“BIODIVERSITAS EVOLUSI”
DisusunOleh :
Kelompok 1
Nama Anggota Kelompok : Amelia Maharani Br Sitorus (4211210015)
Aura Azzahra Yasmin (4213210009)
Diana Zahra Safitri (4213210034)
DikaFahreza (4213210015)
Ester BasaniPanggabean (4213510013)
Khairahmi (4213210003)
KhairunNisaArgianti (4213510010)
Peggy Ananda PutriAdiYunita (4212210001)
Philbertha (4213210006)
ThereciaFricilliaGinting (4213210002)
Kelas : PSKM-21 B
DosenPengampu : Dina HandayaniS.Pd,M.Si.
WasisWuyungWisnu S.Pd.,M.Si.
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
3.2 Pembahasan.................................................................................................................
D. Kamuflase...............................................................................................................
BAB IV PENUTUP..........................................................................................................
KESIMPULAN................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap makhluk hidup selalu mengalami perubahan. Perubahan dapat terjadi dalam
kurun waktu yang sangat lama dan dari generasi ke generasi sehingga generasi ke sekian
mengalami perubahan yang berbeda sama sekali dari nenek moyangnya. Perubahan ini juga
tidak lepas dari peranan lingkungan tempat makhluk hidup itu. Lingkungan menyebabkan
terjadinya perubahan pada makhluk hidup. Kemudian makhluk hidup akan beradaptasi
dengan lingkungannya.
Kehidupan di bumi ini terbentuk melalui proses evolusi biologi. Evolusi Biologi
adalah perubahan makhluk hidup secara perlahan-lahan dalam waktu yang lama, dari
organisme tingkat rendah ke organisme tingkat tinggi. Proses evolusi itu berlangsung jutaan
bahkan milyaran tahun lamanya. Proses yang berlangsung sekian lama itu tidak dapat di
amati secara langsung sehingga para pakar hanya dapat berteori.
Ada yang mengatakan bahwa teori evolusi merupakan perpaduan antara gagasan
dan kenyataan, yaitu perpaduan antara ide dan fakta. Apakah gagasan para pakar tersebut?.
Gagasan tersebut adalah bahwa makhluk hidup itu mengalami evolusi, dari makhluk hidup
tingkat rendah menjadi makhluk hidup tingkat lebih tinggi. Apakah faktanya? Fakta tersebut
berupa fosil, alat tubuh yang tersisa, domestikasi, embriologi perbandingan, anatomi
perbandingan, dan petunjuk biokimiawi. Fakta-fakta tersebut dianalisis, dijadikan petunjuk
tidak langsung tentang terjadinya evolusi.
Salah satu alasan terjadinya perubahan pada makhluk hidup adalah perubahan
dalam DNA (mutasi). Perubahan DNA disebabkan oleh rusak atau hilangnya segmen DNA.
Perubahan pada susunan kimia DNA akan mengakibatkan perubahan sifat organisme itu.
Praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui kemampuan adaptasi individu
pada lingkungannya melalui simulasi model seleksi alam.
BAB II
METODE PENELITIAN
PelubangKertas
Kertasbufalloberwarna yang
memilikitigamacamwarna
yang berbeda (biru, orange,
hijau)
Kantongplastik
Tali
Gunting
Stopwatch
2.2. Prosedur Kerja
3. Setelah menyebar potongan, meminta salah satu teman untuk memunguti kembali
kertas yang telah di sebar selama 2 menit. Teman tersebut bertindak sebagai predator
dan bulatan kertas sebagai mangsa.
4. Menghitung jumlah kertas yang tersisa di plot menurut warna masing-masing, lalu
memasukkan hasilnya dalam tabel.
BAB III
Warna
No Mahasiswa Biru Orange Hijau
Awal Ambil Sisa Awal Ambil Sisa Awal Ambil Sisa
Amelia
Maharani 100 27 73 100 26 74 100 29 71
1 Br
Sitorus
Aura
Azzahr
2 100 37 63 100 42 58 100 31 69
a
Yasmin
Diana
3 100 36 64 100 33 67 100 31 69
ZahraSafitri
Dika
4 100 5 95 100 37 63 100 36 64
Fahreza
Ester
BasaniPang
5 100 32 68 100 25 75 100 26 74
gabean
6 Khairahmi 100 19 81 100 17 83 100 9 91
Khairun
Nisa
100 41 59 100 39 61 100 36 64
Argianti
7
8 Peggy
Ananda 100 28 72 100 42 58 100 43 57
PutriAdi
Yunita
9 Philbertha 100 26 74 100 35 65 100 36 64
Therecia
10 100 34 66 100 35 65 100 38 62
Fricillia
Ginting
Total 1.000 285 715 1.000 331 669 1.000 315 685
100 28,5 71,5 100 33,1 66,9 100 31,5 68,5
Rata-rata
3.2. Pembahasan
Dari data yang telah kami peroleh, jumlah dan selisih pungutan kertas yang diambil
adalah
Kertas yang paling banyak terambil adalah kertas berwarna orange dengan jumlah
rata-rata pengambilan yaitu 33,1 dan selisih 33,8 dari rata-rata kertas warna orange
yang tidak terambil.
