Anda di halaman 1dari 16

MEMPRODUKSI BARANG DAN JASA

PENGANTAR BISNIS

Oleh : Kelompok 11 ( AR C)
Said Fahri Assegaf (190503133)
Faturrahman Hasyimi (190503091)
Ananda Alyssa Habshah L.T. (190503100)
Semester I

DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada
kami, sehingga kami bisa selesaikan makalah Memproduksi Barang dan Jasa ini.

Kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata sempurna baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami terbuka untuk menerima
segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga kami bisa
melakukan perbaikan makalah ini sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.

Akhir kata kami berharap semoga makalah Memproduksi Barang dan Jasa ini bisa
memberi manfaat ataupun inspirasi pada pembaca.

ii
Daftar isi

Halaman judul............................................................................................................................i
Kata pengantar...........................................................................................................................ii
Daftar isi...................................................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................................1

A. Latar belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan masalah .........................................................................................................1
C. Tujuan ..........................................................................................................................1
.
BAB II : PEMBAHASAN .......................................................................................................2

1. Produksi atau Operasi ………………………...............................................................2


2. Menciptakan Nilai Produksi...........................................................................................3
3. Perbedaan antara Operasi Jasa dan Manufaktur.............................................................5
4. Perencanaan Operasi .....................................................................................................6
5. Penjadwalan Operasi ………….....................................................................................9
6. Pengendalian Operasi ..………………………............................................................11

BAB III : PENUTUP ...............................................................................................................13

1. Kesimpulan ..................................................................................................................13
2. Saran ............................................................................................................................13

Daftar pustaka .........................................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Di era globalisasi saat ini, berbagai perusahaan telah berkembang diseluruh penjuru dunia.
Tak terkecuali juga perusahaan di Indonesia. Perusahaan-perusahaan itu terdiri dari
perusahaan jasa, perusahaan dagang, maupun perusahaan manufaktur (industri). Perusahaan
sendiri merupakan lembaga ekonomi yang bertujuan menghasilkan barang dan jasa melalui
penggunaan sumber-sumber ekonomi secara efektif dan efisien.
Perusahaan didirikan untuk menghasilkan barang dan jasa. Suatu perusahaan melakukan
produksi barang dan jasa agar dapat terus mengoperasikan dan menjalankan usahanya.
Hampir semua barang yang kita gunakan selama ini merupakan hasil dari suatu proses
produksi. Perusahaan dapat memperoleh hasil-hasil ekonomis berupa profit/keuntungan sari
proses produksi yang dilakukan. Namun di waktu yang sama, suatu proses produksi juga
dapat meningkatkan daya guna (utilitas) bagi konsumen melalui penciptaan produk yang
dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan masyarakat.
Adapun sasaran yang ingin dicapai perusahaan dalam memproduksi barang dan jasa
adalah mendapatkan keuntungan yang maksimal serta dapat memberikan kepuasan kepada
konsumen. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem yang tepat dalam mengelola dan
mengendalikan produksi barang dan jasa.
Dalam makalah ini, kita akan mulai memahami istilah produksi atau operasi, kemudian
memahami jenis utilitas yang diberikan oleh produksi dan klasifikasi proses operasi,
mengenali ciri-ciri yang membedakan operasi jasa dengan produksi barang, mengenali faktor
yang terlibat dalam perencanaan operasi, dan memahami beberapa faktor dalam penjadwalan
operasi.

B. Rumusan masalah
1. Apakah arti dari produksi dewasa ini?
2. Bagaimana menciptakan nilai melalui produksi?
3. Apa yang membedakan operasi jasa dengan produksi barang?
4. Apa saja faktor-faktor yang terlibat dalam perencanaan operasi?
5. Apa itu penjadwalan operasi?

C. Tujuan
1. Menjelaskan arti produksi.
2. Menjelaskan utilitas yang diberikan produksi dan menjelaskan klasifikasi proses
operasi.
3. Mengenali ciri yang membedakan operasi jasa dengan produksi barang serta
menjelaskan perbedaan utama focus jasa.
4. Menjelaskan beberapa faktor dalam penjadwalan operasi.

