Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK
REAKSI SAPONIFIKASI SERTA PENGUJIAN SIFAT
SURFAKTAN SABUN DAN DETERJEN

NAMA : ADINDANOVIA PUTRI ARFIANI PRAMITA


NIM : 205100101111055
KELAS :D
KELOMPOK : D4
ASISTEN : ANGGITA IKA PERMATA

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
Nama Adindanovia Putri A.P.
NIM 205100101111055
Kelas D
Kelompok D4

BAB V
REAKSI SAPONIFIKASI SERTA PENGUJIAN SIFAT
SURFAKTAN SABUN DAN DETERJEN
TUJUAN :
● Mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan kalium hidroksida
dan natrium hidroksida
● Mempelajari perbedaan sifat sabun dan detergen

A. Pre-lab
1. Bagaimana prinsip dasar terjadinya proses saponifikasi beserta reaksinya !
Saponifikasi merupkan suatu reaksi hidrolisis yang terjadi karena adanya reagen basa
kuat atau alkali dan menghasilkan sabun yang berasal dari garam natrium aatu asam lemak.
Prinsip dari proses sponifikasi adalah lemak yang diguakan akan terhidrolisis oleh senyawa yang
bersifat basa. Sehingga nanti akan menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Dlam proses
saponnifikasi senyawa basa atau peambahan reagen basah berfungsi untuk mensubstitusikan
gugus fungsi pada ester ke gugus –OH sari basa dan membentuk gliserol. Sehingga molekul
lainnya yang terlepas kan bereaksi dengan gugus fungsi ester dan menjadi sabun kalium (Albike,
dkk., 2016).

(Albike, dkk., 2016).


Nama Adindanovia Putri A.P.
NIM 205100101111055
Kelas D
Kelompok D4

2. Jelaskan perbedaan sabun kalium, sabun natrium dan detergen, baik secara struktur, sifat,
bahan baku pembuatan maupun penggunaannya !
Secara definisi sabun merupakan senyawa natrium atau kalium dengan asam lemak yang
terbuat dari minyaak nabati, hewani, yang memiliki bentuk padat, cair atau lunak dan berbusa.
Sabun kalium merupakan jenis sabun yang bersifat lunak dan biasa digunakan dalam peralatan
mandi, sabun cuci pakaian, dll. Sususnan rantai molekul dari sabun kalium sendiri adalah
ROOCK. Sabun kalium memiliki sifat basa dan pembuatannya terbentuk dari lemak dengan
senyawa KOH yang akan menjadi C17H35- C-K(O)-O.
Yang kedua adalah sabun natrium yang merupakan sabun keras dan biasanya digunakan
sebagai sabun cuci dlam industry logam. Sabun natrium memiliki sifat basa. Sususnan rantai
molekul dari sabun natrium sendiri adalah RCOONa. Sabun natrium memiliki sifat basa dan
pembuatannya terbentuk dari lemak dengan senyawa NaOH.
Yang ketiga adalah detergen, detergen merupakan salah satu surfaktan yang terbentuk
dari proses petrokimia. Fungsi surfaktan yaitu sebagai senyawa penurun tegangan antar dua
cairan. Detergen juga merupakan senyawa yang bersifat basa. Fungsi detergen digunakan untuk
bahan pembersih dari kotoran yang menempel pada suatu objek. Detergen juga sangat mudah
larut dalam air. Selain itu bahaya dari detergen jika terkena mata akan mengakibtka perih atau
iritasi pada mata (Naomi, dkk., 2013).
3. Jelaskan pengertian dan fungsi dari surfaktan dalam detergen serta berikan contohnya!
Surfaktan dan detergen merupakan dua jenis zat yang saling berhubungan satu sama lain.
Detergen merupakan salah satu surfaktan yang terbentuk dari proses petrokimia. Fungsi surfaktan
yaitu sebagai senyawa penurun tegangan antar dua cairan. Surfaktan biasanya juga didapatkan
atau ditemukan dalam bentuk senyawa organic yang bersifat amfifil. Karena fungsi surfaktan
sebagai senyawa penurun tegangan antar dua cairan, maka dalam detergen surfaktan lebih mudah
daalam berinteraksi dengan lemak atau minyak. Dimana dalam pencucian piring kotor contohnya,
apabila terdapat lapisan lemak di dalamnya dan hanya dibilas air, maka minyak itu tidk akan
hilang. Seperti yang kita tahu bahwa minyak dan air tidak bisa bersatu atau saling menolak ketika
bereaksi. Sedangkan minyak sendiri dapat dihilangkan dengan detergen, oleh karena itu
diperlukan detergen yang mengandung surfaktan agar minyak pada piring kotor dapat terbilas
bersih. Dijelaskan bahwa detergen mempunyai rantai moolekul hidrofobik yang berarti tidak
menyukai jenis air dan molekul hidrofilik yag berarti menyukai air. Contoh surfaktan : shampoo
yang mengandung surfaktan , detergen cuci piring (Santi, 2019).

