Anda di halaman 1dari 14

Nama : Lala Sari

Nim : 121811013
Mata Kuliah : Keperawatan Jiwa II

1.Antidepresan
Merupakan obat yang efektif pada pengobatan depresi, meringankan gejala gangguan depresi,
termasuk penyakit psikis yang dibawa sejak lahir.

Jenis-jenis Antidepresan :

a. Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs)
Antidepresan jenis ini umumnya menjadi pilihan utama untuk mengobati depresi
karena risiko efek samping yang rendah. SSRIs bekerja dengan cara menekan penyerapan
kembali serotonin di dalam otak. Contoh obat golongan SSRI adalah:

 Escitalopram
 Fluoxetine
 Fluvoxamine
 Sertraline

Di bawah ini adalah rincian dosis obat antidepresan golongan SSRIs:

 Fluoxetine
Merek dagang: Andep, Antiprestin, Deprezac, Elizac, Foransi, Flouxetine HCL,
Kalxetin, Nopres, Noxetine, Oxipres, Prozac, Prestin, dan Zac 20
Kondisi : Depresi
 Dewasa : Dosis awal adalah 20 mg per hari, yang dapat dibagi ke dalam 2 jadwal
konsumsi. Dosis dapat ditingkatkan hingga 80 mg per hari.
 Anak-anak (8 tahun ke atas) : Dosis awal adalah 10 mg per hari, yang dapat
ditingkatkan hingga 20 mg per hari setelah 1-2 minggu.
 Lanjut usia : Maksimal 60 mg per hari.
Kondisi : Gangguan obsesif kompulsif (OCD)
 Dewasa : Dosis awal adalah 20 mg per hari, yang dapat dibagi ke dalam 2 jadwal
konsumsi. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap hingga 60 mg per hari. Dosis
maksimal adalah 80 mg per hari
 Anak-anak (7 tahun ke atas) : Dosis awal adalah 10 mg/hari, yang dapat ditingkatkan
hingga 20 mg per hari setelah 2 minggu pengobatan. Dosis dapat ditingkatkan lagi
hingga 60 mg per hari jika dibutuhkan
 Lanjut usia : Maksimal 60 mg per hari
Kondisi : Gangguan disforik pramenstruas
 Dewasa : 20 mg per hari, dikonsumsi tiap hari atau 2 hari sekali, dimulai sejak 14 hari
sebelum menstruasi dan dilanjutkan hingga hari pertama menstruasi.
Kondisi : Bulimia
 Dewasa : 60 mg per hari sekali sehari, atau dibagi ke dalam beberapa jadwal
konsumsi.
Kondisi : Serangan panik
 Dewasa : Dosis awal adalah 10 mg per hari, yang dapat ditingkatkan hingga 20 mg
per hari setelah 1 minggu pengobatan. Dosis dapat ditingkatkan lagi hingga 60 mg per
hari jika dibutuhkan.

 Sertraline
Merek dagang: Deptral, Fridep 50, Fatral, Iglodep, Nudep 50, Serlof, Sertraline
Hydrochloride, Sertraline HCL, Sernade, dan Zoloft
Kondisi : Depresi
 Dewasa: 50 mg, sekali sehari. Bila diperlukan, dosis bisa ditingkatkan setelah 1
minggu. Dosis maksimal: tidak lebih dari 200 mg per hari, dengan durasi pengobatan
setidaknya 6 bulan

Kondisi : Gangguan panik, gangguan kecemasan sosial, dan PTSD

 Dewasa : 25 mg, sekali sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 50 mg, sekali sehari,
setelah 1 minggu. Dosis maksimal: 200 mg per hari

Kondisi : Gangguan obsesif kompulsif (obsessive compulsive disorder/OCD)

 Dewasa: 50 mg, sekali sehari. Bila diperlukan, dosis bisa ditingkatkan setelah 1
minggu. Dosis maksimal: tidak lebih dari 200 mg per hari
 Anak usia 13–17 tahun: 50 mg per hari. Dosis maksimal: 200 mg per hari
 Anak usia 6–12 tahun: 25 mg, sekali sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 50 mg,
sekali sehari, setelah 1 minggu

Kondisi : Premenstrual dysphoric disorder

 Dewasa: 50 mg, sekali sehari. Dosis maksimal: 150 mg per hari.

