PENDAHULUAN
dengan kekuatan otot lengan. Hal ini dapat dilihat dengan rendahnya
hasil kekuatan otot lengan. Selain kekuatan otot lengan yang baik
dalam setiap bentuk latihan Salah satu komponen kondisi fisik yang
tertentu". Yang dimaksud otot lengan dalam penelitian ini adalah ofot
khususnya bagi mereka yang baru mulai melakukan latihan beban dan
faktor-faktor lain untuk meraih suatu hasil yang maksimal seperti: daya
kebawah kembali keposisi semula (siku 90%) dan bawa kemuka dada
yang berlebihan.
barbeli dengan kecepatan waktu 1 detik naik dan 1 detik turun, sesuai
angkatan barbell 3 detik naik dan 3 detik turun. Hal ini dapat
ketukan/menit.
B. Rumusan Masalah
C. Batasan Masalah
otot Bicep.
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini memberikan tambahan ilmu pengetahuan tentang
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Otot Bicep
b. Bagi pelatih/Instruktur
A. Deskripsi Teori
1. Hakikat Eccentric
Hal ini ditunjukkan lebih rinci dalam hal kecepatan dan mode
kontraksi setelah pelatihan bias. Latihan bias yang dilakukan dengan
intensitas tinggi ternyata lebih efektif untuk mendorong peningkatan jumlah
otot yang diukur dengan lingkar otot. Latihan bias juga menunjukkan
kecenderungan aspek otot yang diukur dengan pencitraan resonansi magnetik
atau fotografi lapisan komputer. Analisis kelompok parsial menunjukkan suhu
awal pelatihan bias untuk meningkatkan kekuatan dan massa suatu saat.(Roig
M, dkk 2009:43)
Harsono (1993:23), mengemukakan bahwa : Repetisi sedikit dengan
beban berat akan menghasilkan adaptasi terhadap kckuatan scdangkan repetisi
banyak dengan beban ringan akan menghasilkan perkembangan dalam daya
tahan otot.
Kontraksi eksentrik, ditandai dengan pemanjangan kompleks otot
tendon, menghadirkan beberapa jenis unik dibandingkan dengan jenis
kontraksi lainnya, yang mungkin mengarah pada adaptasi unik. Disebabkan
oleh sifat fisiologis dan mekanisnya yang spesifik, ada minat yang meningkat
dalam Latihan eksentrik kerja otot untuk keperluan rehabilitasi dan klinis.
Namun, latihan Eksentrik yang tidak biasa diketahui menyebabkan kerusakan
otot dan rasa sakit yang tertunda, yang biasanya didefinisikan sebagai
"'Delayed-Onset Muscular Soreness"(DOMS). Sampai saat ini, strategi
pencegahan yang paling berguna untuk menghindari efek buruk ini terdiri dari
pengulangan sesi yang melibatkan kontraksi eksentrik submaksimal yang
intensitasnya semakin meningkat selama latihan. Meskipun ada peningkatan
jumlah investigasi yang berfokus pada kontraksi eksentrik, sebuah signifikan
Kesenjangan masih tetap dalam pemahaman kita tentang mekanisme seluler
dan molekuler yang mendasari awal. Kerusakan respon dan adaptasi
selanjutnya untuk latihan esentrik. Namun, mengungkap dasar molekuler dari
kerusakan otot yang berhubungan dengan olahraga dan rasa sakit dapat
membantu mengungkap dasar mekanistik patologis kondisi seperti mialgia
atau penyakit neuromuskuler. Selain itu, wawasan yang lebih baik tentang
mekanisme mengatur adaptasi pelatihan eksentrik harus memberikan
informasi yang sangat berharga untuk merancang terapi intervensi dan
mengidentifikasi target terapi potensial. (Stephanie Hody, dkk 2019)
Biceps adalah otot dua kaput yang terletak disebelah anterior humerus
(Rosdiana A.R. 2014: 96). Biceps adalah otot yang mempunyai dua kepala
(Diana. 2013:76). Biceps dalam fitnes dan binaraga merupakan otot yang
paling
sering ditonjolkan, dan melambangkan kekuatan. Biceps perlu dilatih dengan
sedemikian rupa agar dapat seimbang dengan triceps (Ade Rai, 2008: 60).
