Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA TN.H DENGAN MASALAH


GASTRISTIS

Disusun oleh :
EROH MUHAYAROH
( 201030200018 )

Pembimbing
Ns. Nita Ekawati., M.Kep

PROGRAM PROFESI NERS


STIKes WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG

2020

1
LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

A. Pengertian
Gastritis adalah peradangan lambung baik lokal atau menyebar pada mukosa
lambung yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri
atau bahan iritan lain (Reeves. J. Charlene). Umumnya gastritis dibedakan menjadi dua
yaitu gastritis akut dan gastritis kronik.

Gastritis akut adalah proses peradangan jangka pendek yang terkait dengan
konsumsi agen kimia atau makanan yang mengganggu dan merusak mukosa gastrik.
Agen semacam ini mencakup bumbu, rempah-rempah, alkohol, obat-obatan, radiasi,
kemoterapi dan mikroorganisme inefektif. Gastritis akut erosif adalah suatu
peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan
erosif. Erosif karena perlukaan hanya pada bagian mukosa.

Gastritis kronik adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung


yang menahun.. inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna
dan maligna dari lambung atau oleh bakteri Helicobacter pylory (H. pylory). Gastritis
kronis dapat diklasifikasikan sebagai tipe A dan tipe B. Tipe A (sering disebut sebagai
gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel pariental yang menimbulkan atrofi
dan infiltrasi seluler. Anemia pernisiosa berkembang dengan proses ini dan terjadi
pada fundus atau korpus dari lambung. Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis H.
pylory) mempengaruhi antrum dan pilorus (ujung bawah lambung dekat duodenum).
Ini dihubungkan dengan bakteri H. pylory yang menimbulkan ulkus dinding lambung.
Juga dikenal tiga bentuk gastritis kronik gastritis kronik superfisialis, gastritis kronik
hipotrofik atau atrofi gaster dan gastritis kronik hipertrofikans.

B. ETIOLOGI
1. Gastritis Akut
a. Obat analgetik anti inflamasi (aspirin)
b. Bahan kimia (lysol)
c. Merokok

2
d. Alkohol
e. Stres fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma pembedahan, dll
f. Refluks usus lambung
g. Endotoksin
Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam atau alkali
kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi.
Pembentukan jaringan parut dapat terjadi, yang mengakibatkan obstruksi
pilorus. Gastritis juga merupakan tanda pertama dari infeksi sistemik akut.

Faktor yang dapat menyebabkan rusaknya mukosa lambung adalah :


Kerusakan mukosa barier sehingga difusi balik ion H+ meningkat, perfusi
mukosa lambung terganggu dan jumlah asam lambung meningkat. Faktor ini
saling berhubungan, misalnya stres fisik yang dapat menyebabkan perfusi
mukosa lambung terganggu sehingga timbul daerah-daerah infark kecil.
Disamping itu, sekresi asam lambung juga terpacu. Pada gastritis refluks,
gastritis karena bahan kimia, obat, mucosal barier rusak menyebabkan difusi
balik ion H+ meningkat. Suasana asam yang terdapat pada lumen lambung
akan mempercepat mucosal barier oleh cairan usus.

2. Gastritis Kronik
a. Pada umumnya belum diketahui
b. Sering dijumpai bersama dengan penyakit lain (anemia penyakit adisson
dan gondok)
c. ulkus lambung kronik atau oleh bakteri Helicobacter pylory (H. Pylory)
d. Beberapa peneliti menghubungkan dengan proses imunologi
.

C. Manifestasi klinik
1. Gastritis Akut
a. Muntah kadang disertai darah
b. Nyeri epigastrium
c. Nausea dan rasa ingin vomitus
.
3
2. Gastritis Kronik
a. Sebagian asimtomatik
b. Nyeri ulu hati
c. Anoreksia
d. Nausea
e. Nyeri seperti ulkus peptik
f. Anemia
g. Nyeri tekan epigastrium
h. Cairan lambung terganggu
i. Aklorhidria

D. Paofisiologi

1. Gastritis Akut

Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya obat-

obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada para yang

mengalami stres akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus vagus) yang

akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) di dalam lambung. Adanya HCl yang

berada di dalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia. Zat

kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang

berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu

fungsinya untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna.

Respon mukosa lambung karena penurunan sekresi mukus bervariasi

diantaranya vasodilatasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang

memproduksi HCl (terutama daerah fundus) dan pembuluh darah. Vasodilatasi mukosa

gaster akan menyebabkan produksi HCl meningkat. Anoreksia juga dapat

menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan

4
mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat berupa

eksfeliasi (pengelupasan). Eksfeliasi sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi pada

sel mukosa. Hilangnya sel mukosa akibat erosi memicu timbulnya perdarahan.

Perdarahan yang terjadi dapat mengancam hidup penderita, namun dapat juga berhenti

sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi menghilang dalam waktu 24-48 jam

setelah perdarahan.

