Anda di halaman 1dari 75

Dokumen Kontrak

Konstruksi

Oleh : Ir Harianto Winardji, MT


Tujuan

MENGETAHUI KETENTUAN
MENGENAI PRINSIP-PRINSIP
MENANGKAP PELUANG YANG
ADA DAN MENGHINDARI
RESIKO YANG MUNGKIN
TERJADI YANG TERTUANG
DALAM DOKUMEN KONTRAK.
Siklus Proyek Konstruksi
Gagasan

Studi Dengan demikian


bahwa pekerjaan konstruksi
bangunan itu tidak ada
Survey habisnya (berulang)

Investigasi
Usia Konstruksi
Perencanaan

Pelaksanaan/
konstruksi

Bangunan

Operasi

Pemeliharaan
Tahap Pekerjaan Jasa Konstruksi

 Study
 Survey
 Investigasi
 Design
 Construction
 Operation
 Maintenance
Dasar Dokumen Kontrak
Konstruksi
 Peraturan Pemerintah (PP)
nomor 29 tahun 2000 tentang
penyelenggaraan pekerjaan jasa
konstruksi
 Keputusan Presiden (Keppres)
nomor 80 tahun 2003 tentang
Pengadaan Barang dan Jasa
Dasar Penyusunan Kontrak
 Dasar Penyusunan Kontrak
 Draft kontrak pada dokumen penawaran
 Berita Acara hasil pembukaan dokumen
usulan
 Berita Acara Evaluasi
 Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi
 Berita Acara penetapan pemenang
 Keputusan Penunjukan
Definisi

- Kontrak adalah suatu perjanjian antara


pihak pemberi pekerjaan
(Owner/Pengguna Jasa) dan pihak
penerima pekerjaan (Penyedia Jasa)
yang berisi kesepakatan perikatan secara
hukum.
- Kontrak adalah suatu dokumen yang
mengatur hubungan hukum antara
pengguna jasa dan penyedia jasa
Menurut PP 29 tahun 2000
Dokumen kontrak konstruksi minimal memuat :
a. Surat Perjanjian
b. Dokumen lelang
c. Usulan/Penawaran
d. Berita Acara Penjelasan
e. Surat dari pengguna jasa ttg persetujuan atas
penawaran dari penyedia jasa
f. Surat Pernyataan dari penyedia jasa tentang
kesanggupan untuk melaksanakan pekerjaan
Menurut Kepres 80/2003
Dokumen kontrak konstruksi minimal memuat :
a. Surat Perjanjian
b. Syarat-syarat umum kontrak
c. Syarat-syarat khusus kontrak
d. Dokumen2 lain yg merupakan bagian dari
kontrak al :
Surat penunjukan, surat penawaran,
spesifikasi khusus, gambar-gambar, BA, daftar
kuantitas dan harga (utk kontrak harga satuan),
lain-lain seperti : Jaminan Pelaksanaan, jaminan
uang muka
Pembangunan Infrastruktur
 Bangunan gedung
 Bangunan transportasi
 Bangunan pengairan
TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR
BIDANG JASA KONSTRUKSI

BANGUNAN GEDUNG
TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR
BIDANG JASA KONSTRUKSI

JALAN / TRANSPORTASI
TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR
BIDANG JASA KONSTRUKSI

KEAIRAN / SDA
Pekerjaan Jasa Konstruksi
Menurut UUJK 18/1999

 PERENCANAAN
 PELAKSANAAN
 PENGAWASAN
UNSUR-UNSUR PADA PEMBANGUNAN
PROYEK KONSTRUKSI

 PEMILIK/OWNER ATAU PEMBERI TUGAS


 PERENCANA
 PENGAWAS
 PEMBORONG/KONTRAKTOR
 SUB KONTRAKTOR
 SUPPLIER
PEMILIK PROYEK / PENGGUNA JASA

- Adalah orang/badan yang memiliki


proyek dan memberikan pekerjaan
kepada penyedia jasa (perencana,
pelaksana dan pengawas) dan
membayar biaya pekerjaan tersebut
- Pengguna jasa dapat berupa
perseorangan, badan/lembaga/instansi
pemerintah maupun swasta
Penyedia Jasa
Penyedia jasa dapat berupa :
a. Konsultan Perencana
Adalah perseorangan/badan hukum yang
atas permintaan pemilik proyek, membuat
perencanaan bangunan
b. Konsultan Pengawas
Adalah perseorangan/badan hukum yang
atas permintaan pemilik proyek, melakukan
pengawasan atau membantu dalam
pengelolaan pelaksanaan pembangunan
c. Kontraktor Pelaksana
Adalah perseorangan/badan hukum yang
atas permintaan pemilik proyek menerima
pekerjaan untuk melaksanakan proyek.
Skema Organisasi proyek
konstruksi