Biceps adalah otot utama pada lengan atas (Arum Gayatri. 1990: 27). Otot
biceps dari lengan atas dilekatkan oleh tendon ke scapula. Perlekatan ini
biasanya tetap stasioner dan adalah asal (origo) dari otot. Ujung yang lain dari
otot dilekatkan pada radius. Perlekatan ini untuk menggerakkan otot dan
diketahui sebagai insersio dari otot. Bisep adalah otot fleksor, otot ini
menekuk sendi, mengangkat lengan saat ia memendek. Otot ini juga
cenderung memutar
lengan untuk memposisikan telapak tengadah karena titik insersinya
(Cambridge Communication Limited. 1999: 09). Otot kerangka biasanya
dikaitkan pada dua tempat tertentu, tempat yang terkuat disebut origo (asal)
dan yang lebih dapa bergerak disebut insersio. Origo dianggap sebagai tempat
dari mana otot timbul, dan insersio adalah tempat kearah mana otot berjalan,
tempat terakhir ini adalah struktur yang menyediakan kaitan yang harus
digerakkan oleh otot itu, kecuali pada sebagian kecil otot setiap otot dapat
menggerakkan baik origo maupun insersionya, maka dikatakan bahwa origo
dan isersio dapat berbalik fungsi (Evelyn Pearce, 2006:102).
Biceps timbul dari scapula dan berjalan turun ke lengan dan
berinsersio di radius, maka scapula merupakan tempat yang lebih terpancang,
sedangkan radius adalah tempat yang digerakkan oleh biceps, tetapi bila
kedua tangan berpegangan pada sebuah batang horisontal dan badan diangkat
keatas setinggi
lengan maka biceps akan membantu gerakan ini, dan dengan demikian bekerja
dengan origo dan insersio yang terbalik, dalam hal ini radius menjadi tempat
yang lebih kuat mengait dan skapula tempat yang harus bergerak (Evelyn
Pearce, 2006:102).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Judul yang akan di teliti oleh peneliti adalah “Pengaruh Metode Slow
Eccentric Pada Gerakan Dumbbell Curl Untuk Membentuk Otot Bicep”.
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Menurut
Bogdan & Biklcn, S. (1992:21-22) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif
adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati.
Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasil kan uraian yang
mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati
dari suatu individu, kelompok, masyarakat, dan atau organisasi tertertu
dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang
utuh, komprehensif, dan holistik. Penelitian kualitatif bertujuan untuk
mrendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan
sosial dari perpektif partisipan.
B. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Metode Kualitatif dengan
pendekatan Studi Kasus. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 1994;3)
mendifinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Yin (dalam Bungin 2005;64) menyatakan bahwa studi kasus adalah
suatu inquiry empirisyang mendalami fenomena dalam konteks kehidupan
nyata, ketika batas antara fenomena dan konteks tak tampak secara
tegas. Bungin (2005;65) menyatakan kelebihan studi kasus sebagai
berikut:
1. Studi kasus dapat memberikan informasi penting mengenai
hubungan antar variabel serta proses-proses yang memerlukan
penjelasan dan pemahan yang lebih luas.
2. Studi kasus dapat memberikan kesempatan untuk memperoleh
wawasan mengenai konsep-konsep dasar perilaku manusia.
3. Studi kasus dapat menyajikan data-data dan temuan-temuan yang
sangat berguna sebagai dasar untuk membangun latar
permasalahan bagi perencanaan peneliatan yang lebih besar dan
mendalam, dalam rangka pengembangan ilmu-ilmu sosial.
C. Definisi Operasional
Definisi oprasional variabel adalah pengertian variabel (yang di
anggap dalam definisi konsep tersebut, secara oprasional, secara paktik,
secara nyata alam lingkup objek penelitian/objek yang di teliti.
1. Variabel bebas (Idenpendent Variable)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi, yang
menyebabkan timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Variabel
bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah locus of control
dan kepribadian.