BAB II

1
PEMBAHASAN

1. Produksi atau Operasi


Memproduksi barang dan jasa adalah usaha untuk mengubah suatu barang menjadi barang
lainnya atau melakukan suatu usaha untuk mewujudkan jasa. Dalam kehidupan sehari-hari,
kita akan selalu menemui kegiatan bisnis yang menyediakan barang dan jasa bagi pelanggan.
Pengemudi bis, karyawan di toko 7- Eleven, penyiar radio di pagi hari adalah contoh orang-
orang yang bekerja dalam operasi jasa (service operation). Bisnis-bisnis tersebut
menyediakan produk-produk jasa atau produk-produk layanan yang berwujud maupun tidak
berwujud kepada kita, seperti hiburan, transportasi, pendidikan, dan penyediaan makanan.
Perusahaan yang membuat produk-produk berwujud—radio, koran, bis, buku—terlibat dalam
produksi barang (goods production).
Walaupun istilah produksi secara historis mengacu pada perusahaan yang terlibat
dalam produksi barang-barang, konsep ini sekarang juga mengacu pada jasa. Perbedaan
utama antara produksi dan operasi jasa adalah keterlibatan pelanggan dalam operasi jasa. Hal
ini dikarenakan, keberhasilan dan kegagalan perusahaan bergantung pada hubungan dengan
pelanggan selama penyampaian jasa. Karyawan yang berhadapan langsung dengan pelanggan
memiliki kesempatan untuk mempengaruhi perasaan pelanggan terhadap jasa yang diberikan.
Akan tetapi dewasa ini, pelanggan semakin terlibat dalam produksi barang dan jasa
karena adanya komunikasi elektronis. Pelanggan dapat berhubungan langsung secara
elektronis ke tempat produksi (pabrik) melalui internet, dimana pesanan mereka atas telepon
seluler, music, hingga mobil dikirimkan dan diterima dalam waktu yang sangat cepat.

Pertumbuhan Operasi Barang dan Jasa


Persaingan global telah mengubah proses produksi menjadi aktivitas bisnis yang cepat dan
rumit. Walaupun pabrik tetap menjadi pusat manufaktur, kondisi pabrik telah banyak berubah
bila dibandingkan dengan kurun waktu lebih satu dasawarsa yang lalu. Asap, oli, dan
kebisingan di banyak perusahaan manufaktur telah digantikan dengan mesin berteknologi
tinggi, komputer, serta “ruangan bersih” yang bebas kontaminasi dan dapat diatur suhunya.
Perusahaan tidak lagi dihadapkan dengan tuntutan produksi massal namun perusahaan
sekarang harus menghadapi perubahan yang tiada henti. Teknologi baru telah membuat mesin
dapat berjalan dengan lebih bersih, lebih cepat, dan lebih aman, serta dapat beroperasi dalam
skala global. Para karyawan dapat dengan baik berkomunikasi dengan mesin-mesin dalam
perusahaan lain (melalui intranet) maupun dengan mesin-mesin perusahaan lain (melalui
internet). Dengan internet, para produsen barang dan jasa mengintegrasikan aktivitas
produksi dengan pemasok dan pelanggan yang berada jauh.

2. Menciptakan Nilai Produksi

2
Produksi memberikan kegiatan bisnis suatu hasil ekonomi: laba, upah, dan pembelian
barang-barang perusahaan lain. Pada saat yang bersamaan, produksi menciptakan
utilitas(utility) yaitu kemampuan produk memuaskan keinginan atau kebutuhan manusia—
bagi pelanggan. Walaupun produksi dapat memberikan semua jenis utilitas (waktu, tempat,
pemilikan, dan bentuk) perannya yang paling jelas berada dalam dua bidang. Produksi
menciptakan utilitas waktu dengan membuat produk-produk tersedia ketika pelanggan
menginginkannya, dan utilitas bentuk dengan mengubah bahan baku dan keterampilan
manusia menjadi barang jadi dan jasa.
Karena istilah produksi selalu dikaitkan dengan manufaktur, istilah tersebut mulai
digantikan dengan istilah operasi, istilah yang mencerminkan produksi jasa maupun barang.
Manajemen operasi (produksi) atau operation (production) management adalah
pengarahan dan kendali proses yang sistematis untuk mengubah sumber daya menjadi barang
dan jasa yang memiliki nilai dan bermanfaat bagi pelanggan. Dalam mengawasi produksi,
persediaan, dan kendali mutu, manajer operasi (produksi) atau operation (production)
manager bertanggung jawab memastikan bahwa proses operasi dapat menciptakan nilai dan
memberikan manfaat.

