Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

RADIOAKTIVITAS

“PARTIKEL ELEMENTER”

Disusun Oleh :

Kelompok 7/ Pendidikan IPA B 2013

1. Deassy Laily Paramita (13030654043)

2. Citra Sri Rahayu (13030654065)

3. Faroh Novianti M. (13030654067)

4. Dwi Rahmawaty (13030654073)

S1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2015
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN.......................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
1
D. Manfaat

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................
BAB III PENUTUP..........................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Partikel Elementer


Partikel elementer merupakan partikel yang strukturnya tidak
diketahui, sehingga tidak diketahui apakah partikel itu tersusun dari partikel
tunggal atau gabungan partikel lain (partikel komposit). Tetapi pada
kenyataanya, partikel-partikel elementer merupakan unsur pokok yang
membangun materi.

B. Klasifikasi Partikel Elementer


Partikel elementer dapat klasifikasikan berdasarkan nilai spinnya atau
berdasarkan interaksi yang mempengaruhi. Berdasarkan perbedaan nilai
spinnya partikel elementer dapat dibedakan menjadi partikel fermion (spin
pecahan) dan partikel boson (spin bulat). Pada umumnya materi tersusun atas
fermion dan boson. Lepton dan quark termasuk dalam keluarga fermion
sedangkan pada keluarga boson terdapat partikel gauge bosons serta higgs
bosons. Sedangkan berdasarkan interaksi yang mempengaruhi, partikel
elementer dapat dibedakan menjadi partikel hadron, yang dipengaruhi
interaksi kuat, interaksi lemah dan interaksi elektromagnetik, sedangkan
partikel lepton dipengaruhi oleh interaksi lemah dan interaksi
elektromagnetik.
1. Partikel Fundamental Fermions (Materi- Antimateri)
Suatu partikel dikatakan sebagai fermion identitas jika memiliki
spin setengah bilangan bulat dan fungsi-fungsi gelombang dari kedua
gelombang berubah ketika saling bertukaran. Yang termasuk ke dalam
keluarga fermion yaitu quark, lepton, dan baryon.
a) Lepton
Lepton merupakan partikel elementer yang paling sederhana
yang tidak terdapat petunjuk adanya struktur internal, bahkan tidak
ditemukannya ukuran dalam ruang. Partikel ini hampir mendekati
partikel-titik. Yang termasuk ke dalam keluarga lepton yaitu elektron
dan neutrino.
Elektron adalah partikel elementer yang pertama, yang
teorinya diusulkan oleh Dirac. Teori tersebut menyebutkan bahwa
didapatkannya persamaan gelombang untuk partikel bermuatan
dalam medan elektromagnetik dengan memasukkan efek relativitas
khusus. Ketika massa dan muatan elektron hasil pengamatan
dimasukkan dalam solusi yang sesuri dengan persamaan tersebut,
momentum sudut elektron didapatkan 1/2h spinnya 1/2 dan momen
magnetiknya didapatkan eh/2m, atau magneton Bohr. Namun,
ramalan Dirac tidak sesuai dengan eksperimen. Dalam
eksperimennya, Dirac menemukan elektron positif yang biasanya
disebut dengan positron. Positron tersebut sering disebut dengan
anti-partikel dari elektron, karena positron dapat bergabung dan
musnah bersama elektron. Anti-partikel dari suatu partikel
mempunyai massa, spin dan umur yang sama, tetapi muatannya (jika
ada) berlawanan dan penjajaran atai anti-penjajaran antara spinnya
dan momen magnetiknya selalu berlawanan dengan partikelnya.
Begitu juga neutrino, neutrino memiliki anti-neutrino.
Keduanya memiliki perbedaan khusus, yaitu terletak pada arah
geraknya. Neutrino memiliki arah gerak yang berlawanan dengan
arah gerak jarum jam, sedangkan antineutrino memiliki arah gerak
yang searah dengan arag gerak jarum jam. Dua anggota lain dari
keluarga lepton adalah muon. Muon merupakan hasil peluruhan
pion. Selain meluruh menjadi mion, pion juga meluruh menjadi
neutrino. Namun, neutrino ini berasal dari peluruhan beta.
Tabel 1. Data Partikel Keluarga Lepton

Tabel data partikel keluarga lepton.


