Apa yang dimaksud dengan agama (religion)? Menurut KBBI, pengertian agama adalah
suatu ajaran dan sistem yang mengatur tata keimanan/ kepercayaan dan peribadatan
kepada Tuhan yang Maha Kuasa, serta tata kaidah terkait pergaulan manusia dengan
manusia serta lingkungannya.
Pendapat lain mengatakan arti agama adalah suatu kepercayaan dan penyembahan
terhadap kuasa dan kekuatan sesuatu yang luar biasa di luar diri manusia. Sesuatu yang
luar biasa itu disebutkan dengan beragam istilah sesuai dengan bahasa manusia, misalnya;
Aten, Tuhan, Yahweh, Elohim, Allah, Dewa, God, Syang-ti, dan lain sebagainya.
Kata “Agama” berasal dari bahasa Sansekerta yang secara umum berarti suatu tradisi,
dimana “A” artinya tidak dan “Gama” artinya kacau. Sehingga bila dilihat dari asal
katanya, definisi agama adalah suatu peraturan yang dapat menghindarkan manusia dari
kekacauan, serta mengarahkan manusia menjadi lebih teratur dan tertib.
Kata filsafat berasal dari kata ‘philosophia’ (bahasa Yunani), yang artinya ‘mencintai
kebijaksanaan’. Sedangkan dalam nahasa Inggris kata filsafat disebut dengan istilah
‘philosophy’, dan dalam bahasa Arab disebut dengan istilah ‘falsafah’, yang biasa
diterjemahkan dengan ‘cinta kearifan’.
Istilah philosophia memiliki akar kata philien yang berarti mencintai dan sophos yang
berarti bijaksana. Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa filsafat berarti cinta
kebijaksanaan. Sedangkan orang yang berusaha mencari kebijaksanaan atau pencinta
pengetahuan disebut dengan filsuf atau filosof.
Sumber dari filsafat
Dei Verbum atau Konstitusi Dogmatis tentang Wahyu Ilahi adalah salah satu dokumen
utama dari Konsili Vatikan Kedua, yang memiliki pokok-pokok mendasar mengenai
sumber ajaran dan tindakan Gereja. Dan sumber itu adalah wahyu ilahi atau penyingkapan
diri Allah sendiri kepada manusia. Dalam Gereja Katolik wahyu ilahi itu diterima dari dua
saluran: Tradisi pengajaran lisan para rasul dan kemudian setelah sebagian dari pengajaran
itu dituliskan, Kitab Suci. Maka Gereja Katolik melalui dokumen Dei Verbum
menyerukan keseimbangan perhatian pada kedua macam saluran wahyu ilahi: Tradisi dan
Kitab Suci. Konstitusi ini disetujui oleh para Uskup dalam sebuah pemungutan suara
2.344 berbanding 6, dan diresmikan oleh Paus Paulus VI pada 18 November 1965.
(Hakekat wahyu)
Dalam kebaikan dan kebijaksanaan-Nya Allah berkenan mewahyukan diri-Nya dan
memaklumkan rahasia kehendak-Nya (lih. Ef 1:9); berkat rahasia itu manusia dapat
menghadap Bapa melalui Kristus Sabda yang menjadi daging, dalam Roh Kudus, dan ikut
serta dalam kodrat ilahi (lih. Ef 2:18; 2Ptr 1:4). Maka dengan wahyu itu Allah yang tidak
kelihatan (lih. Kol 1:15; 1Tim 1:17) dari kelimpahan cinta kasih-Nya menyapa manusia
sebagai sahabat-sahabat-Nya (lih. Kel 33:11; Yoh 15:14-15), dan bergaul dengan mereka
(lih. Bar 3:38), untuk mengundang mereka ke dalam persekutuan dengan diri-Nya dan
menyambut mereka didalamnya. Tata perwahyuan itu terlaksana melalui perbuatan dan
perkataan yang amat erat terjalin, sehingga karya, yang dilaksanakan oleh Allah dalam
sejarah keselamatan, memperlihatkan dan meneguhkan ajaran serta kenyataan-kenyataan
yang diungkapkan dengan kata-kata, sedangkan kata-kata menyiarkan karya-karya dan
menerangkan rahasia yang tercantum di dalamnya. Tetapi melalui wahyu itu kebenaran
yang sedalam-dalamnya tentang Allah dan keselamatan manusia nampak bagi kita dalam
Kristus, yang sekaligus menandai pengantara dan kepenuhan seluruh wahyu[ ].
http://www.imankatolik.or.id/kvii.php?d=Dei+Verbum&q=1-5
http://www.librarystftws.org/perpus/index.php?p=show_detail&id=15489&keywords=
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-agama.html
https://www.e-jurnal.com/2013/10/pengertian-filsafat.html?m=1