Dosis ini bisa disesuaikan dengan fase yang sedang dialami oleh pasien. Jika
pasien premenstrual dysphoric disorder sudah memasuki fase luteal, dosis yang akan
digunakan sebesar 50 mg per hari selama 3 hari pertama. Dosis dapat ditingkatkan
menjadi 100 mg per hari

 Fluvoxamin
Merek dagang: Luvox

Kondisi: Depresi
 Dewasa: 50–100mg per hari sebagai dosis awal. Dosis dapat ditingkatkan hingga 300
mg. Dosis lebih dari 150 mg dapat dibagi menjadi 2–3 kali konsumsi per hari.
Kondisi: Gangguan obsesif kompulsif (OCD)
 Dewasa: 50 mg perhari. Dosis dapat ditingkatkan sampai maksimal 300 mg per hari
yang dapat dibagi menjadi 2 kali konsumsi per hari.
 Anak usia 8 tahun ke atas: 25 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan 25 mg tiap 4–7
hari. Dosis di atas 50 mg dapat dibagi menjadi 2 kali konsumsi.

 Escitalopram
Merek dagang escitalopram: Cipralex, Depram, Elxion, dan Escitalopram oxalate
Kondisi: Gangguan panik (dengan atau tanpa agoraphobia)
 Dewasa: 5 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 10 mg per hari setelah
seminggu. Dosis maksimum: 20 mg per hari.
Kondisi: Gangguan cemas, depresi, gangguan obsesif kompulsif (OCD)
 Dewasa: 10 mg per hari. Dosis maksimum: 20 mg per hari.

b. Antidepresan trisiklik (TCAs)
Golongan ini merupakan jenis antidepresan yang pertama kali dikembangkan.
Meski sudah lama digunakan, namun obat ini sering kali banyak menimbulkan efek
samping bila dibandingkan dengan antidepresan lainnya. TCAs bekerja dengan cara
memengaruhi senyawa pengirim pesan di otak sehingga mood bisa terkendali dan akan
meredakan depresi. Contoh obat golongan TCAs adalah:

 Amitriptyline
 Doxepin

Di bawah ini adalah rincian dosis obat antidepresan golongan TCAs:


 Doxepin
Merek dagang: Sagalon (Krim)
Kondisi: Gatal pada kondisi kulit eksim atopik dan neurodermatitis
 Dewasa: oleskan kandungan krim doxepin HCI 5% secara tipis ke area yang
terinfeksi 3-4 kali sehari, maksimum 8 hari.

 Amitriptylin
Merek dagang: Amitriptylin, Amitriptylin Hydrochloride
Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silahkan kunjungi
laman obat amitriptyline.
c. Serotonin-norepinephrine reuptake inhibitors (SNRIs)
Antidepresan jenis ini bekerja dengan cara menghambat serotonin dan
norepinephrine agar tidak diserap kembali oleh sel saraf. SNRIs bekerja lebih spesifik
dibandingkan dengan TCAs, sehingga kemungkinan efek samping yang terjadi lebih
kecil. Contoh obat golongan SNRI adalah:

 Duloxetine
 Venlafaxine
 Sertraline
 Fluvoxamine
 Flunoxetine

Di bawah ini adalah rincian dosis obat antidepresan golongan SSRIs:


