Makalah
Makalah
Tabel 3.3
Kebutuhan Ruang, Fungsi dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas Pada Ruang Rawat Inap
o Nama Ruangan Fungsi utuhan Fasilitas
ng an tempat penyimpanan i
alat-alat medis dan
bahan-bahan habis pakai
yang diperlukan.
Dari tabel diatas terdapat perbedaan mengenai fasilitas yang seharusnya terdapat pada ruangan perawatan sesuai dengan
kementrian kesehatan tapi belum terpenuhi pada ruang perawatan II Asoka diantaranya :
1. Pada ruang perawatan fasilitas yang tidak terpenuhi yaitu nurse call dan tirai pemisah, hal tersebut berguna untuk
menjaga privasi pasien saat perawat melakukan tindakan keperawatan
2. Pada nurse station fasilitas yang tidak ada yaitu alat monitoring untuk pemantauan terus menerus fungsi2 vital pasien.
3. Pada ruang tindakan fasilitas yang tidak ada salah satunya lampu periksa
Tabel 3.4
Sarana dan Fasilitas Perawatan II Anak ( Asoka ) Lantai II
RSUD Syekh Yusuf Gowa
o Ruangan Kamar Sarana
/ kursi
kas
/WC
VIP B pat tidur
ari pasien
ari pakaian
g infus
/ kursi
kas
/WC
i
21 inci
kas
/WC
i
21 inci
kas
/WC
/WC
/WC
las II C pat tidur
ari
g infus
/WC
/WC
s angin
i
WC
las III B pat tidur
ari
g infus
s angin
i
WC
s angin
i
WC
s angin
i
WC
4 Ruang Perawat se Station
si
a kerja
as
ari berkas
ey Emergency
pat obat
ari loker
afel
/WC
2) Peralatan
Tabel 3.5
Daftar Peralatan Di Ruangan Perawatan II Asoka
o Nama Barang Jumlah
at tidur 32
i pasien 32
pasien 16
plastik 12
6
i kaca 2
s 6
hitam lipat 2
0 dokter 1
kepala ruangan 1
2 besi 2
abu-abu 24 lembar
4 orange 23 lembar
pink 24 lembar
6 angin 6 buah
7 fump 10
8 izer 2
9 fump 1
0 ag 4
poit 5
2 ken 4
at 3
4 ngan bayi 1
ngan dewasa 1
6 kop 3
7 anak 4
8 dewasa 1
9 berdiri 1
0 ator 5
G. Analisa SWOT
Tabel 3.6
NO HASIL
1. M1 (KETENAGAAN)
Strength
1. Adanya sistem pengembangan staf berupa pelatihan BTCLS, rata-rata
staf telah mengikuti pelatihan BTCLS dalam bidang keperawatan.
2. Jenis ketenagaan
: 1 orang
ofesi Ners : 10 orang
V Kep : 1 orang
Kep : 4 orang
II Kep : 7 orang
Weakness
1. Beban kerja perawat yang tinggi dalam melengkapi dokumen
keperawatan
2. Dari 14 perawat, semua perawat (100%) yang mengatakan
membutuhkan pelatihan/pendidikan untuk meningkatkan kemampuan
kerja.
Opportunity
1. Adanya kebijakan pemerintah tentang profesionalisasi perawat
2. Adanya program akreditasi RS dari pemerintah dimana MAKP
merupakan salah satu penilaian
Treathened
1. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.
2. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih
professional.
3. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan hukum.
4. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.
5. Persaingan antar RS yang semakin kuat.
6. Terbatasnya kuota tenaga keperawatan yang melanjutkan pendidikan
tiap tahun.
2. M2 SARANA DAN PRASARAN
Strength
1. Lokasi dan denah tersedia.
2. Tersedianya nurse Stasion.
3. Pemeliharaan dan perawatan dari sarana dan prasarana penunjang
kesehatan sudah ada.
Weakness
1. Peralatan diruangan untuk perawatan pasien sudah memadai.
2. Jumlah alat yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan pasien
3. Administrasi penunjang belum memadai.
Opportunity
1. Kebijakan rumah sakit untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
2. Kebijakan rumah sakit dan ruangan untuk pengadaan alat secara
berkala
3. Pemantauan dan dukungan dari rumah sakit untuk pelayanan
kesehatan dan perawatan
4. Terbukanya rumah sakit untuk mahasiswa yang melakukan praktek
dan penelitian
Treathened
1. Tuntutan masyarakat akan pemberian pelayanan kesehatan yang
professional dan memadai semakin tinggi
2. Masih adanya beberapa keterbatasan sarana dan pra sarana di ruangan
yang memungkinkan keterbatasan pelayanan prosedur dalam
memberikan pelayanan keperawatan
3 M3 METODE
Metode ASUHAN Keperawatan Profesional (MAKP)
