Anda di halaman 1dari 10

TEKNOLOGI PENGELASAN MODERN

DOSEN PENGAMPU :

DISUSUN OLEH :

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JEMBER

2019

i
KATA PENGANTAR

 Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan
memberi petunjuk dan kekuatan kepada kami sehingga makalah, “Las” ini dapat
diselesaikan.

Dalam kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih dan


penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan, dorongan, bimbingan dan arahan kepada penyusun.

Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan,


untuk itu segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami
nantikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
para pembaca pada umumnya.

Jember,6 April 2019

 Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

Contents
TEKNOLOGI PENGELASAN MODERN..............................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH..........................................................................2

1.3 TUJUAN...................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................3

2.1 PENGERTIAN..........................................................................................3

2.2 PERALATAN DAN PRNSIP KERJA......................................................3

2.3 APLIKASI PENGGUNAAN....................................................................3

BAB III....................................................................................................................4

PENUTUP................................................................................................................4

3.1 KESIMPULAN.........................................................................................4

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sebuah control valve memiliki seat dan plug yang selalu
bergesekan, sehingga plug sering mengalami keausan. Salah satu upaya
untuk mengurangi keausan dengan cara hardfacing, yaitu penambahan
material (cladding) pada logam induk dengan maksud meningkatkan
kekerasan permukaan. Penambahan material dapat dilakukan dengan
pengelasan SMAW, dimana salah satu parameter yang berpengaruh
terhadap kekerasan lapisan lasan adalah besarnya arus listrik pengelasan..
Dengan demikian,penelitian pada jurnal tersebut untuk mengetahui
Pengontrolan arus pengelasan sangat mempengaruhi karakteristik
hasil pengelas-an karena pengontrolan ini mempengaruhi kualitas hasil las,
seperti kekuatan geser, kekerasan dan kekuatan terhadap pengaruh dari
luar. Pemilihan arus pengelasan akan mempengaruhi hasil las. Apabila
arus pengelasan yang digunakan terlalu rendah, maka panas yang terjadi
tidak cukup untuk melelehkan material, sehingga menghasil-kan daerah
logam las yang kecil serta pe-nembusan kurang dalam, sebaliknya bila
arus pengelasan terlalu tinggi, maka pen-cairan logam induk terlalu cepat
dan meng-hasilkan daerah logam las yang lebar serta penembusan yang
dalam sehingga meng-hasilkan kekuatan tarik yang rendah dan menambah
kerapuhan. Penggunaan arus pengelasan akan ber-hubungan dengan
masukan panas. Masukan panas (heat input) adalah panas total yang
dihasilkan dari proses pengelasan untuk mencairkan logam yang dilas.
Nilai masuk-an panas dipengaruhi oleh arus pengelasan yang digunakan,
tegangan listrik, dan waktu pengelasan. Arus pengelasan yang besar
memberikan masukan panas yang tinggi, sedangkan arus pengelasan yang
kecil memberikan masukan panas yang rendah, hal ini jelas akan
mempengaruhi struktur yang terbentuk pada daerah HAZ maupun daerah
logam las sehingga berpengaruh pula terhadap ketangguhan las.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
a. Apakah arus listrik pengelasan berpengaruh terhadap kekerasan lapisan
lasan?
b. Bagaimana cara mendapatkan nilai kekuatan geser, kekerasan dan
struktur mikro hasil pengelasan titik dari dua logam tidak sejenis?
c. Bagaimana Pengaruh Variasi flow rate gas Pelindung terhadap
struktur mikro, kekerasan, dan kekuatan tariknya?

1.3 TUJUAN
a. Mengetahui pengaruh arus listrik pengelasan terhadap kekerasan
lapisan lasan.
b. Mendapatkan nilai kekuatan geser, kekerasan dan struktur mikro hasil
pengelasan titik dari dua logam tidak sejenis.
c. Mengetahui bagaimana pengaruh variasi flow rate gas pelindung
terhadap struktur mikro, kekerasan, dan kekuatan tariknya.