Sumber: https://ilmunuklir.files.wordpress.com/2012/03/partikel-001.jpg

b) Quark
Quark merupakan bagian terkecil dari hadron yang mempunyai
pecahan muatan dan sifat yang disebut dengan warna yang
menyebabkan interaksi kuat. Hadron sendiri merupakan partikel
berinteraksi kuat. Quark pada hakikatnya merupakan partikel-titik
yang tidak memiliki struktur internal, tetapi berlainan dengan lepton
dan bahkan berlainan dengan partikel lain dalam alam diduga
memiliki muatan listrik pecahan.
Terdapat beberapa jenis quark, dan dipercaya terdapat paling
sedikit enam flavor, yang disebut up, down, stange, charmed,
bottom, dan top. Setiap flavor terdiri dari tiga warna, yakni merah,
hijau dan biru. Perlu ditekankan bahwa istilah-istilah seperti flavor
dan khususnya warna hanya merupakan label atau pengenal saja.
Quark jauh lebih kecil dari panjang gelombang cahaya tampak
sehingga tidak akan memiliki warna dalam keadaan yang
sebenarnya. Proton dan netron terdiri dari tiga quark dengan warna
yang berbeda. Proton tersusun atas dua quark up dan satu quark
down, sedangkan netron tersusun dari dua quark down dan satu
quark up. Tiga quark semula diberi label u untuk “up, d untuk
“down”, dan s untuk “strange”. Partikel dan antipartikelnya diberi
muatan sebagai berikut:

Muatan partikel Muatan anti partikel


u : +2/3 e             u : - 2/3 e
d : - 1/3 e d : +1/3 e
s : - 1/3 e s : +1/3 e

Tabel 2. Data Partikel Keluarga Quark

Tabel data partikel keluarga quark.


Sumber: https://ilmunuklir.files.wordpress.com/2012/03/partikel-002.jpg

Sifat Tiga Generasi Quark dan Lepton


Masing-masing quark memiliki bilangan barion B 1/3 dan masing-
masing antiquark memiliki bilangan barion B= -1/3. Sebuah barion
terdiri dari 3 Quark, sehingga memiliki B= +1, dan antibarion terdiri dari
3 antiquark, sehingga B= -1; meson terdiri dari satu quark dan satu anti-
quark, sehingga B= 0. Quark semuanya memiliki paritas genap dan spin
1/2.

Generasi Quark Simbol Muatan, e Keanehan Pesona


1 Ke atas u (+ ⅔) 0 0
Ke bawah d (- ⅓) 0 0
2 Pesona c (+ ⅔) 0 1
Keanehan s (- ⅓) -1 0
3 Puncak t (+ ⅔) 0 0
dasar b (- ⅓) 0 0
Generasi Lepton Simbol Muatan, e
1 Elektron e- -1
e-Neutrino ve 0
2 Muon µ- -1
µ-Neutrino vµ 0
3 Tau ‫ז‬- -1
‫ז‬-Neutrino V‫ז‬ 0

c) Baryon
Baryon adalah fermion hadron, yaitu fermion yang mengambil
peran dalam interaksi nuklir kuat, dan luruh menjadi nukleon dengan
radiasi emisi meson. Sehingga semua baryon harus memiliki masa
lebih besar daripada atau samadengan masa proton. Mencakup
hyperon dan nukleon. Hyperon mencakup omegon, xion, sigmon,
dan lamdon. Sedangkan nukleon mencakup neutron dan proton.
Masing-masng dengan anti-partikel. Baryon memiliki idetitas,
nomor baryon [B], satu untuk baryon [B = 1] dan minus atau untuk
anti-baryon [B = –1]. Sehingga untuk semua partikel non-baryon
adalah nol [B = 0]. Total nomor baryon memenuhi konservasi dalam
interaksi nuklir kuat. Baryon terdiri dari 3 kuark, masing-maisng
dengan nomor bariyon 1/3 [B = 1/3], dan anti-baryon terdiri dari 3
anti-kuark, masing-masing dengan nomor bariyon 1/3 [B = –1/3].
Tabel 3. Data beberapa partikel komposit

Tabel data partikel komposit.