Owner

Perencana

pengawas Pelaksana

Subkon Supplier
HUBUNGAN KERJA
Hubungan kerja antara pengguna jasa dan penyedia jasa
adalah berdasarkan kontrak
a. Antara pengguna jasa (owner) dan konsultan
perencana
- Konsultan perencana memberikan jasa perencanaan
- Owner membayar biaya jasa perencanaan
b. Antara pengguna jasa (owner) dan kontraktor
pelaksana
- Kontraktor pelaksana memberikan jasa pelaksanaan
- Owner membayar biaya jasa pelaksanaan
c. Antara pengguna jasa (owner) dan konsultan pengawas
- Konsultan pengawas memberikan jasa pengawasan
- Owner membayar biaya jasa pengawasan
d. Antara konsultan pengawas dan kontraktor pelaksana
- Konsultan pengawas memberikan persyaratan teknis
- Kontraktor pelaksana merealisasikan bangunan
sesuai persyaratan teknis.
TAHAPAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

• Feasibility Study
• Design
• Procurement
• Construction
Dasar Bentuk Format Standar Kontrak

 Format Standar kontrak FIDIC


(Federation Internationale Des
Ingenieurs Conseils – Asosiasi
Konsultan Teknik Sedunia)
 Format Standar kontrak JCT (Joint
Contracts Tribunal – Perhimpunan
Asosiasi Konsultan Bangunan di
Inggeris)
BENTUK DOKUMEN KONTRAK

Ada 4 volume :
a. Volume 1 - Bentuk-bentuk form
b. Volume 2 – Syarat-syarat kontrak
c. Volume 3 – Spesifikasi
d. Volume 4 – Gambar-gambar
kontrak
Bentuk Kontrak Konstruksi
Kontrak pekerjaan Konstruksi
biasanya bentuknya dibuat secara
tertulis mengikuti standar FIDIC
(Federation Internationale Des
Ingenieurs Conseils) atau The
International Federation of
Consulting Engineers), yaitu
Perhimpunan Konsultan Teknik
Sedunia.
Kontrak FIDIC
 Kontrak pekerjaan konstruksi biasanya bentuknya dibuat mengikuti
standar FIDIC (Federation Internationale Des Ingenieur Conseils) atau
The International Federation of consulting Engineers, yaitu
Perhimpunan Konsultan Teknik Sedunia.
 Kontrak Fidic pekerjaan Sipil berlaku untuk pekerjaan yang dibayar
berdasarkan Bill of Quantity (BQ) – Unit price contract
 Apabila cara pembayaran jenis lainnya maka harus diadakan
perubahan-perubahan seperlunya
 Dokumen kontrak Fidic dinamakan Condition of contract for works of
Civil Engineering Construction
 Persyaratan kontrak fidic ada 2 bagian :
Bag 1 Persyaratan Umum Kontrak, secara garis besar berisi
tanggungjawab dan kewenangan antara pihak serta penjelasan umum
mengenai standard konstruksi, waktu dan basis pembayaran.
Bag 2 Persyaratan Khusus Kontrak,secara grs besar berisi hak-hak
khusus pemberi tugas dan penjelasan mengenai asuransi, denda, sub
kontrak, sertifikat dan pembayaran.
Kontrak JCT
 Adalah dokumen syarat-syarat
kontrak yang dibuat oleh JCT (Joint
Contracts Tribunal) yang terdiri dari
beberapa badan-badan di Inggris.
 Dokumen syarat-syarat kontraknya
dinamakan Standard Form of
Building Contract, yang umumnya
untuk proyek gedung.
JENIS KONTRAK
KONSTRUKSI
Lump Sum Contract
Fixed Contract
Unit Price Contract
Build Contract
Cost Plus Procentage Fee Contract

Prime Cost Contract Cost Plus Fixed Fee Contract


Jenis Kontrak
Pek.Konstruksi Cost Plus Incentive Fee Contract

Turn Key Contract


Design and Built Contract
Negociated Contract

Built Operation Transfer Contract

Design Built Operation Transfer Contract


Build Contract
Jenis kontrak yang tinggal
menerapkan/mengimplementasi
kan rencana/disain proyek
yang sudah ada sehingga
kontraktor hanya melaksanakan
/ membangun fisiknya saja.
Fixed Price Contract
Kontrak yang mengisyaratkan
bahwa kontraktor
menyelesaikan pekerjaan
konstruksi berdasarkan harga
tetap (fix) yang telah disetujui
sesuai spesifikasi yang telah
ditetapkan
Lump Sum Contract
Adalah kontrak (ikatan kerja) untuk
melaksanakan pekerjaan konstruksi
sesuai spesifikasi dan gambar
rencana dalam waktu dan nilai
kontrak yang sudah pasti. Untuk ini
diperlukan gambar rencana yg
akurat dan interpretasi yg sama
bagi kedua belah pihak.
Unit Price Contract
Adalah kontrak (ikatan kerja) untuk
melaksanakan pekerjaan konstruksi
sesuai spesifikasi dan gambar rencana
dalam waktu yang telah ditetapkan dan
nilai kontrak yg masih perkiraan tapi
dengan harga satuan yg sudah pasti.
Volume pekerjaan msh perkiraan, jumlah
volume yang pasti baru dpt diketahui
pada akhir pekerjaan, nilai harga satuan
dapat berubah apabila terjadi perubahan
volume yg melebihi 15 %, atau adanya
fluktuasi harga resmi , misal dari BPS.
Pembayaran Kontrak Harga Satuan