 Fluoxetine
Merek dagang: Andep, Antiprestin, Deprezac, Elizac, Foransi, Flouxetine HCL,
Kalxetin, Nopres, Noxetine, Oxipres, Prozac, Prestin, dan Zac 20
Kondisi : Depresi
Dewasa : Dosis awal adalah 20 mg per hari, yang dapat dibagi ke dalam 2 jadwal
konsumsi. Dosis dapat ditingkatkan hingga 80 mg per hari
Anak-anak (8 tahun ke atas) : Dosis awal adalah 10 mg per hari, yang dapat
ditingkatkan hingga 20 mg per hari setelah 1-2 minggu
Lanjut Usia : Maksimal 60 mg per hari
 Sertraline
Merek dagang: Deptral, Fridep 50, Fatral, Iglodep, Nudep 50, Serlof, Sertraline
Hydrochloride, Sertraline HCL, Sernade, dan Zoloft
Kondisi: Depresi
Dewasa: 50 mg, sekali sehari. Bila diperlukan, dosis bisa ditingkatkan setelah 1
minggu. Dosis maksimal: tidak lebih dari 200 mg per hari, dengan durasi pengobatan
setidaknya 6 bulan.
Kondisi: Gangguan panik, gangguan kecemasan sosial, dan PTSD
Dewasa: 25 mg, sekali sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 50 mg, sekali sehari,
setelah 1 minggu. Dosis maksimal: 200 mg per hari
Kondisi: Gangguan obsesif kompulsif (obsessive compulsive disorder/OCD)
Dewasa: 50 mg, sekali sehari. Bila diperlukan, dosis bisa ditingkatkan setelah 1
minggu. Dosis maksimal: tidak lebih dari 200 mg per hari
Anak usia 13–17 tahun: 50 mg per hari. Dosis maksimal: 200 mg per hari
Anak usia 6–12 tahun: 25 mg, sekali sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 50
mg, sekali sehari, setelah 1 minggu
Kondisi: Premenstrual dysphoric disorder
Dewasa: 50 mg, sekali sehari. Dosis maksimal: 150 mg per hari.
 Fluvoxamine
Merek dagang: Luvox

Kondisi: Depresi
 Dewasa: 50–100mg per hari sebagai dosis awal. Dosis dapat ditingkatkan hingga
300 mg. Dosis lebih dari 150 mg dapat dibagi menjadi 2–3 kali konsumsi per hari.
Kondisi: Gangguan obsesif kompulsif (OCD)
 Dewasa: 50 mg perhari. Dosis dapat ditingkatkan sampai maksimal 300 mg per
hari yang dapat dibagi menjadi 2 kali konsumsi per hari.
 Anak usia 8 tahun ke atas: 25 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan 25 mg tiap 4–
7 hari. Dosis di atas 50 mg dapat dibagi menjadi 2 kali konsumsi.

d. Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs)
Antidepresan jenis ini diberikan jika obat antidepresan lain tidak mampu
mengatasi keluhan. Monoamine oxidase inhibitor (MAOIs) bekerja menghambat kinerja
senyawa noradrenalin dan serotonin untuk mencegah timbulnya gejala-gejala depresi.
Meskipun aman digunakan, MAOI dapat menimbulkan berbagai efek samping, terutama
jika dikonsumsi bersamaan dengan makanan tertentu. Contoh obat golongan MAOIs
adalah:

 Isocarboxazid
 Phenelzine
 Tranylcypromine
 Seleginile

Di bawah ini adalah rincian dosis obat antidepresan golongan MAOIs:


 Selegiline
Merek dagang: Jumex
Kondisi: Depresi
 Dewasa: 6 mg per hari secara transdermal. Dosis dapat ditingkatkan setiap 2
minggu, dengan peningkatan 3 mg per hari. Dosis maksimum adalah 12 mg
per hari.
 Phenelzine
Merek dagang: -
Kondisi: Depresi
 Dewasa: 15 mg, 3 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 4 kali sehari,
jika kondisi tidak membaik setelah 2 minggu.
 Isocarboxazid
Merek dagang: -
Kondisi: Depresi
 Dewasa: 30 mg per hari. Dosis maksimum adalah 60 mg per hari.
 Lansia: 5–10mg per hari.
 Tranylcypromine
Merek dagang: -
Kondisi: Depresi
 Dewasa: 10 mg, 2 kali sehari. Dosis dapat ditingkaykan menjadi 20 mg
setelah 1 minggu pengobatan jika respon yang diharapkan belum tercapai.

e. Antidepresan atipikal
Antidepresan jenis ini berbeda dengan antidepresan lainnya. Obat ini bekerja
dengan cara memengaruhi senyawa pengirim pesan di otak (neurotransmiter) yang
digunakan untuk berkomunikasi antar sel otak sehingga bisa mengubah suasana hati dan
meredakan depresi. Contoh obat golongan antidepresan atipikal adalah:

 Bupropin
 Mirtazapine

Di bawah ini adalah rincian dosis obat antidepresan golongan antidepresan atipikal:
 Bupropion
Merek dagang: Zyban
Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silahkan kunjungi laman
obat bupropion
 Mirtazapine
Merek dagang: Mirzap, Remeron
Kondisi: Depresi
 Dewasa: 15 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan bertahap setiap 1–2
minggu, sesuai respons tubuh terhadap obat

