Anda di halaman 1dari 21

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN

“MAKALAH KODE ETIK PROFESI BIDAN”


Dosen Pengampu: Ketut Espana Giri, S.ST.,M.Kes

Kelas: 2A

Kelompok: 2
Nama Kelompok:
1. Kadek Linda Septiana Dewi (2006091002)
2. Luh savitri (2006091004)
3. Luh Reza Yani (2006091005)
4. Ni Nyoman Ayuni Denykantari (2006091006)
5. Kadek Lakshmi Gayatri Suci Rahayu (2006091008)
6. Ni Made Ayu Dharma Wedasari (2006091009)
7. Ni Made Sri Ayu Pitaloka (2006091010)
8. Ni Komang Devna Trisya Pramiditha (2006091011)
9. Kadek Dila Mas Priliyani (2006091012)
10. Putu Eka Aprilya Purwanti (2006091013)
11. Ida Ayu Komang Pitriyani (2006091021)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan
Yang Maha Esa karena berkat Anugrah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih
kepada Ibu Ketut Espana Giri S.ST., M.Kes yang mengajarkan saya tentang
materi Kode Etik Profesi Bidan.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan khususnya mengenai konsep kebidanan yang ada di
Indonesia. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih sangat jauh
dari kata sempurna.

Saya berharap pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun


demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Saya mohon maaf jika ada salah perkataan dalam
pembutan makalah ini.

Singaraja, 08 September 2021


Penulis,

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... I

DAFTAR ISI..........................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3 Tujuan............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Prinsip Kode Etik..................................................................3

2.2 Tujuan dan Fungsi Kode Etik Profesi............................................................6

2.3 Kode Etik Bidan Di Indonesia.......................................................................8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan....................................................................................................16

3.2 Saran.............................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 18

II
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Etika diperlukan dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga
pergaulan hidup tingkat internasional. Etika merupakan suatu sistem yang
mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan
tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun,
tata krama, protokoler dan lain-lain.
Setiap profesi mutlak mengenal atau mempunyai kode etik. Dengan demikian
dokter, perawat,-,bidan, guru dan sebagainya yang merupakan bidang pekerjaan
profesi mempunyai kode etik.

Kode etik suatu profesi adalah berupa norma-norma yang harus


diindahkan oleh setiap anggota profesi yang bersangkutan didalam melaksanakan
tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat. Kode etik profesi merupakan
"suatu pernyataan komprehensif dari profesi yang memberikan tuntunan bagi
angotanya untuk melaksanakan praktik dalam bidang profesinya baik yang
berhubungan dengan klien /pasien, keluarga, masyarakat, teman sejawat, profesi
dan dirinya sendiri". Namun dikatakan bahwa kode etik pada zaman dimana nilai-
nilai peradaban semakin kompleks, kode etik tidak dapat lagi dipakai sebagai
pegangan satu-satunya dalam menyelesaikan masalah etik, untuk itu dibutuhkan
juga suatu pengetahuan yang berhubungan dengan hukum. Benar atau salah pada
penerapan kode etik, ketentuan/nilai moral yang berlaku terpulang kepada profesi.

Kode etik bidan di Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan
disahkan dalam kongres nasional IBI X tahun 1988, sedang petunjuk
pelaksanaanya disahkan dalam rapat kerja nasional (RAKERNAS) IBI tahun 1991,
kemudian disempurnakan dan disyahkan pada kongres nasional IBI XII tahun
1998. Begitu halnya dengan profesi kebidanan, diperlukan suatu petunjuk bagi
anggota profesi tentang bagaimana mereka harus menjalankan profesinya, yaitu
ketentuan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anggota profesi,
tidak saja dalam menjalankan tugas profesinya melainkan juga menyangkut

1
tingkah laku dalam pergaulan sehari-hari dimayarakat, yang dalam hal ini kode
etik profesi kebidanan.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan suatu rumusan masalah diantaranya:
1. Apa pengertian dan prinsip dari kode etik?
2. Bagaimana tujuan dan fungsi dari kode etik profesi?
3. Bagaimana kode etik bidan di Indonesia?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan perumusan makalah ini
diantaranya:
1. Untuk mengetahui pengertian dan prinsip dari kode etik.
2. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi dari kode etik profesi.
3. Untuk mengetahui kode etik bidan di Indonesia.