Strength
1. Sudah ada model asuhan keperawatan yang digunakan yaitu tim
2. Model yang digunakan sesuai dengan visi misi RS.
3. Model yang digunakan cukup efisen dan tidak menyulitkan.
4. Memiliki standar asuhan keperawatan yang baik.
5. Terlaksananya komunikasi yang efektif antar profesi.
Weakness
1. Kurang optimalnya penerapan model yang sudah ada
Opportunity
1. Adanya kebijakan pemerintah tentang profesionalisme
Treathened
1. Persaingan dengan RS lain.
2. Tuntutan masyarakat akan pelayanan maksimal.
3. Kebebasan pers dan perkembangan tekhnologi (social media)
mengakibatkan mudahnya penyebaran informasi didalam ruangan ke
masyarakat.
4. Makin tingginya kesadaran masyarakat mengenai hukum.
SENTRALISASI OBAT
Strenght
1. Semua perawat mengemukakan jawaban tentang sentralisasi obat.
2. Sebagian besar perawat pernah berwenang mengurusi sentralisasi obat.
3. Adanya format daftar pengadaan tiap-tiap obat.
4. Sarana dan prasarana obat sebagian sudah ada, seperti kulkas dan
lemari
penyimpanan obat .
Weakness
1. Format daftar pengadaan obat tiap-tiap macam obat masih sebagian
belum secara keseluruhan
Opportunity
1. Kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa
2. Adannya mahasiswa program profesi ners yang praktik manajemen
keperawatan
OPERAN
Strength
1. Operan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap pergantian shift
2. Adanya kemaauan perawat untuk melakukan timbang terima
3. Adanya buku khusus untuk pelaporan timbang terima
4. Dari 14 perawat (100 %) mengatakan operan selalu dilaksanakan tepat
waktu
Weakness
1. Operan sudah dilakukan dengan baik (PP melaporkan identitas pasien,
keluhan utama (DS dan DO) tetapi intervensi masih bersifat umum
tidak berdasarkan manajemen keperawatan.
Opportunity
1. Adanya mahasiswa program profesi Ners
2. Sarana dan prasarana yang cukup tersedia
Treathened
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk mendaptkan
pelayanan keperawatan yang profesional
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab dan
tanggung gugat perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan
DISCHARGE PLANNING
Strenght
1. Adanya kemauan untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada
pasien dan keluarga pasien.
Weakness
1. Tidak tersedianya pembagian leaflet dan brosur pasien pulang
2. Keterbatasan waktu dan tenaga perawat.
Opportunity
1. Adanya mahasiswa Profesi Ners yang melakukan praktik
2. Adanya kerja sama yang baik anatara mahasiswa profesi ners dan
perawat pelaksana
3. Kemauan pasien/keluarga terhadap anjuaran perawat
Treathened
Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
RONDE KEPERAWATAN
Strenght
1. Ruangan ini mendukung adanya kegiatan ronde keperawatan
Weakness
1. Ronde keperawatan adalah kegiatan yang belum dilaksanakan
secara teratur diruangan perawatan II Anak (ASOKA).
2. Jumlah tenaga yang tidak seimbang dengan jumlah tingkat
ketergantungan pasien.
Opportunity
1. Kerja sama yang baik antara perawat dan mahasiswa program profesi
Ners
2. Adanya pelatihan dan seminar mengenai manajemen keperawatan
Metode MPKP (Model Praktek Keperawatan Profesional)
A. Pengertian Operan
Operan sering disebut dengan timbang terima atau over hand. Operan adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima
sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien.
a. Tujuan Operan
● Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien
● Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya
● Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya
b. Langkah-Langkah Operan
● Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap
● Petugas Shift yang akan mengoperkan mempersiapkan hal-hal yang akan disampaikan
● Perawat primer atau ketua tim menyampaikan kepada penanggung jawab shift yang selanjutnya
● Penyampaian operan diatas harus dilakukan secara jelas & tidak terburu-buru.
● Perawat primer atau ketua tim & anggota kedua shift observasi langsung kondisi klien.
c. Prosedur Operan
1) Persiapan
● Kedua kelompok sudah dalam keadaan siap.
● Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
2) Pelaksanaan
a) Operan dilaksanakan setiap pergantian shift.
b) Dari Nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan operan dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan
tentang masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah & yang belum dilaksanakan serta hal-hal penting
lainnya yang perlu dilimpahkan.
c) Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian
diserahterimakan kepada perawat jaga berikutnya.
d) Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat operan :
● Identitas pasien & diagnosa medis
● Masalah keperawatan yang muncul
● Tindakan keperawatan yang sudah dan yang belum
● Intervensi kolaboratif dan dependensi
● Rencana umum & persiapan lain.
● Perawat yang melakukan operan dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal
yang dioperkan.
