SKRIPSI
Oleh
SKRIPSI
Oleh
Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Faktor
Risiko dalam Penggunaan Pestisida dan Keluhan Kesehatan pada Petani Jeruk di
adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutian
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut
dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi
terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap
ii
Abstrak
Petani menggunakan pestisida dalam usaha mengendalikan hama tanaman sayur-
mayur dan buah-buahan. Biaya pemakaian pestisida yang relatif murah, cara yang
mudah, ketersediaan yang memenuhi dan tingkat keberhasilan tinggi mampu
diandalkan untuk pertanian. Penelitian ini dilaksanakan di desa Narigunung
Kecamatan Tiganderket Kabupaten Karo. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Data
dikumpulkan melalui wawancara langsung dan observasi. Karakteristik responden
jumlah usia paling banyak berada pada rentang 41- 60 tahun, yaitu sebanyak 25 orang
(61%), untuk tingkat pengetahuan kurang sebanyak 12 orang (29,3%), untuk
kebersihan badan petani bersih sebanyak 24 orang (58,5%), status gizi tidak normal
sebanyak 22 orang (53,7%). Pencampuran dosis sesuai keinginan sebanyak 21 orang
(51,2%), Lama penyemprotan paling banyak <4 jam sebanyak 28 orang (28,3%),
sikap terhadap arah semprot searah dengan arah angin sebanyak 21 orang (51,2%).
Petani mengalami keluhan kesehatan mual yaitu 13 orang (31,7%), keluhan kesehatan
muntah sebanyak 11 orang (26,8%) dan keluhan kesehatan lainnya yaitu sakit kepala,
iritasi kulit ringan, diare, dan pandangan kabur masing-masing sebanyak 1 orang
(2,4%). Diharapkan bagi Dinas Pertanian, perlu peningkatan pengetahuan petani
dalam penggunaan pestisida yang baik dan benar melalui penyuluhan atau pelatihan-
pelatihan terkait jenis pestisida, aturan pakai dosis dan penggunaan APD. Bagi petani
jeruk agar memperhatikan dosis label kemasan penggunaan pestisida terlebih dahulu
sebelum digunakan. Bagi peneliti lain, perlu adanya riset lebih lanjut dengan
mengukur tingkat keracunan petani penyemprot berdasarkan kadar cholinesterase
dalam darah petani penyemprot.
iii
Abstract
Farmers use pesticides in an effort to control pests of vegetables and fruits. The cost
of using pesticides which are relatively inexpensive, easy way, availability that meets
and high levels of success can be relied upon for agriculture. This research was
conducted in the village of Narigunung, Tiganderket District, Karo Regency. This
type of research is descriptive. Data collected through direct interviews and
observations. Characteristics of respondents at the most age range are in the range
41-60 years, as many as 25 people (61%), for the level of knowledge less than 12
people (29.3%), for the cleanliness of the clean farmer's body as many as 24 people
(58.5% ), 22 abnormal nutritional status (53.7%). Mixing the dose as desired as
many as 21 people (51.2%), spraying time at most <4 hours as many as 28 people
(28.3%), attitudes toward the direction of spray in the direction of the wind as much
as 21 people (51.2%). Farmers experienced nausea health complaints of 13 people
(31.7%), 11 health complaints of vomiting (26.8%) and other health complaints of
headaches, mild skin irritation, diarrhea, and blurred vision of 1 person each (2.4%).
It is expected that for the Department of Agriculture, it is necessary to increase the
knowledge of farmers in the use of pesticides that are good and right through
counseling or training related to the type of pesticides, dosage rules and the use of
PPE. For citrus farmers to pay attention to the dosage of packaging labels for the
use of pesticides first before use. For other researchers, further research is needed by
measuring the level of poisoning of spraying farmers based on the level of
cholinesterase in the blood of spraying farmers.
iv
Kata Pengantar
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Karo”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini dan
1. Prof. Dr. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
2. Fitri Ardiani, SKM., MPH selaku dosen Penasehat Akademik yang telah
4. Ir. Evi Naria, M.kes selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi sehingga dapat
5. Dr.dr.Wirsal Hasan, M.P.H dan Ir. Indra Chahaya S, M.Si selaku dosen penguji
skripsi yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyusunan skripsi
v
6. Seluruh Dosen Pengajar Program Studi ilmu kesehatan masyarakat yang telah
7. Seluruh staf pegawai dan karyawan khususnya kak Dian yang telah membantu
8. Masyarakat desa Narigunung yang memberikan izin penelitian dan membantu untuk
9. Orangtua penulis Heri Suherman Sembiring dan Marlena br Bangun yang telah
10. Kakak Meisa Nurhema dan adik Avin Saimana yang telah memberikan doa dan
11. Sahabat SMA (Melisa, Ernita, Asta dan Besta) yang telah memberi semangat dan
12. Sahabat FKM USU (Yolan, Desi, Cindy, dan Iis) yang telah menemani dan
13. Teman- teman KKN di desa Telagah dan PBL di desa Bagan Dalam yang
baik.
14. Kepada seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
vi
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
skripsi ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat
Penulis
vii
Daftar Isi
Halaman
Halama Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi ii
Abstrak iii
Abstract iv
Kata Pengantar v
Daftar Isi viii
Daftar Tabel x
Daftar Gambar xii
Daftar Lampiran xiii
Daftar Istilah xiv
Riwayat Hidup xv
Pendahuluan
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 5
Tujuan Penelitian 5
Tujuan umum 5
Tujuan khusus 5
Manfaat Penelitian 6
Tinjauan Pustaka
Faktor Risiko 7
Jenis faktor risiko 7
Kegunaan identifikasi faktor risiko 9
Pestisida 10
Formulasi pestisida 11
Jenis pestisida 13
Kaidah dan prosedur penggunaan pestisida 15
Manfaat dan dampak pestisida 19
Toksisitas Pestisida 23
Faktor-faktor yang mempengaruhi keracunan pestisida 24
Jalur masuk pestisida pada manusia 27
Faktor risiko terhadap keluhan kesehatan dan pencegahannya 30
Pengendalian keracunan 33
Tanaman Jeruk 35
Hama dan penyakit tanaman jeruk 35
Pencegahan hama dan penyakit tanaman jeruk 36
Landasan Teori 37
Kerangka Konsep 39
viii
Metode Penelitian
Jenis penelitian 40
Lokasi dan Waktu Penelitian 40
Populasi dan Sampel 40
Populasi 40
Sampel 40
Variabel bebas dan defenisi operasional 42
Metode Pengumpulan Data 45
Metode Pengukuran Data 46
Metode Analisis Data 50
Hasil Penelitian 51
Gambaran umum lokasi penelitian 51
Letak dan geografis desa narigunung 51
Keadaan demografi 52
Jenis tanaman 52
Hasil Penelitian 53
Karakteristik responden 53
Penggunaan pestisida 57
Cara penanganan peastisida 60
Keluhan kesehatan 60
Pembahasan
Faktor Risiko Berdasarkan Karakteristik Responden 63
Faktor Risiko Berdasarkan Penggunaan Pestisida 68
Faktor Risiko Berdasarkan Cara Penanganan Pestisida 74
Keluhan Kesehatan yang Dirasakan Petani Setelah Menyemprot
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan 78
Saran 79
Daftar Pustaka
Daftar Lampiran
ix
Daftar Tabel
No Judul Halaman
pengetahuan 56
5 Distribusi karakteristik responden berdasarkan mean
gizi
7 Distribusi karakteristik responden berdasarkan
kebersihan badan 57
8 Distribusi penggunaan pestisida berdasarkan jenis
pestisida 57
9 Distribusi penggunaan pestisida berdasarkan golongan
pestisida 57
10 Distribusi penggunaan pestisida 58
11 Distribusi penggunaan pestisida berdasarkan pemakaian
APD 59
12 Distribusi penggunaan pestisida berdasarkan kebersihan
x
xi
Daftar Gambar
N Judul Halaman
O
xii
Daftar Lampiran
N Judul Halaman
O
1 Kuisioner Penelitian
2 Master Data
3 Hasil Pengolahan Data
4 Surat Telah Melaksanakan Penelitian
5 Dokumentasi Penelitian
Daftar Istilah
xiii
WHO World Health Organization
KK Kepala Keluarga
PP Peraturan Pemerintah
Riwayat Hidup
xiv
Penulis bernama Yenni Adelia br Sembiring berumur 22 tahun, dilahirkan di
Tanjung pada tanggal 12 Mei 1997. Penulis beragama Islam, anak kedua dari 3
bersaudara dari pasangan Bapak Heri Suherman Sembiring dan Ibu Marlena br
Bangun.