2. Gastritis Kronis

Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi

iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak

sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan

sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan

fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta

mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi

ulser. Helicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif. Organisme ini menyerang

sel permukaan gaster, memperberat timbulnya desquamasi sel dan muncullah respon

radang kronis pada gaster yaitu : destruksi kelenjar dan metaplasia. Metaplasia adalah

salah satu mekanisme pertahanan tubuh terhadap iritasi, yaitu dengan mengganti sel

mukosa gaster, misalnya dengan sel desquamosa yang lebih kuat. Karena sel

desquamosa lebih kuat maka elastisitasnya juga berkurang.

Pada saat mencerna makanan, lambung melakukan gerakan peristaltik tetapi

karena sel penggantinya tidak elastis maka akan timbul kekakuan yang pada akhirnya

menimbulkan rasa nyeri. Metaplasia ini juga menyebabkan hilangnya sel mukosa pada

lapisan lambung, sehingga akan menyebabkan kerusakan pembuluh darah lapisan

5
mukosa. Kerusakan pembuluh darah ini akan menimbulkan perdarahan.

E. PATHWAY

Price, 2008.

6
F. Penatalaksanaan
1. Gastritis Akut
Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari
alkohol dan makanan yang mengganggu dan merusak mukosa gastrik sampai gejala
berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi
dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila
perdarahan terjadi, maka penatalaksanaannya serupa dengan prosedur yang
dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan
oleh mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari
pengenceran dan penetralisasian agen penyebab.
Untuk menetralisir asam digunakan antasida (mis, aluminium hidroksida) ;
untuk menetral alkali digunakan jus lemon encer atau cuka encer. Bila korosi luas atau
berat, emetic dan lavase dihindari karena bahaya perforasi.Terapi pendukung mencakup
intubasi, analgesic dan sedative, antasida serta cairan intravena. Endoskopi fiber-optik
mungkin diperlukan. Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat
gangren atau jaringan perforasi. Gastrojejenostomi atau reseksi lambung mungkin
diperlukan untuk mengatasi obstruksi pylorus.

2. Gastritis Kronik
Gastritis kronik diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan istirahat,
mengurasi stress dan memulai farmakoterapi. H. pylory dapat diatasi dengan antibiotic
(seperti tetrasiklin atau amoksisilin) dan garam bismut (pepto-bismol). Pasien dengan
gastritis tipe A biasanya mengalami malabsorbsi vitamin B12 yang disebabkan oleh
adanya antibody terhadap faktor intrinsik.

7
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Gastritis Akut
o Anamnesis
o Endoscopy dilanjutkan pemeriksaan biopsy

2. Gastritis Kronik
Pemeriksaan kadar asam lambung perlu dilakukan karena berhubungan dengan
pengobatan. Pada gastritis kronik hipotropik dan atrofi gaster, kadar asam lambung
menurun, sedang pada gastritis kronik superfisialis oleh hipertrofikan, kadar asam
lambung normal atau meninggi. Foto rontgen dapat membantu yaitu dengan melihat
gejala benda-benda sekunder yaitu hipersekresi, mukosa yang tebal dengan lipatan-
lipatan tebal dan kasar, dll. Tetapi hal ini tidak memastikan diagnosis.

Gastritis tipe A dihubungkan dengan aklorhidria atau hipoklorhidria (kadar


asam lambung klorida tidak ada atau rendah), sedangkan gastritis tipe B dihubungkan
dengan hiperklorhidria (kadar tinggi dari asam hidroklorida). Diagnosis dapat
ditegakkan dengan endoskopi, serangkaian pemeriksaan sinar-x gastrointestinal (GI)
atas dan pemeriksaan histologis. Tindakan diagnostik untuk mendeteksi H. pylory
mencakup tes serologis untuk antibody terhadap antigen H. pylory dan tes pernapasan.

H. Pengkajian Fokus
Selama mengumpulkan riwayat, perawat menanyakan tentang tanda dan gejala
pada pasien. Apakah pasien mengalami nyeri ulu hati, tidak dapat makan, mual atau
muntah ? Apakah gejala terjadi pada waktu kapan saja, sebelum atau sesudah makan,
setelah mencerna makanan pedas atau pengiritasi atau setelah mencerna obat tertentu
atau alcohol ? Apakah gejala berhubungan dengan ansietas, stress, alergi, makan atau
minum terlalu banyak, atau makan terlalu cepat ? bagaimana gejala hilang ? Adakah
riwayat penyakit lambung sebelumnya atau pembedahan lambung ? Riwayat diet
ditambah jenis diet yang baru dimakan selama 72 jam, akan membantu. Riwayat
lengkap sangat penting dalam membantu perawat untuk mengidentifikasi apakah
kelebihan diet sembrono yang diketahui, berhubungan dengan gejala saat ini, apakah
orang lain pada lingkungan pasien mempunyai gejala serupa, apakah pasien
memuntahkan darah dan apakah elemen penyebab yang diketahui telah tertelan.

I. Diagnosa Keperawatan

8
Berdasarkan semua data pengkajian, diagnosa keperawatan utama mencakup yang
berikut :
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan
nutrien yang tidak adekuat
 Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan tidak
cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah
 Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi

J. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ada empat yang harus diperhatikan, yaitu menentukan prioritas,
menentukan tujuan, melakukan kriteria hasil, dan merumuskan intervensi.