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan air sadah dan kesadahan air?
Air sadah atau yang biasa disebut dengan air keras merupakan jenis air yang mengalami
reaksi kimia bersifat asam. Dalam air adh juga mengandung alkali-alkali tanah , contohnya
seperti Ca2+, Sr2+, dan Mg2+. Air sadah juga mengandung kalium dan magnesium dimana bentuk
atau wujudnya adalah karbonat. Sedangkan kesadahan air merupakan air yang memiliki
kandungan mineral tertentu. Adanya kesadahan air juga disebabkan oleh kation yang bermuatan
2+. Adannya interaksi antara ion dengan molekul sabun tersebut menyebaabkan busa sabun dan
daya cucinya menurun (Purwanto & Yuldan, 2018).
5. Sebutkan 3 perbedaan sabun dengan detergen serta bagaimana hasil dari pengujian sifat sabun!
(gambarkan struktur molekul sabun dan detergen)
Nama Adindanovia Putri A.P.
NIM 205100101111055
Kelas D
Kelompok D4

Sabun dan detergen merupakan bahan yang sama- sama bersifat basa. Namun jika dilihat
leih dalam terdapat perbedaan sabun dengan detergen yang umum disadari oleh manusia. Yang
pertama adalah reaksi sabun dan detergen terhadap kulit. Sabun jika terkena kulit tidaak ada efek
samping yang akan timbul sedangkan detergen akan menimbulkan iritsi. Yang kedua adalah
struktur molekul yang sama, namun detergen lebih sulit terdegradasi daripada sabun. Dan yang
ketiga adalah detergen dapat dicuci dengan air sadah sedangkan sabun tidak (Naomi, dkk., 2013).

(Naomi, dkk., 2013).


Gambar 5.1 Struktur Sabun

(Naomi, dkk., 2013).


Gambar 5.2 Struktur Detergen
Nama Adindanovia Putri A.P.
NIM 205100101111055
Kelas D
Kelompok D4

B. TINJAUAN PUSTAKA
a. Lemak
Lemak merupakan suatu zat yang termasuk golongan lipid. Pengertian dari lipid sendiri
yaitu dimana lemak yang merupakan senyawa organic yang tidak bisa larut dalaam air, namun
dapat larut dalam pelarut organic non polar. Dalam kondisi tubuh lemak merupakan sumber
energy yang lebih ampuh daripada krbohidrat dan protein. Fungsi dari lemak bisa digunakan
dalam penyeraapan vitamin dalam tubuh, salah satunya vitamin K. lemak juga salah satu jenis zat
metabolisme yang tinggi kalori. Jenis lemak dibedakan jadi 2 yitu lemak jahat dan lemak sehat.
Lemak jenuh terdiri dari lemak jenuh dan lemak trans. Sedangkan lemak sehat terbagi menjadi
asam lemak tak jenuh tunggal, asam lemak tak jenuh ganda, dan asam lemak omega-3 (Sopianti,
dkk., 2017).