Proses Transformasi Sumber Daya

Seperti yang terlihat pada gambar, manajer operasi harus ,membuat rencana-rencana untuk
mengubah sumber daya menjadi produk. Pertama-tama mereka harus mengumpulkan sumber
daya dasar: pengetahuan, bahan-bahan fisik, peralatan, dan tenaga kerja. Kemudian mereka
menggunakannya secara efektif dalam fasilitas produksi. Sewaktu permintaan terhadap
produk tertentu meningkat, manajer harus menjadwal dan mengawasi kegiatan produksi
produk yang diinginkan. Terakhir, mereka juga harus mengendalikan biaya, tingkat kualitas,
persediaan, serta pabrik dan peralatannya.

Proses Operasi

3
Proses Operasi (Operation Process) adalah serangkaian metode dan teknologi yang
digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Jenis produksi dapat diklasifikasikan
menurut perbedaan proses-proses operasinya. Kita juga dapat mengklasifikasikan barang
berdasarkan apakah proses operasinya mengkombinasikan sumber daya atau memecah
sumber daya menjadi beberapa bagian komponen. Kita dapat mengkelompokkan jasa
berdasarkan tingkat hubungan dengan pelanggan yang dibutuhkan.

1. Proses Manufaktur Barang


Proses Analisis (analytic process) adalah proses produksi yang menguraikan sumber-sumber
daya alam ke dalam komponen untuk menciptakan produk-produk jadi.
Proses Sintetis adalah proses produksi yang mengkombinasikan sumber daya untuk
memproduksi barang jadi.

2. Proses Jasa
Salah satu cara mengklasifikasi jasa adalah menanyakan apakah produksi jasa tertentu dapat
dilakukan tanpa pelanggan harus menjadi bagian dari system produksi. Jasa diklasifikasikan
menurut tingkat kontak dengan pelanggan.
Proses Kontak Tinggi (high-contact system) adalah proses operasi dengan tingkat interaksi
dengan pelanggan dimana pelanggan menjadi bagian dari system selama penyampaian jasa.
Contohnya adalah jasa transportasi, dimana pelanggan menjadi penumpang bis atau kereta
api.
Proses Kontak Rendah (low-contact system) adalah proses operasi jasa yang tingkat
interaksi dengan pelanggan rendah dimana pelanggan tidak perlu menjadi bagian dari system
untuk menerima jasa. Contohnya adalah operasi proses kliring cek, dimana pelanggan tidak
berhubungan dengan bank sewaktu jasa tersebut dilakukan.

3. Perbedaan antara Operasi Jasa dan Manufaktur


Baik operasi jasa maupun operasi manufaktur mengubah bahan produksi mentah menjadi
produk-produk jadi. Dalam produksi jasa, bahan-bahan produksi mentah (input) bukan
merupakan kaca maupun besi. Input pada produksi jasa berupa orang-orang yang mewakili
kebutuhan yang tidak terpuaskan atau barang kepemilikan yang memerlukan perawatan atau
perubahan. Jadi, dalam operasi jasa, “produk jadi” ataupun “output” adalah orang-orang yang
kebutuhannya terpenuhi atau barang kepemilikan yang diperbaiki.

Fokus pada Kinerja Paling tidak, terdapat satu perbedaan yang sangat jelas antar operasi
jasa dan manufaktur. Barang produksi, sedangkan jasa dilaksanakan. Dengan demikian,
kinerja yang berorientasi pada pelanggan merupakan faktor penting dalam mengukur
keefektifan perusahaan jasa.
Fokus pada Proses dan Hasil Proses Operasi manufaktur berfokus pada hasil akhir proses
produksi. Akan tetapi, produk yang ditawarkan oleh kebanyakan perusahaan jasa sebenarnya
merupakan kombinasi antara barang dan jasa. Dengan demikian, jasa harus berfokus pada
proses transformasi maupun hasil akhirnya. Sehingga pekerja jasa membutuhkan keahlian
yang berbeda dari pekerja manufaktur barang.

