Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID

“PENGARUH HLB TERHADAP STABILITAS EMULSI”

Instruktur : Apt. Ari Wahyudi, S.Farm., M.Farm

Penyusun :

Nama : Siti Amanah Tunggal Putri

Nim 34210394

Golongan :B

Kelas : A/DF/III

LABORATORIUM TFSC

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA

2022
I. JUDUL
“Pengaruh HLB Terhadap Stabilitas Emulsi”

II. TUJUAN
Mengetahui pengaruh HLB terhadap stabilitas emulsi.

III. DASAR TEORI

Emulsi adalah suatu sistem dispersi yang terdiri dari dua cairan tak saling campur,

dimana salah satu cairan terdispersi dalam cairan yang lain dengan adanya

suatu surface-active agents.

Emulsi umumnya dibuat dari dua fase dimana tegangan antar-mukanya bukan nol.

Emulsi merupakan salah satu contoh dari koloid metastabil. Sistem emulsi dapat

memiliki beberapa wujud mulai dari lotion yang memiliki viskositas relatif rendah

sampai sediaan semipadat seperti salep dan krim.

Diameter fase terdispersi umumnya berkisar antara 0,1 6 sampai 10μm, tetapi dalam

beberapa sediaan dapat berukuran lebih kecil atau lebih besar.

Fase dispers pada emulsi dianggap sebagai fase dalam dan medium dispers sebagai fase

luar atau fase kontinyu. Emulsi yang memiliki fase dispers berupa air dan medium

dispers berupa minyak disebut emulsi air dalam minyak dan biasanya diberi tanda

sebagai emulsi A/M. Sebaliknya, jika fase minyak terdispersi dalam fase air, maka

disebut emulsi minyak dalam air dan biasanya diberi tanda sebagai emulsi M/A. Karena

fase luar dari suatu emulsi bersifat kontinyu, suatu emulsi minyak dalam air bisa

diencerkan atau ditambah dengan air atau suatu preparat dalam air. Beberapa sediaan

emulsi yang beredar di pasaran seperti Curvit, Curcuma Plus dan Scott’s Emultion.

HLB adalah singkatan dari Hydrophylic-Lipophylic Balance adalah nilai untuk

mengukur efisiensi surfaktan. semakin tinggi nilai HLB surfaktannya maka semakin

tinggi nilai kepolarannya, untuk emulsi yang akan diemulsikan surfaktan terdapat nilai
HLB yang disebut HLB butuh minyak. Agar emulsi menjadi baik maka diperlukan nilai

HLB yang cocok.

Untuk mendapatkan sediaan emulsi yang stabil maka dibutuhkan zat pengemulsi

atau yang kita kenal dengan nama emulsifier. Emulsifier merupakan senyawa organik

yang memiliki dua gugus, baik yang polar maupun nonpolar sehingga kedua zat tersebut

dapat bercampur.

Gugus nonpolar emulsifier akan mengikat minyak (partikel minyak dikelilingi)

sedangkan air akan terikat kuat oleh gugus polar pengemulsi tersebut. Bagian polar

kemudian akan terionisasi menjadi bermuatan negatif, hal ini menyebabkan minyak juga

menjadi bermuatan negatif. Partikel minyak kemudian akan tolak-menolak sehingga dua

zat yang pada awalnya tidak dapat larut tersebut kemudian menjadi stabil.

Emulsi tipe M/A dapat mengalami destabilisasi emulsi seperti beberapa tipe
perubahan fisik, berbeda dengan tipe A/M yang mungkin cenderung mengalami
sedimentasi daripada creaming. Destabilisasi emulsi ini di antaranya:
a. Creaming Creaming adalah pertumbuhan dari droplet karena aktivitas gravitasi
sehingga droplet terpisah ketika disentuh.
b. Flokulasi Flokulasi adalah suatu bentuk pelekatan satu atau lebih droplet
bersama dan membentuk suatu agregasi.
c. Koalesen Penyebab koalesen adalah rusaknya lapisan tipis antardroplet yang
berdekatan. Hal ini akan mengurangi tegangan antarmuka dan luas permukaan
droplet. Koalesen menyebabkan droplet menjadi lebih besar dan terjadi
pemisahan fase (Martin, et al., 1993).
IV. ALAT DAN BAHAN
A. Alat-Alat:
Cawan porselen
Mortir dan stamper
Gelas ukur
Waterbath
Batang pengaduk
Blender

B. Bahan:
Virgin Coconut Oil
Tween
Span
Aquadest

V. CARA KERJA
Formula Emulsi:

R/ Virgin Coconut Oil


Tween
Span
Aquadest

Buatlah 3 formula seperti diatas dengan menggunakan tween dan span dengan
perbandingan sbb :

I II III

Tween 75 50 25 bagian

Span 25 50 75 bagian
Cara Pembuatan

Virgin coconut oil ditambah tween dan span, panaskan dalam beaker glass
sampai 70oC

Sementara itu siapkan air yang telah dipanasi 70oC

Tuangkan bagian air ke dalam minyak bagian per bagian sambal diaduk

Masukkan cairan kedalam blender, putarlah selama 30 detik. Kemudian


masukkan ke dalam beaker glass besar sambal diaduk sampai dingin (dengan
meletakkan beaker glass di dalam cawan yang berisi air)

Masukkan emulsi ke dalam tabung yang berskala dan amatilah pemisahan


yang terjadi (bila perlu lakukan sentrifugasi)

Terhadap sisa cairan, tentukan-viskositasnya dengan viscometer stomer


(dengan menentukan tipe alir terlebih dahulu)

Hitung masing-masing, harga HLB campuran tween-span yang dipakai

Bandingkan nilai HLB dengan stabilitas emulsi, pertimbangkan pula


viskositasnya
DAFTAR PUSTAKA

Anief.(2000), Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktek.Jogjakarta: Gadjah Mada University
press

Ansel, H.C. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, penerjemah Farida Ibrahim. Pernebit :
UI. Jakarta.

Lachman Leon, 2007. Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi Ketiga. Penerbit Universitas
Indonesia Press : Jakarta.

Martin, A. 2008.Farmasi Fisika, Buku I. UI Press : Jakarta

Sinko, P. 2011. Farmasi Fisika, Buku II. UI Press : Jakarta

Sri Hidayah, 2011. Pengaruh Rasio mol, Suhu dan lama reaksi terhadap tegangan
permukaan dan stabilitas emulsi metal ester sulfonat dari CPO (The effect of Mol
ratio, temperature and reaction time on surface tension and stability of metal ester
sulfonat emulsion from CPO). Universitas Lampung; Bandar Lampung

Faridha, Y., et al. 2015. Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Krim Susu Kuda Sumbawa dengan
Emulgator Nonionik dan Ionik. Universitas Islam Negeri Alauddin; Makassar

Anda mungkin juga menyukai