● Penyampaian pada operan secara singkat & jelas.
● Lama operan untuk tiap pasien tidak lebih dari 5 menit, kecuali pada kondisi khusus.
● Pelaporan untuk operan dituliskan secara langsung pada buku laporan ruangan oleh Perawat primer.
B. Pre dan Post Conference
1. Definisi Pre dan Post Conference
Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari. Konferensi dilakukan sebelum atau setelah melakukan
operan dinas, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan pelaksanaan. konference sebaiknya dilakukan di tempat
tersendiri sehingga dapat mengurangi gangguan dari luar. Konferensi terdiri dari pre conference dan post conference yaitu :
a. Pre Conference
Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift
tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka
pre conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari katim
dan PJ tim(Modul MPKP, 2006)
Waktu : setelah operan
Tempat : Meja masing – masing tim
Penanggung jawab : Ketua tim atau Pj tim
Kegiatan :
● Ketua tim atau Pj tim membuka acara
● Ketua tim atau pj tim menanjakan rencana harian masing – masing perawat pelaksana
● Ketua tim atau Pj tim memberikan masukan dan tindakan lanjut terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu.
● Ketua tim atau Pj tim memberikan reinforcement.
● Ketua tim atau Pj tim menutup acara
b. Post Conference
Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan
kepada shift berikut. Isi post conference adalah hasil askep tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post
conference dipimpin oleh katim atau Pj tim (Modul MPKP, 2006)
Waktu :Sebelum operan ke dinas berikutnya.
Tempat : Meja masing – masing tim.
Penanggung jawab : ketua tim atau Pj tim
Kegiatan :
● Ketua tim atau Pj tim membuka acara.
● Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah diberikan.
● Ketua tim atau Pj tim yang menanyakan tindakan lanjut asuhan klien yang harus dioperkan kepada perawat shift
berikutnya.
● Ketua tim atau Pj menutup acara.
C. Ronde
1. Definisi Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan merupakan suatu metode pembelajaran klinik yang memungkinkan peserta didik mentransfer dan
mengaplikasikan pengetahuan teoritis ke dalam peraktik keperawatan secara langsung.
Karakteristik ronde keperawatan adalah sebagai berikut:
a. Klien dilibatkan secara langsung
b. Klien merupakan fokus kegiatan
c. Perawat aosiaet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama
d. Kosuler memfasilitasi kreatifitas
e. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet, perawat
f. Primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.
2. Tujuan Ronde Keperawatan
Adapun tujuan ronde keperawatan adalah sebagai berikut:
a. Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.
b. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah klien.
c. Meningkatkan validitas data klien.
d. Menilai kemampuan justifikasi.
e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
f. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan.
3. Peran dalam Ronde Keperawatan
a. Peran Ketua Tim dan Anggota Tim
1) Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
2) Menjelaskan masalah keperawatan utama.
3) Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.
4) Menjelaskan tindakan selanjutnya.
5) Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.
b. Peran Ketua Tim Lain dan/Konselor
❖ Perawat primer (ketua tim) dan perawat asosiet (anggota tim)
Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang bisa untuk memaksimalkan keberhasilan yang bisa
disebutkan antara lain :
1) Menjelaskan keadaan dan adta demografi klien
2) Menjelaskan masalah keperawatan utama
3) Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan
4) Menjelaskan tindakan selanjtunya
5) Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil
❖ Peran perawat primer (ketua tim) lain dan atau konsuler
1) Memberikan justifikasi
2) Memberikan reinforcement
3) Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan yang rasional
4) Mengarahkan dan koreksi
5) Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari
4. Langkah-langkah Ronde Keperawatan
a. Persiapan
● Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
● Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.
b. Pelaksanaan
▪ Penjelasan tentang klien o/ perawat primer dlm hal ini penjelasan difokuskan pd mslh keperawatan& rencana tindakan yg
akan/telah dilaksanakan& memilih prioritas yg perlu didiskusikan.
▪ Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
▪ Pemberian justifikasi oleh perawat primer/ perawat konselor/ kepala ruangan tentang masalah klien serta tindakan yg
akan dilakukan.
▪ Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan ditetapkan.
D. Dishcarge Planning
1. Pengertian Discharge Planning
Discharge planning (perencanaan pulang) adalah serangkaian keputusan dan aktivitas-aktivitasnya yang terlibat dalam
pemberian asuhan keperawatan yang kontinu dan terkoordinasi ketika pasien dipulangkan dari lembaga pelayanan kesehatan
(Potter & Perry, 2005:1106).