4
Fokus pada Karakteristik Jasa Produk-produk jasa digolongkan menurut tiga ciri utama:
1. Sifat Tidak Berwujud (Intangibility) : Jasa tidak dapat disentuh, dirasakan, dicium,
atau dilihat. Dengan demikian, nilai intinya adalah nilai tidak berwujud yang
pelanggan rasakan dalam bentuk kesenangan, kepuasan, atau perasaan aman.
2. Sifat Dapat Disesuaikan (Customization) : Jasa dirancang untuk memenuhi kebutuhan
sehingga jasa dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
3. Sifat Tidak Dapat Disimpan ( Unstorability) : Jasa tidak dapat dibuat sebelumnya dan
kemudian disimpan. Jika jasa tidak digunakan ketika tersedia, jasa tersebut biasanya
tebuang sia-sia. Jadi, jasa biasanya digolongkan menurut tingkat tidak dapat disimpan.
Fokus pada Hubungan Jasa-Pelanggan Pada perusahaan manufaktur, kehadiran konsumen
tidak banyak  berpengaruh terhadap proses produksi. Perusahaan manufaktur cenderung tidak
membutuhkan keterlibatan konsumen dalam proses  produksinya. Sementara dalam operasi
perusahaan jasa, kehadiran dan keterlibatan konsumen sangat diperlukan. Terutama pada
perusahaan jasa yang membutuhkan high-contract system, tanpa keterlibatan konsumen,
proses produksi jasanya tidak dapat dilakukan.
E-Commerce: “Kehadiran Pelanggan Virtual” Pelanggan berinteraksi secara elektronis
melalui penjual, mengumpulkan informasi mengenai ciri-ciri produk, jadwal pengantaran,
dan pelayanan purna jual. Mereka mendapatkan akses ke pusat informasi melalui telepon
otomatis, dan mereka yang menginginkan interaksi langsung dapat berbicara dengan agen
penjualan atau masuk dalam chat room.
Fokus pada Pertimbangan Kualitas Pelayanan Konsumen menggunakan ukuran yang
berbeda untuk  mengukur kepuasannya terhadap barang dan jasa yang dikonsumsinya. Hal
tersebut dikarenakan jasa tidak hanya terdiri dari sesuatu yang tak berwujud saja, Tetapi juga
terdiri dari sesuatu yang berwujud. Manajer, khususnya manager perusahaan jasa, memahami
bahwa kualitas kerja berbeda dengan kualitas layanan.

4. Perencanaan Operasi
Rencana bisnis memuat garis besar tujuan dan sasaran perusahaan, termasuk barang dan
jasa apa yang akan ditawarkan oleh perusahaan. Para manajer juga menyusun rencana
produksi jangka panjang melalui peramalan(forecast) permintaan di masa mendatang, baik
untuk produk-produk baru maupun produk yang sudah ada.

5
Perencanaan dan Pengendalian Operasi

A. Perencanaan Kapasitas
Kapasitas (capacity) adalah jumlah produk yang dapat diproduksi oleh perusahaan pada
kondisi kerja normal. Kapasitas perusahaan bergantung pada seberapa banyak orang yang
dipekerjakan serta jumlah dan ukuran fasilitas yang dimiliki.
1. Perencanaan Kapasitas untuk Produksi Barang : Perencanaan kapasitas dalam
produksi barang menjamin bahwa kapasitas perusahaan sedikit melebihi permintaan
normal akan produk-produknya. Jika kapasitas terlalu kecil untuk memenuhi
permintaan, perusahaan harus mengalihkan pelanggannya—situasi yang tidak hanya
mengecilkan laba, tetapi juga menjauhkan perusahan dari pelanggan dan tenaga
penjual. Jika kapasitas terlalu melebihi permintaan, perusahaan akan menghamburkan
uang dengan memelihara pabrik.
2. Perencanaan Kapasitas untuk Memproduksi Jasa : Dalam sistem kontak-rendah,
mempertahankan tingkat persediaan membuat manajer dapat menetapkan kapasitas
pada tingkat permintaan rata-rata. Dalam sistem kontak-tinggi, para manajer harus
merencanakan kapasitas sehingga mampu memenuhi permintaan puncak.