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Prinsip Kode Etik


1. Pengertian Kode Etik
Kode etik adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap profesi
dalam melaksanakan tugas profesinya dan hidupnya di masyarakat. Norma
tersebut berisi petunjuk bagi anggota profesi tentang bagaimana mereka harus
menjalankan profesinya dan larangan, yaitu ketentuan tentang apa yang boleh dan
tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh anggota profesi, tidak saja dalam
melaksanakan tugas profesinya, melainkan juga menyangkut tingkah laku pada
umumnya dalam pergaulan sehari-hari di dalam masyarakat (Mustika, 2001).
Pengertian kode etik profesi bidan adalah norma- norma yang harus
diindahkan oleh setiap profesi dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam
hidupnya di masyarakat. Kode etik juga diartikan sebagai suatu disiplin ilmu dan
merupakan pengetahuan komperhensif suatu profesi yang memberikan tuntunan
bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi. Umumnya kode etik di
tetapkan oleh profesi sendiri dalam satu kongres. Kode etik harus menjadi self
regulation dari profesi. Agar kode etik berhasil dengan baik, maka pelaksanaanya
sebaiknya diawasi dan dikontrol.

2. Prinsip Kode Etik


 Prinsip dasar Kode Etik Profesi
a. Prinsip Tanggung Jawab.
Seorang yang memiliki profesi harus mampu bertanggung jawab atas
dampak yang ditimbulkan dari profesi tersebut, khususnya bagi orang-
orang di sekitarnya.
b. Prinsip Keadilan.
Prinsip ini menuntut agar seseorang mampu menjalankan profesinya tanpa
merugikan orang lain, khususnya orang yang berkaitan dengan profesi
tersebut.
c. Prinsip Otonomi.
Prinsip ini didasari dari kebutuhan seorang profesional untuk diberikan
kebebasan sepenuhnya untuk menjalankan profesinya.

3
d. Prinsip Integritas Moral.
Seorang profesional juga dituntut untuk memiliki komitmen pribadi untuk
menjaga kepentingan profesinya, dirinya, dan masyarakat.

 Prinsip Kode Etik Dalam Pelayanan Kebidanan


1) Prinsip Autonomi atau otonomi (Menghargai otonomi)

Otonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu autos ( self atau diri sendiri )
dan nomos yang artinya aturan ( rule). Dengan demikian otonomi mengandung
arti mengatur diri sendiri yaitu bebas dari kontrol pihak lain dan dari perbatasan
pribadi. Bidan harus menghormati otonomi pasien oleh karena itu kita mengenal
yang namanya informed consent. Persetujuan penting dari sudut pandang bidan,
karena itu berkaitan dengan aspek hukum yang memberikan otoritas untuk semua
prosedur yang dilakukan oleh bidan. Sedangkan pilihan (choice) lebih penting dari
sudut pandang wanita (pasien) sebagai konsumen penerima jasa asuhan kebidanan.
Tujuannya adalah untuk mendorong wanita memilih asuhannya. Peran bidan tidak
hanya membuat asuhan dalam manajemen asuhan kebidanan tetapi juga menjamin
bahwa hak wanita untuk memilih asuhan dan keinginannya terpenuhi. Hal ini
sejalan dengan kode etik internasional bidan yang dinyatakan oleh ICM 1993,
bahwa bidan harus menghormati hak wanita setelah mendapatkan penjelasan dan
mendorong wanita untuk menerima tanggung jawab untuk hasil dari pilihannya.

2) Prinsip Beneficience dan Nonmaleficiene (Melakukan tindakan yamg


benar)

Beneficience berarti berbuat baik . ini adalah prinsip yang mengharuskan


bidan untuk bertindak dengan menguntungkan pasien. Nonmaleficience berarti
tidak merugikan pasien. Jika bidan tidak bisa berbuat baik kepada pasien atau
melakukan tindakan yang menguntungkan pasien, paling tidak bidan tidak
merugikan pasien . Beneficience dan nonmaleficience merupakan keharusan
untuk meningkatkan kesehatan klien dan tidak merugikannya. Hal ini sering
bertentangan dengan otonomi. Sebagai contoh. Seorang klien melahirkan bayinya
namun mengalami robekan jalan lahir. Oleh karena itu perlu dilakukan inspeksi
khusus pada vulva, vagina dan serviks dengan menggunakan spekulum . Dan

4
untuk tindakan selanjutnya semua sumber perdarahan harus diklem ,diikat, dan
luka ditutup dengan penjahitan sampai perdarahan berhenti. Teknik penjahitan
memerlukan rekan ,anastesi lokal , dan penerangan yang cukup. Namun klien
tidak ingin jika rekan bidan tersebut ikut membantu. Pertimbangan bidan yaitu
perdarahan akan lebih parah jika tetap dibiarkan. Teman sejawat ataupun asisten
perawat tentu dibutuhkan karena akan sulit jika melakukannya sendiri.