Pembayaran kontrak harga satuan


dilakukan secara bulanan
berdasarkan nilai volume
pekerjaan yang telah dilaksanakan
sampai dengan saat bulan yang
bersangkutan dgn cara mengalikan
antara volume dan harga satuan
masing-masing mata pembayaran
yang dimuat dlm daftar kuantitas
dan harga.
Perbedaan antara kontrak lump sum dan
kontrak unit price
No Kontrak Lump Sum Kontrak Unit Price

1 Nilai kontrak adalah pasti Nilai kontrak yg pasti disesuaikan dengan


volume pekerjaan yg telah dilaksanakan

2 Kontraktor hrs menentukan dan Item pekerjaan dan volumenya telah


menghitung sendiri volume tiap item diberikan oleh owner dan harus digunakan
pekerjaan berdasarkan gambar dan sebagai dasar penawaran
spesifikasi

3 Umumnya tidak perlu amandemen Umumnya dibutuhkan amandemen kontrak


kontrak

4 Jika ada kesalahan perhitungan tidak Jika ada kesalahan perhitungan hrs
dpt digunakan utk merubah besarnya dilakukan koreksi dgn tidak merubah harga
total penawaran satuan

5 Bila terjadi pekerjaan tambah Volume pekerjaan yg sebenarnya baru


kurang, harga satuan tidak berlaku diketahui setelah pekerjaan selesai
shg perlu negosiasi