B. Perencanaan Lokasi
Bergantung dari letak fasilitasnya, perusahaan dapat menghasilkan produk berbiaya
rendah atau mungkin menyadari bahwa perusahaan berada di posisi yang sangat tidak
menguntungkan dari segi biaya, dibandingkan dengan pesaingnya.
1. Perencanaan Lokasi untuk Produksi Barang : Dalam kegiatan memproduksi
barang, keputusan lokasi dipengaruhi oleh kedekatan lokasi dengan sumber bahan

6
baku dan pasar, ketersediaan tenaga kerja, energi, serta biaya transportasi, peraturan
pajak lokal dan negara bagian, serta kondisi kehidupan masyarakat.
2. Perencanaan Lokasi untuk Produksi Jasa : Jasa kontak-rendah dapat memiliki
lokasi yang berdekatan dengan sumber daya, tenaga kerja, atau gerai transportasi.
Misalnya pusat distribusi yang lokasinya dekat dengan Wal-mart yang mereka pasok.
Jasa kontak-tinggi harus berlokasi dengan dengan pelanggan. Dengan demikian,
restoran cepat saji seperti McDonald’s sekarang berdiri di lokasi-lokasi yang khas
dengan lalu lintas padat.

C. Perencanaan Tata Ruang


Tata letak mesin, peralatan, dan perlengkapan menentukan apakah perusahaan dapat
menanggapi secara efisien terhadap permintaan berlebih dan keanekaragaman produk, atau
apakah ternyata perusahaan tidak mampu mencocokkan diri dengan kecepatan dan
kenyamanan pesaing.
1. Perencanaan Tata Ruang untuk Produksi Barang :
1. Fasilitas produktif : bengkel kerja dan peralatan untuk mengubah bahan-bahan
mentah.
2. Fasilitas non-produktif : tempat penyimpanan dan pemeliharaan.
3. Fasilitas pendukung : kantor, kamar kecil, areal parkir, kafetaria, dan lain-lain.
Pada fasilitas produksi, alternatifnya mencakup tata ruang proses, seluler, dan produk.
Tata Ruang Proses (process layout) adalah pengaturan kegiatan produksi yang
mengelompokkan peralatan dan orang-orangnya berdasarkan fungsinya. Tata ruang proses
cocok untuk bengkel kerja yang dispesialisasikan untuk pekerjaan yang sesuai dengan
pesanan, peralatan, dan orang-orang yang dikelompokkan berdasarkan fungsi.
Tata Ruang Seluler (cellular layout) adalah pengaturan kegiatan produksi yang dirancang
untuk memindahkan satu kelompok produk melalui alur yang sejenis.
Tata Ruang Produk (product layout) dibuat untuk memproduksi hanya satu jenis barang
dalam urutan yang tetap dan diatur sesuai dengan tuntutan produksi. Tata ruang produk
dinilai efisien untuk memproduksi produk dalam jumlah besar dengan lebih cepat, dan tata
ruang produk sering kali menggunakan lini perakitan.
Pengembangan Lain dalam Fleksibilitas Tata Ruang Selain variasi-variasi tata ruang
produk yang umum, ada eksperimen untuk membuat lini produksi standar menjadi lebih
fleksibel. Beberapa perusahaan telah menerapkan lini produksi berbentuk-U (U-shaped
production line): Alih-alih tersusun dalam satu garis lurus, mesin-mesin disusun dalam
bentuk huruf U, dan para pegawai bekerja di sisi dalam susunan huruf U tersebut.
Perkembangan lain dalam sistem manufaktur fleksibel (flexible manufacturing system)
adalah dengan menggunakan intruksi yang dikendalikan komputer, sebuah pabrik dapat
membuat produk-produk yang sangat bervariasi.
2. Perencanaan Tata Ruang untuk Produksi Jasa : Perusahaan-perusahaan jasa juga
menggunakan beberapa tata ruang seperti halnya perusahaan yang memproduksi
barang-barang. Dalam sistem kontak-rendah, fasilitas harus diatur untuk meningkatkan
produksi jasa, misalnya menggunakan tata ruang khusus untuk menangani tugas

7
khusus. Sistem kontak tinggi harus didesain untuk memenuhi kebutuhan dan ekspetasi
pelanggan.

