Dasar Teori - Remediasi Air Tanah
Dasar Teori - Remediasi Air Tanah
Penghalang vertikal digunakan untuk mengurung air tanah atau mengarahkan alirannya dan
sering digunakan dengan mengelilingi sebuah area. Air tanah dapat dipompa dari dalam area untuk
mencegah area diisi oleh air (efek bath-tube). Sebuah penutup tak tembus air kadang digunakan di
seluruh area untuk meminimkan jumlah air yang harus dipompa.
Jenis penghalang fisik ini umumnya berupa dinding slurry dan lembaran tanam, yang biasanya
ditanam dengan kedalaman 2 sampai 3 feet.
Air tanah dapat dipompa menggunakan sistem dengan beberapa titik sumur yang
dihubungkan dengan satu pompa di bagian permukaan tanah, dibandingkan dengan menggunakan
pompa untuk tiap sumur. Pengaturan debit dilakukan dengan menggunakan katup di tiap ujung
atas masing-masing sumur. Pengaturan ini disebut tuning.
Jarak tiap sumur biasanya 3-10 feet, dengan kedalaman 15-28 feet. Debit pemompaan
biasanya 0,1-25 gpm/sumur.
Sistem ini biasanya dipakai dalam pekerjaan konstruksi, dan jarang digunakan untuk
pekerjaan remediasi jangka waktu lama. Hal ini disebabkan oleh kedalamannya yang dangkal dan
debit pemompaan yang rendah.
Penggunaan parit dapat dilakukan untuk mengumpulkan air tanah tercemar. Di tanah yang
permeabel, parit digali sampai tanah kedap dan diberi pipa berlubang-lubang agar air tercemar
dapat masuk, kemudian di bagian ujung pipa dilengkapi dengan pompa yang mengalirkan air tanah
ke unit pengolahan. Pipa ini diletakkan berpotongan arah dengan aliran air tercemar.
Skema parit penghalang dapat ditunjukkan pada gambar 3.2.
3.2.5 Peningkatan
Sistem pompa dan olah dapat ditingkatkan dengan pengolahan in situ atau variasisasi
komponen-komponen sistemnya untuk meningkatkan performa. Sebagai contoh, dapat dibuat
sumur ekstraksi tambahan untuk memperluas luas bidang tangkapan sistem, atau sumur injeksi
tambahan untuk meningkatkan pengontrolan gradien. Pengontrolan gradien dapat dilakukan
dengan penambahan sebuah pengahalang vertikal, seperti dinding slurry atau penanaman
lembaran.
Pemompaan pulsa dapat dilakukan untuk meningkatkan performa sistem sumur ekstraksi
pada saat kinerjanya menurun. Dengan melakukan variasi terhadap laju kecepatan pompa pada
tiap-tiap sumur (pemompaan adaptif), aliran yang menuju ke zona stagnan di antara sumur-sumur
ekstraksi dapat ditingkatkan.
Peningkatan sistem pompa dan olah lainnya yang dapat dilakukan adalah mengganti
permeabilitas material aquifer. Pecahan-pecahan batu dapat meningkatkan hidrolis dan pnematik
material aquifer.
Surfaktan juga dapat digunakan untuk meningkatkan kelarutan kontaminan organik sehingga
dapat meningkatkan optimasi remedisi air tanah.
Teknologi pengolahan air tanah dapat memisahkan kontaminan dari air, immobilisasi
kontaminan, atau menghancurkannya. Dua jenis pengolahan yang pertama akan menghasilkan
residu yang memerlukan pengolahan lebih lanjut untuk menghancurkan kontaminan atau
membenamkannya,
Analisis spesifik telah dikembangkan untuk karakterisasi air untuk diolah. Beberapa parameter
kritis yang diteliti meliputi BOD, COD, TOC, alkalinitas, pH, kesadahan (Kalsium dan
Magnesium), Besi dan Mangan, TDS, TSS, P dan N.
1. Teknologi Imobilisasi
Teknologi imobilisasi bertujuan untuk memisahkan polutan yang terlarut dari pelarutnya
dengan menambahkan bahan-bahan kimia atau mengubah sifat pelarutnya. Bentuk tidak
larut kontaminan didapatkan antara lain dengan cara ; mengubah pH larutan, melakukan
oksidasi atau menambahkan bahan kimia untuk membantu terjadinya proses pengendapan di
bak pengendap atau proses filtrasi di unit filter.