b. Minyak
Minyak merupakan salah satu senyawa organik yang tidak dapat bercampur dengan air
tetapi larut di dalam pelarut organik. Minyak sendiri memiliki karakteristik yang hampir sama
dengan lemak, namun minyak lebih bersifat licin aabila dipegang. Jika dihidrolisis, lemak akan
menghasilkan asam karboksilaat dan gliserol. Minyak dapat dibedakan menjadi dua yaitu minyk
nabati dan hewani. Pada proses pembuatan sabun, minyak akan direaksikan dengan senyawa
alkali seperti NaOH (Sopianti, dkk., 2017).

c. KOH
KOH atau yang biasa diebut dengan kalium hidroksida merupakan seyawa organic yang
bernama lain potash kaustik. Seyawa ini merupakan basa kuat yang tidak bewarna dan tidak
berbau. Pada suhu tinggi KOH tidak akan terdehidrasi karenaa memiliki tingkat kelarutan yang
eksotermik. Senyawa ini bersifat polar.dan padda suhu tinggi KOH akn berbentuk kristal putih.
Selain itu apabila menggunakan senyawa ini yang terlalu banyak akan mengakibatkan iritasi pada
kulit (Paramita, dkk., 2014).

d. Aceton
Aseton merupakan senyawa yang biasa disebut dengan propanon. Aseton merupakan
jenis senyaawa keton yang sangat sederhana. Sifat dari aseton sendiri mudah terbakar dan tidak
bewarna. Aseton dapat larut dalam air dan termasuk dalam pelarut yang penting. Pada suhu
kamar aseton termasuk larutan yang memiliki ciri bewarna jernih, bersifat volatile dan memiiki
bau yang khas. Aseton dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagi pembersih cat
kuku (Karnila, dkk., 2011).

e. NaCl
NaCl atau yang sering disebut degan garam dapur merupakan senyawa kimia yang
mewakili perbandingan 1:1 ion natrium dan klorida. Senyawa ini adala senyawa yang dapat
memepengaruhi sanilitas laut dan cairan ekstraseluler pada banyak organisme multiseluler.
Sebagai komponen utama dari garam dapur, natrium klorida biasa digunakan sebagai pengawet
pada makanan. Sejumlah natrium klorida digunakan sebagai proses industry dan merupakan
sumber utama senyawa atrium dan klorin yang digunakan sebagai bahan baku untuk sintesis
kimia lebih lanjut (Greger, 2012).
Nama Adindanovia Putri A.P.
NIM 205100101111055
Kelas D
Kelompok D4

f. Aquades
Aquades adalah air mineral yang sudah di filtrasi maupun dilakukan penyulingan.
Aquades sangat dibutuhkan dalam laboratorium. Adapun kegunaan dari aquades yaitu sebagai
bahan pencuci alat-alat laboratorium. Selain itu aquades juga sebagai pelarut
untukmenghomogenkan suatu larutan (Syafei, et all., 2018).

g. CaCl2 0,1 %
CaCl2 0,1 % atau yang disebut dengan kalsium (II) klorida merupakan suatu senyawa
yang digunakan dalam penurunan titik beku, pengolahan air, medis, maupun hewn, dll. Wujud
dari senyawa ini yaitu berupa serbuk putih yang bersifat higriskopis dan tidak memiliki bau.
Kalsium klorida dpat larut dalam etanol, methanol, aseton, aalkhohol. Sedangkan senyawa ini
tidak dapat larut dalam DMSO, NH3 cair. Senyawa ini juga tidak beracun (Wang, et all., 2016).

h. MgCl2 0,1 %
MgCl2 0,1 % atau yang biasa disebut dengan magnesium klorida yang merupakan salah
satu senyawa yang sangat larut dalam air. Senyawa ini dapat terhidrasi jika di ekstraksi dari air
laut atau air garam. Senyawa ini memiliki titik didih sebesr 714 C. Dan dapat diperoleh dengan
proses kristalisasi dan elektrolisis. Senyawa ini merupakan senyawa yang sangat penting dalam
industry kimia. Salah satunya adalah untuk mengetahui karakteristik moleku dari senyawa MgCl2
(Syafei, et all., 2018).