xv
Pendahuluan
Latar Belakang
meningkatkan produksi dengan harapan tanaman terhindar dari gangguan hama dan
dan buah-buahan termasuk terlalu intensif, karena hama dan penyakit tumbuhan pada
keadaan iklim yang sejuk beserta curah hujan yang tinggi dan kelembaban udara
Biaya pemakaian pestisida yang relatif murah, cara yang mudah, ketersediaan
yang memenuhi dan tingkat keberhasilan tinggi mampu diandalkan untuk pertanian.
Manfaat pemakaian pestisida yang tinggi sebagai faktor penentu besarnya kualitas
kembang keracunan pestisida menjadi persoalan yang serius pada kelompok pertanian
baik yang disengaja ataupun tidak. Setiap tahunnya terjadi 250.000 kematian terjadi
pemakaian pestisida oleh petani menurut pada ada atau tidak hama pestisida terus
1
2
penyemprotan yang tidak dicermati oleh petani kadang tidak searah dengan arah
angin, yang dapat menimbulkan tanpa disadarinya pestisida bisa terhirup. Perilaku
petani dalam pemakaian pestisida secara berlebihan menimbulkan masalah baru yaitu
bisa mengancam masyarakat luas baik keselamtan maupun kesehatan kerjanya akibat
membaca aturan pakai dosis, petani kerap menyatukan beberapa jenis pestisida, atas
dasar untuk menaikkan daya racun pada tumbuhan. Perbuatan yang seperti itu
sebenarnya sangat dapat merugikan, karena mampu menimbulkan faktor risiko yang
pestisida tidak mengikuti aturan pakai akan menyebabkan berbagai jenis dampak
Data Statistik Provinsi Sumatera Utara tahun 2016 jumlah penduduk yang
merupakan angkatan kerja sampai dengan Agustus 2016 sebanyak 6.362.909 jiwa,
terdiri dari 5.991.229 dengan kategori bekerja dan sebesar 371.680 ribu jiwa dengan
yang bekerja dibagian pertanian yaitu sebanyak 44,50%, sesudah itu diikuti bagian
perdagangan, restoran dan hotel sebanyak 19,23%, jasa yang mencakup perorangan,
Kabupaten Karo adalah salah satu titik pusat pertanian bagi Sumatera Utara
terutama tumbuhan holtikultura jenis sayur-mayur dan buah. Pertanian adalah mata
tidak hanya dijual ke dalam negeri tapi juga keluar negeri (Eka, 2015).
Pertanian di kabupaten Karo terkenal dengan hasil pertanian Jeruk. Jenis jeruk
yang ditanaman petani saat ini adalah jenis siam. Sunkist, wangsinton, padang, siam
madu dan lainnya. Jenis yang diminati oleh pembeli adalah jenis siam madu sehingga
penanaman jenis jeruk ini banyak dilakukan petani. Jeruk ini memiliki ciri manis,
bentuk oval, tebal kulitnya 2-4 mm, dan beratnya mencapai 90-225 gram, ketahanan
jeruk ini bias sampai 8-10 hari dari masa panen dan jeruk jenis siam madu telah
diekspor ke Negara tetangga. Luas pertanian jeruk sebesar 14.483,64 ha, luas adalah
sebesar 8.454,62 ton.Harga jual jeruk rata-rata sebesar Rp. 5.543/kg. (BPS Kab.Karo,
2015).
pertanian yang luas. Salah satunya adalah kecamatan Tiganderket. Kecamatan ini
jumlah KK (kepala keluarga) sebesar 223 kk, jumlah penduduk sebesar 783 jiwa.
Jumlah penduduk yang sebekerja sebagai wiraswasta adalah 84 jiwa, pegawai negeri
4
sipil 13 orang dan petani 350 orang yang sebagian besar merupakan petani jeruk
Survey awal yang diamati oleh penulis di dapati bahwa selama ini pemakaian
pestisida oleh petani jeruk di Desa Narigunung yang tidak sesuai dengan aturan
pemakaian dosis dan mengaduk campuran tanpa menggunakan alat pelindung diri.
memakai alat pelindung diri (APD) lengkap, beberapa petani merokok sambil
menyemprot kerap dilaksanakan pada pagi hari dan diteruskan dengan membersihkan
tanaman lain sehingga petani kerap kali tidak terus mandi setelah menyemprot
kemudian merokok tidak jauh dari lahan pertanian. Petani sering kali mandi ketika
gangguan kesehatan terutama gatal pada kulit, pusing, mual dan muntah setelah
selesai menyemprot. Akan tetapi gejala diatas tidak terlalu mengganggu petani tidak
menganalisis faktor risiko dalam penggunaan pestisida dan keluhan kesehatan yang
Perumusan Masalah
Pengguaan pestisida oleh penyemprot jeruk desa Narigunung tidak sesuai dengan
aturan, petani kerap mencampur berbagai jenis pestisida untuk meningkatkan daya
racun pada hama tumbuhan. Penyemprot biasanya hanya mencuci tangan kemudian
beristirahat disekitar lahan pertanian. Keluhan kesehatan yang dialami oleh petani
adalah gangguan kesehatan terutama gatal pada kulit, pusing, mual dan muntah
Tujuan Penelitian
2. Faktor risiko penggunaan pestisida meliputi; banyak jenis pestisida, waktu pe-
pestisida.
6
Manfaat Penelitian
Penelitian ini supaya mampu bermanfaat kepada berbagai pihak antara lain :
1. Pemerintah
2. Masyarakat
diminimalisir.
3. Mahasiswa
Faktor Risiko
resiko penyakit tertentu.Faktor risko dikatan juga sebagai faktor penentu, untuk
sakit. Faktor penentu bersangkutan terhadap kenaikan dan penurunan risiko kejadian
Jenis Faktor Risiko. Fakto risiko dibagi berdasarkan dapat atau tidak risiko
diubah, peranan faktor risiko, faktor risiko yang bersumber dari makhluk hidup itu
7
8
3. Faktor risiko yang bersumber dari makhluk hidup itu sendiri (faktor risiko
dari kesan dan pengalaman yang didapatkan pribadi ataupun dari orang
lain.
6. Berasal dari sikap yaitu mendeskripsikan keadaan senang atau tidak pada
8
9
Faktor risiko dapat biasa dilakukan dengan memakai konsep kausalitas, yaitu:
menurun.
penelitian lainnya
9
10
9. Analogi artinya ada kesamaan untuk penyebab atau akibat yang sama
(Soekidjo, 2010)
Pestisida
hama dan gulma pada tanaman. Tanpa penggunaan pestisida dapat menyebabkan
gulma yang akan dibasmi. Jenis pestisida insektisida, fungisida, nematosida, dan
herbisida dipakai untuk menghentikan jamur, hama, dan gulma tumbuhan yang
merupakan bahan yang beracun dan berbahaya semua zat kimia dan bahan lain
serta jasad renik dan virus yang di-pakai untuk membunuh hama penyakit yang
tumbuhan, kecuali pestisida kelompok pupuk, membasmi hama luar ternak dan
hewan piaraan, membasmi hama air, membasmi binatang dan jasad renik dalam
10
11
gangguan kesehatan pada manusia, dengan penggunaan pada tumbuhan, tanah dan
air (Sudarmo,2007).
dagangkan adalah :
1. Emulsi Pekat
Bahan yang dapat larut dalam larutan yang tidak dapat larut dalam air,
2. Serbuk Basah
hama pengganggu. Harga formulasi ini relatif lebih murah dari emulsi
Formulasi ini lebih mudah terhirp oleh pemakai pada proses penyiapan.
