Anda di halaman 1dari 12

TUGAS 1

1. Jelaskan tentang teori Reinforcment !


2. Apakah ada kritik terhadap teori ini?
3. Jelaskan tipe-tipe konflik ! Apakah anda pernah mengalaminya?
Jelaskan dengan Bahasa sendiri pengalama ini!

Tetap semangat mengerjakan tugas I ini.

Salam

Berikut jawaban saya :


1. Jelaskan tentang teori Reinforcment !
Sebelum kita kepenjelasannya, kita lihat dulu Tokoh Di Balik Teori ini
Reinforcement theory telah lama menjadi panduan dalam Psikologi, diawali
pada permulaan abad 20 dengan penelitian yang dilakukan oleh Pavlov dan
Thorndike, yang merupakan ahli yang mempunyai berlatar belakang
keilmuan fisiologi, kemudian dilanjutkan oleh Allport (1924), Hull (1943),
Skinner (1953). Salah satu tokoh teori Reinforcement yang sangat terkenal
adalah Albert
Bandura yang terkenal dengan social learning theory nya. Albert Bandura
lahir tanggal 4 Desember 1925 di Mundare Bagian selatan Alberta Kanada.
Bandura kecil belajar di sekolah yang sangat terbatas, tetapi dia mampu
mendapatkan hasil (nilai) yang memuaskan. Dia menerima sarjana muda
bidang Psikologi dari University of British of Colombia tahun 1949. kemudian
dia mendapat gelar Ph.D dari University of Iowa. Kemudian dia sangat
konsen dengan teori pembelajaran dan meneruskan pendidikan post doktoral
di Wichita Guidace Centre di Wichita Kansas.
Tahun 1953, Bandura mulai mengajar di Stanford University, di Universitas
ini dia bekerja sama dengan mahasiswanya yang bernama Ricard Walters
kemudian bersama-sama menulis buku yang berjudul Adolesent Aggression
tahun 1953. Bandura menjadi presiden APA tahun 1973 dan menerima APA
Award atas jasa jasanya dalam Distinguished Scientific Constributions tahun
1980