Derajat pengolahan tergantung dari ; bahan kimia yang ditambahkan, jenis endapan yang
dibentuk, dan pH. Jenis dan konsentrasi bahan kimia yang akan ditambahkan ditentukan dari
jar test yang dilakukan selama studi kelayakan. Pada umumnya, teknologi immobilisasi
memanfaatkan pengendapan hidroksida dan sulfida untuk menghilangkan logam dari air.
Pada pengendapan hidroksida, bahan-bahan kimia seperti; CaO, NaOH, atau Mg (OH)2
ditambahkan pada air yang akan diolah untuk menyesuaikan pH dan mengendapkan logam
kontaminan sebagai hidroksida. Reaksi pengendapan yang terjadi adalah sebagai berikut:
g. Reverse Osmosis
Reverse Osmosis (RO) memisahkan kontaminan organik dari air dengan memaksa air
murni melalui sebuah membran semipermeabel dengan tekanan. Kontaminan tidak akan
melewati membran. Proses pengolahan menghasilkan air bersih dan air limbah yang
mengandung kontaminana terkonsentrasi. Membran dapat dibuat dari cellulosa asetat,
aromatic plyamides atau palisan komposit tipis. Kemampuan RO dalam penyisihan
adalah 50-99% senyawa anorganik dalam satu tahap.
3. Teknologi Destruksi
Teknologi destruksi didasarkan pada struktur senyawa kimia yang dapat didestruksi dengan
proses oksidasi biologis, oksidasi kimia atau reduksi.
a. Pengolahan Biologis
Air tanah tercemar dapat diolah dalam sebuah bioreaktor untuk menghilangkan
kontaminan organik dan beberapa kontaminan non organik. Senyawa yang dapat diolah
secara biologis antara lain; amoni, nitrat, keton, alkohol, fenol, hidrokarbon (TPH),
monoaromatik (BTEX) dan PAH, sianida dan pada situasi tertentu PCE dan TCE. Logam
akan tersisihkan karena terserap di massa organik.
Pengolahan biologis dapat saja berupa pengolahan aerobik maupun anaerobik.
Pengolahan aerobik memerlukan oksigen sebagai akseptor oksigen dalam reaksi redoks.
Kontaminan teroksidasi membentuk karbonioksida, amonia, sel mikroba dan produk
lainnya.
Pengolahan anarobik tidak memerlukan oksigen, mikroorganisme menggunakan elektron
akseptor selain oksigen, yaitu; nitrat, sulfat dan karbondioksida untuk mengoksidasi
senyawa organik.
b. Oksidasi Kimia
Oksidasi kimia menggunakan peroksida atau ozon untuk mendegradasi kontaminan
organik di air tanah. Penggunaan mandiri oksidan kimia sering mempunyai hambatan
kinetik. Sinar ultraviolet sering digunakan dengan oksidan kimia untuk memenuhi
keterbatasan kinetik dan menigkatkan degredasi organik.
Oksidasi kimia dapat digunakan juga untuk meghancurkan senyawa kimia dengan ikatan
rangkap seperti; PCE, TCE, PTEX, fenol, PAH dan sianida.
Perancangan pengolahan ini harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
Tipe dan jenis reagent (peroksida, ozone atau peroksida plus ozone)
Panjang gelombang dan intensitas sinar UV serta jumlah lampu
Penggunaan katalis
Waktu tinggal
Selain penggunaan reagen-regen di atas terdapat penggunaan reagen Fenton yang berupa
ion Fe dan hidrogen peroksida, di mana Fe digunakan sebagai katalis selama reaks
oksidasi. Reaksi Fe dan peroksida menghasilkan radikal bebas hidrogen oksigen (HO*)
yangd apat mengokaisdasi senyawa organik.
Reagen Fenton juga telah digunakan untuk mengolah air tanah dan residu NAPL secara
in-situ
PENGOLAHAN IN-SITU
2. Air Sparging
Air sparging adalah stripping udara secara in-situ yang sederhana. Sumur-sumur injeksi diisi
udara dari kompressor ke aquifer. Sama halnya dengan stripping udara, air sparging
digunakan untuk mentransfer VOC dari air tanah ke udara. Air sparging biasanya disertai
oleh ekstraksi uap tanah untuk menangkap aliran udara terkontaminasi. Ekstraksi uap tanah
menggunakan serangkaian sumur tersaring di zona tak jenuh untuk menangkap uap tanah.
