Anda di halaman 1dari 14

TUGAS POKOK DAN TUGAS TAMBAHAN GURU

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi Pendidikan


Dosen Pengampu : Yayan Andrian, S. Ag, M.ED, MGMT

Disusun Oleh :
Rizal Jabbarudin 183111203
Ahmad Thoha Nur R 183111204
Winda Ika Riyani 183111205
Rahmat Adi Nugraha 183111206

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru merupakan salah satu profesi yang ada di Indonesia. Setiap profesi
memiliki tugas dan tanggungjawabnya masing-masing. Termasuk guru juga
memiliki tugas dan tanggung jawabnya sendiri, terutama di bidang pendidikan.
Salah satu tugas penting yang diemban kepada guru adalah mencapai tujuan
nasional pendidikan yang tercantum dalam undang-undang nomor 20 tahun
2003 yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Tugas-tugas yang diterima oleh guru dikerjakannya dengan penuh
penghayatan dan bertanggungjawab. Maka perlu bagi seorang guru untuk
mengetahui tugas-tugas yang diamanahkan olehnya sekaligus memahami dan
menghayati esensi tugas tersebut. Sehingga tugas-tugas tersebut bisa dikerjakan
dengan tanggungjawab guna tercapainya tujuan nasional pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat tugas guru?
2. Apa saja tugas pokok dan tugas tambahan guru?
3. Bagaimana sanksi bagi guru yang tidak menjalankan tugas?
C. Tujuan
1. Menjelaskan hakkat tugas guru.
2. Menjelaskan tugas pokok dan tugas tambahan guru
3. Menjelaskan sanksi bagi guru yang tidak menjalankan tugas
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Tugas Guru
Tugas dan peranan guru sebagai pendidik profesional sesungguhnya sangat
kompleks, tidak terbatas pada saat berlangsungnya interaksi edukatif di dalam kelas,
melainkan juga sebagai administrator, evaluator, konselor, dan lain-lain sesuai
dengan kemampuan (kompetensi) yang dimiliki. Menurut B. Suryosubroto, di
dalam situasi pengajaran, gurulah yang memimpin dan bertanggung jawab penuh
atas kepemimpinan yang dilakukan itu. Ia tidak melakukan instruksi-instruksi dan
tidak berdiri dibawah instruksi manusia lain kecuali dirinya sendiri setelah masuk
dalam situasi kelas.
Profesional menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan
dan ketrampilan, serta sikap atau tindakan yang dinampakkan guru dalam
melaksanakan tugas pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Maister,
profesional bukan sekedar pengetahuan, tehnologi dan manajemen, tetapi lebih
merupakan sikap, bahkan pengembangan profesionalisme lebih dari seorang tehnisi,
bukan hanya memiliki ketrampilan yang tinggi, tetapi juga memiliki suatu tingkah
laku yang dipersyaratkan. Profesionalisme guru pada dasarnya mengandung
pengertian yang meliputi unsur kepribadian, keilmuan, dan ketrampilan, yang
diwujudkan dalam bentuk kompetensi guru.
Tugas guru sebagai profesi meliputi mengajar, mendidik, dan melatih.
Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Mendidik adalah meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup.
Sedangkan melatih berarti mengembangkan ketrampilan-ketrampilan pada siswa.
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan meliputi bahwa guru harus dapat
menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Masyarakat menempatkan guru pada
tempat yang terhormat di lingkungannya karena dari seorang guru diharapkan
masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Keberadaan guru bagi suatu
bangsa amatlah penting, apalagi bagi suatu bangsa yang sedang membangun bagi
keberlangsungan hidup bangsa di tengah-tengah lintasan perjalanan zaman dengan
tehnologi yang canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung
memberi nuansa kepada kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar
dinamik untuk dapat mengadaptasikan diri. 1
B. Tugas Pokok dan Tugas Tambahan Guru
1. Tugas Pokok
Tugas pokok dan fungsi guru sebagaimana tertera dalam UU No. 14
tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 35 ayat 1 bahwa beban kerja guru
mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta
didik serta melaksanakan tugas tambahan. Penjabaran tugas pokok dan fungsi
guru yang tertera dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal
35 ayat 1 yaitu:
a. Membuat kelengkapan mengajar dengan baik dan lengkap (program
mengajar dan bahan ajar)
b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
c. Melakukan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan harian, ulangan
umum dan ujian akhir
d. Melaksanakan analisis hasil ulangan harian dan semester
e. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan
f. Mengisi daftar nilai anak didik
g. Membuat alat peraga
h. Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum
i. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah
j. Mengadakan pengembangan program pembelajaran
k. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar anak didik