BAB II
PEMBAHASAN
1.1 PEMBAHASAN

Penambahan material stellite 6 sebagai lapisan las dengan metode


pengelasan mampu meningkatkan kekerasan base metal secara signifikan
bergantung pada arus pengelasan yang digunakan. Pengaplikasian arus
pengelasan sebesar 12 Ampere mampu meningkatkan kekerasan base
metal sebesar 80 persen. Sementara penggunaan arus pengelasan sebesar
signifikan bergantung pada arus pengelasan yang digunakan.
Pengaplikasian arus pengelasan sebesar 12 Ampere mampu meningkatkan
kekerasan base metal sebesar 80 persen. Sementara penggunaan arus
pengelasan sebesar

Dalam pengujian kekuatan geser yang telah dilakukan terlihat


bahwa sambungan dari baja stainless steel AISI 304 cenderung lebih kuat
dibandingkan baja karbon rendah St 41, karena letak sobek di daerah HAZ

2
cenderung terletak di baja karbon rendah St 41 dan daerah logam las
menempel pada baja stainless steel AISI 304. Dari hasil uji kekerasan
didapatkan bahwa nilai kekerasan tertinggi untuk dae-rah logam las dan
daerah HAZ terletak pada spesimen arus pengelasan 1000 A. Hasil
pengujian struktur mikro me-nunjukkan terjadinya perbedaan ukuran
struktur mikro dan fasa yang terbentuk pada masing-masing spesimen
yang diberikan perlakuan variasi arus pengelasan. Pengu-jian struktur
mikro ini digunakan untuk me-nghubungkan antara nilai kekerasan yang
diperoleh dengan fasa struktur mikro yang terbentuk setelah pengelasan

analisa secara visual, terdapat adanya cacat las incompletely filled


groove (Gambar 3c) pada hasil pengelasan yang ketiga yaitu dengan flow
rate gas pelindung sebesar 18 L/menit dan dalam batas yang masih dapat
diterima yaitu h ≤ 0.25 t atau maksimal 2 mm. Hasil foto mikro untuk
pengelasan FCAW-G dengan variasi flow rate gas pelindung adalah
ditunjukkan pada Gambar 4 hingga Gambar 6. Pada pengelasan dengan
flow rate gas pelindung sebesar 14 L/menit garis fusion line atau garis
gabungan antara weld metal dengan HAZ terlihat dengan jelas. Struktur
perlit terlihat halus. Berdasarkan hasil uji kekerasan dapat diketahui nilai
kekerasan sebagai berikut:
1. Pada daerah base metal nilai kekerasan dari 141,92 HV pada hasil
pengelasan dengan flow rate gas pelindung 14 L/menit. Pada hasil
pengelasan dengan flow rate gas pelindung 16 L/menit meningkat
sebanyak 2,45 % menjadi 145,40 HV dan pada hasil pengelasan
dengan flow rate gas pelindung 18 L/menit meningkat sebanyak
17,76 % menjadi 167,13 HV.
2. Pada daerah HAZ memiliki nilai kekerasan 150,00 HV pada hasil
pengelasan dengan flow rate gas pelindung 14 L/menit. Meningkat
sebanyak 2,71 % menjadi 154,07 HV pada hasil pengelasan
dengan flow rate gas pelindung 16 L/menit dan meningkat
sebanyak 14,78 % menjadi 172,16 HV pada hasil pengelasan
dengan flow rate gas pelindung 18 L/menit.

