
9 Hubungan Antara Lamanya Menjalani Hemodialisis Dengan Tingkat Stress Pada Pasien Dengan Penyakit Ginjal Kronik Di Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Befly F. Tokala, Lisbeth F. J. Kandou, Anita E. Dundu (2015)
Metode
Tujuan Hasil Kesimpulan
Desain Populasi Prosedur
mengetahui hubungan Cross-sectional sampel yang Proses pengumpulan data menggunakan - Hasilnya menunjukkan bahwa Ada hubungan antara frekuensi
frekuensi hemodialisis digunakan instrumen penelitian berupa kuesioner responden yang menjalani hemodialisis dengan tingkat stres
dengan tingkat stress dalam yang terdiri atas dua bagian. Bagian hemodilisa > 6 bulan sebanyak 3-4 pada pasien GGK sehingga
pada pasien gagal penelitian pertama berisikan data demografi kali sebanyak 19 orang (55,9%). semakin lama frekuensi pasien
ginjal kronik unit adalah 34 responden, sedangkan bagian kedua - Responden yang yang terbanyak menjalani HD semakin tinggi
hemodialisa pasien khusus memuat tentang penilaian tingkat adalah responden yang memiliki tingkat stress pasien
stres responden kuesioner yang digunakan tingkat stress berat sebanyak 16
adalah Depression Anxiety Stress Scale 42 orang (47,1%)
(DASS 42). - Nilai uji p = 0,02 yaitu < 0,05 yang
artinya terdapat hubungan antara
lamanya menjalani hemodialisis
dengan tingkat stress pada pasien
dengan penyakit ginjal kronik.
Korelasi Lama Menjalani Hemodialisis Dengan Skor Depresi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis Di Instalasi Dialisis RSUD Dr. Pirngadi Medan
10 Periode Januari-Maret Tahun 2017
Vina Octavia Simanjuntak (2017)
Metode
Tujuan Hasil Kesimpulan
Desain Populasi Prosedur
untuk melihat Cross-sectional Sebanyak 52 Proses pengumpulan data menggunakan - Rerata lama menjalani hemodialisis Ada hubungan antara frekuensi
bagaimana hubungan orang pasien instrumen penelitian berupa kuesioner subjek penelitian yaitu sebesar 33 hemodialisis dengan tingkat stres
antara lama menjalani GGK yang yang terdiri atas dua bagian. Bagian bulan sebanyak 3-5 kali seminggu pada pasien GGK sehingga
hemodialisis dengan menjalani pertama berisikan data demografi - Rerata skor stress subjek penelitian semakin lama frekuensi pasien
skor stress. hemodialisis responden, sedangkan bagian kedua yaitu sebesar 16,5. menjalani HD semakin tinggi
di Instalasi khusus memuat tentang penilaian tingkat - Terdapat hubungan yang bermakna tingkat stress pasien
Dialisis RSUD stres responden, kuesioner yang antara lama menjalani hemodialisis
Dr. Pirngadi digunakan adalah Depression Anxiety dengan skor depresi dengan korelasi
Medan dipilih Stress Scale 42 (DASS 42). negatif yang kuat (p<0,0001 ; r =-
menggunakan 0,650).
teknik
consecutive
sampling.
4.1.2 Frekuensi Hemodialisa dan Tingkat Stres
Semua penelitian membahas mengenai hubungan frekuensi hemodialisa
dengan stress pada pasien gagal ginjal kronik. Sebanyak tujuh literature
menggunakan kuisioner yang terdiri atas dua bagian, bagian pertama
berisikan data demografi responden dan frekuensi, sedangkan tiga literature
menggunakan rekam medis pasien untuk melihat data demografi dan rekam
medis pasien dan frekuensi HD. Sebanyak sembilan literature di bagian
kedua kuisioner terdiri dari kuisioner untuk mengukur tingakat stress pasien
yaitu menggunakan kuisioner Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS
42) dan satu literature menggunakan kuisioner Perceived Stress Scale
(PSS).
Kecemasan merupakan hal yang sering terjadi dalam hidup manusia tertutama
pada penderita penyakit kronis. Klien yang dirawat karena penyakit yang
mengancam kehidupan akan lebih sering mengalami kecemasan, depresi atau
marah (Stuart, 2016). Keadaan tersebut menyebabkan kehidupan individu tersebut
selalu di bawah bayang-bayang kecemasan yang berkepanjangan dan menganggap
rasa cemas sebagai ketegangan mental. Kecemasan berhubungan dengan stress
fisiologis maupun psikologis, artinya cemas terjadi ketika seseorang terancam
baik secara fisik maupun psikologis. Secara fisik klien terlihat gelisah, gugup dan
tidak dapat duduk atau istirahat dengan tenang (Hawari, 2008).