Teori Reinforcement ini merupakan suatu pendekatan psikologi yang sangat


penting bagi manusia.Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang itu dapat
menentukan, memilih dan mengambil keputusan dalam dinamika
kehidupan. Teori ini bisa digunakan pada berbagai macam situasi yang
seringkali dihadapi manusia. Teori Reinforcement ini mengatakan bahwa
tingkah laku manusia itu adalah hasil kompilasi dari pengalaman-
pengalaman yang ia temui sebelumnya, atau dalam bahasa lainnya disebut
“Consequences influence behavior”.Contoh yang paling mudah yang bisa
saya gambarkan disini adalah bagaimana sikap yang diambil oleh seorang
siswa di dalam kelas. Asumsikan bahwa sang guru sudah menjelaskan
seperangkap aturan yang harus ditaati oleh siswa di dalam kelas. Suatu
ketika, seorang siswa berteriak di dalam kelas. Maka sang guru langsung
memberikan hukuman kepada siswa tersebut. Dari hukuman itu, siswa tadi
akan merubah sikapnya untuk tidak berteriak lagi. Juga demikian, kepada
siswa yang tekun mengikuti pelajaran di dalam kelas, maka sang guru
memberikan kepada mereka semacam hadiah atau penghargaan. Jika
sistem ini berjalan dalam jangka waktu tertentu, maka keadaan siswa tadi
pasti akan konvergen untuk mengambil sikap yang baik di dalam kelas.
Dalam Reinforcement Theory, terdapat 3 konsekuensi yang berbeda, yaitu:
1) Konsekuensi yang memberikan reward.
2) Konsekuensi yang memberikan punishment.
3) Konsekuensi yang tidak memberikan apa –apa
Seorang siswa yang bersikap baik di dalam kelas, ia akan mendapatkan
reward. Dengan reward itu, ia akan bersikap lebih baik lagi. Jika ia bersikap
lebih baik lagi, ia akan mendapatkan reward lagi. Demikian seterusnya yang
terjadi sehingga ia pasti akan semakin konvergen dalam bersikap baik di
dalam kelas. Sebaliknya, jika ia bersikap buruk, maka ia akan menerima
punishment. Dengan punishment itu, ia akan merubah sikapnya. Jika
punishment itu tidak cukup untuk membuatnya berubah, maka ia akan
mendapatkan punishment lagi, sehingga dalam batasan tertentu, ia pasti
akan berubah sikap yang hasilnya adalah ia akan mendapatkan reward.
Demikian seterusnya, sehingga pada suatu saat nanti, ia akan konvergen
bersikap baik di dalam kelas.
Ini adalah teori yang luar biasa dalam menjelaskan dynamic system pada
real system. Akan tetapi, sangat sulit sekali untuk memodelkan dan
mentransformasikannya dalam bentuk computational system. Coba
bayangkan pada kasus diatas. Seandainya saja siswa tersebut berteriak dan
ia mendapatkan punishment, maka bisa jadi punishment itu tidak
berpengaruh pada dirinya. Atau sebaliknya, punishment itu sangat
berpengaruh pada dirinya, sehingga ia menjadi sangat malu, dan akhirnya
bunuh diri!. Juga demikian dengan bagaimana memodelkan bentuk
konsekuensi yang tepat, baik dari segi kategori konsekuensi maupun dari
segi intensitas konsekuensi. Kesulitan yang lainnya adalah
bagaimana memodelkan sistem yang dinamik dalam aturan-aturan
Reinforcement Theory.
Sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa Reinforcement Theory itu bukan
merupakan teori yang sederhana, akan tetapi merupakan teori yang sangat
kompleks .

Berikut ini 2 contoh reinforcement dalam dunia kerja yaitu


Positive Reinforcement (Penguatan positif)
Acknowledge atau pengakuan
Pengakuan yang diberikan perusahaan/perguruan tinggi terhadap kontribusi
seorang karyawan mungkin akan terlihat sebagai hal yang sederhana.
Namun ternyata pengakuan tersebut bisa membawa dampak yang luar
biasa. Terutama jika pengakuan tersebut diberikan di depan umum. Tidak
ada salahnya untuk memberikan selamat atau pujian pada karyawan yang
berprestasi di depan umum, seperti saat sedang rapat atau sedang berada
di hadapan para karyawan lainnya.
Attribute atau tanda
Ternyata pemberian tanda pada karyawan terbukti dapat meningkatkan
tanggung jawab karyawan tersebut terhadap pekerjaannya. Pemberian tanda
tertentu pada karyawan yang berprestasi merupakan hal yang baik dan
sangat dianjurkan seperti pemberian sertifikat/piagam. Anda dapat
menentukan employee of the month atau employee of the year sebagai
suatu bentuk pemberian tanda penghargaan pada karyawan yang
berprestasi.
Assign atau penugasan
Penugasan tertentu atau promosi jabatan dapat diberikan pada karyawan
yang berprestasi. Penugasan pada karyawan yang berprestasi dalam hal
penyelesaian masalah atau pencapaian peluang akan menjadi salah satu
bentuk penghargaan dari perusahaan/perguruan tinggi. Karena dengan
penugasan tersebut, maknanya adalah perusahaan/perguruan tinggi percaya
pada kemampuan karyawan tersebut. Dan hal tersebut dapat menjadi
loncatan bagi karyawan berprestasi untuk meraih penghargaan yang lebih
tinggi lagi. Karena semakin besar masalah yang diselesaikan atau peluang
yang diraih, maka akan semakin besar pula pengakuan
perusahaan/perguruan tinggi yang akan diberikan.
Award atau hadiah
Karyawan yang berprestasi juga dapat diberikan penghargaan berupa
hadiah nyata yang dapat langsung digunakan atau dimanfaatkan oleh
karyawan tersebut. Misalnya voucher belanja, tiket wisata, atau sejumlah
uang, dan lain sebagainya. Selain itu, perusahaan/perguruan tinggi juga
bisa memberikan hadiah yang bersifat personal, seperti makan siang atau
makan malam bersama pimpinan, rekreasi satu tim beserta pimpinan, dan
lain sebagainya. makan bersama sebagai bentuk merayakan suatu tugas
yang dapat dikerjakan suatu tim adalah salah satu bentuk penghargaan
dan meningkatkan ikatan emosional antar sesama karyawan dan atasan
Assess/Analyze atau pengukuran/analisis
Dalam memberikan reward pada karyawan, perusahaan/perguruan tinggi
membutuhkan data yang valid untuk dianalisa. Sehingga akan didapatkan
informasi yang baik sebagai kunci utama dari sistem pemberian reward
tersebut.