6 Termyn pembayaran dilakukan Termyn pembayaran dilakukan berdasarkan


berdasarkan prosentase bobot tenggang waktu tertentu (bulanan, triwulan)
pekerjaan
Prime Cost/Reimbursable Contract
Adalah suatu kontrak dimana
kontraktor melaksanakan
pekerjaan konstruksi dengan
biaya sendiri, lalu pengajuan biaya
dari kontraktor akan dibayar oleh
owner ditambah dengan sejumlah
biaya (fee) sebagai keuntungan
perusahaan (profit).
Cost plus fix fee contract
Adalah suatu kontrak prime
cost dimana owner akan
membayar kontrak
berdasarkan pengeluaran
ditambah dengan biaya umum
berupa overhead dan profit
yang nilainya tetap (fix fee).
Cost plus Prosentage Fee
Adalah suatu kontrak Prime
Cost dimana owner akan
membayar kontrak berdasarkan
pengeluaran ditambah dengan
angka prosentase terhadap
pengeluaran
Cost plus Incentive Fee
Adalah suatu kontrak prime cost
dimana owner akan membayar
kontrak berdasarkan
pengeluaran ditambah dengan
bonus yang besarnya sesuai
prestasi dan pengeluaran yang
diajukan
Isi Dokumen Kontrak (1)
Sesuai ketentuan pasal 22 UUJK no.18/99, kontrak kerja konstruksi
minimal memuat uraian mengenai :
 Identitas para pihak
 Rumusan pekerjaan yg memuat uraian yg jelas tentang :
lingkup pekerjaan yang dilengkapi dengan spesifikasi dan
gambar rencana, volume, nilai pekerjaan dan jadual waktu
pelaksanaan
 Tenaga Ahli , memuat ketentuan mengenai jumlah, klasifikasi
dan kualifikasi yg dibutuhkan utk melaksanakan pekerjaan
konstruksi.
 Hak dan Kewajiban pengguna jasa dan penyedia jasa.
 Masa pertanggungan dan/atau pemeliharaan yg menjadi
tanggungjawab penyedia jasa
 Cara Pembayaran, yg merupakan kewajiban pengguna jasa
 Cidera janji, memuat ketentuan ttg tanggungjawab, apabila
salah satu pihak tdk melaksanakan kewajibannya
 Penyelesaian Perselisihan, memuat tentang tatacara
penyelesaian peerselisihan akibat ketidaksepakatan.
Isi Dokumen Kontrak (2)
 Pemutusan kontrak kerja, yg memuat ketentuan ttg
pemutusan kontrak akibat tdk terpenuhinya kewajiban
salah satu pihak
 Keadaan memaksa (Force majeure)yaitu memuat
kejadian diluar kemauan dan kemampuan para pihak, yg
menimbulkan kerugian bagi salah satu pihak.
 Kegagalan Bangunan, memuat ketentuan ttg kewajiban
penyedia jasa dan/atau pengguna jasa atas kegagalan
bangunan.
 Perlindungan pekerja, memuat ketentuan kewajiban para
pihak dalam pelaksanaan K3.
 Aspek Lingkungan, memuat kewajiban para pihak dalam
pemenuhan ketentuan ttg lingkungan.
Kekuatan Hukum Kontrak
Dokumen kontrak diinterpretasikan dalam urutan kekuatan
hukum sbb :
a. Surat Perjanjian
b. Surat penunjukan penyedia jasa
c. Surat penawaran
d. Adendum kontrak (bila ada)
e. Syarat khusus kontrak
f. Syarat umum kontrak
g. Spesifikasi teknis
h. Gambar-gambar
i. Daftar kuantitas dan harga
j. Dokumen lain merupakan lampiran kontrak
Surat Perjanjian
 Pembukaan, meliputi :
- Judul kontrak
- Nomor kontrak
- Tanggal kontrak
- Para pihak dalam kontrak
- Penandatanganan kontrak
 Isi perjanjian, meliputi :
- Pernyataan bahwa para pihak telah sepakat untu mengadakan kontrak
- Pernyataan bahwa para pihak telah menyetujui besarnya harga kontrak
- Pernyataan bahwa ungkapan2 dalam perjanjian harus mempunyai arti dan makna yang
sama
- Pernyataan bahwa kontrak yang dibuat ini meliputi beberapa dokumen dan merupakan
satu kesatuan kontrak
- Pernyataan bahwa apabila terjadi pertentangan antara ketentuan yang ada dalam
dokumen kontrak, maka yang dipakai adalah yang urutannya lebih dulu
- Pernyataan mengenai persetujuan para pihak untuk melaksanakan kewajiban masing-
masing
- Pernyataan mengenai jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, yaitu kapan dimulai dan
diakhirinya pekerjaan tersebut
 Penutup
- Pernyataan bahwa para pihak dalam perjanjian telah menyetujui utk melaksanakan
perjanjian sesuai ketentuan yang berlaku pada hari dan tanggal penandatanganan
perjanjian tsb
- Tandatangan para pihak dalam surat perjanjian dengan dibubuhi materai dan tanggal
pada meterai
Penandatanganan Kontrak
(1)
 Penandatanganan kontrak dilakukan paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja terhitung sejak diterbitkannya surat keputusan
penetapan penyedia barang/jasa dan setelah penyedia jasa
menyerahkan jaminan pelaksanaan dengan ketentuan :
a. Nilai jaminan pelaksanaan dalam bentuk jaminan bank atau
surety bond sesuai dokumen kontrak
b. Masa berlakunya jaminan sekurang-kurangnya sejak tanggal
penandatanganan kontrak sampai dengan 14 (empat belas) hari
setelah tanggal masa pemeliharaan berakhir sesuai ketentuan
dokumen kontrak
 Apabila penyedia jasa yang ditunjuk menolak/mengundurkan
diri dengan alasan yang tidak dapat diterima atau gagal untuk
menandatangani kontrak, maka pengguna jasa membatalkan
surat keputusan penetapan penyedia barang/jasa, mencairkan
jaminan penawaran dan penyedia jasa dikenakan sanksi dilarang
mengikuti pengadaan jasa instansi pemerintah selama 2 (dua)
tahun
Penandatanganan kontrak
(2)
 Pengguna jasa dan penyedia jasa tidak diperkenankan
mengubah dokumen pengadaan secara sepihak sampai dengan
penandatanganan kontrak
 Pengguna jasa dan penyedia jasa wajib memeriksa konsep surat
perjanjian
 Banyaknya rangkap kontrak dibuat sesuai kebutuhan, yaitu :
a. Sekurang-kurangnya 2 (dua) kontrak asli, kontrak asli
pertama utk penggunqa jasa dibubuhi materai pada bagian
yang ditandatangani penyedia jasa, kontrak asli kedua utk
penyedia jasa dibubuhi meterai pada bagian yang
ditandatangani pengguna jasa
b. Rangkap kontrak lainnya tanpa dibubuhi meterai
 Kontrak untuk pekerjaan jasa pemborongan yang bernilai diatas
50 milyar rupiah ditandatangani oleh pengguna jasa setelah
memperoleh pendapat ahli hukum kontrak yang profesional
Pasal-pasal penting dalam
kontrak

 Lingkup pekerjaan
 Jangka waktu pelaksanaan
 Harga borongan
 Cara Pembayaran
 Pekerjaan Tambah/Kurang
 Pengakhiran Perjanjian
Istilah-Istilah dalam kontrak

 Nominated Sub Contractor (NSC)