1
Nuhaidah, M. Insya Musa. Pengembangan Kompetensi Guru Terhadap Pelaksanaan Tugas
Dalam Mewujudkan Tenaga Guru Yang Profesional: Jurnal Pesona Dasar. Vol. 2 No. 4. 2016. Hlm 8-
27
l. Mengisi dan meneliti daftar hadir sebelum memulai pelajaran
m. Mengikuti semua kegiatan kedinasan2
Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun diluar
dinas dalam bentuk pengabdian, apabila dikelompokkan terdapat tiga jenis
tugas guru, yakni tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan dan tugas
dalam bidang kemasyarakatan. Ketiga tugas guru itu harus dilaksanakan secara
bersama-sama dalam kesatuan tindakan yang harmonis dan dinamis. 3guru
merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam
meningkatkan kualitas pendidikan.4
Peranan guru menjadi kunci bagi berfungsinya suatu sekolah. Guru
merupakan salah satu komponen pendidikan paling berperan dalam
meningkatkan kualitas pendidikan. Tugas pokok dan fungsi guru memang
cukup kompleks, melebihi kompleksnya tugas pokok dan fungsi para manajer
lainnya. Guru harus mampu berperan sebagai pendidik, manajer,
pengadministrasi, penyelia (supervisor), pemimpin, pembaharu, dan
penggerak.
Menurut Udin Syaefudin Saud, ada enam tugas dan tanggungjawab guru
dalam mengembangkan profesinya yaitu:5
1. Guru sebagai pengajar
Guru sebagai pengajar minimal memiliki empat kemampuan yaitu
merencanakan proses belajar mengajar, melaksanakan dan memimpin atau
mengelola proses belajar mengajar, menilai kemajuan proses belajar
mengajar dan menguasai bahan pelajaran. 6

2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, Guru dan Dosen, pasal 35, ayat
1
3
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesioal, (Bandung: Remaja Rosdakarya, cet. Ke-V,
2008), hlm: 6
4
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm:
24
5
Udin Syaifuddin Saud, Pengembangan Profesi Guru, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm: 32
6
Udin Syaifuddin Saud, Pengembangan Profesi Guru.., hlm: 51
2. Guru sebagai pembimbing
Guru sebagai pembimbing memberi tekanan kepada tugas dan memberikan
bantuan kepada siswa dalam pemecahan masalah yang dihadapi. Tugas ini
merupakan aspek mendidik, karena tidak hanya berkenaan dengan
pengetahuan tetapi juga menyangkut pengembangan kepribadian dan
pembentukan nilai-nilai siswa.7 Sebagai pembimbing, guru memerlukan
kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan empat hal berikut:
a. Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang
ingin dicapai
b. Guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran
c. Guru harus memaknai kegiatan belajar
d. Guru harus melaksanakan penilaian
3. Guru sebagai administrator kelas
Segala pelaksanaan dalam proses belajar mengajar perlu diadministrasikan
secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan dengan baik seperti
membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya
merupakan dokumen yang berharga dan guru telah melaksanakan tugasnya
dengan baik.
4. Guru sebagai pengembang kurikulum
Sebagai pengembang kurikulum guru memiliki peran yang sangat penting
dan strategis, karena gurulah yang akan menjabarkan rencana pembelajaran
kedalam pelaksanaan pembelajaran dan mengadakan perubahan yang positif
pada diri siswa. Diantara peran tersebut adalah:
a. Monitoring kegiatan belajar siswa
b. Memberikan motivasi
c. Menata dan monitoring perilaku siswa
d. Menyedakan dan menciptakan model-model pembelajaran yang akurat

7
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1989), hlm:
e. Membimbing dan menjadi teman diskusi
f. Menganalisis kebutuhan dan interest siswa
g. Mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan
h. Mengembangkan bahan atau materi pembelajaran
i. Menilai performansi siswa.
Salah satu yang sangat penting dari peran yang dikemukakan di atas
yaitu memantau kegiatan belajar siswa, guru hendaknya memahami tentang
bagaimana siswa belajar, bagaimana guru dapat memfasilitasi proses belajar
mengajar dengan sebaik-baiknya. Konteks belajar meliputi pemahaman
tentang siapa siswanya, berapa usianya, minat dan bakatnya, apa tujuan
belajarnya, apa media yang digunakan serta sarana dan prasarana yang
digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. 8
5. Guru bertugas untuk mengembangkan Profesi
Tugas guru dalam bidang profesi antara lain adalah mendidik, mengajar dan
melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup.
Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-
keterampilan pada siswa. 9
6. Guru bertugas untuk membina hubungan dengan masyarakat
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan
dirinya sebagai orang tua kedua. Seorang guru harus mampu menjadi simpati
sehingga ia menjadi idola para siswanya. Masyarakat menempatkan guru pada
tempat yang lebih terhormat di lingkungannya karena dari seorang guru
diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Hal ini berarti
bahwa guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya yang berdasarkan