Hal ini sejalan dengan penelitian Rasmun (2004), tentang bagaimana individu
mempersepsikan stressor. Keluhan dirasakan berat dipengaruhi oleh persepsi
pasien tentang stressor yang dapat berakibat buruk bagi dirinya. Sebaliknya
keluhan dirasakan ringan, hal ini dipengaruhi oleh persepsi pasien terhadap
stressor tidak mengancam dan pasien merasa mampu mengatasinya. Pada
penelitian Novida (2007) menyatakan tentang penerimaan diri dan stres pada
penderita diabetes mellitus, Novida menyimpulkan bahwa semakin tinggi stres,
maka semakin rendah penerimaan diri. Sebaliknya, semakin rendah stres, maka
semakin tinggi penerimaan diri. Jadi menurut peneliti, penelitian Novvida juga
dapat dijadikan sebagai pembanding untuk stres yang dialami oleh pasien GGK
yang menjalani terapi hemodialisa. Pasien yang berpartisipasi pada penelitian ini,
mengeluh stres pada fisik, psikologis, kognitif dan kehidupan sosialnya.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan pemaparan hasil literature review mengenai hubungan frekuensi
hemodialisa dengan stress pada pasien gagal ginjal kronik didapatkan bahwa
frekuensi hemodialisis memiliki hubungan yang signifikan dengan stress pada
pasien gagal ginjal kronik. Tingkat stress yang didapatkan dari stress ringan,
stress sedang dan stress berat dengan frekuensi rata-rata dua sampai lima kali
seminggu dengan durasi empat sampai lima jam semuanya memiliki hubungan
terhadap tingkat stress pasien yang menjalani hemodialysis.
5.2 Saran
Berdasarkan pemaparan hasil literature review, maka dapat disarankan kepada
pihak-pihak berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti lain diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
hubungan frekuensi hemodialisa dengan stress pada pasien gagal ginjal
kronik. Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat melakukan penelitian
secara langsung terhadap pasien gagal ginjal kronik. Peneliti juga disarankan
untuk meneliti hubungan tingkat stress pasien dengan faktor-faktor lain.
2. Bagi instansi kesehatan
Instansi kesehatan diharapkan dapat melakukan manajemen stress bagi pasien
yang melakukan hemodialysis jangka panjang dalam proses perawatan pasien
sehingga dapat mengoptimalkan hasil dari pengobatan dan dapat
memperbaiki kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik.
DAFTAR PUSTAKA
Agarwal, R., & Weir, M.R. (2010). Dry-weight: A concept revised in an effort to
avoid medication-directed approaches for blood pressure control in
hemodialysis patients. Clinical journal american society of nephrology, 5(7),
1255-1260. doi: 10.2215/CJN.01760210.
Aisara, S., Azmi, S., & Yanni, M. (2018). Gambaran klinis penderita penyakit ginjal
kronik yang menjalani hemodialisis di Rsup Dr. M. Djamil Padang. Jurnal
Kesehatan Andalas, 7(1), 42-50
Baradero, Dayrit & Siswadi. 2009. Seri Asuhan Keperawatan : Klien Gangguan
Ginjal. Jakarta: EGC
Bare dan Smeltzer. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol.3.
Jakarta : EGC.
Bustan. (2008). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta
Brunner & Suddarth. (2010). Buku ajar keperawatan medikal bedah (8th ed.). (H.
Kuncara, A. Haryono, M. Ester, A. Waluyo, S. Elyna, Terjemahan) Jakarta:
EGC
Bieber, S. D., & Himmelfarb, J. (2013). Hemodialysis in: Schrier’s disease of the
kidney (9th ed.). Lippincott Williams & Wilki.
Colvy, J. (2010). Tips Cerdas Mengenali dan Mencegah Gagal Ginjal. Yogyakarta:
DAFA Publishing.
Hardiyanti, A.(2016).Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Motivasi Perawat
dalam Menerapkan Prosedur Pelaksanaan Pemberian Obat di Rumah Sakit Ibnu
Sina YW-UMI Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis,1(2),issn: 2302-
1721
Hawari D. (2008). Manajemen Stres, Cemas Dan Adaptasi. Jakarta : Dua As As
Hall, J. E. (2014). Guyton and hall textbook of medical physiology (12th ed).
Singpaore: Saunders Elsevier
Hanum, R., Nurchayati, S., & Hasneli, Y. (2015). Pengaruh pendidikan kesehatan
secara individual tentang pembatasan asupan cairan terhadap pengetahuan
tentang pembatasan cairan dan IDWG (Interdialytic Weight Gain) pada pasien
hemodialisis. JOM, 2(2).
Handayani, R. S., & Rahmayati, E. (2017). Faktor faktor yang berhubungan dengan
kualitas hidup pasien Chronic Kidney Disease (CKD) yang menjalani
hemodialisis. Jurnal keperawatan, 9(2), 238-245.