11
12
4. Suspensi
pelarut organik maka bahan murni pestisida harus digabungkan dengan air
halus dan basah. Formulasi tercampur rata apabila dicampur dengan air
5. Debu
6. Butiran
2-45%.
7. Aerosol
Aerosol mudah larut dan menguap dan ukuran butiran ≤10 mikron,
formulasi ini mudah terhisap manusia pada waktu bernafas. Senyawa dapat
8. Umpan
12
13
dipakai di rumah, kebun, kantor dan sawah untuk membasmi lalat, lipas,
9. Gas
menguap. Gas dapat diserap kulit dan terhisap (Ditjen prasarana dan
1. Akarisida, dari bahasa Yunani yaitu akari, berarti kutu atau tungau.
2. Algisida, artinya gangga laut dari kata alga, digunakan untuk membasmi
3. Avisida, artinya burung dari kata avis, berfungsi untuk penolak atau
Avitrol.
Agrimycin, Bacticin.
5. Fungisida, berasal dari kata latin fungus artinya jamur, digunakan untuk
13
14
650 EC.
10. Nematisida, kata Latin nematoda berarti benang, dipakai untuk membasmi
11. Ovisida, artinya telur dari kata Latin ovum, untuk membasmi telur.
12. Pedukulisida, dari kata Latin pedis artinya kutu, digunakan untuk
13. Piscisida, artinya ikan dari kata Yunani piscis, untuk membasmi ikan.
predator.
15. Rodentisida, artinya pengerat dari kata Yunani rodere , untuk membasmi
14
15
16. Silvisida, kata Latin silva artinya hutan, digunakan untuk membersihkan
pohon.
17. Termisida, artinya serangga pengerat kayu dari kata Yunani termes,
pertanian, 2011).
1. Pestisida dapat dipakai untuk pilihan terakhir, jika belum ada cara
rendah.
1. Tepat sasaran
Pastikan unsur biotis dan abiotis dan jenis tumbuhan dan hama
2. Tepat jenis
15
16
3. Tepat waktu
a. Stadium larva instar I, II, dan III merupakan stadium kuat hama untuk
menyerang tanaman.
4. Tepat konsentrasi/dosis
5. Tepat cara
1. Persiapan
16
17
kebun.
2. Kalibrasi
dosis sesuai anturan pakai. Cara kalibrasi alat untuk pestisida cair, yaitu:
a. Siapkan ember yang berukuran sedang, tali rapia, meteran, gelas ukur
100 ml.
17
18
3. Ketentuan Aplikasi
topi, dan masker berfungsi untuk menutup mulut dan hidung saat
aplikasi.
diaplikasi pestisida.
4. Pembuangan sisa
a. Sisa pestisida tidak boleh dibiarkan dalam waktu yang lama di dalam
Simpan semua alat yang telah dicuci terpisah dan jauh dari dapur,
18
19
kamar mandi, kamar tidur, tempat makanan, dan jauh dari jangkauan
anak-anak.
c. Usahakan air cucian alat tidak mencemari saluran air, sumur, kolam
5. Alat aplikasi yang baik adalah penyemprot (power sprayer, hand sprayer,
perekat.
mungkin sebelum waktu panen. Semakin jauh dari waktu panen semakin
baik. Agar waktu tanaman dipanen, pestisida telah terurai dan hanya
tempat yang cukup aman . Setelah aplikasi pestisida, langsung cuci dan
19
20
Waktu penggunaan pestisda dapat digunakan pada pagi hari, sore hari
tertutup.
singkat, bahkan ada jenis pestisida yang mampu membasmi hama atau
d. Dapat digunakan di area yang cukup luas dengan waktu yang singkat
Lahan yang luas dapat diselesaikan dengan waktu yang singkat, ada
2. Dampak pestisida
a. Bagi konsumen
b. Kesehatan
20
21
Pestisida yang masuk ke dalam tubuh dengan takaran yang tidak sesuai
c. Lingkungan
yaitu :
1) Residu Tanah
2) Residu Air
Badan air berupa air sumur adalah air hujan yang berasal dari
aliran permukaan.
tumbuhan seperti daun, batang, buah dan akar. Residu ada pada
21
22
daging ataupun kulit dari buah. Saat dimasak, atau dicuci residu
pertanian adalah:
lebih tinggi.
dilakukan penyemprotan.
22
23
Tokisitas Pestisida
pada tanaman, tetapi dapat menyebabkan risiko keluhan kesehatan pada manusia
yaitu keracunan kronik atau akut dan kematian bahkan pencemaran lingkungan
(Oka, 1995).
kandungan racun pestisida menunjukkan angka hingga toksisitas akut. Dari studi
toksisitas akut yang dilakukan pada binatang memperoleh data LD50. Artinya,
dosis bahan uji (mg) dalam 1 kg berat tikus dapat membunuh 50% hewan uji
tersebut (Sembodo, 2010). LD50 oral dan LD50 dermal mampu dibedakan. LD50
oral merupakan kematian jika hewan makan dan LD50 dermal kematian akibat
Nilai LD50 WHO menyatakan bahaya residu suatu pestisida dapat dilihat di
23
24
Data LD50 dalam senyawa kimia yang penting diketahui antara bahan formulasi
dan teknikal (bahan aktif) yang diaplikasikan petani. Semua jenis pestisida
merupakan racun, Setinggi apapun nilai LD50, jika dosis yang digunakan tinggi
juga beracun. Sama halnya dengan konsentrasi, semakin pekat pestisida akan
semakin beracun pestisida tersebut. Oleh karena itu dalam aplikasi pestisida,
a. Usia
24
25
b. Jenis kelamin
Kadar kholin bebas pada plasma laki-laki dewasa normal dengan rata-
c. Tingkat pengetahuan
d. Lama kerja
penyemprotan.
e. Status gizi
25
26
jenis penyakit lainnya. Semakin buruk status gizi seseorang maka akan
(Afriyanto, 2008).
a. Jenis pestisida
b. Waktu penyemprotan
Hal yang perlu diketahui oleh petani bahwa waktu penyemprotan saat
mengeluarkan keringat.
c. Alat penyemprot
d. Lama penyemprotan
26
27
e. Arah semprot
f. Penggunaan APD
topi, masker, baju lengan panjang, celana panjang kacamata dan lain-
lain.
g. Frekuensi penyemprotan
27
28
paling banyak terjadi. Seluruh dunia kontaminasi kulit 90% paling banyak
d. Jenis atau bagian kulit yang terpapar: misalnya mata, pestisida sangat
e. Luas kulit terpapar pestisida : semakin luas kulit yang terpapar, maka
terjadinya keracunan.
g. Kondisi fisik seseorang: jika kondisi fisik lemah maka makin tinggi
resiko keracunannya.
a. Menyeka wajah dengan tangan, sarung tangan atau lengan baju dengan
b. Pencampuran pestisida
28
29
pernapasan. Hal ini disebabkan gas pestisida yang digunakan sangat halus
b. Lama pemaparan
b. Pestisida yang terbuat dari bahan tepung memiliki resiko lebih tinggi
makanan/minuman.
label.
