Disusun Oleh :
Rizal Jabbarudin 183111203
Ahmad Thoha Nur R 183111204
Winda Ika Riyani 183111205
Rahmat Adi Nugraha 183111206
1
Nuhaidah, M. Insya Musa. Pengembangan Kompetensi Guru Terhadap Pelaksanaan Tugas
Dalam Mewujudkan Tenaga Guru Yang Profesional: Jurnal Pesona Dasar. Vol. 2 No. 4. 2016. Hlm 8-
27
l. Mengisi dan meneliti daftar hadir sebelum memulai pelajaran
m. Mengikuti semua kegiatan kedinasan2
Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun diluar
dinas dalam bentuk pengabdian, apabila dikelompokkan terdapat tiga jenis
tugas guru, yakni tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan dan tugas
dalam bidang kemasyarakatan. Ketiga tugas guru itu harus dilaksanakan secara
bersama-sama dalam kesatuan tindakan yang harmonis dan dinamis. 3guru
merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam
meningkatkan kualitas pendidikan.4
Peranan guru menjadi kunci bagi berfungsinya suatu sekolah. Guru
merupakan salah satu komponen pendidikan paling berperan dalam
meningkatkan kualitas pendidikan. Tugas pokok dan fungsi guru memang
cukup kompleks, melebihi kompleksnya tugas pokok dan fungsi para manajer
lainnya. Guru harus mampu berperan sebagai pendidik, manajer,
pengadministrasi, penyelia (supervisor), pemimpin, pembaharu, dan
penggerak.
Menurut Udin Syaefudin Saud, ada enam tugas dan tanggungjawab guru
dalam mengembangkan profesinya yaitu:5
1. Guru sebagai pengajar
Guru sebagai pengajar minimal memiliki empat kemampuan yaitu
merencanakan proses belajar mengajar, melaksanakan dan memimpin atau
mengelola proses belajar mengajar, menilai kemajuan proses belajar
mengajar dan menguasai bahan pelajaran. 6
2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, Guru dan Dosen, pasal 35, ayat
1
3
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesioal, (Bandung: Remaja Rosdakarya, cet. Ke-V,
2008), hlm: 6
4
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm:
24
5
Udin Syaifuddin Saud, Pengembangan Profesi Guru, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm: 32
6
Udin Syaifuddin Saud, Pengembangan Profesi Guru.., hlm: 51
2. Guru sebagai pembimbing
Guru sebagai pembimbing memberi tekanan kepada tugas dan memberikan
bantuan kepada siswa dalam pemecahan masalah yang dihadapi. Tugas ini
merupakan aspek mendidik, karena tidak hanya berkenaan dengan
pengetahuan tetapi juga menyangkut pengembangan kepribadian dan
pembentukan nilai-nilai siswa.7 Sebagai pembimbing, guru memerlukan
kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan empat hal berikut:
a. Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang
ingin dicapai
b. Guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran
c. Guru harus memaknai kegiatan belajar
d. Guru harus melaksanakan penilaian
3. Guru sebagai administrator kelas
Segala pelaksanaan dalam proses belajar mengajar perlu diadministrasikan
secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan dengan baik seperti
membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya
merupakan dokumen yang berharga dan guru telah melaksanakan tugasnya
dengan baik.
4. Guru sebagai pengembang kurikulum
Sebagai pengembang kurikulum guru memiliki peran yang sangat penting
dan strategis, karena gurulah yang akan menjabarkan rencana pembelajaran
kedalam pelaksanaan pembelajaran dan mengadakan perubahan yang positif
pada diri siswa. Diantara peran tersebut adalah:
a. Monitoring kegiatan belajar siswa
b. Memberikan motivasi
c. Menata dan monitoring perilaku siswa
d. Menyedakan dan menciptakan model-model pembelajaran yang akurat
7
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1989), hlm:
e. Membimbing dan menjadi teman diskusi
f. Menganalisis kebutuhan dan interest siswa
g. Mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan
h. Mengembangkan bahan atau materi pembelajaran
i. Menilai performansi siswa.
Salah satu yang sangat penting dari peran yang dikemukakan di atas
yaitu memantau kegiatan belajar siswa, guru hendaknya memahami tentang
bagaimana siswa belajar, bagaimana guru dapat memfasilitasi proses belajar
mengajar dengan sebaik-baiknya. Konteks belajar meliputi pemahaman
tentang siapa siswanya, berapa usianya, minat dan bakatnya, apa tujuan
belajarnya, apa media yang digunakan serta sarana dan prasarana yang
digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. 8
5. Guru bertugas untuk mengembangkan Profesi
Tugas guru dalam bidang profesi antara lain adalah mendidik, mengajar dan
melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup.
Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-
keterampilan pada siswa. 9
6. Guru bertugas untuk membina hubungan dengan masyarakat
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan
dirinya sebagai orang tua kedua. Seorang guru harus mampu menjadi simpati
sehingga ia menjadi idola para siswanya. Masyarakat menempatkan guru pada
tempat yang lebih terhormat di lingkungannya karena dari seorang guru
diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Hal ini berarti
bahwa guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya yang berdasarkan
8
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses, (Jakarta: Kencana, 2008),
hlm: 21
99
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesioal.., hlm: 7
Pancasila.10
Selain itu, dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk
mendorong, membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi murid-murid
untuk mencapai tujuan. Secara lebih terperinci tugas guru berpusat pada:
1. Mendidik anak dengan titik berat, memberikan arah dan motivasi
pencapaian tujuan, baik jangka pendek maupun jangka panjang
2. Memberikan fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang
memadai
3. Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai
dan penyesuaian diri. 11
2. Tugas Tambahan Guru
Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudyaan Republik
Indonesia No. 15 Tahun 2018, pasal 3 ayat 1 bahwa salah satu beban kerja
guru adalah melaksanakan tugas tambahan. Tugas tambahan yang melekat
pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.
Pelaksanaan tugas tambahan guru ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu tugas
tambahan yang mengurangi jam mengajar tatap muka dan yang tidak
mengurangi jam mengajar tatap muka.
Daryanto dan Tasrial menyatakan bahwa tugas tambahan yang
mengurangi jam mengajar tatap muka meliputi :
1. Menjadi kepala sekolah/madrasah per tahun; Setiap lembaga pendidikan
khususnya di Sekolah Menengah Pertama membutuhkan seorang
pemimpin yang mampu bertanggung jawab dalam meningkatkan mutu
dan kualitas sekolah tersebut. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
10
Udin Syaifuddin Saud, Pengembangan Profesi Guru..,hlm: 53
11
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Bandung: Rineka Cipta,
1991), hlm: 99
Sekolah/Madrasah merupakan awal dari upaya standarisasi kepala
sekolah/madrasah. Dalam Permendiknas ini telah ditetapkan standar
minimal kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah/madrasah yang
berlaku pada TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK di
seluruh Indonesia. Disamping itu, Kepmendiknas No. 162/U/2003
tentang Pedoman Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah perlu
diselaraskan dengan Permendiknas No. 13 Tahun 2007. Oleh karena itu,
Kementerian Pendidikan Nasional menerbitkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru
Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah.
2. Menjadi wakil kepala sekolah/madrasah per tahun; Dalam ruang
lingkup sekolah, diperlukan adanya pengelolaan secara optimal agar
visi, misi dan tujuan sekolah yang diharapkan dapat tercapai. Kepala
sekolah sebagai pemimpin pendidikan berperan penting dalam
membantu guru dan seluruh personil sekolah. Disamping itu, untuk
meningkatkan kualitas pendidikan seorang kepala sekolah harus
meningkatkan kinerja para guru dan bawahannya. Salah satu upaya yang
dilakukan dalam meningkatkan guru dan bawahannya yaitu dengan
pelimpahan wewenang dan tugas. Pelimpahan wewenang yang
dimaksud adalah wewenang yang diberikan kepada wakil kepala
sekolah selaku guru yang diberi tugas tambahan dalam membantu tugas
kepala sekolah.
3. Menjadi ketua program keahlian/program studi atau sejenisnya;
4. Menjadi kepala perpustakaan; Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 39 Tahun 2009, pasal 1 ayat 4
bahwa apabila seorang guru mendapat tugas tambahan sebagai kepala
perpustakaan sekolah maka kewajiban mengajarnya paling sedikit 12
jam tatap muka per minggu. Hal ini berarti bahwa menjadi kepala
perpustakaan sekolah dapat dikategorikan sama dengan 12 jam tatap
muka per minggu. Untuk itu, seorang kepala perpustakaan
sekolah/madrasah harus memberdayakan perpustakaannya agar dapat
mencapai tujuan diselenggarakannya perpustakaan di sekolah tersebut.
5. Menjadi kepala laboratorium, bengkel, unit produksi, atau sejenisnya :
Pemerintah pusat dan daerah telah berupaya seoptimal mungkin untuk
memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana bagi laboratorium di
berbagai satuan pendidikan. Sarana dan prasarana laboratorium yang
ada disekolah perlu dikelola dengan baik oleh guru yang mendapat tugas
tambahan sebagai kepala laboratorium agar terwujudnya fungsi dan
peranan laboratorium dalam pembelajaran IPA. Berdasarkan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional No. 26 Tahun 2008 pasal 2 menyatakan
bahwa penyelenggara sekolah/madrasah wajib menerapkan standar
tenaga laboratorium sekolah/madrasah sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri ini, selambat-lambatnya 5 (lima) tahun setelah
Peraturan Menteri ini ditetapkan.