Discharge planning dilakukan sejak pasien diterima di suatu pelayanan kesehatan di rumah sakit dimana rentang waktu pasien
untuk menginap semakin diperpendek (Sommerfeld, 2001 dalam Rahmi, 2011:10). Discharge planning yang efektif
seharusnya mencakup pengkajian berkelanjutan untuk mendapatkan informasi yang komprehensif tentang kebutuhan pasien
yang berubah-ubah, pernyataan diagnosa keperawatan, perencanaan untuk memastikan kebutuhan pasien sesuai dengan apa
yang dilakukan oleh pemberi layanan kesehatan (Kozier, 2004).
Program discharge planning (perencanaan pulang) pada dasarnya merupakan program pemberian informasi atau pemberian
pendidikan kesehatan kepada pasien yang meliputi nutrisi, aktifitas/latihan, obat-obatan dan instruksi khusus yaitu tanda dan
gejala penyakit pasien (Potter & Perry, 2005 dalam Herniyatun dkk, 2009:128). Informasi diberikan kepada pasien agar
mampu mengenali tanda bahaya untuk dilaporkan kepada tenaga medis. Sebelum pemulangan, pasien dan keluarganya harus
mengetahui bagaimana cara manajemen pemberian perawatan di rumah dan apa yang diharapkan di dalam memperhatikan
masalah fisik yang berkelanjutan karena kegagalan untuk mengerti pembatasan atau implikasi masalah kesehatan (tidak siap
menghadapi pemulangan) dapat menyebabkan meningkatknya komplikasi yang terjadi pada pasien (Potter & Perry, 2006).
2. Pemberi Layanan Discharge Planning
Proses discharge planning harus dilakukan secara komprehensif dan melibatkan multidisiplin, mencakup semua pemberi
layanan kesehatan yang terlibat dalam memberi layanan kesehatan kepada pasien (Potter & Perry, 2006). Seseorang yang
merencanakan pemulangan atau koordinator asuhan berkelanjutan (continuing care coordinator) adalah staf rumah sakit yang
berfungsi sebagai konsultan untuk proses discharge planning bersamaan dengan fasilitas kesehatan, menyediakan pendidikan
kesehatan dan memotivasi staf rumah sakit untuk merencanakan serta mengimplementasikan discharge planning (Discharge
Planning Association, 2008 dalam Siahaan, 2009:11).
Seorang discharge planners bertugas membuat rencana, mengkoordinasikan, memonitor dan memberikan tindakan dan proses
kelanjutan perawatan. Discharge planning ini menempatkan perawat pada posisi yang penting dalam proses perawatan pasien
dan dalam tim discharge planner rumah sakit, karena pengetahuan dan kemampuan perawat dalam proses keperawatan sangat
berpengaruh dalam memberikan kontinuitas perawatan melalui proses discharge planning (Caroll & Dowling, 2007 dalam
Rahmi, 2011:12).
Sedangkan faktor yang berasal dari pasien yang mempengaruhi keberhasilan dalam pemberian pendidikan kesehatan, menurut Potter
& Perry (1997), Suliha dkk (2002) dan Machfoedz dkk (2005) yang dikutip oleh Waluyo (2010:18-19) adalah motivasi, sikap,
rasa cemas/emosi, kesehatan fisik, tahap perkembangan dan pengetahuan sebelumnya, kemampuan dalam belajar, serta
tingkat pendidikan.
a. Motivasi adalah faktor batin yang menimbulkan, mendasari dan mengarahkan pasien untuk belajar. Bila motivasi pasien
tinggi, maka pasien akan giat untuk mendapatkan informasi tentang kondisinya serta tindakan yang perlu dilakukan untuk
melanjutkan pengobatan dan meningkatkan kesehatannya.
b. Sikap positif pasien terhadap diagnosa penyakit dan perawatan akan memudahkan pasien untuk menerima informasi
ketika dilakukan pendidikan kesehatan.
c. Emosi yang stabil memudahkan pasien menerima informasi, sedangkan perasaan cemas akan mengurangi kemampuan
untuk menerima informasi.
d. Kesehatan fisik pasien yang kurang baik akan menyebabkan penerimaan informasi terganggu.
e. Tahap perkembangan berhubungan dengan usia. Semakin dewasa usia kemampuan menerima informasi semakin baik dan
didukung pula pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.
f. Kemampuan dalam belajar yang baik akan memudahkan pasien untuk menerima dan memproses informasi yang diberikan
ketika dilakukan pendidikan kesehatan. Kemampuan belajar seringkali berhubungan dengan tingkat pendidikan yang
dimiliki. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang umumnya kemampuan belajarnya juga semakin tinggi.
BAB IV
PENDEKATAN PENGKAJIAN TERHADAP
ASPEK RUMAH SAKIT
1. Pengkajian
Pengkajian sistem manajemen di Ruangan perawatan II Asoka RSUD Syekh Yusuf dilakukan dengan analisa situasi
ruangan pada tanggal 20-24 Februari 2018 melalui metode:
● Wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan, ketua tim dan beberapa perawat pelaksana.