29
30
banyak terjadi. Lebih dari 54% petani yang menggunakan pestisida pernah
30
31
berdampak buruk bagi kesehatan jika tidak sesuai dengan syarat kesehatan
3 kelompok yaitu keracunan akut ringan, akut berat, dan kronis. Iritasi pada kulit,
sakit kepala, pusing, sakit pada badan hingga diare merupakan keluhan kesehatan
yang bersifat ringan. Adapun keracunan akut berat dapat menyebabkan kejang
perut, pupil mata mengecil, denyut nadi meningkat, menggigil, mual, sulit
bernafas, dan keluar air liur.Jika tidak segera ditangani bisa menimbulkan
kematian.
sangat sulit dikenali dan diketahui gejalanya dalam jangka waktu yang dekat.
Dampak yang ditimbulakan oleh pestisida dapat dirasakan dalam waktu yang
lama seperti kanker, cacat pada bayi, iritasi kulit, keguguran dan gangguan saraf,
Tindakan Pencegahan
Untuk mengurangi dampak negatif dari pemakaian pestisida bagi petani, yang
1. Peraturan perundangan
31
32
penyuluhan pertanian.
3. Peringatan bahaya
atau dosis label yang ada pada kemasan pestisida. Kemasan pestisida harus
4. Penyimpanan pestisida
5. Tempat kerja.
pestisida. Keadaan petani harus sehat, kuat,dan tidak dalam keadaan lapar
32
33
b. Apron atau celemek, terbuat dari kulit/ plastik. Pemakaian Apron dapat
(Sastroutomo, 1992).
gejala klinik ataupun efek dari keracunan. Karena keracunan dapat terjadi tanpa
mengenal tempat dan waktu, maka peran masyarakat awam juga ikut menentukan
Melalui kulit, hidung dan mulut racun dapat masuk ketubuh manusia
di tubuh.
33
34
dilakukan yaitu :
dari racun
2) Lakukan Trakeotomi
resuscitator.
34
35
Tanaman Jeruk
Jeruk adalah buah yang banyak digemari oleh penduduk Indonesia, dengan
kandungan vitamin C dan rasa yang segar. Jeruk manis merupakan yang banyak
disukai dari jenis lainnya. Jenis jeruk yang ditanam di Indonesia ada bebrapa jenis
adalah jeruk sitrun dan jeruk manis yang asalnya dari Asia Timur dan dari Asia
Tenggara ada jenis jeruk bali, jeruk nipis dan jeruk purut. Jeruk yang kulit dan
buah mudah dibuka adalah jenis jeruk mandarin, jenis yang kulit buahnya harus
dikupas dengan alat adalah jenis jeruk orange.Tumbuhan jeruk bisa tumbuh
(William, 2010).
tidak hanya dirusak oleh hama melainkan disebabkan penyakit. Kerusakan pada
tumbuhan dapat diakibatkan oleh jamur, bakteri, virus disebut penyakit. Penyakit
tanaman hingga mati. Tumbuhan yang sakit mempunyai gejala yang dapat dilihat
35
36
a. Kutu loncat
b. Kutu daun
d. Tungau merah
e. Kutu sisik
g. Penggerek buah
h. Lalat buah
d. Embun jelaga
e. Embun tepung
f. Kudis
jeruk dengan cara mencegah penyakit atau hama, pencegahan penyakit dan hama
tumbuhan adalah :
36
37
b. Membersihkan kebun
Landasan Teori
Peraturan Menteri Pertanian N0. 107 tahun 2014 pestisida menyatakan semua
zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk
tidak sama pada setiap tanaman, jenis yang digunakan tergantung dari masalah
setiap tanaman.
Pestisida bersifat bioaktif yang dijual secara komersial telah diuji dengan
akibat pestisida dapat menimbulkan keracunan bersifat akut dan kronis. Tanda-
tanda timbulnya sakit kepala, pusing, mual, muntah, Iritasi kulit, kebutaan, dan
37
38
dalam jangka waktu yang lama.Gangguan kesehatan yang bisa ditimbulkan dari
penggunaan pestisida adalah kanker, gangguan syaraf, fungsi hati dan ginjal,
(Djojosumarto,2000)
keluhan kesehatan dibagi menjadi dua yakni faktor intrinsik tubuh (jenis kelamin,
status gizi, dan umur) dan factor ekstrinsik tubuh (misalnya dosis pestisida, lama
Hasil penelitian dari Dede Kurniadi, Erni Maywita (2018) faktor-faktor yang
dari separuh (46,9%) tingkat pengetahuan rendah. Lebih dari separuh (53,1%)
38
39
Kerangka Konsep
Karakteristik responden :
- Usia
- Jenis kelamin
- Tingkat pengetahuan
- Lama kerja
- Status gizi
- Kebersihan badan
Penggunaan pestisda:
- Penyimpanan
- Pencampuran
39
Metode Penelitian
Jenis penelitian
penelitian ini karena petani di desa Narigunung belum pernah dilakukan penelitian
70 petani.
2012), jika besar populasi (N) diketahui maka dicari dengan rumus berikut:
dimana :
40
41
N
n=
1+ ( N × e2 )
n = besar sampel
sehingga :
70
n=
1+(70 ×0.1¿¿ 2)¿
n=41 sampel
Sampel yang diambil dengan teknik purposive sampling didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-
kulit ringan, sulit bernafas, diare, sering buang air kecil, mengi(bengek) yang
diakibatkan pestisida.
42
1. Usia
toksisitas suatu zat, semakin tua umur seseorang maka efektifitas sistem
2. Jenis kelamin
3. Tingkat pengetahuan
4. Lama kerja
semakin tinggi.
43
5. Status gizi
masalah kesehatan. Semakin buruk status gizi seseorang akan semakin mudah
beragamnya paparan pada tubuh petani yang mengakibatkan reaksi yang lebih
7. Waktu penyemprotan
8. Dosis pestisida
tertera pada label. Dosis atau takaran yang melebihi aturan akan
9. Alat penyemprot
Alat dan teknik aplikasi yang lain tepat adalah penyemprot/ sprayer. Alat
Penyemprotan sebaiknya tidak boleh lebih dari 4 jam, bila melebihi maka
Pemakaian alat pelindung diri lengkap ada 7 macam yaitu : baju lengan
panjang, celana panjang, masker, topi, kaca mata, kaos tangan dan sepatu
antara lain : tindakan apabila terkena pestisida pada saat pengadukan dan
15. Penyimpanan
matahari dan jauh dari jangkauan anak-anak, dalam ruang yang ventilas
16. Pencampuran
pestisida, alat yang digunakan pada saat mencampur dan mengaduk pestisida.
menggigil, iritasi kulit ringan, sulit bernafas, diare, sering buang air kecil,
pasca penyemprotan.
46
b. Pengukuran berat badan dan tinggi badan untuk menentukan status gizi.
dirasakan masyarakat.
jawaban salah = 0
Skala : nominal
2. Status gizi dilakukan dengan cara mengukur berat badan dan tinggi badan
Skala : nominal
47
menyemprot.
Skala : nominal
1) 1 jenis pestisida,
Skala : nominal
Skala : nominal
Skala: nominal
48
Skala : nominal
Skala : nominal
Skala : nominal
Skala : nominal
1) 1 kali
49
2) >1 kali.