 Defect Liability Period
 Force majeure
 Arbitrase
 Eskalasi Harga
 Claim
Nominated Sub Contractor

Adalah subkontraktor yang telah ditetapkan oleh


pengguna jasa untuk melaksanakan pekerjaan
tertentu, dgn ketentuan :
a. Spec dan negosiasi disepakati antara
pengguna jasa dan NSC.
b. Pembayaran kpd NSC dilakukan melalui
kontraktor utama.
c. Kontraktor utama tdk bertanggungjawab atas
pekerjaan NSC
d. Dlm pelaksanaannya kontraktor utama sbg
koordinator.
Defect liability period (masa
pemeliharaan)

Adalah suatu kurun waktu terhitung


sejak dilakukannya penyerahan
pertama pekerjaan, utk
menyelesaikan cacat-cacat atau
kerusakan yg ditemukan yg terjadi
pd masa pemeliharaan, yg biasanya
ditetapkan selama 3, 6 atau 12
bulan.
Force majeure (keadaan
memaksa)

Adalah peristiwa-peristiwa yang berada


diluar kemampuan pengguna jasa
maupun penyedia jasa yang dapat
mempengaruhi kinerja dan pelaksanaan
antara lain :
- Bencana alam
- Perang, Revolusi, Makar, huru-hara
- Kebakaran
- Keadaan memaksa resmi dr pemerintah
Arbitrase

Adalah suatu badan hukum yg


ditunjuk utk menyelesaikan
perselisihan antara pengguna
jasa dan penyedia jasa, yang
tidak dpt diselesaikan secara
musyawarah (BANI)
Eskalasi Harga

Adalah perubahan yg signifikan harga bahan,


upah dan alat sesuai kondisi pasar, yang dapat
mengakibatkan perubahan harga kontrak,
seperti adanya kebijakan pemerintah dlm
bidang moneter yg diumumkan secara resmi.
Penyedia jasa diperkenankan mendpt
penyesuaian harga asalkan telah diatur dlm
pasal penyesuaian harga di kontrak dan hanya
dalam mata uang rupiah, melalui addendum
kontrak dengan menggunakan rumus tertentu.
Claim