● Observasi dilakukan oleh kelompok manajemen pada shift pagi, yaitu observasi situasi dan kondisi ruangan,
pelayanan asuhan keperawatan, penyediaan sarana dan prasarana, sistem kerja, dan komunikasi perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan.
● Penyebaran kuesioner, kuesioner disebarkan pada tanggal 21-23 Februari 2018.
Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan analisa data.
Gambaran hasil analisa situasi ruangan di ruangan perawatan II Asoka dideskripsikan sebagai berikut:
a. Gambaran ketenagaan Perawat diruangan perawatan II Asoka
Perawat di ruangan perawatan II Asoka, 1 orang kepala ruangan dengan jenjang pendidikan D IV , 2 orang perawat primer
dengan jenjang pendidikan S.Kep, Ners , 7 orang perawat ahli dengan jenjang pendidikan S.Kep, Ners, 5 orang perawat
ahli dengan jenjang pendidikan S.Kep, 5 orang perawat ahli dengan jenjang pendidikan DIII Keperawatan, 1 orang
Administrasi dengan jenjang pendidikan SKM dan 1 orang penanggung jawab logistik dengan jenjang pendidikan S.Kep,
Ners .
Tabel 4.1
Tenaga Perawat Ruangan Perawatan II Asoka
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas perhari diruang perawatan II Asoka adalah 17 orang ditambah 5 orang lepas
dinas dan ditambah 2 orang tenaga: Kepala ruangan dan Perawat Primer = 24 orang.
Berdasarkan perhitungan jumlah kebutuhan perawat menurut rumus Dougles didapatkan hasil bahwa jumlah perawat yang
dibutuhkan di ruang perawatan II Asoka adalah 24 orang dengan jumlah pasien 31 orang.
Sedangkan jumlah perawat yang bertugas di ruang perawatan II Asoka ada 21 orang, jadi ruang perawatan II Asoka kurang 3 tenaga
perawat.
c. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Di Ruangan Perawatan II Asoka RSUD Syekh
Yusuf Gowa
Distribusi Kepuasan Pasien Berdasarkan Perawat Memperkenalkan Diri di Ruang Perawatan II AsokaRSUD Syekh Yusuf
Gowa
No Data N %
1 YA 16 59.3
2 TIDAK 11 40.7
Total 27 100
Sumber : Data Primer Februari 2018
Ket : N Jumlah Responden
Interpretasi : Dari tabel diatas terlihat bahwa dari 27 responden terdapat 16 orang (59,3%) mengatakan perawat memperkenalkan
Distribusi Kepuasan Pasien Berdasarkan Perawat Bersikap Sopan dan Ramah Dalam Menangani Pasiendi Ruang Perawatan
II Asoka
RSUD Syekh Yusuf Gowa
No Data N %
1 YA 27 100.0
2 TIDAK - -
Total 27 100
Sumber : Data Primer Februari 2018
Ket : N Jumlah Responden
Interpretasi : Dari tabel diatas terlihat bahwa dari 27 responden semua mengatakan perawat bersikap sopan dan ramah dalam
Distribusi Kepuasan Pasien Berdasarkan Identifikasi Pasien Sebelum Melakukan Tindakan di Ruang Perawatan II Asoka
RSUD Syekh Yusuf Gowa
No Data N %
1 YA 24 88.9
2 TIDAK 3 11.1
Total 27 100
Sumber : Data Primer Februari 2018
Ket : N Jumlah Responden
Interpretasi : Dari tabel diatas terlihat bahwa dari 27 responden semua mengatakan perawat melakukan identifikasi pasien sebelum
melakukan tindakan sebanyak 24 orang (88.9 %) sedangkan yang tidak sebanyak 3 orang (11.1%)
Distribusi Kepuasan Pasien Berdasarkan Perawat Menjelaskan Dimana Tempat2 Yang Penting Untuk Kelancaran
Perawatan
di Ruang Perawatan II Asoka RSUD Syekh Yusuf Gowa
No Data N %
1 YA 13 48.1
2 TIDAK 14 51.9
Total 27 100
Sumber : Data Primer Februari 2018
Ket : N Jumlah Responden
Interpretasi : Dari tabel diatas terlihat bahwa dari 27 responden perawat yang menjelaskan dimana tempat penting untuk kelancaran
perawatan sebanyak 13 orang (48.1%) sedangkan yang tidak sebanyak 14 orang (51.9%)
Distribusi Kepuasan Pasien Berdasarkan Perawat Menjelaskan Tujuan Perawatan Pada PasienDi Ruang Perawatan II