Skala : nominal
1) dalam ruangan khusus yang ventilasinya cukup dan dalam wadah yang
tertutup rapat
Skala : ordinal
1) Ruang tertutup
2) Ruang terbuka
Skala : ordinal
paling sering dialami oleh petani pada saat penyemprotan atau setelah selesai.
dibagi dalam 12 kategori, yaitu : Mual, muntah, pusing, sakit kepala, susah
nafas, menggigil, iritasi kulit, diare, sering buang air kecil, mengi (bengek),
Skala : ordinal
50
Analisis Univariat
tentang pestisida, status gizi, lama kerja, jenis pestisida yang digunakan, waktu
dirasakan oleh petani penyemprot pestisida. Analisis ini dilakukan dengan system
komputernisasi dan melalui anlisis statistik descriptive dan akan disajikan dalam
satu desa yang terletak di Kecamatan Tiganderket Kabupaten Karo. Luas wilayah
desa Narigunung menurut jenis penggunaan tanah adalah lahan sawah seluas 2 Ha,
lahan bukan sawah 217 Ha dan lahan bukan pertanian 21 Ha. Jumlah luas seluruh
lahan menurut jenis penggunaannya adalah 240 Ha. Terletak antara Lintang Utara
03o-08o, Buj ur Timur 98o – 37o, Letak di atas permukaan laut 762 Meter dan Luas
51
52
sebesar 783 jiwa dengan kepadatan 309,58 per km2. Jumlah penduduk laki-laki di
desa Narigunung sebanyak 363 jiwa sedangkan jumlah perempuan sebanyak 380
jiwa dan jumlah rumah tangga sebanyak 204 rata-rata penduduk per rumah tangga
sebanyak 4 orang dengan jumlah kepala keluarga 223 kk ( BPS kab. Karo, 2017).
Tiganderket penghasil buah dan sayuran seperti buah jeruk, cabe, tomat, buah papaya,
buah salak, dan kubis. Tanaman jeruk merupakan tanaman yang dapat bertahan
selama beberapa tahun, dan masa panen sekitar 2 kali dalam setahun, jenis tanaman
jeruk yang ditanam merupakan jenis jeruk siam. Untuk mengatasi hama jeruk petani
pada umumnya melakukan penyemprotan pestisida yang tidak sesuai dengan anjuran
menggunakan satu jenis bahan pestisida. Tetapi pada kenyataannya petani di daerah
dan bahan perekat pada saat penyemprotan dengan alasan untuk menghemat waktu
dan tenaga. Air yang digunakan sebagai pengencer pestisida di daerah ini
Kemasan bekas pestisida yang bentuk bungkus plastik mereka buang sekitar
kebun mereka, ada juga yang membakar kemasan tersebut. Sedangkan kemasan
pestisida dalam bentuk botol plastik mereka bawa pulang ke rumah mereka dengan
53
alasan dapat digunakan kembali apabila perlu dan ada juga yang menjual kemasan
insektisida berupa : Curacron 500 EC, Dursban 200, EC, Reagen 50 SC, Winder 25
WP, Agrimec 18 EC, Elsan 60 EC, Furadan 3G, Decis 2,5EC, Joker 25 EC, Abacel
18EC, dan Kresban 200 EC. Sedangkan fungisida berupa : Antracol 70 WP, Dupont
Hasil Penelitian
responden yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pengetahuan, lama kerja, status gizi dan
dosis pestisida, alat penyemprot, lama penyemprotan, arah semprot terhadap arah
angin, pemakain APD dan frekuensi penyemprotan. Cara penanganan pestisida yaitu
penyimpanan dan pencampuran pestisida serta keluhan kesehatan yang dirasakan oleh
yang dibagi dalam 3 kelompok, untuk jenis kelamin dibagi dalam 2 kelompok laki-
laki dan perempuan, lama kerja responden 1- 25 tahun dan tingkat pendidikan
54
responden dibagi dalam 5 kelompok tidak sekolah, SD, SMP, SMA dan perguruan
tinggi.
Tabel 2
Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin, lama kerja dan
tingkat pendidikan
Total 41 100
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa jumlah responden pada penelitian
ini sebanyak 41 orang dengan jumlah usia paling banyak berada pada rentang 41- 60
tahun, yaitu sebanyak 25 orang (61%) dan rentang umur paling sedikit berada pada
rentang >60 yaitu sebanyak 2 orang (4,9%). Jumlah responden laki- laki penyemprot
orang (29,3%). Untuk lama kerja paling banyak berada pada rentang 1- 10 tahun,
yaitu sebanyak 21 orang (51,2%) dan lama kerja paling sedikit berada pada rentang
55
11- 20 tahun, yaitu sebanyak 14 orang (34,1%). Untuk tingkat pendidikan paling
banyak berada pada SMA yaitu sebanyak 25 orang (61%) dan paling sedikit SD yaitu
Tabel 3
Dari tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden paling
pengetahuan yang paling sedikit menjawab benar adalah berada pada pertanyaan
Tabel 4
Distribusi karakteristik responden berdasarkan tingkat pengetahuan
Dari tabel 4 diatas perhitungan jumlah skor pada perhitungan tingkat pengetahuan
responden maka dikategorikan baik dan kurang baik hasil penelititian dapat dilihat
dari tabel diatas bahwa tingkat pendidikan responden baik yaitu sebanyak 29 orang
Tabel 5
Distribusi karakteristik responden berdasarkan mean tinggi badan dan berat badan
Dari tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa mean berat badan responden adalah 67,55
kg, berat badan terendah adalah 50 kg dan tertinggi adalah 95 kg. untuk tinggi badan
adalah 163,05 cm dengan tinggi badan terendah 145 cm dan tertinggi 184 cm.
Tabel 6
Dari tabel 6 diatas dapat dilihat bahwa status gizi reponden tidak normal sebayak
Tabel 7
Distribusi karakteristik responden berdasarkan kebersihan badan
Dari tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa kebersihan badan responden bersih
>1 jenis dan menggunakan golongan pestisida insektisida, fungisida, akarisida dan
Tabel 8
Dari tabel 8 diatas dapat dilihat bahwa seluruh responden menggunakan >1 jenis
pestisida dalam sekali aplikasi. Jenis pestisida yang sering digunakan petani dapat
dilihat di tabel 9.
58
Tabel 9
Dari tabel 9 diatas dapat dilihat bahwa golongan pestisida paling banyak
digunakan adalah insektisida dan fungisiya yaitu sebanyak 41 orang (100%) dan
Tabel 10
Dari tabel 10 diatas dapat dilihat bahwa waktu penyemprotan pada pagi/sore hari
(51,2%) dan sesuai takaran sebanyak 250 orang (48,8%). Alat penyemprotan
paling banyak <4 jam sebanyak 28 orang (28,3%). Sikap terhadap arah semprot
terhadap arah angin yaitu searah dengan arah angin sebanyak 21 orang (51,2%)
Tabel 11
Dari tabel 11 diatas dapat dilihat bahwa pemakain APD paling banyak yaitu
pelindung kepala, kaki dan badan yaitu sebanyak masing-masing 41 orang (100%)
dan pemakain APD paling sedikit adalah pelindung mata sebanyak 3 orang (7,3 %).
Tabel 12
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kebersihan APD paling banyak adalah
langsung dicuci yaitu 31 orang (75,6%) dan untuk frekuensi penyemprotan paling
Tabel 13
Dari tabel 13 diatas dapat dilihat bahwa cara penangan pestisida oleh petani jeruk
sebanyak 41 orang (100%) dan untuk pencampuran pestisida ruang terbuka sebanyak
41 orang (100%).
berbagai keluhan kesehatan pada saat aplikasi pestisida ataupun setelah menyemprot
pestisida. Keluhan yang dialami petani diantaranya mual, muntah, pusing, sakit
61
kepala, susah nafas, menggigil, iritasi kulit, diare pandangan kabur dan keringat
berlebihan
Table 14
Dari tabel 14 diatas dapat dilihat bahwa petani paling banyak mengalami keluhan
kesehatan pusing yaitu 40 orang (97,6%), disusul dengan keluhan kesehatan mual
sebanyak 31 orang (75,6%) dan keluhan kesehatan paling sedikit yaitu diare sebanyak
2 orang (4,9%).