1. IDENTITAS UMUM KELUARGA


a. Identitas Kepala keluarga
Nama KK : Tn. H
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Suku : Sunda
Jenis Kelamn : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tani
Alamat : Kelurahan Margasana Kecmata Pagelran kb Pandeglang0

b. Komposisi Anggota Keluarga:

Hub. Status
N Nam J Umu Pendidik Pekerja
Keluarga Imubnisas
o a . r an an
i
K
1 Ny.E P Istri 28 SMA IRT -
thn
2 An. R L Anak 6 TK - Lengk
thn, ap

c. Genogram

9
Keterangan :

= laki-laki
= perempuan
= menikah
---------- = tinggal serumah

= Klien
z

10
d.Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. H adalah keluarga inti yaitu dalam satu keluarga terdiri dari ayah, ibu
dan anak

e. Suku bangsa
Keluarga Tn. H berasal dari suku Sunda . Dalam kehidupan sehari-hari keluarga lebih
cenderung mengikuti kebiasaan adat sunda, adat kebiasaan yang merugikan kesehatan
tidak ada. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia

f. Agama
Seluruh anggota Keluarg Tn. H menganut agama Islam dan taat menjalankan sholat lima
waktu. Ny. E sering mengikuti pengajian yang ada di lingkungannya serta berdoa agar
Tn. H dapat sembuh dari penyakit yang dideritanya.

g. Status sosial ekonomi keluarga

Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari kepala keluarga kurang

lebih 1.500.000/ bulan. Kebutuhan yang diperlukan keluarga yaitu:

Makan Rp. 1.200.000

Bayar Listrik Rp. 100.000

Pendidikan Rp. 100.000

Lain-lain Rp. 100.000

Barang yang dimiliki 1 buah TV 17 inch, 1 Kipas angin kecil. Pada ruang tamu
terdapat 1 set kursi plastik dan lemari pada ruang tengah dan ruang dapur
terdapat 1 kompor gas.

h.Aktivitas rekreasi keluarga


Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan menonton TV bersama di
rumah, sedangkan rekreasi di luar rumah kadang-kadang menonton pasar malam yang
dilaksanakan di lapangan kecamatan.

11
2. Riwayat dan Tahap perkembangan keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga pada saat ini


Pada saat ini keluarga Tn. H sedang berada pada tahap perkembangan keluarga dengan
anak pra sekolah

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Keluarga mengatakan sudah melaksanakan tugas-tugas perkembangan keluarga anak usia
pra sekolah dimana keluarga sudah mengajarkan sosialisasi dengan lingkungan di sekitar
rumah, yang perlu diperhatikan lagi adalah fasilitas untuk stimulasi di rumah untuk
bermain agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik

c. Riwayat keluarga inti


Tn H
Tn H menyatakan nyeri ulu hati bila terlambat makan, pusing mual dan muntah. Jika
sakit beli obat sendiri. Biasa merokok, sehari 1 bungkus, setiap pagi minum kopi dan
makan 2x sehari. Tn H tampak meringis menahan sakit skala nyeri 6.

Ny.E
Ny e menyatakan tidak ada penyakit kronis dan belum pernah diopname karna
penyakit tertentu, paling sakit ringan. Saat ini ny E sedang hamil 7 bulan untuk
anak kedua, sudah imunisasi TT.

AN.R
Sebelumnya belum pernah menderita penyakit seirius. Paling pilek, batuk, dan
diare. 8munisasi lengkap.

d.Riwayat Kesehatan masing-masing


No Nama BB Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan
Sekarang kesehatan
1. Tn. H 70 Nyeri ulu Lengkap Gastristis Rawat
hati jalan
2. Ny. E 59 Sehat Lengkap - -
3. An R 21 Sehat Lengkap - -

e. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan


Puskemas Panimbang

f. Riwayat kesehatan Sebelumnya


Tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti Asma, DM, pada kedua orangtua Tn. H
dan Ny. E, tetapi kedua orang tua pernah menderita hipertens

12
3. Pengkajian lingkungan

a. Karakteristik rumah

Rumah yang ditinggali keluarga Tn. H adalah rumah milik sendiri dengan luas

7 m x 8 m, lantai semen dan keadaan rumah tampak tidak rapih. Di dalam

rumah terdapat 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 ruang keluarga, dan

1 ruang dapur. Pencahayaan dan ventilasi rumah kurang baik, jendela berdebu,

barang-barang berserakan di ruang tamu, jendela kamar jarang di buka

sehingga siang hari tampak gelap. Kamar mandi dan jamban dengan

keadaan kurang bersih, sumber air keluarga berasal dari PAM yang tidak

berasa, tidak berbau, dan tidak berwarna, sumber penerangan memakai

lampu listrik.

b. Karakteristik tetangga dan komunitas

Keluarga tinggal di lingkungan yang berada di desa dengan jumlah

penduduknya sedikit. Masih banyak pepohonan di depan rumah, umumnya

tetangga adalah suku Bugis, tidak ada kesulitan dalam kehidupan sehari-

hari. Hubungan dengan tetangga baik, keluarga juga ikut aktif dalam

kegiatan pengajian, kegiatan lingkungan, sedangkan anak-anak juga

bersosialisasi dengan teman-teman di sekitar rumah. Sebagian besar

tetangga masih ada hubungan saudara Tn. H.

c. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga sudah lama tinggal dilingkungan komunitas dan Tn. H paling

sering keluar rumah saat bekerja, pagi jam 07.00 pagi sudah berangkat ke

kebun dan pulang jam 17.00 sore, sedangkan anak-anak keluar rumah

jika bermain dengan teman sebayanya.