Kontraindikasi Antidepresan :
 Penggunaan pada ibu hamil akan berakibat pada bayi, prematur dan ukuran kepala bayi lebih
kecil.
 Penggunaan pada ibu yang sedang menyusui
 Penderita penyakit jantung, ginjal dan hati
 Penggunaan antidepresan MAOI pada lansia

2.Antipsikotik
Antipsikotik adalah golongan obat untuk mengendalikan dan mengurangi gejala psikosis yang
bisa dialami oleh penderita gangguan mental. Antipsikosik tersedia dalam bentuk tablet, sirup,
atau suntik. Obat ini hanya dapat digunakan sesuai resep dokter. Perlu dipahami, obat
antipsikotik tidak bisa menyembuhkan penyakit gangguan mental. Obat ini dapat membantu
mengendalikan gejala psikosis atau menurunkan tingkat keparahannya. Beberapa gejala yang
bisa dikendalikan oleh obat ini adalah: Halusinasi,Delusi,Mania (senang yang
berlebihan),Kebingungan,Perilaku kasar, Pemikiran yang kacau,Kecemasan yang berat.

Jenis, Merek Dagang, serta Dosis Antipsikotik


Terdapat dua jenis golongan antipsikotik, yaitu:
 Antipsikotik tipikal 
Antipsikotik tipikal mampu menghambat dopamin dengan sangat kuat. Meskipun
demikian, obat ini menimbulkan efek samping yang cukup serius pada otot dan saraf.
Contoh obat antipsikotik tipikal adalah:
1. Sulpiride
Merek dagang sulpiride: Dogmatil
Bentuk suntikan intramuskular (melalui otot)
Kondisi: skizofrenia
Dewasa: 200–800 mg/hari.

Bentuk kapsul dan tablet


Kondisi: skizofrenia
Dewasa: 200–400 mg 2 kali sehari.
Anak-anak ≥14 tahun: sama seperti dosis dewasa.

2. Tifluoperazine
Merek dagang tifluoperazine: Stelazine, Stelosi 5
Bentuk suntikan intramuscular
Kondisi: psikosis akut
Dewasa: 1–2 mg, dapat diulangi setiap 4–6 jam. Dosis maksimal 6 mg/hari.
Anak-anak: 1 mg 1–2 kali sehari.
Bentuk tablet
Kondisi: psikosis
Dewasa: 2–5 mg 2 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan sampai 40 mg/hari.
Anak-anak: Dosis maksimal 5 mg/hari dibagi dalam beberapa kali pemberian. Dosis
disesuaikan dengan usia, berat badan, dan respon pasien terhadap obat.

Kondisi: mual dan muntah


Dewasa: 1–2 mg 2 kali sehari. Dosis maksimal 6 mg/hari.
Anak-anak usia 3–5 tahun: Dosis maksimal 1 mg/hari dibagi dalam beberapa kali
pemberian.
Anak-anak usia 6–12 tahun: Dosis maksimal 4 mg/hari dibagi dalam beberapa kali
pemberian.

Kondisi: penanganan jangka pendek gangguan kecemasan


Dewasa: 1–2 mg 2 kali sehari. Dosis maksimal 6 mg/hari. Durasi terapi maksimal selama
12 minggu.
Anak-anak usia 3–5 tahun: Dosis maksimal 1 mg/hari dibagi dalam beberapa kali
pemberian.
Anak-anak usia 6–12 tahun: Dosis maksimal 4 mg/hari dibagi dalam beberapa kali
pemberian.