i. FeCl2 0,1 %
FeCl2 atau yang biasaa disebut dengan besi klorida yang merupakan senyawa kimia yang
berupa padatan paramagnetic yang juga memmiliki titik leleh tinggi. Senyawa ini bewarna putih
terkadang pucat. FeCl2 biasa digunakan dalam tethidrat di air, senyawa ini juga sangat mudah
larut dalam air. Selain itu senyawa ini jugaa bersifat higroskopis atau dapat menyerap uap di
udara (Wang, et all., 2016).

j. Detergen
Detergen merupakan salah satu surfktan yang terbentuk dari proses petrokimia. Fungsi
surfaktan yaitu sebagai senyawa penurun tegangan antar dua cairan. Detergen juga merupakan
senyawa yang bersifat basa. Fungsi detergen digunakan untuk bahan pembersih dari kotoran yang
menempel pada suatu objek. Detergen juga sangat mudah larut dalam air. Selain itu bahaya dari
detergen jika terkena mata akan mengakibtka perih atau iritasi pada mata (Naomi, dkk., 2013).

k. Air kran
Air kran merupakan air yang berasal dari sumber PDAM. Wujud dari air kran sendiri
yaitu cair dan tidak bewarna. Air kran berfungsi sebagai pelarut yang bisa digunakan dalam
pereaksi kimia. Dalam kehidupan sehari-hari air kran berfungsi sebagai sumber air untuk
memenuhi kebutuhan sehari hari (Naomi, dkk., 2013).
Nama Adindanovia Putri A.P.
NIM 205100101111055
Kelas D
Kelompok D4

C. DIAGRAM ALIR
a. Pembuatan sabun kalium
Sampel minyak

Diambil 30 tetes

Ditempatkkan ke dalam gelas beaker 50ml

Dipanasan dalam gelas beaker 500ml berisi air mendidih sambil diaduk

Dipanaskan (dan diaduk ) hingga mendidih


Aquades

Dipanaskan (dan diaduk ) lagi selama 3 menit hingga aroma alkhohol hilang

Dilakukan uji pennyabunan dengan meneteskan beberapa tetes hasil reaksi ke dalam aquades

Diambil hasil tetesan


( saponifikasi sempurna jika tidak ada tetesan lemak/ sampel terhambur dalam
aquades)

Saponifikasi tidak sempurna


Saponifikasi sempurna
2ml etanol

Dipanaskan kembali
Dipanaskn hingga alkhohol menguap
sempurna

Ditandai cairannya kental liat jngan gosong


Aquades 30
ml
Diaduk konstan

Sabun kalium (A)

B C
Dibuaat sabun natrium Diuji
Nama Adindanovia Putri A.P.
NIM 205100101111055
Kelas D
Kelompok D4

b. Pembuatan sabun natium

Separuh sampel A

(Larutan B)

15ml larutan NaCl jenuh


Diaduk dengan kuat

Padatan

Dipisahkan dengan kertas saring

Ditekan padatan sabun natrium

Endapan dimasukkan ke dalam gelas beaker


10 ml aquades
Diaduk hingga homogen

Sabun natrium B
Nama Adindanovia Putri A.P.
NIM 205100101111055
Kelas D
Kelompok D4

c. Pengujian sifat sabun dan detergen


✔ Pengujian kemampuan menghilangkan minyak atau lemak
(Uji sifat sabun dan detergen dengan minyak)
 Sabun kalium

Minyak
Diteteskan sebanyak 2 tetes pada gelas arloji
1ml sabun
Digoyangkan pada gelas arloji kalium (A)

Diamati perubahannya

Hasil

 Sabun natrium

Minyak
Diteteskan sebanyak 2 tetes pada gelas arloji
1ml sabun
Digoyangkan pada gelas arloji natrium (B)

Diamati perubahannya

Hasil

 Larutan Detergen
 Pembuatan larutan detergen

Detergen

Ditimbang 0, 5gram detergen Aquades 10ml

Dilarutkan dala gelas beker

Larutan detergen (C )
Nama Adindanovia Putri A.P.
NIM 205100101111055
Kelas D
Kelompok D4

 Detergen

Minyak
Diteteskan sebanyak 2 tetes pada gelas arloji
Larutan
Digoyangkan pada gelas arloji detergen (C )