13
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga aktif berinteraksi dengan masyarakat disekitar. Tn.H termasuk

masyarakat yang disegani disekitar lingkungan. Keluarga juga aktif

berkumpul dengan keluarga besar sekali setahun ketika lebaran Idul Fitri.

e. Sistem pendukung keluarga

Keharmonisan keluarga menjadi pendukung utama keluarga, dukungan

dari keluarga besar jika ada masalah, terutama sumber keuangan, dimana

keluarga sering diberi subsidi oleh orang tua suami.

4. Struktur keluarga

1. Pola komunikasi keluarga

Keluarga menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi. Tn. H

berbicara lembut dengan istri maupun anak-anaknya dan begitupun

sebaliknya.

2. Struktur kekuatan keluarga

Dalam keluarga Tn. H yang berperan dalam mengambil keputusan. Setiap

keputusan yang diambil oleh Tn. H sebagai kepala keluarga selalu

dimusyawarakan dengan Ny. E dan anggota keluarga yang lain.

3. Struktur peran

Masing-masing anggota keluarga melaksanakan perannya masing-masing

Tn H mencari nafkah dan juga membantu mendidik anak. Ny. E mendidik

anak, memelihara rumah dan membantu suami dalam hal mencari nafkah.

4. Nilai dan norma keluarga

Nilai yang dianut dalam keluarga adalah keterbukaan dan harus

melaksanakan ibadah sesuai dengan waktunya. Ketika ada anggota yang

14
sakit keluarga hanya membeli obat di warung atau di toko obat atau

mencari dukun. Bila belum sembuh di bawa ke puskesmas

5. Fungsi keluarga

1. Fungsi afektif

Keluarga telah menjalankan fungsi kasih sayang dengan baik, kebutuhan

anak-anak lebih diutamakan.

2. Fungsi sosialisasi

Keluarga aktif bersosialisasi dengan tetangga, begitu juga dengan anak

nya.

3. Fungsi Reproduksi

Saat ini Ny. E sedang hamil 7 bulan, anak kedua. Ny.E mengatakan

semoga anaknya yang lahir nanti laki-laki.

4. Fungsi Ekonomi

Kepala keluarga bekerja sebagai petani dan dalam memenuhi kebutuhan

hidup sehari-hari Tn.H menjual hasil kebunnya berupa kelapa, coklat

sayur, dan tomat,.

5. Fungsi perawatan keluarga

Tn. H saat ini sedang sakit, yaitu nyeri ulu hati dengan skala nyeri 6, mual,

muntah dan pusing.Tn. H jarang sarapan pagi, dan makan siang biasanya

jam 15.00, makan malam jam 21.00 wita . Tn. H mengatakan bila sudah

merokok dan minum kopi perut terasa kenyang.

a. Kemampuian mengenal masalah kesehatan

Ny. E mengatakan bahwa Tn. H sering kambuh maagnya, dan bila

kambuh maagnya Ny. E membeli obat di warung.

15
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang

tepat

Ketika ada anggota keluarga yang sakit terutama Tn. H tidak langsung

di bawa ke puskesmas untuk berobat, nanti kalau tidak sembuh baru di

bawa ke puskesmas

c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

Dalam merawat Tn. H anggota keluarga hanya memberikan obat yang

di beli di warung seperti obat Promag. Keluarga tidak mengetahui

kenapa Tn. H sering sakit ulu hati

d. Kemampuan kelurga memodifikasi lingkungan yang sehat

Keluarga jarang membersihkan rumahnya, jendela berdebu dan jarang

di buka, pakaian digantung di dinding rumah.

e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat

Keluarga jarang menggunakan fasilitas kesehatan seperti puskesmas

ataupun puskesmas pembantu, walaupun jarak puskesmas dengan

rumah tidak terlalu jauh.

6. Stress dan koping keluarga

1. Stersor jangka pendek dan jangka panjang

a. Stressor jangka pendek

Tn. H mengatakan sering mengeluh sakit ulu hati.

b. Stresor jangka panjang

Tn. H merasa khawatir bila maagnya sering kambuh dan takut opname

di rumah sakit, karena membutuhkan biaya yang banyak

2. Respon Keluarga terhadap stersor dan mekanisme koping

16
a. Respon keluarga terhadap stresor

Keluarga hanya berpasrah pada Tuhan bila ada anggota keluarga yang

sakit.

b. Strategi koping yang digunakan

Anggota keluarga selalu bermusyawarah bila ada masalah.

3. Strategi adaptasi disfungsional

Tidak ada strategi adaptasi disfungsional seperti marah, setiap ada masalah

dicari pemecahannya dan didiskusikan bersama keluarga

7. Keadaan Gizi Keluarga

Keadaan gizi keluarga cukup memenuhi, makan 3x sehari menu lengkap.