Tabel 15
Dari tabel 15 diatas dapat dilihat bahwa untuk pengobatan keluhan kesehatan
paling banyak tidak berobat yaitu 30 orang (73,2%) dan mencari pengobatan di RS
1. Usia
25 orang (61%) dan >61 tahun sebanyak 2 orang (4,9%). Usia merupakan
UnchangeableRisk Factors, yaitu faktor risiko tidak dapat berubah atau tetap.
tubuh dalam mengatasi tingkat toksisitas suatu zat, semakin tua umur
berkurang. Hal ini berarti pekerja memiliki resiko tinggi terjadinya keracunan
pestisida.
seseorang maka fungsi metabolisme akan menurun dan ini juga akan
63
64
2. Jenis Kelamin
berbahaya yang dilakukan secara rutin atau terus menerus. Lokasi tempat
kerja yang luas dan berpindah-pindah menjadi salah satu alasan laki-laki lebih
Kadar kholin bebas pada plasma laki-laki dewasa normal dengan rata-rata
darah lebih tinggi dari laki-laki. Namun, tidak diizinkan wanita untuk
3. Lama Kerja
pada rentang 1- 10 tahun, yaitu sebanyak 21 orang (51,2%) dan lama kerja
paling sedikit berada pada rentang 11-20 tahun, yaitu sebanyak 14 orang
risiko terjadinya penumpukan racun dalam tubuh dan pada akhirnya akan
4. Tingkat Pendidikan
orang (61%) dan paling sedikit SD yaitu sebanyak 3 orang (7,3%). Tingkat
penyemprot yaitu tamat SMA dan sebagian petani tamat perguruan tinggi
akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam
5. Pengetahuan Responden
dimiliki responden karena adanya pelatihan yang sering dilakukan oleh suatu
pengetahuan terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu
pendidikan, umur dan pekerjaan dan faktor eksternal yaitu faktor lingkungan
seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Oleh sebab itu,
6. Status gizi
dan tidak normal sebanyak 22 (53,7%). Status gizi tidak normal petani karena
kebiasaan pola makan sayuran dan makan dengan porsi besar dalam
keseharian yang padat. Pada pagi hari petani tersebut berkebun jeruk dan sore
hari dilanjutkan dengan tanaman lainnya seperti cabe dan tomat. Status gizi
67
penyakit lainnya.
seseorang tersebut terjadi masalah kesehatan. Hasil status gizi pada penelitian
ini menggunakan IMT untuk tolak ukurnya, sedangkan status gizi seseorang
dipengaruhi juga oleh faktor genetik dan pola makan (Anggraini, 2014).
7. Kebersihan badan
bersih sebanyak 17 orang (41,5%). Dilihat dari data yang diperoleh sebagian
kerusakan pada hati, keseimbangan elektrolit dalam tubuh dan luka bakar
kimia pada kulit, selaput lendir pada mulut dan mata. Dimana pestisida ini
dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui kulit dan alat pencernaan. Oleh
karena itu sangat berbahaya apabila kita makan, minum, dan merokok pada
dapat berakibat keracunan pada petani tersebut yaitu masuknya bahan kimia
dari pestisida melalui kulit, bahan racun tersebut memasuki pori-pori atau
terserap langsung ke dalam sistem tubuh, terutama bahan yang larut minyak.
1. Jenis Pestisida
tidak dirasakan langsung saat ini karena sifatnya yang kumulatif dan
tergantung dari kandungan zat aktif dan sifat fisik dari pestisida tersebut.
2. Waktu penyemprotan
penyemprotan pagi atau sore hari sesuai dengan kondisi cuaca pada saat itu.
Hal ini sesuai dengan dengan rekomendasi umum untuk penyemprotan dalam
saat hujan, udara terlalu kering (penguapan), terlalu panas, dan saat keadaan
berangin.
Keadaan udara yang mendekati ideal umumnya bisa diperoleh pada pagi
hari sesudah embun hilang hingga sekitar pukul 10.00. Sementara pada sore
hari pukul 15.00–17.00 jika tidak ada angin dan hujan. Waktu aplikasi yang
3. Pencampuran Dosis
dan sesuai takaran sebanyak 250 orang (48,8%). Berdasarkan hasil penelitian,
pestisida yang cukup mahal, memaksa petani untuk lebih menghemat dengan
70
menyebabkan dosis yang digunakan bisa saja melebihi atau kurang dari
resisten menjadi lebih cepat. Namun, takaran yang terlalu rendah cenderung
oleh Gagas pertanian (2013) yang menyatakan jika dosis berlebih, organisme
besar. Makhluk hidup lain yang terkena paparan pestisida juga akan mati atau
penting dalam menjaga ekosistem. Musuh alami akan mati, tanah dan air bisa
terburuknya adalah petani yang menyemprot justru keracunan. Jika dosis yang
tanaman tidak akan mati, hanya mabuk sesaat, kemudian pulih lagi.
4. Alat penyemprotan
dengan pompa mesin, terkadang pada saat pemindahan pestisida yang telah
berjalan menyisiri ladang yang cukup luas. Pekerjaan ini akan dapat
sikap tubuh yang dipaksakan dan gerakan berulang yang dapat mengakibatkan
terjadinya cedera, energy terbuang secara percuma dan waktu kerja yang tidak
5. Lama penyemprotan
penyemprotan >4 jam, pekerja yang bekerja dalam jangka waktu yang cukup
72
makin lama bekerja maka akan semakin bertambah jumlah pestisida yang
menjaga efek yang tidak diinginkan maka dianjurkan supaya tidak melebihi 4
bekerja selama 5-6 jam per hari dan setiap minggu harus dilakukan pengujian
pestisida tidak mengenai tanah secara tepat. Hal ini menyebabkan sedikitnya
berkurang.
7. Pemakaian APD
Pemakain APD paling banyak yaitu pelindung kepala, kaki dan badan
sedikit adalah pelindung mata sebanyak 3 orang (7,3 %). Berdasarkan hasil
73
penelitian seluruh responden telah menggunakan alat pelindung diri pada saat
dan sarung tangan panas apabila dipakai. Meskipun mereka mengetahui resiko
yang akan terjadi jika tidak menggunakan alat pelindung diri, mereka
yang dapat mengenai pengguna secara langsung dan mengurangi resiko ( Dwi,
2015).
8. Frekuensi penyemprotan
dan >1 kali 10 orang (24,4%). Frekuensi penyemprotan pestisida dalam waktu
semingga sudah baik karena 75% petani melakukan penyemprotan <2 kali.
menyimpan pestisida di gudang pertanian, dari hasil wawancara petani tidak pernah
menyimpan pestisida di dalam rumah karena jarang pestitida yang digunakan tidak
habis dalam sekali semprot, jika ada sisa maka akan disimpan di kebun. Penyimpanan
pestisida merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam penggunaan
sederhana bagi petani yang menyimpan pestisida di kebun/ladang. Ada yang hanya
meletakkan di atas papan-papan yang disusun namun ada juga yang menyimpan
dengan dosis dan takaran yang dianjurkan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
memiliki sirkulasi udara yang baik karena di tempat tertutup pestisida memiliki daya
racun yang lebih tinggi sehingga dapat mengakibatkan keracunan melalui pernapasan.
Pada petani yang menggunakan mesin penyemprot, pestisida dicampur di dalam tong
dan langsung diaduk oleh mesin penyemprot. Cara ini cukup aman karena petani
75
hanya menuangkan jenis pestisida yang digunakan dan tidak ada kontak langsung
yang cukup lama. Kekurangan yang ditemui pada proses ini adalah minimnya
penggunaan alat pelindung diri. Dari 2 orang petani yang menggunakan mesin, tidak
ada satupun menggunakan pelindung diri baik sarung tangan ataupun masker
(Anggraini 2014).