Negative Reinforcement (Penguatan Negatif)


Penguatan negatif adalah penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi
respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang
merugikan (tidak menyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara
lain:
Surat Peringatan
Sanksi yang dapat diberikan kepada karyawan adalah surat peringatan atau
lebih dikenal dengan sebutan SP. SP diberikan apabila karyawan melakukan
pelanggaran ringan seperti pelanggaran disiplin kerja. Walaupun terlihat kecil
tapi pelanggaran kecil apabila sering dilakukan atau berulang-ulang maka
akan berpengaruh pada kinerja dan dapat menularkan pada karyawan lain.
Memberikan SP merupakan aturan yang tercantum pada UU ketenagakerjaan
pasal 161 yang berbunyi “ Dalam hal pekerja/buruh melakukan pelanggaran
ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau
perjannjian kerja bersama, pengusaha dapat melakukan pemutusan
hubungan kerja, setelah kepada pekerja/buruh yang bersangkutan diberikan
surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga secara berturut-turut.”
Pemotongan Gaji/Tunjangan
Sanksi lainnya yang dapat diberikan kepada karyawan yang melanggar
aturan adalah dengan pemotongan gaji atau tunjangan. Sebelum
menerapkan sanksi pada karyawan dalam bentuk denda,
perusahaan/perguruan tinggi harus memenuhi ketentuan-ketentuan
mengenai perlindungan upah karyawan. Peraturan mengenai pemotongan
gaji atau denda tersebut harus dipaparkan dengan detail dalam kontrak
kerja.
Apabila suatu perusahaan/perguruan tinggi belum pernah membuat kontrak
peraturan maka dapat dilakukan pembaharuan kontrak kerja. Hal ini
dimaksud agar tidak terjadi kesalahpahaman oleh karyawan. Sanksi dengan
cara ini dinilai efektif.
Mutasi
Mutasi yang dimaksud adalah dengan memindahkan karyawan ke tugas lain.
Dalam hal ini tugas tersebut sangat jauh berbeda dengan tugas karyawan
sebelumnya.
Mencabut tunjangan
Pemberian sanksi mencabut tunjangan dapat diberikan kepada karyawan
yang mendapat tunjangan khusus dari perusaan/perguruan tinggi. Karyawan
yang dicabut tunjangan bisa terjadi karena ia tidak menyelesaikan tugas-
tugasnta atau melakukan kesalahan. Sering kita jumpai seseorang
diamanahi jabatan khusus tapi tidak melakukan pembaruan apapun
sehingga terkesan hanya makan gaji buta.
Penurunan Jabatan
Penerapan sanksi penurunan jabatan atau sering disebut demosi dapat
dilakukan apabila karyawan dianggap melanggar kebijakan
perusahaan/perguruan tinggi. Sanksi ini tidak diatur dalam undang-undang
ketenagakerjaan, sehingga tata cara dan mekanisme penurunan jabatan
hanya diatur internal saja.
Pemutusan Hubungan Kerja
Sanksi yang cukup berat ini diberikan apabila karyawan dianggap merugikan
perusahaan baik secara materi ataupun nonmateri.
Pengunduran Diri
Seorang karyawan dapat diminta membuat surat pengunduran diri atas
kesalahan yang telah diperbuat. Hal ini akan tetap menjaga nama baik
perusahaan/perguruan tinggi’.
Positive Reinforcement dan Negative Reinforcement diatas merupakan
pertimbangan bagi perusahaan, perguruan tinggi atau badan usaha lainnya.
Semua bermaksud agar kualitas dan kinerja karyawan tetap terjaga bahkan
lebih baik.
Bisa saja seorang karyawan yang selama ini belum memiliki kinerja bagus
tetapi pada saat ia dapat melakukan suatu pekerjaan dengan baik diberikan
reinforcement oleh atasan, maka akan membuat ia lebih semangat
memperbaiki kualitas dirinya dalam bekerja. Sehingga selain untuk
menumbuhkan motivasi, reinforcement juga berguna untuk
mempertahankan perilaku yang diinginkan dari seorang karyawan lagi