2. Variabel terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat adalah variabel yang mempengaruhi karena
adanya variabel bebas, variabel terikat yanng terkait dalam
penelitian ini adalah kinerja. Definisi variabel penelitian merupakan
penjelasan dari masing masing variabel yang digunakan dalam
penelitian dalam indikator indikator yang membentuknya.
D. Waktu dan Tempat
Waktu pelaksaan penelitian ini di mulai pada bulan Maret tahun 2020
dan tempat penelitian ini di laksanan di Gym ELVARITA FITNES CENTER
Kota Sukabumi.
E. Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian populasi dilakukan peneliti yang akan meneliti semua
elemen yang ada dalam wilayah penelitian. Pendapat tersebut merupakan
pendapat Suharsimi Arikuntoko (1996). Pengertian sample dikemukakan
oleh Sutrisno Hadi (1996) adalah sejumlah penduduk yang kurang dari
populasi. Sedangkan menurut Sudjana (1986) sample adalah sebagian
yang di ambil dari populasi.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2006:
149)merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data.
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto dalam edisi sebelumnya adalah
alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih
cermat, lengkap dan sistematis, sehingga mudah diolah. Instrumen yang
digunakan oleh peneliti dalam hal ini adalah instrumen pokok dan
instrumen penunjang. Menurut Moleong (2007: 168) Kedudukan peneliti
dalam penelitian kualitatif adalah ia sekaligus merupakan perencana,
pelaksana, pengumpulan data, analisis, penafsir data, pada akhirnya ia
menjadi pelapor hasil penelitiannya. Ciri-ciri umum manusia sebagai
instrumen mencakup sebagai berikut:
a. Responsif, manusia responsif terhadap lingkungan dan terhadap
pribadi-pribadi yang menciptakan lingkungan.
b. Dapat menyesuaikan diri, manusia dapat menyesuaikan diri pada
keadaan dan situasi pengumpulan data.
c. Menekankan keutuhan, manusia memanfaatkan imajinasi dan
kreativitasnya dan memandang dunia ini sebagai suatu keutuhan,
jadi sebagai konteks yang berkesinambungan dimana mereka
memandang dirinya sendiri dan kehidupannya sebagai sesuatu
yang real, benar, dan mempunyai arti.
d. Mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan, manusia sudah
mempunyai pengetahuan yang cukup sebagai bekal dalam
mengadakan penelitian dan memperluas kembali berdasarkan
pengalaman praktisnya.
e. Memproses data secepatnya, manusia dapat memproses data
secepatnya setelah diperolehnya, menyusunnya kembali,
mengubah arah inkuiriatas dasar penemuannya, merumuskan
hipotesis kerja ketika di lapangan, dan mengetes hipotesis kerja itu
pada respondennya.
f. Memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasikan dan
mengikhtisarkan, manusia memiliki kemampuan untuk menjelaskan
sesuatu yang kurang dipahami oleh subjek atau responden.
g. Memanfaatkan kesempatan untuk mencari respons yang tidak lazim
dan disinkratik, manusia memiliki kemampuan untuk menggali
informasi yang lain dari yang lain, yang tidak direncanakan semula,
yang tidak diduga sebelumnya, atau yang tidak lazim terjadi.
G. Teknik Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dilakukan secara triangulasi yakni
gabungan antara hasil studi observasi (pengamatan), interview
(wawancara), dan dokumentasi. Hasil dari pengumpulan data dan refleksi
terhadap data tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan
akan tertulis dalam catatan lapangan.
a) Observasi (pengamatan)
Observasi dilaksanakan pada bulan maret. Peneliti terjun langsung
mencari informasi tentang apa yang akan diteliti. Observasi partisipan,
observasi yang dilakukan adalah mencatat peristiwa yang terjadi, jenis
observasi ini adalah observasi partisipan pasif. Dalam hal ini peneliti datang
di tempat kegiatan orang yang diamati, namun tidak ikut dalam kegiatan
tersebut.
b) Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara bertanya
kepada narasumber atau subjek mengenai hal yang berkaitan dengan
penelitian.
c) Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
gambar, maupun elektronik. Teknik dokumentasi merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
Dokumentasi yang dikumpulkan dapat dijadikan sebagai sumber data yang
digunakan sebagai bahan analisis.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif
interpretatif. Dalam melakukan penelitian ini analisis data dilakukan
secara terus menerus sejak awal penelitian hingga akhir penelitian.