Diamati perubahannya

Hasil
✔ Pengujian sifat kesadahan sabun dan detergen
(Uji sifat sabun dan detergen dengan CaCl2 0,1%; MgCl2 0,1%; FeCl2, 0,1%
dan Air kran)
 Pengujian sabun kalium
Diambil 4 tabung reaksi

Diisi 1ml sabun kalium (A) setiaap tabung reaksi

Masing-masing tabung diisi


20 tetes CaCl2 0,1 %, MgCl2
0,1 %, FeCl2 0,1 %, air kran
Diaduk tiap tabung reaksi

Diamati endapan yang terjadi pada tabung reaksi

Hasil

 Pengujian sabun natrium


Diambil 4 tabung reaksi

Diisi 1ml sabun kalium (B) setiaap tabung reaksi

Masing-masing tabung diisi


20 tetes CaCl2 0,1 %, MgCl2
0,1 %, FeCl2 0,1 %, air kran
Diaduk tiap tabung reaksi

Diamati endapan yang terjadi pada tabung reaksi

Hasil
Nama Adindanovia Putri A.P.
NIM 205100101111055
Kelas D
Kelompok D4

 Pengujian detergen

Diambil 4 tabung reaksi

Diisi 1ml detergen setiaap tabung reaksi

Masing-masing tabung diisi


20 tetes CaCl2 0,1 %, MgCl2
0,1 %, FeCl2 0,1 %, air kran
Diaduk tiap tabung reaksi

Diamati endapan yang terjadi pada tabung reaksi


DAFTAR PUSTAKA

Albike, Rodhia., Teti, Estiasih., dan Jaya, Maligan. 2016. Fraksi Tidak Tersabunkan (Ftt) Dari
Distilat Asam Lemak Minyak Sawit (Dalms) Sebagai Sumber Antioksidan : Kajian
Pustaka. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 4 (2): 494-498
Greger, R. 2012. Nacl Transport In Epithelia. New York : Spinger Ver-lag
Karnila, Rahman., Made, Astawan., Sukarno., dkk. 2011. Karakteristik Konsentrat Protein Teripang
Pasir (Holothuria Scabra J.) Dengan Bahan Pengekstrak Aseton. Jurnal Perikanan dan
Kelautan. 16 (1): 90-102
Naomi, Phatalina., Anna, G., dan Yusuf, Toha. 2013. Pembuatan Sabun Lunak Dari Minyak Goreng
Bekas Ditinjau Dari Kinetika Reaksi Kimia. Jurnal Teknik Kimia. 2 (19): 42-48
Paramita, Nanda., Andi, F., dan Bambang, W. 2014. Optimasi Sabun Cair Ekstrak Etanol Rimpang
Zingiber Officinale Rosc. Var.Rubrum Dengan Variasi Minyak Jarak Dan Kalium
Hidroksida. J. Trop. Pharm. Chem. 2 (5): 272-282
Purwanto, Anto., dan Yuldan, Faturahman. 2018. Penjernihan Air Sadah Dengan Sistem Backwash
Dan Zeolit. Jurnal Pengabdian Siliwangi. 4 (2): 122-125
Santi, Eka. 2019. Menentukan Tegangan Permukaan Optimal Dengan Surfaktan Linear
Alkylbenzene Sulfonate (Las) Yang Terkandung Dalam Detergen. Skripsi. Universitas
Islam Negeri Syrif Hidayatullah Jakarta
Sopianti, Densi., Herlina., dan Handi, Saputra. 2017. Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas Pada
Minyak Goreng. Jurnal Katalisator. 2 (2): 100-105
Syafei, N., Darmawan, H., Emilliano., et all. 2018. Analysis Cracking Corrosion on Carbon Steel
Pipes API 5LX65 in Solution 7700 ml Aquades, 250 ml Acetic Acid and 50 ml Ammonia
with Gas CO2 and H2S in Saturation Condition. Journaal of Eksakta. 12 (2): 22-31

Wang, J., R., Wang., and L., Wang. Water Vapor Sorption Performance Of ACF-Cacl2 And Silica
Gel-Cacl2 Composite Adsorbents. Applied Thermal Engineering 100 (1): 894-900

Anda mungkin juga menyukai