Kertas yang paling banyak diambil kedua adalah kertas dengan warna hijau dengan
rata-rata pengambilan 31,5 dan selisih 37 dari rata-rata kertas warna hijau yamg tidak
terambil.
Kertas yang paling sedikit diambil diantara kedua warna orange dan hijau adalah
kertas warna biru dengan rata-rata pengambilan 28,5 dan selisih 43 dari rata-rata
kertas warna biru yang terambil.
Hasil awal dan hasil akhir yang berbeda disebabkan oleh beberapa faktor, seperti faktor
adaptasi lingkungan, persebaran, predator, dan kamuflase.
A. Adaptasi
Adaptasi Morfologi adalah adaptasi yang meliputi bentuk tubuh. Adaptasi adalah
cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan
hidup. Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk:
Adaptasi Morfologi dapat dilihat dengan jelas. Sebagai contoh: paruh dan kaki burung
berbeda sesuai makanannya dan tempat untuk mencari makanannya.
Adaptasi Fisiologi adalah adaptasi yang meliputi fungsi alat-alat tubuh. Adaptasi ini
bisa berupa enzim yang dihasilkan suatu organisme. Contoh: dihasilkannya enzim
selulase oleh hewan memamah biak.
Adaptasi Tingkah Laku adalah adaptasi berupa perubahan tingkah laku. Misalnya:
ikan paus yang sesekali keluar ke permukaan untuk membuang udara, bunglon
merubah warna kulitnya menyerupai tempat yang dihinggapi.
B. Suhu Lingkungan
Suhu lingkungan sangat mempengaruhi faktor seleksi alam sebab tidak semua
makhluk hidup memiliki suhu tubuh yang sama dengan suhu lingkungan. Misalnya jika
berada di daerah dingin atau kutub pasti hewan-hewannya memiliki bulu yang sangat tebal.
Bulu tebal digunakan untuk menghangatkan tubuh dari udara dingin. Sedangkan hewan-
hewan yang tinggal di daerah tropis umumnya memiliki bulu yang tipis. Jika hewan yang
memiliki bulu tipis berada di daerah dingin atau kutub maka hewan tersebut akan kedinginan
karena suhunya sangat rendah sehingga gagal beradaptasi dan mengakibatkan kepunahan.
D. Makanan
C. Percobaan yang Kami Lakukan Menunjukkan Salah Satu Proses Seleksi Alam
Seleksi alam adalah teori bahwa makhluk hidup tidak mampu beradaptasi dengan
lingkungannya lama-kelamaan akan punah. Yang teringgal hanyalah mereka yang mampu
beradaptasi dengan lingkungannya, dan sesama makhluk hidup akan bersaing untuk
mempertahankan hidupnya.
Pada percobaan ini dilakukan uji dengan menggunakan potongan kertas bufallo
berwarna warni yang disebarkan di tempat terbuka (lapangan). Kertas bufallo berwarna-warni
berperan sebagai individu yang akan menjadi mangsa dari predator. Sedangkan tangan akan
berperan menjadi predator yang akan memangsa mangsanya yaitu individu. Uji ini dilakukan
dengan cara pengambilan kertas bufallo warna-warni dengan perhitungan waktu tertentu yang
diibaratkan masa predasi. Pada masa predasi tersebut tangan bertindak sebagai predator akan
mengeliminasi individu yang berada pada habitat lapangan (rumput). Secara teoritis individu
yang tidak dapat berkamuflase atau meniru lingkungannya akan lebih banyak diburu oleh
predator karena sifatnya yang mudah terlihat sehingga mudah dicari.
Dari hasil percobaan ini bahwa kertas bufallo yang berwarna cerah yang tidak sama
dengan lapangan (rumput) ternyata lebih banyak dari pada warna gelap seperti hijau.