2. Apakah ada kritik terhadap teori ini?


Kritik teori ini datang dari berapa kelompok terutama datang dari
kelompok aliran behavioristik keras, yang memandang Reinforcement Theory
Albert Bandura lebih tepat untuk dimasukan dalam kelompok aliran kognitif
Penyebab utamanya karena pandangan Bandura yang kental aspek
mentalnya.
3. Jelaskan tipe-tipe konflik ! Apakah anda pernah mengalaminya?
Jelaskan dengan Bahasa sendiri pengalama ini!

Berikut pengertian konflik menurut para ahli dilansir dari Konflik, Konsep
Teori, dan Permasalahan:
Stephen P. Robbins : konflik (conflict) adalah sebuah proses yang dimulai
ketika suatu pihak memiliki persepsi bahwa pihak lain telah mempengaruhi
secara negatif, sesuatu yang menjadi kepedulian atau kepentingan pihak
pertama.
Nurdjana (1994) : mendefinisikan konflik sebagai akibat situasi dimana
keinginan atau kehendak yang berbeda atau berlawanan antara satu dengan
yang lain, sehingga salah satu atau keduanya saling terganggu.
Kilman dan Thomas (1978) : konflik merupakan kondisi terjadinya
ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang
ada dalam diri individu maupun dalam hubungannya dengan orang lain.
Kondisi yang telah dikemukakan tersebut dapat mengganggu bahkan
menghambat tercapainya emosi atau stres yang mempengaruhi efisiensi dan
produktivitas kerja.
Wood, Walace, Zeffane, Schermerhom, Hunt dan Osbon (1998:580) :
konflik (dalam ruang lingkup organisasi) adalah suatu situasi dimana dua
atau banyak orang saling tidak setuju terhadap suatu permasalahan yang
menyangkut kepentingan organisasi dan/ atau dengan timbulnya perasaan
permusuhan satu dengan yang lainnya.
Stoner : konflik organisasi adalah mencakup ketidaksepakatan soal alokasi
sumber daya yang langka atau perselisihan soal tujuan, status, nilai,
persepsi, atau kepribadian.
Daniel Webster : mendefinisikan konflik sebagai persaingan atau
pertentangan antara pihak-pihak yang tidak cocok satu sama lain dan
keadaan atau perilaku yang bertentangan (Pickering, 2001).
Penyebab Konflik

Konflik bersifat universal. Itu terjadi di semua waktu dan tempat. Tidak
pernah ada masyarakat di mana beberapa individu atau kelompok tidak
terlibat konflik. Menurut Malthus, berkurangnya pasokan sarana penghidupan
merupakan penyebab konflik. Menurut Darwin, prinsip perjuangan untuk
eksistensi dan bertahan hidup adalah penyebab utama konflik.