8
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses, (Jakarta: Kencana, 2008),
hlm: 21
99
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesioal.., hlm: 7
Pancasila.10
Selain itu, dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk
mendorong, membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi murid-murid
untuk mencapai tujuan. Secara lebih terperinci tugas guru berpusat pada:
1. Mendidik anak dengan titik berat, memberikan arah dan motivasi
pencapaian tujuan, baik jangka pendek maupun jangka panjang
2. Memberikan fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang
memadai
3. Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai
dan penyesuaian diri. 11
2. Tugas Tambahan Guru
Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudyaan Republik
Indonesia No. 15 Tahun 2018, pasal 3 ayat 1 bahwa salah satu beban kerja
guru adalah melaksanakan tugas tambahan. Tugas tambahan yang melekat
pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.
Pelaksanaan tugas tambahan guru ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu tugas
tambahan yang mengurangi jam mengajar tatap muka dan yang tidak
mengurangi jam mengajar tatap muka.
Daryanto dan Tasrial menyatakan bahwa tugas tambahan yang
mengurangi jam mengajar tatap muka meliputi :
1. Menjadi kepala sekolah/madrasah per tahun; Setiap lembaga pendidikan
khususnya di Sekolah Menengah Pertama membutuhkan seorang
pemimpin yang mampu bertanggung jawab dalam meningkatkan mutu
dan kualitas sekolah tersebut. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala

10
Udin Syaifuddin Saud, Pengembangan Profesi Guru..,hlm: 53
11
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Bandung: Rineka Cipta,
1991), hlm: 99
Sekolah/Madrasah merupakan awal dari upaya standarisasi kepala
sekolah/madrasah. Dalam Permendiknas ini telah ditetapkan standar
minimal kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah/madrasah yang
berlaku pada TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK di
seluruh Indonesia. Disamping itu, Kepmendiknas No. 162/U/2003
tentang Pedoman Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah perlu
diselaraskan dengan Permendiknas No. 13 Tahun 2007. Oleh karena itu,
Kementerian Pendidikan Nasional menerbitkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru
Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah.
2. Menjadi wakil kepala sekolah/madrasah per tahun; Dalam ruang
lingkup sekolah, diperlukan adanya pengelolaan secara optimal agar
visi, misi dan tujuan sekolah yang diharapkan dapat tercapai. Kepala
sekolah sebagai pemimpin pendidikan berperan penting dalam
membantu guru dan seluruh personil sekolah. Disamping itu, untuk
meningkatkan kualitas pendidikan seorang kepala sekolah harus
meningkatkan kinerja para guru dan bawahannya. Salah satu upaya yang
dilakukan dalam meningkatkan guru dan bawahannya yaitu dengan
pelimpahan wewenang dan tugas. Pelimpahan wewenang yang
dimaksud adalah wewenang yang diberikan kepada wakil kepala
sekolah selaku guru yang diberi tugas tambahan dalam membantu tugas
kepala sekolah.
3. Menjadi ketua program keahlian/program studi atau sejenisnya;
4. Menjadi kepala perpustakaan; Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 39 Tahun 2009, pasal 1 ayat 4
bahwa apabila seorang guru mendapat tugas tambahan sebagai kepala
perpustakaan sekolah maka kewajiban mengajarnya paling sedikit 12
jam tatap muka per minggu. Hal ini berarti bahwa menjadi kepala
perpustakaan sekolah dapat dikategorikan sama dengan 12 jam tatap
muka per minggu. Untuk itu, seorang kepala perpustakaan
sekolah/madrasah harus memberdayakan perpustakaannya agar dapat
mencapai tujuan diselenggarakannya perpustakaan di sekolah tersebut.
5. Menjadi kepala laboratorium, bengkel, unit produksi, atau sejenisnya :
Pemerintah pusat dan daerah telah berupaya seoptimal mungkin untuk
memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana bagi laboratorium di
berbagai satuan pendidikan. Sarana dan prasarana laboratorium yang
ada disekolah perlu dikelola dengan baik oleh guru yang mendapat tugas
tambahan sebagai kepala laboratorium agar terwujudnya fungsi dan
peranan laboratorium dalam pembelajaran IPA. Berdasarkan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional No. 26 Tahun 2008 pasal 2 menyatakan
bahwa penyelenggara sekolah/madrasah wajib menerapkan standar
tenaga laboratorium sekolah/madrasah sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri ini, selambat-lambatnya 5 (lima) tahun setelah
Peraturan Menteri ini ditetapkan.
Sedangkan tugas tambahan yang tidak mengurangi jam
mengajar tatap muka dikelompokkan menjadi dua juga, yaitu tugas
tambahan minimal satu tahun (misalnya menjadi wali kelas, guru
pembimbing program studi, dan sejenisnya) dan tugas tambahan kurang
dari satu tahun (misalnya menjadi pengawas penilaian dan evaluasi
pembelajaran, penyusunan kurikulum, dan sejenisnya). 12
C. Sanksi Guru yang Tidak Menjalankan Tugas
Profesi guru sebagaimana profesi lainya, tidak lepas dari permasalahan yang
menimpa sumber daya manusia. Sebagaimana layaknya manusia, guru
menghadapi problematika yang lebih kompleks terkait dengan kehidupan sosial,
ekonomi, dan kehidupan profesinya. Kinerja guru harus mendapat perhatian yang