Indonesian Renal Registry. (2017). Report of Indonesian Renal Registry.
https://www.indonesianrenalregistry.org/data/IRR%202017%20.pdf
Ipo, A., Aryani, T., & Suri, M. (2016). Hubungan jenis kelamin dan frekuensi
hemodialisa dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi. Jurnal
Akademika Baiturrahin, 5(2).
Junaidi, I. (2006). Rematik Dan AsamUrat. Jakarta : PT
BhuanaIlmuPopulerKelompok Gramedia.
Kolcaba, K., & DiMarco, M., A. (2011). Comfort theory and its application to
pediatric nursing. Pediatric Nursing, 31(3), 187-194. 20 Maret 2020.
http://www.medscape.com/viewarticle/507387
Mayoclinic. (2020). Chronoc Kidney Disease. https://www.mayoclinic.org/diseases-
conditions/chronic-kidney-disease/symptoms-causes/syc-20354521 di akses
pada 23 Maret 2020
Muttaqin, A., & Sari, K. (2011). Gangguan gastrointestinal: Aplikasi asuhan
keperawatan medikal bedah. Jakarta: Medika Salemba.
Ma’ruf, A. (2018). Perawatan akses vaskuler hemodialisis. Pertemuan Ilmiah Daerah
Jawa Timur.
National Kidney Foundation. (2020). How to classify CKD. 23 Maret 2020
https://www.kidney.org/professionals/explore-your-knowledge/how-to-classify-
ckd
Nadarajah, S., Astri, I., & Yahya, F. (2018). Hubungan karakteristik klinis dan
keparahan pruritus uremik pada pasien gagal ginjal kronis yang mendapat
hemodilisis. Jurnal Kedokteran Sriwijaya, No 3
Noor,N. 2008. Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. (2010). Manajemen Keperawatan (3rd ed.). Jakarta : Salemba Medika.
Priyoto., (2014). Teori Sikap dan Perilaku dalam Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Prihananda, M. L., Arina, M., & Kartinah, S. K. (2014). Pengaruh terapi musik klasik
terhadap tingkat kecemasan pada pasien hemodialisis di RS PKU
Muhammadiyah Surakarta. Doctoral Dissertation. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Permana, I. B. (2018). Teknik dan prosedur hemodialisis: Melakukan punksi dan
kanulasi. Maret 19, 2020. http://ipdijatim.org/wp-
content/uploads/2017/12/penatalaksanaan-akses-vaskuler.pdf
Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri). (2015). Annual report of Indonesian
renal registry. Pernefri. 2015;8:1-45
Porth, C, M., & Matfin, G. (2010). Patophysiology: Concepts of altered health states
8th edition. China: Lippincott Williams & Wilkins
Padila. (2012). Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha Medika
Sari & Yunita. (2010). Penelitian terapi hemodialisa di RSUD Arifin Ahmad Pekan
baru.
Susalit, E, (2007). Ultrafiltrasi Terpisah pada Pasien Hemodialisa. Simposium.
Nasional Keperawatan Ginjal dan Hipertensi I.Jakarta: Tidak dipubliklasikan.
Suwitra K. (2014). Penyakit ginjal kronik. Dalam: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW,
Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF (eds). Buku ajar ilmu penyakit dalam
jilid 1. Edisi ke-6. Jakarta: Interna Publishing
Smeltzer, S., Bare, B., Hinkle, J., & Cheever, K. (2010). Textbook of medical surgical
nursing Brunner and suddarth. China.: Lippinicott Williams and Wilkins.
Suhardjono. (2014). Hemodialisis: Prinsip dasar dan pemakaian kliniknya. In Setiati
S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF (Ed.). Buku
ajar ilmu penyakit dalam jilid 1. Edisi ke 6. Jakarta: Interna Publishing.
Supeno, B. (2010). Studi cara kerja hemodialisa elektronik ditinjau dari sudut
pandang asuhankeperawatan. Jurnal rekayasa, 7(2), 15-23.
Sahran. (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipotensi intradialisis
pada pasien gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialisis. Jurnal Medika
Kesehatan, 11(1), 062-101.
Sriati, A .(2008) .TinjauantentangStres .Jati Nagor : Universitas Padjadjaran Fakultas
Ilmu Keperawatan Jatinagor .
Siswanto. (2007). Pengantar Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Yosep, s. (2007). Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama
Lampiran 1 Lembar Bimbingan
Fakultas : Kedokteran
Universitas : Udayana
Agama : Hindu
No Telepon : 0881037312218
Email : ddesakyuni@yahoo.com
Riwayat Pendidikan :
1. TK Mutiara
2. SD 3 4 Banjar Jawa
3. SMP Negeri 2 Singaraja
4. SMA Negeri 1 Singaraja
CONTOH TABEL KARAKTERISTIK RESPONDEN
CONTOH TABEL HUBUNGAN/KORELASI