Anda di halaman 1dari 9

Assignment

Individual

D3774 – Dr. Mohammad Hamsal, M.Eng., M.B.A.


ISYE8020 SUPPLY CHAIN MODELING

Session 10
To be Submitted Week 9

ISYE8020 – Supply Chain Modeling


Tugas Perorangan 4
Pilih satu industri. Lakukan analisis risiko rantai pasok global dan mitigasinya
dengan mengacu kepada Gambar 7-1 di buku Dittmann (2013).

Jawab:
Case yang saya ambil adakah pada industri alat berat di tempat kerja saya bekerja yaitu PT
United Tractors Pandu Engineering dengan brand-nya PATRiA. Salah satu produk unggulan dan
sudah menjadi komoditi eksport adalah produk Trailer dengan beberapa variannya diantaranya
SDT (Side Door Tipper), Semi-Trailer Side Tipper (SST), SBD (Semi Bottom Dump) dan LBT
(Low Bed Trailer). Berikut gambaran produk untuk unit SST sebagai berikut:

Produk ini diperuntukkan oleh operasional di area tambang khususnya tambang batubara.
Sebaran pemasarannya mayoritas di area kalimatan dan beberapa sudah merambah overseas
customer seperti Mongolia, Guinea dan baru-baru ini ada order berikutnya dari customer di India.
Gambaran Proses Produksi dan Proses Pengadaan
Berikut alur proses produksi yang dijalankan:
Persiapan Jig & Fixture  Persiapan Bahan (Cutting & Forming)  Proses Fabrikasi (Welding)
Tiap Komponen  Process Assembling (pemasangan komponen Fabrikasi dan Komponen jadi)
 Painting  Inspeksi QC  Ready for Delivery.

ISYE8020 – Supply Chain Modeling


Sedangkan proses pengadaannya terdiri dari 2 jenis yaitu sebagai berikut:
1. Komponen Jadi, dibeli dari vendor lokal dan import. Contoh dari komponen yang masuk
kategori ini adalah: Suspensi, Axle, Ban, Velg, Hydraulic Cylinder, Baut, Nut, Cat dan lainnya.
2. Komponen Fabrikasi, dimana komponen ini drawingnya dibuat oleh tim engineer internal
perusahaan untuk kemudian proses pembuatan komponen fabrikasi dipecah menjadi dua
yaitu untuk beberapa komponen termasuk komponen besar Frame Assy dikerjakan di OH (out
house) oleh pada subcontractor dan beberapa komponen lain termasuk komponen besar body
assy dikerjakan di IH (in house). Proses Assembling dan seterusnya dikerjakan di IH (in
house).
Identifikasi dan Mitigasi Risiko pada Proses Supply Chain
Proses Risk Asssement dan Mitigasinya menggunakan metode SCOR dan HOR (House of Risk)
2 langkah (HOR 1 dan HOR 2). Berikut langkah-langkah yang dijalankan:
1. Identifikasi Risiko dengan SCOR
Pemilihan metode SCOR merupakan upaya pendekatan kuantitatif dan kualitatif dalam
rangka mengidentifikasi risiko pada sistem rantai pasok karena SCOR mengikuti alur dari
hulu (pra produksi) sampai hilir (pasca produksi).
Penilaian Severity dan Occurrency berdasarkan proses brainstorming, wwwancara dan
Forum discussion Group (FGP) di perusahaan kami. Berikut data identifikasi risiko berikut
risk avent dan nilai severity-nya:

ISYE8020 – Supply Chain Modeling


Sedangkan data Risk Agent berikut nilai occurance-nya adalah sebagai berikut:
Risk Agent Code Occurance
Seasonaly factor A1 6
Perubahan rencana penjualan A2 7
Permintaan produk yang mendadak A3 8
Forecast tidak akurat A4 6
Tenaga kerja tidak kompeten A5 4
Pengadaaan material terlambat A6 5
Bill Of Material tidak up to date A7 5
Kemampuan supplier memenuhi permintaan sesuai jadwal rendah A8 4
Minimnya pengawasan kerja A9 2
Ketidak pastian supply dan demand A10 8
Referensi harga yang tidak akurat A11 2
Perubahan spek saat proses produksi A12 7
Ketergantungan terhadap satu supplier A13 5
PR mendesak dari user A14 6
Jaringan IT bermasalah A15 3
Spesifikasi PR tidak jelas dari user A16 4
Evaluasi teknis yang terlalu lama A17 4
Approval berjenjang A18 5
Pabrik full capacity A19 3
Drawing tidak update A21 5
Terkendala dalam proses pembayaran A22 5
Masa berlaku Ijin import material habis A23 6
Terkendala di Bea Cukai A24 4
Supplier memasok material dengan spesifikasi ukuran yang salah A25 3
Bencana alam A26 5
Supplier bangkrut A27 2
Prosedur kerja kurang jelas A28 3
Kerusakan mesin produksi A29 3
Karyawan baru / dalam proses training A30 2
Kualitas barang berubah A31 4
WPS tidak diupdate A32 3
Informasi permintaan warna cat tidak jelas A33 3
Pengabaian prosedur kerja oleh karyawan A34 2
Inspeksi kualitas tidak teliti A35 4
Dokumen untuk customs clearance terlambat A36 6
Kapasitas loading deck terbatas A37 6
Kekurangan jumlah tansportasi A38 2
Dimensi dan spesifikasi tidak sesuai A39 4
Keterlambatan menangani material yang datang A40 3

