2. Tujuan
Retorika bertujuan menerangkan kaidah-kaidah yang menjadi landasan dari tulisan yang
bersifat prosa atau wacana lisan yang berbentuk pidato atau ceramah, untuk
mempengaruhi sikap dan perasaan orang.
3. Sistematika Oratori
Orang yang pertama dianggap memperkenalkan oratori (seni berpidato) ialah orang
Yunani Sicilia,. Tetapi tokoh pendiri sebenarnya ialah Corax dari Sirakusa (500 SM).
Bagian sistematika oratori, adalah :
a. Proem atau pengantar dari pidato yang akan disampaikan.
b. Diegesis (narration) yaitu bagian yang mengandung uraian tentang pokok persoalan
yang akan dikemukakan.
c. Agon (argument) yaitu bagian pidato yang mengemukakan bukti-bukti mengenai
pokok persoalan yang dikemukakan.
d. Prekbasis (digressio) yaitu catatan pelengkap yang mengemukakan keterangan-
keterangan lainnya yang dianggap perlu untuk menjelaskan persoalan tadi.
e. Peroratio yaitu bagian penutup pidato yang mengemukakan kesimpulan dan saran-s
48
b. Narratio (diegesis) : pernyataan mengenai kasus yang dibicarakan, mengandung
pernyataan mengenai fakta-fakta awal yang jelas, dipercaya, singkat, dan
menyenangkan.
c. Agon (argument) : menyajikan fakta-fakta untuk membuktikan masalah atau kasus
yang tengah dibicarakan.
d. Refutatio (lysis) : bagian yang menolak fakta-fakta yang berlawanan.
e. Peroratio (Epilogos) : sebuah kesimpulan atau suatu rekapitulasi dari apa yang telah
dikemukakan dengan suatu emosional pada pendengar.
PENYAJIAN LISAN
1. Peranan Pidato
Penyajian lisan dapat berguna bagi masyarakat jika kemahiran itu digunakan untuk
memajukan masyarakat, untuk mengembangkan suatu tingkat kebudayaan yang lebih
tinggi dan lebih luhur. Seorang tokoh atau pemimpin yang tidak bisa berbicara di depan
umum akan menjauhkan dirinya sendiri dari masyarakat yang dipimpinnya; ia tidak
sanggup mengadakan komunikasi langsung dengan anggota-anggota masyarakatnya.
Betapapun cemerlang teori yang dirumuskannya, betapapun gemerlapan penerapan-
penerapan teorinya dalam penemuan-penemuan yang baru, tetapi jika tidak sanggup
mengungkapkan pengetahuannya itu kepada orang lain, sukar ia mendapat pengikut
dalam bidang pengetahuannya itu. Sebab itu setiap mahasiswa harus berusaha pula
memiliki kemampuan ini, di samping keahliannya mengungkapkan pikirannya secara
tertulis. Kemahiran mengungkapkan pikiran secara lisan atau dengan singkat penyajian
lisan, bukan saja menghendaki penguasaan bahasa yang baik dan lancar, tetapi
menghendaki pula persyaratan-persyaratan lain, seperti : keberanian, ketenangan sikap
di depan massa, sanggup mengadakan reaksi yang cepat dan tepat, sanggup
menampilkan gagasan-gagasannya secara lancar dan teratur, dan memperlihatkan suatu
sikap dan gerak-gerik yang tidak kaku dan canggung.
2. Jenis Pidato
Jenis pidato yang didasarkan pada pendengarnya, yaitu :
a. Pidato yudisial (legal/forensik), yaitu pidato mengenai perkara di pengadilan,
mengenai apa yang telah terjadi dan tidak pernah terjadi. Pendengarnya ialah para
hakim atau yuri dalam suatu mahkamah pengadilan.
b. Pidato deliberatif (politik/suasoria), yaitu pidato yang berisi nasihat yang
disampaikan para penasihat mengenai hal-hal yang patut atau tidak patut dilakukan.
Para pendengarnya adalah anggota badan legislatif atau eksekutif.
c. Pidato epidiektik (demonstratif), yaitu pidato-pidato baik untuk pementasan,
upacara-upacara ibadah maupun bukan ibadah, biasanya berisi kecaman atau pujian
mengenai hal-hal yang terjadi sekarang
7. Penyesuaian Diri
Pembicara yang berpengalaman akan menghadapi situasi ini dengan melakukan :
a. Menyiapkan dan mempelajari topik pembiacaraannya dengan sebaik-baiknya.
b. Mengadakan konsentrasi kepada kebutuhan pendengar, sehingga nilai informasinya
tidak akan diragukan.
Menyesuaikan diri tidak diartikan sebagai pembicara harus mengikuti sikap dan
kemauan pendengar, sebaliknya harus merebut sikap pendengar.
Beberapa macam penyesuaian yang harus dilakukan adalah :
a. Penyesuaian terhadap sikap bermusuhan
Beberapa metode untuk menguasai pendengar yang bersikap bermusuhan :
1) Menunjukkan sikap bersahabat dengan mereka;
2) Menunjukkan kesesuaian atau kesamaan pandangan antara pembicara dan
pendengar;
3) Menunjukkan sikap jujur, sopan, serta menciptakan humor yang sehat dan
menyenangkan;
4) Menunjukkan pengalaman-pengalaman yang umum, yang juga dialami para
pendengar;
5) Menunjukkan rasa penghargaan terhadap kesanggupan pendengar dan hasil-
hasil yang mereka capai, atau yang dicapai sahabat-sahabat mereka.
b. Penyesuaian terhadap sikap angkuh
Pembicara harus menunjukkan kepercayaan atas diri sendiri, diimbangi dengan rasa
sopan santun. Merebut penghargaan pendengar dengan menguraikan pikirannya
dengan baik dan teratur, berusaha untuk memperkuat pembiacaraannya dengan
fakta-fakta dan bukan dengan menonjolkan dirinya.
51
c. Penyusunan Bahan
1) Bagian pengantar, menyampaikan suatu orientasi mengenai apa yang akan
diuraikan, serta bagaimana usaha untuk menjelaskan tiap bagian itu.
2) Tiap bagian yang ditonjolkan diikuti dengan penjelasan, ilustrasi, atau
keterangan-keterangan yang sifatnya kurang penting.
3) Pada akhir uraian pembicara menyampaikan ikhtisar seluruh uraian, agar
hadirin dapat memperoleh gambaran secara bulat.
d. Penyajian Lisan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian lisan pada :
1) Kelompok Kecil
a) Gerak-gerik
Pembicara harus memperlihatkan dirinya betul-betul sebagai seorang
manusia yang hidup. Gerak-geriknya harus lincah, bebas, tidak kaku.
Mengadakan komunikasi melalui tatapan matanya, air muka, dsb. Mimik,
Wajah mukanya harus diekspresi sesuai dengan isi pembicaraannya.
b) Teknik bicara
Jika pembicara mengetahui ada hadirin yang saling berbicara sendiri atau
berbuat gaduh, pembicara yang berpengalaman biasanya merendahkan
suaranya dan bukan berteriak untuk mengatasi kegaduhan itu.
c) Transisi
Dalam penyajian lisan transisi berbentuk bahasa lebih banyak diperlukan.
Transisi dari suatu topik ke topik yang lain dapat dilakukan dengan cara :
(1) Sesudah menyelesaikan suatu topik, pembicara berhenti sebentar
sebelum mulai dengan topik baru.
(2) Pada saat menyampaikan topik baru, pembicara menggunakan satu-
dua kalimat sebagai pengantar bagi topik yang baru tersebut.
(3) Peralihan itu dapat juga dinyatakan dengan perubahan sikap, dari
sikap duduk berubah ke sikap berdiri.
d) Alat Peraga
Alat peraga yang biasa dipergunakan adalah : proyektor geser, film,
gambar, mesin perekam, dll.
2) Kelompok Besar
a) Pembukaan
Sebelum mulai, pembicara menggunakan satu dua menit untuk mengukur
situasi, melayangkan pandangannya sebentar untuk mendapatkan suatu
kesan singkat mengenai semua orang yang berkumpul.
b) Kecepatan Bicara
Kecepatan dan volume suara harus disesuaikan dengan jumlah pengunjung,
besarnya ruangan, serta sifat mudah atau sulitnya topik pembicaraan.
c) Artikulasi
52