3. Fluphenazine
Merek dagang: Sikzonoate
Dosis fluphenazine akan disesuaikan oleh dokter sesuai kondisi pasien. Suntikan hanya
diberikan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Secara umum,
dosis awal fluphenazine adalah 12,5 mg. Dosis selanjutnya adalah 12,5-100 mg dengan
rentang waktu antar dosis 2-6 minggu atau sesuai kebutuhan
4. Haloperidol
Merek dagang: Dores, Govotil, Lodomer, Haldol Decanoas, Haloperidol, Seradol,
Upsikis
Haloperidol tablet dan obat cair
Kondisi: Psikosis, skizofrenia, atau mania
Dewasa: 0,5–5 mg, 2–3 kali sehari. Dosis pemeliharaan 3–10 mg per hari tergantung
respons pasien terhadap obat.
Anak usia 3–12 tahun: dosis awal 0,5 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan menjadoi
1–4 mg per hari bila diperlukan. Dosis maksimal 6 mg per hari.
Anak usia 13–17 tahun: dosis awal 0,5 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi
1–6 mg per hari bila diperlukan. Dosis maksimal 10 mg perhari.
Lansia: 0,5–2 mg, 2–3 kali sehari. Dosis maksimal 20 mg perhari.
Kondisi: Sindrom Tourette
Dewasa: 0,5–5 mg, 2–3 kali sehari. Dosis pemeliharaan 4 mg per hari. Dosis maksimal
30 mg perhari.
Anak-anak usia 3–12 tahun: dosis awal 0,25 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan
menjadi 0,5–3 mg per hari bila diperlukan. Dosis maksimal 3 mg perhari.
Remaja usia 13–17 tahun: dosis awal 0,5 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi
2–6 mg per hari bila diperlukan. Dosis maksimal 6 mg perhari.
Haloperidol suntik
Kondisi: Psikosis, skizofrenia
Dewasa: dosis awal 2–10 mg yang diberikan dalam waktu 1 jam sampai gejala mereda,
diberikan melalui suntikan intramuskular. Dosis berikutnya dapat diberikan dengan jarak
antardosis 4–8 jam. Dosis maksimal 18 mg perhari.
5. Chlorpromazine
Merek dagang: Chlorpromazine, Cepezet, Meprosetil, Promactil
Kondisi: Psikosis
Chlorpromazine tablet
Dewasa: 25 mg, 3 kali sehari. Dosis perawatan adalah 25–100 mg, 3 kali sehari. Dosis
dapat ditingkatkan hingga 1 gram per hari. Untuk lansia, dosis akan di awali dengan 1/3–
1/2 dosis dewasa.
Anak usia 1–12 tahun: 0,5 mg/kgBB, tiap 4–6 jam. Dosis maksimal 75 mg per hari.
Dosis maksimal untuk anak usia >5 tahun adalah 75 mg per hari dan untuk anak usia 1–5
tahun dosis maksimalnya adalah 40 mg per hari.
Kondisi: Cegukan yang tidak kunjung berhenti
Chlorpromazine tablet
Dewasa: Dosis awal 25–50 mg, 3–4 kali sehari selama 2–3 hari. Jika tidak ada respons,
bisa ditambahkan 25–50 mg melalui suntikan IM. Jika diperlukan, bisa diberikan 25–50
mg yang dicampur dalam 500–1000 ml cairan normal saline yang diberikan melalui
suntikan IV. Untuk lansia, dosis akan di awali dengan 1/3–1/2 dosis dewasa.
Anak usia 1–12 tahun: 0,5 mg/kgBB, tiap 4–6 jam. Dosis maksimal untuk anak usia >5
tahun adalah 75 mg per hari dan untuk anak 1–5 tahun dosis maksimalnya adalah 40 mg
per hari.

 Antipsikotik Atipikal
Obat ini memiliki efek samping yang lebih ringan pada otot dan saraf dibanding
antipsikotik tipikal, tetapi cenderung menimbulkan kenaikan berat badan dan gangguan
seksual. Contoh obat antipsikotik atipikal adalah:
1. Quetiapine
Merek dagang: Q-Pin, Q-Pin XR, Quetiapine Fumarate, Quetvell, Seroquel, Seroquel
XR, Soroquin XR
Bentuk tablet
Kondisi: mania akut akibat gangguan bipolar
Dewasa: 50 mg 2 kali pada hari pertama, 100 mg 2 kali pada hari ke-2, 150 mg 2 kali
pada hari ke-3, dan 200 mg 2 kali pada hari ke-4. Dosis maksimal 800 mg/hari.

Kondisi: skizofrenia
Dewasa: 25 mg 2 kali pada hari pertama, 50 mg 2 kali pada hari ke-2, 100 mg 2 kali pada
hari ke-3, dan 150 mg 2 kali pada hari ke-4. Dosis maksimal 750 mg/hari.