12
Daryanto dan Tasrial, Pengembangan Karir Profesi Guru, Yogyakarta: Gava Media, 2015,
hlm. 203
serius. Guru seharusnya memiliki visi masa depan. Ketajaman visi mendorong
guru untuk mengembangkan misinya. Untuk dapat mewujudkan misi tersebut,
guru harus belajar terus untuk menjadi guru yang professional, namun seringkali
guru tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Sanksi bagi guru yang tidak
menjalankan tugas atau kurang maksimal dalam tugasnya seperti yang tertulis
dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pada BAB IV Pasal 77 :
1. Guru yang diangkat oleh Pemerintah atau pemerintah daerah yang tidak
menjalankan kewajiban yaitu :
a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis
kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.
d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode
etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika.
e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
Bagi Guru yang tidak melaksanakan kewajibanya akan di kenai sanksi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2. Mendapatkan sanksi berupa
a. Teguran.
b. Peringatan tertulis.
c. Penundaan pemberian hak guru.
d. Penurunan pangkat.
e. Pemberhentian dengan hormat.
f. Pemberhentian tidak dengan hormat.
3. Guru yang berstatus ikatan dinas yang tidak melaksanakan tugas sesuai
dengan perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama diberi sanksi sesuai
dengan perjanjian ikatan dinas.
4. Guru yang diangkat oleh penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan
yang diselenggarakan oleh masyarakat, yang tidak menjalankan kewajiban
dikenai sanksi sesuai dengan perjanjian kerja atau kesepakatan kerja
bersama.
5. Guru yang melakukan pelanggaran kode etik dikenai sanksi oleh organisasi
profesi. 13

13
Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 14, Tahun 2005, Guru dan Dosen, Bab IV,
Pasal 77
BAB III
PENUTUP
Keseimpulan
Tugas dan peranan guru sebagai pendidik profesional sesungguhnya sangat
kompleks, tidak terbatas pada saat berlangsungnya interaksi edukatif di dalam
kelas, melainkan juga sebagai administrator, evaluator, konselor, dan lain-lain
sesuai dengan kemampuan (kompetensi) yang dimiliki.
Tugas guru sebagai profesi meliputi mengajar, mendidik, dan melatih.
Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Mendidik adalah meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup.
Sedangkan melatih berarti mengembangkan ketrampilan-ketrampilan pada siswa.
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan meliputi bahwa guru harus dapat
menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua.
Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang terhormat di
lingkungannya karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat
memperoleh ilmu pengetahuan. Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah
penting, apalagi bagi suatu bangsa yang sedang membangun bagi keberlangsungan
hidup bangsa di tengah-tengah lintasan perjalanan zaman dengan tehnologi yang
canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung memberi
nuansa kepada kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamik untuk
dapat mengadaptasikan diri.
DAFTAR PUSTAKA
Nuhaidah, M. Insya Musa. 2016. Pengembangan Kompetensi Guru Terhadap
Pelaksanaan Tugas Dalam Mewujudkan Tenaga Guru Yang Profesional:
Jurnal Pesona Dasar. Vol. 2 No. 4. 2016
Uzer, Muhammad Usman. 2008. Menjadi Guru Profesioal. Bandung: Remaja
Rosdakarya. cet. Ke-V
Mulyasa. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2004
Syaifuddin, Udin Saud. 2008. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses. Jakarta:
Kencana
Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Bandung: Rineka
Cipta
Daryanto dan Tasrial. 2015. Pengembangan Karir Profesi Guru. Yogyakarta: Gava
Media
Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 14, Tahun 2005, Guru dan Dosen, Bab
IV, Pasal 77

Anda mungkin juga menyukai