Asoka
RSUD Syekh Yusuf Gowa
No Data N %
1 YA 20 74.1
2 TIDAK 7 25.9
Total 27 100
Sumber : Data Primer Februari 2018
Ket : N Jumlah Responden
Interpretasi : Dari tabel diatas terlihat bahwa dari 27 responden perawat yang menjelaskan tujuan perawatan pada pasien sebanyak
Distribusi Kepuasan Pasien Berdasarkan Ada Perawat Atau Kepala Ruangan Yang Menginformasikan Pasien Tentang
Perawat Yang Bertanggung Jawab Terhadap PasienDi Ruang Perawatan II Asoka
RSUD Syekh Yusuf Gowa
No Data N %
1 YA 15 55.6
2 TIDAK 12 44.4
Total 27 100
Sumber : Data Primer Februari 2018
Ket : N Jumlah Responden
Interpretasi : Dari tabel diatas terlihat bahwa dari 27 responden ada perawat atau kepala ruangan yang menginformasikan pasien
tentang perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien sebanyak 15 orang (55.6%) sedangkan yang tidak sebanyak 12
orang (44.4%)
Distribusi Kepuasan Pasien Berdasarkan Perawat Memperhatikan Keluhan Pasien di Ruang Perawatan II Asoka RSUD
Syekh Yusuf Gowa
No Data N %
1 YA 24 88.9
2 TIDAK 3 11.1
Total 27 100
Sumber : Data Primer Februari 2018
Ket : N Jumlah Responden
Interpretasi : Dari tabel diatas terlihat bahwa dari 27 responden perawat yang memperhatikan keluhan pasien sebanyak 24 orang
Distribusi Kepuasan Pasien Berdasarkan Perawat Menanggapi Keluhan Pasien di Ruang Perawatan II Asoka RSUD Syekh
Yusuf Gowa
No Data N %
1 YA 25 92.6
2 TIDAK 2 7.4
Total 27 100
Sumber : Data Primer Februari 2018
Ket : N Jumlah Responden
Interpretasi : Dari tabel diatas terlihat bahwa dari 27 responden perawat yang menanggapi keluhan pasien sebanyak 25 orang
Distribusi Kepuasan Pasien Berdasarkan Perawat Memberikan Keterangan Tentang Masalah Yang Dihadapi Pasien di
Ruang Perawatan II Asoka RSUD Syekh Yusuf Gowa
No Data N %
1 YA 24 88.9
2 TIDAK 3 11.1
Total 27 100
Sumber : Data Primer Februari 2018
Ket : N Jumlah Responden
Interpretasi : Dari tabel diatas terlihat bahwa dari 27 responden perawat yang memberikan keterangan tentang masalah yang
dihadapi pasien sebanyak 24 orang (88.9%) sedangkan yang tidak sebanyak 3 orang (11.1%)
Distribusi Kepuasan Pasien Berdasarkan Perawat Memberikan Penjelasan Sebelum Melakukan Tindakan Keperawatan di
Ruang Perawatan II Asoka RSUD Syekh Yusuf Gowa
No Data N %
1 YA 25 92.6
2 TIDAK 2 7.4
Total 27 100
Sumber : Data Primer Februari 2018
Ket : N Jumlah Responden
Interpretasi : Dari tabel diatas terlihat bahwa dari 27 responden perawat memeberikan penjelasan sebelum melakukan tindakan
keperawatan sebanyak 25 orang (92.6%) sedangkan yang tidak sebanyak 2 orang (7.4%)
Distribusi Kepuasan Pasien Berdasarkan Perawat Meminta Persetujuan Kepada Pasien Atau Keuarga Sebelum Melakukan
Tindakandi Ruang Perawatan II Asoka RSUD Syekh Yusuf Gowa
No Data N %
1 YA 26 96.3
2 TIDAK 1 3.7
Total 27 100
Sumber : Data Primer Februari 2018
Ket : N Jumlah Responden
Interpretasi : Dari tabel diatas terlihat bahwa dari 27 responden perawat meminta persetujuan kepada pasien atau keluarga sebelum
melakukan tindakan sebanyak 26 orang (96.3%) sedangkan yang tidak sebanyak 1 orang (3.7%)
Distribusi Kepuasan Pasien Berdasarkan Perawat Menjelaskan Tentang Prosedur Tindakan Yang Akan Akan Dilakukan Di
Ruang Perawatan II Asoka RSUD Syekh Yusuf Gowa
No Data N %
1 YA 26 96.3
2 TIDAK 1 3.7
Total 27 100
Sumber : Data Primer Februari 2018
Ket : N Jumlah Responden
Interpretasi : Dari tabel diatas terlihat bahwa dari 27 responden perawat menjelaskan tentang prosedur yang akan dilakukan
Distribusi Kepuasan Pasien Berdasarkan Perawat Resiko Atau Bahaya Suatu Tindakan Pada Pasien Sebelum Melakukan