Kemungkinan ini dapat terjadi karena bisa saja suatu individu yang mencolok yang tidak
dapat berkamuflase (meniru linkungannya) lebih banyak diburu oleh predator karena sifatnya
yang mudah terlihat sehingga mudah dicari. Hal lain yang bisa dilihat dari hasil percobaan
diatas yaitu semakin lama individu yang berkurang akan semakin sedikit. Mengapa
demikian? Karena individu lainnya sudah banyak tereliminasi sehingga terjadilah seleksi
alam. Terjadi proses seleksi alam pada bulatan-bulatan kecil tersebut yang telah diambil dan
disisihkan. Sisa dari bulatan bulatn kecil yang belum terambil dapat digambarkan sebagai
makhluk hidup yang mampu beradaptasi dan tidak terkena proses seleksi alam itu sendiri.
D. Kamuflase
Kamuflase adalah suatu metode yang memungkinkan sebuah organisme atau benda yang
biasanya mudah terlihat menjadi tersamar atau sulit dibedakan dari lingkungan sekitarnya.
Kamuflase merupakan salah satu bentuk adaptasi suatu hewan untuk mengindari deteksi
dirinya oleh pemangsa atau mangsanya dengan cara menyamarkan tubuhnya seolah menyatu
dengan pola dan warna lingkungannya.
Hewan menggunakan kamuflase agar dirinya sulit untuk dikenali atau terdeteksi yang
terkait dengan penyamaran visual yang melibatkan warna tubuh. Selain warna tubuh,
beberapa hewan dapat berkamuflase dengan menggunakan mengubah struktur morfologi atau
material yang ditemukan di lingkungan, dan bahkan dapat menipu indera selain penglihatan
(Ruxton, 2009). Kamuflase adalah teknik yang sangat berguna jika hewan itu bisa berubah
warna agar sesuai dengan latar belakang di mana ia ditemukan, seperti beberapa cephalopoda
(Hanlon & Messenger, 1988) dan bunglon (Stuart-Fox et al, 2008).
Mimikri: proses adaptasi dimana warna kulit hewan akan berubah sesuai dengan
tempatnya ia singgahi untuk melindungi diri dari predator dan mencari mangsanya
Terdapat banyak tipe kamuflase pada hewan salah satunya adalah masquerade. Tipe
masquerade yaitu kamuflase dengan mencegah pengenalan dengan meniru objek yang tidak
menarik seperti daun dan ranting (Stevens & Merilaita, 2011). Salah satu hewan yang
memiliki tipe kamuflase masquerade adalah Lopaphus transiens. Serangga L. transiens
merupakan serangga endemis Jawa yang memiliki bentuk tubuh yang menyerupai ranting
pada tumbuhan L. Transiens bersifat nokturnal dan memiliki pergerakan yang lambat.
Pergerakan ini merupakan tipe kamuflase motion camouflage yaitu gaya dalam pergerakan
sehingga meminimalisir deteksi gerakan. Serangga ini memiliki bentuk dan warna yang
berbeda pada tiap jenis kelaminnya dimana jantan berwarna hijau dominan coklat dan betina
berwarna hijau dengan ukuran yang lebih besar dari pada serangga jantan (Stevens &
Merilaita, 2011). Kamuflase telah diadopsi oleh manusia, terutama oleh militer, pemburu, dan
juga mempengaruhi bagian masyarakat, misalnya seni, budaya, dan desain populer. Dalam
dunia militer tipe kamuflase yang sering digunakan adalah masquerade dengan memakai
seragam yang didesain dengan berbagai pola warna dedaunan dan rumput-rumputan dan
motion camouflage saat pergerakan menuju targetnya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat kesesuaian fenotip yaitu warna tubuh serangga L. transiens dengan latar
lingkungannya di rumput gajah sebagai bentuk teknik kamuflase.
BAB IV
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Suyoto, T. S. H., Boneka., Bataragoa, N. E., Ferse, S. C. A., Lumingas, L. J. L., Lasut, M, T.,
Sumilat, D. A., dan Ngangi, E. L. A. 2019. Intensitas predasi pada ekosistem mangrove
didaerah perlindungan laut , sulawesi utara. Jurnal ilmiah platax, 7(2): 413-420. ISSN: 2302-
3589.
https://www.mastah.org/faktor-yang-mempengaruhi-seleksi-alam-pengertian-definisi-teori-
dasar/