Kondisi: pencegahan gangguan bipolar


Dewasa: sama dengan dosis untuk menangani gangguan bipolar. Dosis dapat diberikan
sesuai respons pasien, dengan rentang 300–800 mg/hari terbagi dalam 2 dosis.

Kondisi: depresi akibat gangguan bipolar


Dewasa: 50 mg sebelum tidur pada hari pertama, 100 mg pada hari ke-2, 200 mg pada
hari ke-3, 300 mg pada hari ke-4. Dosis maksimal 600 mg/hari

2. Aripiprazole
Merek dagang: Abilify Discmelt, Abilify Maintena, Abilify Oral Solution, Abilify Tablet,
Arinia, Aripi, Aripiprazole, Ariski, Avram, Zipren, Zonia
Bentuk obat : tablet
Kondisi : Skizofrenia
Dewasa:Dosis awal yang diberikan sebanyak 10-15 mg per hari. Dosis akan diatur paling
lama tiap dua minggu sekali. Dosis maksimal adalah 30 mg per hari.
Remaja usia di atas 15 tahun:2 mg untuk dua hari. Dosis ditingkatkan menjadi 5 mg
untuk 2 hari tambahan hingga mencapai dosis yang diharapkan. Dosis maksimal adalah
30 mg per hari

Kondisi : Episode mania pada gangguan bipolar


Dewasa:Dosis awal yang diberikan sebanyak 15 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan
menjadi 30 mg per hari, tergantung respons pasien terhadap obat.Remaja usia di atas 13
tahun:2 mg untuk dua hari. Dosis ditingkatkan menjadi 5 mg untuk 2 hari tambahan
hingga mencapai dosis yang diharapkan. Dosis maksimal adalah 30 mg per hari.

Bentuk Obat : Gejala skizofrenia atau episode mania


Kondisi : Gejala skizofrenia atau episode mania
Dewasa:Dosis awal adalah 9,75 mg, dapat dilanjutkan lagi pada dua jam berikutnya jika
dibutuhkan. Maksimal 3 kali suntikan per hari
3. Clozapine
Merek dagang: Clorilex, Clozapine, Cycozam, Lozap, Luften, Nuzip, Sizoril
Kondisi : Skizofrenia
Dewasa : Dosis awal adalah 12,5 mg, 1-2 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi
25 mg, 1-2 kali sehari. Jika diperlukan, dosis dapat ditingkatkan kembali menjadi 50 mg
per hari, hingga maksimal 300-900 mg per hari, sesuai respons pasien terhadap obat
Lansia ≥ 60 tahun : Dosis awal adalah 12,5 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan
menjadi 25 mg per hari.
Kondisi : Gejala psikosis pada penderita penyakit Parkinson
Dewasa : Dosis awal adalah 12,5 mg per hari. Dosis kemudian dapat ditingkatkan
bertahap hingga 25-37,5 mg per hari. Dosis maksimal adalah 100 mg per hari
4. Olanzapine
Merek dagang: Olandoz, Olanzapine, Olzan, Onzapin, Remital, Sopavel, Zyprexa
Kondisi: Skizofrenia
Tablet
Dewasa: Dosis awal adalah 5-20 mg/hari, dengan dosis lanjutan 10-20 mg/hari.
Anak (13 tahun ke atas): 2,5-5 mg/hari. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap
hingga 10 mg/hari.
Lansia: 2,5-5 mg/hari.

Suntik
Dewasa: 200-300 mg tiap 2 minggu, selama 8 minggu pertama.
Lansia: 150 mg, tiap 4 minggu.