Menurut Freud dan beberapa psikolog lain, naluri bawaan untuk agresi dalam
diri manusia adalah penyebab utama konflik. Jadi, berbagai penyebab telah
disebutkan yang mengarah pada konflik.

Ini muncul terutama dari benturan kepentingan dalam kelompok dan


masyarakat dan antara kelompok dan masyarakat. Konflik juga terjadi
sebagai akibat perbedaan antara laju perubahan norma moral suatu
masyarakat dan keinginan, harapan, ketidakpuasan, dan tuntutan.

Norma moral bahwa anak-anak harus mematuhi orang tua mereka telah
bertahan di negara kita sejak jaman dahulu tetapi sekarang generasi muda
ingin berjalan dengan caranya sendiri. Akibatnya, ada lebih banyak orang
tua, konflik pemuda daripada sebelumnya. Kadang-kadang norma moral
begitu luas cakupannya sehingga pihak yang berkonflik sering kali dapat
mengklaim norma serupa untuk membenarkan tuntutan mereka yang
terpisah.

Misalnya, karyawan akan membenarkan pemogokan mereka atas


permohonan upah tinggi di era inflasi, sedangkan manajemen akan
membenarkan pendiriannya untuk mengurangi mereka dengan
mengedepankan alasan defisit di era persaingan.

Secara singkat disebutkan penyebab konflik dilansir dari sociology


discussion adalah:
Perbedaan Individu:
Tidak ada dua orang yang memiliki sifat, sikap, cita-cita, dan minat yang
sama. Karena perbedaan-perbedaan ini mereka gagal mengakomodasi diri
mereka sendiri yang dapat menimbulkan konflik di antara mereka.

Perbedaan Budaya:

Budaya adalah cara hidup suatu kelompok. Budaya suatu kelompok berbeda
dengan budaya kelompok lain. Perbedaan budaya antar kelompok terkadang
menimbulkan ketegangan dan konflik. Perbedaan agama terkadang
menyebabkan perang dan penganiayaan dalam sejarah. India dipartisi atas
nama perbedaan agama.

Benturan Kepentingan:

Kepentingan orang atau kelompok yang berbeda terkadang bentrok. Dengan


demikian kepentingan buruh bentrok dengan kepentingan pengusaha yang
berujung pada konflik di antara mereka.
Perubahan Sosial:

Perubahan sosial menjadi penyebab konflik ketika sebagian masyarakat


melakukan net change seiring dengan perubahan di bagian lain. Perubahan
sosial menyebabkan kelambanan budaya yang berujung pada konflik. Konflik
orang tua-remaja adalah hasil dari perubahan sosial. Singkatnya, konflik
adalah ekspresi ketidakseimbangan sosial.

Macam-macam konflik

Berikut macam-macam konflik dilansir dari study.com

Konflik Interpersonal

Konflik yang ada di antara dua orang disebut konflik interpersonal. Konflik
berada di luar setiap orang (karena itu menjadi awalan 'inter-') dan hanya
ada di antara dua orang. Konflik antar pribadi dapat dilihat setiap kali dua
orang tidak setuju pada suatu topik.

Contohnya yaitu anak balita ketika mereka memperebutkan satu mainan


atau dua pasien panti jompo ketika mereka berdebat tentang politik. Karena
kita memiliki suka dan tidak suka yang berbeda, menikmati hal yang
berbeda, dan melihat dunia dari perspektif yang berbeda, konflik antar
pribadi pasti akan terjadi.

Konflik Intrapersonal

Mengingat awalan 'intra-' berarti berasal dari dalam, Anda dapat melihat
bahwa konflik intrapersonal adalah ketika Anda merasa berkonflik tentang
pikiran atau tindakan Anda sendiri. Mungkin Anda selalu memberi tahu
orang-orang bahwa mereka harus membantu tunawisma dan kemudian,
ketika Anda melihat seorang tunawisma di jalan, Anda menjadi takut dan
berbalik.
Putusnya kata-kata dan tindakan Anda dapat menyebabkan kekacauan
internal. Konflik intrapersonal selalu merupakan pertarungan psikologis bagi
orang yang mengalaminya. Meskipun konflik intrapersonal bisa jadi sulit,
penyelesaiannya menghasilkan pemahaman yang lebih kuat tentang diri
Anda.