3) Prinsip Justice (Memberlakukan manusia dengan adil)

Justice atau keadilan merupakan prinsip yang sangat penting. Penting bagi
bidan untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia. Bidan memberikan pelayanan
dengan kualitas yang baik pada semua klien tanpa membedakannya.

4) Prinsip videlity (Menjaga Kerahasiaan Klien)

Berdasarkan Kode Etik Kebidanan salah satu kewajiban bidan terhadap


tugasnya adalah setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang
didapat dan atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan
atau diperlukan sehubungan dengan kepentingan klien. Contohnya :

 Hasil pemeriksaan bidan tidak boleh diceritakan kepada siapapun (kecuali


kepentingan hukum).
 Tempat pemeriksaan dijamin keamananya dari luar atau umum (tidak
kelihatan oleh umum).
 Bidan tidak boleh membuka rahasia pasien.
 Bidan tidak boleh menggunakan rahasia pasienya untuk merugikan
kepentingan pasien.
 Bidan tidak boleh menggunakan rahasia pasienya untuk kepentingan
pribadi bidan atau kepentingan pihak ketiga.

5) Prinsip nonmal-eficience (Mencegah tindakan yang dapat merugikan)


 Tidak memberikan suntikan pada pasien karena bidan lupa.
 Melakukan intervensi pada klien yang ingin menggunakan alat kontrasepsi
 Seorang bidan menawarkan susu formula kepada seorang ibu yang baru
melahirkan.

5
 Pemanggilan pasien dengan nomor urut yg keliru.

6) Prinsip Menepati janji yang telah dispakati


 Jadwal pelayanan dimulai dan ditutup tetap waktu (kecuali gawat darurat).
 Jika merujuk bidan sanggup mendampingi sampai tujuan.
 Seorang ibu membuat janji untuk melakukan pemeriksaan fisik (ANC).
 Pada 2 minggu yang akan datang pada seorang bidan.
 Tindakan yang akan dilakukan oleh seorang bidan harus sesuai dengan
peraturan yang sebelumnya disepakati melalui inform consent

7) Prinsip veracity ( Menjelaskan dengan benar)


 Menjelaskan tanda bahaya ibu hamil pada pasien harus jelas. Misalnya:
terjadi perdarahan, janin tidak bergerak, dan keluar air ketuban secara tiba-
tiba.
 Menjelskan hasil pemeriksaan kepada pasien sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.
 Menjelaskan kepada pasien tentang alat kontrasepsi secara benar tentang
kelebihan dan kekurangan dari masing-masing alat kontrasepsi.
2.2 Tujuan dan Fungsi Kode Etik Profesi
1. Tujuan Kode Etik

Tujuan dari kode etik yakni agar profesional dalam memberikan jasa
sebaik-baiknya kepada pada pemakai. Sehingga dengan adanya kode etik akan
melindungi perbuatan dari tindakan tidak profesional. Ketaatan dari suatu tenaga
profesional terhadap kode etik merupakan sebuah ketaatan naluriah, tentu bersatu
dengan pikiran, jiwa, dan perilaku dari tenaga profesional. Secara umum tujuan
adanya kode etik antara lain:

a. Untuk menjunjung tinggi martabat suatu profesi.

Dalam hal ini yang dijaga adalah ”image” dari pihak luar atau masyarakat,
mencegah orang luar memandang rendah atau ”remeh” suatu profesi. Oleh karena
itu setiap kode etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuk tindak tanduk

6
atau kelakuan anggota profesi yang dapat mencemarkan nama baik profesi di
dunia luar.Dari segi ini kode etik juga disebut ”kode kehormatan”. Hal ini
bertujuan untuk menjaga penampilan dari pihak luar atau masyarakat. Jangan
sampai publik tahu dan memandang rendah suatu profesi. Oleh sebab itu, setiap
kode etik suatu profesi melarang berbagai bentuk tindakan yang dapat mencemari
nama baik profesi terhadap dunia luar.

b. Untuk menjaga serta jug amengelola kesejahteraan anggota profesi.