8. Pemenuhan Gizi

Setiap kali makan biasanya 1 sampai 2 menu, dengan sayur dan

ikan/daging, Anak Tn.H masih sering minum susu untuk sehari-hari. Ny E

setiap hari meminum suplemen penambah darah dan susu untuk memenuhi

gizi hamilnya.

9. Upaya lain

Tn.H apabila maaghnya tidak kunjung sembuh akan selalu memaksakan

diri pergi ke pelayanan kesehatan ditemani dengan Ny.E

10. Harapan Keluarga

Terhadap masalalah kesehatannya

Tn H diharapkan bisa sembuh setelah dilakukan pengobatan di puskesmas

Terhadap petugas kesehatan

Melayani Tn H dengan baik hingga sembuh

17
11. Pemeriksaan Fisik

Tabel 3.2 Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga

DATA Tn. H Ny. E An.R

Tand a- T:110/80 T:110/70 S:370C, P:


tanda m m 20
Vital mHg, N: 84 mHg, N: 78 x/m
x/m, S: 370 C, P: x/m, S: 370 C, P:
20 x/m 20 x/m
Kepala Kulit Kulit Kulit
kepala bersih kepala bersih kepala bersih dan
dan dan rambut tidak
rambut rambut berketombe

tidak berketombe tidak


berketombe
Leher Tidak Tidak Tidak
ada
ada ada kaku kaku
kaku kuduk,pembesar
an kelenjar tidak kuduk,
kuduk, ada, pembesaran pembesaran
pembesaran kelenjar tidak
kelenjar tidak vena jugularis ada,
ada, pembesaran pembesaran
tidak vena
ditemukan jugularis
vena
jugularis tidak ditemukan

tidak ditemukan
Aksila Su Su Suhu
hu hu badan: badan:
370C 370C
badan: 370C
Dada Simetris Simetris Simetris
kiri dan kiri dan kiri dan kanan,
kanan, kanan, suara nafas
suara suara vesikuler
nafas nafas
vesikuler vesikuler
Abdomen Nyeri Tidak Tidak
tekan didaerah ada
epigastrium, ada pembengkakan,
pembengkakan, hepar, ginjal
skala hepar, ginjal tidak
nyeri 6 Tidak tidak teraba, bising
ada teraba, bising usus
usus

18
pembengkakan, (+) (+)
hepar, ginjal tidak
teraba, bising usus
(+)
Ek Kuku Kuku Kuku
str emitas bersih dan bersih dan bersih dan pendek,
atas pendek, pendek, tidak tidak ada
pergerakan ada kelainan
tampak lemah, pergerakan, kelainan
kekuatan otot 5 pergerakan,
kekuatan kekuatan
otot 4 otot 5
Eks Kuku Kuku Kuku
tr emitas bersih dan bersih dan bersih dan pendek,
bawah pendek, pendek, tidak tidak ada
pergerakan ada kelainan
tampak lemah pergerakan, kelainan
kekuatan otot kekuatan otot 5 pergerakan,
4 kekuatan
otot 5

19
12. DAFTAR MASALAH
a. Nyeri akut berhubungan dengan gastristis
b. Resiko kekurangan cairan

13. Skoring Prioritas Masalah

a. Nyeri akut pada keluarga Tn. H khususnya Tn.H berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah.

Tabel 3.4 Skoring Prioritas Masalah diagnosa 1

N Kriteria Sk Pembenaran
o or
1 Sifat 3/3 X 1 = 1 Tn. H sakit maag
masalah : dan memerlukan
Aktual tindakan segera
untuk mencegah komplikasi.
2 Kemungkinan Fasilitas
masalah 2/2 X 1 = 2
diubah : kesehatan (puskesmas)
Mudah dapat dijangkau dengan
mudah sehingga
keluarga dapat
memanfaatkan
3 Potensial 2/3 X 1 = Gastritis atau maag dapat
masalah untuk 2/3 diobati dan dicegah bila
dicegah : keluarga mengetahui.
Cukup

4 Menonjoln 1/2 X 1 = ½ Ada masalah, namun


ya masalah keluarga menganggap tidak
: perlu segera ditangani
Ada, tetapi
tidak harus
segera diatasi
Total 4
1/
6

20
b. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga

Tn.H khususnya Tn. H berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

merawat anggota keluarga yang sakit

Tabel 3.5 Skoring prioritas diagnosa 2

N Kriter Sko Pembena


o ia r ran
1 Sifat masalah : 2/3 X 1 = 2/3 Masalah bersifat ancaman karena
ancaman belum terjadi

2 Kemungkinan Masalah dapat diubah dengan


masalah 2/2 X 1 = 1 mudah dengan cara memberikan
diubah : penyuluhan tentang penyakit
Mudah yang
dialami Tn. H
3 Potensial masalah 2/3 X 1 = 2/3 Masalah belum berat tetapi bila
untuk dibiarkan dapat menjadi aktual.
dicegah :
Cukup
4 Menonjolnya 1/2 X 1 = ½ Ada masalah namun keluarga
masalah : menganggap tidak perlu segera
Ada, tetapi tidak ditangani
harus segera
diatasi
Total 2