3
3. Pada daerah Weld Metal memiliki nilai kekerasan 170,39 HV pada
hasil pengelasan dengan flow rate gas pelindung 14 L/menit.
Meningkat sebanyak 11,12 % menjadi 205,78 HV pada hasil
pengelasan dengan flow rate gas pelindung 16 L/menit dan
meningkat sebanyak 20,77 % menjadi 205,78 HV pada hasil
pengelasan dengan flow rate gas pelindung 18 L/menit.
Peningkatan nilai kekerasan tertinggi yaitu pada daerah weld metal
karena daerah ini terjadi peleburan logam induk dengan elektroda
atau filler metal dan mengalami perubahan struktur maupun sifat.
Komposisi weld metal terdiri dari komponen base metal dengan
tambahan dari elektroda.
Analisa Hasil Uji Tarik menghasilkan hasil pengelasan dengan
flow rate gas pelindung 14 L/menit memiliki tegangan yield tertinggi yaitu
sebesar sebesar 415,47 MPa. hasil pengelasan dengan flow rate gas
pelindung 16 L/menit memiliki tegangan yield terendah yaitu sebesar
408,90 MPa. Dan hasil pengelasan dengan flow rate gas pelindung sebesar
18 L/menit memiliki tegangan yield sebesar 409,70 MPa.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan penyajian data dan pembahasan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa: 1) Penambahan material stellite 6 dengan
menggunakan metode pengelasan SMAW mampu meningkatkan
kekerasan permukaan material plug, 2) Peningkatan arus pengelasan dari
120 A ke 140 A mampu meningkatkan kekerasan dari 465 H ke 514.7 HV,
3) Penambahan arus pengelasan dari 140 A ke 160 A akan menurunkan
kekerasan dari 51.47 HV ke 423 HV, dan 4) Kekerasan tidak berubah
dengan meningkatkan arus pengelasan dari 120 A ke 160 A.
Berdasarkan hasil pengujian dan analisis menunjukkan bahwa
seiring dengan meningkatnya arus pengelasan pada proses pengelasan titik
sambungan dissimilar baja stainless steel AISI 304 dan baja karbon rendah

4
St 41 maka dihasilkan nilai kekuatan geser dan kekerasan yang semakin
rendah, dan nilai kekuatan geser dan kekerasan tertinggi didapatkan pada
arus pengelasan 1000 A, selain itu dilihat dari struktur mikro yang
terbentuk menunjukkan pada arus pengelasan 1000 A didominasi oleh
struktur ferrit acicular yang berfungsi sebagai interlocking structure yang
mampu meng-hambat laju perambatan retak.
1. Pengaruh variasi flow rate gas pelindung terhadap struktur mikro
adalah dengan naiknya flow rate gas pelindung terlihat semakin
meningkatnya jumlah struktur perlit. Hal ini disebabkan karena
bertambah besarnya flow rate gas pelindung, semakin kuat tekanan
hembusan gas pelindung maka semakin cepat pula laju
pendinginan.
2. Pengaruh variasi flow rate gas pelindung terhadap kekerasan,
semakin besar flow rate gas pelindung semakin besar pula nilai
kekerasan material las. Dan kenaikan nilai kekerasan terbesar
terdapat pada weld metal karena pada area tersebut terjadi
peleburan logam induk dengan elektroda atau filler metal.
3. Pengaruh variasi flow rate gas pelindung terhadap kekuatan tarik
adalah pada saat dilaksanakan uji tarik patahan terjadi di daerah
base metal dikarenakan daerah weld metal maupun HAZ lebih
keras daripada base metal. Setelah dilaksanakan uji tarik, nilai
kekuatan tarik yang tidak jauh berbeda pada masing-masing
tegangan yield, tegangan ultimate, maupun elongation dikarenakan
mengikuti sifat dasar dan kekuatan dari dari logam induk dan tidak
lebih rendah dari kekuatan tarik minimum logam induk.

5
4.

DAFTAR PUSTAKA

1. [ CITATION Dod18 \l 1057 ]


https://journal.uny.ac.id/index.php/dynamika/issue/view/1
2. [ CITATION Fac16 \l 1057 ]
https://www.researchgate.net/publication/315779885
3. [ CITATION Nab18 \l 1057 ]
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 2, (2018) ISSN: 2337-3539 (2301-9271
Print)

6
7

Anda mungkin juga menyukai