Kondisi: Gangguan bipolar


Tablet
Dewasa: Untuk meredakan gejala gelisah, dosis yang digunakan adalah 2,5-10 mg per
pemberian.
Anak (13 tahun ke atas): Dosis awal adalah 2,5-5 mg/hari. Dosis dapat ditingkatkan
secara bertahap hingga 10 mg/hari

Suntik
Lansia: Untuk meredakan gejala gelisah, dosis yang digunakan adalah 2,5-5 mg per
pemberian
5. Risperidone
Merek dagang: Noprenia, Neripros, Persidal, Respirex, Risperdal, Risperdal Consta,
Risperidone, Rizodal, Zofredal
Kondisi: Skizofrenia
Sediaan obat: Obat minum
Dewasa: Dosis awal 2 mg per hari. Dosis bisa ditingkatkan menjadi 4 mg per hari sejak
hari kedua. Dosis perawatan adalah 4–8 mg per hari. Dosis maksimal adalah 16 mg per
hari.
Kondisi: Gangguan bipolar saat episode manik akut
Sediaan obat: Obat minum
Dewasa: Dosis awal 2 mg sekali sehari. Dosis bisa ditingkatkan secara bertahap sampai
dosis maksimal 6 mg per hari.

Kondisi: Gangguan tingkah laku yang berkaitan dengan autisme


Sediaan obat: Obat minum
Anak-anak usia 5–18 tahun dengan BB ≥50 kg: Dosis awal 0,5 mg sekali sehari. Dosis
pemeliharaan 1–1,5 mg sekali sehari.
Anak-anak usia 5–18 tahun dengan BB <50 kg: Dosis awal 0,25 mg per hari. Dosis
pemeliharaan 0,5–0,75 mg sekali sehari.
Kontraindikasi Antipsikotik: koma karena depresan SSP, depresi sumsum tulang,
hindari pada feokromositoma, gangguan hati dan ginjal berat.

3.Nootropics
ootropic adalah vitamin/ suplemen otak yang aman dikonsumsi yang populer dengan
kemampuannya untuk meningkatkan kinerja otak dalam fokus, konsentrasi, motivasi, belajar dan
berpikir

Jenis nootropic

 Minyak ikan
Suplemen minyak ikan mengandung docosahexaenoic acid (DHA) dan eicosapentaenoic
acid (EPA), keduanya merupakan jenis asam lemak omega-3 yang baik untuk kesehatan
otak. DHA berperan penting dalam menjaga struktur dan fungsi otak. Bahkan 90% lemak
omega-3 bisa ditemukan dalam sel-sel otak
 Kafein
Jenis nootropic alami juga bisa ditemukan dalam kafein yang ada pada kopi, teh,
maupun dark chocolate. Kafein bekerja dengan memberi stimulasi terhadap otak dan sistem
saraf pusat sehingga seseorang menjadi lebih berenergi dan waspada
 Ginkgo biloba
Diambil dari ekstrak pohon Ginkgo biloba,  suplemen herbal nootropic ini juga populer untuk
meningkatkan kemampuan otak. Cara kerjanya adalah dengan melancarkan aliran darah ke
otak sehingga daya ingat dan fokus semakin meningkat
 Creatine
Berperan penting dalam metabolisme energi tubuh, creatine adalah unsur alami yang bisa
ditemukan di otot dan otak manusia. Untuk mendapatkan creatine secara alami, bisa dengan
mengonsumsi protein hewani seperti daging sapi, ikan, dan juga telur. Selain itu,
suplemen creatine juga mudah ditemukan di pasaran.
 Rhodiola rosea
digunakan dalam pengobatan medis Tiongkok, Rhodiola rosea juga dianggap berperan
dalam menyehatkan otak. Orang yang mengonsumsi nootropic jenis ini merasa lebih
berenergi dan tidak mudah lelah. Hingga kini, penelitian seputar manfaat Rhodiola
rosea terhadap kesehatan otak terus dikembangkan
 Resveratrol
Pada buah-buahan dengan kulit berwarna ungu atau merah seperti anggur, raspberry,
blueberry, dan lainnya terdapat antioksidan bernama resveratrol. Substansi ini juga bisa
ditemukan pada cokelat dan kacang. Menurut penelitian, mengonsumsi
suplemen resveratrol dapat mencegah kerusakan pada hippocampus. Ini adalah bagian otak
yang berkaitan dengan daya ingat

 Fosfatidilserin
Fosfatidilserin adalah substansi lemak yang ada pada fosfolipid di sel otak manusia.
Mengonsumsi suplemen yang mengandung fosfatidilserin dapat mengoptimalkan kesehatan
otak. Menurut penelitian, mengonsumsi 100 mg suplemen jenis ini dapat
mencegah penurunan fungsi otak akibat penuaan.