ISYE8020 – Supply Chain Modeling


Kemudian dilakukan perhitungan ARP (Aggregate Risk Priority). ARP diperoleh dari hasil
perkalian probabilitas sumber risiko dengan dampak kerusakan terkait risiko itu terjadi.
Sumber risiko yang timbul akan menyebabkan terjadinya beberapa kejadian risiko, karena
itu penting untuk menghitung nilai ARP dari sumber risiko. Penghitungan ARP menggunakan
persamaan: ARPj = Oj∑ Si Rij
Contoh perhitungannya jika diketahui: Oj = 6. A1 = 3, 1. S1 = 6, 3, 3
Maka ARP1 = Oj∑ Si Rij = 6 x ∑ ((3(6)+(1x(3+3)) = 6 x (18+6) = 144 dan seterusnya.
Nilai ARP tertinggi Dari 41 agen risiko adalah 1218 dan nilai ARP terendah adalah 42.
Berikut screenshot perhitungan ARP secara total:

2. Mitigasi dengan HOR 1


HOR fase 1 merupakan output dari penghitungan ARP yang digunakan untuk menentukan
sumber risiko mana yang diprioritaskan untuk dilakukan tindakan perbaikan pencegahan
atau mitigasi risiko. Adapun hasil dari pemetaan atau identifikasi model HOR fase 1 tersebut
dirangking dengan menggunakan diagram Pareto sebagai berikut:

ISYE8020 – Supply Chain Modeling


Berdasarkan diagram pareto diatas didapatkan 21 agen risiko terpilih, yaitu:

3. Mitigasi dengan HOR 2


Setelah menyelesaikan tahapan pada HOR 1, selanjutnya tahap HOR 2 berupa perancangan
strategi aksi mitigasi untuk memberikan prioritas tindakan dengan mempertimbangkan
sumber daya yang efektif. Pada tahap HOR 2 dilakukan perhitungan total efektivitas dari tiap
tindakan dengan rumus: TEk=ΣjARPjEjkk
Referensi tabel HOR 2:

Sumber: Pujawan & Geraldin (2009)

ISYE8020 – Supply Chain Modeling


Contoh perhitungan menggunakan data ke satu,
Menghitung TE1 dan ETD1
Diketahui:
ARPj = 1218, 555, 388, 280, 252
PA1 = 9, 3, 3, 3, 3
D1 =5
Maka:
a. Menghitung Total Keefektifan (TEk)
TE1 = ΣjARPjEjk
TE1 = Σ [(1218x9) + (555x3) + (388x3) + (280x9) + (252x3)]
TE1 = 10.962 + 1.665 + 1.164 + 840 + 756 = 15.387 dan seterusnya
b. Menghitung Rasio Keefektifan dengan Kesulitan (ETD1)
ETD1 = TEk / Dk = 15.387/5 = 3.077 dan seterusnya
Nilai ETDk tertinggi adalah 3.077 dan nilai ETDk terendah adalah 880
Sebagai bahan pertimbangan berikut adalah risk event dengan nilai severity tertinggi:

E2 : Perubahan rencana produksi yang mendadak


E15: Keterlambatan komponen dari supplier terutama supplier import
E29: Kualitas produk berubah
E38: Keterlambatan pengiriman
E43: Terlambat dalam menangani pengembalian produk dari konsumen
E46: KPI tidak tercapai

ISYE8020 – Supply Chain Modeling


Berikut hasil perhitungan HOR 2:

Usulan Penanganan Risiko Based on HOR 2


Hasil perhitungan Total Effectiveness dan penilaian Degree of Difficulty dapat dilihat pada
tabel HOR 2. Berdasarkan Pareto 80/20, dari 16 usulan aksi mitigasi, diambil 11 aksi yang
diprioritaskan seperti ditunjukan pada Gambar dan Tabel berikut:

Diagram Pareto TEDk HOR 2

ISYE8020 – Supply Chain Modeling


Berikut rangking prioritas aksi mitigasinya:
Rank Kode Preventif Action ETDk %
1 PA1 Penawaran produk yang detail 3.077 10%
Membuat check list dan inspeksi berjenjang untuk tiap-tiap proses
2 PA15 2.880 20%
(build in quality)
3 PA7 Melakukan Total Productive Maintenance 2.877 30%
4 PA3 Integrasi penanganan demand & foreasct 2.579 38%
5 PA2 Standardisasi produk & proses 2.194 46%
6 PA9 Melakukan review dan evaluasi rutin untuk memperbaiki deviasi 2.032 52%
7 PA4 Melakukan quality plan setelah produk purwarupa selesai 1.978 59%
8 PA6 Membuat form kontrol dokumen 1.875 65%
9 PA11 Pre Inspeksi 1.716 71%
10 PA5 Melengkapi Bill of Material dengan lead time standar 1.560 76%
11 PA10 Memetakan faktor penyebab keterlambatan 1.413 81%

Sumber Referensi:
1. Nyoman Pujawan, I. and Geraldin, L.H. (2009), "House of risk: a model for proactive supply
chain risk management", Business Process Management Journal, Vol. 15 No. 6, pp. 953-
967. https://doi.org/10.1108/14637150911003801
2. Data Internal Perusahaan PT United Tractors Pandu Engineering

ISYE8020 – Supply Chain Modeling

Anda mungkin juga menyukai