Air sparging akan menyisihkan senyawa-senyawa dengan konstanta Henry yang tinggi
(>100 atm), titik didih kurang lebih 250-300°Celcius atau tekanan uap lebih besar dari 0,5
mmHg.
Desain sebuah sistem air sparging biasanya tergantung dari hasil tes lapangan. Variabel-
variabel penting berupa jumlah dan jarak antara sumur-sumur injeksi, tekanan udara dan
debit, peralatan penangkap uap dan sistem monitoringnya.
Radius pengaruh tiap sumur injeks biasanya 5 feet untuk tanah berbutir halus sampai 100
feet untuk tanah berbutir kasar. Sebuah survey menunjukkan untuk operasi skala pilot dan
penuh biasanya radius pengaruh adalah antara 10 sampai 25 feet.
Metode tercepat yang biasanya digunakan untuk recovery LNAPL adalah pemompaan cair ke
permukaan dari serangkaian sumur ekstraksi atau sambungan ekstraksi. Dua variasi yang
digunakan, yaitu;
Meskipun metode ini mengurangi organik cair tetapi tidak mengurangi residual LNAPL dalam
pori tanah melalui gaya kapiler. Di bawah kondisi optimum berbagai estimasi disarankan jika
sistem pemompaan mengurangi lebih sedikit daripada ½ total volume LNAPL. Ekstraksi vakum
dapat meremediasi residu LNAPL dalam tanah sebaik produk bebas.
LNAPL dapat direcovery secara pasif melalui unit pengumpul suspensi dalam lapisan
LNAPL dalam sumur. Unit pengumpul dapat dibedakan seperti;
1. Silinder tipis yang terdiri dari bahan absorban
2. Timbal kecil.
Unit ini harus dikurangi secara manual dari sumur dan dikosongkan atau dipindahkan ketika
penuh. Unit pasif baik digunakan pada tumpahan atau luapan LNAPL yang relatif kecil, di mana
pekerja selalu tersedia untuk mengecek dan menempatkan unit ini.
LNAPL dapat direcovery dengan skimmers pump (pompa untuk mengambil kotoran di
permukaan yang diletakkan pada sumur ekstraksi tempat sambungan yang melintang pada lapisan
LNAPL. Produk pemompaan suspensi di sumur pada posisi yang tetap pada lapisan LNAPL atau
inlet pompa menempel sampai mengapung yang bisa diterima inlet untuk mengikuti fluktuasi
laporan NAPL.
Keterbatasan recovery LNAPL:
1. Tergantung dari pompa yang digunakan
2. Skimmerspump memiliki laju recovery LNAPL yang kecil, karena menyebabkan sedikit
penurunan atau tidk sama sekali di permukaan air.
3. Laju recovery dapat lebih tinggi ketika massa LNAPL sangat besar dan sering berpindah
serta mempunyai permeabilitas subsurface yang besar
4. Penurunan LNAPLdengan skimmers pump dapat mempengaruhi larutan ketika terjadi
respons yang cepat dioerlukan untuk membatasi kelebihan akhir dari remediasi air tanah
yang diperlukan.
5. Penurunan NAPL saja mungki diperlukan atau ketika tujuan pembersihan adalah untuk
mengurangi produk bebas dan remediasi fase terlarut dari kontaminasi air tanah diperlukan.
Recovery LNAPL dan air tanah dapat dilakukan menggunakan pompa 2 seri yang diletakkan
pada suatu sumur ekstraksi atau pada tempat dalam sambungan sumur pengumpul pompa yang
lebih rendah menurunkan air tanah membentuk suatu kerucut pada permukaan air. NAPL mengalir
pada depresi ini yang diekstraksi untuk pompa skimmer. Air ekstraksi dan NAPL selanjutnya
diola. Alternatifnya adalah, suatu pompa cairan tunggal terjadang digunakan untuk mengekstraksi
LNAPL dan air tanah, terutama sekali ketka lapisan LNAP relatif tipis.