Tindakan
di Ruang Perawatan II Asoka RSUD Syekh Yusuf Gowa
No Data N %
1 YA 23 85.2
2 TIDAK 4 14.8
Total 27 100
Sumber : Data Primer Februari 2018
Ket : N Jumlah Responden
Interpretasi : Dari tabel diatas terlihat bahwa dari 27 responden perawat resiko atau bahaya suatu tindakan pada pasien sebelum
melakukan tindakan sebanyak 23 orang (85.2%) sedangkan yang tidak sebanyak 4 orang (14.8%)
Distribusi Kepuasan Pasien Berdasarkan Perawat Memberikan Keterangan Atau Penjelasan Dengan Lengkap Atau Jelas
di Ruang Perawatan II AsokaRSUD Syekh Yusuf Gowa
No Data N %
1 YA 17 63.0
2 TIDAK 10 37.0
Total 27 100
Sumber : Data Primer Februari 2018
Ket : N Jumlah Responden
Interpretasi : Dari tabel diatas terlihat bahwa dari 27 responden perawat memberikan keterangan atau penjelasan dengan lengkap
atau jelas sebanyak 17 orang (63.0%) sedangkan yang tidak sebanyak 10 orang (37.0%)
Distribusi Kepuasan Pasien Berdasarkan Perawat Selalu Memantau Atau Mengobservasi Keadaan Pasien Secara Rutin
di Ruang Perawatan II Asoka RSUD Syekh Yusuf Gowa
No Data N %
1 YA 24 88.9
2 TIDAK 3 11.1
Total 27 100
Sumber : Data Primer Februari 2018
Ket : N Jumlah Responden
Interpretasi : Dari tabel diatas terlihat bahwa dari 27 responden yang mengatakan perawat selalu mamantau atau mengobservasi
keadaan pasien secara rutin sebanyak 24 orang (88.9%) sedangkan yang tidak sebanyak 3 orang (11.1%)
Distribusi Kepuasan Pasien Berdasarkan Perawat Melakukan Tindakan Keperawatan Dengan Terampil Dan Percaya Diri
di Ruang Perawatan II Asoka RSUD Syekh Yusuf Gowa
No Data N %
1 YA 24 88.9
2 TIDAK 3 11.1
Total 27 100
Sumber : Data Primer Februari 2018
Ket : N Jumlah Responden
Interpretasi : Dari tabel diatas terlihat bahwa dari 27 responden yang mengatakan perawat melakukan tindakan keperawatan dengan
terampil dan percaya diri sebanyak 24 orang (88.9%) sedangkan yang tidak sebanyak 3 orang (11.1%)
Distribusi Kepuasan Pasien Berdasarkan Perawat Melakukan Tindakan Keperawatan Perawat Selalu Berhati-Hati
di Ruang Perawatan II AsokaRSUD Syekh Yusuf Gowa
No Data N %
1 YA 26 96.3
2 TIDAK 1 3.7
Total 27 100
Sumber : Data Primer Februari 2018
Ket : N Jumlah Responden
Interpretasi : Dari tabel diatas terlihat bahwa dari 27 responden yang mengatakan perawat melakukan tindakan perawat selalu
berhati sebanyak 26 orang (96.3%) sedangkan yang tidak sebanyak 1 orang (3.7%)
Distribusi Kepuasan Pasien Berdasarkan Setelah Melakukan Tindakan Keperawatan Perawat Selalu Menilai Kembali
Keadaan Pasien di Ruang Perawatan II Asoka RSUD Syekh Yusuf Gowa
No Data N %
1 YA 21 77.8
2 TIDAK 6 22.2
Total 27 100
Sumber : Data Primer Februari 2018
Ket : N Jumlah Responden
Interpretasi : Dari tabel diatas terlihat bahwa dari 27 responden yang mengatakan setelah melakukan tindakan keperawatan perawat
selalu menilai kembali keadaan pasien sebanyak 21 orang (77.8%) sedangkan yang tidak sebanyak 6 orang (22.2%)
H. Rumusan Masalah
Setelah dilakukan analisa data, selanjutnya dilakukan perumusan masalah untuk memudahkan dalam melakukan
prioritas, antara lain sebagai berikut :
1. M1 Ketenagaan
Jumlah perawat masih belum sebanding dengan jumlah pasien karena jumlah perawat yang ada untuk lantai 1 dan 2 berjumlah
17 orang ditambah 5 orang lepas dinas dan ditambah 2 orang tenaga: kepala ruangan dan perawat pelaksana, jika dilihat
berdasarkan rumus dougles sebaiknya jumlah perawatnya ada 24 perawat sedangkan di ruangan perawatan II asoka yang
bertugas hanya 21 orang
2. M2 Material/ Sarana Dan Prasarana
Pada tahap sarana dan prasarana tidak ditemukan masalah.