Kontak langsung dengan pestisida ini juga besar perannya berdasarkan sifat fisik
pestisida yang digunakan. Pestisida dalam bentuk cair mungkin masih bisa dilakukan
perlindungan dengan menggunakan media lain seperti kayu, sendok takar dan lainnya
pestisida yang digunakan memiliki bentuk fisik serbuk atau tepung, petani akan lebih
sering melakukan kontak langsung dengan pestisida karena sifat pengerjaannya yang
ditabur langsung pada tanaman. Pajanan yang terbesar dari penyemprot pestisida
adalah melalui kulit adalah tangan. Hal yang perlu diperhatikan apabila terkena
membersihkannya dengan air dan sabun ataupun arang aktif sesuai dengan sifat dan
jenis bahan kimia yang terkena. Masih banyak petani yang membiarkan saja dirinya
sudah merupakan hal biasa sehingga mereka membiarkan saja tanpa membersihkan
kesehatan pusing yaitu 40 orang (97,6%), dan keluhan kesehatan mual sebanyak 31
orang (75,6%) dan keluhan kesehatan paling sedikit yaitu diare sebanyak 2 orang
petani menggunakan campuran dari 2 jenis bahkan 3 jenis pestisida yaitu campuran
insektisida dan fungisida yang dipakai pada setiap penyemprotan. Keluhan kesehatan
lain yang dirasakan petani seperti batuk, mengantuk dan sulit tidur.
Insektisida merupakan asam kuat, amin, ester atau fenol yang dapat me-
nimbulkan iritasi pada kulit, bentuk merah pada kulit dan dermatitis. Dari
sistem saraf. Semua jenis insektisida baik organoklorin, organofosfat, carbamat dan
piretroid adalah racun saraf. Hal ini dapat terjadi pada saraf perifer dan/atau pada
sesudah panen, untuk mencegah terjadinya kerusakan pada tumbuhan akibat spora
lendir, membrane mata dan hidung. Semua fungisida bersifat sitotoksik dan karena
2014)
77
pestisida yang digunakan antara lain kulit kemerahan dan gatal yang sifatnya hilang
bila tidak kontak dengan pestisida dan muncul kembali bila kontak dengan pestisida,
iritasi kulit dimana kulit kemerahan dan terasa panas dan sakit, pusing, sakit kepala,
Pestisida dapat mempengaruhi sistem sirkulasi darah, sistem syaraf pusat, alat
pencernaan, kerusakan pada hati, keseimbangan elektrolit dalam tubuh dan luka bakar
kimia pada kulit, selaput lendir pada mulut dan mata. Dimana pestisida dapat masuk
ke dalam tubuh manusia melalui kulit dan alat pencernaan. Oleh karena itu sangat
berbahaya apabila kita makan, minum, dan merokok pada saat melakukan
disebutkan oleh WHO (1984) bahwa sikap yang sudah positif terhadap nilai-nilai
kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata. Pengetahuan responden
pelindung diri tidak menjadi alasan responden mau menggunakan APD dikarenakan
pestisida sehingga sikap responden yang terbentuk hanya untuk menghindari konflik
terhadap individu yang dianggap penting bukan karena adanya komponen emosi dan
Kesimpulan
banyak berada pada rentang 41- 60 tahun, yaitu sebanyak 25 orang (61%).
(70,7%). Untuk lama kerja paling banyak berada pada rentang 1- 10 tahun,
berada pada SMA yaitu sebanyak 25 orang (61%), untuk tingkat pendidikan
normal sebayak 22 orang (53.7%) dan untuk kebersihan badan petani bersih
78
79
sebanyak 28 orang (28,3%), sikap terhadap arah semprot searah dengan arah
(100%) dan pemakain APD paling sedikit adalah pelindung mata sebanyak 3
keluhan kesehatan paling sedikit yaitu sakit kepala, iritasi kulit ringan, diare,
Saran
penggunaan pestisida yang baik dan benar melalui penyuluhan atau pelatihan-
80
APD.
APD lengkap seperti misalnya masker, sarung tangan, kacamata dan sepatu
boot.
4. Bagi peneliti lain, perlu adanya riset lebih lanjut dengan mengukur tingkat
petani penyemprot.
Daftar Pustaka
81
82
https://media.neliti.com/media/publications/25014-ID-faktor
risiko-dalam-penggunaan-pestisida-pada-petani-di-berastagi-kabupaten
karo.pdf
Ida, A.G. & Anak A.S. (2018). Hubungan Penggunaan Pestisida dan Alat
Pelindung Diri dengan Keluhan Kesehatan pada Petani Hortikultura di
Buleleng, Bali. Diakses 8 Januari 2019, dari
https://media.neliti.com/media/publications/164401-ID-none.pdf
Puskesdes desa Narigunung II 2017 tentang data dan jumlah penduduk desa
Narigunung II
Permenaker No.03 Tahun 1986 tentang syarat- syarat keselamatan dan kesehatan
ditempat kerja yang mengelola Pestisida
Sartono, (2002). Racun dan keracunan (ed 1). Jakarta: Widya Medika
Sastroutomo, S. (1992). Pestisida Dasar-Dasar dan Dampak Penggunaannya.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama . Jakarta.
Sembodo, R.J. (2010). Gulma Dan Pengelolaanya. Yogyakarta: Graha Ilmu.
83
KUISIONER PENELITIAN
Analisis Faktor Risiko dalam Penggunaan Pestisida dan Keluhan Kesehatan
pada Petani Jeruk di Desa Narigunung Kecamatan Tiganderket Kabupaten
Karo
No responden :
Tanggal wawancara :
Nama :
Alamat :
1. Usia : Tahun
Perguruan Tinggi
Tingkat Pengetahuan:
6. Menurut anda bahaya apa yang akan timbul jika menggunakan pestisida
secara terus-menerus ?
b. Menimbulkan keracunan
a. Membunuh serangga
sehari?
b. 5 jam
c. 6-8 jam
Status Gizi
10. Status gizi (diisi oleh pewawancara sesuai dengan berat badan dan tinggi
badan responden)
Kebersihan Badan
menyemprot?
a. Ya b. Tidak
Jenis pestisida
13. Berapa banyak jenis pestisida yang anda gunakan untuk menyemprot ?
a. 1 jenis pestisida
a. Insektisida c. Herbisida
Sebutkan,.............................................
Waktu penyemprotan
b. Siang hari
Dosis pestisida
Alat penyemprotan
Lama penyemprotan
Arah semprot
20. Bagaimana sikap anda terhadap arah angina saat menyemprot pestisida?
Pemakaian APD
21. Apakah anda memakai alat pelindung pada saat kontak dengan pestisida ?
a. Ya b. Tidak
88
22. Jika “Ya” apa saja yang anda gunakan ? (lingkari jawaban jika lebih dari1)
a. Pelindung kepala
b. Pelindung mata
c. Pelindung pernapasan
d. Pelindung tangan
e. Pelindung kaki
f. Pelindung badan
23. Setelah selesai melakukan penyemprotan apa yang anda lakukan terhadap
pakaian kerja?
Frekuensi penyemprotan
Penyimpanan pestisida
Pencampuran
89
pestisida?
a. Ya b. Tidak
a. Diruang tertutup
b. Diruang terbuka
dialami adalah:
NO Gejala Ya Tidak
1. Mual
2. Muntah
3. Pusing
4. Sakit kepala
5. Susah nafas
6. Menggigil
7. Iritasi kulit ringan
8. Diare
9. Sering buang air kecil
10. Mengi (bengek)
11. Pandangan kabur
12. Keringat berlebihan
90
Lain-lain, sebutkan..................................
a. Beberapa menit
b. Beberapa jam
Pengobatan lainnya,……………….