Ekstraksi LNAPL dan air tanah merecovery produk dan fase terlarut kontaminasi dan
menyediakan kontrol terhadap gradient untuk mencegah penyebaran fase terlarut kontaminansi.
Metode ini menimbulkan kerugian, yaitu:
1. Pemompaan air tanah dengan debit yang tinggi, yang ,mungkin diperlukan untuk
mempertahanlan penurunan di beberapa tanah dapat menimbulkan biaya pengolahan yang
tinggi
2. Ketika LNAPL mengalir ke dalam kerucut depresi, LNAPL menyebar keluar dari kumpulan
tanah meninggalkan residu yang tidak tercatat dalam sistem remediasi.
3. Emulsi atau campuran NAPL dan air tidak dapat dipisahkan secara mudah terutama ketika
menggunakan pompa tunggal. Formasi emulsi menyulitkan pengolahan dan pembuangan
cairan yang direcovery.
EKSTRAKSI MULTI FASA / EKSTRAKSI FAKUM
Pada metode remediasi ini, vakum digunakan pada sumur recovery untuk mengekstraksi fase
uap LNAPL dan air. Ekstraksi vakum dapat mengurangi organik cair dan residu LNAPL dalam
tanah. Aliran udara menyebabkan tanah tidak jenuh dengan ekstraksi vakum dari kontaminan yang
mudah menguap dan menstimulasi biodegradasi aerobik. Teknologi ini disebut BIOSLURPING
Uap direcovery dari serangkaian sumur penyaring yang melintasi muka air sumur paling
kecil memiliki diameter 2 inch, meskipun diameter yang lebih bear menyediakan ruang kerja yang
lebih. Jarak sumur recovery ditentukan dengan test tanah atau modelling aliran udara hypothetical
menuju tanah dalam vakum tertentu
Uap diekstraksi dari pipa penyedot ( diameter 1 inch ) pada tiap sumur, tabung dari tiga
sumur dihubungkan oleh manifold menuju sistem pengolahan, unit pertama dari sistem ini terdiri
dari tangki knock out atau pemisah air udara ketika uap masuk ke dalam tangki, kecepatan
menurun dengan bertambahnya diameter, perubahan kecepatan ini menyebabkan air mengembun
dan mengumpul pada dasar tangki.
Keefektifan ekstraksi vakum tergantung pada:
LNAPL properties:
Terutama kecenderungan kemampuan menyerap pada tanah yang membatasi keefektifan
pengurangan dan penguapan, seperti:
- Bahan dengan tekanan uap > 0,5 mmhg
- Titik didih lebih kecil 250 – 300°C
- Konstanta Henry < 100 atm
Ketiga poin tersebut tidak efektif diolah dengan ekstraksi vakum
- Kandungan bahan yang mudah menguap lebih kecil mungkin diolah, di mana
biodegradasi ditingkatkan melalui pertambahan suplai Oksigen
Properties Tanah
- Pompa vakum ekstraksi lebih efektif digunakan pada permeabilitas tanah 109 – 10-11 cm2.
Pada permeabilitas > mungkin tidak efektif karena liran udara tinggi membutuhkan
pemeliharaan vakum yang cukup. Pada permeabilitas < tanah tidak mudah meneruskan
uap atau O2 untuk menaikkan biodegradasi
- Stratifikasi mempengaruhi keefektifan pengolahan, aliran udara lebih baik melewati
patahan dan zona dari bahan permeabilitas besar seperti pasir, membatasi remediasi dari
NAPL yang terjebak dalam bahan terbutir halus
- Kelembaban tanah juga mempengaruhi aliran udara dan uap melewati daera vadose.
Ketika kelembaban tanah mencapai > 80%, kapasitas tanah, permeabilitas udara dari
tanah mendekati 0. Pemompaan air tanah mungkin digunakan pada muka air lebih rendah
dan mengeringkan tepi kapiler untuk menambah aliran udara
- Sistem yang dangkal, diletakkan pada tempat di mana air relatif dekat pada muka tanah,
dapat menurunkan udara dari permukaan daripada menurunkan udara menuju zona
kontaminasi. Melindungi permukaan dengan paving atau dengan lapisan temporasi
seperti polycithylen dapat membatasi arus pendek.