Sumber: https://ilmunuklir.files.wordpress.com/2012/03/partikel-003.jpg

2. Partikel Fundamental Boson


Suatu partikel dikatakan boson jika memiliki spin bilangan bulat
dan fungsi-fungsi gelombang dari kedua partikel tidak berubah ketika
saling bertukaran. Meson dan Gauge boson adalah termasuk keluarga
boson.
a) Meson
Meson didefinisikan sebagai partikel yang dipengaruhi
interaksi kuat dan mempunyai nilai bilangan barion 0, meson
termasuk keluarga boson yang mempunyai spin bulat. Meson
merupakan boson hadron, yaitu boson yang mengambil peran
dalam interaksi nuklir kuat. Mencakup meson H dan meson L.
Meson H mencakup eton, chion, dan kaon. Meson L mencakup
pion. Meson terdiri dari pasangan kuark dan anti-kuark. Karena
meson terdiri dari kuark sebagai subpartikel, mereka juga dapat
mengambil peran dan interaksi nuklir lemah. Sedangkan meson
bermuatan dengan sendirinya terlibat dalam interaksi
elektromagnetik. Meson disubklasifikasikan berdasarkan pada
kuark penyusunya, momentum angular total, paritas, paritas C, dan
paritas G. Meson tak dihasilkan dalam keluruhan radioativitas, tapi
secara alami dalam interaksi energi tinggi antar partikel
berkomposisi kuark di radiasi kosmik.

b) Gauge Boson
Teori fisika partikel dari elektromagnetik meliputi prediksi-
prediksi persamaan Maxwell serta efek kuantumnya (teori
elektromagnetik kuantum). Yang termasuk ke dalam gauge boson
misalnya foton, gluon, dan graviton.
Foton adalah sebuah kuantum dari gaya elektromagnetik dan
sebagai mediator/perantara pertukaran partikel. Sebuah elektron
masuk daerah interaksi mengemisikan sebuah foton dan foton
kemudian merambat ke elektron yang lain, mengkomunikasikan
gaya elektromagnetik, kemudian lenyap. Melalui pertukaran ini
(foton bertransmisi), foton memediasi sebuah gaya dan
menyampaikan informasi dari satu tempat ke tempat yang lain.
Keberadan foton sebagai boson gauge mendorong P. Dirac, R.
Feynman dan J. Schwinger serta S.I. Tomonaga untuk
mengembangkan teori mekanika quantum dari foton dan
melahirkan sebuah teori elektrodinamika kuantum (QED = Qantum
Electrodynamics).
Teori elektrodinamika kuantum (QED = Qantum
Electrodynamics) meliputi semua prediksi dari teori
elektromagnetik klasik serta kontribusi partikel (kuantum) terhadap
proses fisika, yakni interaksi yang dihasilkan oleh pertukaran
partikel-partikel kuantum. QED menjelaskan bagaimana pertukaran
foton menghasilkan gaya elektromagnetik, dua elektron masuk
daerah interaksi yang kemudian terjadi pertukaran sebuah foton.
Kemudian dua elektron muncul dengan lintasan resultannya
(sebagai contoh, kecepatan dan arah gerak) dipengaruhi oleh gaya
elektromagnetik yang dikomunikasikan.
Tidak semua proses QED meliputi foton yang kemudian
lenyap (sebagai partikel internal) ada juga sebuah proses riil yaitu
melibatkan foton eksternal, partikel yang masuk atau meninggalkan
suatu daerah interaksi. Partikel-partikel seperti ini seringkali
dibelokkan dan dapat pula berubah menjadi partikel lain. Partikel-
partikel yang masuk atau meninggalkan suatu daerah interaksi
merupakan partikel-partikel fisis riil yang diketahui sebagai boson
gauge, yang akan merespon untuk mengkomunikasikan gaya
tertentu. Karena tidak bermassa, jangkauan potensial
elektromagnetiknya tidak berhingga, atau dapat dikatakan besar
energi potensial berbanding terbalik dengan jarak. Contoh lain
boson gauge adalah boson lemah (weak boson) dan gluon, masing-
masing mengkomunikasikan gaya lemah dan gaya kuat.
Gluon merupakan energi interaksi kuat yang menyatukan
materi dengan gaya-gaya fisika. Misalnya ketika pembentukan
meson, quark terikat bersama dengan adanya gaya nuklir kuat yang
berasal dari gluon. Gluon ini juga membawa muatan warna ketika
berinteaksi dengan materi.
W+, W−, and Z0 boson merupakan energi yang menyebabkan
interaksi lemah. W dikenal dalam peluruhan nuklir, W− mengubah
neutron menjadi proton kemudian meluruh menjadi sebuah
elektron dan elektron pasangan antiineutrino, dan Z0 tidak
mengubah muatan melainkan mengubah momentum dan
mekanisme elatis hamburan neutrino. Foton yang tak bermassa
menengahi interaksi elektromagnetik.
Graviton adalah partikel boson non-hadron hipotetik yang
dianggap bertanggungjawab atas efek gravitasi. Dalam kuantum
gravitasi, graviton adalah kuantum radiasi gravitasional, dengan
masa-diam nol, muatan netral, dengan anti-partikel adalah dirinya
sendiri, karena gravitasi adalah monopol atau kutub tunggal, dan
dengan spin 2. Penetapan spin graviton adalah berdasarkan pada
energi stress-tensor, tensor peringkat dua, dibandingkan dengan
tensor peringkat 1 pada energi elektromagnetik foton sebagai boson
dengan spin 1.

