Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI

SOLID
PEMBUATAN FACIAL WASH KAOLIN

Di Susun Oleh :
Nama : siti Amanah tunggal putri
NIM : 34210394
Kelas : A/DF/III
Kelompok :B
Instruktur : apt. Ari Wahyudi, S.Farm.,M.Pharm.

LABORATORIUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID


PRODI DIII FARMASI STIKES SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2022
PEMBUATAN FACIAL WASH KAOLIN

I. TUJUAN

Agar mahasiswa dapat memahami dan mampu membuat facial wash

kaolin dan uji sifat fisiknya

II. DASAR TEORI

Facial wash adalah sabun pembersih wajah dan

diformulakan khusus untuk area wajah agar lebih bersih. Biasanya

penggunaan facial wash ini sebelum tidur, setelah memakai make

up, setelah bepergian dan sebagainya. Area wajah memang paling

sensitif dan harus dilakukan perawatan secara baik dan benar

Sabun merupakan surfaktan atau campuran surfaktan yang

memiliki struktur kimia dengan panjang rantai karbon C12 hingga

C16 atau C18 dan memiliki sifat mengurangi tegangan permukaan

serta tegangan antarmuka sehingga jika digunakan dengan air dapat

membersihkan lemak (kotoran) (Aufa, 2010; Mitsui, 1997).

Kaolin merupakan tanah liat Cina yang mengandung 10 –

95 % mineral kaolinit, biasanya mineral kaolinit yang terkandung

dalam kaolin sebesar 85 – 95 %. Selain mengandung mineral

kaolinit, kaolin juga mengandung quartz dan mika, serta

mengandung sebagian kecil feldspar, illite, montmorillonite,

ilmenite, anastase, haematite, bauxite, zircon, rutile, kyanite,

silliminate, graphite, attapulgite, dan, halloysite (WHO, 2005).

Kaolin terbentuk akibat pelapukan batu granit. Kaolin berwarna


putih,putih keabu-abuan, atau sedikit berwarna. Kaolin terbuat dari

lembaran kristal triklinik yang tipis, pseudoheksagonal, dan

fleksibel dengan diameter 0,2 – 12 μm, serta memiliki kerapatan

2,1 – 2,6 g/cm 3. Kaolinit dapat mengadsorbsi molekul kecil seperti

substansi lechitin, quinolin, paraquat dan diquat, protein,

poliakrilonitril, bakteria, dan virus (WHO, 2005).

Oleh karena itu, kaolin dapat berfungsi sebagai adsorben

(Rowe., Paul J., dan Marian E, 2009). Mekanisme adsorbsi kaolin

adalah dengan pertukaran kation karena kaolin memiliki muatan

negatif yang memungkinkan pertukaran ion bermuatan positif di

permukaannya (Otto dan Haydel, 2013).

Komponen Pembentuk Sabun

Pada umumnya, bahan dasar pembentuk sabun terdiri atas

lemak atau minyak dan alkali kausatik seperti NaOH atau KOH.

Selain itu, terdapat pula bahan tambahan yang ditujukan untuk

memperbaiki penampilan dan cara kerja sabun, seperti surfaktan,

humektan, antioksidan, fragrance, pewarna, preservative, serta

bahan tambahan khusus seperti fillers, exfoliants, antiacne, dan

antiirritants (Paye., Andre O., dan Maibach, 2006).


III. ALAT DAN BAHAN

Alat yang di butuhkan :

1. Glassware

2. Magnetic stirrer

3. Timbangan

bahan yang di butuhkan:

1. Asam laurat 6. Kaolin

2. Asam miristat 7. Propilengglikol

3. Asam oleat 8. Aquadest

4. SLS 9. Parfum

5. KOH 10. Asam laktat

IV. FORMULA

Asam laurat 3.5%

Asam miristiat 1.25%

Asam oleat 1.5%

Sodium laurileter sulfat (SLES) 10%

Propilen glikol 8 %

KOH 1.8%

Kaolin 15%

Aquadest ad 100%

Parfum q.s.

Asam laktat q.s


V. CARA KERJA

Timbag bahan sesuai kebutuhan

Asam laurat, asam miristat, dan asam oleat (Fase 1) dipanaskan di dalam cawan penguap
diatas penangas air hingga suhu 80°C -85°C dan diaduk selama 5 menit.

Pada saat bersamaan KOH dilarutkan dengan sebagian air dan dimasukkan ke dalam gelas
beaker ditambah propilen glikol (Fase 2) dipanaskan hingga suhu 80°C -85°C dan diaduk
dengan magnetic stirrer hingga jernih.

SLES dilarutkan dengan sisa air dengan pemanasan pada suhu 70°C dan diaduk
menggunakan magnetic stirrer dengan kecepatan 200 rpm (Fase 3).

Setelah Fase 1 dan 2 telah mencapai 80°C -85°C, Fase II dimasukkan dalam Fase I diaduk
dengan magnetic stirrer selama 30 menit (suhudijaga 80°C -85°C) hingga terbentuk sistem
sabun (garam) yang homogen

Sistem sabun ditambah Fase 3 diaduk dengan magnetic stirrer hingga terbentuk massa kental.

Kaolin dimasukkan sedikit demi sedikit dengan pengadukan perlahan menggunakan magnetic
stirrer hingga terbentuk campuran yang kalis .dan homogeny.

Parfum ditambahkan ke dalam campuran secukupnya dan diasuk hingga homogen.

VI. EVALUASI

1. Pemeriksaan warna, bau

2. Kemampuan menyebar’

3. Kemampuat melekat
VII. DAFTAR PUSTAKA

A, Silva V., et al. 2015. Antibacterian Activity of Ocimum basilicum Essential


Oil and Linalool on Bacterial Isolates of Clinical Importance. International
Journal of Pharmacognosy and Phytochemical Research. Vol. 7, No. 6, page:
1066-1071.
Akzonobel. 2013. Soap Based Facial Wash Paste. KM130701-1.b.
Angkatavanich, J., et al. 2009. Development of Clay Liquid Deterent For Islamic
Clenasing And The Stability Study. Internationa Journal of Cosmetic
Science 2009, 31, 131-141. The Halal Science Center, Chulalongkon
University, Bangkok.
Anonim, 1987. Final Report on The Safety Assessment of Oleic Acid, Lauric
Acid, Palmitic acid, Myristic Acid, and Stearic Acid. Journal of The
American
College of Toxicology. No 3, Vol 6. Mary Ann Liebert, Inc., Publisher.
Anonim, 2006. Pengujian Organoleptik (Evaluasi Sensori) Dalam Industri
Pangan. ebookpangan.com.
Ansel, H. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Terjemahan : F. Iprahim.
Jakarta: UI Press. Ashar, TT. 2006. Various Techniques of Soap Making. Journal
a Day. 33801.
Aufa, D. A. 2010. Surfaktan Untuk Detergent. (Makalah: Universitas
Diponegoro).

Anda mungkin juga menyukai