14. Tipologi Masalah

Data Etiologi Masalah Keperawatan


Vasodilatasi Mukosa Nyeri Akut
DO: Gaster
 Pasien terlihat meringis dan memegang
perut sebelah kiri saat sakit
 Tidak ada bekas luka pada bagian perut
yang sakit
 Pasien terlihat lemas, bibir dan muka
pucat

DS:
 Pasien mengatakan nyeri skala 6 dengan
frekuensi sering, durasi lama, kualitas
kuat, penjalaran tidak, timbul saat telat
makan atau lapar, dan dihilangkan
dengan istirahat
 Pasien mengatakan nafsu makan
berkurang,mual.

Kurangnya intake Defisit Volume Cairan


DO: cairan
21
 TD = 110/80 mmHg ; N = 84x/menit ; S
= 37,0
 Pasien terlihat lemas,pucat
 Balans Cairannya = -680
 therapi Nacl /6jam 20TPM dan
Triopusin /6jam
DS:
 Pasien mengatakan kehilangan nafsu
makan dan minumnya berkurang
 Pasien mengatakan sering buang air
kecil

15. Diagnosa keperawatan

Berdasarkan semua data pengkajian, diagnosa keperawatan utama mencakup yang


berikut :
 Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriiritasi
 Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan tidak
cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah

16. RENCANA TINDAKAN

Pada tahap perencanaan ada empat yang harus diperhatikan, yaitu menentukan
prioritas, menentukan tujuan, melakukan kriteria hasil, dan merumuskan
intervensi
No SDKI (Diagnosa SLKI (Tujuan) SIKI (Intervensi)
keperawatan)
1 2 3 4
Nyeri akut D.0077 Kontrol Nyeri Manajemen Nyeri I.08238
1.
Definisi : Pengalaman L0806 1. Lakukan identifikasi nyeri secara
sensorik 1. Mengenali kapan komprehensif yang meliputi
atau emosional yang nyeri lokasi,frekuensi,kualitas,durasi,itensit
berkaitan terjadi as nyeri,
dengan kerusakan jaringan 2. Kemampuan 2. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen
aktual mngenali penyebab nyeri
atau fungsional dengan nyeri 3. Anjurkan untuk memonitor nyeri
onset penyebab nyeri dan menangani nyeri dengan
mendadak atau lambat dan 3. Menggunakan tepat.
berintensitas ringan hingga tindakan 4. Ajarkan penggunaan teknik non
berat pencegahan farmakologi untuk mengurangi
yang berlangsung kurang 4. Menggunakan nyeri(kompres hangat /dingin, terapi
dari tiga tindakan piat,aroma terapi)
22
bulan. pencegahan (nyeri)
5. Fasilitasi istrahat/tidur untuk
Penyebab : Agen pencedera non farmakologi
mengurangi nyeri.
fisiologis, agens 5. Melaporkan nyeri
pencedera,kimiawi, agen yang terkontrol
Kolaborasi Pemberian Analgesik
pencedera fisik,
1. Cek perintah pengobatan.
Tanda mayor : Tampak Tingkat Nyeri
2. Monitor tanda vital sebelum dan
meringis, Bersikap protektif 1. Nyeri yang
sesudah memberikan analgesic.
( mis :waspada posisi dilaporkan
menghindari nyeri),gelisah, 2. Mengerang dan 3. Berikan analgesik sesuai tambahan
frekuensi nadi meningkat, menangis
sulit 3. Ekpresi nyeri
tidur. Mengeluh nyeri, wajah
Tanda minor : Pola nafas 4. Frekuensi nafas
berubah, nafsu makan 5. Denyut nadi
menurun, 6. Tekanan darah
diaforesis, berfokus pada
diri
sendiri

Risiko Ketidakseimbangan
3. Keseimbangan Cairan Manajemen Cairan I.03098
cairan D.0036
L.03020 1. Monitor status hidrasi (Frekuensi
Definisi: Penurunan volume
nadi,akral,turgor kulit
1.Asupan cairan
cairan intravaskuler,
2. Tentukan faktor-faktor resiko
intrerstitial/intraseluler. 2. Kelembaban membran
yang mungkin menyebabkan
Penyebab :Obstruksi mukosa
ketidakseimbangan cairan
intestinal, disfungsi
3.Asupan makanan 3.Tentukan apakah pasien
intestinal,Kehilangan cairan
mengalami kehausan atau gejala
4.Keseimbangan intake
aktif, kekurangan intake
perubahan cairan.
output
cairan.
3. Monitor Asupan dan Pengeluaran