D. Perencanaan Kualitas
Setiap rencana operasi harus mampu menjamin bahwa produk yang dibuat sesuai dengan
standar kualitas perusahan. Perencanaan kualitas mempersiapkan karyawan untuk senantiasa
meningkatkan kualitas produk dan metode produksi perusahaan.

E. Perencanaan Metode
Dalam merancang sistem operasi, para manajer harus dengan jelas mengidentifikasikan
tiap-tiap tahap dan metode spesifik dalam produksi. Para manajer dapat mengurangi
pemborosan dan ineefisiensi, dengan meneliti tiap-tiap tahap dari prosedur secara mendalam
(perbaikan mode).
1. Perencanaan Metode dalam Produksi Barang : Guna meningkatkan kualitas
produksi barang, manajer pertama-tama mendokumentasikan metode yang digunakan.
Deskripsi rinci, sering kali menggunakan diagram yang disebut sebagai bagan arus
proses, biasanya sangat berguna untuk mengorganisasikan dan merekam berbagai
macam informasi. Diagram tersebut mengidentifikasi urutan kegiatan produksi,
pergerakan bahan produksi, dan pekerjaan yang berlangsung pada setiap tahap selama
proses produksi.
2. Perencanaan Metode dalam Produksi Jasa : Dalam sistem kontak rendah, para
manajer dapat menggunakan perbaikan metode untuk mempercepat pelayanan mulai
dari memotong rumput hingga membuat dokumen legal.

Analisis Alur Jasa (service flow analysis) adalah metode untuk menganalisis suatu jasa
dengan cara memperlihatkan alur proses, yang kemudian membantu para manajer apakah
tiap-tiap proses tersebut perlu dilakukan.
Rancangan untuk Mengendalikan Keleluasaan Karyawan dalam Produksi Jasa Sejauh
ini, kita telah menekankan pentingnya faktor manusia dalam produksi jasa—yaitu, kontak
langsung antar pemberi jasa dengan pelanggan. Akan tetapi, pada beberapa kasus, tujuan
perancangan jasa adalah membatasi aktivitas karyawan maupun pelanggan. Para manajer,
misalnya, dapat membuat layanan lebih berorientasi pada pelanggan dengan memastikan
bahwa proses—dan bukan orang yang mengoperasikannya –membuat layanan menjadi
konsisten.
Rancangan bagi Kontak Pelanggan dalam Produksi Jasa Dalam jasa kontak tinggi, para
manajer harus mengembangkan prosedur yang secara jelas menyebutkan cara-cara
bagaimana pekerja berinteraksi dengan pelanggan. Prosedur ini harus mencakup kegiatan-
kegiatan seperti bertukar informasi atau uang, atau mengirim dan menerima bahan-bahan
produksi.

8
5. Penjadwalan Operasi
Apabila sumber daya produksi yang dibutuhkan sudah ditentukan, para manajer harus
mengembangkan jadwal/agenda untuk mendapatkan dan menggunakan sumber daya tersebut.
Aspek operasi ini disebut penjadwalan.

A. Penjadwalan Operasi Barang :


Penjadwalan operasi barang terjadi pada berbagai tingkat. Pertama, tingkat puncak atau
jadwal produksi utama (master production schedule) memperlihatkan produk mana yang
akan diproduksi, kapan produksi akan dimulai, dan sumber daya apa yang akan digunakan
selama periode waktu yang telah ditentukan.

B. Penjadwalan Operasi Jasa :


Penjadwalan jasa bisa mencakup pekerjaan maupun pekerjanya. Dalam jasa kontak
rendah, penjadwalan kerja dapat didasarkan pada tanggal penyelesaian yang diinginkan atau
pada waktu datangnya pesanan. Misalnya, beberapa mobil dijadwalkan untuk diperbaiki
dalam bengkel setempat. Jadi, jika tidak dijadwalkan sampai dengan pukul 15.30, mobil anda
mungkin akan menganggur selama beberapa jam, sekalipun mobil anda merupakan yang
pertama sampai ke bengkel.
Sebaliknya, dalam jasa kontak tinggi, seperti halnya pada ruang gawat darurat rumah sakit
yang penuh, para pasien tidak dapat diminta untuk membuat perjanjian dan datang kembali
lain waktu. Dalam jasa kontak tinggi, pelanggan adalah bagian dari sistem dan harus dilayani.
Penjadwalan jasa yang tepat tidak mungkin dilakukan dalam sistem kontak tinggi.