C. Gaya atau Interaksi Alamiah Alam Semesta


Partikel pembawa gaya dapat dikelompokkan empat kategori menurut
kekuatan gaya yang dibawanya dan interaksinya dengan partikel jenis
tertentu. Empat interaksi tersebut adalah interaksi/gaya gravitasi
(gravitational interaction), interaksi elektromagnetik (electromagnetic
interaction), interaksi lemah (weak interaction), dan interaksi kuat (strong
interaction). Setiap interaksi memiliki paertilkel pembawa interaksi khusus,
yang hanya bisa bekerja spesifik pada interaksi tertentu.
Yang pertama adalah interaksi gravitasi. Interaksi ini bersifat
universal artinya bahwa setiap partikel merasakan gaya gravitasi yang
besarnya bergantung pada massa atau energinya. Gravitasi merupakan yang
terlemag dari keempat interaksi tersebut. Gravitasi dapat menjangkau jarak
yang jauh dan selalu bersifat menarik. Interaksi gravitasi membuat benda
jatuh ke tanah dan juga pergerakan planet dan galaksi. Semakin masif benda
maka semakin besar merasakan interaksi gravitasi. Sebaliknya bertambah
jauh jarak dua benda makin semakin berkurang interksi gravitasi yang
bekerja. Oleh karenanya pada skala mikroskopis interaksi ini diabaikan.
Interaksi ini dijelaskan oleh Teori Relativitas Umum Einstein. Partikel
pembawa interaksi gravitasi adalah graviton.
Kedua, disebut interaksi elektromagnetic yang berinteraksi dengan
partikel-partikel bermuatan listrik seperti elektron, proton, quark, namun tidak
berinteraksi dengan partikel-partikel tak bermuatan listrik seperti graviton dan
netron. Interaksi ini jauh lebih kuat dari gaya gravitasi. Interaksi
elektromagnetik menyebabkan semua fenomena menyangkut listrik dan
magnetik. Interaksi elektromagnetik dijelaskan oleh quantum electrodynamics
dimana Feynman, Schwinger dan Tomonaga mendapat hadiah nobel tahun
1965. Partikel pembawa interaksi elektromagnetik adalah foton.
Ketiga, adalah Interaksi nuklir lemah yang dibutuhkan oleh
radioaktivitas. Pada tahun 1967 Abdus Salam dan Steven Weinberg
mengemukaan teori yang memadukan interaksi nuklir lemah dan
elektromagnetik memadukan kelistrikan dan kemagnetan . Beliau
berpendapat bahwa selain foton, terdapat tiga partikel yang secara bersama-
sama membawa gaya lemah (W+, W-, Z).
Terakhir adalah Interaksi kuat, yang juga terjadi pada subatomik dan
hanya dirasakan oleh Quark. Nobel Fisika 2004 adalah tema tersebut. Dimana
terdapat temuan tentang gluon sebagai exchange particle dalam interaksi kuat.
Temuan ini memulai sebuah teori baru dalam teori medan kuantum (Quantum
Chromodynamic), teori khusus untuk mempelajari fenomena dalam interaksi
kuat.