Adalah suatu tuntutan/tagihan yang muncul akibat adanya


masalah antara lain :
a. Variation Order (VO)
b. Keadaan lapangan yg tdk sesuai (Adverse Physical
Condition/APC)
c. Pelanggaran kontrak (Breach of Contract)
d. Penghentian/Penundaan Pekerjaan (Suspension of
Work)
e. Keterlambatan dan Pengaruhnya (Delay & Impact)
f. Special Risk
g. Changest Cost and Legislation
Penghentian dan pemutusan kontrak
(1)
a. Penghentian kontrak dpt dilakukan karena pekerjaan sdh selesai
b. Penghentian kontrak dilakukan karena terjadinya hal2 di luar kekuasaan
kedua pihak, maka pengguna jasa wajib membayar kpd penyedia jasa
sesuai dengan kemajuan pekerjaan yg telah dicapai
c. Pemutusan kontrak dilakukan bilamana penyedia jasa cidera janji atau
tdk memenuhi kewajiban, kpd penyedia jasa dikenakan sanksi sesuai
butir e
d. Pemutusan kontrak dilakukan bilamana para pihak terbukti melakukan
kolusi, kecurangan atau tindak korupsi, baik dlm proses pelelangan
maupun pelaksanaan pekerjaan :
1. Penyedia jasa dpt dikenakan sanksi
2. Pengguna jasa dikenakan sanksi berdasarkan PP no.30 tahun 1980
tentang peraturan disiplin PNS atau ketentuan per uu yg berlaku
e. Pemutusan kontrak oleh pengguna jasa
Sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari setelah pengguna jasa
menyampaikan pemberitahuan rencana pemutusan kontrak secara
tertulis kpd penyedia jasa untuk kejadian tsb dibwh ini, pengguna jasa
dpt memutuskan kontrak.
Kejadian dimaksud adalah :
Penghentian dan Pemutusan Kontrak
(2)
1. Penyedia jasa tdk mulai melaksanakan pekerjaan berdasarkan
dokumen kontrak/SPMK
2. Penyedia jasa gagal pd uji coba dlm melaksanakan SCM
3. Penyedia jasa tdk berhsl memperbaiki suatu kegagalan
pelaksanaan
4. Penyedia jasa tdk mampu lagi melaksanakan pekerjaan atau
bangkrut
5. Penyedia jasa gagal mematuhi keputusan akhir penyelesaian
perselisihan
6. Denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan sdh melampaui
besarnya jaminan pelaksanaan
7. Penyedia jasa menyampaikan pernyataan yang tdk benar kpd
pengguna jasa dan pernyataan tsb berpengaruh besar pada hak,
kewajiban, atau kepentingan pengguna jasa
8. Terjadi keadaan kahar dan penyedia jasa tdk dpt melaksanakan
pekerjaan sesuai ketentuan kontrak.
Penghentian dan pemutusan kontrak
(3)
f. Pemutusan kontrak oleh penyedia jasa
Sekurang-kurangnya 30 hari setelah penyedia jasa menyampaikan
pemberitahuan rencana pemutusan kontrak secara tertulis kpd
pengguna jasa utk kejadian tersebut di bwh ini, penyedia jasa dpt
memutuskan kontrak. Kejadian dimaksud adalah :
1. Sebagai akibat keadaan kahar, penyedia jasa tdk dpt melaksanakan
pekerjaan sesuai kontrak
2. Pengguna jasa gagal mematuhi keputusan akhir penyelesaikan
perselisihan
g. Prosedur pemutusan kontrak
Setelah salah satu pihak menyampaikan atau menerima pemberitahuan,
pemutusan kontrak, sebelum tanggal berlakunya pemutusan tsb,
penyedia jasa harus :
1. Mengakhiri pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yg ditetapkan dalam
pemberitahuan pemutusan kontrak
2. Mengalihkan hak dan menyerahkan semua hasil pelaksanaan
pekerjaan, dilakukan dengan cara dan pada waktu yang ditentukan oleh
pengguna jasa
3. Menyerahkan semua fasilitas yang dibiayai oleh pengguna jasa
Penghentian dan Pemutusan Kontrak
(4)
h. Dalam hal terjadi pemutusan kontrak sesuai
dengan butir e, pengguna jasa tetap membayar
hasil pekerjaan sampai dengan batas tanggal
pemutusan, dan jika terjadi pemutusan kontrak
sesuai butir f, selain pembayaran tsb di atas,
pengguna jasa harus membayar pengeluaran
langsung yang dikeluarkan oleh penyedia jasa
sehubungan dengan pemutusan kontrak
i. Sejak tanggal berlakunya pemutusan kontrak,
penyedia jasa tidak bertanggungjawab lagi atas
pelaksanaan kontrak
Penyesuaian Harga
(1)
1. Pada prinsipnya penyesuaian harga dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang ada dalam dokumen kontrak
2. Persyaratan penggunaan rumus penyesuaian harga :
a. Penyesuaian harga diberlakukan bagi kontrak yang masa
pelaksanaannya lebih dari 12 bulan
b. Penyesuaian harga satuan berlaku bagi seluruh mata
pembayaran, kecuali komponen keuntungan dan biaya umum
(overhead) seperti tercantum dalam daftar kuantitas dan
harga
c. Penyesuaian harga satuan diberlakukan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yg telah disetujui oleh direksi
pekerjaan. Pekerjaan yang terlambat karena kesalahan
penyedia jasa, penyesuaian harga satuan menggunakan
indeks harga sesuai jadwal pelaksanaan pekerjaan
d. Penyesuaian harga satuan bagi komponen pekerjaan yang
berasal dari luar negeri dan dibayar dengan valuta asing,
menggunakan indeks harga dari negara asal barang tsb
Penyesuaian Harga
(2)
3. Rumus penyesuaian harga satuan
Hn = Ho(a+b.Bn/Bo+c.Cn/Co+d.Dn/Do+……)
Hn = Harga satuan pada saat pekerjaan dilaksanakan
Ho = Harga satuan pada saat penyusunan harga penawaran (28 hari sebelum pemasukan
penawaran)
a = Koefisien tetap yang terdiri dari keuntungan dan overhead. Dalam hal penawaran tidak
mencantumkan besaran komponen keuntungan dan overhead, maka a adalah
0,15
b,c,d = Koefisien komponen harga satuan seperti tenaga kerja, bahan, alat dsb
Penjumlahan a+b+c+d+…..dst = 1,00
Bn,Cn,Dn = indeks harga komponen pada saat penyusunan harga penawaran (28 hari
sebelum pemasukan penawaran)
Catatan : - Indeks harga yg digunakan bersumber dari penerbitan BPS. Jika indeks harga
tidak dimuat dalam penerbitan BPS, maka digunakan indeks harga yg
disiapkan oleh Kementerian teknis
- Penetapan koefisien komponen harga satuan dilakukan oleh menteri
4. Rumus penyesuaian nilai kontrak
Pn = (Hn1 x V1) + (Hn2 x V2) + (Hn3 x V3) + ….. Dst
Pn = Nilai kontrak setelah dilakukan penyesuaian
Hn = Harga satuan baru setelah dilakukan penyesuaian harga menggunakan rumusan
penyesuaian harga satuan
Vi = Volume pekerjaan yang dilaksanakan
Contoh Spesifikasi Teknis