Alat Penjadwalan Proyek-proyek khusus, seperti renovasi atau relokasi pabrik, sering kali
menuntut koordinasi yang ketat dan penentuan waktu yang tepat. Dalam kasus-kasus ini,
penjadwalan difasilitasi oleh alat khusus, seperti bagan Gantt dan bagan PERT.
Bagan Gantt menggambarkan langkah-langkah yang harus dijalankan dan waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap langkah. Manajer mencantumkan semua kegiatan
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan, memperkirakan waktu yang dibutuhkan
untuk setiap langkah, dan membandingkan kemajuan proyek dengan bagan tersebut. Jika
lebih cepat dari jadwal, beberapa karyawan bisa dialokasikan untuk mengerjakan proyek lain.
Jika ketinggalan jadwal, pekerja bisa ditambahkan atau penyelesaian bisa ditunda.
Bagan PERT PERT—singkatan dari Program Evaluation and Review Technique –
berguna dalam proyek kompleks dimana sejumlah kegiatan harus dikoordinasikan secara
bersama. Seperti bagan Gantt, bagan PERT menguraikan proyek besar ke dalam langkah-
langkah spesifik dan menentukan waktu yang diperlukan untuk menjalankan langkah-langkah
tersebut. Akan tetapi, tidak seperti bagan Gantt, PERT tidak hanya menunjukkan urutan
kegiatan yang perlu, melainkan juga menggambarkan jalur kritis yang harus dilalui guna
mencapai tujuan proyek.

9
Ilustrasi Bagan Gantt dan Bagan PERT
6. Pengendalian Operasi
Pengendalian Operasi adalah proses pengawasan kinerja produksi dengan cara
membandingkan hasil yang dicapai dengan rencana dan jadwal yang dibuat. Jika jadwal atau
standar kualitas tidak sesuai, manajer produksi harus mengambil tindakan korektif. Tindak
lanjut (follow up) adalah aktivitas pengendalian produksi untuk menjamin bahwa keputusan
produksi telah dilaksanakan. Pengendalian operasi mencakup manajemen material dan
pengendalian proses produksi.

A. Manajemen Material
Proses manajemen material (material management) tidak hanya mencakup
pengendalian, tetapi juga perencanaan dan pengoraganisasian alur bahan produksi. Bahkan
sebelum produksi dimulai, manajemen material berfokus pada rancangan produk dengan
menekankan standarisasi—penggunaan komponen standar yang seragam, alih-alih
menggunakan komponen baru dan berbeda untuk produk terkait.
Setelah produk dirancang, manajer material membeli bahan yang diperlukan dan
memonitor proses produksi melalui distribusi barang-barang jadi. Terdapat 5 bidang utama
dalam manajemen material:
1. Transportasi mencakup alat-alat transportasi sumber daya ke perusahaan dan barang-
barang jadi ke pembeli.
2. Pergudangan berkaitan dengan penyimpanan, baik bahan produksi yang datang untuk
proses produksi maupun barang-barang jadi untuk didistribusikan ke pelanggan.
3. Pengendalian persediaan (inventory control) termasuk penerimaan, penyimpanan,
penanganan, serta perhitungan seluruh bahan-bahan mentah, barang-barang setengah jadi,
dan barang-barang jadi.
4. Proses pembelian Pembelian (purchasing) adalah perolehan seluruh material dan jasa
yang diperlukan perusahaan untuk membuat produknya serta melakukan operasi sehari-hari.
Sebagian besar perusahaan memiliki departemen pembelian yang bertugas untuk membeli
material dan jasa dalam jumlah yang diperlukan, dengan harga yang masuk akal dan waktu
yang tepat. Namun agen pembelian harus mengimbangi persediaan dengan kebutuhan untuk
mencegah terjadinya pasokan berlebih, yang kemudian akan menaikkan biaya penyimpanan