Sedangkan tugas tambahan yang tidak mengurangi jam
mengajar tatap muka dikelompokkan menjadi dua juga, yaitu tugas
tambahan minimal satu tahun (misalnya menjadi wali kelas, guru
pembimbing program studi, dan sejenisnya) dan tugas tambahan kurang
dari satu tahun (misalnya menjadi pengawas penilaian dan evaluasi
pembelajaran, penyusunan kurikulum, dan sejenisnya). 12
C. Sanksi Guru yang Tidak Menjalankan Tugas
Profesi guru sebagaimana profesi lainya, tidak lepas dari permasalahan yang
menimpa sumber daya manusia. Sebagaimana layaknya manusia, guru
menghadapi problematika yang lebih kompleks terkait dengan kehidupan sosial,
ekonomi, dan kehidupan profesinya. Kinerja guru harus mendapat perhatian yang
12
Daryanto dan Tasrial, Pengembangan Karir Profesi Guru, Yogyakarta: Gava Media, 2015,
hlm. 203
serius. Guru seharusnya memiliki visi masa depan. Ketajaman visi mendorong
guru untuk mengembangkan misinya. Untuk dapat mewujudkan misi tersebut,
guru harus belajar terus untuk menjadi guru yang professional, namun seringkali
guru tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Sanksi bagi guru yang tidak
menjalankan tugas atau kurang maksimal dalam tugasnya seperti yang tertulis
dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pada BAB IV Pasal 77 :
1. Guru yang diangkat oleh Pemerintah atau pemerintah daerah yang tidak
menjalankan kewajiban yaitu :
a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis
kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.
d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode
etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika.
e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
Bagi Guru yang tidak melaksanakan kewajibanya akan di kenai sanksi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2. Mendapatkan sanksi berupa
a. Teguran.
b. Peringatan tertulis.
c. Penundaan pemberian hak guru.
d. Penurunan pangkat.
e. Pemberhentian dengan hormat.
f. Pemberhentian tidak dengan hormat.
3. Guru yang berstatus ikatan dinas yang tidak melaksanakan tugas sesuai
dengan perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama diberi sanksi sesuai
dengan perjanjian ikatan dinas.
4. Guru yang diangkat oleh penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan
yang diselenggarakan oleh masyarakat, yang tidak menjalankan kewajiban
dikenai sanksi sesuai dengan perjanjian kerja atau kesepakatan kerja
bersama.
5. Guru yang melakukan pelanggaran kode etik dikenai sanksi oleh organisasi
profesi. 13
13
Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 14, Tahun 2005, Guru dan Dosen, Bab IV,
Pasal 77
BAB III
PENUTUP
Keseimpulan
Tugas dan peranan guru sebagai pendidik profesional sesungguhnya sangat
kompleks, tidak terbatas pada saat berlangsungnya interaksi edukatif di dalam
kelas, melainkan juga sebagai administrator, evaluator, konselor, dan lain-lain
sesuai dengan kemampuan (kompetensi) yang dimiliki.
Tugas guru sebagai profesi meliputi mengajar, mendidik, dan melatih.
Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Mendidik adalah meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup.
Sedangkan melatih berarti mengembangkan ketrampilan-ketrampilan pada siswa.
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan meliputi bahwa guru harus dapat
menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua.
Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang terhormat di
lingkungannya karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat
memperoleh ilmu pengetahuan. Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah
penting, apalagi bagi suatu bangsa yang sedang membangun bagi keberlangsungan
hidup bangsa di tengah-tengah lintasan perjalanan zaman dengan tehnologi yang
canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung memberi
nuansa kepada kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamik untuk
dapat mengadaptasikan diri.
DAFTAR PUSTAKA
Nuhaidah, M. Insya Musa. 2016. Pengembangan Kompetensi Guru Terhadap
Pelaksanaan Tugas Dalam Mewujudkan Tenaga Guru Yang Profesional:
Jurnal Pesona Dasar. Vol. 2 No. 4. 2016
Uzer, Muhammad Usman. 2008. Menjadi Guru Profesioal. Bandung: Remaja
Rosdakarya. cet. Ke-V
Mulyasa. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2004
Syaifuddin, Udin Saud. 2008. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses. Jakarta:
Kencana
Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Bandung: Rineka
Cipta
Daryanto dan Tasrial. 2015. Pengembangan Karir Profesi Guru. Yogyakarta: Gava
Media
Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 14, Tahun 2005, Guru dan Dosen, Bab
IV, Pasal 77