91
Lampiran
MASTER DATA
PP PP PP PP PP PP PP
No KR1 KR1K KR2 KR3 KR4 KR5 KR6 KR7 1 2 3 4 5 6 7 APD1 APD2 APD3 APD4 APD5
41 39 1 1 12 2 3 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
40 36 1 1 11 2 4 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 0 1 0 1
39 25 1 1 6 1 4 2 2 2 3 1 2 1 1 2 1 0 1 0 1
38 44 2 1 25 3 4 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 0 1 0 1
37 53 2 2 20 2 4 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 0 1 0 1
36 44 2 1 8 1 3 2 1 2 3 1 1 1 1 2 1 0 1 0 1
35 43 2 1 8 1 3 2 1 2 4 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
34 37 1 1 8 1 3 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1
33 44 2 1 12 2 4 1 1 2 3 1 2 1 2 2 1 0 1 0 1
32 35 1 2 10 1 4 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 0 1 0 1
31 42 2 1 10 1 4 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
30 50 2 2 20 2 3 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 0 1 0 1
29 57 2 1 22 3 4 1 2 2 4 1 1 1 1 2 1 0 1 0 1
28 35 1 1 5 1 4 1 1 2 3 1 1 1 1 2 1 0 1 0 1
27 57 2 1 20 2 3 1 1 2 3 1 1 1 1 2 1 1 1 0 1
26 35 1 1 13 2 4 2 1 2 4 1 1 1 2 2 1 0 1 0 1
25 50 2 1 13 2 2 1 2 2 3 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
24 49 2 1 25 3 4 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1 0 1 0 1
23 46 2 1 8 1 3 2 1 2 3 1 2 1 2 1 1 0 1 0 1
22 47 2 1 20 2 5 2 1 2 4 1 2 1 1 2 1 1 1 0 1
21 43 2 2 20 2 5 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
100
20 52 2 2 27 3 5 1 1 2 4 1 2 1 1 1 1 0 1 0 1
19 39 1 2 15 2 4 1 2 2 4 1 2 1 1 2 1 0 1 0 1
18 41 2 1 10 1 4 2 1 2 3 1 2 1 2 1 1 1 1 0 1
17 37 1 2 10 1 5 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 0 1 0 1
16 69 3 1 30 3 4 2 2 2 3 1 2 1 2 2 1 0 1 0 1
15 25 1 2 6 1 4 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 0 1 0 1
14 25 1 1 5 1 4 1 1 2 3 1 2 1 2 1 1 0 1 0 1
13 45 2 2 10 1 4 2 1 2 3 1 1 1 1 2 1 0 1 0 1
12 31 1 1 6 1 4 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 0 1 0 1
11 47 2 2 10 1 4 2 2 2 3 1 2 1 1 1 1 0 1 0 1
10 42 2 2 8 1 4 2 1 2 3 1 2 1 1 2 1 0 1 0 1
9 51 2 1 10 1 2 1 2 2 3 1 2 1 2 1 1 0 1 0 1
8 45 2 1 8 1 4 1 2 2 4 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
7 53 2 1 10 1 2 1 2 2 4 1 1 1 2 1 1 0 1 0 1
6 47 2 1 12 2 4 1 2 2 3 1 1 1 1 2 1 0 1 0 1
5 58 2 1 20 2 5 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 0 1 0 1
4 33 1 1 3 1 4 2 2 2 3 1 1 1 1 2 1 0 1 0 1
3 37 1 1 10 1 4 1 1 2 4 1 1 1 2 1 1 0 1 0 1
2 71 3 1 23 3 4 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
1 44 2 2 15 2 5 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 0 1 0 1
101
PP KELUHA KELUHAN P P P K KP
APD6 8 PP9 CP1 CP2 N 1 KELUHAN 2 BEROBAT P1 2 3 P4 5 P 1 BB TB
1 2 1 2 2 1 1 1 1 0 1 1 0 0 2 1 65 155
1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 0 0 3 2 65 167
1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 0 0 3 2 76 164
1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 0 0 3 2 65 168
1 2 1 2 2 1 3 1 1 1 1 1 0 0 3 2 65 157
1 2 1 2 2 1 8 2 2 0 1 1 0 0 2 1 75 165
1 2 1 2 2 1 6 1 2 0 1 1 0 0 2 1 70 165
1 2 1 2 2 1 5 2 2 0 1 1 0 0 2 1 68 175
1 2 1 2 2 1 6 2 2 1 1 1 0 0 3 2 65 167
1 1 2 2 2 1 7 1 1 0 1 1 0 0 2 1 65 150
1 1 2 2 2 1 3 2 1 1 1 1 0 0 3 2 70 175
1 2 1 2 2 1 2 1 2 0 1 1 0 0 2 1 60 155
1 1 1 2 2 1 1 2 1 0 1 1 0 0 2 1 60 168
1 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 0 0 3 2 65 175
1 2 1 2 2 1 2 2 2 0 1 1 0 0 2 1 60 170
1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 0 0 3 2 65 160
1 2 2 2 2 1 1 2 2 0 1 1 0 0 2 1 59 159
1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 0 0 3 2 65 161
1 2 2 2 2 1 2 1 2 0 1 1 0 0 2 1 75 160
1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 0 4 2 80 165
1 2 1 2 2 1 11 1 2 0 1 1 1 0 3 2 95 162
1 2 1 2 2 1 12 1 2 1 1 1 1 0 4 2 65 167
102
1 2 2 2 2 1 12 2 2 1 1 1 0 0 3 2 57 155
1 2 1 2 2 1 3 2 1 1 1 1 0 0 3 2 79 163
1 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 0 4 2 75 165
1 1 1 2 2 1 12 2 2 1 1 1 0 0 3 2 65 160
1 2 1 2 2 1 4 1 2 1 1 1 0 0 3 2 80 160
1 2 2 2 2 1 5 2 2 1 1 1 1 0 4 2 60 172
1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 0 0 3 2 75 157
1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 0 0 3 2 55 165
1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 0 0 3 2 56 145
1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 0 0 3 2 78 150
1 2 2 2 2 1 1 2 1 0 1 1 0 0 2 1 60 160
1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 0 0 3 2 63 160
1 1 1 2 2 1 1 1 2 0 1 1 0 0 2 1 50 155
1 1 1 2 2 1 12 2 2 1 1 1 0 0 3 2 50 160
1 2 1 2 2 1 3 2 2 1 1 1 1 0 4 2 65 175
1 1 2 2 2 1 5 2 1 1 1 1 0 0 3 2 95 184
1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 0 0 3 2 67 167
1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 0 0 3 2 74 168
1 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 0 4 2
103
1 1 0 0 2 2 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 4
1 1 0 1 3 2 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 9
1 1 1 0 3 2 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 7
1 1 0 0 2 2 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 5
1 1 0 1 3 2 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 4
1 1 0 0 2 2 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 6
1 1 0 1 3 2 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 5
1 1 1 0 3 2 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 5
1 1 0 0 2 2 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 5
1 1 0 0 2 2 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 4
1 1 0 1 3 2 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 5
1 1 0 1 3 2 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 5
1 1 0 0 2 2 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 4
1 1 0 1 3 2 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 3
1 1 0 0 2 2 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 6
1 1 0 0 2 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 1 0 1 3 2 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 4
1 1 0 0 2 2 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 4
105
Keterangan :
No : No responden
KR1 : Usia responden
KR1K : Usia kelompok reponden
KR2 : Jenis kelamin
KR3 : Lama kerja
KR3K : Lama kerja kelompok
KR4 : Tingkat pendidikan
KR6 : Status gizi
KR7 : Kebersihan badan
PP1 : Jenis pestisida
PP2 : Golongan pestisida
PP3 : Waktu penyemprotan
PP4 : Dosis pestisida
PP5 : Alat penyemprotan
PP6 : Lama penyemprotan
PP7 : Arah penyemprotan
APD1 : Pelindung kepala
APD2 : Pelindung mata
APD3 : Pelindung pernapasan
APD4 : Pelindung tangan
APD5 : Pelindung kaki
APD6 : Pelindung badan
PP9 : Kebersihan apd
PP10 : Frekuensi penyemprotan
CP1 : Penyimpanan pestisida
106
KK6 : Menggigil
KK7 : Iritasi kulit ringan
KK8 : Diare
KK9 : Sering buang air kecil
KK10 : Mengi (bengek)
KK11 : Pandangan kabur
KK12 : Keringat berlebihan
KKK : Kategori keluhan kesehatan