4. Monitot berat badan harian

23
17. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Hari dan Masalah


Implementasi Evaluasi
tanggal Keperawatan
Rabu, 17 Nyeri Akut 1. Melakukan monitoring Subjektif:
Maret TTV pasien. - Tn. H mengatakan
2021 2. Melakukan pengkajian merasakan perubahan
nyeri meliputi lokasi, menjadi lebih rileks dan
karakteristik, onset/durasi, nafas lega.
frekuensi dan kualitas, - Tn.H mengatakan
skala nyeri, serta apa yang mengalami nyeri perut
mengurangi nyeri dan setelah melakukan banyak
faktor pemicu. aktivitas. Dan menhan lapar
3. Mengkaji status fisiologis atau perut kosong
pasien yang menyebabkan
Objektif:
nyeri/ pengkajian head to
- TTV pasien dalam rentang
toe.
normal
4. Mengedukasi terkait posisi
- Tn. H tampak menunjukan
yang baik dan penanganan
ekspresi rileks.
pertama ketika terjadi
- Tn,H dapat melakukan
nyeri,pusing.
kembali teknik relaksasi
5. Menjelaskan tujuan dan
nafas dalam dengan baik.
manfaat dilakukannya
teknik relaksasi nafas Analisis:
dalam. Masalah teratasi sebagian

6. Melakukan demonstrasi
teknik non farmakologi : Planning:
relaksasi nafas dalam. - Membuat jadwal harian

7. Mendorong pasien untuk berlatih teknik relaksasi tarik

redemonstrasi teknik nafas dalam minimal 1x

relaksasi nafas dalam. sehari.

8. Mengevaluasi dan
mendokumentasikan
respon pasien sebelum dan
sesudah dilakukannya
teknik relaksasi nafas
dalam.
24
Ketidak 1. Menentukan jumlah Subjektif
Rabu, 17 seimbangan dan jenis intake cairan  Pasien mengatakan
Maret cairan : DX dan kebiasaan pusing dan mual
2021 Defisit Volume eliminasi  Pasien mengatakan
Cairan 2. Menentukan faktor- minum air putih 6 gelas
faktor risiko ketidak perhari (1440 ml)
seimbangan cairan
Objektif
3. Menentukan apakah
 Membran mukosa bibir
pasien mengalami
kering, turgor kulit
kehausan atau gejala
elastis, tidak ada respon
perubahan cairan
haus
(pusing, melamun,
 Hasil perhitungan intake
mual, tersinggung)
output negative yaitu
4. Memonitor asupan
(-680)
dan pegeluaran
 Tekanan darah pasien
5. Memonitor tekanan
rendah 110/80mmHg
darah dan pernapasan
6. Memonitor membran Analisis
mukosa, turgor kulit, Masalah teratasi sebagian
respon haus
7. Mendorong pasien Planning
untuk memperbanyak Menjadwalkan pasien untuk
cairan melalui oral memperbanyak cairan oral
sesuai berat badannya yaitu
2100-2450 ml

25
26
50

50
51
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

A. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik : Gastritis
2. Sasaran : Tn.H
3. Metode : Ceramah dan Tanya jawab
4. Media : Leaflet
5. Waktu dan tempat :
a. Hari : Selasa
b. Tanggal : 17 Maret 2021
c. Jam : 15.00 – 15. 20 wib
d. Waktu : 20 menit
e. Tempat : kediaman Tn.H

B. Tujuan
1. Tujuan umum :
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan klien dan keluarganya
mampu memahami permasalahan tentang gastritis, dan cara pencegahannya.
2. Tujuan khusus :
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan klien dan keluarganya mampu
menjelaskan:
a. Menyebutkan Pengertian Gastritis
b. Proses terjadinya sakit Gastritis
b. Menyebutkan Penyebab Gastritis
c. Menyebutkan Tanda dan Gejala Gastritis
d. Menyebutkan jenis makanan yang tidak diperbolehkan dimakan
e. Menyebutkan cara penangulangan gastritis
f. Menyebutkan dan mempraktekan tehnik relaksasi.

52
C. Pengaturan kegiatan
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan pasien
1 5 menit Pembukaan Menjawab salam
Memberi salam
Mendengarkan dan
Memperkenalkan diri memperhatikan
Menjelaskan kontrak :
waktu, topic, tempat serta Mendengarkan dan
tujuan penyuluhan memperhatikan

2 10 menit Pelaksanaan Mengemukakan pendapat

Mengkaji pengetahuan Mendengarkan dan


klien tentang penyebab memperhatikan
gastritis
Menjelaskan tanda dan Mendengarkan dan
gejala gastritis memperhatikan

Menjelaskan jenis Mendengarkan dan


makanan yang tidak memperhatikan
diperbolehkan dimakan
Menjelaskan cara
penangulangan gastritis
Menjelaskan dan
mempraktekan tekhnik
relaksasi

3 5 menit Penutup Menyimpulkan materi

Menyimpulkan materi Menjawab salam


penyuluhan bersama
dengan klien
Melakukan evaluasi
Menutup penyuluhan dan
memberikan salam

D. Evaluasi
Mengajukan pertanyaan lisan
1. Apa pengertian gastritis
2. Sebutkan penyebab gastritis
53
3. Sebutkan tanda dan gejala gastritis
4. Sebutkan jenis makanan yang tidak diperbolehkan dimakan
5. Sebutkan cara penangulangan gastritis
6. Bagaimana cara melakukan tehnik relaksasi Observasi
a. Respon/tingkah laku saat diberikan pertanyaan: apakah
diam atau menjawab (benar atau kurang tepat)
b. Atusias atau tidak
c. Mengajukan pertanyaan kembali atau tidak.