Tabel 4. Data Partikel Pembawa Gaya

Tabel data partikel pembawa gaya.


Sumber: https://ilmunuklir.files.wordpress.com/2012/03/partikel-004.jpg
D. Grand Unified Theory

Keberhasilan penggabungan interaksi/gaya nuklir lemah dan gaya


elektromagnetik membangkitkan adanya usaha untuk menggabungkan kedua
gaya tersebut dengan gaya nuklir kuat menjadi teori paduan agung (Grand
Unified Theory/GUT). Ide dasar teori paduan agung adalah bahwa gaya
nuklir kuat menjadi lebih lemah pada energi tinggi. Sebaliknya gaya nuklir
lemah dan gaya lektromagnetik menjadi semakin kuat pada energi yang
tinggi. Pada suatu energi sangat tinggi yang disebut energi paduan agung,
ketiga gaya tersebut akan memiliki kekuatan yang sama dan karena itu dapat
dipandang sebagai aspek yang berbeda dari sebuah gaya tunggal. Banyak
versi tentang Grand Inified Theory, tetapi belum ada verifikasi final.
Pembuktian kesahihan GUT antara lain berasal dari peluruhan proton yang
meluruh dengan sendirinya atau secara spontan.
GUT dianggap belum lengkap, karena hanya menggabungkan tiga
interaksi dari empat interaksi yang ada di alam semesta. Oleh karenanya
muncul kemudian ide untuk menggabungkan keempat interaksi alamiah
tersebut yang kemudian disebut dengan Theory of Everything (TOE).
Theory of everything ditafsirkan dalam banyak versi diantaranya
adalah supersimetri dan superstring/supertali. TOE mempunyai makna sebuah
teori kemanunggalan agung yang menggabungkan semua teori yang ada
menjadi hanya sebuah teori terpadu yang kemudian diekspresikan dalam
bentuk persamaan.
Ide superstring dicetuskan antara lain oleh John Schwarz dari Institut
Teknologi Kalifornia dan Michael Green. Superstring adalah teori tentang
semesta berdimensi sepuluh dimana penyusunan dasar materi dan energi
bukanlah berupa titik melainkan tali-tali superkecil (string). Tali-tali tersebut
apabila 1033 tali dijajarkan panjangnya kira-kira hanya satu meter. Untuk
menguji prakiraan eksperimental teori superstring, seseorang harus mampu
melakukan proses matematika yang disebut dengan kompaktifikasi, yaitu
proses mereduksi teori sepuluh dimensi menjadi dunia nyata empat dimensi
(tiga dimensi ruang satu dimensi waktu).
Untuk memastikan apakah teori superstring akan menjadi Theory of
everything masih dibutuhkan waktu yang lama. Penelitian-penelitian terus
dilakukan untuk kemudian menemukan Theory of everything.
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Partikel Elementer. (Online) http://repository.usu.ac.id/


bitstream/123456789/29496/4/Chapter%20II.pdf. Diakses pada 22 Mei
2015 pukul 19.30 WIB.

Anonim. 2012. Partikel Elementer. (online) http://ilmunuklir.wordpress.


com/tag/partikel-elementer/. Diakses pada 22 Mei 2015 pukul 16.00
WIB.

Beiser, Arthur. 1987. Konsep Fisika Modern, Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.

J. Ostdiek, Vern dan Donald J. Bord. Inquiry Into Physics, Sixth edition. Jakarta:
Erlangga.

Mulyono, Agus. 2011. Partikel Elementer dan Interaksi Alamiah. (Online)


http://saintek.uin-malang.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Partikel-
Elementer-dan-Interaksi-Alamiah.pdf. Diakses pada 22 Mei 2015 pukul
20.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai