Anda di halaman 1dari 5

Nama : DINIZATI HULWANI RIYADI

prodi : TPTH
Nim : 2122140008

MENGANALISIS TANAMAN BAWANG MERAH

Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman


hortikultura musiman yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Namun
pada saat-saat tertentu sering mengalami banjir produksi
sehingga harganya anjlok. Diperparah lagi dengan kebijakan
impor yang diterapkan pemerintah yang seringkali memperparah
kejatuhan harga bawang merah di pasaran.
Untuk menghindari fluktuasi harga yang sangat merugikan
petani, perlu upaya untuk melakukan budidaya bawang merah
diluar musim. Seiring dengan pembatasan kegiatan budidaya di
musim-musim puncak.

Budidaya bawang merah memerlukan penyinaran matahari


lebih dari 12 jam sehari. Tanaman ini cocok dibudidayakan di
dataran rendah dengan ketinggian 0 hingga 900 meter dari
permukaan laut. Suhu optimum untuk perkembangan tanaman
bawang merah berkisar 25-32 derajat celcius. Sedangkan
keasaman tanah yang dikehendaki sekitar pH 5,6-7.
Kali ini alamtani mencoba menguraikan langkah-langkah teknis
yang perlu disiapkan untuk melakukan usaha budidaya bawang

merah. Cara menanam bawang merah ini disarikan dari


pengalaman para petani bawang di Brebes, Jawa Tengah. Berebes
merupakan salah satu sentra budidaya bawang merah terbesar di
Indonesia.

Benih bawang merah


Varietas benih untuk budidaya bawang merah cukup banyak.
Ada benih lokal hingga benih hibrida impor. Bentuk benihnya
ada yang dari biji, ada juga berupa umbi. Kebanyakan budidaya
bawang merah di sentra-sentra produksi menggunakan umbi
sebagai benih.
Benih bawang merah yang baik berasal dari umbi yang dipanen
tua, lebih dari 80 hari untuk dataran rendah dan 100 hari dataran
tinggi. Benih bawang merah yang baik setidaknya telah disimpan
2-3 bulan. Ukuran benih sekitar 1,5-2 cm dengan bentuk yang
bagus, tidak
cacat, berwarna merah tua mengkilap.

Kebutuhan benih untuk budidaya bawang werah tergantung


dengan varietas, ukuran benih dan jarak tanam. Untuk jarak
tanam 20×20 dengan bobot umbi 5 gram dibutuhkan sekitar 1,4
ton benih per hektar. Untuk bobot yang sama dengan jarak tanam
15×15 dibutuhkan 2,4 ton per hektar. Bila bobot umbi lebih kecil,
kebutuhan umbi per hektarnya lebih sedikit lagi.

Pengolahan tanah dan penanaman


Tanah dibuat bedengan dengan lebar 1-1,2 meter, tinggi 20-30
cm dan panjang sesusai dengan kondisi kebun. Jarak antar
bedengan 50 cm, sekaligus dijadikan parit sedalam 50 cm.
Cangkul bedengan sedalam 20 cm, gemburkan tanahnya. Bentuk
permukaan atau bagian atas bedengan rata, tidak melengkung.
Tambahkan kapur atau dolomit sebanyak 1-1,5 ton per hektar
apabila keasaman tanah kurang dari pH 5,6. Penambahan kapur
setidaknya diberikan 2 minggu sebelum tanam.

Gunakan 15-20 pupuk kompos atau pupuk kandang sebagai


pupuk dasar. Tebarkan pupuk di atas bedengan dan aduk dengan
tanah hingga merata. Bisa juga ditambahkan urea, ZA, SP-36 dan
KCL sebanyak 47 kg, 100 kg, 311 kg dan 56 kg setiap hektarnya.
Campur pupuk buatan tersebut sebelum diaplikasikan. Biarkan
selama satu minggu sebelum bedengan ditanami.
Siapkan benih atau umbi bawang merah yang siap tanam.
Apabila umur umbi masih kurang dari 2 bulan, lakukan
pemogesan terlebih dahulu. Pemogesan adalah pemotongan
bagian ujung umbi, sekitar 0,5 cm. Fungsinya untuk memecahkan
masa dorman dan mempercepat tumbuhnya tananaman.

Jarak tanam untuk budidaya bawang merah pada saat musim


kemarau dipadatkan hingga 15×15 cm. Sedangkan pada musim
hujan setidaknya dibuat hingga 20×20 cm. Benih bawang merah
ditanam dengan cara membenamkan seluruh bagian umbi
kedalam tanah.

Perawatan budidaya bawang merah


Penyiraman pada budidaya bawang merah hendaknya
dilakukan sehari dua kali setiap pagi dan sore. Setidaknya hingga
tanaman berumur 10 hari. Setelah itu, frekuensi penyiraman bisa
dikurangi hingga satu hari sekali.

Pemupukan susulan diberikan setelah tanaman bawang merah


berumur 2 minggu. Jenis pupuk terdiri dari campuran urea, ZA,
dan KCl yang diaduk rata. Komposisi masing-masing pupuk
sebanyak 93 kg, 200 kg dan 112 kg untuk setiap hektarnya.
Pemupukan susulan selanjutnya diberikan pada minggu ke-5
dengan komposisi urea, ZA, KCl sebanyak 47 kg, 100 kg, 56 kg
per hektar. Pemupukan diberikan dengan membuat garitan
disamping tanaman.

Penyiangan gulma biasanya dilakukan sebanyak dua kali dalam


satu musim tanam. Untuk menghemat biaya, lakukan penyiangan
bersamaan dengan pemberian pupuk susulan. Namun apabila

serangan gulma menghebat, segera lakukan penyiangan tanpa


menunggu pemberian pupuk susulan.

Pengendalian hama dan penyakit


Budidaya bawang merah mempunyai banyak jenis hama dan
penyakit. Namun yang paling sering menyerang di sentra-sentra
produksi adalah hama ulat dan penyakit layu.

Hama ulat (Spodoptera sp.) menyerang daun, gejalanya terlihat


bercak putih pada daun. Bila daun diteropong terlihat seperti
gigitan ulat. Hama ini ditanggulangi dengan pemungutan manual,
ulat dan telur diambil untuk dimusnahkan. Bisa juga dengan
menggunakan feromon sex perangkap, gunakan sebanyak 40
buah per hektar. Bila serangan menghebat, kerusakan lebih dari
5% per rumpun daun, semprot dengan insektisida yang berbahan
aktif klorfirifos
Penyakit layu fusarium, disebabkan oleh cendawan. Gejalanya
daun menguning dan seperti terpilin. Bagian pangkal batang
membusuk. Penanganannya dengan mencabut tanaman yang
mati kemudian membakarnya. Penyemprotan bisa menggunakan
fungsidia.

Panen budidaya bawang merah


Ciri-ciri budidaya bawang merah siap panen apabila 60-70%
daun sudah mulai rebah. Atau, lakukan pemeriksaan umbi secara
acak. Khusus untuk pembenihan umbi, tingkat kerebahan harus
mencapai lebih dari 90%.

Budidaya bawang merah biasanya sudah bisa dipanen setelah


55-70 hari sejak tanam. Produktivitas bawang merah dangat
bervariasi tergantung dari kondisi lahan, iklim, cuaca dan
varietas. Di Indonesia, produktivitas budidaya bawang merah
berkisar 3-12 ton per hektar dengan rata-rata nasional 9,47 ton
per hektar.

Umbi bawang merah yang telah dipanen harus dikeringkan


terlebih dahulu. Penjemuran penjemuran bisa berlangsung
hingga 7-14 hari. Pembalikan dilakuan setiap 2-3 hari. Bawang
yang telah kering, kadar air 85%, siap untuk disimpan atau
dipasarkan.

Anda mungkin juga menyukai