10
(holding cost) –biaya menjaga persediaan yang ada. Dewasa ini, banyak departemen
pembelian sudah memilih apa yang disebut hand-to-mouth-pattern—sering memesan
material dalam jumlah kecil. Sistem ini menuntut waktu tunggu (lead time) yaitu
kesenjangan antara pemasokan pesanan pelanggan dan pengiriman barang dagangan dari
penjual, dalam kendali pembelian.
5. Seleksi pemasok Departemen pembelian juga menangani seleksi pemasok (supplier
selection)—memutuskan pemasok mana yang akan digunakan. Proses ini biasanya melalui 4
langkah:
1. Menyelidiki pemasok yang mungkin
2. Mengevaluasi dan mengisolasi calon terbaik
3. Merundingkan persyaratan layanan dengan pilihan akhir
4. Memelihara hubungan pembeli-penjual yang positif.

B. Alat untuk Pengendalian Proses Operasi


Sejumlah alat untuk membantu manajer mengendalikan operasi, diantaranya adalah:
Pelatihan kerja : Kepuasan pelanggan sangat berkaitan dengan pelayanan yang
diberikan karyawan. Pekerja jasa dapat dilatih untuk mengembangkan sikap yan berorientasi
pada pelanggan.
Lean Production System: Just-in-Time Operation : Lean system dirancang untuk
menciptakan arus produksi yang mulus, yang mencegah terjadinya efisiensi, menghilangkan
persediaan yang tidak perlu, dan senantiasa memperbaiki proses produksi. Just-in-Time
(JIT) production, semacam lean system, mengumpulkan semua bahan baku pada saat yang
tepat ketika bahan-bahan itu dibutuhkan untuk masing-masing tahap produksi, bukan
sebelumnya, sehingga dengan demikian menciptakan tanggapan yang cepat dan efisien
terhadap pesanan pelanggan.
Perencanaan Kebutuhan Material : Perencanaan kebutuhan material atau material
requirements planning (MRP) adalah metode pengendalian yang menggunakan rancangan
material untuk menjamin bahwa jumlah bahan yang tepat telah dikirim ke tempat yang tepat
dan pada waktu yang tepat. MRP menggunakan rancangan material(bill of material): alat
pengendalian produksi yang merinci material yang dibutuhkan untuk membuat suatu produk.
Versi lanjutan dari MRP adalah perencanaan sumber daya manufaktur atau
manufacturing resource planning (MRP II) yang mengumpulkan seluruh bagian dari
organisasi ke dalam kegiatan produksi perusahaan.
Pengendalian Mutu : Manajemen proses produksi yang dirancang untuk memproduksi
barang atau menyediakan jasa yang sesuai dengan standar kualitas tertentu.

11
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah produksi selalu dikaitkan dengan manufaktur, sehingga sekarang kita menggunakan
kata operasi untuk menggambarkan produksi barang dan jasa. Yang disebut dengan
manajemen operasi (produksi) adalah pengarahan dan pengendalian sistematis terhadap
proses pengubahan bahan mentah menjadi produk jadi yang memiliki nilai dan manfaat bagi
konsumen. Empat jenis utilitas yang diberikan produksi adalah utilitas waktu, tempat,
kepemilikan, dan bentuk. Terdapat dua jenis proses operasi barang; proses analisis dan proses
sintesis. Terdapat beberapa ciri-ciri yang membedakan operasi jasa dari produksi barang.

B. Saran
Demikianlah pokok bahasan makalah ini yang dapat kami paparkan, besar harapan kami
makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan
referensi, penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi
lebih baik lagi di masa yang akan datang.

12
DAFTAR PUSTAKA

 Griffin, Ricky W. dan Ronald J. Ebert. 2006, Bisnis edisi kedelapan. Erlangga ; Jakarta.
 Agustina, Merisa. 2012, Perbedaan antara operasi perusahaan jasa dan operasi manufaktur
Diperoleh dari: http://merisaagustina.blogspot.com/2012/11/perbedaan-antara-operasi-
perusahaan.html

13

Anda mungkin juga menyukai