Anda di halaman 1dari 3

Dalam setiap ekosistem terdapat komponen biotik dan abiotik yang saling

berinteraksi satu sama lain, begitu pula pada ekosistem pesisir. Komponen biotik
merupakan bagian dari ekosistem yang terdiri dari seluruh tingkatan makhluk yang ada di
wilayah ekosistem tersebut seperti tumbuhan, hewan, jamur dan bakteri. Komponen biotik
ini akan membentuk suatu hubungan memakan dan dimakan yang disebut dengan rantai
makanan. Sedangkan komponen abiotik adalah bagian dari ekosistem yang terdiri atas
unsur fisika dan kimia (non-hidup). Unsur fisika dan kimia akan membentuk lingkungan.
Lingkungan memegang peranan penting bagi keberlangsungan hidup komponen biotik
dalam suatu ekosistem. Faktor-faktor lingkungan yang banyak mempengaruhi kehidupan
dalam ekosistem pesisir antara lain: gerakan air, salinitas, suhu, dan cahaya matahari (Gede
Ari Yudasmara. 2015).

Yudasmara, Ari Gede. 2015. Analisis Keanekaragaman dan Kemelimpahan Relatif Algae
Mikroskopis diberbagai Ekosistem pada Kawasan Intertidal Pulau Menjangan Bali Barat.
Jurnal Sains dan Teknologi. Vol. 4. No. 1. Hal. 503-515. Singaraja: Universitas Pendidikan
Ganesha

Ekosistem mangrove memiliki fungsi ekologis dan ekonomi yang sangat bermanfaat. Secara ekologis
ekosistem mangrove berfungsi sebagai daerah pemijahan (spawning grounds) dan daerah
pembesaran (nursery grounds) berbagai biota perairan seperti ikan, udang, kerang dan lainnya.
Selain itu serasah mangrove (berupa daun dan ranting) yang jatuh di perairan setelah melalui
proses dekomposisi akan men-jadi sumber pakan dalam lingkungan per-airan. Nontji (1993)
menyatakan bahwa ekosistem mangrove juga, merupakan habitat bagi berbaga jenis burung,
reptilia, mamalia dan jenis organis melainnya, sehingga hutan mangrove menyediakan keanekara-
gaman hayati (biodiversity) dan plasma nutfah yang tinggi serta berfungsi sebagai sistem penunjang
kehidupan (Wantasen, 2013)

Wantesan, A.S. 2013. Kondisi Kualitas Perairan dan Substrat Dasar sebagai Faktor Pendukung
Aktivitas Pertumbuhan Mangrove di Pantai Pesisir Desa Basaan I, Kabupaten Minahasa Tenggara.
Jurnal Ilmiah Platax. Vol 1. No 4

Anda mungkin juga menyukai