Konflik Antarkelompok

Konflik antar kelompok berkaitan dengan konflik yang terjadi di antara


kelompok-kelompok orang yang terkonsolidasi. Jenis konflik ini terjadi
terus- menerus selama kampanye politik yang memanas. Bukan hanya dua
kandidat yang berkonflik, tetapi individu yang sangat mengidentifikasi
dengan satu atau yang lain mungkin terlibat dalam benturan ide dan
ideologi.

Konflik Antar Kelas

Konflik antar kelas terjadi saat individu maupun kelompok berada pada
tingkatan kelas masyarakat secara vertikal yang berbeda. Misalnya seperti
antara buruh pabrik dengan pendiri pabrik yang menuntut kenaikan upah
dan sebaliknya.

Konflik Ras

Konflik ras / etnis adalah proses dasar dalam kehidupan sosial dan dapat
bersifat merusak dan kohesif. Dalam beberapa situasi, ini dapat merusak
bagi beberapa kelompok dan bertindak sebagai kekuatan kohesif bagi
yang lain. Kelompok ras dan etnis dapat menjadi sumber dan hasil dari dua
wajah konflik sosial, bertindak sebagai penanda batas antara kelompok
yang melihat diri mereka berbeda dalam kepentingan dan nilai mereka
dari kelompok lain.
Contoh konflik ras adalah ras kulit putih dan kulit berwarna yang masih
banyak menjadi pemantik berbagai konflik masa kini.

Konflik Keluarga

Konflik ini terjadi di dalam internal keluarga yang disebabkan karena


beberapa faktor seperti kecemburuan, maupun faktor ekonomi. Contohnya
saja beberapa anggota keluarga memperebutkan harta waris yang merasa
bahwa bagian yang didapat tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Akibatnya konflik dalam keluarga tidak dapat dihindari.

Dampak Konflik dalam Masyarakat

Seperti dinyatakan para ahli sosiologi (Parsons, Jorgensen dan Hernandez)


bahwa konflik sosial memiliki manfaat bagi masyarakat, yaitu sebagai
berikut:

1. Konflik dapat meningkatkan kohesivitas dan solidaritas


anggota kelompok

2. Memunculkan isu-isu, harapan-harapan yang terpendam


yang dapat menjadi katalisator perubahan sosial.

3. Memperjelas norma dan tujuan kelompok

4. Munculnya pribadi-pribadi atau mental-mental masyarakat yang


tahan uji dalam menghadapi segala tantangan dan
permasalahan yang dihadapi, sehingga lebih bisa
mendewasakan masyarakat.
Namun demikian, konflik juga bisa bersifat destruktif terhadap keutuhan
kelompok dan integrasi sosial dalam skala yang lebih luas, misalnya
mengakibatkan situasi “ketidakdamaian” sosial.

Dampak negatif dari konflik sosial bagi masyarakat, di antaranya adalah:

1. Retaknya persatuan kelompok, hal ini terjadi bilamana terjadi


pertentangan angota-anggota dalam satu kelompok.

2. Perubahan kepribadian individu, pertentangan di dalam kelompok


atau antar kelompok dapat menyebabkan individu-individu tertentu
merasa tertekan sehingga mentalnya tersiksa.

3. Dominasi pihak yang lebih kuat dan takluknya pihak yang


lemah, sehingga dapat menimbulkan kekuasaan yang otoriter
(dalam politik) atau monopoli (dalam ekonomi).

4. Banyaknya kerugian baik harta benda, jiwa, dan mental bangsa,


yang menjurus pada ketidakteraturan tatanan sosial.

Anda mungkin juga menyukai