 Pembangunan Jalan dan Jembatan


- Pembangunan jalan/jembatan
- Peningkatan Jalan
- Penggantian Jembatan
 Perencanaan dan Pengawasan Jalan &
Jembatan
 Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
- Pemeliharaan rutin jalan/jembatan
- Pemeliharaan berkala jalan
Struktur Spesifikasi Teknis

Struktur spesifikasi umum jalan dan jembatan terdiri atas 10


divisi dan 57 seksi
a. Divisi 1 – Umum
b. Divisi 2 – Drainase
c. Divisi 3 – Pekerjaan Tanah
d. Divisi 4 – Pelebaran perkerasan
e. Divisi 5 – Perkerasan berbutir
f. Divisi 6 – Perkerasan Aspal
g. Divisi 7 – Struktur
h. Divisi 8 – Pengembalian kondisi dan pekerjaan minor
i. Divisi 9 – Pekerjaan Harian
j. Divisi 10 – Pekerjaan Pemeliharaan Rutin
Perubahan Spesifikasi Teknis

 Akibat kondisi lapangan


 Akibat adanya review design
Gambar (1)

 Merupakan gambaran fisik dari pekerjaan


yg akan dilaksanakan yg memuat
ketentuan dimensi, jarak, tinggi,
kedalaman, kemiringan, posisi, dsb.
 Digunakan sebagai acuan utk pembuatan
rencana kerja utk pelaksanaan
 Sebagai bahasa bagi orang teknik
 Mempunyai 2 fungsi yaitu fungsi untuk
menyampaikan informasi dan fungsi
untuk menyimpan data/arsip
Gambar (2)
 GAMBAR RENCANA (DESIGN
DRAWING)
 GAMBAR KERJA (SHOP
DRAWING)
 GAMBAR JADI/TERLAKSANA (AS
BUILT DRAWING)
Gambar Rencana
 Dibuat oleh konsultan perencana sbg hasil perencanaan
teknis
 Bersama dokumen perencanaan harus mencantumkan
secara tegas umur rencana konstruksi (UU 18/99)
 Merupakan salah satu lampiran dokumen lelang sebagai
acuan kontraktor dalam mengajukan penawaran
 Pengawas harus memeriksa kebenaran gambar rencana
dan hasilnya dilaporkan kepada direksi pekerjaan
(pengguna jasa)
 Setiap ada perubahan gambar rencana dan adanya
keraguan penafsiran, pengawas harus mencatat dan
melaporkan kepada direksi pekerjaan.
Gambar Kerja
 Adalah gambar konstruksi yang disiapkan
oleh kontraktor berdasarkan gambar
rencana, yang akan digunakan sebagai
acuan dalam pelaksanaan pekerjaan
konstruksi.
 Gambar kerja lebih detail dan lebih jelas
dari gambar rencana, sesuai kondisi
lapangan dan mencakup semua jenis
konstruksi elemen jembatan.
Metoda Kerja/Pelaksanaan (1)
 Adalah suatu perencanaan yang memberikan gambaran
bagaimana cara melaksanakan suatu pekerjaan seefisien
dan seefektif mungkin, namun tetap dpt memenuhi
spesifikasi berdasarkan gambar kerja.
 Gambar kerja yang telah disetujui direksi pekerjaan
digunakan sebagai acuan kontraktor dalam menyusun
metoda kerja/pelaksanaan.
 Setelah metoda kerja disusun, kontraktor segera
melaksanakan pekerjaan yang diawali dengan penerapan
gambar kerja di lapangan.
 Adapun yg diplot/diterapkan ke lapangan adalah bentuk,
posisi, tinggi, kedalaman, dimensi, jenis bahan dan
informasi lain yang penting dalam pelaksanaan pekerjaan
dari semua elemen-elemen konstruksi jembatan.
 Dibuat agar dpt tercapai tujuan proyek berupa bangunan
fisik (jembatan)sesuai mutu, waktu dan biaya.
Metoda Kerja/Pelaksanaan (2)
- Pekerjaan Persiapan/mobilisasi
- Pekerjaan Pengukuran/ Pematokan
- Pekerjaan Tanah
- Pekerjaan Pondasi
- Pekerjaan Abutmen dan Pilar
- Pekerjaan Lantai Jembatan
- Pekerjaan Jalan pendekat
- Pekerjaan bangunan pengaman dan
Perlengkapan Jembatan
Perubahan Metoda Kerja
a.Metoda kerja dapat mengalami perubahan karena :
- Adanya perubahan situasi dan kondisi lapangan
- Adanya perubahan informasi yg digunakan
- Adanya pemikiran baru yg lebih baik
- Adanya faktor luar yg memaksa diadakannya perubahan.
b. Perubahan metoda kerja pd umumnya dpt disetujui
apabila mempertimbangkan al sbb :
- Biaya pelaksanaan
- Waktu pelaksanaan
- Mutu pelaksanaan
- Keselamatan kerja