Yang dimaksud kesejahteraan disini ialah kesejateraan materiil dan


spiritual atau mental. Dalam hal kesejateraan materiil anggota profesi, kode etik
umumnya menetapkan larangan-larangan bagi anggotanya untuk melakukan
perbuatan yang merugikan kesejahteraan. Kode etik juga menciptakan peraturan-
peraturan yang di tunjukan kepada pembatasan tingkah laku yang tidak pantas
atau tidak jujur para anggota profesi dalam interaksinya dengan sesama anggota
profesi.

Arti dari kesejahteraan di sini berupa materil dan spiritual. Dalam hal
kesejahteraan materil, kode etik umumnya terdapat larangan-larangan kepada
anggotanya untuk melakukan perbuatan yang merugikan kesejahteraan setiap
anggotanya. Untuk hal spiritual, kode etik umumnya memberi petunjuk untuk
para anggotanya dalam melaksanakan tugas profesi. Tidak hanya itu saja, kode
etik juga melarang anggotanya agar tidak melakukan perbuatan yang dianggap
tercela.

c. Untuk dapat meningkatkan pengabdian para anggota profesi.

Dalam hal ini kode etik juga berisi tujuan pengabdian profesi tertentu,
sehingga para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan
tanggung jawab pengabdian profesinya. Oleh karena itu kode etik merumuskan
ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan oleh para anggota profesi dalam
menjalankan tugasnya.

7
Kode etik dapat menjadi pengabdian generasi tertentu, sehingga para
anggota profesi dapat mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab
pengabdiannya untuk melaksanakan tugas profesinya.

d. Untuk membantu meningkatkan mutu profesi.

Kode etik memuat norma-norma tentang anjuran agar setiap anggota


profesi selalu berusaha meningkatkan mutu para anggotanya, sesuai dengan
bidang pengabdiannya. Selain itu, kode etik juga mengatur tentang bagaimana
cara memelihara serta meningkatkan mutu organisasi profesi.

e. Untuk meningkatkan pelayanan profesi itu di atas keuntungan pribadi.


f. Untuk menentukan standar baku bagi profesi.
g. Untuk meningkatkan kualitas organisasi menjadi lebih profesional dan
juga terjalin dengan erat.

2. Fungsi Kode Etik

Kode etik memiliki beberapa fungsi, yaitu :

a) Memberi panduan dalam membuat keputusan tentang masalah etik.


b) Menghubungkan nilai atau norma yang dapat diterapkan dan
dipertimbangkan dalam memberi pelayanan.
c) Merupakan cara untuk mengevaluasi diri.
d) Menjadi landasan untuk memberi umpan balik bagi rekan sejawat.
e) Menginformasikan kepada calon perawat dan bidan tentang nilai dan
standar profesi

2.3 Kode Etik Bidan Di Indonesia

Definisi Bidan

Bidan adalah seorang yang telah menjalani program pendidikan bidan


yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan studi
terkait serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki izin formal

8
untuk praktek bidan. Bidan merupakan salah satu profesi tertua di dunia sejak
adanya peradaban umat manusia.

Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan, yang
terakreditasi, memenuhi kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah
mendapat lisensi untuk praktek kebidanan. Yang diakui sebagai seorang
profesional yang bertanggungjawab, bermitra dengan perempuan dalam
memberikan dukungan, asuhan dan nasehat yang diperlukan selama kehamilan,
persalinan dan nifas, memfasilitasi kelahiran atas tanggung jawabnya sendiri serta
memberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan anak.