54
PEMBAHASAN

Lambung merupakan salah satu organ tubuh yang tak asing pada kebanyakan orang,
hampir semua orang tahu bahwa lambung dalam tubuh berfungsi untuk menampung
makanan secara sementara, yang mana dalam lambung makanan tersebut akan di
proses untuk bisa di ubah menjadi partikelpartikel yang lebih kecil agar kandungan
dalam makanan dapat diserap secara baik untuk mencukupi kebutuhan tubuh akan
zat-zat tertentu.

PENGERTIAN GASTRITIS/MAAG
Gastritis adalah peradangan yang terjadi pada lapisan lambung atau lapisan dalam kantung
nasi

PROSES TERJADINYA GASTRITIS/MAAG


Dinding lambung mempunyai lapisan untuk melindungi dari asam lambung,
karena berbagai penyebab lapisan tersebut bisa terluka.

PENYEBAB
1. Pola makan tidak teratur
2. Sering makan-makanan yang asam (nanas, kedondong, rujak, dll)
3. Suka makan-makanan yang pedas (sambal, cabai, saos)
4. Suka makan-makanan yang mengandung gas (kubis/kol, sawi, nangka, dll)
5. Suka minum kopi
6. Stress
7. Suka minum beralkohol
8. Kebiasaan merokok
9. Kuman helicobacter pylory

TANDA DAN GEJALA


1. Nyeri ulu hati
2. Mual, muntah

55
3. Kehilangan selera makan
4. Keringet dingin
5. Kembung
6. Terasa penuh pada perut`bagian atas setelah makan
7. Nafsu makan menurun
8. Kehilangan berat badan

JENIS-JENIS GASTRITIS
1. Akut : terjadi mendadak/baru (kurang dari 6 bulan)
2. Kronik : terjadi menahun/lama (lebih dari 6 bulan)

PENCEGAHAN
1. Mengatur pola makan dengan baik dan teratur
2. Menunda waktu makan
3. Makan-makanan yang bersih, sehat dan bergizi
4. Hindari stres yang berlebihan
5. Menghindari makanan yang merangsang kerja lambung (misal makanan pedas,

asam dan kopi)

Adapun obat-obatan gastritis tradisional yang aman dan ampuh untuk mengatasi
gastritis diantaranya :
1. Mentimun
Mentimun merupakan salah satu jenis buah-buahan sekaligus sayuran yang dapat
mengurangi rasa nyeri yang diakibatkan asam lambung atau maag. Anda bisa
mengonsumsinya langsung sebagai lalapan, dimasak menjadi aneka sayur, serta
dijadikan jus.

2. Kacang Hijau
Kacang hijau memiliki kemampuan mengobati sakit maag lantaran mampu
menebalkan lapisan lambung. Anda bisa mengolahnya menjadi bubur kacang hijau.

56
Makanan ini juga akan menetralkan kadar asam lambung berlebih.

3. Kunyi
Kunyit merupakan bahan dapur yang banyak digunakan sebagai jamu tradisional
untuk mengatasi berbagai penyakit, termasuk maag. Kunyit dapat membantu masalah
pada lambung.
Kandungan Curcumin pada kunyit berperan sebagai antiinflamasi, antijamur, dan
antibakterial. Senyawa tersebut akan menenangkan mukosa pada lambung dan
mengatasi iritasi saluran pencernaan yang disebabkan maag.

4. Jahe
Sama halnya dengan kunyit, jahe juga merupakan bumbu dapur yang banyak
digunakan sebagai obat-obatan herbal. Sifat hangat dalam jahe mampu mengatasi
permasalahan pada lambung seperti maag.
Kandungan anti inflamasi dan anti bakteri dalam jahe dapat mengurangi peradangan
dan bakteri penyebab maag. Jahe juga akan menghangatkan perut dan menetralkan
kadar asam lambung.
Anda bisa mengonsumsinya dengan diolah menjadi wedang jahe. Caranya,
Anda bisa siapkan 1-2 siung jahe dan digeprek. Kemudian, geprekan jahe tersebut
direbus hingga mendidih. Setelah itu, minumlah rebusan jahe dalam keadaan hangat
kuku. Anda bisa menambah madu sebagai pemanis.

5. Teh Hijau
Teh hijau bisa menjadi alternatif obat maag alami. Kandungan antioksidan
dalam minuman ini akan melindungi lapisan lambung dan mengurangi gejala-gejala
maag seperti mual dan sakit kepala.

6. Yogurt
Yogurt merupakan olahan susu yang mengandung probiotik. Kandungan ini dapat
menyembuhkan luka atau iritasi dalam lambung dan membasmi bakteri penyebab
nyeri maag.

57
7. Madu
Madu terkenal sejak zaman dahulu sebagai obat alami yang mampu mengatasi
berbagai penyakit, termasuk maag. Madu memiliki kandungan yang mampu
membunuh bakteri jahat karena bersifat anti bakteri, anti inflamasi, dan antioksidan.

58

Anda mungkin juga menyukai