3. M3 Metode Praktek Keperawatan Professional (MPKP)
a. Hanya 75% pelaksanaan operan sesuai dengan SOP karena saat operan dilakukan di ruangan tidak menyampaikan
tindakan mandiri sebagai seorang perawat, dan tidak memperkenalkan diri bagi yang bertugas saat pergantian shift.
b. Pelaksanaan ronde belum optimal
c. Hanya 74% pelaksanaan discharge planning sesuai dengan SOP, karena masih ada pengisian pengisian discharge
planning yang belum lengkap mulai dari pasien masuk sampai pasien pulang
d. Pelaksanaan pre dan post conference belum dilakukan.
e. Pelaksanaan orientasi ruangan saat penerimaan pasien baru.
Prioritas Masalah Dan Alternatif Pemecahan Masalah
1. Prioritas masalah
Setelah diidentifikasi masalah, selanjutnya masalah tersebut diprioritaskan berdasarkan metode pembobotan dengan
memperhatikan aspek-aspek yang meliputi:
a. Magnitude (Mg) = Kecenderungan besar dan seringnya masalah
b. Severity (Sv) = Besar kerugian yang ditimbulkan,
c. Managebility (Mn) = Bisa dipecahkan,
d. Nursing Concern (Nc) = Perhatian bidang keperawatan,
e. Affordability (Af) = ketersediaan sumber daya.
Setiap aspek akan diberi nilai 1 sampai 5 dengan ketentuan :
a. Nilai 1 = Jika sangat kurang penting,
b. Nilai 2 = Jika kurang penting
c. Nilai 3 = Jika cukup penting
d. Nilai 4 = Jika penting
e. Nilai 5 = Jika sangat penting
Tabel 4.4
Hasil Pembobotan Untuk Menentukan Prioritas Masalah
No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Total
1 anaan operan/ atau timbang terima 4 4 4 4 5 1.280
keperawatan yang belum optimal
Skoring masalah manajemen keperawatan di ruang Perawatan II Asoka RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa.
Keterangan :
Magnitude (Mg) : Kecenderungan besar dan seringnya masalah tersebut
Severity (Sv) : Besar kerugian yang ditimbulkan
Managebility (Mn) : Bisa dipecahkan
Nursing Concern (Nc) : Perhatian bidang keperawatan
Affordability (Af) : Ketersediaan sumber daya
Berdasarkan tabel di atas maka dapat disusun prioritas masalah sebagai berikut :
1) Belum optimalnya operan/timbang terima
2) Belum optimal fungsi pre dan post conference
3) Belum optimal fungsi Ronde Keperawatan
4) Belum optimal Pelaksanaan Discharge Planning pada pasien dan keluarga
2. Alternatif pemecahan
Tujuan alternatif penyelesaian masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan yang mencakup apa, siapa, di mana, dan
berapa lama tujuan dicapai. Formulasi tujuan dan alternatif pemecahan masalah sesuai dengan masing-masing
permasalahan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5
Alternatif Pemecahan Masalah
n belum optimal karena n dilakukan secara ukan sosialisasi dan at pelaksana ● Seluruh 09 maret 2018
perawat saat melakukan optimal sesuai SOP role play operan menyampaikan mahasiswa
operan hanya berfokus hal-hal yang Stikes Mega
pada tindakan medis tidak perlu Rezky Makassar
kepada tindakan disampaikan ● Petugas
keperawatan selama operan perawatan II
sesuai SOP Asoka
ost belum optimal ost dilakukan sesuai ukan sosialisasi pre ost conference ● Seluruh 09 maret 2018
SOP dan post conference dilaksanakan mahasiswa
bersama dengan Stikes Mega
perawat di ruang Rezky Makassar
perawatan. ● Petugas
perawatan II
Asoka
keperawatan belum keperawatan 1. Menentukan pasien mengatakan ● Seluruh 07 Maret 2018
dilaksanakan secara dilakukan sesuai dan penyakit untuk kepuasannya mahasiswa
optimal dan belum SOP dan rutin dilakukan ronde dengan Stikes Mega 09 Maret 2018
dilaksanakan secara rutin 2. Menyusun pelayanan yang Rezky Makassar
proposal kegiatan diberikan oleh ● Petugas
3. Melakukan perawat perawatan II
sosialisasi dan Asoka
simulasi role play
arge planning /rencana arge planning 1. Melakukan dari masuk ● Seluruh ada pasien yang
pulang pasien, format dilaksanakan secara sosialisasi dan sampai dengan mahasiswa ingin pulang
sudah ada tetapi optimal (isi dari role play pasien pulang Stikes Mega
penyampaian isi belum discharge discharge sudah diberikan Rezky Makassar
disampaikan secara planning/rencana planning di discharge ● Petugas
optimal pulang di sampaikan ruang planning perawatan II
dengan baik) perawatan Asoka
2. Pembuatan
leaflet
berdasarkan
10 prioritas
kasus
diruangan