Definisi Kode Etik Bidan


Kode etik kebidanan merupakan suatu pernyataan komprehensif profesi
yang menuntut bidan melaksanakan praktik kebidanan baik yang berhubungan
dengan kesejahteraan keluarga, teman sejawat, profesi, dan dirinya. Penetapan
kode etik kebidanan harus dilakukan dalam Kongres Ikatan Bidan Indonesia (IBI).
Kode Etik Bidan Indonesia

Kode etik bidan di Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan
disahkan dalam kongres nasional IBI X tahun 1988, sedang petunjuk
pelaksanaanya disyahkan dalam rapat kerja nasional (RAKERNAS) IBI tahun
1991, kemudian disempurnakan dan disyahkan pada kongres nasional IBI XII
tahun 1998. Sebagai pedoman dalam berperilaku, kode etik bidan Indonesia
mengandung beberapa kekuatan yang semuanya tertuang dalam mukadimah,
tujuan dan bab. Secara umum kode etik tersebut berisi 7 BAB, yaitu Kewajiban
bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir), kewajiban bidan terhadap tugasnya
(3 butir), kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir),
kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir), kewajiban bidan terhadap diri
sendiri (2 butir), kewajiban bidan terhadap pemerintah (2 butir), dan penutup (1
butir).

9
Berikut merupakan Kode Etik Bidan Indonesia

MUKADIMAH
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan di dorong oleh keinginan yang Iuhur
demi tercapainya:

1. Masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan


Undang-Undang Dasar 1945

2. Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya

3. Tingkat kesehatan yang optimal bagi setiap warga Negara Indonesia

Secara umum kode etik tersebut berisi 7 BAB , yaitu sebagai berikut:

A. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir)


1. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas
pengabdiannya.
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung
tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara
citra bidan
3. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman
pada peran, tugas dan tanggungjawab sesuai dengan kebutuhan
klien, keluarga dan masyarakat.
4. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan
kepentingan klien, menghormati hak klien dan menghormati nilai-
nilai yang berlaku di masyarakat.
5. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa
mendahulukan kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan
identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
kemampuan yang dimilikinya.
6. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam
hubungan pelaksanaan - tugasnya, dengan mendorong partisipasi

10
masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara
optimal.
B. Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir)
1. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna terhadap
klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi
yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan
masyarakat.
2. Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai
kewenangan dalam mengambil keputusan dalam tugasnya
termasuk keputusan mengadakan konsultasi dan atau rujukan.
3. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat
dan atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh
pengadilan atau dipedukan sehubungan kepentingan klien.
C. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2
butir)
1. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya
untuk menciptakan suasana kerja yang serasi.
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling
menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan
lainnya.
D. Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir)
1. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra
profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan
memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
2. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan did dan
meningkatkan kemampuan profesinya seuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian
dan kegiatan sejenis yang dapat meningkatkan mute dan citra
profesinya.

11
E. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir)
1. Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat
melaksanakan tugas profesinya dengan baik.
2. Setiap bidan harus berusaha secara terus menerus untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
F. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air (2 butir)
1. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa
melaksanakan ketentuan- ketentuan pemerintah dalam bidang
kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatan
keluarga dan masyarakat.
2. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan
menyumbangkan pemikirannya kepada pemerintah untuk-
meningkatkan mutu jangakauan pelayanan kesehatan terutama
pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.
G. Penutup (1 butir)
1. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari senantiasa
menghayati dan mengamalkan Kode Etik Bidan Indonesia.

Maka Ikatan Bidan Indonesia sebagai organisasi profesi kesehatan yang


menjadi wadah persatuan dan kesatuan para bidan di Indonesia menciptakan Kode
Etik Bidan Indonesia yang disusun atas dasar penekanan keselamatan klien diatas
kepentingan lainnya.

Terwujudnya kode etik ini merupakan bentuk kesadaran dan kesungguhan


hati dari setiap bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara profesional
dan sebagai anggota tim kesehatan demi tercapainya cita-cita pembangunan
nasional dibidang kesehatan pada umumnya, KlA/KB dan Kesehatan Keluarga
pada khususnya. Mengupayakan segala sesuatunya agar kaumnya pada detik-detik
yang sangat menentukan pada saat menyambut kelahiran insan generasi secara
selamat. aman dan nyaman merupakan tugas sentral dari para bidan.

Menelusuri tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang terus


meningkat sesuai dengan perkembangan zaman dan nilai-nilai sosial budaya yang

12
berlaku dalam masyarakat, sudah sewajarnya kode etik bidan ini berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 sebagai landasan ideal dan Garis-garis Besar Haluan
Negara sebagai sebagai landasan operasional.