4.Anxyolitic
Ansiolitik (anxiolytic) atau obat anticemas adalah kelompok obat-obatan yang dapat mencegah
atau menangani gejala kecemasan - terutama  pada pasien dengan gangguan cemas menyeluruh
(GAD). Obat ini juga mungkin diresepkan untuk kondisi mental lain seperti fobia sosial serta
digunakan sebagai penenang untuk anestesi pada prosedur medis.  

 Kelompok obat benzodiazepin


Obat-obatan kelompok benzodiazepin bekerja dengan meningkatkan aktivitas senyawa
otak yang disebut asam gamma-aminobutirat atau GABA. GABA  menjadi senyawa
komunikasi antar sel saraf yang dapat mengurangi aktivitas otak. Aktivitas otak yang
berlebihan disebutkan dapat memicu kecemasan dan gejala lain. Beberapa contoh
benzodiazepin, termasuk:
Alprazolam,Chlordiazepoxide ,Clonazepam ,Diazepam ,Lorazepam
 Buspirone
Buspiron bekerja dengan meningkatkan aktivitas reseptor serotonin dan dopamin di saraf.
Rangsangan tersebut dapat mengubah pesan yang diterima oleh saraf sehingga
mengurangi kecemasan yang dirasakan pasien.
 Pregabalin
Pregabalin adalah jenis obat antikonvulsan atau antikejang. Cara kerja pregabalin untuk
menurunkan kecemasan mirip dengan obat-obatan benzodiazepin, yakni dengan
meningkatkan aktivitas GABA di dalam otak.
 Hydroxyzine
Hydroxyzine adalah jenis antihistamin yang memiliki efek menenangkan. Obat ini
mungkin diresepkan dokter untuk menangani insomnia yang disebabkan oleh kecemasan.

5.Mood Stabilizer
Mood stabilizer adalah obat yang  dapat mengendalikan perubahan mood pada
penderita gangguan bipolar. Seperti yang mungkin Anda tahu, bipolar ditandai dengan
fluktuasi mood antara senang berlebih (mania) dengan sedih berlebih (depresi). Mood
stabilizer diresepkan untuk mengembalikan keseimbangan kimiawi di dalam otak sehingga
diharapkan menstabilkan mood pasien.

Jenis kelompok obat mood stabilizer

 Mineral
Jenis mineral yang sangat umum diresepkan sebagai mood stabilizer adalah
lithium. Lithium masih dianggap efektif untuk menstabilkan mood pasien dan sudah disetujui
FDA sejak 1970. Utamanya, lithium diresepkan untuk mengendalikan episode mania serta
sebagai penanganan pemeliharaan untuk gangguan bipolar. Terkadang, bersama dengan jenis
obat lain, lithium sebagai mood stabilizer juga membantu menangani episode depresi bipolar. 
 Antikonsulvan
Beberapa jenis antikonsulvan atau antikejang juga dapat menjadi mood stabilizer. Beberapa jenis
obat antikonsulvan untuk menstabilkan mood pasien termasuk asam valproat, lamotrigine, dan
carbamazepine.Beberapa jenis antikonsulvan juga memiliki penggunaan off-label sebagai mood
stabilizer, termasuk oxcarbazepine, topiramate, dan gabapentin. Obat off-label merujuk pada
obat penyakit tertentu yang belum secara resmi disetujui untuk menangani penyakit lain. Namun,
banyak dokter sudah meresepkan obat tersebut untuk mengendalikan gejala yang dialami pasien
karena dianggap memang efektif.

 Antipsikotik
Antipsikotik adalah obat yang dapat membantu mengendalikan gejala psikosis, seperti delusi dan
halusinasi, pada penderita gangguan tertentu seperti skizofrenia. Beberapa antipsikotik pun
ternyata memiliki efek sebagai mood stabilizer dan untuk mengurangi gejala mania. Beberapa
jenis antipsikotik atipikal maupun antipsikotik generasi baru memiliki sifat sebagai mood
stabilizer sekaligus sebagai antidepresan.Beberapa jenis antipsikotik sebagai mood stabilizer,
yaitu: Aripiprazole,Olanzapine,Risperidone,Lurasidone,Quetiapine,Ziprasidone,Asenapine

Anda mungkin juga menyukai