- Pemeliharaan Lingkungan
Jadwal Pelaksanaan
 Critical Path Method (CPM)
Jadwal atau network planning yg dpt digunakan utk
menyajikan construction schedule dgn urutan dan
ketergantungan kegiatan yg dilengkapi dgn durasi.
 Bar Chart – basic and linked
Merupakan diagram yg paling sederhana menggambarkan
hubungan antara kegiatan dan waktu
 Financial Progress Schedule – S Curve
Merupakan suatu monthly construction schedule yg
menggambarkan rencana dan realisasi pelaksanaan
pekerjaan bulanan kumulatif dinyatakan dalam % thd
total biaya proyek
MOBILISASI
 Mobilisasi hrs sdh dilaksanakan
selambat-lambatnya 30 hari sejak
diterbitkannyqa SPMK.
 Mobilisasi personil dan peralatan dpt
dilakukan secara bertahap sesuai
kebutuhan lapangan
 Keterlambatan pelaksanaan mobilisasi
dikenakan denda sebesar 1 % nilai
angsuran utk tiap hari keterlambatan
sampai batas maksimum keterlambatan
sampai batas maksimum keterlambatan
sebesar 50 hari.
Kontrak Kritis
 Apabila dlm periode I (rencana fisik
pelaksanaan 0%-70% dari kontrak),
realisasi fisik pelaksanaan terlambat
lebih besar 15% dari rencana.
 Apabila dlm periode II (rencana fisik
pelaksanaan 70%-100% dari
kontrak), realisasi fisik pelaksanaan
terlambat lebih besar 10% dari
rencana
Penanganan kontrak kritis
(1)
1. Rapat pembuktian (Show Cause Meeting/SCM)
a. Direksi memberi surat peringatan pertama, lalu menyelenggarakan
SCM tingkat proyek
b. Dalam SCM tingkat proyek, disepakati besaran kemajuan fisik yg hrs
dicapai oleh penyedia jasa dlm periode waktu tertentu (uji coba
pertama)
c. Apabila penyedia jasa gagal dalam uji coba pertama, maka
penggunajasa memberikan surat peringatan kedua, lalu
menyelenggarakan SCM tingkat atasan langsung, yang membahas
dan menyepakati besaran kemajuan fisik yg hrs dicapai oleh penyedia
jasa dlm periode waktu tertentu (uji coba kedua)
d. Apabila penyedia jasa gagal pada uji coba kedua, maka diterbitkan
surat peringatan ketiga, lalu diselenggarakan SCM tingkat atasan (uji
coba ketiga)
e. Apabila sampai dengan uji coba ketiga masih gagal, maka pengguna
jasa dapat menyelesaikan pekerjaan melalui kesepakatan tiga pihak
dengan menunjuk pihak ketiga utk menyelesaikan sisa pekerjaan.
Penanganan Kontrak Kritis
(2)
2. Kesepakatan Tiga Pihak
a. Ditunjuk pihak ketiga oleh pengguna jasa atau atas
usulan penyedia jasa utk menyelesai kan sisa pekerjaan,
melalui kesepakatan tiga pihak yang dituangkan dalam
bentuk berita acara utk diproses amandemen kontrak
b. Penyedia jasa masih bertanggungjawab atas seluruh
pekerjaan sesuai kontrak
c. Pihak ketiga melaksanakan pekerjaan dgn mengguna
kan harga satuan kontrak. Apabila pihak ketiga mengusul
kan harga yang lebih tinggi, maka selisih harga menjadi
tanggung jawab penyedia jasa
d. Pembayaran kepada pihak ketiga dapat dilakukan
secara langsung
Pengawasan Mutu
 Program Mutu
- Penyusunan Program Mutu
- Isi program Mutu
a. Informasi Pengadaan
b. Organisasi Proyek
c. Jadwal pelaksanaan pekerjaan
d. Prosedur pelaksanaan pekerjaan
e. Prosedur Instruksi Kerja
f. Pelaksana Kerja
- Prosedur pelaksanaan tiap pekerjaan
- Prosedur Instruksi Kerja
 Pengendalian Mutu dan Cacat mutu
Pengawasan Kuantitas
 Direksi dan Kontraktor melakukan
pengukuran dan pemeriksaan utk tiap
rencana mata pembayaran guna
menetapkan kuantitas awal
 Jika mengakibatkan perubahan isi
kontrak, maka perlu dibuat
amandemen/adendum kontrak
 Cara pengukuran kuantitas hasil
pelaksanaan pekerjaan hrs disesuaikan
dengan spesifikasi teknis
Penanganan Kontrak Kritis
 Rapat pembuktian (Show Cause
Meeting/SCM)
 Kesepakatan tiga pihak
SEKIAN & TERIMA
KASIH
Sementara Selesai …………

Anda mungkin juga menyukai