Sesuai dengan wewenang dan peraturan kebijaksanaan yang berlaku bagi


bidan. kode etik ini merupakan pedoman dalam tata cara dan keselarasan dalam
pelaksanaan pelayanan profesional. Bidan senantiasa berupaya memberikan
pemeliharaan kesehatan yang komprehensif terhadap ibu hamil. ibu menyusui.
bayi dan balita pada khususnya, sehingga mereka tumbuh dan berkembang
menjadi insan Indonesia yang sehat jasmani dan rohani dengan tetap
memperhatikan kebutuhan pemeliharaan kesehatan bagi keluarga dan masyarakat
pada khususnya.

Gambar Logo IBI

Kode Etik Kebidanan Internasional


Operasionalisasi kode etik kebidanan internasional meliputi ;
1. Hubungan Dengan Perempuan Sebagai Klien :

a. Bidan menghormati hak pilih perempuan berdasarkan pada


informasi dan

b. meningkatkan penerimaan tanggung jawab perempuan atas hasil


dan pilihannya.

c. Bidan bekerja dengan perempuan, mendukung hak mereka untuk


berpartisipasi aktif di masyarakat. mendukung dan saling

13
membantu dengan yang lain dan secara aktif menjaga diri dan
martabat mereka sendiri.

d. Bidan bekerja sama dengan profesi kesehatan lain, berkonsultasi,


dan melakukan rujukan bila perempuan memerlukan asuhan di luar
kompetensi bidan.

e. Bidan mengenali adanya saling ketergantungan dalam memberi


pelayanan dan secara aktif memecahkan kinflik yang ada.

f. Bidan berkewajiban atas diri mereka sebagai manusia bermoral


termasuk tugas untuk menghormati diri sendiri dan menjaga nama
baik.

2. Praktik Kebidanan :
a. Bidan memberi asuhan kepada ibu dan keluarga yang mengasuh
anak, disertai sikap menghormati keberagaman budaya dan berupaya
untuk menghilangkan praktik yang berbahaya
b. Bidan memberi harapan nyata suatu persalinan terhadap ibu di
masyarakat, dengan maksud, minimal tidak ada ibu yang menderita
akibat konsepsi atau persalinan.
c. Bidan harus menerapkan pengetahuan profesi untuk menjamin
persalinan yang aman.
d. Bidan merespon kebutuhan psikologis, fisik, emosi, dan spritual ibu
yang mencari pelayanan kesehatan, apapun kondisinya.
e. Bidan bertindak sebagai role model (panutan) dalam profesi
kesehatan untuk ibu sepanjang siklus hidupnya, keluarga, dan profesi
kesehatan lain.
f. Bidan secara aktif meningkatkan kemampuan intelektual dan profesi
sepanjang karir kebidanan dan memadukan peningkatan tesebut ke
dalam praktik mereka.

14
3. Kewajiban Profesi Bidan

a) Bidan menjamin kerahasiaan informasi klien dan bertindak


bijaksana dalam menyebarkan informasi tersebut.
b) Bidan bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan mereka
berdasarkan hasil asuhan bagi ibu.
c) Bidan diperkenankan untuk menolak berpartisipasi dalam
kegiatan yang bertentangan dengan moral; akan tetapi, bidan
perlu menumbuhkan kesadaran individu untuk tidak
mengakibatkan pelayanan esensial bagi ibu.
d) Bidan menangani akibat buruk pelanggaran etik dan hak asasi
manusia (HAM) bagi kesehatan ibu dan anak, dan menghindari
pelanggaran ini.
e) Bidan berpartisipasi dalam pembangunan dan pelaksanaan
kesehatan yang mempromosikan kesehatan ibu dan keluarga
yang mengasuh anak.
4. Peningkatan pengetahuan dan praktik kebidanan
a. Bidan menjamin bahwa peningkatan pengetahuan kebidanan
dilandasi oleh aktivitas yang melindungi hak wanita sebagai
manusia.
b. Bidan mengembangkan berbagai pengetahuan melalui berbagai
proses, seperti peer review dan penelitian.
c. Bidan berpartisipasi dalam pendidikan formal mahasiswa
kebidanan dan bidan.

15
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari materi yang dipaparkan diatas, maka dapat diambil kesimpulan


bahwa: Kode etik adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap profesi
dalam melaksanakan tugas profesinya dan hidupnya di masyarakat. kode etik
profesi bidan adalah norma- norma yang harus diindahkan oleh setiap profesi
dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat. Kode
etik juga diartikan sebagai suatu disiplin ilmu dan merupakan pengetahuan
komperhensif suatu profesi yang memberikan tuntunan bagi anggota dalam
melaksanakan pengabdian profesi. Prinsip dasar Kode Etik Profesi adalah Prinsip
Tanggung Jawab, Prinsip Keadilan, Prinsip Otonomi., Prinsip Integritas Moral.