Analisis ini dilakukan secara kualitatif, yaitu berupa pernyataan yang
diinprestasikan bertujuan agar dapat memahami kerterkaitan masalah
yang sedang diteliti. Secara garis besar analisis data dilakukan melalui
beberapa tahapan yaitu:
1. Tahap reduksi data, dengan memilih data informasi mengenai sekolah,
guru maupun siswa sehingga memudahkan peneliti dalam
memberikan kode terhadap aspek-aspek tertentu.
2. Display data, dilakukan dengan menyajikan data dalam bentuk tabel
atau gambar. Hal ini dimaksudkan agar dapat memudahkan membaca
data informasi yang telah diperoleh peneliti.
3. Pengambilan keputusan dan verifikasi, hal ini dilakukan dalam
pengambilan keputusan atas data-data yang telah direduksi, sehingga
didapatkan kesimpulan.
I. Prosedur Penelitian
Secara umum tahap penelitian kualitatif menurut Moleong (2010: 127)
terdiri atas tiga tahapan, yaitu tahap pralapangan, tahap pekerjaan
lapangan, dan tahap analisis data.
1. Tahap pralapangan
Ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan dalam tahap ini,
yang pertama peneliti harus menyusun rancangan penelitian.
Rancangan suatu penelitian kualitatif paling tidak berisi; merumuskan
permasalahan, mencari teori yang relevan, memilih lokasi penelitian,
menentukan jadwal penelitian, memilih alat penelitian, rancangan
pengumpulan data, rancangan analisis data, rancangan dan
menyiapkan perlengkapan yang diperlukan dalam penelitian, dan
rancangan pengecekan kebenaran data.
Kedua, peneliti terlebih dulu melapor dan memohon izin kepada
pimpinan yang ada di lokasi penelitian dengan disertai surat izin
penelitian yang selanjutnya mengutarakan maksud dan tujuan peneliti,
sekaligus memohon izin sebagai tanda bahwa peneliti benar-benar
melakukan penelitian. Hal ini dilakukan dengan harapan dapat terjalin
hubungan yang baik berlandaskan pada etika dan simpatik, sehingga
dapat mengurangi jarak sosial antara peneliti dan informan dalam
bertutur kata dan berperilaku.
Ketiga, memilih dan memanfaatkan informan. Informan adalah
orang dalam pada latar penelitian. Fungsinya sebagai orang yang
dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi
latar penelitian. Pemanfaatan informan bagi penelitian ialah agar
dalam waktu yang relatif singkat banyak informasi yang terjangkau.
2. Tahap pekerjaan lapangan
Tahap ini peneliti datang ke lokasi penelitian dan melakukan
hubungan secara pribadi untuk menjaga keakraban dengan informan.
Dengan penyesuaian diri dan mengikuti peraturan yang berlaku di
lokasi penelitian, peneliti berusaha melakukan pengamatan,
wawancara, berdiskusi, tukar informasi pada tataran etika yang sesuai
dengan norma yang ada di masyarakat informan. Hasil pengamatan
dan wawancara ini selanjutnya peneliti diolah, kemudian dianalisis dan
ditafsirkan menurut metode dan teori serta argumen peneliti (bersifat
etik). Dengan demikian, informasi selengkap-lengkapnya akan
diperoleh sesuai dengan fokus penelitian yang sudah direncanakan.
Hasil Penelitian,
Temuan
Tahap Rekomendasi,
Pelaksanaan
Perencanaan dalil-dalil
(Observasi,
Interview,
Dokumen)
Mempertajam
fokus dan
perumusan Pengecekan
masalah Keabsahan Data
penelitian
K. Jadwal Penelitian
Bulan (2019)
No
Kegiatan Maret Mei Juni Juli
.
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan
1.
proposal
Seminar
2.
Proposal
Perbaikan
3.
Proposal
4. Bimbingan
Skripsi
Penelitian dan
5.
Analisis data
Penyusunan
6. laporan hasil
penelitian
Penulisan
7.
skripsi
8. Sidang skripsi