Tujuan dari kode etik yakni agar profesional dalam memberikan jasa
sebaik-baiknya kepada pada pemakai. Sehingga dengan adanya kode etik akan
melindungi perbuatan dari tindakan tidak profesional. Ketaatan dari suatu tenaga
profesional terhadap kode etik merupakan sebuah ketaatan naluriah, tentu bersatu
dengan pikiran, jiwa, dan perilaku dari tenaga profesional. Kode etik memiliki
beberapa fungsi, yaitu : Memberi panduan dalam membuat keputusan tentang
masalah etik, Menghubungkan nilai atau norma yang dapat diterapkan dan
dipertimbangkan dalam memberi pelayanan, Menjadi landasan untuk memberi
umpan balik bagi rekan sejawat, Menginformasikan kepada calon perawat dan
bidan tentang nilai dan standar profesi.

Kode etik bidan di Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan
disahkan dalam kongres nasional IBI X tahun 1988, sedang petunjuk
pelaksanaanya disyahkan dalam rapat kerja nasional (RAKERNAS) IBI tahun
1991, kemudian disempurnakan dan disyahkan pada kongres nasional IBI XII
tahun 1998. Sebagai pedoman dalam berperilaku, kode etik bidan Indonesia
mengandung beberapa kekuatan yang semuanya tertuang dalam mukadimah,
tujuan dan bab. Secara umum kode etik tersebut berisi 7 BAB, yaitu Kewajiban
bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir), kewajiban bidan terhadap tugasnya
(3 butir), kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir),
kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir), kewajiban bidan terhadap diri

16
sendiri (2 butir), kewajiban bidan terhadap pemerintah (2 butir), dan penutup (1
butir).

3.2 Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan melalui makalah ini yaitu untuk pihak
yang membaca makalah ini terutama semua pihak yang ingin menjadi seorang
bidan yang baik serta dapat melakukan asuhan kebidanan dan mengetahui kode
etik profesi bidan dengan baik dan benar agar mampu memahami semua materi
dalam makalah ini yang meliputi pengertian dan prinsip kode etik, tujuan dan
fungsi kode etik profesi dan kode etik bidan di Indonesia. Dengan memahami
materi-materi tersebut, maka itu nantinya dapat dijadikan bekal oleh seorang
bidan dalam menjalankan tugas praktik asuhan kebidanan sesuai dengan kode etik
profesi bidan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Asmawati,dkk.2011.ETIKA PROFESI DAN HUKUM


KESEHATAN.Makassar:Pustaka Refleksi

Djumiati, Hj. _. "Kode Etik Kebidanan".


http://ocw.usu.ac.id/course/download/1300000005-etika-
profesi/def_121_slide_kode_etik_kebidanan.pdf (diakses tanggal 8 September
2021 pukul 10.45 Wita).

Endah Widhi Astuti, K.H. 2016. "Konsep Kebidanan dan Etikolegal Dalam
Praktik Kebidanan". http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Konsep-Kebidanan-dan-Etikolegal-dalam-Praktik-
Kebidanan-Komprehensif.pdf (diakses tanggal 8 September 2021 pukul 10. 38
Wita).

Ibeng, Parta. Agustus 17, 2021. https://pendidikan.co.id/etika-profesi (Diakses


pada tanggal 8 September 2021
Maya, Eviana. Mei 4, 2015. Tujuan dan Fungsi Kode Etik.
http://pelajaralways.blogspot.com/2015/05/tujuan-dan-fungsi-kode-etik.html?m=1
(diakses pada tanggal 8 september 2021)
Patimah,Siti.dkk.2016.PRAKTIKUM KONSEP KEBIDANAN DAN ETIKA
LEGAL DALAM PRAKTIK KEBIDANAN. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia

Ratnasari, Ririn. _. "Etikolegal Dalam Praktikum Kebidanan".


http://fik.umpo.ac.id/content/uploads/2020/10/4.-MODUL-ETIKOLEGAL.pdf
(diakses tanggal 8 September 2021 pukul 10.50 Wita).

18

Anda mungkin juga menyukai